Membangun Model Kampanye Politik Berbasi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

MEMBANGUN MODEL KAMPANYE

POLITIK BERBASIS SILATURAHIM BAGI


CALON LEGISLATIF INCUMBENT
KABUPATEN KLATEN DALAM PEMILU 2014

Drs. Bono Setyo, M.Si


(Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

ABSTRACT
A political campaign is an event political maneuvers to draw as much as possible voters so could achieve
power. Therefore every way may worn from start granting promises grandiloquence until intimidation in hope to
rule. Changes to the election Ordinances will also change the ways and approach to political campaigns that are
run by each of the members of the legislature. The campaign by means of political lobbying to community
leaders (key person) is more preferred because it can be magnetic voice, besides the introduction of the candidate
to the community through political campaigns involving society as the main way to attract attention and votes of
the constituents that local community.
Based on the research that has been done then it can be taken as conclusions to answer the problem
formulation in this study as follows: the Model of political Campaign prospective members of the legislature
include: phase identification, legitimacy, Participation Phase Phase, phase penetration and Distribution Stage.
The parliamentary candidates will make use of existing media for political campaigns through print, electronic
media and out-door. Political Campaign prospective Model Legislative-based friendship among others through
communication channels: Group, Public communication channels, the Channels of social communication, Inter-
personal, communication channels and Traditional Communications Salaturahmi
Keywords: political campaign, legislative candidate, silaturahim

A. Latar Belakang Disahkannya Undang-undang No. 32 Tahun


Reformasi di segala bidang yang dila- 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
kukan pemerintahan pasca Orde Baru, telah merupakan revisi dari Undang-undang No. 22
membawa perubahan yang sangat besar dalam Tahun 1999, telah mengubah tata cara pemi-
kehidupan demokrasi politik di Indonesia. lihan anggota legislatif.

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


37
Anggota legislatif yang sebelumnya Luwarso (n.d.) dalam Amir (2006) me-
dipilih oleh rakyat berdasarkan jumlah suara nyatakan bahwa politik di era media massa
yang diperoleh partai peserta pemilu dan ber- adalah soal membuat citra. Tim kampanye dari
dasarkan nomor urut anggota di partainya setiap pasangan calon anggota legislatif akan
masing-masing diubah menjadi dipilih lang- berusaha menciptakan citra diri yang positif
sung oleh masyarakat berdasarkan suara terba- di mata masyarakat, sebab citra diri yang po-
nyak tanpa mempedulikan nomor urutnya. sitif dan prestasi calona nggota legislatif ber-
Sistem pemilihan secara langsung de- pengaruh besar bagi pemilih pemula dalam
ngan mengumpulkan suara terbanyak seperti menentukan pilihannya (Suryatna, 2007). Ke-
ini memerlukan upaya persuasif yang bertu- lebihan-kelebihan tersebut harus dikemas de-
juan menumbuhkan kesadaran masyarakat ngan baik melalui kegiatan kampanye politik
agar turut berpartisipasi dalam demokrasi po- yang telah disiapkan secara matang, sehingga
litik, karena partisipasi masyarakat dalam me- dapat dijadikan sebagai nilai jual bagi Caleg
nyalurkan suara politiknya akan menentukan yang mengikuti pemilihan umum.
arah dan kebijakan pembangunan daerah se- Persoalan menjadi menarik saat ini di-
lama sedikitnya lima tahun ke depan. karenakan hampir seluruh anggota legislatif
Perubahan tata cara pemilihan tersebut incumbent akan mengikuti kembali pesta de-
juga akan merubah cara-cara dan pendekatan mokrasi lima tahunan. Fenomena ini juga ter-
kampanye politik yang dijalankan oleh masing- jadi di kabupaten Klaten Jawa Tengah. Hampir
masing calon anggota legislatif. Kampanye de- seluruh wakil rakyat incumbent (90%) menjadi
ngan cara lobi politik kepada tokoh-tokoh calon anggota legislatif dalam pemilu 2014.
masyarakat (key person) lebih diutamakan karena Para wakil rakyat incumbent ini notabene telah
dapat menjadi magnet suara, di samping itu memiliki pengalaman-pengalaman untuk me-
pengenalan calon kepada masyarakat melalui menangkan dalam pemilu legislatif sebelum-
kampanye politik yang melibatkan masyarakat nya. Dengan demikian model kampanye poli-
dijadikan cara utama untuk menarik perhatian tik yang mereka lakukan telah direncanakan
dan suara dari konstituen yaitu masyarakat secara lebih matang dan efektif sehingga di-
daerah setempat. harapkan mampu meraih suara terbanyak
Terbatasnya waktu kampanye yang dise- dalam pemilu legislatif tahun 2014 nanti.
diakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),
memaksa pasangan calon beserta tim kam- B. Pokok Masalah
panyenya untuk merencanakan strategi kam- Berdasarkan uraian dari latar belakang
panye politik secara efektif agar dapat menjang- permasalahan di atas dapat dirumuskan ma-
kau seluruh masyarakat di daerah pemilihan salah sebagai berikut :
(dapil). Jenis komunikasi yang dianggap sesuai a. Bagaimanakah model kampanye po-
untuk memenuhi kebutuhan itu adalah komuni- litik calon anggota legislatif incumbent
kasi massa, sehingga saluran komunikasi yang kabupaten Klaten pada pemilu legis-
paling banyak digunakan dalam kampanye politik latif tahun 2014?.
adalah media massa. Media massa dipilih karena b. Bagaimanakah model kampanye poli-
memiliki kekuatan untuk menjangkau khalayak- tik berbasis silaturahim bagi calon ang-
nya secara luas dan serentak (Hamad, 2004; Mc gota legislatif incumbent kabupaten
Quail 1983). Kesempatan seorang calon untuk Klaten dalam pemilu legislatif tahun
memenangkan pemilihan secara langsung pun 2014?.
bergantung pada penggunaan beragam media
massa dalam kampanye politik yang dilakukannya C. Tujuan dan Kegunaan
(Nimmo, 2005). 1. Penelitian ini bertujuan untuk mendes-

Jurnal Komunikasi PROFETIK


38
kripsikan model kampanye politik ang- politik merupakan bagian marketing politik
gota legislatif incumbent yang berbasis yang dirasa penting oleh partai politik menje-
silaturahim dalam pemilu tahun 2014. lang Pemilu.Kampanye politik kadang juga ha-
2. Kegunan Penelitian nya dipandang sebagai suatu proses interaksi
a. Secara Teoritis intensif dari partai politik kepada publik dalam
- Penelitian ini diharapkan dapat kurun waktu tertentu menjelang pemilihan
memberikan sumbangan pemikiran umum (Pemilu)
terhadap kajian tentang model Dari definisi ini, kampanye politik ada-
kampanye politik yang efektif dan lah periode yang diberikan oleh panitia pemilu
efisien kepada semua kontestan untuk memaparkan
- Penelitian ini diharapkan dapat program-program kerja dan mempengaruhi
memperluas khazanah penelitian opini publik sekaligus memobilisasi masyara-
dalam mengembangkan konsep- kat agar memberikan suara pada waktu
konsep atau teori-teoritentang pencoblosan.
model kampanye politik
b. Secara Praktis Tujuan Kampanye Politik
- Penelitian ini diharapkan dapat Tujuan adalah suatu keadaan atau pe-
menjadi bahan masukan bagi kala- rubahan yang diinginkan sesudah pelaksaan
ngan praktisi media untuk mampu rencana. Tujuan akan dikatakan tercapai jika
menciptakan model kampanye apa yang direncanakan sebelumnya dapat
politik yang efektif dan efisien dilaksanakan secara optimal. Dalam konteks
- Bagi pihak penyelenggara pendidi- politik, tujuan kampanye yang diinginkan,
kan, penelitian ini diharapkan dapat yakni keluar sebagai pemenang dalam pemilu
menjadi bahan masukan sekaligus (Hafied, 2009: 291).
bahan evaluasi tentang model kam- Menurut Lock dan Harris, kampanye
panye politik yang etis dan humanis politik bertujuan untuk pembentukan image
politik.Untuk itu Partai politik harus menjalin
D. Landasan Teori hubungan internal dan eksternal. Hubungan
Kampanye politik merupakan suatu Internal adalah suatu proses antara anggota-
ajang manuver politik untuk menarik sebanyak anggota partai dengan pendukung untuk
mungkin pemilih dalam pemilu sehingga bisa memperkuat ikatan ideologis dan identitas par-
meraih kekuasaan. Untuk itu segala cara mung- tai. Hubungan eksternal dilakukan untuk
kin akan dipakai dari mulai pemberian janji- mengkomunikasikan image yang akan diba-
janji yang muluk sampai intimidasi dengan ha- ngun kepada pihak luar partai termasuk me-
rapan bisa berkuasa. dia massa dan masyarakat.
Menurut Kotler dan Roberto (1989), Kampanye politik akan lebih baik jika
“campaign is an organized effort conducted by one gru- dilakukan secara permanen ketimbang perio-
oup (the change agent) which intends to persuade others dik. Perhatian kampanye politik tidak hanya
(the target adopters), to accept, modify, or abandon terbatas menjelang pemilu tetapi sebelum dan
certain ideas, attitudes, practices and behavior”. Kam- sesudah Pemilu juga berperan penting.
panye adalah sebuah upaya yang dikelola oleh
satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan Model Kampanye Politik
untuk mempersuasi target sasaran agar bisa Model Perkembangan Lima Tahap
menerima, memodifikasi atau membuang ide,
sikap dan perilaku tertentu (Hafied, 2009:284) pada candicate oriented campaigns, product oriented
Dari pandangan tersebut, kampanye campaigns atau cause or idea oriented campaigns. Fo-

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


39
mendapat tanggapan serius pemerintah
kampanye, bukan pada proses pertukaran dengan membuka dialog untuk mencari
pesan. Tahap kegiatan meliputi identifikasi, le- jalan keluar terbaik.
gimatisasi, partisipasi, penetrasi dan distribusi.
5. Tahap Distribusi
1. Tahap Identifikasi Tahap pembuktian, pada tahap ini tujuan
Merupakan tahap penciptaan identitas kampanye pada umumnya telah tercapai.
kampanye agar dengan mudah dapat dike- Kandidat politik telah mendapatkan ke-
nali khalayak. Identitas dengan peng- kuasaan yang mereka cari, sebuah produk
gunaan simbol, warna, lagu atau jingle, sudah dibeli masyarakat atau kampanye
seragam dan slogan. kenaikan harga tarif tol telah disetujui
pemerintah.

Dalam kampanye politik diperoleh ketika Model Kampanye Notwak dan


seseorang telah masuk dalam daftar kan- Warneryd: Tujuh elemen kampanye, antara
lain:
bisa efektif digunakan dan dipertahankan 1. (efek yang diharapkan).
sejauh mereka dianggap capabel dan tidak Efek yang hendak dicapai harus
menyalahgunakan jabatan. Dalam kam- dirumuskan dengan jelas.
panye produk, legitimasi ditunjukkan me- 2. (persaing-
lalui testimoni atau pengakuan konsumen an komunikasi). Perlu diperhitungkan po-
tentang keunggulan produk tertentu. tensi gangguan dari kampanye yang
bertolak belakang (counter campaign).
3. Tahap Partisipasi 3. Communication object (objek komuni-
Tahap partisipasi ini bersifat nyata atau kasi) Biasanya dipusatkan pada satu hal
simbolik. Partisipasi nyata ditunjukkan saja, karena untuk objek yang berbeda
oleh keterlibatan orang-orang dalam menghendaki metode komunikasi yang
menyebarkan pamflet, brosur atau poster, berbeda.
menghadiri demonstrasi yang diseleng- &
garakan sebuah lembaga swadaya masya- (populasi target dan kelompok penerima).
rakat atau memberikan sumbangan untuk Dapat diklasifikasikan menurut sulit atau
perjuangan partai. mudahnya mereka dijangkau pesan
kampanye.
4. Tahap Penetrasi 5. l (saluran) penggunaannya ter-
Pada tahap ini seorang kandidat, sebuah gantung karakteristik kelompok penerima
produk atau sebuah gagasan telah hadir dan jenis pesan kampanye. Media dapat
dan mendapat tempat di hati masyarakat. menjangkau seluruh kelompok , namun
Sebuah produk telah menguasai sekian bila tujuannya adalah mempengaruhi pe-
persen dari pangsa pasar yang ada.Seorang rilaku maka akan lebih efektif bila
juru kampanye telah berhasil menarik sim- dilakukan melalui saluran antarpribadi.
pati masyarakat dan meyakinkan mereka . Pesan dibentuk sesuai de-
bahwa ia adalah kandidat terbaik dari ngan karakteristik kelompok yang mene-
sekian yang ada. rimanya. Pesan dibagi 3 fungsi: menum-
Sebuah kampanye yang ditujukan untuk buhkan kesadaran, mempengaruhi serta
menentang kebijakan pemerintah menda- memperteguh dan meyakinkan penerima
pat liputan media massa secara luas dan pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka

Jurnal Komunikasi PROFETIK


40
adalah benar. nikasi;
dapat dipilih 3. Rancangan strategi yang mencakup;
berdasarkan pertimbangan tertentu. Harus komunikator, saluran (media), pesan
memiliki kredibilitas di mata penerima dan penerima;
pesannya. 4. Penetapan tujuan pengelolaan (man-
8. (Efek yang yang dicapai). agement objectives);
Efek kampanye meliputi efek kognitif 5. Implementasi perencanaan yang
(perhatian, peningkatan pengetahuan dan mencakup; besarnya dana, sumber
kesadaran), afektif (berhubungan dengan dana dan waktu;
perasaan, mood dan sikap) dan konatif 6. Evaluasi yang mencakup; evaluasi
(keputusan bertindak dan penerapan). formatif dan evaluasi summatif.

Media Kampanye Politik Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada


Sebelum dibahas lebih lanjut tentang gambar di bawah ini.
macam-macam media kampanye politik ter-
lebih dahulu diketahui ontologi dari media
kampanye politik tersebut. Secara sederhana
pengertian media kampanye politik adalah me-
dia yang digunakan seorang calon politikus me-
nyampaikan pesan-pesan atau ide-ide persua-
sinya kepada masyrakat agar tertarik untuk
mendukung dan memilihnya sebagai politikus.
Menurut Hafied Cangara (2009: 375),
dalam bukunya Komunikasi Politik, mengemu-
kakan jenis media kampanye politik antara lain:
Media Cetak
Media Elektronik
Media Luar Ruang (outdoor media)
Media Format Kecil
Saluran Komunikasi Kelompok Gambar 1
Saluran Komunikasi Publik Model Perencanaan Komunikasi untuk Kampanye
Saluran Komunikasi Sosial
Saluran Komunikasi Antarpribadi Dari dua model tahapan perencanaan
Saluran Komunikasi tradisional komunikasi untuk sebuah aktivitas kampanye,
Kombinasi Media massa dan media pada prinsipnya dapat dikombinasikan satu sa-
antarpribadi ma lain sehingga langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk sebuah kampanye adalah,
Kampanye Politik agar dapat berjalan sebagai berikut.
baik sesuai dan efektif maka perlu dilakukan 1. Penemuan dan penetapan masalah
perencanaan komunikasi yang cermat. Setidak- 2. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
nya ada enam langkah yang bisa ditempuh da- 3. Penetapan strategi
lam perencanaan komunikasi untuk kampanye, • Penetapan juru kampanye (komuni-
yakni: kator)
1. Analisis khalayak (audience) dan kebu- • Penetapan target sasaran dan analisis
tuhannya; kebutuhan khalayak
2. Penetapan sasaran atau tujuan komu- • Menyusun pesan-pesan kampanye

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


41
• Pemilihan media dan saluran komu- Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang
nikasi berkata,”Wahai Rasulullah, beritahulah saya
• Produksi media satu amalan yang dapat memasukkan saya ke
• Pretesting Communication Material dalam syurga.” Beliau Shallallahu’alaihi
4. Penyebarluasan pesan melalui media Wasallam menjawab,”Menyembah Allah dan
komunikasi tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat,
5. Pengaruh (effect) kampanye menunaikan zakat dan bersilaturahmi.” Jadi
6. Mobilisasi kelompok berpengaruh kesimpulannya hikmah silaturahmi ini adalah
7. Penyusunan anggaran belanja menjadi salah satu penyebab yang penting
8. Penyusunan jadwal kegiatan kampanye untuk bisa masuk syurga serta dijauhkan dari
(time schedule) siksa api neraka.
9. Tim kerja Pentingnya silaturahmi dan juga akibat
10. Evaluasi (post testing) dari memutus silaturahmi dapat kita temukan
dalam 2 buah dalil hadist Rasulullah yaitu :
Silaturahim “Barang siapa yang suka dilapangkan
Manusia adalah makhluk sosial yang rezekinya dan diakhirkan ajalnya, maka
tidak bisa tidak akan berelasi dan bahkan sambunglah silaturahmi.” (HR.
berinterdependensi antara satu orang dengan Bukhari).
orang lainnya. Hubungan antar manusia ini “Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih
dalam Islam sering disebut dengan istilah percepat siksaan kepada pelakunya di
silaturahmi atau silaturahim. dunia, serta yang tersimpan untuknya
Silaturahmi adalah merupakan satu dari di akhirat, selain perbuatan zalim dan
akhlak seorang muslim. Allah Ta’ala telah me- memutuskan tali silaturahmi.” (HR
nyeru hamba-Nya berkaitan dengan menyam- Tirmidzi).
bung tali silaturahmi di dalam kitab-Nya yang
mulia. Diantara firmanNya :”Dan bertakwalah Ada juga beberapa manfaat keutamaan
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) silaturahmi itu sendiri yaitu :
namaNya kamu saling meminta satu sama lain, 1. Rasulullah SAW dalam sebuah hadist-
dan (peliharalah) hubungan silaturahim. nya menceritakan akan salah satu dari
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan sekian banyak keutamaan silaturahmi
mengawasi kamu.” (QS. An Nisaa’(4): 1). bagi seorang mukmin dan muslim yaitu
Begitu banyak manfaat silaturahmi bila :”Dari Abu Hurairah ra beliau berkata:
kita menjalankannya sesuai dengan syariat Aku mendengar Rasulullah SAW ber-
Agama Islam ini.Yang dimaksud dengan sabda: “Barangsiapa yang senang
pengertian silaturahmi adalah menjalin hubungan diluaskan rizkinya dan dipanjangkan
kekerabatan yakni dalam hal hubungan untuk umurnya, maka hendaklah ia menyam-
saling kasih-sayang, tolong-menolong, saling bung hubungan silaturahmi” (HR
berbuat baik, menyampaikan hak serta ke- Bukhari Muslim).
baikan, dan juga menolak keburukan dari 2. Sesungguhnya pahala menyambung
kaum kerabat. Demikian juga yang dimaksud silaturahmi lebih besar daripada
dengan makna silaturahim. ganjaran dan pahala memerdekakan
Ada beberapa hikmah silaturahmi yang seorang budak. Dari Ummul mukmin-
bisa kita dapatkan bila kita menjalaninya in Maimunah binti al-Harits radhiya-
dengan ikhlas dan senang hati. Salah satunya llahu ‘anha, bahwasanya dia memer-
adalah dari sebuah hadist yang diriwayatkan dekakan budak yang dimilikinya dan
secara jama’ah yang artinya yaitu :”Dari Abu tidak memberi kabar kepada Nabi

Jurnal Komunikasi PROFETIK


42
SAW sebelumnya, maka tatkala pada ini mementingkan makna dan tidak ditentukan
hari yang menjadi gilirannya, ia berkata: oleh kuantitasnya. Data yang diperoleh ber-
“Apakah engkau merasa wahai Ra- wujud kata-kata dalam kalimat atau gambar
sulullah bahwa sesungguhnya aku telah yang mempunyai arti dari sekedar angka dan
memerdekakan budak (perempuan) jumlah.
milikku? Beliau bertanya: “Apakah
sudah engkau lakukan?” Dia men- 2. Obyek dan Subyek Penelitian
jawab: Ya. Beliau bersabda: “Adapun Obyek penelitian ini adalah model
jika engkau memberikannya kepada kampanye politik, sedangkan subyeknya adalah
paman-pamanmu niscaya lebih besar calon anggota legislatif incumbent di kabupaten
pahalanya untukmu.” (HR Bukhari Klaten periode 2009-2014. Yang dimaksud
Muslim). dengan incumbent dalam penelitian ini adalah
anggota legislatif aktiv periode ini namun
Dari banyaknya manfaat yang diper- berencana akan mencalonkan kembali sebagai
oleh melalui silaturami tersebut, dalam konteks anggota legislatif dalam pemilihan legislatif
politik para calon anggota legislatif incumbent 2014 dan secara resmi telah terdaftar sebagai
telah banyak memanfaatkan peluang tersebut calon anggota legislatif di kantor KPU Ka-
dalam rangka pencitraan diri maupun pengga- bupaten Klaten.
langan suara menghadapi pemilu 2014.
Sebenarnya peluang silaturahmi terbu- 3. Jenis Data
ka untuk semua calon legislatif, namun bagi Jenis data dalam penelitian ini meliputi
calon legislatif incumbent memiliki peluang le- data primer dan sekunder. Data primer adalah
bih besar dkarenakan adanya fasilitas dan ber- data yang diperoleh langsung dari lapangan
bagai program dewan selama mereka aktif. Da- oleh peneliti melalui wawancara mendalam dan
lam konteks media atau saluran komunikasi observasi tentang model kampanye politik
sebagai ajang kampanye ada beberapa saluran calon anggota dewan incumbent yang berbasis
yang dapat dimanfaatkan oleh para calon silaturahim kepada beberapa key informan
anggota legislatif incumbent sebagai silaturahim, anggota dewan di kabupaten Klaten periode
antara lain : 2009-20014
- Saluran Komunikasi Kelompok Sedangkan data sekunder adalah data
- Saluran Komunikasi Publik yang diperoleh peneliti sebagai penunjang data
- Saluran Komunikasi Sosial primer. Data sekunder telah tersedia yang
- Saluran Komunikasi Antarpribadi berupa kepustakaan ataupun dokumen-
- Saluran Komunikasi Tradisional dokumen yang berkaitan dengan permasa-
lahan penelitian.
E. METODOLOGI
PENELITIAN 4. Sumber Data dan Cara
1. Pendekatan yang Digunakan Pengumpulannya
Penelitian ini menggunakan pende- Dalam penelitian ini data yang digu-
katan kualitatif, yaitu penelitian yang mengha- nakan adalah data primer dan sekunder. Data
silkan data secara deskriptif yang berupa kata- primer diperoleh dari responden (informan)
kata lisan maupun tertulis dari orang-orang dan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
pelaku yang diamati, serta tidak menggunakan di lapangandengan melalui wawancara (inter-
angka-angka kuantitatif (Moleong, 2001:3) view) dan observasi.
Sedangkan jenis penelitian yang digu- Sedangkan data sekunder adalah data
nakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian yang diperoleh peneliti tidak secara langsung

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


43
di lapangan namun melalui studi pustaka dan Warna akan memberi arti terhadap
dokumentasi. suatu objek. Oleh karena itu pada umumnya
warna yang dipergunakan oleh para calon
5. Rancangan Analisis Data anggota legislatif untuk alat peraga kampanye
Data yang diperoleh dari hasil penelitian disesuaikan dengan branding masing-masing par-
dianalisis dengan menggunakan metode tai yang diwakilinya. Sebagai contoh warna
deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara menarik merah adalah calon legislatif dari Partai De-
kesimpulan dengan memberikan gambaran atau mokrasi Indonesia Perjuangan, biru dari Partai
menjabarkan terhadap data yang terkumpul Amanat Nasional, hijau dari Partai Persatuan
dalam bentuk uraian kalimat sehingga pada Pembangunan atau Partai Kebangkitan Bangsa,
akhirnya dapat mengantarkan pada kesimpulan. ungu dari partai Demokrat, kuning dari Partai
Proses analisis data dilakukan sejak data- Golkar, orange dari partai Hati Nurani Rakyat,
data diperoleh dengan menelaah seluruh data hitam/putih dari Partai Keadilan Sejahtera,
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari merah/orange dari Partai Gerindra, dan lain-
wawancara yang dilakukan, catatan lapangan, lain. Hal ini sebagaimana yang dikemukan oleh
dkumen pribadi, gambar dan sebagainya setelah salah seorang key informan berikut ini:
dibaca, dipelajari dan ditelaah selanjutnya “Warna yang saya pergunakan sebagai identitas
diambil sesuasi dengan relevansi atau kebutuhan dalam alat-alat kampanye mengacu pada warna
penelitian. simbol dari partai yang saya wakili. Hal ini
untuk mempermudah calon pemilih atau ma-
6. Keabsahan Data syarakat dalam mengenali saya sebagai caleg”
Dalam penelitian ini digunakan teknik (Sumber: Data Primer, hasil interview dengan
triangulasi data atau sumber dan triangulasi Informan)
teori sebagai teknik keabsahan data. Triangu-
lasi data atau sumber adalah memanfaatkan Untuk memperjelas pemaparan tahap
jenis sumber data yang berbeda-beda untuk identifikasi, berikut ini peneliti sajikan contoh
menggali data yang sejenis. alat peraga kampanye politik yang dilakukan
oleh seorang caleg dengan warna dominan
sesuai identitas partai yang diwakilinya.
F. ANALISA HASIL
Model Kampanye Politik
Sebagaimana telah dipaparkan pada
landasan teori bahwa model kampanye politik
dalam penelitian ini mengacu pada teori Model

tahapan kegiatan kampanye, bukan pada pro-


ses pertukaran pesan. Tahap kegiatan meliputi
identifikasi, legitimasi, partisipasi, penetrasi Gambar 1.
dan distribusi. Identitas Caleg

1. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini para calon anggota de-
wan akan melakukan penciptaan identitas Gambar 2
kampanye agar dengan mudah dapat dikenali Identitas Partai
khalayak. Identitas tersebut dengan penggunaan
antara lain:warna, simbol/logo dan slogan.

Jurnal Komunikasi PROFETIK


44
logo partai. Sebagaimana contoh dalam gam-
bar 1, salah seorang caleg dari partai Gerindra
menggunakan simbol nomor 2, sedangkan
logo partai yang berupa kepala burung garuda.
Fenomena semacam ini juga dilakukan
oleh caleg-caleg lainnya, mereka cenderung
akan mempergunakan logo partai masing-ma-
sing yang diwakili. Hal ini secara teori akan
lebih mempermudah bagi konstituen menge-
nali atau menghafal para calon wakil rakyatnya
masing-masing sebagaimana yang dikatakan
oleh informan di atas.
Identitas kampanye lainnya adalah slo-
gan, semboyan atau tag-line caleg. Slogan ini
selain berfungsi untuk mempermudah agar
dikenal masyarakat juga berfungsi membantu
caleg memperkenalkan visi/misi, program atau
Dari kedua gambar tersebut dapatlah sesuatu yang akan diperjuangkannya.
kita lihat dan bandingkan bahwa warna yang Sebagaimana dalam contoh gambar 1 di atas,
dipergunakan oleh seorang caleg akan menye- semboyan atau slogan yang dipergunakan oleh
suaikan dengan warna identitas atau branding seorang caleg dari partai Gerindra adalah
dari partai yang diwakilinya. Dalam gambar di “ngerti lan ngerteni”, sedangkan tag-linenya
atas menunjukkan warna merah dan orange adalah “wakil desa saya.”
dominan dalam alat peraga kampanye yang
dipergunakan oleh seorang caleg 2. Tahap Legitimasi
Warna memang salah satu simbol yang Dalam kampanye politik legitimasi
partai yang menarik, mudah diingat dan dipa- akan diperoleh ketika seseorang telah masuk
hami oleh masyarakat atau konstituen. Saking dalam daftar calon tetap (DCT) anggota
melekatnya warna sebagai simbol partai, maka legislatif. Pada tahap legitimasi ini seorang
seseorang akan selalu mengaitkan warna yang caleg harus berjuang secara administratif agar
dipilih atau dipakai seseorang dengan partai terpenuhi syarat-syaratnya sebagai seorang
tertentu. caleg sehingga dapat masuk dalam DCT.
Begitu besarnya pengaruh penggunaan Di kabupaten Klaten, legitimasi para
warna, seorang calon anggota legislatif mela- calon anggota legislatif ini disyahkan oleh su-
kukan “warnaisasi” semua barang-barang atau rat keputusan (SK) Ketua Komisi Pemilihan
benda-benda miliknya seperti cat rumah, Umum (KPU) Kabupaten Klaten nomor: 53/
genteng, pagar, mobil, kendaraan, kemeja, Kpts/KPU-Kab/012.329461/TAHUN 2013,
celana, handphone, dan barang-barang lainnya. tertanggal 21 Agustus 2013. Legitimasi ter-
Selain warna, simbol atau logo juga capai. Caleg telah mendapatkan kekuasaan atau
memegang peran penting dalam penciptaan jabatan yang mereka cari dengan keluar sebagai
identitas kampanye agar dengan mudah dapat pemenang atau terpilih untuk menjadi wakil
dikenali khalayak. Dalam hal ini simbol yang rakyat. Selanjutnya, caleg harus mampu mem-
sering dipergunakan caleg adalah nomor urut buktikan janji-janjinya pada saat melakukan
caleg di partai yang diwakilinya dalam sebuah kampanye politik dahulu. Dan masyarakat
daerah pemilihan (dapil). Sedangkan logoyang akan terus menilai dan mengawasi gerak-gerik
dipergunakan seorang caleg adalah berupa serta perjuangan para caleg.

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


45
Selain lima model kampanye sebagai- menggunakan media massa seperti cetak mau-
mana yang telah dikemukakan teori Model pun elektronik dalam batas-batas keperluan
tertentu yang itu dirasa sangat penting dan
Larson (1993), maka model kampanye politik mendesak. Hal ini sebagaimana diungkap oleh
calon anggota legislatif dapat dilihat dari bagai- salah satu informan berikut ini.
mana mereka memanfaatkan saluran atau “Namun tidak tertutup kemungkinan saya akan
media komunikasi yang ada untuk melakukan menggunakan media cetak ataupun elektronik
kampanye politik. sebagai media kampanye jika memang sangat
Selama ini saluran komunikasi diyakini dibutuhkan terutama pada event-event tertentu
keampuhannya dalam menarik suara calon pe- seperti pemberian ucapan selamat dies natalis
milih dalam pemilu. Jika dalam pemilu-pemilu pada hari jadi Pemda atau Kabupaten Klaten,
di Indonesia sebelumnya masyarakat pemilih dan event-event penting lainnya” (Sumber: data
disuguhi dengan kampanye model pawai, arak- sekunder hasil olahan peneliti)
arakan, rapat akbar yang bisa mengundang
konflik langsung antara para kontestan, maka Pemilihan media komunikasi memang
saat ini pemilu legislatif di Indonesia bisa harus didasarkan atas sifat isi pesan yang ingin
dikatakan mainstream-nya melakukan kampanye disampaikan, dan pemilikan media yang dimi-
melalui saluran komunikasi baik itu media ce- liki oleh khalayak. Sifat isi pesan maksudnya
tak, media elektronik, maupun media luar ialah kemasan pesan yang ditujukan untuk
ruang (outdoor) seperti baliho, spanduk, baner masyarakat luas dan kemasan pesan untuk
dan poster-poster.Hal serupa juga dilakukan komunitas tertentu.
oleh salah seorang informan sebagaimana Untuk masyarakat luas, pesan sebaik-
diceritakan berikut ini. nya disampaikan melalui media cetak atau
“saya lebih memilih kampanye dengan meng- elektronik, namun untuk komunitas tertentu
gunakan media komunikasi yang ada seperti pa- atau ruang lingkup lokal maka cukup dengan
sang spanduk, baliho, baner maupun poster- media out-door atau selebaran-selebaran berupa
poster. Karena disamping lebih murah juga lebih poster, pamflet/liflet atau kartu nama.
efektif untuk pengenalan kepada masyarakat
calon pemilih” (Sumber: Data primer, hasil Kampanye Politik Berbasis
olahan peneliti) Silaturahim
a. Saluran Komunikasi Kelompok
Untuk calon anggota legislatif di ting-
Saluran komunikasi kelompok dalam
kat kabupaten, kemungkinan untuk melakukan
hal ini adalah keberadaan seorang caleg dalam
kampanye menggunakan media komunikasi
sebuah partai atau kelompok tertentu baik
cetak atau elektronik sangatlah jarang. Seba-
sebagai pengurus maupun anggota. Peranan
gaimana yang dikemukakan oleh informan di
kelompok dalam konteks politik sangat pen-
atas, dia lebih memilih media outdoor. Sebab,
ting karena menjadi saluran komunikasi politik
disamping biaya terjangkau juga dari aspek
untuk berhubungan dengan sesama pengurus
kelamaan masa tayang. Selama belum rusak
dan anggota maupun dengan masyarakat
atau hilang, media out-door tetap akan bertahan.
pemilih.
Hal ini tentu saja akan berbeda dengan karakter
Sebagai contoh seorang caleg yang ber-
media cetak atau elektronik selain harga mahal
asal dari Partai Amanat Nasional (PAN), selain
rentang waktu tayangnyapun hanya sesaat.
aktiv sebagai pengurus harian partainya ia
Namun demikian, tidak tertutup ke-
skaligus juga pengurus dari Muhammadiyah/
mungkinan model kampanye politik calon
Aisyiah.
anggota legislatif di tingkat kabupaten juga
Para caleg biasanya akan menempatkan

Jurnal Komunikasi PROFETIK


46
diri dalam kelompok tersebut, dengan ikut ra lainnya. Untuk mendekati mereka diper-
aktiv dalam setiap aktivitas yang diselengga- lukan saluran-saluran komunikasi tradisional
rakan oleh partainya. Dengan ia masuk dalam yang mereka miliki dan berkembang di ka-
kelompok partai maka peluang dapat dengan langan masyarakat tersebut. Adapun tipe
mudah berkampanye dan mendapat dukungan komunikasi tradisional antara lain pesta adat,
dari konstituennya. upacara kelahiran, upacara kematian
(berkabung), upacara perkawinan, pesta panen,
b. Saluran Komunikasi Publik upacara perdamaian, dan lain semacamnya.
Saluran komunikasi publik yang biasa-
nya dipergunakan oleh para caleg sebagai ajang G. PENUTUP
silaturahim antara lain dalam bentuk: tempat 1. Kesimpulan
ibadah, kampanye terbuka atau rapat akbardi Berdasarkan penelitian yang telah
lapangan/ alun-alun, panggung terbuka, dilakukan maka dapatlah diambil kesimpulan
pergelaran musik, seni/budaya, turnamen sebagai berikut :
olahraga, pasar murah, dan semacamnya. · Model kampanye politik calon anggota
legislatif meliputi : tahap identifikasi,
c. Saluran Komunikasi Sosial tahap legitimasi, tahap partisipasi,
Saluran komunikasi sosial yang biasa- tahap penetrasi dan tahap distribusi
nya dipergunkan oleh caleg dalam rangka sila- · Para caleg akan memanfaatkan media
turahim dengan masyarakat adalah dalam ben- yang ada untuk kampanye politik mela-
tuk: kelompok arisan atau pengajian, khitanan, lui: media cetak, elektronik maupun
perkawinan, pesta panen, rukun kampung dan out-door.
rukun tetangga, warung kopi, kafe, tempat hi- · Model kampanye politik calon anggota
buran, pos ronda, rumah kos, asrama, dan legislatif berbasis silaturahim antara
pasar tradisional. lain melalui :saluran komunikasi ke-
lompok, saluran komunikasi publik,
d. Saluran Komunikasi saluran komunikasi sosial, saluran ko-
Antarpribadi munikasi antarpribadi, dan salaturahmi
Komunikasi antarpribadi adalah suatu komunikasi tradisional
bentuk komunikasi yang berlangsung secara
tatap muka, tetapi karena pesan-pesannya yang 2. Saran
sangat pribadi (privacy) dan tidak boleh dide- · Bagi para caleg hendaknya lebih ber-
ngar orang lain, kecuali mereka yang terlibat sungguh-sungguh dan ikhlas dalam
langsung dalam komunikasi, disebut komu- memperjuangkan aspirasi masyarakat.
nikasi antarpribadi. Saluran-saluran komunika- Setelah terpilih sebagai wakil rakyat
si antarpribadi, antara lain door to door, surat hendaklah melepas baju partainya
menyurat via email, telepon, SMS dengan ang- masing-masing dan bersama-sama ber-
gota keluarga, tetangga dekat, sahabat, dan juang untuk mensejahterakan rakyat
teman kantor. bukan diri sendiri
· Bagi para calon peneliti agar melaku-
e. Saluran Komunikasi Tradisional kan penelitian lebih lanjut dengan
Komunikasi tradisional masih banyak tema-tema serupa namun dengan ka-
ditemui di kalangan anggota masyarakat yang jian perspektif yang berbeda sehingga
tinggal di daerah pedalaman, tetapi memiliki dapat memberikan suatu hasil kajian
hak-hak politik yang sama dengan warga nega- akademis dan ilmiah yang komphre-
hensif.

Vol. 06, No. 2, Oktober 2013


47
DAFTAR PUSTAKA Hutington dalam Mohtar mas’oed, 1994,
Negara Kapital dan Demokrasi, Pustaka
Andi Mallarangeng, 2000, Untungnya Memilih Pelajar, Yogyakarta
Presiden Langsung, Majalah Tempo, Idrus, Muhammad. 2009, Metode Penelitian
Jakarta Ilmu Sosial. Erlangga, Jakarta
Baran, Stanley J. & Dennis K. Davis.(2000) Iriantara, Yosal. (2009). Literasi Media.
Mass Communications Theory; Founda- Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
tions, Ferments, and Future.Belmont:
Wardsworth. Kaelan, 2010, Metode Penelitian Agama
Kualitatif interdisipliner, Paradigma,
Bono Setyo, 2005, Membangun Komunikasi Yogyakarta
Politik, Harian Umum Solo Pos,
Surakarta Lexy J. Moleong, 2000, Metode Penelitian
Kualitatif, edisi-11, Remaja
Budi Setiyono, 2008, Iklan dan Politik Rosdakarya, Bandung
Menjaring Suara dalam Pemilihan
Umum, AdGOAL@Com, Jakarta Michael Quinn Patton, 2006, Metode Evaluasi
Kualitatif, edisi-1, Pustaka Pelajar,
Curry, M. J. (1999). Media Literacy for English Yogyakarta
Language Learner: A Smiotics Approach.
Literacy and Numeracy Studies Vol. 9/ Novel Ali, 1999, Peradaban Komunikasi Politik,
no. 2 . edisi-1, Remaja Rosdakarya, Bandung
Dieter Nohlen, 1996, Elections and Electoral Potter, W.J.(2005). Media Literacy. Upper
Sytems, FES-Macmillan India Limited Sadler River, New Jersey: Prentice
Hall.
Dan Nimmo, 1993, Komunikasi Politik
Komunikator Pesan dan Media, edisi ke- Samuel Hutington, 1995, Gelombang
2, Remaja Rosdakarya, Bandung Demokratisasi Ketiga, Pustaka Utama
Grafiti, Jakarta.
__________, 2000, Komunikasi Politik
Khalayak dan Efek, edisi ke-2, Remaja Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Rosdakarya, Bandung tentang Pemerintahan Daerah
European Commission. (2009). Study on Referensi Lain:
Assessment Criteria for Media Literacy
Levels. Brussels. Center for Media Literacy. (2003). What
Media Literacy is Not. Dipetik Januari
Hafied Cangara, 2009. Komunikasi Politik, 5, 2011, dari Center for Media Lit-
Rajawali Pers, Jakarta. eracy/CML: http://
www.medialit.org/reading-room/
what-media-literacy-not

Jurnal Komunikasi PROFETIK


48

You might also like