Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 21

PEMANFAATAN HANDPHONE DALAM MOBILE LEARNING

(Cell Phone Utilization For Mobile Learning)


Oleh : Asaduddin Luqman

Abstract : The combination of telecommunications and Internet technology


enables the development of m-learning system utilizing mobile devices which is
interact with the web-server. Development of information and communication
technologies, especially in the field of wireless and mobile allows data or
information assessment from anywhere and at anytime, so it is said that "the
future is wireless." In 2010, approximately 180 million people in Indonesia have
become customers of cellular services, means that 60 percent of the population in
this country already has a mobile device. This enormous amount of mobile phones
is potential to be utilized for mobile learning as a supplement to classroom
learning system which has been usually done. The use of mobile devices in
learning is a logically next step of e-learning. It would need some new strategies,
smaller tools, shorter modules, and efficiently search of learning objects. The
main requirement of cell phone to be used as mobile devices of m-learning is it
has a WAP facility. By using the WAP it will enable to presenting a web page on a
cell phone.

Keywords: Mobile-learning, Cell phone, Wireless Application Protocol (WAP).

Pendahuluan.
Meskipun e-learning1 dapat digunakan kapan saja dan dimana saja,
namun masih memiliki kekurangan yang salah satunya mengharuskan pengguna
untuk berhadapan langsung dengan Personal Computer (PC) stationer yang
terhubung ke internet. Dalam perkembangannya, kegiatan e-learning banyak
memanfaatkan perangkat mobile untuk mengakses materi pembelajaran online
1
e-learning berasal dari huruf e (electronic) dan learning (pembelajaran). Dengan
demikian e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Secara umum
definisi e-learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti
internet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer based
training (CBT) secara lebih flexible demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran
dan penilaian. UNESCO (2002) mendefinisikan e-learning sebagai " …learning through
available in the computer. Thus, E-learning or online learning is always connected to a computer
or having information available through the use of computer". Iowa State University (2001)
mendefinisikan e-learning sebagai "…web-delivered and/or web-supported teaching and learning
using computer, multimedia, and internet technologies. therefore, e-learners are those student that
participate in the e-learning process. Sedangkan Clark and Mayer (2003) memilih kata e-
learning dan mendefinisikannya secara fungsional sebagai berikut : The "e" in e-learning refers
to the "how"-the course is digitized so it can be stored in electronic form. The learning in e-
learning refers to the "what"-the course includes content and "why"-that the purpose is to help
individuals achieve educational goals. Lihat Clark, R. C. & Mayer, R.E. e-learning and the
science of instruction. San Francisco : Pfeiffer, 2003. p.13
sehingga muncul apa yang dinamakan dengan mobile learning yang biasa
disingkat dengan m-learning2. M-learning merupakan bagian dari e-learning,
karena m-learning merupakan tahapan baru dari kemajuan e-learning.
Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan pengembangan
sistem m-learning yang pada sisi pengguna memanfaatkan perangkat bergerak
(device mobile), dan disatu sisi berinteraksi dengan server yaitu web-server.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi khususnya
dibidang wireless dan mobile memungkinkan seseorang untuk bisa mengakses
data atau informasi dari mana saja dan kapan saja. Dari sinilah maka Desmon
Keegan dalam pidatonya pada waktu Konferensi Dunia tentang Mobile Learning
tahun 2005 menekankan bahwa "masa depan adalah wireless…..tidak pernah ada
dalam sejarah penggunaan teknologi dalam pendidikan menjadi teknologi yang
tersedia bagi warga negara seperti telepon mobile".3 M-learning mewakili evolusi
e-learning pada lingkungan mobile yang hampir ada dimana saja bagi komputer
laptop, cell phone (Handphone), PDA, iPod dan peralatan mobile yang lain. Hal
ini bisa terjadi karena teknologi Bluetooth4, GPS dan Wireless dapat dimanfaatkan
untuk m-learning.
Dengan berkembang dan meluasnya kapasitas dan kemampuan
internet, maka proses pengajaran dan pembelajaran juga ikut berkembang dan
meluas. Pertambahan jumlah peralatan yang menggunakan teknologi baru dan

2
Mobile learning (m-learning) merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik
pada alat komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja, yang pada umumnya
perangkat mobile yang dimaksud adalah Handphone dan PDA. Lihat Ally, M., Lin, F., McGreal,R.
and Woo,B. An Intelligent Agent for Adapting and Delivering Course Materials to Mobile
Learners, 2005. (Online). M-learning seringkali digunakan untuk menunjukkan pada penggunaan
teknologi genggam yang memungkinkan pelajar untuk bergerak yang menyediakan akses kapan
saja dan dimana saja untuk belajar . Lihat Sarah Price, Ubiquitous computing: digital
augmentattion and learning in: Pachler, N., Mobile learning: towards a research agenda, London:
WLE Centre, 2007, p 33-34.
3
Keegan, D., The Incorporation of mobile learning into mainstream Education and
Training, Paper Presented at the World Conference on Mobile Learning, Cape Town, 2005.
4
Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area
networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan
tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan. Spesifiksi dari peralatan Bluetooth ini
dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth
beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver
yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host
bluetooth dengan jarak terbatas.Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek dan
kemampuan transfer data yang rendah.
bertambahnya bandwidth mengakibatkan perubahan pada seluruh aspek aktifitas
online termasuk e-learning. Teknologi yang muncul semakin komplek dan mulai
saling menyatu, sebagai contoh Handphone dengan multimedia yang bisa
dihubungkan dengan internet. Dengan munculnya teknologi seperti ini maka para
pendidik bisa memiliki lebih banyak opsi untuk menciptakan praktek-praktek
inovasi dalam pendidikan.5 Sehingga disisi lain menuntut kepada pendidik agar
mereka memiliki kreatifitas yang memadai untuk bisa memanfaatkan teknologi
yang terus berkembang dengan pesat tersebut menjadi bagian integral dalam
proses pembelajaran.
Naismith dan Corlett mengidentifikasi lima faktor penting yang
menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan m-learning, yaitu : akses kepada
teknologi (access to technology), kepemilikan (Ownership), konektivitas
(Connectivity), integrasi (Integration), serta dukungan kelembagaan (Institutional
support).6 Disini terlihat bahwa bukan hanya pendidik yang dituntut untuk terus
mengembangkan m-learning di sekolah tetapi juga harus mendapatkan dukungan
penuh dari lembaga yang menaunginya. Tanpa dukungan lembaga, maka sulit bagi
para pendidik bisa mengembangkan m-learning tersebut di sekolah.
Salah satu dari perangkat mobile yang bisa dimanfaatkan dalam m-
learning adalah Handphone7. Fenomena tentang penggunaan Handphone di
diseluruh dunia menunjukkan kemajuan dan peningkatan yang sangat cepat.

5
Sandy Hirtz, Educational for a Digital Word : Advice, Guidelines, and Effective Practice
from Around the Globe, BCcampus and Commonwealth of Learning, Canada, 2008. p.6
6
Naismith, L., and Corlett, D., Reflections on Success: A Retrospective of the mLearn
Conference Series 2002–2005. Proceedings of MLEARN 2006 Conference, 22 – 25 October 2006,
Banff, Canada.
7
Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau Handphone (HP) atau
disebut pula dengan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar
yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana
(portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel
(nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem
GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple
Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi
Seluler Indonesia (ATSI). Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper,
seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu
telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja)
dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat
komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel. Lihat di
http://id.wikipedia.org/wiki/Handphone.
International Telecommunication Union memperkirakan bahwa pada akhir tahun
2009 kurang lebih ada 46 milyar Mobile Cellular berlangganan internet
(Worldwide), yang menggambarkan pertumbuhan tersebut dengan istilah "The
Mobile Miracle" (ITU, 2010).8 Handphone pada saat sekarang ini tidak hanya
digunakan untuk chatting, mengirimkan pesan berupa teks termasuk gambar dan
video, tetapi juga untuk mengirimkan segala sesuatu dari pencarian di Internet,
mengirimkan dan menerima pesan, serta untuk mengetahui peta jalan dan cuaca.
Penggunaan Handphone lainnya adalah di bidang pendidikan dan pembelajaran,
sehingga proses pendidikan dan pembelajaran dapat dilakukan dimanapun dan
kapanpun melalui perangkat mobile.
Pola e-business dan e-learning terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi hingga terciptanya sistem telepon seluler, dimana akses
telepon dapat dilakukan tanpa kabel. Disamping itu juga telah ditemukan
protokol-protokol baru seperti Wireless Application Protocol (WAP) yang
memungkinkan akses internet lewat telepon seluler.9

Kenapa Harus Handphone?


Pengguna Internet di dunia telah berlipat ganda dari waktu ke waktu,
termasuk di Indonesia. Dalam situs www.internetworldstats.com pada januari
2008 mencatat bahwa pada tahun 1995 pengguna internet di seluruh dunia
berkisar 16 juta orang, melonjak menjadi 360 juta orang pada tahun 2000 dan satu
milyar orang pada tahun 2005. Data pada bulan januari 2009 menunjukkan bahwa
pengguna internet telah mencapai lebih dari 1,5 milyar orang di seluruh dunia. Ini
sungguh merupakan peningkatan penggunaan internet yang luar biasa.
Di balik peningkatan layanan broadband di seluruh dunia, khususnya
layanan wireless broadband di negara berkembang, jumlah orang yang
menggunakan internet tumbuh sebesar 11 persen. Pertumbuhan pengguna Internet
lebih tinggi di negara-negara berkembang (16 persen) dibandingkan negara-
negara maju (5 persen). Ini mencerminkan perbedaan besar dalam tingkat
8
Jonathan Anderson. ICT Transforming Education a Regional Guide. Bangkok: UNESCO
Bangkok, 2010, p. 14.
9
Oetomo dan Priyogutomo. Jargon e-business. Jogjakarta : Graha Ilmu, 2003, hal 138
penetrasi, yang pada akhir 2011 tercatat sebesar 70 persen di negara maju
dibandingkan dengan 24 persen di negara berkembang. Tingkat penetrasi
pengguna internet di negara berkembang telah meningkat tiga kali lipat selama
lima tahun terakhir, dan berbagi negara-negara berkembang dari jumlah total di
dunia pengguna internet telah meningkat, dari 44 persen pada tahun 2006 menjadi
62 persen pada tahun 2011.10
Salah satu alasan mengapa m-learning memanfaatkan Handphone
yang dipilih dalam pembahasan ini adalah kenyataan bahwa lebih dari separo dari
penduduk Indonesia telah memiliki perangkat Handphone. Hal ini bisa dilihat
dengan merujuk pada catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), yang
menyebutkan bahwa pada tahun 2010, sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah
menjadi pelanggan layanan seluler. Itu berarti, sudah sekitar 60 persen populasi di
tanah air telah memiliki perangkat telekomunikasi yang biasa disebut dengan
Handphone.11 Jika dibandingkan dengan pemilik Komputer maka
perbandingannya adalah 380 juta orang berbanding dengan 200 juta orang.
Kemudian berdasarkan data dari Effective Measure, firma yang
memiliki spesialisasi dalam pengukuran statistik web, sebanyak 61,88 persen dari
pengguna internet di Indonesia melakukan akses internet mereka melalui Telepon
Seluler, sementara 38,12 persen lainnya melakukan akses internet dengan
menggunakan perangkat selain Telepon Seluler. Dari data Effective Measure juga
disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia di tahun 2011 mencapai
39.100.000 orang atau menempati peringkat ke-8 di dunia, sehingga jika mengacu
kepada data tersebut, maka pengguna internet mobile di Indonesia adalah sekitar
24.195.080 orang.12 Untuk kawasan negara-negara Asia Tenggara, Indonesia
menduduki peringkat pertama, sedangkan negara-negara lain, seperti Singapura,
Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia, para pengguna internet mereka
mayoritas melakukan akses bukan melalui perangkat Telepon Seluler.

10
International Telecommunication Union, Measuring The Information Society, Geneva :
ITU, 2012, hal 6-7
11
Lihat di http://www.harianberita.com.
12
Lihat di http://edutechnolife.com
Berdasarkan laporan International Telecommunication Union tahun
2012, menyebutkan bahwa ada Kecenderungan terus berkurangnya pemakaian
layanan tradisional mobile-selular, seperti suara dan sms, menuju layanan mobile-
web dan penyerapan secara bertahap telah menggeser volume lalu lintas mobile
dari suara kepada data. Pada saat yang sama, broadband internet masih tumbuh
terus meskipun di negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan pada
tingkat yang lebih rendah. Pertumbuhan di pasar Telepon Seluler akan terus
didorong oleh layanan prabayar, perangkat yang lebih terjangkau, dan
meningkatnya ketersediaan Telepon Seluler dengan layanan broadband. Selama
beberapa tahun ke depan, tren yang paling signifikan akan terjadi pergeseran dari
Telepon Seluler suara kepada lalu lintas data mobile karena lebih banyak orang
berlangganan layanan jaringan wireless untuk mengakses Internet.13 Ini
menunjukkan kecenderungan bahwa para pemakai telepon selluler lebih memilih
untuk menggunakan layanan internet dengan memanfaatkan fasilitas mobile-web
sebagai sarana untuk mengirimkan dan menerima data. Hal ini juga didukung
dengan realita bahwa pertumbuhan broadband internet di negara-negara
berkembang terus mengalami peningkatan, yang berarti juga bahwa
kecenderungan orang-orang yang tinggal di negara-negara berkembang untuk
menggunakan internet semakin meningkat.
Alasan lainnya adalah karena harganya yang relatif murah dan cara
pemakaian Handphone yang relatif mudah bila dibandingkan dengan perangkat
mobile yang lain. Ditambah lagi dengan kompetisi untuk memberikan layanan
yang paling murah dikalangan provider terkait tarif pulsa yang bisa dimanfaatkan
untuk akses internet, yang mengakibatkan keuntungan bagi para pengguna
layanan Handphone sehingga pada akhirnya yang terjadi adalah biaya akses
internet melalui Handphone menjadi semakin murah dan bisa dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
Melihat kondisi perkembangan teknologi perangkat mobile khususnya
Handphone, maka menjadi pilihan yang logis bila saat ini Handphone
dimanfaatkan sebagai suplemen untuk mendukung pembelajaran sistem kelas.

13
Measuring The Information Society, ……., hal 2
Kondisi ini didukung oleh realita bahwa pada era informasi ini hampir semua
peserta didik pada tingkat menengah telah memiliki Handphone maupun peralatan
mobile lainya. Tentunya hal ini menjadi peluang bagi para pendidik untuk
memanfaatkannya sebagai suplemen dalam pembelajaran sistem kelas.
Agar tujuan pemanfaatan peralatan mobile pada pembelajaran sistem
kelas berjalan sukses, maka harus dimulai dengan tujuan yang jelas dan dapat
dicapai. Beberapa tujuan dari m-learning diantaranya adalah agar peserta didik
dapat belajar dari berbagai sumber-sumber online, dari diskusi dengan para ahli
termasuk juga dengan para pendidik dan orang tua. M-learning juga
memungkinkan bagi peserta didik agar dapat belajar dimanapun dan kapanpun
sehingga dapat memanfaatkan waktu secara efisien. Tujuan lainnya adalah untuk
mendorong pengembangan ketrampilan yang bisa di praktekkan diluar kelas,
karena m-learning dapat memberikan pengalaman dalam pengaturan tentang
banyak hal.
Setelah tujuan yang ingin dicapai jelas, maka selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah memastikan rancangan perangkat lunak yang digunakan
dalam m-learning. Langkah pertama adalah mengevaluasi kebutuhan peserta
didik dengan memeriksa kemampuan teknis, pengalaman mereka dan kemampuan
kinerjanya. Kemudian program m-learning harus dirancang untuk kondisi tertentu
dimana proses pembelajaran akan dilaksanakan. Langkah terakhir adalah
memberikan alternatif bagi peserta didik sehingga mereka dapat memilih
bagaimana mengkonsumsi informasi yang mereka butuhkan. 14
Selain hal-hal tersebut diatas pemanfaatan Handphone dalam proses
pembelajaran salah satunya juga bertujuan untuk mengkikis stigma yang selama
ini sudah terlanjur berkembang di masyarakat bahwa Handphone identik dengan
media penyebaran pornografi dan stigma negatif lainnya. Stigma negatif ini lebih
disebabkan oleh banyaknya kasus penyalahgunaan Handphone dikalangan pelajar
dan masyarakat sehingga banyak dijumpai kasus-kasus video mesum yang proses
pembuatan dan penyebarannya melalui media Handphone. Bahkan sering kita
14
Vinay L, Deshpande, IT for M-Learning in Developing Countries in Mobile Learning for
Expanding Educational Opportunities: Workshop Report , ICT in Education Unit, UNESCO
Bangkok, 2005, pp 22-24.
dengar adanya guru dan pengelola sekolah yang melakukan razia Handphone
bagi peserta didiknya karena diduga banyak yang menyimpan konten porno
didalamnya. Bagaimanapun harus diakui bahwa teknologi apapun bentuknya
selalu membawa dampak positif dan negatif tergantung dari sisi mana menilainya
dan di tangan siapa teknologi tersebut digunakan. Dengan memanfaatkan
Handphone untuk mendukung proses pembelajaran sistem kelas ini diharapkan
stigma negatif tersebut berangsur-angsur berkurang.

Persyaratan Handphone untuk M-Learning


Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna (user)
apabila menginginkan untuk memanfaatkan perangkat Handphone-nya bisa
digunakan sebagai perangkat m-learning. Diantara persyaratan tersebut syarat
yang paling utama adalah bahwa Handphone yang akan digunakan sebagai
perangkat m-learning memiliki fasilitas WAP. Karena salah satu protokol yang
bisa digunakan sebagai sarana tukar-menukar data dan informasi adalah WAP.
WAP singkatan dari Wireless Application Protocol yaitu standar protocol
komunikasi untuk aplikasi yang mememungkinkan akses informasi secara instan
melalui perangkat nirkabel atau wireless seperti Handphone, smartphone, dan
PDA. Berdasarkan WAP forum (http://www.WAPForum.org), WAP telah menjadi
standard internasional untuk komunikasi antara sebuah mobile handset dan
jaringan internet atau aplikasi komputer.
WAP merupakan format baru di dalam teknologi internet. WAP
dirancang khusus untuk dapat beradaptasi (interface) dengan aplikasi penjelajah
internet sederhana yang terdapat dalam Handphone saat ini. Format WAP ditulis
dengan .wml sedangkan format web site biasanya ditulis dengan .html. Teknologi
WAP bekerja dalam modus teks dengan kecepatan berkisar 9,6 kbps. Wap sangat
penting bagi kehidupan sehari-hari. Kita bisa koneksi internet melalui telpon
genggam tanpa harus terganggu dengan kabel.15. Dengan menggunakan WAP
maka akan didapatkan kemudahan dalam menghadirkan suatu halaman website
pada sebuah Handphone yang memiki fasilitas tersebut. Teknologi WAP

15
Lihat di http://www.ilmushare.com.
memungkinkan seseorang mengakses informasi melalui internet dengan jari-
jemarinya tangannya di Handphone.
Sedangkan WAP dapat diakses melalui bearer, yaitu teknologi
pendukung untuk mentransmisikan data dengan signal-signal radio seperti routing
data kepada penerima (receiver) yang cocok. Teknologi bearer ini contohnya
adalah : CSD (Circuit Switch Data), GPRS16 (General Porpose Radio Services),
CDMA17 (Code Division Multiple Access), dan 3G18. Cara kerja WAP devices
dalam melakukan koneksi terhadap server dilakukan dengan membentuk

16
GPRS (General Packet Radio Service) adalah suatu teknologi yang memungkinkan
pengiriman dan penerimaan data lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan teknologi Circuit
Switch Data atau CSD. Penggabungan layanan telepon seluler dengan GPRS (General Packet
Radio Service) menghasilkan generasi baru yang disebut 2.5G. Sistem GPRS dapat digunakan
untuk transfer data (dalam bentuk paket data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS),
Wireless Application Protocol (WAP), dan World Wide Web (WWW). Kemunculan GPRS
didahului dengan penemuan telepon genggam generasi 1G dan 2G yang kemudian mencetuskan
ide akan penemuan GPRS. Penemuan GPRS terus berkembang hingga kemunculan generasi 3G,
3,5G, dan 4G. Perkembangan teknologi komunikasi ini disebabkan oleh keinginan untuk selalu
memperbaiki kinerja, kemampuan dan efisiensi dari teknologi generasi sebelumnya. Generasi 1G :
analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara. Contoh : NMT (Nordic Mobile
Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System). Generasi 2G : digital, kecepatan rendah-
menengah. Contoh : GSM dan CDMA2000 1xRTT. 2G merupakan jaringan telekomunikasi seluler
yang diluncurkan secara komersial pada GSM di Finlandia oleh Radiolinja pada tahum 1991.
17
Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan
sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak
berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara
mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan
menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan
pemultipleksan. Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang
berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan, lihat di
(www.tiaonline.org Telecommunications Industry Association). CDMA juga mengacu pada sistem
telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini,seperti yang diprakarsai
oleh Qualcomm. CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang
Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka.
Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning
System (GPS) dan pada sistem satelit OmniTRACS untuk logistik transportasi.
18
Layanan 3G merupakan layanan komunikasi bergerak yang peningkatan bandwith dapat
mencapai 2 Mbps dalam keadaan tetap/diam, sedangkan jika dalam berjalan maka bandwithnya
hanya mencapai 384 Kbps. Apabila komunikasi data dalam kendaraan yang sedang bergerak maka
bandwithnya hanya mencapai 128 Kbps. Dengan kecepatan layanan data yang tinggi tersebut,
memungkinkan pengguna dapat ber”internet” hanya dengan sebuah ponsel, dapat menikmati
channel televisi pilihan, dapat berkonferensi, dan dapat melakukan kegiatan komunikasi lain
secara cepat dan mudah.Meskipun begitu, belum banyak pengguna yang memanfaatkan teknologi
telepon generasi ketiga (3G) ini. Ada beberapa pertimbangan yang masih menjadi kendala
mengapa teknologi 3G belum banyak peminatnya, salah satunya adalah infrastruktur dan tarif yang
sangat mahal jika ingin menikmati teknologi 3G.
hubungan telekomunikasi server, dimana hubungan telekomunikasi tersebut dapat
berupa sambungan telepon ataupun hubungan satelit.
WAP membawa informasi secara online melewati internet langsung
menuju ke ponsel atau klien WAP lainnya. Dengan adanya WAP, berbagai
informasi dapat kita akses setiap saat hanya dengan menggunakan ponsel.
Protokol ini awalnya dikembangkan oleh WAP Forum (http://www.wapforum.org)
pada tahun 1997 yang didirikan oleh Ericsson. Motorola, Nokia, dan Unwired
Planet. WAP Forum merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
menetapkan standar dalam memberikan akses internet ke kelas konsumen melalui
alat wireless. Standar ini membantu platform global untuk menciptakan jalur yang
berbeda tetapi sejalan dengan internet. Kini sudah lebih dan 200 perusahaan
tergabung pada WAP Forum yang terdiri atas vendor ponsel, service provider, dan
software developer. Karena itu, diperkirakan perkembangan teknologi yang
dilahirkan oleh WAP Forum akan makin dashyat lagi, mengingat jumlah pemilik
ponsel jauh lebih banyak dibandingkan pemilik komputer.
Jika suatu WAP device yang dalam kontek pembahasan ini adalah
Handphone melakukan request terhadap suatu Web Server maka diperlukan
adanya komputer yang bertindak sebagai penerjemah diantara WAP device dan
Web Server. Peran ini dijalankan oleh WAP Gateway, sehingga kontent yang
diinginkan dapat diolah dan dimunculkan kembali ke Handphone yang meminta
akses kontent. Handphone yang dimaksud adalah yang mobile phone yang
mempunyai fasilitas GPRS (General Packet Radio Service), GSM, tetapi untuk
3G atau XHTML (Extensible Hypertext Markup Language) Parsing maka website
akan bisa langsung ditampilkan oleh browser. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa dalam tata kerja WAP terdapat tiga bagian utama yaitu : perangkat wireless
yang mendukung WAP itu sendiri, WAP Gateway sebagai perantara dan Web
Server sebagai sumber dokumen.
Teknologi WAP beserta GPRS yang terdapat pada
Handphone merupakan langkah maju di dunia komunikasi
seluler, karena menawarkan alternatif serta kemudahan dalam
berbagai bidang, karena fleksibelitasnya. Dikatakan fleksibel,
karena WAP dapat digunakan kapan saja dan dimana saja karena
bisa diakses melalui ponsel (Handphone), Personal Digital
Assistance (PDA), maupun Pocket PC yang kesemuanya wireless
(tanpa kabel). Sedangkan media Handphone yang dapat dipergunakan dalam
proses m-learning ini tentunya juga harus didukung oleh provider yang
menyediakan fasilitas transmisinya seperti halnya Telkom, Indosat, Telkomsel,
Pro XL, dan yang lainnya yang biasa dipergunakan oleh masyarakat secara umum.

Pembelajaran dengan Handphone.


Kemampuan ICT meliputi tehnik dan keahlian kognitif untuk
mengakses, menggunakan, mengembangkan, menciptakan serta menyampaikan
informasi dengan tepat, dalam memanfaatkan (menggunakan) peralatan ICT.
Kemudian dengan memiliki potensi untuk meningkatkan pendidikan dan
pembelajaran didalam kelas, ICT dalam pendidikan memiliki potensi untuk :
 mendorong komunikasi terbuka diantara siswa dan yang lainnya adalah untuk
mendukung proses pembelajaran dan konstruksi pengetahuan secara aktif.
 menjadikan ketersediaan informasi dan sumber-sumber pendukung riset
akademik yang mudah di akses.
 membantu perkembangan materi-materi pembelajaran, presentasi, dan
perkuliahan dengan cara interaktif yang memungkinkan untuk
mengirimkannya yang kemudian di sebarkan (sharing) dengan
mahasiswa/siswa secara langsung.19

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat,


menyebabkan terjadinya perubahan dari materi pembelajaran berbasis cetak, ke
pembelajaran berbasis elektronik kemudian ke pembelajaran mobile (m-learning).
M-learning menunjukkan pada penggunaan materi pembelajaran berbasis
elektronik dengan membuat strategi-strategi khusus didalam pembelajaran

19
Asian Development Bank, Good Practice in Information and Communication
Technology for Education, Philippines : Asian Development Bank (ADB), 2009, hal 2.
tersebut untuk dikirimkan dengan peralatan mobile. Dimana salah satu peralatan
mobile yang banyak digunakan dikalangan peserta didik adalah Handphone.
Tugas utama seorang pendidik/guru dalam mendesain teknologi untuk
m-learning adalah memperkaya percakapan antara peserta didik dan pendidik
didalam dan diluar konteks pembelajaran. Hal ini tentunya juga melibatkan
pemahaman tentang bagaimana merancang teknologi, media pembelajaran dan
juga interaksi untuk mendukung proses pembelajaran yang berjalan dengan
lancar serta bagaimana mengintegrasikan teknologi mobile dalam pendidikan
sehingga memungkinkan terjadinya praktek-praktek pembelajaran yang kreatif
dan inovatif.
Berbagai corak pembelajaran bisa dilakukan dengan memanfaatkan
Handphone, termasuk perangkat yang digunakan untuk menyiarkan berita secara
individu seperti blogs (web logs)20, moblogs (mobile blogs), vlogs (video blogs)
podcasts, vodcasts (video vodcasts), dan Really simple syndication (RSS) Feeds21
dengan gambar (desain) yang di upload dari Handphone. Pendidik (Instruktur)
dapat menggunakan teknologi ini untuk membawa bermacam-macam elemen
kedalam pelajaran untuk membantu pertemuan dengan bermacam-macam corak
pembelajaran. Pada saat sekarang teknologi ini juga dapat digunakan oleh siswa
untuk meng-update aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas mereka. Videoblog dapat
membantu siswa yang mempunyai corak pembelajaran sebagai pendengar
langsung. Beberapa penggunaannya termasuk rekaman proses pembelajaran bagi
siswa untuk melakukan review, menyediakan secara lebih jelas konsep-konsep

20
Blog merupakan singkatan dari web blog, blog adalah jurnal online biasa dengan
beberapa fasilitas untuk menciptakan content secara otomatis, link, dan juga mekanisme untuk
meresponnya. Blog sering menggunakan RSS feeds sehingga pembaca dapat berlangganan dan
menerima content baru ketika diterbitkan. Sedangkan Moblogs adalah Blogs yang dipasang di
Internet melalui peralatan mobile seperti PDA dan Phone cel (Handphone).
21
RSS Feeds adalah seperangkat peralatan yang memiliki spesifikasi berbasis XML untuk
menggabungkan berita-berita dan content website yang lain dan dibuat agar dapat dibaca mesin.
Para pengguna yang menyumbang ataupun berlangganan pada website yang memungkinkan RSS
dapat memiliki content baru secara otomatis dengan menekan tombolnya. Content ini biasanya
diambil (dikumpulkan) oleh aplikasi RSS-aware yang disebut dengan aggregator atau
newsreader.
yang sulit, dan juga informasi pembelajaran tambahan, seperti pembelajaran
dengan memanfaatkan pendidik/guru tamu dan tanya jawab22.
Mobile learning mewakili perkembangan (evolusi) dari e-learning
pada lingkungan bergerak (mobile) yang hampir ada dimana saja untuk komputer
laptop, Handphone, PDA, iPod dan RFID tag. Teknologi GPS serta Bluetooth
yang juga memungkinkan diadopsi pada proses m-learning. Dengan m-learning
maka proses pembelajaran dapat dilakukan pada sebuah perangkat yang lebih
kecil dan di desain tepat waktu dalam mendukung kemampuannya untuk
menyesuaikan diri dengan unsur-unsur lain dengan format wereless yang
menyediakan aliran informasi yang begitu deras dan dapat dipakai dengan tugas
yang berlipat. Hal ini merupakan kesempatan bagi siapapun untuk belajar
kapanpun dan dimanapun disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Pertemuan
dengan Topik-topik eksklusif dapat dipelajari lagi sesuai dengan kenyataan yang
dihadapi, dimana seseorang dapat belajar untuk mengerjakan tes-tes soal
mendatang sebagai latihan mengerjakan soal ujian akhir atau akses informasi yang
dibutuhkan dalam kegiatan penelitian dan riset-riset ilmiah.
Penggunaan peralatan mobile dalam pembelajaran merupakan langkah
logis sebagai kelanjutan dari e-learning. Namun dalam hal penggunaannya
memerlukan beberapa strategi baru, peralatan yang lebih kecil, modul-modul
singkat, pencarian yang efisien pada obyek-obyek pembelajaran, dan memiliki
orientasi untuk mendukung performance yang lebih dari sekedar menyampaikan
informasi. Peralatan yang lebih kecil yang dimaksud disiini salah satunya adalah
perangkat Handphone. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam katagori
m-learning adalah :
 Short Massage Service (SMS/pesan teks) seperti kemampuan untuk mengecek
dan mengambil kembali feedback.
 pembelajaran berbasis audio (iPods, MP3 players, podcasting)
 java quiz, untuk melakukan download dengan menggunakan Handphone
dengan layar berwarna.
22
Sandy Hirtz, Educational for a Digital Word : Advice, Guidelines, and Effective
Practice from Around the Globe. (Canada : BCcampus and Commonwealth of Learning, 2008), 7-
8.
 modul-modul pembelajaran khusus pada PDA.
 mengumpulkan media pembelajaran menggunakan Handphone berkamera.
 publikasi online atau blogging dengan menggunakan SMS, MMS (pesan
berupa audio dan gambar), kamera, email, dan juga Web.23

Banyak manfaat yang didapatkan dengan menggunakan Handphone


untuk diterapkan pada proses pembelajaran. Dari beberapa penelitian tentang m-
learning yang secara spesifik memanfaatkan Handphone didapat temuan-temuan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Naismith dan Corlett sebagai berikut :
 Menciptakan interaksi yang cepat dan sederhana.
 Menyiapkan bahan yang fleksibel yang dapat diakses dalam seluruh konteks.
 mempertimbangkan kemampuan khusus dari perangkat mobile yang mungkin
bisa menambah pengalaman pembelajar, misalnya penggunaan audio.
 Menggunakan teknologi mobile tidak hanya untuk memberikan kesempatan
untuk belajar tetapi juga untuk memfasilitasi pemanfaatan fasilitas yang ada
pada perangkat mobile saat ini untuk komunikasi suara, mencatat, fotografi
dan manajemen waktu.24

Banyak contoh menunjukkan bahwa pemanfaatan Handphone dalam


pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Seperti pengalaman Fajrin
Pradita peraih peringkat 7 besar nasional Ujian Nasional tingkat Sekolah
Menengah Umum (SMU) yang menuturkan "sama guru-guru sudah biasa SMS,
atau saling kirim Blackberry Messenger untuk menanyakan materi yang belum
dimengerti. Sehingga saat ditemukan materi yang belum dipahami saat belajar
disekolah, maka dirumah bisa langsung ditanyakan kepada guru yang
bersangkutan".25 Ini merupakan bukti nyata penggunaan Handphone dalam
proses pembelajaran bagi siswa-siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan
cara SMS kepada gurunya ketika siswa mengalami kesulitan memahami materi
yang telah disampaikan di kelas. Bagi siswa yang memiliki Handphone yang
23
Sandy Hirtz. Educational for a Digital Word….., 10.
24
Mike Sharples et al. Mobile Learning Small Devices Big Issues, 2006.
25
SMS dan BBM Jadi Sarana Belajar, Jawa Pos 28 Mei 2012, hal 18.
dilengkapi dengan fasilitas internet, proses pembelajaran berbasis Web bisa
dikases juga melalui Handphone, sehingga proses pelaksanaan program tryout
sekolah bisa dilaksanakan secara online, dimana siswa dapat mengerjakannya
dimanapun dan kapanpun disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing
siswa.
Tidak terbatas hanya bagi siswa-siswa Sekolah Menengah Umum
(SMU) saja, pemanfaatan SMS atau Blackberry Messenger sebagaimana yang
telah dijelaskan juga bisa diterapkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Begitu juga dengan program Tryout yang dilaksanakan secara online dengan
memanfaatkan Handphone, tentunya juga bisa dilakukan dikalangan siswa-siswa
tingkat SMP atau yang sederajat. Tentunya dengan memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan mereka yang berbeda dengan siswa-siswa SMU, sehingga harus
dipikirkan strategi tertentu yang disesuaikan dengan tingkat kemapuan anak seusia
mereka.
Bisa juga proses pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan
facebook26, dimana peserta didik menanyakan kepada pendidik atau bahkan para
ahli dibidangnya melalui facebook. Akan lebih efektif lagi apabila membuat grup
khusus di facebook dengan komunitas yang ditentukan sehingga masalah yang
ditulis di status salah seorang anggota akan diberikan komentar oleh anggota yang
lainnya dalam satu grup tersebut. Orang-orang diluar grup tidak dapat mengakses
ke grup, dan ini sangat efektif untuk menghindari komentar-komentar yang tidak

26
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari
2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc. Pada September 2012, Facebook memiliki
lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam.
Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat
membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk
pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat
bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat
kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman
mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat". Facebook didirikan oleh Mark
Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo
Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini
awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan lain di Boston,
Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa
di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap
orang yang berusia minimal 13 tahun. Meski begitu, menurut survei Consumer Reports bulan Mei
2011, ada 7,5 juta anak di bawah usia 13 tahun yang memiliki akun Facebook dan 5 juta lainnya di
bawah 10 tahun, sehingga melanggar persyaratan layanan situs ini.
relevan dengan pembahasan yang telah ditentukan oleh admin grup. Jadi perlu
ditentukan admin yang bertanggungjawab terhadap jalannya diskusi dalam satu
grup dan berhak menentukan tema diskusi, berhak pula menentukan seseorang
diterima atau dikeluarkan dari grup. Seseorang bisa dikeluarkan dari grup bila
dinilai mengganggu atau merugikan anggota grup atas kesepakatan anggota-
anggota yang lainnya melalui admin grup.
Pentingnya Handphone untuk menunjang proses pembelajaran ini telah
direspon oleh Flexy sebagaimana dikemukakan oleh Deputy Commerce
Executive General Manager Telkom Flexi, Judi Achmadi, pihaknya telah
memasarkan ponsel yang khusus untuk segmen pendidikan. Ponsel bundling yang
diberi nama Flexi Klub Guru itu menawarkan layanan berbasis On Device Portal
(ODP) dengan konten sesuai kebutuhan guru saat ini. Di dalam Flexi Klub Guru
terdapat konten antara lain info klub guru yang berisikan aturan kebijakan, hot
news, kompetensi dan kurikulum pendidikan, pedoman penulisan karya tulis
ilmiah, kios musik, kios buku, kios digital, diskon klub dan siraman rohani.27

Tantangan yang harus dihadapi


Sudah barang tentu meskipun banyak memiliki keunggulan dan
banyak juga kemudahan yang diberikan Handphone dalam proses pembelajaran
bukan berarti tidak ada tantangan sama sekali. Ada beberapa tantangan terkait
penggunaan Handphone dalam proses pembelajaran mobile. Diantara
tantangannya adalah kesempatan yang terbatas bagi pendidik (guru) untuk belajar
menggunakan Handphone sebagai penunjang sistem pembelajaran kelas yang
mereka lakukan. Dibutuhkan waktu, kesempatan dan pelatihan khusus agar para
guru memiliki ketrampilan yang memadai terkait pemanfaatan Handphone dalam
proses pembelajaran. Sekolah harus menyediakan waktu khusus dan instruktur
profesional untuk melatih para guru, agar program penggunaan Handphone dalam
proses pembelajaran sistem kelas ini nantinya bisa berjalan dengan baik.
Faktor biaya juga bisa diidentifikasi sebagai hambatan bagi adopsi
Telepon Seluler dalam pendidikan. Terlepas dari tingkat penetrasi yang tinggi dari
27
http://inet.detik.com/read/2010/03/09/163856/1314653/317/ponsel-untuk-pendidikan-
sangat-dibutuhkan (diakses pada 29 April 2013)
Telepon Seluler di kawasan Asia, biaya perangkat mobile dan langganan
komunikasi mobile tampaknya menjadi penghalang penting dalam pelaksanaan
mobile learning. Hal ini sisebabkan karena tidak semua siswa, guru dan sekolah
mampu memiliki dan menyediakan perangkat mobile disertai dengan rencana data
yang dibutuhkan. Beberapa siswa mungkin hanya memiliki Telepon Seluler biasa
sementara siswa yang lain memiliki smartphone dan tablet, yang memunculkan
masalah terkait kepemilikan.28
Tantangan lainnya adalah terkait kekhawatiran prifacy dan keamanan
online mereka. Dalam sistem pembelajaran online, prifacy pendidik otomatis
menjadi terganggu, manakala peserta didik ataupun masyarakat secara luas dapat
mengakses materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik, karena siapapun
bisa mengakses dan memberikan komentar terhadap materi-materi pembelajaran
yang disampaikan secara online melalui internet. Terkadang komentar yang
muncul bernada merendahkan, mengejek, menyinggung perasaan, atau
memancing emosi. Bahkan bisa lebih parah lagi apabila ada hacker yang dengan
sengaja merusak program yang telah dengan susah payah dirancang dan dibuat
oleh seorang pendidik (guru) dalam rangka pembelajaran online tersebut. Berbeda
sekali dengan yang terjadi dan apa yang dialami guru dalam proses pembelajaran
sistem kelas.
Adanya persepsi negatif terhadap penggunaan Handphone juga
menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Karena memang secara umum
pilihan hiburan yang disediakan dalam fitur-fitur Handphone jauh lebih banyak
dibandingkan dengan fitur pendidikan. Karena kondisi ini pula yang
mengakibatkan para pengambil kebijakan pendidikan cenderung mengabaikan
teknologi mobile dalam proses-proses pendidikan. Persepsi negatif ini diperparah
lagi dengan banyaknya kasus-kasus video mesum yang dilakukan oleh peserta
didik atau bahkan pendidik (guru) yang peredaran dan pembuatannya
memanfaatkan teknologi Handphone. Belum lagi munculnya beberapa kasus
video porno yang beredar luas dimasyarakat yang aktor nya berprofesi sebagai
seorang pendidik. Tentu ini menambah stigma negatif tersebut semakin
28
Steven Vosloo, Mobile Learning and Policies key Issues to Consider, (France : UNESCO,
2012), 23-24.
mendapatkan pembenaran yang sangat kuat, dimana seorang guru yang
seharusnya menjadi figur yang bisa digugu dan ditiru ternyata malah memberikan
contoh yang sangat memalukan bagi para murid.
Steven Vosloo mengemukakan bahwa "Tentu saja, mobile learning
bukan tanpa tantangan, beberapa di antaranya unik untuk teknologi mobile
sementara yang lain berlaku untuk ICT (Information Communication Technology)
dan pendidikan secara umum. Tantangan termasuk kesempatan yang terbatas bagi
guru untuk belajar bagaimana untuk menggabungkan teknologi mobile ke dalam
praktek kelas mereka, kekhawatiran tentang privasi dan keamanan online,
persepsi negatif mengenai penggunaan Telepon Seluler dalam pendidikan oleh
beberapa guru dan orang tua, dan ketimpangan kepemilikan perangkat yang masih
ada meskipun fakta bahwa Telepon Seluler adalah ICT yang ada mana-mana.
Akhirnya, di seluruh dunia beberapa aturan nasional, regional, kabupaten dan
kelembagaan ketat melarang penggunaan perangkat mobile di sekolah. Kebijakan
ini sangat efektif melarang pendidik dari terlibat dengan mobile learning, dan
sebagai akibatnya adalah akan menggagalkan inovasi pendidikan yang sangat
potensial.29
Selain itu semua masih ada tantangan lagi yang harus dihadapi ketika
sekolah ingin memanfaatkan Handphone dalam menunjang proses pembelajaran
sistem kelas, yaitu dengan banyaknya varian jenis Handphone baik merk maupun
tipe tentunya juga berakibat pada jenis fitur-fitur yang dimiliki sangat beragam.
Akan tetapi sebenarnya untuk masalah keragaman ini mudah cara mengatasinya
dengan cara mewajibkan peserta didik untuk memiliki Handphone yang telah
ditentukan merk dan spesifikasinya. Atau dengan cara pihak sekolah yang
menyediakan Handphone dan peserta didik tinggal membeli kepada pihak
sekolah, sehingga didapat satu jenis peralatan mobile berupa Handphone yang
seragam tentunya dengan fitur-fitur yang sama persis antara satu dengan yang
lainnya.

Penutup
29
Steven Vosloo, Mobile Learning and Policies key Issues to Consider, (France :
UNESCO, 2012), 7.
Bergesernya pemanfaatan Handphone dari sekedar untuk sms dan berkomunikasi
suara kepada lalu lintas pengiriman dan penerimaan data, menjadikan pemakai
lebih memilih telepon seluler yang dapat digunakan untuk akses internet. Salah
satu persyaratan utama yang harus dipenuhi agar perangkat Handphone bisa
digunakan sebagai perangkat m-learning adalah bahwa Handphone tersebut
fasilitas WAP. Karena salah satu protokol yang bisa digunakan sebagai sarana
tukar-menukar data dan informasi adalah WAP. Teknologi WAP memungkinkan
seseorang mengakses informasi melalui internet dengan jari-jemarinya tangannya
di Handphone.
Berbagai corak pembelajaran bisa dilakukan dengan memanfaatkan
Handphone, termasuk perangkat yang digunakan untuk menyiarkan berita secara
individu seperti blogs (web logs), moblogs (mobile blogs), vlogs (video blogs)
podcasts, vodcasts (video vodcasts), dan Really simple syndication (RSS) Feeds
dengan gambar (desain) yang di upload dari Handphone. Penggunaan peralatan
mobile dalam pembelajaran merupakan langkah logis sebagai kelanjutan dari e-
learning. Namun tentunya hal itu masih memerlukan beberapa strategi baru,
peralatan yang lebih kecil, modul-modul singkat, serta pencarian yang efisien
pada obyek-obyek pembelajaran dan memiliki orientasi untuk mendukung
performance yang lebih dari sekedar menyampaikan informasi kepada peserta
didik. Disamping juga masih adanya beberapa tantangan yang harus diselesaikan
dengan baik terkait pemanfaatan Handphone dalam menunjang proses
pembelajaran.

Daftar Rujukan
Ally,M., Lin,F., McGreal,R. and Woo,B. An Intelligent Agent for Adapting and
Delivering Course Materials to Mobile Learners, 2005. (Online).
Tersedia di http://www.mlearn.org.za/CD/papers/Ally-an
%20intelligent.pdf. diakses 23 Pebruari 2010
Asian Development Bank, Good Practice in Information and Communication
Technology for Education, Philippines : ADB, 2009.
Clark, R. C. & Mayer, R.E. e-learning and the science of instruction. San
Francisco : Pfeiffer, 2003.
International Telecommunication Union, Measuring The Information Society,
Geneva : ITU, 2012.
Jonathan Anderson. ICT Transforming Education a Regional Guide. Bangkok:
UNESCO Bangkok, 2010.
Keegan, D., The Incorporation of mobile learning into mainstream Education and
Training, Paper Presented at the World Conference on Mobile Learning,
Cape Town, 2005.
Naismith, L., and Corlett, D., Reflections on Success: A Retrospective of the
mLearn Conference Series 2002–2005. Proceedings of MLEARN 2006
Conference, 22 – 25 October 2006, Banff, Canada.
Mike Sharples et al. Mobile Learning Small Devices Big Issues, 2006.
Oetomo dan Priyogutomo. Jargon e-business. Jogjakarta : Graha Ilmu, 2003.
Sandy Hirtz, Educational for a Digital Word : Advice, Guidelines, and Effective
Practice from Around the Globe, BCcampus and Commonwealth of
Learning, Canada, 2008.
Sarah Price, Ubiquitous computing: digital augmentattion and learning in:
Pachler, N., Mobile learning: towards a research agenda, London: WLE
Centre, 2007.
SMS dan BBM Jadi Sarana Belajar, Jawa Pos 28 Mei 2012.
Steven Vosloo, Mobile Learning and Policies key Issues to Consider, France:
UNESCO, 2012.
Vinay L, Deshpande, IT for M-Learning in Developing Countries in Mobile
Learning for Expanding Educational Opportunities: Workshop Report,
ICT in Education Unit, UNESCO Bangkok, 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Handphone. diakses pada 02 Januari 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook. diakses pada 29 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/CDMA. diakses pada 29 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/GPRS. diakses pada 29 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Bluetooth. diakses pada 29 April 2013
http://www.harianberita.com. diakses pada 02 Januari 2012
http://www.ilmushare.com. diakses pada 02 Januari 2012
http://edutechnolife.com diakses 02 Januari 2012
www.internetworldstats.com diakses pada 16 Nopember 2010
www.tiaonline.org Telecommunications Industry Association, diakses 18 Mei
2010
http://inet.detik.com/read/2010/03/09/163856/1314653/317/ponsel-untuk-
pendidikan-sangat-dibutuhkan diakses 29 April 2013

You might also like