Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321337549

PHYSICAL AND CHEMICAL QUALITIES OF FROZEN BEEF WITHIN DIFFERENT


THAWING METHOD

Article · October 2011

CITATIONS READS

0 2,355

3 authors, including:

Dede Kardaya
Universitas Djuanda
35 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERFORMA KELINCI LOKAL YANG DIBERI AIR MINUM REBUSAN DAUN SIRIH (PIPPER BETLE LINN) View project

Artificial insemination program in spotted buffaloes (Bubalus bubalis) View project

All content following this page was uploaded by Dede Kardaya on 28 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


130 Diana et al. Kualitas daging sapi beku hasil thawing

KUALITAS FISIK DAN KIMIAWI DAGING SAPI BEKU PADA BERBAGAI METODE
THAWING

PHYSICAL AND CHEMICAL QUALITIES OF FROZEN BEEF WITHIN DIFFERENT


THAWING METHOD
C Diana1, E Dihansih2, dan D. Kardaya2a
1Fakultas
Peternakan IPB, Kampus Dramaga IPB Bogor
2Jurusan Peternakan FATEN Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35 Ciawi, Bogor 16720.
aKorespondensi: Dede Kardaya, E-mail: dede.kardaya@unida.ac.id

(Diterima oleh Dewan Redaksi: 24-07-2011)


(Dipublikasikan oleh Dewan Redaksi: xx-xx-xxxx )

ABSTRACT
Different thawing metods were applied to frozen beef in order for evaluating both the physical and
chemical qualities. The study used a completely randomized design with six treatments as follow:
1) fresh beef as control, 2) frozen beef allowed at room temperature (27-300C) until internal
temperature of beef reached 00C (became unfrozen), 3) Frozen beef thawed at refrigerator
temperature, i.e. 8-100C, 4) Frozen beef thawed at running water which its temperature range
within 25-280C, 5) Frozen beef thawed by boiling water (1000C), and 6) Frozen beef thawed by hot
water (<1000C). Every treatment was made in three replicates. Results of the study repealed that
frozen beef thawed by running water, hot water, or boiling water resulted in better physical
qualities than the one thawed by refrigerator temperature (P<0.05). All thawing methods did not
significantly affect on chemical qualities of the beef (P>0.05). Moreover, all frozen beef showed
similar chemical qualities to the fresh beef.
Key words: frozen beef, thawing, chemical quality, physical quality, fresh beef.

ABSTRAK
Beragam metode thawing telah digunakan pada daging sapi beku untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap kualitas fisik dan kimiawi daging sapi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap dengan enam perlakuan berikut: 1) daging segar sebagai control, 2) daging beku yang
dibiarkan pada suhu kamar (27-300C) sampai suhu bagian dalam daging mencapai 00C (daging
menjadi tidak beku), 3) daging beku yang dithawing menggunakan suhu refrigerator, yakni 8-100C,
4) daging beku yang dithawing pada air keran mengalir bersuhu 25-280C, 5) daging beku dithawing
dengan air mendidih bersuhu 1000C, dan 6) daging beku dithaing dengan air panas bersuhu
<1000C. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa daging beku yang dithawing dengan menggunakan
air keran mengalir, air panas, dan air mendidih mempunyai kualitas fisik yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan metode thawing pada suhu suhu refrigerator (P<0.05). Semua
metode thawing tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas kimiawi daging sapi (P>0,05). Lebih
dari itu, seluruh daging sapi beku memperlihatkan kualitas kimiawi daging yang sama dengan
daging sapi segar (P>0,05).
Kata kunci: daging sapi beku, thawing, kualitas kimiawi, kualitas fisik, daging segar.

Diana C, E Dihansih, dan D Kardaya. 2011. Kualitas fisik dan kimiawi daging sapi beku pada
berbagai metode thawing. Jurnal Pertanian 2(2): 130 – 138.
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2011 131

MATERI DAN METODE


PENDAHULUAN
Lokasi dan Waktu
Daging adalah bahan pangan yang bernilai gizi
tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh Ilmu Produksi dan Teknologi Ternak
manusia. Daging merupakan produk yang Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan,
mudah rusak sehingga biasanya disimpan pada Laboratorium mikrobiologi, SEAFAST CENTER,
suhu rendah. Penyimpanan pada suhu rendah Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian
adalah teknologi yang telah umum dikenal Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 1
untuk memperpanjang masa simpan daging bulan mulai 01 Juli sampai dengan 31 Juli 2011.
dan produk daging (Reid 1997). Pada saat ini
produk daging sapi beku sudah bayak beredar Materi
di Negara kita, terutama di kota-kota besar. Hal Bahan baku yang akan digunakan dalam
ini diakibatkan oleh kurangnya pasokan daging penelitian ini adalah daging sapi bagian paha
untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri kita belakang (knuckle). Bahan lain yang akan
dan semakin meningkatnya permintaan akan digunakan adalah untuk tahap pengujian
produk daging. kualitas fisik daging adalah kertas White-man
Peningkatan pendapatan masyarakat, untuk uji DMA, larutan buffer pH 4 dan 7 untuk
tingkat pendidikan dan tingkat pertumbuhan uji pH, tissue, plastik dan lain-lain.
penduduk tidak memungkinkan untuk Peralatan uji yang akan digunakan adalah
berubahnya pola kehidupan sehari-hari. timbangan digital analitis, pinset, Carper press,
Kesadaran akan pemenuhan nutrisi yang planimeter, thermometer bimetal, panci, pisau,
bergizi bagi tubuh bagi pertumbuhan dan warner bletzer, corer, pH meter, frezzer,
kecerdasan bangsa mengakibatkan refrigerator. untuk membuat kultur kerja
peningkatan akan konsumsi daging. Para adalah tabung reaksi, cawan Petri, jarum ose,
konsumen biasanya membeli daging segar incubator, kompor dan lain-lain.
kemudian menyimpannya kemudian sebagai
persediaan sehari-hari. Tidak jarang juga para Rancangan Percobaan
konsumen membeli daging dalam kondisi beku
untuk konsumsi sehari-hari. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan
Daging beku sebelum diolah biasanya
lima perlakuan dan tiga ulangan. Adapun
dilakukan thawing (penyegaran kembali)
perlakuan yaitu:
terlebih dahulu. Teknologi yang berhubungan
dengan thawing ini untuk menjadi lebih efektif 1. Daging segar yang tidak dibekukan atau
banyak tersedia. Beberapa pendapat tidak diberikan perlakuan sebagai control.
masyarakat mengatakan bahwa kualitas daging 2. Thawing pada suhu ruang: yaitu daging
beku menyusut dibandingkan daging segar. dibiarkan pada suhu ruang dengan suhu
Sedangkan menurut beberapa literartur sekitar 27-300C sampai benar-benar tidak
menyebutkan bahwa kualitas daging selama beku atau suhu dalam daging 00C lalu diuji
pembekuan tidak berubah, tetapi akan terjadi kualitas fisik dan kimianya
perubahan kualitas daging pada saat thawing. 3. Thawing pada suhu refrigerator : yaitu
Thawing dapat menyebabkan beberapa daging dibiarkan pada suhu refrigerator
perubahan fisik dan kimia dan beberapa dengan suhu 8-100C sampai benar-benar
metode thawing yang dikenal masyarakat tidak beku lalu diuji kualitas fisik dan
antara lain disimpan dalam refrigerator, kimianya
disimpan dalam suhu kamar, direndam dalam 4. Thawing pada air keran : yaitu daging
air dingin (kran) dan direndam dalam air disimpan sambil dialiri air keran dengan
panas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui suhu25-280C sampai benar-benar tidak
metode thawing terbaik dan dampak yang beku lalu diuji kualitas fisik dan kimianya
ditimbulkan akibat berbagai cara thawing 5. Thawing pada air panas (suhu mendidih) :
terhadap sifat fisik dan kimia daging sapi beku. yaitu daging dibiarkan pada suhu air panas
dengan suhu 1000C sampai benar-benar
tidak beku lalu diuji kualitas fisik dan
kimianya.
132 Diana et al. Kualitas daging sapi beku hasil thawing

6. Thawing pada air panas suhu<1000C yaitu Kualitas Fisik


setelah air mendidih, api dimatikan lalu
Uji Keempukan/Daya Iris (Warner Bratzler
daging dimasukan ditunggu sampai tidak
Shear Force)
beku lalu diuji kualitas fisik dan kimianya.
Sampel daging yang telah di thawing sebanyak
Model matematis yang digunakan berdasarkan 200 gram akan ditusuk dengan thermometer
Steel and Torrie (1997): bimetal, kemudian direbus pada air mendidih
Yij = μ + Pi + εij sampai suhu internal 80-810C. Daging tersebut
diuji keempukan dengan cara daging di corer
Keterangan: searah serat daging lalu diuji keempukannya
Yij: Variabel respon akibat pengaruh cara
dengan menggunakan alat Warner Blatzer dan
thawing ke-i pada ulangan ke-j
keempukan daging akan terbaca pada skala alat
μ: Nilai tengah umum
Pi: Pengaruh cara thawing ke-i terhadap kualitas tersebut. Skala daging antara 1-3 dinyatakan
daging secara fisik dan kimia (i = ruang, daging tersebut empuk, skala daging antara 4-8
refrigerator, air dingin dan air panas) dinyatakan daging tersebut kurang empuk,
εij: Pengaruh galat percobaan pada unit per- skala daging anatara 8- ke atas dinyatakan alot.
cobaan ke-i dalam kombinasi perlakuan ke-j.
Drip Loss
Drip loss diukur dari selisih antara berat beku
Prosedur dan berat setelah daging di thawing atau
Persiapan penelitian ini dimulai dengan disegarkan kembali. Drip loss ditunjukkan
dengan persentase selisih dari bobot bahan
pembelian daging segar sebanyak 7,5 kg di
pasar tradisional, kemudian sebanyak 0,5 kg yang dipakai.
daging segar tersebut akan dilakukan uji Uji Susut Masak
kualitas fisiknya dan kadar protein. Daging
Sampel daging yang telah dithawing ditimbang
segar yang lainya akan dibungkus dengan
sebanyak 50 gram, lalu akan ditusuk dengan
plastic LDPE yang masing-masing beratnya
thermometer bimetal, kemudian direbus pada
adalah 0,5 kg untuk kemudian dimasukan ke
air mendidih sampai suhu internal 80-810C.
dalam frezer agar beku.
Lalu daging diangkat dari air rebusan,
Pembekuan dilakukan selama 1 minggu, kemudian di diamkan samapai beratnya
kemudian setelah 1 minggu pembekuan tiap konstan pada suhu ruang. Setelah beratnya
bungkus daging akan dithawing dengan konstan kemudian daging tersebut ditimbang
perlakuan yang berbeda. Perlakuan tersebut kembali lalu dihitung berapa persen susut
diantaranya adalah: thawing suhu ruang, masaknya dengan rumus :
thawing air dingin, thawing refrigerator dan
thawing di air panas. Setelah proses thawing
selesai maka setiap daging akan diuji kualitas Susut Bobot daging awal-bobot daging akhir
=
fisik, kadar protein dan kadar lemaknya. Uji masak Bobot daging awal
kualitas fisik daging tersebut diantaranya
adalah uji keempukan, susut masak, daya
mengikat air, pH. Sedangkan untuk uji kimia Uji Daya Mengikat Air (Hamm, 1974)
hanya untuk kadar protein dan kadar lemak. Sampel daging sebanyak 0,3 gram ditimbang
dengan timbangan analitis, kemudian daging
Pengukuran Peubah tersebut diambil dengan mengunakan pinset
Waktu dan Suhu dan diletakan ditengah-tengah dua kertas
saring whiteman 41 lalu di tekan pada alat
Peubah yang diukur mencakup lama waktu Carper press dengan tekanan 35kg/m2 selama
thawing yang diperlukan sampai daging tidak 5 menit. Tunggu sampel daging mengering
beku (suhu dalam daging 00C) pada berbagai pada kertas kemudian diberi tanda pada
perlakuan yang diberikan dan suhu yang sekeliling air yang keluar dari daging pada
digunakan pada saat thawing pada berbagai kertas. Setelah itu, dilakukan pengukuran
perlakuan yaitu: suhu refrigrator (8-100C), dengan alat planimeter untuk melihat
suhu ruang (27-300C), suhu air kran (25-280C) banyaknya air yang keluar dari daging dengan
dan suhu air mendidih (1000C). mengukur lingkaran dalam yaitu berupa
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2011 133

sampel daging yang ditekan dan lingkaran luar perlahan larutan natrium hidroksida 50%
berupa air yang keluar dari daging. Jumlah air sebanyak 50 ml. Labu kemudian dipanaskan
yang keluar dari daging adalah lingkaran luar sampai kedua cairan tercampur. Destilasi
dikurangi lingkaran dalam. Kemudian hasil ditampung dalam Erlenmeyer yang diisi
pengukuran tersebut dikonversikan air yang dengan larutan baku asam klorida 0,1N
keluar dari daging dengan menggunakan sebanyak 50 ml dan indicator metal merah 0,1
rumus Hamm: % b/v sebanyak 5 tetes. Sisa larutan asam
Mg H2O = (luas area basah cm2 / 0,0948) – 8,0 klorida 0,1 N. Titik akhir titrasi terjadi
perubahan warna larutan dari merah menjadi
Uji pH kuning. Lakukan titrasi blangko.
Sampel daging yang sudah dithawing diuji pH- Rumus:
nya dengan cara ditusuk dengan alat pH meter (ml X– ml Y) x N NaOH x14 x 6,25
daging. pH meter daging pertama dikalibrasi
%Protein = -------------------------------------------
dulu pada cairan buffer pH 7, kemudian
Berat Y (mg)
dilanjutkan dengan kalibrasi pada cairan buffer
pH 4. Setelah itu pH meter ditusukan pada dengan faktor pengali 100%
daging sampel yang akan diuji dan pH daging Keterangan : X = Blangko
akan terbaca pada alat pH meter tersebut. Y = Sample
Uji Warna (Soekarto, 1990) Uji Kadar Lemak (Soxlet)
Kromameter tipe CR-200 adalah alat yang Labu penyari disiapkan dengan batu didih di
digunakan untuk mengukur warna produk dalamnya, yang sebelumnya telah dipanaskan
pangandan dapat langsung menyatakan warna pada suhu 105-1100C dan didinginkan di dalam
bahan pangan ke dalam system notasi Hunter eksikator. Labu penyari (a) dan sampel di
yaitu L, a dan b. timbang, sampel ditimbang sebanyak ± 1 gram
Uji Kadar Air (AOAC, 1999) (x), kemudian sampel dimasukan kedalam
selongsong penyari, kemudian ditutup dengan
Siapkan cawan yang sudah disterilkan dengan menggunakan kapas tidak berlemak.
menggunakan oven dengan suhu 1050C selama Selongsong penyari dimasukan kedalam alat
1 jam dan telah didinginkan menggunakan soxlet, lalu disari menggunakan petroleum
eksikator, kemudian timbang (X). Timbang benzin. Selanjutnya eksikator dihubungkan
sampel yang akan di uji sebanyak 5 gram (Y) dengan kondensor, alat yang digunakan dalam
dan simpan dalam cawan. Sampel yang sudah proses ini adalah FATEX-S. labu penyari
siap di masukan dalam oven 1050C selama 4-6 diangkat dari alat FATEX-S, kemudian
jam (sampai beratnya konstan). Angkat sampel keringkan dalam oven pada suhu 105-1100C
dan dinginkan dalam eksikator. Timbang sampai bobot tetap (± 4-6 jam),setalah itu
sampel yang sudah dingin (Z). didinginkan didalam eksikator dan hasilnya
ditimbang sebagai bobot akhir (b). Rumus:
X+Y
% Kadar Air = x 100 % b–a
X
% lemak = --------------- x 100%
Uji Kadar Protein (Kjeldahl) X
Timbang 1 gram bahan yang telah dihaluskan,
masukan ke dalam labu kjeldahl, kemudian
ditambahkan 7,5 gram kalium sulfat dab 0,35 HASIL DAN PEMBAHASAN
gram raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat Hasil yang diperoleh ternyata proses thawing
pekat. Panaskan labu kjeldahl dalam lemari dengan menggunakan suhu refrigrator lebih
asam sampai berhenti berasap dan teruskan lama dibandingkan dengan menggunakan suhu
pemanasan sampai mendidih dan cairan ruang, air kran yang mengalir, air panas
menjadi jernih.tambahkan pemanasan kurang maupun dengan menggunakan air mendidih.
lebih 30 menit, kemudian didinginkan. Proses thawing yang dilakukan dengan
Tambahkan 100 ml aquadest dalam labu menggunakan suhu yang tidak terlalu berbeda
kjeldahl yang didinginkan tambahkan 15 ml jauh dengan suhu awal daging beku. Berbeda
larutan kalium sulfat 4% kemudian tambahkan dengan proses thawing dengan menggunakan
134 Diana et al. Kualitas daging sapi beku hasil thawing

air mendidih dengan suhu air 100 0C, pada atau pencoklatan yang terjadi akibat
proses thawing ini daging dituntut untuk lebih perubahan dari pigmen yang ada dalam daging
cepat akan tetapi karena suhunya terlalu tinggi yaitu mioglobin karena panas menjadi coklat.
sehingga pada daging terjadi proses browning

Tabel 1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan daging beku sampai ke kondisi normal
daging (Thawing)
No Perlakuan Waktu Thawing
1 Daging segar, sebagai control -
2 Thawing pada suhu ruang (suhu sekitar 27-300C) 2 jam 49 menit
3 Thawing pada suhu refrigerator (suhu sekitar 8-100C) 10 jam 10 menit
4 Thawing pada air keran mengalir(suhu sekitar 25-280C) 31 menit
5 Thawing pada air panas (suhu <1000C) 19 menit
6 Thawing pada air mendidih (suhu 1000C) 10 menit

ternyata secara parametrik berbeda nyata pada


Sifat Kualitas Fisik taraf kepercayaan 5% (Tabel 2).
Sifat fisik daging yang umum dilakukan untuk Ternyata untuk nilai pH daging segar,
melihat kualitas daging baik atau sudah rusak daging yang dithawing di refrigerator, thawing
yaitu pH, keempukan, susut masak, daya di suhu ruang, thawing dengan air keran/air
mengikat air (DMA). mengalir, air panas dan thawing dengan air
mendidih memiliki kesamaan nilai pH dalam
Nilai pH kisaran nilai pH daging normal yaitu 5,4-5,6
Hasil yang didapatkan untuk nilai pH yang (Gambar 1). Menurut soeparno (2005) kisaran
dilakukan pada daging segar dan daging nilai pH untuk daging normal yang sudah
dengan perlakuan thawing yang berbeda mengalami proses postmortem yaitu 5,4-5,6.

Tabel 2 Pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap sifat fisik daging sapi


Uji Fisik
Perlakuan Susut Masak Susut Thawing
pH Keempukan DMA (%)
(%) (%)
1 5,60a 7,00 39,83ab 43,30 -
2 4,83c 9,67 43,80ab 42,00 -0,29c
3 5,06bc 9,00 38,90ab 42,10 1,24c
4 5,47ab 8,33 44,60a 42,77 -0,03c
5 5,67a 8,33 34,77b 42,83 3,44b
6 5,40ab 8,00 38,00ab 38,73 9,91a
Nilai dengan superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% (P<0,05).
Hasil yang didapatkan untuk nilai pH pada cadangan glikogen dalam daging menjadi asam-
daging dengan thawing suhu ruang dan asam dan hasil lainnya, sehingga pH pada
refrigrator menunjukan nilai yang sama saja lingkungan bakteri ini atau daging ,menjadi di
pada selang kepercayaan 95% dan kisaran bawah pH daging normal. Pertumbuhan bakteri
nilai pHnya berada dibawah kisaran daging pada daging yang sudah beku ini lebih cepat
normal, bahkan sudah masuk ke dalam kondisi karena kandungan air bebas yang ada pada
asam yaitu 4,83 dan 5,06. Hal ini disebabkan daging sangat tinggi sekali. Air ini salah satu
karena waktu yang dibutuhkan pada saat penyebab bakteri yang ada dalam daging
thawing terlalu lama sehingga terjadi sangat mudah tumbuh. Air bebas yang ada ini
perkembangan pertumbuhan bakteri pada berasal dari driploss pada saat thawing. Hal ini
daging. Pertumbuhan bakteri ini akan dipertegas oleh Fardiaz bahwa bakteri mampu
mengakibatkan pH menjadi turun lagi, karena berkembang pada kondisi lingkungan yang
umumnya hasil dari metabolisme bakteri salah mempunyai kadar air minimal 0,86%, semakin
satunya adalah asam. Bakteri akan merubah
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2011 135

tinggi kadar air maka bakteri akan dengan dipertahankan menjadi air bebas. Menurut
mudah untuk berkembang. Soeparno (2005) susut masak dipengaruhi oleh
temperatur dan lama pemasakan.
Keempukan
Susut masak yang paling rendah terjadi
Hasil uji keempukan yang sudah di uji secara pada daging beku yang dithawing dengan
parametrik ternyata dengan uji dengan menggunakan air panas. Proses Thawing
kepercayaan 95% beberapa metode thawing dengan menggunakan air panas ini mempunyai
yang dilakukan pada daging knuckle beku tidak kualitas yang tidak baik dari segi susut masak
berbeda, semuanya sama dengan nilai dan thawing dengan menggunakan sudu
keempukan lebih dari nilai 7 untuk nilai rendah lebih baik.
keempukannya. Nilai keempukan 7 ini
menggambarkan bahwa daging ini semuanya Daya Mengikat Air (DMA)
alot sesuai dengan pernyataan Soeparno Hasil yang didapatkan untuk uji Daya Mengikat
(2005) bahwa daging dengan range nilai Air (DMA) ternyata tidak berbeda (P>0,5)
keempukan lebih dari 5 maka daging tersebut untuk daging beku yang dithawing yang
bisa dikatakan alot. Hasil ini menggambarkan berbeda-beda. Hal ini dimungkinkan karena
bahwa metode thawing tidak ada pengaruh perbedaan air yang terkandung dalam daging
untuk keempukan daging. tidak terlalu signifikan jadi setelah di olah
Keempukan daging ditentukan oleh tiga secara anova pada selang kepercayaan 95%
komponen daging, yaitu struktur miofibrilar menunjukan nilai yang tidak berbeda. Daya
dan status kontraksinya, kandungan jaringan mengikat air merupakan salah satu faktor yang
ikat dan tingkat ikatan silangnya, dan daya ikat menentukan kualitas dan daya terima daging
air oleh protein daging serta marbling (Aberle oleh konsumen. (Honikel 1998).
et al. 2001). Perbedaan bangsa juga dapat Hasil yang didapatkan (Gambar 4) bahwa
menimbulkan perbedaan keempukan daging, DMA daging segar lebih tinggi dibandingkan
daging dari tipe kecil lebih empuk daripada dengan DMA pada daging beku yang sudah di
daging dari tipe besar (Lawrie 2003). Menurut thawing dengan beberapa metode thawing. Hal
Epley (2008), keempukan daging akan inidisebabkan karena kekuatan protein dalam
menurun seiring dengan meningkatnya umur daging yang berfungsi sebagai pengikat air
hewan. Jaringan ikat pada otot hewan muda sudah mengalami kerusakan akibat adanya
banyak mengandung retikuli dan memiliki pembekuan dan pH daging. Hal ini diperkuat
ikatan silang yang lebih rendah jika oleh Lawrie (2003) yang menyatakan bahwa
dibandingkan dengan hewan tua. daya mengikat air daging sangat dipengaruhi
Susut Masak oleh pH, semakin tinggi pH akhir semakin
sedikit penurunan DMA.
Susut masak yang dilakukan pada daging yang
Daya mengikat air sangat penting dalam
sudah selesai proses thawing. Hasil yang
proses pengolahan daging sebagai protein yang
diperoleh untuk susut masak pada beberapa
mampu menahan lebih banyak air menjadi
metode thawing yang berbeda tidak terlalu
lebih mudah larut. Daging dengan kapasitas
berbeda dari susut yang diperoleh. Namun
mengikat air yang rendahakan menyebabkan
setelah diuji statistik dengan menggunkan
banyaknya cairan yang hilang, sehingga selama
ANOVA pada selang kepercayaan 95%
pemasakan akanterjadi kehilangan berat yang
menunjukan bahwa susut yang didapat pada
besar. Kapasitas mengikat air merupakan
metode thawing menggunakan air kran
faktor mutu yang penting karena berpengaruh
berbeda dengan metode thawing air panas dan
langsung terhadap keadaan fisik daging seperti
semua methode thawing menghasilkan susut
keempukan,warna, tekstur, juiceness, serta
yang sama dengan kontol atau tidak berbeda.
pengerutan daging (Forrest et al. 1975)
Hasil susut masak yang berbeda ini karena
pada proses thawing menggunakan air panas Warna
terjadi kerusakan protein-protein pada daging. Warna daging sapi segar dan warna daging
Kerusakan protein yang terjadi karena proses beku yang sudah di thawing dengan metode
thawing dengan menggunakan suhu tinggi suhu refrigrator, suhu ruang, air keran yang
sehingga kemampuan dari protein untuk mengalir, air panas dan air mendidih dapat
mempertahankan air yang terikat didalam dilihat pada gambar 5. Warna daging sapi
melemah, sehingga air tidak mampu
136 Diana et al. Kualitas daging sapi beku hasil thawing

ditunjukan dengan kecerahan daging (L), daging beku. Hal ini dikemukakan juga oleh
intensitas warna merah daging (a), dan Cornforth (1985) bahwa penyimpanan dingin,
intensitas warna biru (b). bagian daging berpengaruh terhadap nilai b
Tidak terlihat bahwa pengaruh perbedaan atau intensitas warna biru pada daging,
metode thawing terhadap kecerahan daging
beku yang sudah mengalami thawing (P>0,05). Sifat Kualitas Kimia
Hasil ini mungkin nilai yang didapatkan tidak Uji kimia yang dilakukan adalah uji kadar air,
terlalu signifikan, akan tetapi dpat dilihat pada protein dan lemak. Hasil uji yang sudah
grafik (Gambar 5) bahwa terlihat ada dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.
perbedaan kecerahan antara daging segar
sebagai kontrol (perlakuan 1) dengan daging Tabel 3 Pengaruh perlakuan penyimpanan
beku yang di thawing dengan metode yang daging terhadap kualitas kimia
berbeda. Semakin tinggi nilai warna L daging
Kualitas kimia daging
menggambarkan semakin cerah suatu daging. Perlakuan
Perbedaan nilai ini disebabkan karena pada Kadar Air Protein Lemak
saat proses thawing terjadi pengeluaran cairan ………………..%........................
dalam daging yang disebut sebagai driploss. 1 75,01 20,93 1,16
Warna daging sapi untuk intensitas warna 2 74,6 21,10 0,36
merah terlihat menunjukan hasil berbeda nyata
3 72,97 21,13 0,95
(P<0,05) terhadap perlakuan thawing yang
berbeda. Intensitas warna merah pada daging 4 71,77 21,82 0,79
segar berbeda dengan daging beku yang di 5 71,01 23,36 0,66
thawing pada suhu ruang, refrigrator, dan air 6 72,28 24,02 1,36
panas. Daging yang dithawing di suhu ruang
(perlakuan 2) ternyata intensitas warna
merahnya sama dengan daging yang di thawing Kadar Air
di refrigrator (perlakuan 3), air kran mengalir Hasil yang didapatkan (Tabel 3) terlihat bahwa
(perlakuan 4), air panas (perlakuan 5) dan air kadar air dari daging segar dan daging beku
mendidih (perlakuan 6). Hal ini dikarenakan yang sudah di thawing dengan beberapa
pada daging yang sudah dibekukan pada saat metode thawing yang umum dilakukan di
dilakukan proses thawing mioglobin yang masyarakat menunjukan tidak berbeda nyata
merupakan pigmen warna merah daging ikut (P>0,5). Hal ini menggambarkan bahwa kadar
keluar bersamaan dengan air dalam driploss, air pada daging segar dan daging beku yang di
sehingga kadar mioglobin dalam daging thawing dengan beberapa metode thawing
menjadi berkurang. Metode thawing yang secara statistik ternyata tidak berbeda. Namun
berbeda menunjukan intensitas warna yang secara kuntitatif terdapat perbedaan antara
tidak nyata. daging segar dan daging beku yang di thawing
Hasil yang didapatkan untuk intensitas dengan metode yang berbeda.
warna biru ternyata daging yang dithawing di Kadar air (Tabel 3) merupakan jumlah air
suhu ruang (perlakuan 2) tidak berbeda yang masih terikat pada daging setelah proses
dengan daging segar, tetapi daging yang thawing. Semakin tinggi suhu thawing ternyata
dithawing di suhu refrigrator (perlakuan 3), air semakin banyak air yang hilang karena proses
kran yang mengalir (perlakuan 4), air panas thawing dengan menggunakan suhu tinggi akan
(perlakuan 5) dan air mendidih (perlakuan 6) membuat kristal-kristal es pada daging beku
ternyata untuk intensitas warna biru mencair semua dan pada dagingng beku yang
menunjukan hasil yang berbeda dengan dithawing lambat kristal-kristal esnya tidak
intensitas warna biru pada daging segar mencair semua. Hal ini sesuai dengan yang
(perlakuan 1). Hal ini dikarenakan pada daging dikemukakan oleh Lesson dan Summer (1997)
beku sudah mengalami proses pengkristalan bahwa perlakuan thawing lambat atau thawing
unsur air dalam daging dan pada saat thawing dengan suhu rendah mampu memmpertahan-
driploss yang terjadi terlalu banyak sehingga kan lebih besar kadar air dalam produk, karena
banyak unsur pembentuk warna biru uni yang kristal-kristal es dalam daging beku tidak
ikut keluar sehingga berbeda intensitas warna mencair dengan sempurna.
biru pada daging yang diberi perlakuan dengan
Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 2 Nomor 2, Oktober 2011 137

Kadar Protein KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


Protein merupakan faktor penentu dalam
menentukan kualitas suatu produk dalam hal Kesimpulan
sifat kimia produk. Hasil yang ditunjukan pada Daging yang dithawing dengan menggunakan
Tabel 3. Ternyata kadar protein antara daging metode thawing cepat yaitu air keran mengalir,
segar dengan daging beku yang dithaewing air panas dan air mendidih mempunyai kualitas
pada suhu ruang, suhu refrigrator, air kran fisik yang lebih baik dibandingkan dengan
yang mengalir, air panas dan air mendidih menggunakan metode thawing lambat seperti
ternyata tidak berbeda. Hal ini suhu refrigrator. Perbedaan metode thawing
menggambarkan bahwa proses pembekuan yang dilakukan pada daging beku tidak
tidak terlalu berpengaruh terhadap kadar mempengaruhi kualitas kimia daging seperti
protein daging, karena tidak telalu signifikan protein, kadar air dan kadar lemak. Daging
nilai atau jumlah protein yang hilang akibat segar dan daging beku yang sudah dithawing
adanya proses pembekuan dan metode dengan beberapa metode kandungannya sama
thawing yang berbeda. yaitu masih termasuk kedalam daging normal.
Kadar protein yang didapat berkisar antara
20 sampai 24%. Kisaran kadar protein ini Implikasi
masih termasuk dalam kisaran daging dengan Metode thawing cepat yang mencakup
kualitas baikHal ini sesuai dengan Suroprawiro penggunaan air keran yang mengalir, air panas,
(1981) yang menyatakan bahwa kandungan atau air mendidih dapat menjadi metode
protein daging berkisar antara 15-25%. pilihan yang lebih hemat energy dan lebih
Sedangkan menurut Lawrie (1995) bahwa ramah lingkungan dibandingkan dengan
komposisi daging dapat diperkirakan terdiri metode thawing lambat yang menggunakan
dari 75% kadar air, 19% protein, 3,5% suhu refrigerator. Hal ini karena penggunaan
substansi non protein dan 2,5 % lemak. Daging refrigerator, selain mengonsumsi energy listrik
yang disimpan beku dan dithawing baik itu juga penggunaan gas freonnya berdampak
secara cepat atau lambat tidak mempengaruhi negatif, yakni berandil dalam meningkatkan
terhadap kadar protein dalam daging. pemanasan global.
Kadar Lemak
Hasil yang didapatkan untuk kadar lemak pada
daging segar dan daging beku yang dithawing DAFTAR PUSTAKA
di suhu ruang, suhu refrigerator, air kran yang BBP4. 2010. Keempukan daging: apa dan
mengalir, air panas dan air mendidih ternyata bagaimana mendapatkan daging yang
tidak berbeda (P>0,5%). Hal ini berarti kadar empuk? Balai Besar Penelitian dan
lemak dalam daging tidak dipengaruhi oleh Pengembangan Pascapanen Pertanian,
proses pembekuan dan proses thawing, baik itu Volume 32 No 4. Balai Besar Penelitian dan
thawing cepat atau lambat. Pengembangan Pascapanen Pertanian,
Hasil yang didapat ini mempunyai kadar Bogor.
lemak yang rendah baik itu daging yang masih http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id
segar maupun daging yang sudah diberi [15 Juni 2011]
perlakuan. Hal ini disebabkan daging yang Berry BW dan FD Kathleen. 1989. Meat
digunakan dari sapi yang masih muda dan Freezing. Elsevier Science Publishers. The
belum terlalu gemuk atau bobot potongnya Nedherlands. Amsterdam.
masih rendah. Pertumbuhan lemak akan Bratzler LJ, AM Gaddis, and WL Sulzbacer.
terjadi setalh pertumbuhan otot maksimal, 1977. Fundamental of Food Frezzing. Ed.
karena pada sampel daging yang digunakan N.W. Destoiser and D.K. Fressler. Avi
produksi ototnya belum maksimal sehingga Publishing Co., Inc., Westport, Connecticut.
lemak yang terkandungnya masih sedikit. Pp. 740-745.
Desrosier, N.W. dan Tressler. 1977.
Fundamentals of Food Freezing. AVI
Publishing Co. Sci. 36: 435 – 439.
Forrest CJ, ED Aberle, HB Hendricle, MD Judge,
and RA Merkel. 1975. Principle of Meat
138 Diana et al. Kualitas daging sapi beku hasil thawing

Science. W.H. Freeman and Co., San Marriott NG, RA Garcia, JH Pullen, dan DR. Lee.
Francisco. 1980. Effectof thaw conditions on ground
Freeman WH. 1960. The Science of Meat and beef. J. Food Protein. 43 : 180-184.
Meat Product. American Meat Institute Palupi WOE. 1968. Tinjauan Literatur
Foundation. Freeman and Company, San Pengolahan Daging. Pusat Dokumentasi
Francisco. Ilmiah Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Henrickson RL 1978. Meat, Poultry and Seafood Indonesia, Jakarta.
Technology. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Potter NN. 1986. Food Science. The AVI
USA. Publishing Company Inc, Westport,
Hood DE. 1971. Beef Processing and Marketing. Connecticut.
Conference Proceedings. Irish Livestock & Price JF and BS Schweigert. 1971. The Science
meat commission. London. of Meat and Meat Products. Second Ed. W.H.
Howard A and RA Lawrie. 1960. Spec. Rept. Fd. Freeman an Co., San Francisco.
Invest. Bd London, No 68 Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi daging.
Judge MD, ED Aberle, JC Forrest, HB Hedrick, Gajah Mada Universty Press. Yogyakarta
RA Markel. 1989. Principles of Meat Science. Sutaryo. 2004. Modul Materi Kuliah Pokok
Kendall/ hunt Publishing Company. Iowa. Bahasan: Penyimpanan dan Pengawetan
USA. Daging. Fakultas Peternakan Universitas
Khan AW and CP Lentz. 1977. Effects of Diponegoro, Semarang.
Feeding, Thawing and Storage on Some Westerman BD, GE Vail, GL Tinklin, dan J Smith.
Quality Factors for Portionsize Beef Cuts. 1949. B-complex Vitamin in meat. II. The
Meat Science 1: 263-270 influence of diferrent methods of thawing
Lawrie RA. 1966. Meat Science. 1 St.Ed. frozen steaks upon their palatability and
Pergamon Press. Ltd. New York. vitamin content. J. of Food Tech. 3 : 184-187.

View publication stats

You might also like