Professional Documents
Culture Documents
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin
ABSTRACT
With increasing social circumstances made the patients more and aware of the quality of health
services, so that the required quality of service quality improvement better health-oriented patient
satisfaction from the results of preliminary observations each patient was found to rate Clinics are expected
to create and provide health services to the maximum. However, in general the Clinics currently in
accordance with its functions, namely providing a quality service on his patients, reflected on the last two
years of patient visits declined by as much as 25% and there are complaints of patients who feel not satisfied
against the health service provided at clinics of the city of Banjarmasin in 5 of the 7 patients expressed less
satisfied against the Clinics. The purpose of this research is to know the internal factors determining
satisfaction patients clinics of the city of Banjarmasin, this type of research with Cross Sectional. The
number of respondents who examined 95 respondents. The results of the data collection to be analyzed with
the use of univariate statistics, the chi square test bivariat use with the aid of computerized Value
significance () 0.05. Patient satisfaction in Banjarmasin City Clinics can note that stating satisfied as much
as 62%. Variables that have the relationship significantly with patient satisfaction is age, occupation and
place of residence of the patient. While the variables that have no relationship significantly with patient
satisfaction is the gender and education. Based on the research results, analysis and conclusions there are a
couple of suggestions that need to be done to improve the satisfaction of patients against the health service at
the health center of the city of Banjarmasin, among others, for the program in improving patient satisfaction
Clinics health workers to make it more responsive and always give more attention against a visiting patients
to health services especially in the elderly seniors so they always feel taken care of and for more research
further expected to unearth the factors causing the old age of the respondents was not satisfied against the
health service.
Keywords: Health services , Satisfaction patients , the internal factor.
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin (Achmad Rizal dan Agus Jalpi)
Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 Nopember 2018 2
diterima, faktor-faktor tersebut dapat dilihat dari dengan kata lain jenis kelamin laki-laki relative
sudut sosiodemografi pasien, kedudukan sosial, lebih tidak puas.
tingkat ekonomi, latar belakang pendidikan, budaya, c. Pendidikan
umur, dan sebagainya ( Carr, Hill 1992; Andersen, Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi
1997 dalam Notoatmodjo (2010). Perilaku seseorang lebih cenderung banyak menuntut atau
dipengaruhi oleh adanya dua faktor yaitu internal mengkritik terhadap pelayan kesehatan yang
dan eksternal. Faktor internal bersifat bawaan, diterimanya berbeda dengan seseorang yang
sedangkan faktor eksternal antara lain yaitu berpendidkan rendah ia cenderung lebih banyak
lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi dan menerima karena tidak tahu apa yang
sebagainya. Faktor ini sering mewarnai perilaku dibutuhkannya. Pasien yang mempunyai tingkat
seseorang Karakteristik individu dan pelayanan pendidikan rendah cenderung untuk cepat
kesehatan yang dapat mempengaruhi kepuasan merasakan puas dibandingkan dengan pasien
pasien yaitu : yang berpendidikan tinggi, hal tersebut berkaita
a. Umur dengan tingkat pengetahuan yang berbeda atara
Menurut penelitian WHO di 9 negara pendidikan rendah dengan pendidikan tinggi.
berkembang telah menyimpulkan bahwa Disini terdapat hubungan negatif antara
populasi terbanyak pada masyarakat adalah pendidikan antara pendidikan dengan
dibawah lima tahun (balita) dan dewasa musa pemanfaatan pelayanan kesehatan, semakin
(30-35 tahun), kelompok umur ini yang banyak tinggi pendidikan semakin efisien dalam
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. memanfaatkan pelayanan kesehatan. Seseorang
Masyarakat yang berobat ke tempat pelayanan dengan pendidikan tinggi akan membutuhkan
kesehatan sebagaian besar kelompok pertolongan pelayanan kesehatan bila sudah
masyarakat rentan yaitu balita, usia lanjut dan tidak mampu menolong dirinya sendiri.
ibu hamil, tetapi masyarakat yang berkunjung Sebaliknya seseorang dengan pendidikan
kepelayanan kesehatan kebanyakan umur rendah akan menahan sakit dan bila sakitnya
produktif (15-55 tahun). sudah berat cenderung mencari pertolongan
Setiap pasien yang datang dalam keadaan sakit pengobatan tradisional (Andersen, 1975 dalam
baik muda ataupun tu mereka penuh harapan Notoatmodjo 2010).
yakni ingin sembuh sehingga pasien yang d. Pekerjaan
berumur muda lebih banyak menyatakan tidak Tingkat kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
puas bila dibandingkan dengan mereka yang sangat subjektif sifatnya dan dipengaruhi
berumur tua, bahwa ada perbedaan kepuasan banyak faktor yang berperan dalam individu.
antara umur muda dengan umur tua. Juga umur Sipenerima pelayanan dipengaruhi oleh
produktif mempunyai tuntutan dan harapan keduduka sosial, dan sebagainya (Gonzales,
lebih besar serta cenderung mengkritik 1997 dalam Suryanti 2014).
terhadap pelayanan kesehatan dasar Pada penelitian yang dilakukan di Amerika
dibandingkan dengan umur tua (Rizal,2014). Serikat terlihat adanya hubungan walaupun
b. Jenis Kelamin rendah, antara pekerjaan dengan status sosial
Dalam suatu keluarga, seorang pria menjadi seseorang, pada mereka yang bekerja pada
kepala keluarga dan cenderung melindungi atau kelompok pekerja yang dapat menaikkan status
mengintervensi dan memberikan rasa aman sosialnya akan merasa pus terhadap pelayanan,
bagi keluarganya. Pria juga cenderung lebih bila prioritas kebutuhan lebih tinggi telah
mempengaruhi wanita dalam memberikan tercapai maka akan timbulah kebutuhan yang
pendapat atau pertimbangannya untuk lain pada tingkat berikutnya (Cohen, 1996
melakukan sesuatu (Notoatmodjo, 2009). dalam Mariane 2014).
Dengan demikian pria lebih banyak menuntut Seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak
dan berharap lebih banyak terhadap kemapuan menuntut dan mengkritik terhadap pelayanan
pelayanan kesehatan dasar yang diterimanya, yang diterimanya jika memang tidak
3
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin (Achmad Rizal dan Agus Jalpi)
Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 Nopember 2018 4
kepuasan yang cukup tinggi tersebut kemungkinan seseorang maka akan bertambah pula pengalaman
disebabkan pengumpulan data yang menggunakan dan pengetahuan yang dimiliki, sehingga akan
kuesioner menyebabkan sangat tergantung pada mempengaruhi sikap dan perilakunya di dalam
kejujuran responden atas informasi yang memilih pengobatan, perbedaan antara hasil
disampaikan menjadi bias dalam cara mengamati, penelitian ini dengan gambaran tersebut dan
melaporkan, mencacat, mengklasifikasi serta beberapa teori serta studi yang telah dilakukan dapat
pengukuran yang dilakukan yang tidak valid atas dikatakan berbeda dalam hal substansi serta kondisi
data yang diperoleh. Sisi lain dari responden itu yang dialami oleh responden tidak mendukung
sendiri dalam memberikan jawaban memiliki mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai
kecenderungan untuk menyenangkan peneliti atau pengobatan pada tenaga kesehatan.
petugas kesehatan itu sendiri. Hasil analisis antara pekerjaan dengan
kepuasan pasien, di dapat nilai p =0,001, sehingga
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
Karakteristik Responden antara pekerjaan dengan kepuasan pasien di
Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil analisis
Karakter N % P Value
hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien
Umur 0,035
Tua 46 48 yaitu sebanyak 67% responden yang bekerja lebih
Muda 49 52 puas dibandingkan dengan resonden yang tidak
Pekerjaan 0,001 bekerja yaitu sebanyak 50%. Hasil penelitian ini
Bekerja 68 71 berbedan dengan pendapat yang menyatakan
Tidak Bekerja 27 29 Kelompok masyarakat yang bekerja, cenderung
Pendidikan 0,795 dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan dan
Rendah 46 48
Menengah 21 22 lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya
Tinggi 28 30 bahwa seseorang yang bekerja lebih banyak
Jenis Kelamin 0,648 menuntut dan mengkritik terhadap pelayanan yang
Laki-laki 46 48 ia terima. Hal ini disebabkan karena adanya tuntuan
Perempuan 49 52 masyarakat yang tidak bekerja untuk memperoleh
Jarak Tempat 0,029 pelayanan yang lebih baik dan dikaitkan dengan
Jauh 34 35
pemahaman serta pendidikan mereka tentang
Dekat 61 65
Kepuasan Pasien 0,001 pelayanan kesehatan. Hasil penelitian bertentangan
Puas 58 62 dengan penelitian Wijono Djoko (2011) bahwa
Tidak Puas 37 38 responden yang mempunyai pekerjaan yang tetap
akan dapat meningkatkan status sosial ekonomi
Hasil analisis antara umur dengan kepuasan masyarakat. Kemudian menurut Hafizurrachman
pasien, di dapat nilai p =0,035, sehingga dapat (2014) seiring dengan meningkatnya ekonomi
disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara masyarakat diperlukan pula peningkatan kualitas
umur dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian
Banjarmasin. Meskipun demikian, bila dilihat dari pasien yang bekerja dengan tingkat ekonomi
proporsi pasien yang berumur muda lebih banyak menengah keatas akan mempunyai kemampuan
menyatakan puas yaitu sebanyak 65,8 % untuk dapat membeli pelayanan kesehatan yang
dibandingkan dengan pasien yang berumur tua yaitu berkualitas.
sebanyak 26,9 %. Menurut Notoatmodjo (2013) Hasil analisis antara pendidikan dengan
bahwa model demografi dari model pelayanan kepuasan pasien, di dapat nilai p =0,795, sehingga
kesehatan juga menyebutkan hal yang sama dimana dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang
faktor umur merupakan salah satu variabel yang bermakna antara pendidikan dengan kepuasan pasien
mempengaruhi tindakan untuk mencari pengobatan di Puskesmas Kota Banjarmasin. Hasil analisis
disamping variabel lain seperti seks, status hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien
perkawinan dan besarnya keluarga. Sebagai yaitu sebanyak 63,7% responden yang
gambaran asumsi bahwa semakin bertambah umur berpendidikan tinggi merapa puas dibandingkan
5
dengan responden berpendidikan rendah yaitu umumnya, dimana pada perempuan hampir-hampir
sebanyak 62%. Hasil penelitian ini berbeda dengan tidak mempunyai interest yang menyeluruh pada
pendapat rizal (2014) yang menyatakan ada soal-soal teoritis seperti kaum laki-laki, aktivitas
hubungan antara pendidikan dengan kepuasan perempuan umumnya lebih suka menyibukkan diri
pasien, pasien yang mempunyai tingkat pendidkan dengan berbagai macam pekerjaan ringan,
rendah cenderung tuntuk cepat merasa puas perempuan biasanya tidak bersifat agresif, suka
dibadingkan dengan yang berpendidikan tinggi. memelihara dan mempertahankan sifat kelembutan,
Hasil penelitian yang sama dikemukakan Marsudi keibuan tanpa mementingkan diri sendiri dan tidak
(2000) dimana semakin tinggi pendidikan seseorang mengharapkan balas jasa. Adanya perbedaan
semakin cepat untuk mendapatkan informasi secara psikologis tersebut, menyebabkan perempuan
lengkap. Pada hasil penelitian ini bertentangan cenderung merasa lebih cepat puas dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan Winarti dengan laki-laki, selain itu laki-laki mempunyai
Damayanti (2000) mengatakan adanya hubungan beban tanggungjawab lebih besar dibandingkan
yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan dengan perempuan, sehingga ia akan menuntut
kinerja perawat di Puskesmas. Menurut kondisi kerja yang lebih baik agar ia merasa
Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa terpuaskan seperti pelayan kesehatan, upah/gaji yang
pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, memadai dan sebagainya.
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada Hasil analisis antara jarak dengan kepuasan
anak yang tertuju kepada kedewasaan. Pendidikan pasien, di dapat nilai p =0,029, sehingga dapat
orang dewasa mempunyai beberapa makna, disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara
diantaranya yaitu adanya suatu keinginan manusia jarak dengan kepuasan pasien di Puskesmas Kota
dari yang paling dasar sampai dengan kebutuhan Banjarmasin. Hasil analisis hubungan antara jarak
paling tinggi berupa pengembangan diri. Sedangkan dengan kepuasan pasien yaitu sebanyak 59,1%
Siagian. P (2002) mengatakan bahwa pendidikan responden yang berjarak dekat merasa puas
merupakan karakteristik individu yang menjadi dibandingkan dengan resonden yang berjarak jauh
sumber status yang penting dalam organisasi kerja. yaitu sebanyak 73,6%. Dari hasil analisis yang
Pendidikan yang diikuti jenjang kepangkatan adalah dilakukan peneliti diketahui bahwa responden yang
lambang dari status yang tinggi. Semakin tinggi datang untuk berobat sebagian besar berdomisili di
pendidikan yang dicapai, semakin besar keinginan sekitar Puskesmas berumur tua dan kebanyakan
untuk memanfaatkan kemampuan dan pasien berjarak jauh adalah pasien dengan umur
keterampilannya. muda sehingga yang berjarak jauh lebih puas
Hasil analisis antara jenis kelamin dengan dibandingkan dengan yang berjarak dekat.
kepuasan pasien, di dapat nilai p =0,648, sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang KESIMPULAN DAN SARAN
bermakna antara jenis kelamin dengan kepuasan
pasien di Puskesmas Kota Banjarmasin.Hasil Kepuasan pasien di Puskesmas Kota
analisis hubungan antara jenis kelamin dengan Banjarmasin dapat diketahui bahwa yang
kepuasan pasien yaitu sebanyak 63,5% responden menyatakan puas sebanyak 62%. Variabel yang
perempuan lebih puas dibandingkan dengan mempunyai hubungan secara signifikan dengan
resonden laki-laki yaitu sebanyak 62,2%.Menurut kepuasan pasien adalah umur, pekerjaan dan jarak
Notoatmodjo.S (2015) dalam suku keluarga seorang tempat tinggal pasien. Sedangkan variabel yang
pria yang menjadi kepala keluarag cenderung tidak mempunyai hubungan secara signifikan
melidungi dan memberikan rasa aman bagi dengan kepuasan pasien adalah jenis kelamin dan
keluarganya. Pria cenderung mempengaruhi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian, analisis
wanitanya dalam memberikan pendapat dan dan kesimpulan ada beberapa saran yang perlu
pertimbangan untuk melakukan sesuatu. Keadaan dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pasien
perbedaan karakter laki-laki dan perempuan dapat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota
nampak secara lahiriah antara lain betapa baik dan Banjarmasin antara lain untuk program dalam
cemerlangnya intelegensia perempuan pada Meningkatkan kepuasan pasien di Puskesmas
Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien Puskesmas Kota Banjarmasin (Achmad Rizal dan Agus Jalpi)
Al Ulum Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 Nopember 2018 6
petugas kesehatan agar lebih tanggap dan senantiasa Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary.
memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien 2(2):49-55.
yang berkunjung untuk pelayanan kesehatan
Rizal, Achmad. 2017. Analisis Penatalaksanaan
terutama pada orang tua lanjut usia agar mereka
Petugas Kesehatan Balita Diare Di Puskesmas
selalu merasa diperhatikan dan untuk penelitian Lanjas Muara Teweh Kabupaten Barito Utara
lebih lanju diharapkan untuk menggali faktor-faktor Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Indonesia.
menyebabkan responden yang berumur tua tidak 7(2):17-21.
puas terhadap pelayanan kesehatan.
Rizal, Achmad., Elvi Juliansyah. 2018. Faktor
DAFTAR PUSTAKA Pekerjaan Dan Jarak Tempat Tinggal
Terhadap Kepuasan Pasien Di Puskesmas
Aulia N. 2014. Analisis Hubungan Karakteristik Kota Banjarmasin. 4(2):138-142.
Pasien dengan Kepuasan Pelayan Rawat
Jalan. Tesis FKM UNS. Semarang. Siti N. 2014. Faktor yang berhubungan dengan Mutu
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pamoang
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2016. Data Kabupaten Majene, Skripsi FKM UNHAS,
Profil Kesehatan Kota Banjarmasin 2016. Makasar.
Banjarmasin.
Suryanti. 2014. Analisis Pengaruh Kualitas
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin. 2017. Data Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan
Profil Kesehatan Kota Banjarmasin 2017. Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Gesi
Banjarmasin. Kecamatan Gesi kabupaten Sragen, Tesis
FKM UNDIP, Semarang.
Juliansyah, Elvi, Achmad Rizal. 2018. Faktor Umur,
Pendidikan, dan Pengetahuan Dengan Wahyudi M. 2014. Analisis Kualitas Pelayanan
Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja terhadap Kepuasan pasien di Rumah Sakit
Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Manisrenggon Klaten, Tesis FKM UI. Depok.
Sintang. VISIKES: Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 17(1):92-107. Yuris W. 2013. Hubungan kualitas pelayanan
kesehatan dengan kepuasan pasien di RSUD
Rizal, Achmad.,Yeni, Riza. 2014. Hubungan Lakipada Kabupaten Tanatoraja, Tesis FKM
Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat UNHAS, Makasar.
Kepuasan Pasien di BP. Gigi Puskesmas
Kelayan Dalam Kota Banjarmasin. Jurnal. An Yuyun A, 2013. Hubungan Mutu Pelayanan
Nadaa Fakultas Kesehatan Masyarakat Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien di
UNISKA. 1(1):26-31. Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap, Tesis
FKM UNHAS. Makasar.
Rizal, Achmad.,Agus Jalpi. 2017. Analisis Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di
Puskesmas Kota Banjarmasin Tahun 2016.
Prosiding Hasil Penelitian Dosen-Dosen
Uniska.