Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Khutbah Jum’at

Tiga Ciri Orang yang Dicintai Allah

Disusun Oleh :

Nama : Muhamad Rizky

Kelas : VII.4

MTs Da’arul Hikmah

Pamulang Barat – Tangerang Selatan 2019


Khutbah Pertama:

‫ق أولي‬ ِ ‫الحائر إلى طري‬


َ ‫القلب‬
َ ‫ فهدى‬،‫السرائر‬
َ ‫ ونقّى‬،‫الضمائر‬
َ ‫الحمد هلل الذي أصل َح‬
ً ‫ وأشهدُ أن سيِّدَنا ونبينا محمدا‬،‫شريك له‬
َ ‫ وأشهد ُ أ َ ْن ال إلهَ إال هللاُ وحدَه ال‬،‫البصائر‬
ِ
َ ‫ (وعلى آله وصحبِه و َم ْن‬،ً‫ أنقى العالمينَ سريرة ً وأزكاهم سيرة‬،‫عبدُ هللاِ ورسولُه‬
‫سار‬
.‫الدين‬
ِ ‫يوم‬
ِ ‫على هدي ِه إلى‬
َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن ِإال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
‫ث ِم ْن ُه َما‬َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬
‫َّللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َّ ‫ام ِإ َّن‬ َ ‫األر َح‬ ْ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َو‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬
َّ ‫سا ًء َواتَّقُوا‬َ ِ‫يرا َون‬ ً ِ‫ِر َجاال َكث‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذ ُنُوبَ ُك ْم‬ْ ُ‫سدِيدًا * ي‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬َّ ‫يَاأَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظي ًما‬ َّ ِ‫َو َم ْن يُ ِطع‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬
Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah
Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah ta’ala.
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa
mengingat Allah dalam banyak kesempatan.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas
radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

َّ َ‫ش ْيءٍ أ َ َحبَّ ِإل‬


‫ي ِم َّما‬ َ ِ‫ي َع ْبدِي ب‬ َّ َ‫ب ِإل‬ َ ‫ َو َما ت َ َق َّر‬،‫ب‬ ِ ‫َم ْن َعادَى ِلي َو ِليًّا َف َق ْد آذَ ْنتُهُ بِ ْال َح ْر‬
ُ‫ فَإِذَا أ َ ْحبَ ْبتُهُ ُك ْنت‬،ُ‫ي بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى أ ُ ِحبَّه‬ َّ َ‫ب ِإل‬ُ ‫ َوالَ يَزَ ا ُل َع ْبدِي يَتَقَ َّر‬،‫ضتُهُ َعلَ ْي ِه‬ ْ ‫ا ْفت َ َر‬
‫ َو ِر ْجلَهُ الَّتِي يَ ْمشِي‬،‫ش بِ َها‬ ُ ‫ َويَدَهُ الَّتِي يَب ِْط‬،‫ْص ُر بِ ِه‬ ِ ‫ص َرهُ الَّذِي يُب‬ َ َ‫س ْمعَهُ الَّذِي يَ ْس َم ُع بِ ِه َوب‬ َ
ُ‫ َولَئِ ِن ا ْستَعَاذَنِي أل ُ ِع ْيذَنَّه‬،ُ‫ْطيَنَّه‬ ِ ‫سأَلَنِي ألُع‬ َ ‫ َولَئِ ْن‬،‫بِ َها‬
“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya.
Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali
beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang
selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar
yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka
Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya
yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan
kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan
Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku
lindungi.” (Riwayat Bukhari).

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala kepada hamba-Nya. Lantas


bagaimana Allah mencintai hamba-Nya? Adakalanya, seseorang sering melakukan
kemaksiatan, namun rezekinya lapang. Ia lalu beranggapan bahwa Allah tidak
murka kepadanya, Allah tidak marah kepadanya. Allah masih mencintainya karena
Allah masih melapangkan rezekinya.

Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh Imam Adz-dzahabi akan


kesahihannya, menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

‫ض ُك َّل َعا ِل ٍم ِبالدُّ ْن َيا َجا ِه ٍل ِب ْاْل ِخ َرة‬ َ ‫ِإ َّن هللاَ ت َ َع‬
ُ ‫الى يُ ْب ِغ‬
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia
namun bodoh dalam perkara akhirat”.
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang Allah sebut dalam surat Ar-Rum:

َ‫ظا ِه ًرا ِمنَ ْال َح َياةِ الدُّ ْن َيا َو ُه ْم َع ِن ْاْلَ ِخ َرةِ ُه ْم غَافِلُون‬
َ َ‫َي ْعلَ ُمون‬
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka
tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah? Pertama, dia dibimbing oleh Allah.
Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut akan berada dalam
tuntunan Allah Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho
langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah tidak Ridho matanya melihat apa
yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya mendengar apa yang
dibenci Allah ta’ala. Apakah artinya dia maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh
Allah ketika melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik,
kepadanya diarahkan kepada kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing
oleh Allah untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya dengan bertobat.

Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat
yang dia datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan,
“Ya Rasulullah sucikan aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menanyakan kepada para sahabat apakah sahabat Maiz sudah gila? Para sahabat
mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan waras.”
Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah
seraya mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah
melakukan perbuatan zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan apakah
ia berbicara secara sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah
kematiannya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬


“Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat
dibagi-bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa,
ia tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala
akan mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia
mencintai mereka karena Allah Ta’ala

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada
seseorang. Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena
Allah Ta’ala, akan mudah melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap
melekat. berbeda dengan kecintaan yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala.
Oleh karena itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim
Rasulullah bersabda:

ُ ‫ َو ْال ُحبُّ ِفي هللاِ َو ْالبُ ْغ‬،ِ‫ان ْال ُم َو َاالة ُ ِفي هللاِ َو ْال ُم َعادَاة ُ ِفي هللا‬
ِ‫ض ِفي هللا‬ ُ ‫أ َ ْوث َ ُق‬
ِ ْ ‫ع َرى‬
ِ ‫اْلي َم‬
“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena
Allah, serta cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi
mengisahkan ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau
menangis karena melihat banyak temannya yang dekat dengan dirinya tidak
menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada pembantunya, “Ada apa
dengan teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”

Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa


mereka tidak menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki
hutang kepadanya. Maka Saad bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah
memisahkan antara diriku dan para sahabatku yang membangun cinta karena Allah
Ta’ala.”

Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong


sebanyak orang yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan
dirham. Kantong-kantong itu kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang
kepadanya dan dia mengatakan semua utang mereka bebas karena Allah Ta’ala.

Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah

Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan sesungguhnya kecintaan
kepada Allah Ta’ala akan menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla.
Kemudian ciri berikutnya di antara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi
ujian oleh Allah.

Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang
Allah berikan kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan
kepada hamba-Nya merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya
sibuk jangan dunia sehingga fokusnya hanya pada dunia saja, dan lupa kepada
Allah ta’ala. Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan Allah memberikan ujian
kepada-Nya, agar dia tahu ke mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah
subhanahu wa ta’ala karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi
kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyatakan kepada para
sahabat bahwa beliau adalah orang yang paling besar ujiannya di antara mereka.

‫ إِنَّهُ ُه َو‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬


َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
َّ ‫ْالغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

ُ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَه‬.‫ ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّّلِلِ َح ْمدًا َك ِثي ًْرا َك َما أ َ َم َر‬,ِ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّّلِل‬
‫ان ِإلَى َي ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ ْ َ ‫س ْولُهُ َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإ ِ ْح‬ ُ ‫َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح ِ ّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
َّ‫ فَاتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإال‬،ِ‫َّاي بِت َ ْق َوى هللا‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬،ِ‫ أ َ َّما َب ْعدُ؛ ِع َبادَ هللا‬،‫ال ِدّي ِْن‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬
َ‫َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
‫‪Jamaah sidang Jum’at rahimakumullah‬‬

‫‪Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada Allah, agar selalu diberi kesadaran‬‬
‫‪atas setiap dosa, sehingga kita menjadi orang yang bersegera untuk bertobat‬‬
‫‪kepada-Nya. Semoga kita didekatkan dengan orang-orang yang saleh dan‬‬
‫‪berteman dengan mereka, sehingga kita kelak dibangkitkan bersama mereka. Dan‬‬
‫‪semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk sabar menghadapi setiap ujian,‬‬
‫‪sehingga kita tetap di jalan-Nya dan menjadi orang-orang yang dicintai-Nya.‬‬

‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪.‬‬


‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫ي ِ يَا أ َيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ّ‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫ْت َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪،‬‬ ‫صلَّي َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫ت َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪ ،‬فِي‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ُم َح َّمدٍ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫اج ِه أ ُ َّم َها ِ‬
‫ت‬ ‫ع ْن أ َ ْز َو ِ‬ ‫ض اللَّ ُه َّم َع ْن ُخلَفَائِ ِه َّ‬
‫الرا ِش ِديْنَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫ار َ‬ ‫العَالَ ِميْنَ إِنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ ،‬و ْ‬
‫ت إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‪،‬‬ ‫ص َحابَ ِة أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪َ ،‬و َع ْن ال ُمؤْ ِمنِيْنَ َوال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫سائِ ِر ال َّ‬ ‫ال ُمؤْ ِمنِيْنَ ‪َ ،‬و َع ْن َ‬
‫اح ِميْنَ ‪.‬‬‫الر ِ‬ ‫َو َعنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا أ َ ْر َح َم َّ‬

‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َواتِ‪ ،‬إِنَّ َك‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتِ‪َ ،‬و ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ‪ ،‬األ َ ْحيَ ِ‬
‫ْب الدُّ َع ِ‬
‫اء‪.‬‬ ‫ْب ُم ِجي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ‬ ‫َ‬
‫ص ْوماً‪َ ،‬وال تَدَ ْ‬
‫ع‬ ‫اج َع ْل تَفَ ُّرقَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَ ُّرقا ً َم ْع ُ‬
‫اج َع ْل َج ْم َعنَا َهذَا َج ْمعا ً َم ْر ُح ْوماً‪َ ،‬و ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم ْ‬
‫ش ِقيًّا َوال َم ْح ُر ْوماً‪.‬‬ ‫فِ ْينَا َوال َم َعنَا َ‬
‫اف َوال ِغنَى‪.‬‬ ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ْال ُهدَى َوالتُّقَى َوال َعفَ َ‬
‫صادِقا ً ذَا ِكراً‪َ ،‬وقَ ْلبا ً خَا ِشعا ً ُمنِيْباً‪َ ،‬و َع َمالً‬ ‫سانا ً َ‬ ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك أ َ ْن ت َ ْر ُزقَ ُكالًّ ِمنَّا ِل َ‬
‫صادِقا ً خَا ِلصاً‪َ ،‬و ِر ْزقا ً‬ ‫صا ِلحا ً زَ ا ِكياً‪َ ،‬و ِع ْلما ً نَافِعا ً َرافِعاً‪َ ،‬و ِإ ْي َمانا ً َرا ِسخا ً ثَا ِبتاً‪َ ،‬ويَ ِقيْنا ً َ‬ ‫َ‬
‫ط ِيّبا ً َوا ِسعاً‪ ،‬يَا ذَا ْال َجالَ ِل َو ِ‬
‫اْل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫َحالَالً َ‬
‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وأَجمع كلمتهم َعلَى الحق‪،‬‬ ‫اْل ْسالَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِ ّح ِد اللَّ ُه َّم ُ‬
‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز ِ‬
‫سالَ َم َواأل َ ْمنَ ِل َعبادك أجمعين‪.‬‬ ‫ب ال َّ‬ ‫َوا ْكس ِْر ش َْو َكةَ الظالمين‪َ ،‬وا ْكت ُ ِ‬
‫ار‪،‬‬ ‫اج َع ْلنَا ِمنَ الذَّا ِك ِريْنَ لَ َك في اللَ ْي ِل َوالنَّ َه ِ‬ ‫ْض َك ْال ِم ْد َر ِار‪َ ،‬و ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم َربَّنَا ا ْس ِقنَا ِم ْن فَي ِ‬
‫ار‪.‬‬‫ي ِ َواأل َ ْس َح ِ‬‫ْال ُم ْست َ ْغ ِف ِريْنَ لَ َك ِب ْال َع ِش ّ‬
‫ار ْك لَنَا في‬ ‫ض‪َ ،‬و َب ِ‬ ‫ت األ َ ْر ِ‬ ‫س َماء َوأ َ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬ ‫ت ال َّ‬‫اللَّ ُه َّم أ َ ْن ِز ْل َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫ارنَا َو ُز ُر ْو ِعنَا َيا ذَا ْال َجالَ ِل َو ِ‬
‫اْل ْك َر ِام‪.‬‬ ‫ثِ َم ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫اب النَّ ِ‬‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫اْلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفي ِ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا في الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫اب‪.‬‬ ‫الو َّه ُ‬ ‫ت َ‬ ‫َربَّنَا ال ت ُ ِز ْغ قُلُ ْو َبنَا َب ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْن َك َر ْح َمةً‪ِ ،‬إنَّ َك أ َ ْن َ‬
‫سنَا َوإِ ْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ الخَا ِس ِريْنَ ‪.‬‬ ‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنفُ َ‬
‫َربَّنَا َ‬
‫ِع َبادَ هللاِ ‪:‬‬
‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر‬
‫اء ذِي القُ ْر َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْالفَ ْحش ِ‬ ‫ان َو ِإ ْيت َ ِ‬
‫س ِ‬‫اْل ْح َ‬ ‫(( ِإ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َو ِ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ ))‬ ‫َو ْال َب ْغي ِ َي ِع ُ‬
‫‪Naskah ditranskrip dari khotbah Ust. Muhajirin, Lc. oleh Azzam.‬‬
‫‪Editor: Salem‬‬

You might also like