Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH PELATIHAN BERPIKIR POSITIF PADA EFIKASI DIRI

AKADEMIK MAHASISWA (STUDI EKSPERIMEN PADA MAHASISWA


FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP SEMARANG

Aswendo Dwitantyanov, Farida Hidayati, and Dian Ratna Sawitri

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Jl. Prof Sudharto. SH, Kampus Tembalang, Semarang, 50275

langkah_kedepan_edo@yahoo.com ; farida_hid@yahoo.co.id ; drsawitri@yahoo.com

Abstract

Academic self-efficacy is individual conviction to be up against academic duty assignment accords that expected.
Academic self-efficacy motivated student for ductile and persistent in finalizing college task, up to aim, and settles
$emerging interference (Bandura, 1997, p. 117). Positive thinking helps college student to face situations that evoke
stress in study and makes college student to focus on the positive things. Therefore, positive thinking often used to
determinant of high in academic self-efficacy, because it’s making college student focus successful possibility in
academic while stress gristle situation (Kivimaki, et al, 2005, p. 413). Methodology: This research intent to test effect of
positive thinking training to step up academic self-efficacy at college student. This research is done on 21 first year
college student undergraduate, they have never been followed positive thinking training thinks before all, and they has
academic self-efficacy low or moderate category. They agglomerated in two groups, which is experiment group and
control group. Hypothesis that proposed in this research which is there is difference of academic self-efficacy at
experiment and control groups. This research used Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Positive
thinking training is given up to three meeting. Data collecting is done by use of observation method, interview, and
academic self-efficacy scale for college student. Results: Hypothesis testing result by use of Independent Sample t-test
yields value of p (0,000) < 0,05. It points out that there is significantly difference of academic self-efficacy score
between experiment and control groups after treatment. Thus, positive thinking can be one of the ways to increase
academic self-efficacy at college student. Conclusions: There is effect of positive thinking training to academic self-
efficacy at first year college student at sychology faculty of Diponegoro University on Semarang.

Kata Kunci : Positive thinking training, academic self-efficacy, college student

PENDAHULUAN Untuk itu, individu sebagai mahasiswa


selayaknya memiliki keyakinan yang kuat
Terlepas dari dunia pendidikan SMA, dalam pencapaian prestasi akademik. Konsep
beberapa dari siswa SMA meneruskan ini disebut efikasi diri akademik. Efikasi diri
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. akademik dapat diartikan sebagai keyakinan
Pengembangan diri individu melalui seseorang bahwa dirinya mampu untuk
pendidikan dapat menjadi salah satu alternatif melakukan tugas akademik yang diberikan
dalam mempersiapkan individu menghadapi dan menandakan level kemampuan dirinya
persaingan global. Di sisi lain, pendidikan (Baron & Byrne, 2003, h.183).
terus melakukan peningkatan standar,
sehingga lulusannya mampu bersaing dalam Park dan Kim (2006, h. 276) menyebutkan
pasar global. Hal ini secara tidak langsung efikasi diri sangat penting bagi pelajar untuk
mensyaratkan individu untuk lebih mengontrol motivasi mencapai harapan-
mengembangkan kemampuannya, agar harapan akademik. Efikasi diri akademik jika
pencapaian prestasi akademik dapat optimal. disertai dengan tujuan-tujuan yang spesifik

135
136 Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010

dan pemahaman mengenai prestasi akademik, Berdasarkan paparan di atas, peneliti melihat
maka akan menjadi penentu suksesnya pentingnya pengembangan model pelatihan
perilaku akademik di masa yang akan datang berpikir positif untuk meningkatkan efikasi
(Bandura dalam Alwisol, 2004, h.63). diri akademik. Pada penelitian ini, digunakan
Pemahaman ini menggambarkan bahwa model berpikir positif Elfiky (2008) yang
efikasi diri akademik dapat menjadi suatu dikolaborasikan dengan beberapa pendekatan
sumber daya yang sangat penting bagi psikologi lainnya. Elfiky (2008, h.269)
pengembangan diri melalui pilihan aktivitas menyebutkan saat seseorang berpikir,
mahasiswa (Schunk dalam Santrock, 2008, informasi yang dipikirkannya akan dimaknai
h.532). dan pada akhirnya memanifestasikan perasaan
tertentu. Oleh sebab itu, berpikir positif pada
Peneliti dalam survei awal terhadap empat hakikatnya juga berkaitan erat dengan emosi.
mahasiswa tahun pertama menemukan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
beberapa indikator yang dapat melemahkan ingin mengkaji secara empiris pengaruh
efikasi diri akademik, diantaranya keraguan pelatihan berpikir positif terhadap efikasi diri
dalam mengerjakan tugas dan rendahnya akademik mahasiswa tahun pertama.
motivasi belajar untuk mencapai prestasi
akademik yang memuaskan. Efikasi diri Rumusan Masalah
akademik menentukan cara hambatan dan
tantangan akademik akan dihadapi (Bandura Permasalahan dalam penelitian ini adalah
dalam Pervin & John, 2001, h.407). Semakin adakah pengaruh pemberian pelatihan
tinggi efikasi diri akademik, maka semakin berpikir positif terhadap efikasi diri akademik
tinggi prestasi akademik seseorang (Ferla, pada mahasiswa Universitas Diponegoro?
Valcke, & Cai, 2007, h. 12). Salah satu upaya Adakah perbedaan efikasi diri akademik pada
meningkatkan efikasi diri akademik adalah mahasiswa Universitas Diponegoro yang
melalui pelatihan (Sdorow, 1990, h. 461). diberi pelatihan berpikir positif dan yang
Ellis (dalam Corey, 2007, h. 243) tidak mendapatkannya?
menambahkan seseorang mampu
memodifikasi keyakinan-keyakinannya Tujuan Penelitian
dengan melatih kemampuan berpikirnya.
Cara dan pola berpikir seseorang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempengaruhi perilaku dan perasaan yang mengetahui melihat secara empiris pengaruh
akan dimunculkan dalam situasi spesifik pemberian pelatihan berpikir positif terhadap
(Hayes & Rogers, 2008, h.32). Pelatihan efikasi diri akademik mahasiswa Universitas
berpikir positif dapat menjadi salah satu Diponegoro, serta mengetahui perbedaan
alternatif dalam meningkatkan efikasi diri efikasi diri akademik antara mahasiswa
akademik. Penelitian Loehr (dalam Santrock, Universitas Diponegoro yang mendapatkan
2003, h. 567) menunjukkan bahwa suasana pelatihan berpikir positif dan yang tidak
hati yang negatif memungkinkan untuk mendapatkan pelatihan tersebut.
marah, merasa bersalah, dan memperbesar
kesalahan yang telah terjadi. Berpikir positif Manfaat Penelitian
berkaitan dengan hidup positif yang
1. Manfaat Teoritis
berorientasi pada keyakinan. Dengan berpikir
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
positif, seseorang mampu bertahan dalam
penelitian di bidang psikologi terutama
situasi yang penuh stres (Brissette dkk. dalam
berkaitan dengan psikologi positif terkhusus
Kivimaki dkk, 2005, h.413).
pada topik pola berpikir positif dan efikasi
diri akademik.
Dwitantyanov, Hidayati, dan Sawitri, Pengaruh Pelatihan BerpikirPositif pada Efikasi Diri Akademik 137
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semarang)

d. Sumber-sumber efikasi diri akademik


Selain itu, diharapkan penelitian ini juga Bandura (dalam Feist & Feist, 2006, h.416-
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi 418) efikasi diri akademik dibentuk,
penelitian-penelitian selanjutnya. dikembangkan, atau diturunkan melalui satu
atau kombinasi dari keempat sumber, yaitu
2. Manfaat Praktis pengalaman-pengalaman tentang penguasaan,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat pemodelan sosial, persuasi sosial, dan kondisi
memberikan informasi tentang manfaat fisik serta emosional individu.
berpikir positif bagi kehidupan terutama
berkaitan dengan efikasi diri akademik pada Pelatihan berpikir positif
mahasiswa, terkhusus mahasiswa Universitas
Diponegoro. a. Definisi Berpikir Positif
Elfiky menyebutkan bahwa proses berpikir
Landasan Teoretis berkaitan erat dengan konsentrasi, perasaan,
sikap, dan perilaku. Berpikir positif dapat
Efikasi diri akademik dideskripsikan sebagai suatu cara berpikir
yang lebih menekankan pada sudut pandang
a. Definisi Efikasi Diri Akademik dan emosi yang positif, baik terhadap diri
Efikasi diri dapat diartikan sebagai keyakinan sendiri, orang lain maupun situasi yang
manusia akan kemampuan dirinya untuk dihadapi (Elfiky, 2008, h.269). Pelatihan
melatih sejumlah ukuran pengendalian berpikir positif dapat diidentifikasikan
terhadap fungsi diri mereka dan kejadian di sebagai pelatihan yang menekankan suatu
lingkungannya (Bandura dalam Feist & Feist, cara berpikir yang lebih menekankan pada
2006, h.415). Efikasi diri individu dalam sudut pandang dan emosi yang positif, baik
akademik disebut efikasi diri akademik. terhadap diri sendiri, orang lain maupun
Sehingga, efikasi diri akademik dapat situasi yang dihadapi.
didefinisikan sebagai keyakinan yang dimiliki
seseorang tentang kemampuan atau b. Manfaat Berpikir Positif
kompetensinya untuk mengarahkan motivasi, Peneliltian terhadap efek berpikir positif
kemampuan kognisi, dan mengambil tindakan mulai dikembangkan oleh para pakar
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas, psikologi positif saat ini. Penelitian Herabadi
mencapai tujuan, dan mengatasi tantangan (2007, h.23) juga membuktikan adanya
akademik. hubungan kebiasaan berpikir secara negatif
dengan rendahnya harga diri. Berpikir positif
b. Aspek-aspek efikasi diri akademik juga membuat individu mampu bertahan
Menurut Bandura (1997, h.42) efikasi diri dalam situasi yang rawan distres (Brissette
individu terdiri atas tiga aspek, yaitu level, dkk. dalam Kivimaki dkk, 2005, h.413).
generality, dan strength, maka aspek-aspek Selain itu, Fordyce (dalam Seligman dkk,
efikasi diri akademik mengacu pada tiga 2005, h. 419) juga menemukan bahwa kondisi
aspek tersebut. psikologis yang positif pada diri individu
dapat meningkatkan kemampuan untuk
c. Proses-proses yang mengiringi efikasi diri menyelesaikan beragam masalah dan tugas.
akademik Berpikir positif juga membantu seseorang
Bandura (1997, h.116-159) menyebutkan dalam memberikan sugesti positif pada diri
empat proses yang mengiringi efikasi diri, saat menghadapi kegagalan, saat berperilaku
termasuk efikasi diri akademik, yaitu proses tertentu, dan membangkitkan motivasi (Hill &
kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi. Ritt, 2004, h. 175).
138 Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010

Pelaksanaan pelatihan ini terdiri dari tiga kali


c. Ciri-ciri individu yang berpikir positif pertemuan. Tujuan dari pelatihan ini adalah
Individu yang cenderung berpikir positif untuk meningkatkan efikasi diri akademik
dapat dideteksi melalui beberapa kriteria. mahasiswa. Pelatihan berpikir positif juga
Pertama, percaya pada kuasa Tuhan Yang tidak hanya sekedar menekankan pada level
Maha Esa. Kedua, selalu menjauh dari kognitif saja, tetapi juga pada level emosi,
perilaku negatif seperti berbohong, dimana menurut Elfiky level kognitif individu
menggunjing, mengadu domba, dan selalu berkaitan secara simultan terhadap
sebagainya. Ketiga, memiliki cara pandang, level emosional individu tersebut. Setiap sesi
tujuan, dan alasan menginginkan sesuatu, dalam tiap pertemuan memiliki tujuan
kapan, serta bagaimana cara mendapatkannya terhadap sumber-sumber efikasi diri
dengan mengerahkan seluruh potensi serta akademik mahasiswa, yaitu pengalaman
kemungkinan yang ada. Keempat, memiliki tentang penguasaan, pemodelan sosial,
keyakinan dan proyeksi tentang sesuatu persuasi sosial, dan kondisi fisik-emosional
secara positif. Kelima, selalu mencari jalan (dalam Feist & Feist, 2006, h.416-418).
keluar dari berbagai masalah yang dihadapi.
Keenam, belajar dari masalah dan kesulitan. Pengaruh berpikir positif terhadap efikasi
Ketujuh, tidak membiarkan masalah atau diri akademik mahasiswa
kesulitan mepengaruhi hidupnya. Kedelapan,
memiliki rasa percaya diri, menyukai Manusia dalam setiap aspek kehidupan tidak
perubahan, dan berani menghadapi tantangan. lepas dari proses berpikir dan merasakan.
Kesembilan, hidup dengan cita-cita, Setiap kali berpikir, individu membentuk
perjuangan, dan kesabaran. Terakhir, pandai keyakinan dan prinsip dalam dirinya.
bergaul dan suka membantu orang lain. Kemudian keyakinan membentuk perasaan
terhadap keyakinan itu. Untuk itu, pendekatan
d. Pelatihan berpikir positif berpikir positif selayaknya juga mencakup
Pelatihan berpikir positif merupakan salah level emosional seseorang selain mencakup
satu pengembangan atas model kognitif level kognitif. Dalam berpikir individu mudah
transpersonal. elatihan berpikir positif dalam terperangkap dalam apa yang telah dilakukan
penelitian ini dikembangkan dari model sebelumnya, misalnya ketika individu
pendekatan berpikir positif Elfiky (2008) mengalami kegagalan sering membuat dirinya
yang dikombinasikan dengan beberapa terperangkap dalam pikiran-pikiran dan
pendekatan psikologi, yaitu anchor, relaksasi, perasaan-perasaan negatif. Pemikirian
visualisasi, dan afirmasi. Pelatihan berpikir mahasiswa yang negatif terhadap suatu
positif didasarkan pada asumsi bahwa masalah membuat dirinya cenderung
manusia memiliki kesanggupan untuk membentuk keyakinan bahwa dirinya tidak
berpikir, maka manusia mampu untuk melatih mampu dalam hal akademik. Pandangan
dirinya sendiri untuk mengubah atau negatif telah membentuk keyakinan atas
menghapus keyakinan yang merusak dirinya ketidakmampuan yang bisa menumbuhkan
sendiri (Ellis dalam Corey, 2007, h.243). rasa rendah diri. Berpikir positif membantu
mahasiswa mampu untuk mengarahkan
e. Komponen-komponen pelatihan berpikir motivasi, kemampuan kognisi, dan
positif mengambil tindakan yang diperlukan untuk
Pelatihan berpikir positif dirancang mengerjakan tugas, mencapai tujuan, dan
berdasarkan model berpikir positif Elfiky mengatasi tantangan akademik dengan
(2008) yang dikolaborasikan dengan beberapa optimal. Dengan mengubah cara berpikirnya
pendekatan lain sebagai pelengkap. menjadi positif, efikasi diri akademik dapat
Dwitantyanov, Hidayati, dan Sawitri, Pengaruh Pelatihan BerpikirPositif pada Efikasi Diri Akademik 139
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semarang)

ditingkatkan, karena berpikir positif membuat Satu Universitas Diponegoro Semarang


individu cenderung berperasaan positif serta dengan skor efikasi diri akademik yang
memandang tujuan akademik tertentu dapat sedang dan rendah.
diraihnya apabila mau mengarahkan dan 2. Bersedia mengikuti pelatihan berpikir
memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai positif selama tiga pertemuan
harapan akademiknya, sehingga efikasi diri 3. Belum pernah mengikuti penelitian skripsi
akademiknya menjadi tinggi. berjudul pengaruh pelatihan berpikir
positif terhadap efikasi diri akademik
Hipotesis penelitian mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti Desain Eksperimen


mengajukan dua hipotesis penelitian, yaitu:
1. Ada perbedaan efikasi diri akademik pada Desain eksperimen yang digunakan peneliti
kelompok yang mendapat pelatihan berpikir adalah Randomized Pre-Post Test Control
positif antara sebelum dan sesudah perlakuan. Group Design (Latipun, 2002, h.87). Teknik
2. Ada perbedaan efikasi diri akademik antara sampling yang digunakan dalam penelitian ini
kelompok yang mendapat pelatihan berpikir melakukan randomisasi subjek kedalam
positif dengan kelompok yang tidak kelompok eksperimen dan kontrol setelah
mendapatkan pelatihan berpikir positif. dilakukan pretest.

METODE Prosedur Eksperimen

Identifikasi Variabel Penelitian Langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan


prosedur eksperimen diawali dengan
Variabel tergantung : Efikasi Diri Akademik. mempersiapkan skala efikasi diri akademik
Variabel bebas: Pelatihan Berpikir Positif. untuk diuji cobakan. Uji coba modul
dilakukan dalam pilot study. Penelitian
Definisi Operasional diawali screening untuk mendapatkan calon
subjek penelitian. Data yang diperoleh dari
1. Efikasi diri akademik screening sekaligus berguna sebagai data skor
Efikasi diri akademik adalah keyakinan yang pretest subjek yang terpilih. Setelah dilakukan
dimiliki seseorang tentang kemampuan atau tes awal, kemudian perlakuan yang diberikan
kompetensinya untuk mengarahkan motivasi, kepada kelompok eksperimen yaitu pelatihan
kemampuan kognisi, dan mengambil tindakan berpikir positif, sedangkan kelompok kontrol
yang diperlukan untuk mengerjakan tugas, tidak diberikan perlakuan. Setelah perlakuan
mencapai tujuan, dan mengatasi tantangan diberikan, kemudian terhadap kedua
akademik. kelompok diberikan posttest.

2. Pelatihan berpikir positif Metode Pengumpulan Data


Pelatihan berpikir positif merupakan pelatihan
yang menekankan pada cara berpikir yang Proses pengumpulan data dalam penelitian
lebih menekankan pada sudut pandang dan eksperimen ini, peneliiti menggunakan
emosi yang positif, baik terhadap diri sendiri, beberapa metode, yaitu skala efikasi diri
orang lain maupun situasi yang dihadapi. akademik mahasiswa. Selain itu, peneliti juga
menggunakan metode observasi, wawancara,
Subjek Penelitian dan dokumentasi dalam penelitian ini.

1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Reguler


140 Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010

Metode Analisis Data 0,000 < 0,05. Ini membuktikan bahwa


1. Uji Normalitas pemberian pelatihan berpikir positif
Uji normalitas penelitian ini menggunakan mempengaruhi efikasi diri akademik
teknik Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit mahasiswa. Paired sample t-test
Test, dengan menggunakan SPSS 17.0 menunjukkan pada kelompok kontrol tidak
Statistic for Windows. ada perubahan signifikan antara sebelum dan
setelah perlakuan (–ttabel ≤ te ≤ ttabel (-2,074
2. Uji Homogenitas < 1,713 < 2,074) serta p = 0,101 > 0,05).
Uji homogenitas dalam penelitian ini Akan tetapi, pada kelompok eksperimen
menggunakan levene test, dengan terjadi perubahan yang signifikan antara
menggunakan SPSS 17.0 Statistic for sebelum dan setelah perlakuan (te > ttabel
Windows. (11,325 > 2,086) serta p = 0,000 < 0,05).

3. Uji Hipotesis Pembahasan


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik statistik parametrik uji-t dua sampel Berdasarkan pengolahan data diperoleh
independen (Independent Sample t-test) dan bahwa pada kelompok eksperimen terdapat
uji berpasangan (Paired t-test). peningkatan skor sebesar 17,62 dan p = 0,000
(p < 0,05). Pada kelompok kontrol terlihat
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak ada perbedaan skor yang signifikan (p >
0,05). Uji independent sample t-test
Persiapan Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan skor pretest
antara kelompok eksperimen dan kontrol
Penelitian ini menggunakan skala efikasi diri adalah tidak signifikan (p > 0,05). Perbedaan
akademik mahasiswa dan modul pelatihan terlihat setelah perlakuan yang ditunjukkan
berpikir positif. Modul pelatihan diuji melalui adanya peningkatan skor yang signifikan pada
pilot study. Hasil uji coba skala efikasi diri kelompok eksperimen (te = 11,325 > ttabel =
akademik menunjukkan besar koefisien 2,086, p < 0,05) dan subjek kontrol tidak
reliabilitas sebesar 0,897. menunjukkan perbedaan skor yang signifikan
(te = 1,713 ≤ ttabel = 2,074, p > 0,05).
Hasil Analisis Data dan Interpretasi Dengan demikian hipotesis penelitian dapat
diterima yaitu ada pengaruh pelatihan berpikir
1. Uji Asumsi positif terhadap efikasi diri akademik.
Hasil dari uji normalitas Kolmogorov Terlihat perbedaan tingkat kenaikan skor,
Smirnov Goodness of Fit Test menunjukan yang disebabkan adanya perbedaan
bahwa kedua variabel dalam penelitian ini menginternalisasi materi pelatihan secara
memiliki distribusi normal. aplikatif dan beragam faktor individual yang
menyebabkan terjadinya perbedaan efektivitas
2. Uji Hipotesis dalam belajar, misalnya kematangan dan
Hasil uji hipotesis independent sample t-test kondisi kesehatan fisik serta psikologis.
menunjukkan bahwa antara kelompok
eksperimen dan kontrol sebelum adanya Kesimpulan
perlakuan menunjukkan tidak adanya
perbedaan signifikan (p = 0,316 > 0,05 dan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
nilai te sebesar 1,014 < ttabel sebesar 2,018, bahwa pelatihan berpikir positif memiliki
dF = 42). Akan tetapi, setelah diberikan pengaruh dalam meningkatkan efikasi diri
perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan akademik mahasiswa. Efikasi diri akademik
dimana te > ttabel = 6,607 > 2,018 dan p = kelompok eksperimen terbukti lebih tinggi
Dwitantyanov, Hidayati, dan Sawitri, Pengaruh Pelatihan BerpikirPositif pada Efikasi Diri Akademik 141
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semarang)

dibandingkan dengan kelompok kontrol. _________. 1997. Self Efficacy: The Exercise
Signifikansi peningkatan skor ditunjukkan of Control. New York: W. H. Freeman
oleh nilai signifikansi yang kurang dari taraf and Company
nyata (0,000 < 0,005).
Baron, R.A. & Byrne, D. 2003. Social
Saran Psychology. Boston: Pearson
Education
Mahasiswa yang telah mengikuti pelatihan
berpikir positif hendaknya menerapkan cara- Bassi, M, dkk. 2007. Academic Self-Efficacy
cara praktis dalam berpikir positif dalam Beliefs and Quality of Experience in
kehidupan akademik dan sehari-hari. Peneliti Learning. Springer Science and
berharap kepada institusi pendidikan untuk Business Media Inc, vol. 36, h. 301-
berperan membantu mahasiswa dalam 312www.springerlink.com/index/L0H
mengembangkan potensinya secara positif. 8820651404782.pdf
Peneliti juga berharap adanya peneliti-peneliti
selanjutnya yang melakukan penelitian Betz, N.E. 2004. Contributions of Self-
tentang berpikir positif. Berdasarkan hasil Efficacy Theory to Career Counseling.
penelitian ini, peneliti menemukan manfaat The Career Development Quarterly,
yang besar dari berpikir positif. Perluasan 52, 340-353.
penerapan prinsip-prinsip berpikir positif http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_01
dalam kehidupan sehari-hari sangatlah 99-23508/Contributions-of-self-
penting. efficacy-theory.html

Bong, M. 2001. Between-and Within-Domain


Relations of Academic Motivation
DAFTAR PUSTAKA Among Middle and High School
students: Self-Efficacy, Task-Value,
Allen, J. & Allen, M. 2008. As A Man Think.
and Achievement Goals. Journal of
Yogyakarta: Baca
Educational Psychology. Vol. 91, No.
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. 1, 23-34
Malang: UMM Press
_________. 1997. Generality of Academic
Azwar, S. 2004. Metode Penelitian. Self-Efficacy Judgments: Evidence of
Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa Hierarchical Relations. Journal of
Offset Educational Psychology. Vol. 89, No.
4, 696-709
_________. 1997. Reliabilitas dan Validitas.
Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa Corey, G. 2007. Teori dan Praktek Konseling
Offset dan Psikoterapi. Bandung: Refika
Aditama
_________. 2004. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Corsini, R.J. 1994. Encyclopedia of
Mahasiswa Offset Psychology (2nd ed., vol 1). New
York: John Wiley and Sons
Bandura, A. 1986. Social Foundation of
Thought and Action: A Social _________. 1994. Encyclopedia of
Cognitive Theory. New York: Prentice Psychology (2nd ed., vol 3). New
Hall York: John Wiley and Sons
142 Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010

DeVellis, R.F. 1991. Scale Development: Pembelajaran di Kelas.


Theory and Application. New York: http://handoz.blogspot.com/2007/04/h
Sage Publication ubungan-antara
studentoutcomesdengan.html
Djiwandono. S.E.W. 2002. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Grasindo Hasan, M I. 1999. Pokok-Pokok Materi
Statistik 1 (Statistik Deskriptif).
Dwoskin, H. 2005. The Sedona Method. Jakarta: Bumi Aksara
Jogjakarta: Ufuk
Hayes, P. & Rogers, J. 2008. NLP - Neuro-
Elfiky, I. 2009. Terapi Berpikir Positif. Linguistic Programming- for the
Jakarta: Zaman Quantum Change. Yogyakarta:
Pustaka Baca
Fauzy, H. & Shah, M. (2007, November).
Efikasi Diri dan Pencapaian Heartsill, W. 2008. The Miracle of Positive
Akademik: Kajian Ke Atas Pelajar Thinking. Jogjakarta: Quills Book
Institusi Pengajian Tinggi Awam. Publisher
Simposium Pengajaran dan
Pembelajaran UTM 2007 (SPPUTM Hill, N. & Ritt, M.J. 2004. Keys to Positive
07). h. 4-5. Thinking. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer
http://www.ctl.utm.my/spputm07/abstraksppu
tm07.pdf Irwanto. 2002. Psikologi Umum: Buku
Panduan Mahasiswa. Jakarta:
Feist, J. & Feist, G.J. 2006. Theories of Prenhallindo
Personality, ed. VI. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Janis, I.L. & Mann, L. 1979. Decision
Making: A Psychological Analysis of
Ferla, J., dkk. 2007. Academic Self-Efficacy Conflict, Choice And Commitment.
and Academic Self-Concept: New York: The Free Press
Reconsidering Structural
Relationship. h.1-25. Judge, T A., dkk. (2007, Januari). Self-
http://users.ugent.be/~mvalcke/CV/sel Efficacy and Work-Related
feffiacy_selfconcept.pdf Performance: The Integral Role of
Individual Differences. Journal of
Franckh, P. 2009. Law of Resonance. Jakarta: Applied Psychology. Tahun 2007, vol.
Ufuk Press 92, No. 1, h. 107-127

Frankl, V.E. 2008. Optimisme Di Tengah Kim, U. & Park, Y. 2006. Factor Influencing
Tragedi: Analisis Logoterapi, edisi Academic Achievement in Relational
revisi. Bandung: Nuansa Cultures: The Role of Self-,
Relational, and Collective Efficacy. In
Gawain, S. 2000. Visualisasi Kreatif. Jakarta: F. Pajares & T. Urdan (ed.). The Self-
Pustaka Delapratasa Efficacy Beliefs of Adolescents. pp.
267-285. Connecticut: Information
Handoz. (2009, April). Hubungan Antara Age Publishing
Student Outcomes Dengan
Lingkungan Kivimaki., dkk. 2005. Optimism and
(Online Serial). Diadaptasi Dari: Pessimism as Predictors of Change in
Dwitantyanov, Hidayati, dan Sawitri, Pengaruh Pelatihan BerpikirPositif pada Efikasi Diri Akademik 143
Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP Semarang)

Health After Death or Onset of Severe Pajares, F. 2006. Self-Efficacy During


Illness in Family. Journal of Health Childhood and Adolescence:
Psychology, Vol. 24, No. 4, 413-421 Implications for Teachers and Parents.
In F. Pajares & T. Urdan (ed.). The
Klassen, R.M. 2006. Too Much Confidence? Self-Efficacy Beliefs of Adolescents.
The Self-Efficacy of Adolescents with pp. 339-367. Connecticut: Information
Learning Disabilities. In F. Pajares & Age Publishing
T. Urdan (eds.). The Self-Efficacy
Beliefs of Adolescents. pp. 181-200. Peale, N.V. 2009. The Power of Positive
Connecticut: Information Age Thinking. Yogyakarta: Ragam Media
Publishing
Pervin, L.A. & John. 2001. Personality:
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Theory and Research (8th ed.). New
Malang: UMM Press York: John Wiley and Sons

Lestari, A. 1998. Pelatihan Berpikir Positif Prawitasari., dkk. 2002. Psikoterapi:


Untuk Menangani Sikap Pesimistik Pendekatan Konvensional dan
dan Gangguan Depresi. Jurnal Kontemporer. Editor: Subandi.
Psikologi. Tahun XXIV Nomor 2, Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas
Desember 2007. h. 1-9 Psikologi UGM

Marsidi, A. 2007. Konsep dan Metode Quilliam, S. 2003. Positive Thinking:


Pembelajaran Untuk Orang Dewasa. Essential Managers. United States:
Jurnal Penelitian dan Rangkaian DK Publishing
Pendidikan Non-Formal. Makassar:
Departemen Pendidikan Nasional, Rahardjo, W. 2007. Kontribusi Hardiness dan
Direktorat Jendral Pendidikan Luar Self-Efficacy Terhadap Stress Kerja
Sekolah BPPNFI Regional V (Studi Pada Perawat RSU DR.
Makassar Soeradji Tirtonegoro Klaten).
Indonesian Journal.
Nugroho, N. 2008. Transformasi Diri. http://www.ebook-search
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama engine.com/Kontribusi-Hardiness-
dan-Self-Efficacy-Terhadap-Stress-
Nugroho, O.A. 2007. Hubungan Antara Self- Kerja-%28Studi-PadaPerawat -RSU-
Efficacy, Penyesuaian Diri Dengan DR.-Soeradji-Ti-ebook-pdf.html
Prestasi Akademik Mahasiswa.Skripsi
(tidak diterbitkan) Madiun: Ryan, A.M., dkk. 1998. Why Do Some
Universitas Widya Mandala Madiun. Students Avoid Asking For Help? An
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?t Examination of The Interplay Among
abID=61&id=116048&src=a Students’ Self Academic Efficacy,
Teachers’ Social Emotional Role, and
Oettingen, G. & Zosuls, K.M. 2006. Culture The Classroom Goal Structure.
and Self-Efficacy in Adolescents. In F. Journal of Educational Psychology.
Pajares & T. Urdan (eds.). The Self- Vol. 90, No. 3, 528-535
Efficacy Beliefs of Adolescents. pp.
245-265. Connecticut: Information Santrock, J.W. 2008. Life-Span Development:
Age Publishing Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Erlangga
144 Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010

___________. 2003. Adolescence: Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan


Perkembangan Remaja (6th ed. Alih (Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan) Edisi
Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Baru. Jakarta: Rineka Cipta
Saragih). Jakarta: Erlangga
Solso, R.L. 1991. Cognitive Psychology,
Schunk, D.H. & Pajares, F. 2001. The Third Edition. United States: Allyn and
Development of Academic Self Bacon
Efficacy. http://www.
des.emory.edu/mfp/SchunkPajares200 Steinberg, L.D. 2002. Adolescence (6th ed.).
1.PDF New York: McGraw-Hill

Sdorow, L. 1990. Psychology. New York: Subandi, M.A. 2002. Psikoterapi: Pendekatan
WM. C. Brown Publishers Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset
Seligman, M.E.P. 2008. Menginstall
Optimisme. Bandung: Momentum Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif, edisi
revisi. Surabaya: Srikandi
Seligman., dkk. 2005. Positive Psychology
Progress: Empirical Validation of Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Interventions. Diadaptasi Pada: 10 Mei 2009. Bandung: Alfabeta
Journal of American Psychologist. Vol. 60,
No. 5, 410-421. Suryabrata. 2000. Pengembangan Alat Ukur
Psikologis. Yogyakarta: Andi
Seniati, L. 2005. Psikologi Eksperimen.
Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia Tracy, B. 2003. Change Your Thinking,
Change Your Life. New York: John Wiley &
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Sons, Inc
Grasindo
Walgito, B. 2004. Pengantar Psikologi
Snyder, C.R. & Lopez, S.J. 2007. Positive Umum. Yogyakarta: Andi
Psychology: The Scientific and Practical
Explorations of Human Strengths. United Zimmerman, B.J. 1989. A Social Cognitive
States: Sage Publication Inc View of Self Regulated Learning.
Contemporary Educational Psychology, 307-
313.

You might also like