Professional Documents
Culture Documents
102 1 171 1 10 20171228 PDF
102 1 171 1 10 20171228 PDF
nettysuharti@yahoo.com ABSTRAK: Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum Theilade) merupakan salah satu tanaman temu-temuan
dari famili Zingiberaceae yang telah dimanfaatkan secara tradisional dalam pengobatan penyakit rematik,
asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi. Rimpag
tanaman ini mengandung banyak senyawa kimia seperti gingerol, shogaol, zingiberen yang memiliki berbagai
aktivitas farmakologi seperti antiinflamasi, antioksidan dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol rimpang jahe merah yang diinokulasi mikoriza, menentukan kadar fenolat
total dengan metoda Folin-Ciocalteau dan uji aktivitas antioksidan dengan metode Ferric Reducing Antioxidant
Power (FRAP). Rimpang jahe merah diambil di desa Bari, Padang Pariaman, Sumatera Barat dan dimaserasi
menggunakan pelarut etanol 70% hingga didapatkan ekstrak etanol rimpang jahe merah. Dari karakterisasi
simplisia rimpang jahe merah didapatkan diketahui bahwa bentuknya irisan, warna kuning kecokelatan, rasa
pedas dan bau yang khas. Parameter susut pengeringan simplisia diperoleh sebesar 6,01 % ± 0,22, kadar abu
total 7,42 % ± 0,86, kadar abu tidak larut asam 0,94 % ± 0,26, kadar sari larut air 13,55 % ± 1,11, dan kadar sari
larut etanol 5,31 % ± 0,25. Karakterisasi ekstrak etanol rimpang jahe merah secara organolpetis diketahui bahwa
bentuknya cairan kental, warna kuning kecokelatan, rasa pedas dan bau yang khas. Parameter kadar air ekstrak
etanol rimpang jahe merah adalah 9,33 % ± 1,53, kadar abu total 14,79 % ± 0,86, dan kadar abu tidak larut asam
0,97 % ± 0,26. Hasil penentuan kadar fenolat total ekstrak etanol rimpang jahe merah adalah 26,73 g/100 g.
Aktivitas antioksidan ekstrak rimpang jahe merah yaitu 1,65 mmol Fe(II)/100 g.
s68
Suharti dkk |Formulasi dan Uji Sifat...
zingiberen yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan vial, botol 100 ml, aluminium foil, pipet tetes, lempeng
(Kikuzaki et. al., 1993). Efek antioksidan senyawa kromatografi, batang pengaduk kaca, corong, kertas
fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam saring, lampu UV 254 nm dan 366 nm (Camag®), oven
menetralisasi radikal bebas (Panovska TK et. al., 2005). (Memmert®), furnace (Carbolite®), dan alat-alat gelas
Senyawa antioksidan alami dalam jahe cukup tinggi lainnya.
dan sangat efisien dalam menghambat radikal bebas Bahan
superoksida dan hidroksil yang dihasilkan oleh sel-sel Rimpang segar Zingiber officinale var. rubrum
kanker, dan bersifat sebagai antikarsinogenik, non-toksik Theilade, pelarut etanol 70%, asam klorida 2 N, kloroform,
dan non-mutagenik pada konsentrasi tinggi (Manju toluen, asam galat, reagen Folin-Ciocalteu, natrium
V et. al., 2005). Beberapa senyawa, termasuk gingerol, karbonat, ortho-fenantrolin, aquadest, besi (II) sulfat
shogaol dan zingeron memberikan aktivitas farmakologi heptahidrat, dan besi (III) klorida heksahidrat, natrium
dan fisiologis seperti efek antioksidan, antiinflammasi, asetat trihidrat, asam sulfat pekat, heksan, etil asetat,
analgesik, antikarsinogenik dan kardiotonik (Refindran etanol 96%.
et. al., 2005; Surf YJ et. al, 1998; Masuda TA et. al., 1995).
Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat Prosedur Kerja
menetralkan radikal bebas yang terjadi di dalam tubuh a. Karakterisasi Simplisia
sehingga dapat melindungi sistem biologi tubuh dari Karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan
hal-hal merugikan yang timbul dari proses ataupun reaksi organoleptis, makroskopis, mikroskopis, penentuan susut
yang menyebabkan oksidasi yang berlebih (Haryatmi, pengeringan, penetapan kadar abu total, kadar abu tidak
2004). Antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu larut asam, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol
antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan Karakterisasi Ekstrak
alami berasal dari hasil ekstraksi bahan alami yang Karakterisasi ekstrak meliputi perhitungan
berpotensi menangkap radikal bebas, sedangkan rendemen, pemeriksaan organoleptis, penentuan kadar
antioksidan sintetik diperoleh dari hasil sintesis secara air, penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut
kimia (Isfahlan et. al., 2010). Namun, adanya kekhawatiran asam(Depkes RI, 2008).
terhadap efek samping penggunaan antioksidan sintetik
menyebabkan banyak penelitian tentang potensi b. Penetapan Kadar Fenolat Total dengan Metode Folin-
antioksidan alami yang berasal dari tanaman (Saleh MA Ciaocalteau
et. al., 2010). Upaya meningkatkan status obat tradisional Larutan sampel dipipet 0,1 mL, ditambahkan 0,9
menjadi sediaan herbal terstandar dan fitofarmaka, mL aquadest dan 0,5 mL reagen Folin-Ciocalteu, lalu
Sediaan tersebut harus dibuat dalam bentuk ekstrak atau dikocok, diamkan selama 5 menit, tambahkan 2,5 mL
fraksi yang memenuhi “Quality-Safety-Efficacy”(QSE). larutan Na2CO3 20% kedalam campuran dan kocok
Kandungan kimia yang bertanggung jawab terhadap homogen. Diamkan selama 26 menit pada suhu kamar.
respon biologis harus teridentifikasi baik jenis maupun Diukur serapan dengan spektrofotometer UV-Vis pada
kadarnya, Dalam mengendalikan mutu ekstrak dilakukan panjang gelombang maksimum 765 nm, dilakukan 3 kali
karakterisasi agar diperoleh bahan baku yang seragam pengulangan. Kadar fenolat yang diperoleh dinyatakan
untuk menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. sebagai g ekuivalen asam galat/100 g ekstrak sampel
Parameter mutu ekstrak meliputi pemeriksaan (Andayani R et. al., 2008).
parameter nonspesifik (seperti susut pengeringan, kadar
abu, kadar abu tidak larut asam), Parameter spesifik c. Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode FRAP
meliputi (organoleptis, kelarutan, dan penetapan kadar Sebanyak 0,1 mL sampel dilarutkan dalam 0,3 mL
senyawa penanda) air suling, ditambahkan ke dalam tabung yang telah
Berdasarkan hal tersebut telah dilakukan penelitian berisi 3 mL reagen FRAP. Campuran divortek dan
karakterisasi simplisia dan ekstrak untuk menjamin diinkubasi pada suhu 370C selama 30 menit di tempat
kualitas simplisia dan ekstrak, uji aktifitas antioksidan gelap pada suhu ruang. Absorban sampel diukur pada
dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant panjang gelombang serapan maksimum serapan besi
Power), serta penentuan fenolat total jahe merah yang (II) sulfat heptahidrat. Larutan reagen FRAP dengan air
diinokulasi dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). suling tanpa sampel digunakan sebagai larutan blanko.
Aktivitas antioksidan sampel dinyatakan dalam besi (II)
METODE PENELITIAN ekuivalen (Fe+2 mM) menggunakan kurva standar besi
sulfat heptahidrat 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; dan 0,7 mmol/L.
Alat
Alat-alat yang digunakan untuk ini adalah peralatan d. Analisis Data
rotary evaporator (Buchi®), erlenmeyer (Pyrex®), gelas Data yang didapatkan akan dibuat dalam bentuk
ukur berbagai ukuran (Pyrex®), penangas air (Buchi®), diagram batang untuk melihat perbandingan aktivitas
labu ukur (Pyrex®), timbangan analitik (Shimadzu®), antioksidan ekstrak etanol rimpang jahe merah yang
gelas ukur (Pyrex®), pipet ukur (Pyrex®), gelas beker diinokulasi mikoriza dengan pembanding asam galat.
(Pyrex®), tabung reaksi (Pyrex®), bola hisap (Marienfeld)
s69 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)
Suharti dkk |Formulasi dan Uji Sifat...
Tabel 1. Mutu Simplesia dan Ekstrak jahe merah yang khas dan memiliki rasa pedas.
diinokulasi FMA Karakterisasi selanjutnya yang dilakukan adalah
pengujian mikroskopis. Pada pengujian mikroskopis
Perlakuan Standar
Mutu Ekstrak
ini memperlihatkan fragmen pengenal dari simplisia
Mutu rimpang jahe merah yang dapat di lihat di bawah
Simplesia Ekstrak Menurut FHI
etnol edisi I 2008 mikroskopik. Serbuk simplisia rimpang jahe merah
Organoleptis memperlihatkan fragmen pengenal yang didapat yaitu
- Bentuk irisan kental kental butir amilum, fragmen pembuluh, parenkim dengan sel
- Warna merah, coklat coklat kuning coklat minyak, serat sklerenkim, dan serabut [Gambar 1].
- Bau Khas khas khas
Rendemen Tidak kurang
1,53%±0,05
dari 5,9%
Susut Pen- Tidak lebih
6,01 % ± 0,22 -
geringan dari 10%
Kadar air 9,33 % ±
-
1,53
Kadar Abu Tidak lebih
7,42 % ± 0,86 14,79%±0,78
dari 7,6%
Abu tidak Tidak lebih
0,94 % ± 0,26 0,9 %±0,03
larut asam dari 1,9%
Kadar sari
5,31 % ± 0,25 - -
larut alkohol
Kadar sari 13,55 % ±
- -
larut air 1,11
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s70
Suharti dkk |Formulasi dan Uji Sifat...
s71 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)
Suharti dkk |Formulasi dan Uji Sifat...
reagen Folin-Ciocalteu hanya dalam suasana basa agar 0,3 mmol/L; 0,4 mmol/L; 0,5 mmol/L; 0,6 mmol/L; dan 0,7
terjadi disosiasi proton pada senyawa fenolik menjadi mmol/L yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
ion fenolat. Semakin besar konsentrasi senyawa fenolik pada panjang gelombang serapan maksimum besi (II)
maka semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi sulfat heptahidrat 510 nm. Dari hasil pengukuran absorban
asam heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) menjadi larutan standar besi (II) sulfat hepathidrat masing
komplek molibdenum-tungsten sehingga warna biru masing konsentrasi, maka didapatkan kurva kalibrasi
yang dihasilkan semakin pekat. yang linear dengan nilai koefisien korelasi 0,9994 dan
Pada penentuan panjang gelombang serapan persamaan regresi linear nya yaitu y = 1,4250x - 0,2175,
maksimum fenolat dilakukan menggunakan alat menunjukkan hasil yang linear dengan nilai r mendekati
spektrofotometri UV-Vis pada rentang 400-800 nm. 1. (Gandjar dan Rohman, 2007). Penentuan aktivitas
Hasil yang didapat yaitu 765 nm dengan absorban 0,520. antioksidan ekstrak rimpang jahe merah menggunakan
Hal ini sesuai dengan literatur yang ada yaitu panjang dengan melarutkan 201,8 mg ekatrak dalam 10 ml
gelombang maksimumnya 765 nm (Prior RL et. al., etanol. Dan didapatkan hasil aktivitas antioksidan nya
2005). Pada penentuan kadar fenolat total digunakan sebesar 1,65 mmol Fe(II)/100 g. Dari hasil yang didapat,
asam galat sebagai larutan pembanding. Asam galat setelah dibandingkan dengan aktivitas antioksidan asam
merupakan senyawa yang stabil dan murni, lebih murah, galat yaitu 9,34 mmol Fe(II)/100 g maka hasil aktivitas
dan kestabilan asam galat tidak hilang lebih dari 5% antioksidan ekstrak rimpang jahe merah yang diinokulasi
apabila disimpan pada waktu lebih kurang dua minggu FMA lebih rendah dibandingkan aktivitas antioksidan
di dalam lemari pendingin dan tertutup (Waterhouse AL, asam galat. Hal ini disebabkan karena sampel yang
2002). digunakan masih dalam bentuk ekstrak sedangkan asam
Pada pembuatan kurva kalibrasi dibuat sederetan galat sebagai pembanding merupakan senyawa murni
larutan asam galat dengan konsentrasi 100, 150, 200, [Gambar 3].
250, dan 300 mg/L. Dari pengukuran serapan larutan
asam galat didapatkan kurva kalibrasi dengan persamaan
regresi y = 0,0025x + 0,0308 dengan koefisien relasinya
0,9992. Dari hasil literatur koefisien relasi (r) menunjukan
hasil yang linear apabila nilai r mendekati 1 (Gandjar IG
et. al., 2007). Kemudian dilakukan penentuan fenolat
total ekstrak rimpang jahe merah yang diinokulasi FMA
menggunakan sampel uji seberat 10 mg yang dilarutkan
dalam 10 ml pelarut etanol. Hasil penentuan kadar fenolat
total menggunakan persamaan regresi linear didapatkan
kadar senyawa fenolat total rimpang jahe sebesar 26,73
g/100g.
Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan
metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power),
karena merupakan metode yang sederhana, mudah, lebih
ekonomis, ketersediaan bahan baku lebih banyak dan
metode ini juga tidak terlalu dipengaruhi oleh lingkungan Gambar 2. Diagram batang aktivitas antioksidan ekstrak etanol
seperti cahaya, suhu dan kelembapan. Prinsip dari rimpang jahe merah yang diinokulasi FMA dan
metode FRAP adalah berdasarkan kemampuan senyawa asam galat sebagai pembanding
antioksidan berupa fenolat mereduksi ion Fe (III) menjadi
Fe (II) membentuk kompleks dengan ortho-fenantrolin KESIMPULAN
berwarna jingga-merah. Penentuan aktivitas antioksidan
terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
gelombang serapan maksimum. Panjang gelombang dapat disimpulkan sebagai berikut:
serapan maksimum besi (II) sulfat heptahidrat dengan 1. Pemeriksaan secara organoleptis rimpang jahe
buffer asetat dan ortho-fenantrolin menggunakan merah (Zingiber officinale var. rubrum Theilade)
spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang yang diinokulasi FMA berbentuk irisan, berbau khas,
400-800 nm memberikan panjang gelombang serapan berwarna kuning kecokelatan dan memiliki rasa
maksimum 510 nm dengan absorban 0,301. Pada pedas. Secara makroskopis bentuk rimpang kecil
literatur panjang gelombang maksimum untuk FRAP dan tidak beruas, panjang rimpang 3-5 cm dengan
menggunakan besi (II) sulfat heptahidrat dengan ortho- ketebalan 1,5-3 cm dan memiliki warna merah
fenantrolin yaitu sebesar 510 nm (Terry LA et. al., 2011). keputih-putihan atau merah kecokelatan. Secara
Setelah didapatkan panjang gelombang serapan mikroskopis didapatkan fragmen pengenal yaitu
maksimum besi (II) sulfat heptahidrat, maka dibuat kurva butir amilum, fragmen pembuluh, parenkim dengan
kalibrasi dengan menggunakan masing masing larutan sel minyak, serat sklerenkim, dan serabut.
standar besi (II) sulfat hepathidrat dengan konsentrasi 2. Rendemen ekstrak rimpang jahe merah yang
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017) s72
Suharti dkk |Formulasi dan Uji Sifat...
diinokulasi FMA yaitu 13,63 %. 11. Masuda, T., A. Jitoe dan T.J. Mabry. 1995. Isolation
3. Karakterisasi simplisia rimpang jahe merah yang and structure determination of cassumunarins A,
diinokulasi FMA susut pengeringan sebesar 6,01 %, B, C: new anti-inflammatory antioxidants from a
kadar abu total 7,42 %, kadar abu tidak larut asam tropical ginger, Zingible cassumunar. J Am Oil Chem
0,94 %, kadar sari larut air 13,55 % dan kadar sari Soc. 72: 1053-1057.
larut etanol 5,31 %. 12. Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of
4. Karakterisasi ekstrak rimpang jahe merah yang commonly used traditional medicine-ginger.
diinokulasi FMA yaitu untuk kadar air ekstrak Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569–1573.
didapatkan hasil 9,33 %, kadar abu total 14,79 % 13. Panovska, T.K., Kulevanova, S., Stefova. 2005. In
dan kadar abu tidak larut asam ekstrak 0,97 %. Vitro Antioxidant Activity of Some Teucrium Spesies
5. Kadar fenolat total ekstrak rimpang jahe merah yang Lamiaceae. Acta Pharm. 55: 207-214.
diinokulasi mikoriza adalah 26,73 g/100g. 14. Prior, R.L., Wu, X., dan Scaich, K. 2005. Standardized
6. Aktivitas antioksidan ekstrak rimpang jahe merah Methodes for The Determination of Antioxidant
(Zingiber officinale var. rubrum Theilade) yang Capacity and phenolics in Foods and Dietary
diinokulasi mikoriza adalah 1,65 mmol Fe(II)/100g. Supplements. J. Agric. Food Chem., 55, 2698.
15. Ravindran, P.N., Babu, K.N. 2005. Ginger The Genus
DAFTAR PUSTAKA Zingiber. CRC Press : New York.
16. Saleh, M.A., Clark, S.,Woodard, B., and Deolu, S.A.,
1. Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2010. Antioxidant and Free Radical Scavenging
2008. Some phytochemical, pharmacological and Activities of Essential Oils. Ethnicity dan Disease. 20.
toxicological properties of ginger (Zingiber officinale 78-82.
Roscoe): A review of recent research. Food and 17. Surh YJ, Loe E, Lee JM. Chemopreventive properties
Chemical Toxicology. 46 : 409-420. of some pungent ingredients present in red pepper
2. Andayani, R., Maimunah dan Lisawati, Y. 2008. and ginger. Mutat Res. 1998;402:259-267.
Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat dan 18. Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R.
Likopen pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M.
L.). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 13. 31-37. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Health benefits of herbs and spices: the past, the
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4–
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. S24.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. 19. Terry, L.A., Vicente, A., dan Cools, K. 2011.
Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Methodologies for Extraction, Isolation,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Characterization and Quantification of Bioactive
5. Gandjar, I.G., dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Compounds, 55 Health-Promoting Properties of
Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fruits and Vegetables. CAB International : 375-376.
6. Gupta, P. C., Sharma, N., dan Rao, C. V. 2012. 20. Voigt, T. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi
Pharmacognostic studies of the leaves and stem of V. Ahli Bahasa Noerono, S. Yogyakarta : Universitas
Careya arborea Roxb. Asian Pacific journal of tropical Gajah Mada. Hal. 564.
biomedicine, 2(5), 404-408. 21. Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
7. Haryatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai PT Gramedia Pustaka Utama.
Antioksidan Terhadap Radikal Bebas Pada Usia 22. Waterhouse, A. L. 1999. Folin Ciocalteau Micro
Lanjut. Jurnal MIPA UMS. 14: 52-60. Method For Total Phenol in Wine. American Journal
8. Isfahlan, Ahmad, Abdollah, Reza, and Rashid. 2010. of Enology and Viticulture. 28: 1-3
Antioxidant and Antiradical Activities of Phenolic 23. Waterhouse, A. L. 2002. Determination of total
Extracts from Iranian Almond (Prunus amygdalus L.) phenolic in R. E. wrolstad. current protocols in food
Hulls and Shells. Turk J Biol. 34. 165-173. analytical chemistry supplement 6. Inc: John Wiley
9. Kikuzaki, H.,Nakatani, N. 1993. Antioxidant effect of Sons.
some ginger constituents. Journal of food.
10. Manju, V. dan N. Nalini. 2005. Chemopreventive
efficacy of ginger, a naturally occurring
anticarcinogen during the initiation, post initiation
stages of 1, 2 dimethyl hydrazine-induced colon
cancer. Clin Chim Acta. 358: 60-67.
s73 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 19 Suplemen 1 (Desember 2017)