Professional Documents
Culture Documents
POTENSI DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) Sebagai Sumber Antioksidan Alami
POTENSI DAUN ALPUKAT (Persea Americana Mill) Sebagai Sumber Antioksidan Alami
Mei 2009
ABSTRACT
Katja, et al., 2009. The potential of avocado (Persea Americana Mill) leaf as source of natural antioxidant.
Avocado leaf (Persea Americana Mill) is one of folk medicine source to cure several kind of illness. The
aim of this research is to investigate avocado leaf as a potential source of nature phenolic for use as
antioxidants. Avocado leaf was extracted with ethanol and hydrolyzed with acid. Phenolic total content
of avocado leaf extract was determined Folin-Ciocalteu method. The antioxidative activities of extract
were determined by 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) scavenging and reducing power assay. Total
phenolic content of ethanol extract of avocado leaf (EEDA) and ethanol hydrolysis of avocado leaf
(EHDA) were 161.43 and 87.79 ppm, respectively, which was expressed as gallic acid equivalent. Test
of DPPH showed that EEDA possesed ability highest as free radical scavenging than EHDA. The results
also indicated that concentration of both the extracts increased with increasing antioxidant activity. The
EEDA at concentration 200 ppm showed reducing power was strongest than BHT α-tocopherol as
positive control. The results obtained in the present study indicated avocado leaf extracts are a potential
source of natural antioxidant.
Keywords : Persea Americana Mill, leaf extract, phenoli content, antioxidant activity
PENDAHULUAN
peroksida (H2O2) dan oksigen singlet (1O2)
Alpukat (Persea americana Mill) yang
diketahui mampu menyerang komponen biologi
termasuk dalam famili tumbuhan Lauraceae yang
seperti lipida, protein, vitamin dan DNA yang
banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
selanjutnya dipercaya sangat kuat berhubungan
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat
dengan proses penuaan, mutagenesis, karsinogen
yang sangat penting dan dimanfaatkan sebagai
dan atherosklerosis (Shahidi, 1997; Halliwell dan
obat tradisional untuk pengobatan seperti
Aruoma, 1997).
sariawan, kencing batu, darah tinggi, kulit muka
Akhir-akhir ini industri makanan, farmasi
kering sakit gigi, bengkak karena perandangan
dan kosmetika saat ini tertarik untuk mencari
dan kecing manis (Perry, 1987; Wijayakesuma,
sumber baru dari antioksidan alami sebagai
1996). Sebagai obat tradisional daun alpukat
alternatif untuk menggantikan antioksidan
dilaporkan bersifat antibakteri dan dapat
sintetis. Penggunaan antioksidan sintetis banyak
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri
disinyalir mempunyai efek toksik dan promosi
seperti Staphylococcus aurus stain A dan B,
karsinogenesis (Ito et al., 1983). Peningkatan
Staphylococcus albus, Pseudomonas sp, Proteus
konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dapat
sp, Eschericeae sp, dan Bacillus subtilis
dihubungkan dengan rendahnya resiko penyakit
(Wijayakesuma, 1996). Analisis kandungan kimia
degeneratif termasuk penyakit kardiovascular,
dari tanaman ini yang telah diisolasi adalah
kanker, katarak, gangguan otak dan gangguan
saponin, alkaloid, flavonoid, terpena, safrol, dan
kekebalan tubuh (Ames dan Shigenaga, 1993).
tanin (Wijayakesuma, 1996; Wiart, 2002)
Sejumlah senyawa fenolik merupakan senyawa
Beberapa senyawa antioksidan dari sumber
antioksidan yang banyak terdapat pada tanaman
tanaman telah diindentifikasi sebagai penangkal
tropis dan subtropis yang banyak tumbuh di
radikal bebas atau penangkal reactive oxygen
Indonesia. Dalam penelitian ini, belum pernah
species (ROS). Dalam sistem kehidupan, ROS
didapatkan informasi mengenai kemampuan
termasuk radikal bebas seperti radikal hidroksil
komponen fenolik dari daun alpukat dalam
(•OH), radikal anion superoksida (O2•−), hidrogen
58 *
Korespondensi dialamatkan kepada yang bersangkutan:
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi.
Jl. Kampus Kleak UNSRAT Manado . Mobile : 0431 3364396
Dewa G. Katja :Potensi daun alpukat …
59
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009
selama 20 menit. Setelah selesai diinkubasi menggunakan software SPSS versi 15. Duncan’s
campuran 2,5 mL asam trikloroasetat multiple range test (DMRT).
ditambahkan dan divortex selama 5 menit,
selanjutnya disentrifusi pada 3000 rpm selama 10 HASIL DAN PEMBAHASAN
menit. Sebanyak 2,5 mL lapisan atas dari larutan
tersebut ditambah dengan 2,5 mL air deionisasi Kandungan total fenol ekstrak daun
dan 0,5 mL besi (III) klorida 0,1%. Absorbansi alpukat
iukur pada λ 700 nm dengan spektrofotometer. Menurut Sidduhuraju dan Becker (2003),
Meningkatnya absorbansi dari campuran tersebut komponen fenolik diketahui memiliki aktivitas
berarti menunjukkan bertambahnya daya reduksi. antioksidan yang tinggi. Karena itu, untuk
mengetahui potensi senyawa antioksidan dalam
Analisa Statistika daun alpukat dilakukan pengujian total fenol
Semua eksperimen dilakukan dengan dua dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu
kali ulangan dan data yang didapat diolah (Huang dan Yen, 2002). Metode ini adalah untuk
menggunakan statistik (p<0,005) dilakukan menentukan secara kuantitatif kandungan fenolik
dalam ekstrak tanaman, dengan metode ini
diperoleh hasil seperti pada Gambar 1.
120
EEDA
Kandungan total fenolik (ppm)
100
EHDA
80
60
40
20
0
50 100 150 200
Konsentrasi ( ug/mL)
Gambar 1. Kandungan total fenolik dari berbagai konsentrasi ekstrak daun alpukat. EHDA: ekstrak
etanol daun alpukat; EHDA ekstrak melalui hidrolisis dengan asam klorida
Dari Gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa hasilnya dinyatakan sebagai mg asam galat/kg
kandungan total fenol pada ekstrak etanol daun dengan menggunakan larutan standar asam galat.
alpukat (EEDA) lebih besar daripada ekstrak Semakin tua intensitas warna larutan
melalui hidrolisis dengan asam klorida (EHDA). menunjukkan kadar total fenol dalam sampel
Menurut Larson (1988), komponen fenolik yang semakin besar. Karena itu ekstrak selalu
dikenal sebagai antioksidan primer dari tanaman mengandung campuran antara senyawa fenol
bersifat polar. Kandungan total fenol dalam dengan golongan lain yang larut dalam pelarut
ekstrak ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu yang digunakan.
yang didasarkan pada kemampuan sampel untuk Shahidi dan Naczk (2004) menyatakan
mereduksi reagen Folin-Ciocalteu yang bahwa antioksidan senyawa fenolik dapat
mengandung senyawa asam fosfomolibdat- berperan sebagai donor hidrogen kepada radikal
fosfotungstat, yang kemudian membentuk bebas sehingga menghasilkan radikal stabil yang
senyawa kompleks baru yang berwarna biru berenergi rendah yang berasal dari senyawa
(Shahidi dan Naczk, 2004) keberadaan dari fenolik yang kehilangan atom hidrogen, struktur
senyawa kompleks ini dapat diukur secara radikal baru ini menjadi stabil karena terjadinya
kuantitatif pada λ 750 secara spektrofotometer dan
60
Dewa G. Katja :Potensi daun alpukat …
resonansi pada cincin benzenanya (radikal Menurut Olezelik et al. (2003), senyawa
peroksi). DPPH sensitif terhadap beberapa basa Lewis dan
jenis pelarut, serta oksigen. Metode DPPH
Aktivitas penangkapan radikal DPPH dari didasarkan pada penurunan nilai absorbansi akibat
ekstrak daun alpukat perubahan warna larutan. Larutan yang mula-mula
berwarna ungu akan berubah menjadi warna
Uji DPPH merupakan metode sangat kuning. Perubahan ini terjadi saat radikal DPPH
sederhana untuk mengukur kemampuan ditangkap oleh antioksidan yang melepas atom
antioksidan dalam menangkap radikal bebas. hidrogen untuk menangkap DPPH-H stabil.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Menurut Yen dan Duh (1994), makin cepat nilai
aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dari absorbansi turun, makin potensial antioksidan
kedua jenis ekstrak daun alpukat yang berbeda tersebut dalam mendonorkan hidrogen. Hasil
konsentrasinya menggunakan metode Burda dan pengujian aktivitas penangkapan radikal bebas
Oleszek, 2001) yang dimodifikasi. DPPH dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
100
Aktivitas penangkap radikal bebas (%)
90
80
70
60
50
40 EEDA
30 EHDA
20
10
0
50 100 150 200
Konsentrasi (ug/mL)
Gambar 2. Aktivitas penangkapan radikal bebas dari berbagai konsentrasi ekstrak daun alpukat
EHDA: ekstrak etanol daun alpukat; EHDA ekstrak melalui hidrolisis dengan asam klorida
Dari Gambar 2 terlihat bahwa kedua ekstrak 150 dan 200 ppm tidak menunjukkan perbedaan yang
menunjukkan kemampuan penangkapan radikal bebas signifikan (p>0,05). Pada ekstrak EHDA pada berbagai
DPPH. Pada konsentrasi yang sama EEDA memiliki konsentrasi juga menunjukkan kecendrungan yang
aktivitas penangkapan radikal bebas yang secara sama dengan ekstrak EEDA. Kedua ekstrak
signifikan lebih besar dibanding ekstrak EHDA menunjukkan kenaikan aktivitas dimulai pada
(p<0,05). Selain aktivitas penangkapan radikal bebas konsentrasi 100 ppm untuk EEDA sedangkan EHDA
DPPH juga dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi pada konsentrasi 150 ppm. Hasil memperlihatkan
ekstrak. Menurut Duh (1998), efek penangkapan konponen aktif diperkirakan lebih banyak terdapat
radikal bebas DPPH meningkat dengan peningkatan pada ekstrak EEDA dibandingkan EHDA. Hal ini
jumlah ekstrak. Aktivitas penangkapan radikal bebas didukung analisis kandungan total fenolik pada setiap
DPPH umumnya naik dengan penambahan ekstrak konsentrasi ekstrak lebih besar terdapat pada EEDA
sampai dengan konsentrasi tertentu, kemudian aktivitas daripada EHDA.
akan turun dengan penambahan konsentrasi yang lebih Aktivitas EEDA terhadap radikal bebas DPPH
besar lagi (Lai et al., 2001). dibandingkan dengan BHT dan α-tokoferol sebagai
Pada ekstrak EEDA menunjukkan kenaikan kontrol positif pada level 200 ppm. EEDA pada
aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dimulai konsentrasi 100, 150 dan 200 ppm menunjukkan
dari konsentrasi 50 ppm sampai 200 ppm. Data ini aktivitas penangkap radikal paling tinggi diikuti BHT
menunjukkan bahwa ada kecendrungan naiknya dan α-tokoferol. Persentase penangkapan radikal bebas
konsentrasi ekstrak yang diberikan menindikasikan DPPH dari EEDA pada 100, 150 dan 200 ppm
kenaikan aktivitas ekstrak dalam menangkap radikal berturut-turut adalah 93,54; 94,51 dan 94,71%
DPPH. Akan tetapi, secara statistik konsentrasi 100, sedangkan BHT dan α-tokoferol adalah 80,44% dan
61
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009
77,28%. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas konsentrasinya. Menurut Yen dan Duh (1998)
penangkap radikal bebas DPPH dari daun alpukat bahwa kemampuan mereduksi komponen bioaktif
sangat berpotensi sebagai antioksidan alami yang dapat berhubungan dengan aktivitas antioksidan.
digunakan sebagai antioksidan bahan pangan. Aktivitas antioksidan dengan kemampuan
mereduksi menunjukkan korelasi positif yang
Penentuan kemampuan mereduksi ekstrak tinggi (Yen dan Duh, 1993; Duh et al., 1997).
daun alpukat Menurut Lai et al. (2001), dalam penentuan daya
Pengujian antioksidan dengan metode reduksi, reduktor (antioksidan) dalam sampel akan
kemampuan mereduksi ekstrak daun alpukat mereduksi Fe3+ (kompleks kalium ferisianida
dengan metode Oyaizu (1986), dilakukan untuk [K3Fe(CN)6]) menjadi Fe2+(bentuk ferro). Hasil
membandingkan kemampuan mereduksi dari pengujian daya reduksi dari kedua jenis ekstrak
kedua jenis esktrak daun alpukat yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 3.
1.4
1.2
EEDA
Daya reduksi pada 700 nm
1 EHDA
0.8
0.6
0.4
0.2
0
50 100 150 200
Konsentrasi (ug/mL)
Gambar 3. Daya reduksi berbagai konsentrasi ekstrak daun alpukat. EHDA: ekstrak etanol daun
alpukat; EHDA ekstrak melalui hidrolisis dengan asam klorida
Dari Gambar 3 terlihat bahwa ekstrak dipisahkan. Proses pemisahannya dibantu dengan
etanol (EEDA) memiliki kemampuan mereduksi sentrifugasi. Supernatan yang diambil direaksikan
lebih besar dibanding ekstrak EHDA. Dari dengan larutan FeCl3 0,1% untuk membentuk
Gambar 3. juga menunjukkan bahwa ada kompleks berwarna biru (Pearl’s Prussian Blue)
hubungan antara daya reduksi dengan kandungan sehingga dapat dibaca pada spektrofotometri pada
total fenol dan penangkap radikal dalam DPPH. panjang gelombang 700 nm (Shahidi, et al, 2004).
Daya reduksi dari kedua ekstrak ini menunjukkan Terbentuknya warna biru menyebabkan
peningkatan dengan bertambahnya konsentrasi, kenaikan pada nilai absorbansi sampel. Makin
makin tinggi konsentrasi ekstrak makin kuat biru warna yang terbentuk pada sampel makin
kemampuan mereduksinya. tinggi nilai absorbansinya (Lai et al., 2001). Ini
Ekstrak daun alpukat yang ditambahkan menunjukkan bahwa senyawa antioksidan yang
dalam larutan kalium ferisianida 1% akan terkandung dalam daun alpukat tinggi. Menurut
mereduksi ion Fe3+ dalam larutan menjadi ion Yen dan Chen (1995), ekstrak dengan daya
Fe2+. Reaksi ini terjadi pada kondisi pH 6,6. reduksi tinggi merupakan donor elektron yang
Reaksinya adalah sebagai berikut : bagus yang memiliki kemampuan untuk
menghentikan reaksi berantai radikal dengan cara
K3[Fe(CN)6] → K4[Fe(CN)6]
mengubah radikal bebas menjadi produk yang
Fe3+ + e- → Fe2+ lebih stabil. Aktivitas antioksidan dari redukton
Setelah itu, asam trikloroasetat 10% berdasarkan pada pemecahan rantai radikal akibat
ditambahkan ke dalam larutan agar kompleks pemberian atom hidrogen (Yen dan Duh, 1993).
kalium ferosianida mengendap dan dapat
62
Dewa G. Katja :Potensi daun alpukat …
Jika dibandingkan kemampuan mereduksi pada konsentrasi 150 dan 200 ppm berturut-turut
ekstrak EEDA dengan antioksidan BHT dan α- adalah 0,96 dan 1,22. Data ini mengindikasikan
tokoferol sebagai pembanding pada konsentrasi bahwa ekstrak EEDA memiliki kemampuan kuat
200 ppm, EEDA menunjukkan kemampuan sebagai donor elektron dan dapat bereaksi dengan
mereduksi lebih kuat dibandingkan dengan BHT radikal bebas untuk mengubahnya menjadi produk
dan α-tokoferol. Daya reduksi BHT dan α- yang sangat stabil serta mengakhiri reaksi rantai
tokoferol adalah 0,86 dan 0,61, sedangkan EEDA radikal.
1.4
1.2
Daya reduksi (700 nm)
0.8
0.2
0
0 20 40 60 80 100 120
Gambar 4. Hubungan antara kandungan total fenolik dengan kemampuan mereduksi ekstrak daun
alpukat
63
Chem. Prog. Vol. 2, No. 1. Mei 2009
Duh, P.D., W.J. Yen, P.C. Du dan G.C. Yen. 1997. 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl. J. Food Sci. 68:
Antioxidant Activity of Mung Bean Hulls. J. 487-490
Am. Oil Chem. Soc. 74: 1059-1063. Perry, L.M. 1978. Medicinal Plants of East and
Halliwel, B dan O.I. Aruoma. 1997. Free Radical and Southeast Asia. The MIT Press, London.
Antioxidants: The need for in vivo Markers of Shahidi, F. 1997. Natural Antioksidants, Departemnt of
Oxidative Stress. Dalam Aruoma, O.I. dan S-L Biochemistry Memorial University of
Cuppett. (eds.). Antioxidant Methodology: In Newfounland St. Jhon’s, Newfoundland. AOCS
Vivo and in Vitro Concepts. AOCS Press, Press. Canada.
Champaign, Illinois . Shahidi, F. dan M. Nazek. 2004. Phenolich in Food
Hung, C-Y. dan G-C. Yen, 2002 antioxidant Activity Neutraceuticals. CRC Press. Boca Raton,
of Phenolic Compounds Isolated from Mesona Florida
procumbens Hemsl. J. Agric. Food Chem. 50 : Sidduraju, P. dan K. Becker. 2003. Antioxidant
2993-2997 Properties of Various Solvent Extracts of Total
Ito, N., S. Fukushima, A. Hasegawa, M. Shibata dan T. Phenolic Constituents from Tree Different
Ogiso. 1983. J. of National Cancer Institute. 70: Agroclimatic Origins of Drumstick Tree
343-347. (Moringa oleifera Lam.) Leaves. J. Agric. Food
Jeong, S.M., S.Y. Kim, D.R. Kim, S.C. Jo, K.C. Nam, Chem. 51:2144-2155
D.U Ahn dan S.C. Lee. 2004. Effect of Heat Wiart, C. 2002. Medicinal Plants of Southeast Asia.
Treatment on the Antioxidant Activity of Prentice Hall, Malaysia.
Extracts from Citrus Peels. J. Agric. Food Wijayakusuma, H., S. Dalimartha dan A. S. Wirian.
Chem. 52: 3389-3393. 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.
Lai, L-S. S-T. Chou, W-W. dan Chao. 2001. Studies on Jilid IV. Cet. Kedua. Jakarta: Pustaka Kartini
the antioxidative Actibities of Hsian-tsao Yen, G-C. dan P-D. Duh. 1993. Antioxidative
(Mesona Procumbens Hemsl) Leaf Gum. J. Properties of methalonic Extracts from Peanut
Agric. Food Chem. 49: 963-968 Hulls. J. Agric. Oil Chem. Soc. 70 : 383-386
Larson, R.A. 1988. The Antioxidants of Higher Plants. Yen, G-C. dan H-Y. Chen, 1995. Antioxidants Activity
Phytochemistry. 27: 969-977 of Various Tea Extracts in Relation to Their
Ozcelik, B., J.H. Lee dan D.B. Min. 2003. Effect of Antimutagenicity. J. Agric. Food Chem. 43:
Light, Oxygent, and pH on the Absorbance of 383-386
64