Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 9
‘Majalah LAPAN Edict Penginderasn Jauh 'No.O1 Vol 01 Bulan Januari 1999 ISSN 0126-0480 Perubahan Hutan Mangrove di Karawang, Segara Anakan, Lampung Timur dan Pulau Tibi ‘Taufik Maulana”, Ratih Dewanti? dan Syarif Budhiman” ABSTRACT The study of dynamic changes of several mangrove ecosystem in Indonesia was conducted through the analysis of multitemporal remotely sensed data. Five sites were selected to be observed. Multitemporal satellite imageries of Landsat-MSS, Landsat-TM, and MOS-MESSR were used as primary data. The data were acquired between 1984 and 1996. Band combination imageries of 4,5,3 (RGB) were used for visual interpretation of objects such as detecting the existance of mangrove regions. These were also used to help training area selection for feeding maximum likelihood classifier. Index vegetation analysis that is called Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) was also used for assessing of the mangrove density rate. The results show that the trends of mangrove area change in each location are as follows: a) Ujung Karawang-Cilamaya, ‘mangrove area has tended to increase during 1988-1995 due to the success of social forestry program of fish/shrimp pond known as Tambak Tumpang Sari. b) Segara Anakan, the mangrove has been decreasing continuously since 1984 due to illegal cutting. c) Along the Brantas delta, the mangrove has depleted during 1985-1995, but the mangrove has gradually been increasing since 1996 as a result of the success of “Tambak Tumpang Sari” program of fish/shrimp and d) East coast of Lampung and Tibi Island, mangroves in both regions have been significantly decreasing due to fish/shrimp pond expansion activities. The mangrove in east Lampung decreased from 8.342 ha (1989) to 6.128 ha (1996), whereas in Tibi Island the decrease is more drastically from 7.460 ha (1996) to 5,460 ha (1996.) RINGKASAN Studi perubahan beberapa kawasan mangrove di Indonesia dilakukan dengan memanfaatkan analisis data penginderaan jauh multitemporal. Lima lokasi dipilih untuk diamati yakni Ujung Karawang-Cilamaya Jawa Barat, Segara Anakan Jawa Tengah, Delta Brantas Jawa Timur, pesisir timur Lampung dan Pulau Tibi Kalimantan Timur. Data multitemporal Landsat MSS dan TM, serta MOS-MESSR yang direkam antara tahun 1984 sampai 1996 dipakai sebagai data utama, Citra kombinasi kanal 453 (RGB) digunakan secara visual untuk mendeteksi keberadaan kawasan mangrove dan untuk membantu penentuan training sample untuk analisis digital klasifikasi ‘maximum likelihood. Analisis indeks vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) digunakan untuk mengkaji tingkat kerapatan mangrove. Hasil studi menunjukkan bahwa kecenderungan pola perubahan fuasan kawasan mangrove di masing-masing lokasi adalah sebagai berikut: a) Ujung Karawang-Cilamaya, cenderung naik selama kurun waktu 1988 sampai 1995. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh hasil penggalakan kegiatan program perhutanan sosial dengan cara tambak tumpangsari; b) Segara Anakan, sejak tahun 1984 menurun terus-menerus terutama karena penebangan liar, c) Sepanjang Delta Brantas terjadi penyusutan selama satu dekade (1985-1995) namun secara perlahan-lahan meningkat sejak tahun 1996 sebagai hasil pelaksanaan program tambak tumpangsari dan d) di pesisir timur Lampung dan Pulau Tibi terjadi kerusakan mangrove yang sangat berarti karena kegiatan masyarakat dalam ekspansi pertambakan termasuk tambak rakyat dan tambak intensif. Penyusutan yang terjadi di Lampung dari 8.342 ha (1989) menjadi 6.128 ha (1996) sedangkan di Pulau Tibi lebih drastis lagi, yaitu dari 7.460 ha (1994) menjadi 5.460 ha (1996). 7 Peneliti PUSFATIA LAPAN ‘Majalah LAPAN Ealsi Penginderaan Jauh No. Ot Vol.O1 Januari 1859 6 1, PENDAHULUAN Hutan mangrove mempunyai nilai strategis dalam pembangunan nasional pada sektor ekonomi dan lingkungan _hidup. Mangrove mempunyai karakteristik yang cocok bagi tempat hidup beberapa jenis ikan, udang maupun kepiting dan potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertambakan (ikan, udang, dan garam), pertanian, dan dapat dikembangkan sebagai daerah wisata (eco-tourism). Selain itu, mangrove mempunyai peranan untuk —menjaga keseimbangan ekosistem perairan pantai, pelindung kawasan pantai dari hempasan badai, gelombang, abrasi dan intrusi air laut serta dapat mengendapkan lumpur sehingga dapat memperluas daratan —_sekaligus ‘memperluas hutan mangrove. Guna mendukung nasional yang berwawasan _lingkungan, khususnya pembangunan ekonomi di kawasan pesisir, kondisi hutan mangrove perlu dipantau secara terus menerus. Data satelit- multitemporal seperti Landsat TM dapat dipakai untuk mendeteksi perubahan keberadaan, distribusi, dan luasan, Pada studi ini, citra kombinasi kanal 4,5,3 (RGB) dan Klasifikasi terbimbing —dipakai__untuk mendeteksi keberadaan dan distribusi serta mengukur Iuasan mangrove di beberapa kawasan seperti pantai utara (Pantura) Bekasi sampai Subang Jawa Barat, Segara Anakan Jawa Tengah, Delta Brantas Jawa Timur, pesisir timur Lampung dan Pulau Tibi Kalimantan Timur. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut karena adanya_—indikasi__perubahan peruntukan yang sangat cepat sebagai berikut: a) Wilayah Pesisir Karawang, Bekasi, Subang merupakan kawasan mangrove yang telah dikembangkan menjadi pertambakan berwawasan _lingkungan yang dikenal dengan istilah tambak tumpangsari, Lahan ini _merupakan pertambakan tradisional yang berselang- seling antara kolam dan mangrove, dan berada di bawah pengelolaan Perum Perhutani pembangunan b) Segara Anakan merupakan kawasan mangrove alami terluas di Pulau Jawa, dan kawasan mangrove di Segara Anakan juga berada di _bawah pengelolaan Perum Perhutani. Namun lebih dari separuh dari lahan tersebut telah dirambah oleh tangan manusia untuk keperluan kayu bakar sehingga hutan mangrove di daerah ini cukup memprihatinkan, ©) Berbeda dengan yang ada di kedua kawasan di atas, Delta Brantas merupakan bekas kawasan mangrove yang sudah dikembangkan menjadi pertambakan intensif, Mangrove di kawasan ini juga telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Kawasan ini berada di bawah tanggung jawab pengelolaan pemerintah = daerah setempat. 4) Kawasan mangrove di Pesisir Lampung Timur merupakan kawasan yang telah dikonversi menjadi pertambakan intensif dan perkebunan. Kawasan mangrove di Pulau Tibi merupakan —kawasan mangrove yang telah —mengalami kerusakan cukup berat akibat dikonversi menjadi lahan pertambakan rakyat dan pertambakan intensif (Kompas, 24 Desember 1996). METODOLOGI 24. Data Data yang digunakan untuk pengamatan masing-masing kawasan adalah sebagai berikut: a), Pantura Bekasi-Subang, Jawa Barat: Landsat-TM (resolusi spasial: 30 m) akuisisi 3 Juli 1988, 9 Juli 1990, 30 Juli 1992, 14 Juli 1994 dan 5 Juni 1995; b). Segara Anakan, Jawa Tengah: Landsat-MSS (resolusi spasial 80 m) akuisisi Juni 1984, Juni 1985, Mei 1986, Agustus 1989, dan Landsat-TM 1991 dan 1994; c). Delta Brantas, Jawa Timur: Landsat-TM akuisisi 24 Mei 1994, 10 Mei 1996 dan 30 Agustus 1997, d). Pesisir bagian timur Lampung MOS-MESSR (resolusi spasial 50 m) 6 ‘Majalah LAPAN Edisl Penginderaan Jauh No. 01 Vol.O1 Janural 1698 30 Januari 1989, Landsat-TM akuisisi 1 Agustus 1996; dan e). Pulau Tibi, Kalimantan Timur: Landsat-TM akuisisi_ 2 Agustus 1994, 14 Maret 1995 dan 22 Juli 1996, 2.2 Metode 2.2.1 Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari pra pengolahan (pre-processing) dan pengolahan lanjutan termasuk analisis. Pra pengolahan merupakan kegiatan koreksi dari data mentah terhadap berbagai kesalahan dan bising seperti kesalahan posisi satelit, lengkung bumi dan gangguan atmosfer atau yang masing-masing dikenal dengan _istilah rektifikasi geometrik dan koreksi atmosferik. Pengolahan data satelit dimulai dari pembuatan citra komposit warna semu RGB dari kombinasi kanal 4, 5 dan 3 untuk data Landsat-TM, kombinasi kanal 4, 5 dan 7 untuk Landsat-MSS dan kombinasi kanal 4,2 dan 1 dari MOS-MESSR. Kombinasi tersebut cukup handal dan sesuai untuk mendeteksi atau membedakan secara visual hutan mangrove dengan hutan darat dan zonasinya, Untuk memperoleh kenampakan yang lebih jelas dan tegas dilakukan Penajaman tethadap citra warna semu tersebut atau dapat juga dilakukan penajaman pada tiap-tiap kanal kemudian di komposisikan, Citra komposit warna semu ini digunakan pula untuk —membantu penentuan ‘raining sample dan membantu penentuan menentukan batas __wilayah kawasan mangrove dan nonmangrove. 2.2.2, Klas jan Analisis Analisis distribusi dan luasan mangrove dilakukan dengan klasifikasi _terbimbing (supervised classification) dengan metode ‘maximum likelihood (kemiripan maksimum). Uji. ketelitian hasil klasifikasi terhadap training sample yang digunakan ditentukan dengan matrik confussion, baik untuk tiap- tiap kelas maupun ketelitian keseluruhan Klasifikasi, Hasil Klasifikasi_kemudian divalidasi_ dengan menggunakan peta kawasan mangrove keluaran _pengelola kawasan mangrove setempat seperti yang dikeluarkan oleh Perum Perhutani dan HPH setempat serta hasil pengukuran lapangan. Secara sistematis prosedur analisis ini dapat dilihat pada Gambar 1. Perhitungan perkiraan Iuas mangrove digunakan formula berikut: L= Xpxrx0,0001 Dalam hal ini L = luas (ha), Ep = Jumlah piksel, r = Resolusi Landsat-TM yakni 30x30 meter, nilai 0,0001 = Nilai konversi dari m? ke dalam ha. Hasil analisis tersebut_-kemudian diklasifikasi dan ditabulasi silang sehingga perubahan luas dari data multitemporal tersebut —diketahui Kecenderungan perubahan mangrove yang terjadi pada tiap tahun pengamatan digunakan formula berikut: (Lt -Lh) AL ——--- x 100% Ly Dalam hal ini: AL = Laju perubahan luas (%), Lt = Luas pada tahun pengamatan pertama (ha), Lt; = Luas pada tahun pengamatan berikutnya (ha). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Hasil dari pengolahan dengan metode Klasifikasi terbimbing dengan _ketelitian klasifikasi rata-rata lebih besar dari 85% dan ketelitian tiap-tiap Kelas lebih besar 70% (berdasarkan standar Congalton, 1991) diperoleh informasi luasan mangrove di masing-masing kawasan —_pengamatan sebagaimana tercantum pada Tabel 1 Sebaran mangrove di beberapa _lokasi dicantumkan pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 6. ‘Wajalah LAPAN Eaisi Penginderaan Jauh No. 01 Vol OT Januari 1950 6

You might also like