ARTIKEL

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

1

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA DIFFERENTIAL UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKR SMK
ISLAM AL-HIKMAH MAYONG

Nadya Rozalina Arbain1 dan Supraptono2


1
email: nadyaarbain46@gmail.com
2
email: supraptono@mail.unnes.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan multimedia differential, mengetahui
kelayakannya dan peningkatan hasil belajar. Model penelitian adalah Research
and Development/R&D. Penelitian ini menggunakan desain uji coba Quasi
Experimental Design dengan model Nonequivalent Control Group Design.
Sampel penelitian adalah siswa kelas XI TKR 2 untuk kelas kontrol dan XI TKR
4 untuk kelas eksperimen dengan jumlah masing-masing 30 siswa. Hasil uji coba
ahli media memperoleh persentase kelayakan sebesar 95,7% sedangkan ahli
materi sebesar 95,4%, keduanya memperoleh kriteria sangat layak. Peningkatan
nilai rata-rata pretest dan posttest sebesar 13,54% untuk kelas kontrol dan 22,51%
untuk kelas eksperimen. Hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar -0,37 untuk
pretest yang berarti tidak terdapat perbedaan, sedangkan hasil thitung untuk posttest
sebesar 3,25 yang berarti terdapat perbedaan. Hasil perhitungan uji n-gain
memperoleh rata-rata gain sebesar 0,235 untuk kelas kontrol dengan peningkatan
rendah dan 0,386 untuk kelas eksperimen dengan peningkatan sedang.

Kata kunci: chasis pemindah daya, multimedia differential, R&D.

Abstract
This study aimed to develop differential multimedia, to find out the feasibility and
the improvement of learning outcomes. The research method of this study is
Research and Development / R & D. Non-equivalent Control Group Design model
of Quasi Experimental Design is used as the trial design of this study. The
samples of this study were sixty students, thirty students of TKR 2 were the control
group and thirty students of TKR 4 were the experimental group. The result of this
study showed that the expert media trial obtained feasibility percentage of 95.7%,
while material expert obtained 95.4%; both of them are quite feasible. The
increasing average value of pre-test and post-test of the control group was 13,
54%, and 22, 51% for the experimental group. The results of the t-test analysis
were obtained through tcount of -0.37 for the pre-test which means there were no
differences, while the results of tcount for the post-test were 3.25 which means there
were significance differences. The calculation results of the n-gain test obtained
an average gain of 0.235 for the control group with a low increase and 0.386 for
the experimental group with a moderate increase.

Keywords: power train, differential multimedia, R&D


1
Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
2
Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
2

Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat sangatlah dibutuhkan untuk

membantu seseorang dalam hal informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi

dalam dunia pembelajaran yang sering digunakan, contohnya penggunaan internet

sebagai salah satu sumber informasi atau ilmu, sedangkan penggunaan media

untuk memudahkan berbagai aktivitas seseorang, termasuk dalam dunia

pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi pendidikan pada

jenjang pendidikan dari pendidikan dasar, menengah, sampai jenjang pendidikan

tinggi, proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terarah dan terlaksana

yang mengusahakan agar terjadi proses belajar pada seseorang, dimana proses

belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu komponen

pembelajaran yang berperan dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan

pembelajaran adalah media pembelajaran. Zhao dan Hu (2015:84) mengatakan

teknologi mengubah gaya pembelajaran siswa dan membantu siswa tetap lebih

kompetitif di masa depan pekerjaannya. Inovasi dalam Pendidikan telah

menghasilkan keterampilan hidup, dengan menggunakan pembelajaran terpadu

dan model pembelajaran kontekstual (Martawijaya, 2012:46).

Berdasarkan angket analisis kebutuhan terhadap 49 dari 60 responden

siswa pada kompetensi dasar memahami unit final drive/gardan yang

dilaksanakan tanggal 5 januari 2018 di SMK Islam Al-Hikmah Mayong, dapat

disimpulkan bahwa 40% siswa “sangat setuju” dan 44% siswa “setuju” jika

konsep pembelajaran Differential yang digunakan kurang bervariasi untuk

mendukung proses pembelajaran. 48% siswa “setuju” jika pembelajaran


3

Differential lebih baik divisualisasikan/ditayangkan melalui animasi atau simulasi

komputer. 59% siswa “sangat setuju” jika belajar menggunakan sumber belajar

yang menarik dapat memberikan semangat dan motivasi siswa. 73% siswa

“setuju” jika pembelajaran selalu menggunakan model pembelajaran yang

monoton. Kekurangan lain penggunaan sumber belajar berupa cetakan (hardcopy)

dinilai kurang efisien, memakan tempat, dan mudah rusak.

Pokok bahasan pada kompetensi dasar memahami unit final drive/gardan

sangat sedikit, namun tidak semua siswa bisa memahami materi tersebut. Hal ini

dibuktikan dari penyebaran angket analisis bahwa siswa 36 % “cukup setuju”, dan

42% “kurang setuju”. Namun, modul cetak, buku teks, atau buku ajar yang

tersedia kurang memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa. Keterbatasan inilah

yang seharusnya dapat menjadi perhatian bagi pendidikan dan mendorong

penggunaan sumber belajar yang menyesuaikan penggunaan teknologi canggih

seperti penggunaan laptop/ komputer. Berdasarkan analisis teknologi dari

penyebaran angket analisis kebutuhan bahwa siswa 42% “setuju”, dan 36%

“cukup setuju” menggunakan laptop atau komputer sebagai fasilitas penunjang

untuk melakukan pembelajaran mandiri. Berdasarkan permasalahan di atas.

Pembelajaran Differential memerlukan sumber belajar yang menarik dapat

memberi semangat dan motivasi siswa, 42% “sangat setuju”, 25% siswa “setuju”,

dan 26% siswa “cukup setuju”.

Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan adalah media

pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Musfiqon (2012:8),

mengemukakan:
4

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk


menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran
yang sulit dijelaskan secara verbal. Materi pembelajaran akan lebih
mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media
pembelajaran, maka media pembelajaran tidak untuk menjelaskan
keseluruhan materi pelajaran, tetapi sebagian yang belum jelas
saja. Ini sesuai fungsi media yaitu sebagai penjelas pesan.

Pengembangan media pembelajaran sebagai bahan ajar bagi siswa dinilai

kreatif dan efektif. Dinilai kreatif karena isi media pembelajaran tidak

membosankan, sedangkan dikatakan efektif yaitu media pembelajaran dapat

digunakan sebagai sumber belajar mandiri selain informasi dari guru dan

memudahkan untuk dipahami. Selain itu media pembelajaran dapat mengurangi

penggunaan kertas dan mencegah lebih banyak penggundulan hutan akibat ulah

tangan manusia.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

multimedia bermanfaat pada proses pembelajaran bagi guru maupun siswa. Oleh

karena itu, peneliti telah menguji pengembangan multimedia yang berisi materi,

gambar, video, dan latihan soal, sehingga siswa dapat menggunakan secara

mandiri. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengambil judul

“Pengembangan Multimedia Differential Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa SMK Kelas XI TKR”.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan

pengembangan (Research and Development/R&D). Model pengembangan

multimedia ini menggunakan model pengembangan ADDIE, dimana model

pengembangan ini terdiri dari 5 tahapan yaitu Analyze (analisis), Design (desain),
5

Development (pengembangan), Implementation (implementasi) dan Evaluation

(evaluasi) (Putra, 2017: 42). Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental

Design dengan model Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain ini

terdapat dua kelompok yang sudah dipilih, kemudian diberi pretest untuk

mengetahui kondisi awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian

diberi posttest untuk mengetahui perbedaan hasil perlakuan yang telah dilakukan

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Sugiyono, 2015:116). Desain

penelitian Quasi Experimental Design dengan model Nonequivalent Control

Group Design dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Tabel 1. Desain Penelitian (Sugiyono, 2015: 116)


Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Kelas Kontrol O1 X1 O2
Kelas Eksperimen O3 X2 O4

Keterangan:
X1 : Pembelajaran tanpa menggunakan multimedia differential.
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan multimedia differential.
O1, O3 : Pretest differential.
O2 O4 : Posttest differential.

Setelah nilai hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol dan kelas

eksperimen didapatkan, diperoleh perbedaan nilai pretest dan posttest yang

menjadi acuan dalam menentukan kesimpulan hasil belajar yang diperoleh antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah 3 ahli materi dan 3 ahli media

untuk uji coba ahli, siswa SMK Islam Al-Hikmah Mayong kelas XI TKR yaitu

TKR 2 dan TKR 4. Kelas XI TKR 2 sebagai kelas kontrol dan kelas XI TKR 4

sebagai kelas eksperimen. Jumlah masing-masing yaitu 30 siswa yang mengikuti

mata pelajaran pemeliharaan chasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan.


6

Instrumen yang dipakai dalam mengumpulkan data pada penelitian ini

menggunakan kuesioner (angket) dan instrumen tes. Instrumen tes merupakan alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individual atau kelompok.

(Arikunto, 2013:193). Instrumen tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda

(multiple choice test). Tes pilihan ganda digunakan karena banyak sekali materi

yang dapat dicakup.

Hasil

Hasil uji kelayakan multimedia yang dilakukan oleh ahli media dan ahli

materi diperoleh hasil penilaian yang kemudian dianalisis untuk mengetahui

tingkat kelayakan dari multimedia yang dikembangkan. Adapun hasil analisis data

uji kelayakan produk oleh ahli media dan ahli materi terhadap multimedia

differential seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Penilaian Ahli Media


No Ahli Media Jumlah Skor
1 Ghanis Putra Widhanarto, S. Pd., M. Pd. 96
2 Sony Zulfikasari, M. Pd. 94
3 Sulaiman, S. Kom 97
Jumlah Skor Total 287
Jumlah Skor Maksimal 300
Persentase Kelayakan 95,7%
Kriteria Sangan Layak

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, penilaian ahli media memperoleh

presentase kelayakan sebesar 95,7% sehingga dinyatakan “sangat layak”

Tabel 3. Persentase Penilaian Ahli Materi


No Ahli Materi Jumlah Skor
1 Febrian Arif Budiman, S.Pd., M.Pd. 125
2 Ahmad Roziqin, S.Pd., M.Pd. 126
3 Arif Wahyu D, S.Pd. 127
7

Jumlah Skor Total 378


Jumlah Skor Maksimal 396
Persentase Kelayakan 95,4%
Kriteria Sangat Layak

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, penilaian ahli materi memperoleh

presentase kelayakan sebesar 95,4% sehingga dinyatakan “sangat layak”

Peningkatan hasil belajar dari penggunaan multimedia differential dapat

dilihat dari hasil rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata tetapi

peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

peningkatan nilai rata-rata yang terjadi pada kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil

pretest pada kelas kontrol sebesar 63,53 kemudian setelah dilakukan posttest nilai

rata-ratanya meningkat menjadi 72,13 terjadi peningkatan sebesar 8,6. Sedangkan

pada kelas eksperimen nilai rata-rata hasil pretest sebesar 62,93 kemudian setelah

dilakukan pembelajaran menggunakan multimedia differential nilai rata-ratanya

meningkat menjadi 77,10 terjadi peningkatan sebesar 14,17.Peningkatan nilai

rata-rata pretest dan posttest dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

Grafik Rata-rata Nilai Pretest


dan Posttest
100.00
77.10 72.13
80.00 63.53
62.93
60.00
Pretest
40.00
Postest
20.00
0.00
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Gambar 1. Grafik Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest


Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
8

Perbedaan hasil belajar melalui pretest dan posttest antara antara kelas

kontrol yang mendapat perlakuan dan kelas eksperimen yang mendapat perlakuan

yaitu dengan menggunakan multimedia differential Idapat dilihat menggunakan

analisis data dengan uji-t. Hasil uji-t pretest dan posttest antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4. HasilUji NormalitasPretest antara kelas kontrol dan eksperimen


Kelas χ2hitung χ2tabel Kesimpulan
Kelas Kontrol 5,278 11,07 Data Berdistribusi Normal
Kelas Eksperimen 3,916 11,07 Data Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel hasil uji data pretest pada kelas kontrol diperoleh nilai

chi kuadrat sebesar χ2hitung = 5,278 pada taraf signifikan (α=5%) dengan derajat

kebebasan (dk=6-1=5) diperoleh χ2tabel = 11,07. Hasil uji normalitas data pretest

pada kelas eksperimen diperoleh nilai chi kuadrat sebesar χ2hitung = 3,916 pada

taraf signifikan (α=5%) dengan derajat kebebasan (dk=6-1=5) diperoleh χ2tabel =

11,07. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui jika χ2hitung< χ2tabel, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

berdistribusi normal.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Posttest antara kelas kontrol dan eksperimen
Kelas χ2hitung χ2tabel Kesimpulan
Kelas Kontrol 6,413 11,07 Data Berdistribusi Normal
Kelas Eksperimen 5,531 11,07 Data Berdistribusi Normal

Berdasarkan tabel hasil uji data posttest pada kelas kontrol diperoleh nilai

chi kuadrat sebesar χ2hitung = 6,413 pada taraf signifikan (α=5%) dengan derajat

kebebasan (dk=6-1=5) diperoleh χ2tabel = 11,07. Hasil uji normalitas data posttest

pada kelas eksperimen diperoleh nilai chi kuadrat sebesar χ2hitung = 5,531 pada

derajat kebebasan (α=5%) dan dk=6-1=5 diperoleh χ2tabel = 11.07. Berdasarkan


9

hasil tersebut dapat diketahui jika χ2hitung< χ2tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest


Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen
Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kontrol 1,236 1,85 Homogen
Eksperimen 1,002 1,85 Homogen

Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas pre-test dan post-test antara kelas

kontrol dan eksperimen diperoleh harga Fhitung untuk pretest sebesar 1,236 dan

Fhitung untuk postetest sebesar 1,002. Dengan dk pembilang = 30-1 = 29 dan dk

penyebut = 30-1 = 29 pada taraf signifikansi (α=5%) diperoleh harga Ftabel sebesar

1,85. Karena Fhitung< Ftabel maka Ho diterima (Ho=data homogen) dan dapat

disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Tabel 7. Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest


Antara Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas Nilai Nilai Rata- Peningkatan Nilai Kesimpulan
Rata-Rata Rata Posttest Gain
Pretest
Kontrol 63,53 72,13 8,6 0,235 Peningkatan
rendah
Eksperimen 62,93 77,26 14,33 0,386 Peningkatan
Sedang

Hasil analisis uji gain antara kelas kontrol dan eksperimen diperoleh nilai

gain untuk kelas kontrol sebesar 0,235 dengan peningkatan hasil belajar sebesar

8,0 sehingga disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada kelas

kontrol masih termasuk dalam kategori rendah (0,235 <0,30). Sedangkan nilai n-

gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,386 dengan terjadi peningkaan rata-rata

hasil belajar sebesar 14,33. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil
10

belajar pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang (0,30 <n-gain

<0,70).

Pembahasan

Produk akhir pengembangan multimedia differential menggunakan metode

penelitian dan pengembangan (Reserch and Develoment/R&D). Pengembangan

tersebut menghasilkan produk multimedia differential dengan kriteria sangat

layak. Berdasarkan penilaian kelayakan produk oleh ahli media dan ahli materi,

multimedia pembelajaran differential menunjukkan tingkat kelayakan sebesar

95,7% diperoleh dari ahli media dan 95,4 % dari ahli materi sehingga berdasarkan

tabel skala persentase penilaian ahli dinyatakan “sangat layak”. Berdasarkan

penilaian ahli media hal tersebut menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran

yang dikembangkan dilihat dari aspek kemudahan penggunaan, perangkat lunak,

konsistensi, kebahasaan, kegrafikan, dan manfaat memenuhi kriteria multimedia

pembelajaran yang valid dan layak digunakan. Adapun berdasarkan penilaian ahli

materi menunjukkan multimedia pembelajaran yang dikembangkan dilihat dari

aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, kegrafikan, dan manfaat memenuhi

kriteria multimedia pembelajaran yang valid dan layak digunakan.

Produk akhir multimedia pembelajaran yang diujicoba kepada responden

yaitu siswa SMK Islam Al-Hikmah Mayong jurusan TKR (Teknik Kendaraan

Ringan) yang berjumlah 60 orang terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata tetapi peningkatan yang terjadi

pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai rata-rata yang

terjadi pada kelas kontrol. Peningkatan rata-rata nilai pretest dan posttest untuk
11

kelas kontrol sebesar 8,0 atau 13,54% sedangkan kelas eksperimen sebesar 14,17

atau 22,51%. Adapun peningkatan hasil belajar siswa mengalami peningkatan

sebesar 0,235 untuk kelas kontrol dan 0,386 untuk kelas eksperimen. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran yang dikembangkan

layak digunakan dan teruji meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapat

tanggapan sangat baik.

Kelebihan pengembangan multimedia pembelajaran differential adalah

mengurangi penggunaan metode ceramah pada proses pembelajaran. Konten di

dalam multimedia pembelajaran yang berbeda dari modul cetak diharapkan dapat

memberikan motivasi pada siswa, sehingga siswa tertarik untuk belajar dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Konten tersebut berupa gambar yang dapat

menggambarkan materi differential sehingga siswa memperoleh pengetahuan.

Video dapat memberikan gambaran mengenai cara kerja differential secara jelas.

Adapun evaluasi yang dapat mengukur penguasaan materi setiap siswa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan

multimedia pembelajaran yang dikembangkan teruji efektif sehingga layak

digunakan untuk pembelajaran yaitu pada mata pelajaran pemeliharaan chasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan, dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan

multimedia pembelajaran.

Simpulan dan Saran

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas pada bab sebelumya

dapat disimpulkan bahwa:


12

Multimedia Pembelajaran differential yang dikembangkan teruji layak

digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian dari ahli media sebesar

95,7% sehingga memenuhi kategori “sangat layak”, sedangkan hasil penilaian dari

ahli materi sebesar 95,4%. Dari penelitian diketahui kontribusi penggunaan

multimedia pembelajaran differential yang dikembangkan dapat meningkatan

hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar

antara kelas kontrol yang tidak menggunakan multimedia dan kelas eksperimen

yang menggunakan multimedia. Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai rata-rata yang

terjadi pada kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh, peningkatan rata-rata

nilai pretest dan posttest untuk kelas kontrol sebesar 8,0 atau 13,54%, sedangkan

kelas eksperimen sebesar 14,17 atau 22,51%. Adapun peningkatan hasil belajar

siswa melalui uji n-gain mengalami peningkatan sebesar 0,235 untuk kelas

kontrol dan 0,386 untuk kelas eksperimen.

Adapun saran yang hendak disampaikan setelah dilakukan penelitian

adalah sebagai berikut:

Setelah dilakukan uji validitas ahli materi dan ahli media pada multimedia

differential dinyatakan valid, dan setelah diujicobakan terdapat perbedaan antara

nilai pretest dan posttest untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sehingga,

disarankan agar pengampu mata pelajaran pemeliharaan chasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan dapat menggunakan multimedia tersebut sebagai sumber

belaar. Multimedia differentiat kompetensi dasar memahami unit final

drive/gardan dalam penelitian ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan


13

perkembangan kompetensi tersebut. Siswa diharapkan mampu menggunakan

secara mandiri multimedia differential ini, sehingga dapat digunakan dalam mata

pembelajaran pemeliharaan chasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

kompetensi dasar memahami unit final drive/gardan.

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan


Kelimabelas. Jakarta: Rineka Cipta

Martawijaya, D.H. 2012. Developing A Teaching Factory Learning Model To


Improve Production Competencies Among Mechanical Engineering
Students In A Vocational Senior High School. Journal of Technical
Education and Training (JTET) 4(2): 45-56

Mustholiq, M.S.I., Sukir dan A. Candra N. 2017. Pengembangan Media


Pembelajaran Interaktif Berbasis Multimedia Pada Mata Kuliah Dasar
Listrik. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 16 (1): 1-13

Putra, K.W.B., I.M.A. Wirawan dan G.A. Pradnyana. 2017. Pengembangan E-


Modul Berbasis Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata
Pelajaran “Sistem Komputer” Untuk Siswa Kelas X Multimedia SMK
NEGERI 3 SINGARAJA. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan
14(1): 40-49

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Cetakan Keduapuluhsatu. Bandung: Alfabeta.

Zhao, W. dan Z. Hu. 2015. Transforming Vocational School Education through


Technology. International Symposium on Educational Technology. 84-
86

You might also like