Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Substitusi Sebagian Semen Dan Bahan Tambah 0,6% Bestmittel Terhadap Karakteristik Beton
Pengaruh Serbuk Gergaji Kayu Sebagai Substitusi Sebagian Semen Dan Bahan Tambah 0,6% Bestmittel Terhadap Karakteristik Beton
Abstract As the knowledge of concrete technology grows, more innovations are being made to
adding mixture of normal concrete proportions with additive and using partial substitutions
material of. This study aims to know the optimal compressive strength value of concrete with
addition of Bestmittel and sawdust ash as partial substitutes of cement at time of 14 and 28 days.
This study is using the addition of Bestmittel 0,6% of cement and variants of sawdust ash as
substitutes of cement by 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. This study analyse the compressive
strength of concrete with concrete cylinder object testing in diameter of 15 cm and height of 30
cm. The methods of mixed concrete planning is according to SNI-03-2843-2000 standard with
specified compressive strength of 25 Mpa. Compressive strength of normal concrete in time of 14
and 28 days was 22,832 MPa and 25,344 MPa. Meanwhile in time of 28 days, compressive
strength with 0,6% Bestmittel was rise by 2,23% from the normal one which was 25,909 MPa.
The highest compressive strength was found in specimen added Bestmittel 0,6% of cement and
5% sawdust ash as partial subtitution of cement in which were 24,262 MPa and 27,668 MPa. In
other variation which were added by 0,6% Bestmittel and 10%, 15%, 20% sawdust ash as partial
subtitution of cement there was reduction of compressive strength by 8,77%; 28,2%; and 40,86%
which were 23,131 MPa; 18,198 MPa; dan 14,99 MPa. but the addition of Bestmittel can increase
the compressive strength of concrete. The partial substitutions of cement with sawdust as can
increase the compressive strength of concrete but with certain amount.
1
dan teknologi, banyak peneliti yang Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk
melakukan penelitian untuk memperbaiki mengetahui kuat tekan beton normal
sifat-sifat beton dari segi kekuatan, daya dengan beton yang menggunakan bahan
tahan, dan tingkat workabilitynya. Salah tambah 0,6% Bestmittel dan serbuk gergaji
satu cara untuk meningkatkan mutu beton kayu sebagai pengganti sebagian semen
adalah dengan memberikan bahan tambah dengan kadar penambahan yang bervariasi.
baik itu bahan tambah mineral ataupun
bahan tambah kimia. 2. STUDI PUSTAKA
Penelitian terdahulu sangat penting untuk
Penambahan bahan kimia pada campuran
membantu dalam pembuatan Tugas Akhir.
beton bertujuan untuk merubah atau
Penelitian terdahulu terdapat hasil penelitian
memodifikasi sifat-sifat bahan penyusunnya
yang dapat dijadikan patokan untuk
sehingga dapat memberikan peningkatan
pengerjaan Tugas Akhir. Penelitian tersebut
mutu beton. Salah satu bahan tambah yang
diantaranya adalah oleh Siswadi dkk.
biasa digunakan sebagai adalah Bestmittel.
(2007); Putra dkk. (2007); dan Saifuddin
Dengan penambahan zat ini beton akan cepat
dkk. (2014). Rangkuman penelitian
mengeras pada usia awal, yaitu pada usia
penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
beton 7 - 10 hari dan meningkatkan
kekuatan beton hingga 5 % - 10%. Selain itu
1. Penelitian Siswadi dkk. (2007).
Bestmittel juga dapat mengurangi
Penelitian Siswadi dkk. (2007) bertujuan
penggunaan air sehingga meningkatkan
untuk mengetahui persentase optimum
kekuatan beton.
penggunaan bahan tambah berupa serbuk
Selain penggunaan bahan tambah kimia, kayu sisa penggergajian sehingga didapat
cara lain untuk meningkatkan mutu beton hasil kuat desak beton yang maksimal. Sisa
adalah dengan mensubstikan semen dengan penggergajian kayu yang digunakan berupa
bahan substitusi. Salah satunya adalah serat dengan ukuran yang relatif kecil (2
dengan menggunakan serbuk gergaji kayu. sampai dengan 5 mm). Variasi penambahan
Pada pelaksanaan proyek sering kali serbuk kayu pada campuran adukan beton
terdapat limbah serbuk gergaji kayu sisa sebesar 0 kg/m3, 0,5 kg/m3, dan 1 kg/m3.
pembuatan bekisting. Serbuk gergaji kayu Adukan beton yang digunakan untuk
ini jika tercampur dengan campuran beton pembuatan silinder beton, direncanakan
tentu akan mempengaruhi kualitas beton. sedemikian rupa kebutuhan bahan
Limbah tersebut biasanya dibiarkan begitu susunnya, sehingga dapat mencapai kuat
saja, atau terkadang dibakar. Sampai saat ini desak yang direncanakan. Faktor air semen
pengolahan serbuk gergaji kayu masih yang digunakan sebesar 0,45. Penambahan
belum optimal. Menurut Susanto (1998), serat/fiber berupa serbuk kayu sebanyak 0,5
kayu memiliki kadar selulosa yang sangat kg/m3 dan 1 kg/m3 ke adukan beton,
tinggi yaitu sekitar 70%. Selain itu kayu menurunkan tingkat workability. Hal ini
juga mengandung kadar hemiselulosa dan tampak dari nilai slump yang menurun dan
juga lignin dalam jumlah sekitar 15 - 30% nilai VB-Time yang meningkat, meskipun
berat kering bahan. Kandungan yang memenuhi syarat bahwa beton masih dalam
terdapat pada kayu apabila ditambahkan taraf mudah dikerjakan. Kuat desak
pada campuran beton akan terserap pada tertinggi dicapai oleh beton dengan
permukaan partikel dan memberikan daya penambahan serbuk kayu sebesar 1 kg/m3,
ikat antar partikel akibat sifat adhesinya, di mana dicapai nilai kuat desak sebesar
serta menghambat difusi air dalam material 27,100 MPa atau terjadi peningkatan
dengan sifat hidrofobik yang dimilikinya. sebesar 3,10 % dibandingkan dengan beton
Selain itu serbuk gergaji kayu juga bersifat normal, yang memiliki kuat desak 26,293
higroskopis atau mudah menyerap air MPa.
Dengan demikian dapat dihasilkan beton
yang lebih kuat dan relatif lebih tidak
tembus air.
2
2. Penelitian Putra dkk. (2007). 4. LANDASAN TEORI
Penelitian Putra dkk. (2007)
4.1 Beton
menggunakan variasi subtitusi serbuk kayu
Beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi
yang digunakan adalah 0%, 2,5%, 5%, dan
mekanis dan kimia sejumlah material
10%. Benda uji berupa kubus 15 cm x 15 cm
pembentuknya. DPU-LPMB memberikan
dengan Mutu Beton K-250 dan kuat tekan
definisi tentang beton sebagai campuran
rencana 20 Mpa. Hasil penelitian selama 28
antara semen portland atau semen hidrolik
hari, menunjukkan bahwa kuat tekan,
yang lainnya, agregat halus, agregat kasar
dan berat beton mengalami penurunan
dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan
dengan bertambahnya persentase serbuk
membentuk massa padat (Nawy, 1985).
kayu yang ditambahkan pada campuran
Sedangakan menurut Dipohusodo (1999),
beton. Adapun penurunan berat beton rata-
beton didapat dari pencampuran bahan-
rata sebesar 2.08%, 3.61%, dan 8.47% dari
bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir,
beton normal. Sedangkan untuk nilai kuat
batu, batu pecah, atau bahan semacam
tekan mengalami penurunan sebesar 4.2%,
lainnya dengan menambahkan secukupnya
16.3%, dan 48.2% dari beton normal.
bahan perekat semen, dan air sebagai bahan
pembantu guna keperluan reaksi kimia
3. Penelitian Saifuddin dkk. (2014).
selama proses pengerasan dan perawatan
Saifuddin dkk. (2014) melakukan
beton berlangsung.
perencanaan adukan beton dengan
menggunakan butir maksimum agregat kasar
Beton yang sudah mengeras dapat juga
50 mm, agregat halus 20 mm, faktor air
dikatakan sebagai batuan
semen 0,55, semen yang digunakan 325
tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran
Kg/m3, berat beton yang diambil 2380
yang besar (agregat kasar atau
Kg/m3 dan penambahan serbuk kayu
batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil
sebanyak 5 gr/kubus menunjukkan
(agregat halus atau pasir), dan pori-pori
penurunan tingkat workability yaitu 4 - 2,3
antara agregat halus diisi oleh semen dan air
cm. Dari hasil penelitian yang telah
(pasta semen). Pasta semen
dilakukan didapat berat jenis bulk 2,18 Kg,
juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat
berat beton kering permukaan jenuh sebesar
dalam proses pengerasan,
2,18 Kg, berat jenis semu 2,23 Kg dan
sehingga butiran-butiran agregat saling
penyerapan (absorbtion) sebesar 1,05%.
terekat dengan kuat dan
Kuat tekan beton meningkat setelah
terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan
penambahan campuran serbuk kayu
tahan lama (Tjokrodimulyo, 1996).
sebanyak 5 gr/kubus yaitu sebesar 138,90
Kg/cm², terjadi peningkatan kuat tekan
Membuat beton yang harus memenuhi
sebesar 1,08% yaitu menjadi 127,78 Kg/cm².
persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan
3. TUJUAN PENELITIAN yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan
dengan seksama cara-cara memperoleh
Berdasarkan rumusan masalah yang telah adukan beton segar yang baik dan
dijabarkan tersebut, tujuan dari penelitian menghasilkan beton keras yang baik pula.
pada beton uji setelah penambahan 0,6% Beton segar yang dapat diaduk, dapat
Bestmittel dan variasi serbuk gergaji kayu diangkut, dapat dituang, dapat dipadatkan,
sebagai substitusi sebagian semen adalah tidak ada kecenderungan untuk terjadi
untuk mengetahui: pemisahan kerikil dari adukan maupun
1.nilai kuat tekan optimum beton uji pada pemisahan air dan semen dari adukan. Beton
umur beton 14 dan 28 hari, dan keras yang baik adalah beton yang kuat,
2.karakteristik berat volume beton., tahan lama, kedap air, tahan aus, dan
workability, dan daya serap air. kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo,
1996).
3
4.2 Bahan Penyusun Beton kenyataannya nilai faktor air semen yang
Beton tersusun dari bahan aktif dan bahan dipakai sulit jika kurang dari 0,35.
pasif. Bahan aktif adalah bahan yang Kelebihan air dari jumlah yang
memiliki daya ikat/ perekat. Bahan aktif dibutuhkan dipakai sebagai pelumas,
yang dimaksud adalah semen dan air. tambahan air ini tidak boleh terlalu
Sedangkan yang dimaksud dengan bahan banyak karena kekuatan beton menjadi
pasif yaitu agregat halus dan agregat kasar. rendah dan beton menjadi keropos.
Semen merupakan bahan ikat yang penting. Kelebihan air ini dituang (bleeding) yang
Ketika semen bereaksi dengan air akan kemudian menjadi buih dan terbentuk
terbentuk adukan pasta semen, sedangkan suatu selaput tipis (laitance). Selaput tipis
jika ditambahkan dengan air kemudian ini akan mengurangi lekatan antara lapis-
ditambah pasir menjadi mortar dan jika lapis beton dan merupakan bidang sambung
ditambah dengan kerikil atau batu pecah yang lemah.
disebut beton (Tjokrodimuljo, 2007).
4.2.3 Agregat
4.2.1 Semen Portland Menurut Silvia (2003), agregat merupakan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau
(SNI) nomor 15-2049-2004, semen Portland mineral lain, baik yang berasal dari alam
adalah semen hidrolisis yang dihasilkan maupun buatan yang berbentuk mineral
dengan cara menggiling terak (Clinker) padat berupa ukuran besar maupun kecil atau
portland terutama yang terdiri dari kalsium fragmen‐fragmen. Agregat merupakan
silikat (xCaO.SiO2) yang bersifat hidrolis komponen utama dari struktur perkerasan
dan digiling bersama – sama dengan bahan perkerasan jalan, yaitu 90% - 95% agregat
tambahan berupa satu atau lebih bentuk berdasarkan persentase berat, atau 75 – 85%
kristal senyawa kalsium sulfat agregat berdasarkan persentase volume.
(CaSO4.xH2O) dan boleh ditambah dengan Dengan demikian kualitas perkerasan jalan
bahan tambahan lain (Mineral in ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
component). campuran agregat dengan material lain.
Sedangkan menurut Tjokrodimuljo (1996),
4.2.2 Air agregat adalah butiran mineral alami yang
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
memicu proses kimiawi semen, membasahi campuran mortar atau beton. Kira-kira 70%
agregat, dan memberikan kemudahan dalam volume mortar atau beton diisi oleh agregat.
pekerjaan beton. Pasta semen merupakan Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-
hasil reaksi kimia antara semen dengan air. sifat mortar atau beton, sehingga pemilihan
Air yang berlebihan akan menimbulkan agregat merupakan suatu bagian penting
banyaknya gelembung air setelah proses dalam pembuatan mortar atau beton.
hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu
sedikit akan menyebabkan proses hidrasi Menurut PBI (1971), berdasarkan
tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan ukurannya, secara garis besar agregat
mempengaruhi kekuatan beton. Untuk air dibedakan menjadi dua, yaitu agregat kasar
yang tidak memenuhi syarat mutu 90 % jika dan agregat halus dengan penjelasan sebagai
dibandingkan dengan kekuatan beton yang berikut.
menggunakan air standar atau suling (SNI 1. 1. Agregat kasar
7974: 2013). Sedangkan menurut Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan
Tjokrodimuljo (1996), air diperlukan pada akhir beton keras dan daya tahannya
pembentukan semen yang berpengaruh terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-
terhadap sifat kemudahan pengerjaan adukan efek perusak lainnya. Disebut agregat kasar
beton (workability), kekuatan, susut dan jika sudah melebihi ¼ in. (6 mm). Menurut
keawetan beton. Air yang diperlukan untuk PBI (1971), Pasal 3.4 syarat-syarat agregat
bereaksi dengan semen hanya sekitar 25 % kasar (kerikil) adalah sebagai berikut.
dari berat semen saja, namun dalam
4
a. Disebut agregat kasar karena tidak 1) Sisa diatas ayakan 4 mm, harus
memiliki pori-pori yang lebih dari 20% minimum 2% berat;
dari berat agregat seluruhnya. Agregat 2) Sisa diatas ayakan 1 mm, harus
kasar harus memiliki ketahanan yang minimum 10% berat; dan
baik dalam keadaan cuaca panas ataupun 3) Sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus
dingin. berkisar antara 80% - 90% berat.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 1% yang ditentukan terhadap berat 4.2.4 Bahan Tambah
kering. Jika melebihi 1% maka agregat Selain bahan-bahan pokok diatas, campuran
kasar tersebut harus dicuci terlebih beton dapat diberi bahan campuran
dahulu. tambahan. Menurut Nawy (1990) bahan
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung campuran tambahan (admixtures) adalah
zat-zat yang dapat merusak beton, seperti bahan yang bukan air, agregat maupun
zat-zat yang reaktif alkali. semen yang ditambahkan ke dalam
d. Menurut SNI 2847-2013 (Persyaratan campuran sesaat atau selama pencampuran.
beton struktural untuk bangunan gedung) Fungsi dari bahan ini adalah untuk
ukuran maksimum agregat kasar harus mengubah sifat-sifat beton atau pasta semen
tidak melebihi: agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu,
1) 1/5 jarak terkecil antara sisi cetakan; atau ekonomis untuk tujuan lain seperti
2) 1/3 ketebalan slab; dan menghemat energi.
3) ¾ jarak bersih minimum antara Bahan tambah yang digunakan dalam
tulangan atau kawat, bundel tulangan, penelitian ini ada yang berupa bahan tambah
atau tendon prategang, atau kimia (Bestmittel) dan bahan tambah organik
selongsong. (serbuk gergaji kayu).
5
lebih cepat dan mengurangi pemakaian air 5 menghasilkan beton yang memiliki
% - 20 % sehingga menjadikan beton lebih workability tinggi san sesuai dengan standar
solid dan lebih plastis. pengerjaan pembuatan beton
6
5. HASIL ANALISIS DAN
PEMBAHASAN Penyerapan air rata-rata beton pada umur 28
hari berturut-turut dari beton normal, B1,
B2, B3, B4, dan B5 adalah 2,52%; 2,47%;
3,77%; 5,42;7,93% dan 10,4%.
8
Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Campuran Beton. Universitas Halu
Bertulang. Gramedia Pustaka Utama: Oleo. Kendari.
Jakarta.
Saifuddin, M.I. Edison, B. dan Fahmi, K.
Felix Yap. 1964. Konstruksi Kayu. Penerbit 2014. Pengaruh Penambahan
Bina Cipta: Bandung. Campuran Serbuk Kayu Terdahap Kuat
Ferguson, Phil M, Bubianto Susanto dan Tekan Beton. Universitas Pasir
Kris Setianto. 1986. Dasar-dasar Beton Pengairan. Riau.
Bertulang Versi SI. Edisi Keempat.
Jakarta : Erlangga. Siswadi. Rapa, A. dan Dhian, P. (2007).
Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu
Gargulak, J.D, Bushar, L.L. & Sengupta, Sisa Penggergajian Terhadap Kuat
A.K. 2001. Ammoxidized Desak Beton. Tugas Akhir. Universitas
Lignosulfonate Cement Dispersant. Atma Jaya. Yogyakarta.
US-Patent: US 6,238,475 B1.
Sukirman, S., 2003. BAB II Perkerasan
Internet01:www.mergusa-chemie. Jalan Raya. Penerbit NOVA. Bandung.
com/brosur/Additives-Concrete/
Bestmittel. pdf dibuka 15 Januari 2018 Susanto, Mudji. 1998. Studi Komponen
jam 01.30 WIB. Kimia Kayu. Jurnal Ilmu Kehutanan.
Yogyakarta.
Internet 02:www.arafuru.com/sipil/5-faktor-
yang-menentukan-kualitas-beton.html Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton.
dibuka 15 Januari 2018 jam 01.30 WIB. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.