Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN STRATEGI MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENDUKUNG

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI: SEBUAH STUDI KASUS DI KEMENTERIAN


PERINDUSTRIAN

Nurzaitun Purwasih1 and Dana Indra Sensuse2


1
Balai Besar Tekstil Kementerian Perindustrian R.I Jln. Jend. Ahmad Yani No. 390 Bandung 40272
2
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok 16424

E-mail: zaitun@kemenperin.go.id and dana@cs.ui.ac.id

Abstract

Bureaucratic reform program is a bureaucratic change efforts towards the expected profile. One of
program bureaucratic reform support is a knowledge management. Ministry of Industry (Ministry of
Industry) as a driver and builder of national industry needs to change and improve bureaucracy so as to
improve the ability of the industry sector in the face of global competition. Along with its efforts to
implement bureaucratic reform, the Ministry of Industry has the implementation of knowledge
management initiatives, but does not yet have a comprehensive knowledge management strategy.
Ministry of Industry focus is on improving the quality of public services, one of which is supported by
the development of e-government. ¬ the development process of e-government involves a variety of
knowledge are scattered in various locations, both inside and outside the organization. This study seeks
to formulate the knowledge management strategy with a focus on the development of e-government
targets in order to reform the bureaucracy. The formulation of the strategy is done by using a knowledge
strategy framework Zack. Strategies are formulated as follows: Ministry of Industry need to document
work experiences into written form; Kemenperin need to increase the awareness of employees to share
knowledge; Ministry of Industry needs to improve coordination and cooperation within the framework
of knowledge management, both internal and inter-working unit with external parties; Ministry of
Industry needs to facilitate storage and distribution of IT-based knowledge that can be reached easily by
all employees of the Ministry of Industry; and the Ministry of Industry should establish management
commitment to support the implementation of knowledge management.

Keywords: knowledge management strategy, bureaucratic reform, e-government, knowledge strategy


framework Zack

Abstrak

Program reformasi birokrasi merupakan sebuah upaya perubahan menuju profil birokrasi yang diharapkan.
Salah satu program pendukung reformasi birokrasi adalah manajemen pengetahuan. Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) sebagai penggerak dan pembina industri nasional perlu melakukan perubahan dan
perbaikan birokrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan sektor industri dalam menghadapi persaingan
global. Seiring dengan upayanya melaksanakan reformasi birokrasi, Kemenperin memiliki inisiatif
pelaksanaan manajemen pengetahuan, namun belum memiliki strategi manajemen pengetahuan yang
komprehensif. Fokus Kemenperin ada pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang salah satunya
didukung oleh pembangunan e-government. Proses pengembangan e-government melibatkan berbagai
pengetahuan yang tersebar di berbagai lokasi, baik di dalam maupun di luar organisasi. Penelitian ini berusaha
merumuskan strategi manajemen pengetahuan dengan fokus pada target pengembangan e-government dalam
rangka reformasi birokrasi. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja strategi
pengetahuan Zack. Strategi yang dirumuskan antara lain: Kemenperin perlu melakukan dokumentasi
pengalaman-pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis; Kemenperin perlu meningkatkan kesadaran pegawai
untuk berbagi pengetahuan; Kemenperin perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam rangka
pengelolaan pengetahuan, baik antar unit kerja internal maupun dengan pihak eksternal; Kemenperin perlu
memfasilitasi media penyimpanan dan pembagian pengetahuan berbasis TI yang dapat dijangkau dengan
mudah oleh seluruh pegawai Kemenperin; dan Kemenperin perlu membangun komitmen manajemen dalam
mendukung pelaksanaan manajemen pengetahuan.

Kata Kunci : strategi manajemen pengetahuan, reformasi birokrasi, e-government, kerangka kerja strategi
pengetahuan Zack

53
54 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

1. Pendahuluan Design Reformasi Birokrasi 2010-2015. Pada


bagan tersebut dapat dilihat bahwa pelaksanaan
Reformasi birokrasi merupakan program reformasi birokrasi didukung oleh beberapa hal,
utama yang dilakukan pemerintah dalam rangka salah satunya adalah program quick wins. Quick
mewujudkan prinsip clean government dan good wins merupakan suatu langkah inisiatif yang
governance. Penyempurnaan kebijakan nasional mudah dan cepat dicapai dalam mengawali suatu
di bidang aparatur akan mendorong terciptanya program yang besar dan sulit, demi mendapatkan
kelembagaan yang sesuai dengan pelaksanaan momentum awal yang positif dan meningkatkan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing kepercayaan instansi untuk melakukan suatu
Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah perubahan yang berat. Selanjutnya, pelaksanaan
Daerah (Pemda), manajemen pemerintahan dan reformasi birokrasi disertai monitoring dan
manajemen sumber daya manusia (SDM) aparatur evaluasi yang dilakukan secara periodik dan
yang efektif, serta sistem pengawasan dan melembaga untuk mencegah terjadinya
akuntabilitas yang mampu mewujudkan penyimpangan dan melakukan koreksi. Selain itu,
pemerintahan yang berintegritas tinggi. reformasi birokrasi juga perlu didukung oleh
Implementasi hal-hal tersebut akan mendorong penerapan manajemen perubahan, manajemen
perubahan mindset dan culture set setiap birokrat pengetahuan, dan penegakan hukum. Dengan
ke arah budaya yang lebih profesional, produktif, adanya manajemen pengetahuan sebagai
dan akuntabel. pendukung dalam pelaksanaan reformasi birokrasi
Gambar 1 mendeskripsikan pola pikir diharapkan dapat terjadi suatu proses
pencapaian visi reformasi birokrasi, sebagaimana pembelajaran dan tukar pengalaman yang efektif
tertuang dalam Peraturan Presiden Republik bagi setiap K/L dan Pemda.
Indonesia nomor 81 tahun 2010 tentang Grand

Gambar 1. Pola Pikir Pencapaian Visi Reformasi Birokrasi (Peraturan Presiden no. 81 tahun 2010)
Nurzaitun Purwasih, et al., Pengembangan Strategi Manajemen 55

Pemerintahan, Kementerian Perindustrian pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian ini


(Kemenperin) mempunyai tugas untuk mampu mendukung pelaksanaan reformasi
menyelenggarakan urusan di bidang perindustrian. birokrasi di Kemenperin, khususnya dalam
Sebagai penggerak dan pembina industri nasional, penyelenggaraan pengembangan e-government.
Kemenperin perlu melakukan suatu perubahan Sedangkan bagi dunia akademik adalah
dan perbaikan birokrasi sehingga dapat diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan
meningkatkan kemampuan sektor industri dalam mengenai bentuk strategi manajemen pengetahuan
menghadapi persaingan global. Kemenperin untuk mendukung reformasi birokrasi di
menetapkan peningkatan kualitas pelayanan Indonesia.
publik sebagai quick wins, yang didukung oleh
peningkatan kualitas SDM dan pengembangan e- 2. Data, Informasi, dan Pengetahuan
government.
Sebagai bagian dari rencana aksi reformasi Menurut Davenport dan Prusak (1998),
birokrasi, Kemenperin memiliki inisiatif data adalah seperangkat fakta objektif dan diskrit
pelaksanaan manajemen pengetahuan, namun mengenai sebuah hal; meliputi fakta, observasi,
belum dapat terlaksana. Setelah dilakukan dan persepsi yang merepresentasikan angka-angka
penggalian masalah, ditemukan beberapa hal yang mentah atau pernyataan-pernyataan yang mungkin
menjadi penyebab belum terlaksananya inisiatif tidak memiliki konteks, makna, atau tujuan.
tersebut. Dari aspek SDM diketahui bahwa Informasi adalah data yang memiliki
pegawai belum menyadari pentingnya manajemen makna; memiliki relevansi dan tujuan (Davenport
pengetahuan bagi organisasi dan bagi pelaksanaan dan Prusak, 1998). Fakta-fakta dapat berupa data
tugasnya. Hal ini disebabkan oleh belum atau informasi, tergantung pada individu yang
dipahaminya konsep manajemen pengetahuan. memanfaatkan fakta tersebut (Becerra dan
Dari aspek kebijakan, belum terdapat kebijakan Sabherwal, 2010). Sebuah fakta dapat
mengenai penerapan manajemen pengetahuan di merepresentasikan informasi bagi seseorang,
Kemenperin sebagai dasar hukum pelaksanaan sementara bagi orang lain fakta tesebut hanyalah
manajemen pengetahuan. Dari aspek manajemen data. Hal tersebut dipengaruhi oleh peran relatif
pengetahuan diketahui bahwa belum ada strategi setiap individu terhadap fakta.
manajemen pengetahuan sebagai acuan proses Davenport dan Prusak (1998) menyatakan
pengelolaan manajemen pengetahuan. bahwa pengetahuan adalah paduan mengalir dari
Penelitian ini berusaha menyelesaikan salah pengalaman yang terbingkai, nilai, informasi yang
satu akar masalah yaitu belum adanya strategi memiliki konteks, dan pemahaman ahli yang
manajemen pengetahuan sebagai acuan proses menyediakan kerangka kerja untuk menilai dan
pengelolaan pengetahuan. Berdasarkan hal memadukan pengalaman-pengalaman serta
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah informasi baru. Becerra dan Sabherwal (2010)
merumuskan strategi manajemen pengetahuan mendefinisikan pengetahuan sebagai keyakinan
yang dapat mendukung pelaksanaan reformasi yang sudah dibuktikan kebenarannya mengenai
birokrasi Kemenperin. hubungan di antara konsep-konsep yang relevan
Penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai terhadap bidang tertentu. Pengetahuan adalah
berikut: informasi yang memungkinkan aksi dan
1. Melakukan perumusan strategi manajemen keputusan; informasi yang memiliki tujuan.
pengetahuan yang mampu mendukung Pada sebuah organisasi, pengetahuan
pelaksanaan reformasi birokrasi Kemenperin. seringkali melekat pada dokumen-dokumen,
2. Strategi manajemen pengetahuan fokus pada repositori, rutinitas, proses, praktik dan norma
domain pengembangan e-government dalam organisasi. Pengetahuan dapat tersimpan di dalam
reformasi birokrasi. Hal ini dikarenakan individu, artefak, atau entitas organisasi (1).
pengembangan e-government adalah salah satu Becerra dan Sabherwal (2010)
upaya peningkatan pelayanan publik sebagai mengklasifikasikan pengetahuan sebagai berikut:
quick wins reformasi birokrasi Kemenperin 1. Pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
serta mendukung seluruh area perubahan prosedural. Pengetahuan deklaratif atau
dalam reformasi birokrasi. pengetahuan substantif fokus pada keyakinan
3. Implementasi sistem manajemen pengetahuan mengenai hubungan di antara variabel.
tidak termasuk ke dalam ruang lingkup Sedangkan pengetahuan prosedural fokus pada
penelitian ini. keyakinan terhadap rangkaian langkah-langkah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan yang saling berhubungan atau aksi-aksi untuk
manfaat bagi organisasi maupun bagi dunia mewujudkan tujuan.
akademik. Manfaat bagi organisasi adalah 2. Pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit.
diharapkan dukungan strategi manajemen Pengetahuan tacit terletak di dalam benak
56 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

individu pemiliknya, memiliki sifat sulit sumber daya dan kemampuan intelektual
diekspresikan dan diformalkan. Pengetahuan organisasi (Zack, 1999).
semacam ini melibatkan pemikiran, intuisi,
dan dugaan. Sifat dari pengetahuan tacit
adalah personal dan berdasarkan pengalaman
individu. Sedangkan pengetahuan eksplisit
adalah pengetahuan yang telah diekspresikan
ke dalam bentuk kata-kata dan angka-angka.
Pengetahuan semacam ini dapat dibagikan
secara formal dan sistematis, baik dalam
bentuk data, spesifikasi, acuan manual, dan
sebagainya.

2.1 Manajemen Pengetahuan


Becerra dan Sabherwal (2010) Gambar 2 Kerangka Kerja Strategi pengetahuan
mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai Zack (1999)
aktivitas-aktivitas dalam menemukan pengetahuan Gambar 2 menunjukkan penyelarasan antara
(knowledge discovery), membekukan pengetahuan kesenjangan strategis dengan kesenjangan
(knowledge capture), membagikan pengetahuan pengetahuan di dalam sebuah organisasi. Menurut
(knowledge sharing), dan mengaplikasikan Zack (1999), kesenjangan pengetahuan secara
pengetahuan (knowledge application) dalam langsung diturunkan dari dan diselaraskan dengan
rangka meningkatkan dampak pengetahuan kesenjangan strategis. Strategi manajemen
terhadap pencapaian tujuan organisasi dengan pengetahuan merupakan langkah-langkah yang
memanfaatkan biaya secara efektif. diambil untuk menutupi kesenjangan tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MenPANRB) nomor 14 tahun 2011, manajemen 2.3 Penelitian Terkait
pengetahuan diartikan sebagai upaya terstruktur Sebagai acuan penelitian, ditinjau 3 buah
dan sistematis dalam mengembangkan dan penelitian terkait strategi manajemen pengetahuan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk dan penggunaan kerangka kerja strategi
membantu proses pengambilan keputusan bagi pengetahuan Zack. Penelitian pertama adalah
peningkatan kinerja organisasi (Kementerian penelitian Matturro dan Silva (2005) yang
PANRB, 2011). menggunakan kerangka kerja Zack untuk menilai
kesenjangan pengetahuan dalam organisasi
2.2 Strategi Manajemen Pengetahuan pengembang perangkat lunak yang akan
Strategi manajemen pengetahuan adalah melakukan transisi dari pendekatan tradisional
strategi yang membimbing dan mendefinisikan pengembangan perangkat lunak ke pendekatan
proses dan infrastruktur untuk mengelola software product line (SPL). Menurut Matturro
pengetahuan (9). Strategi manajemen pengetahuan dan Silva (2005), adopsi SPL melibatkan
meliputi komponen umum dan komponen spesifik perubahan yang berimbas pada timbulnya
terkait karakteristik organisasi. Komponen umum kesenjangan pengetahuan antara ketersediaan
antara lain: penekanan pengetahuan tacit atau pengetahuan organisasi saat ini dengan kebutuhan
eksplisit, eksplorasi atau eksploitasi pengetahuan, pengetahuan organisasi di masa yang akan datang.
mekanisme pertukaran pengetahuan bersifat Identifikasi dan penilaian kesenjangan
organisasi atau teknis. Sedangkan komponen pengetahuan dilakukan agar organisasi dapat
spesifik tergantung kepada jenis organisasi dan mengambil aksi untuk memperoleh atau
pengetahuan yang dikelola. Strategi manajemen mengembangkan pengetahuan yang dibutuhkan.
pengetahuan diperlukan sebuah organisasi untuk Penelitian kedua adalah penelitian Rolano
mengelola kesenjangan pengetahuan (knowledge (2008) yang bertujuan untuk membentuk strategi
gaps). manajemen pengetahuan untuk mendukung
Zack (1999) menawarkan sebuah kerangka koordinasi penanganan bencana sesuai model
kerja yang disebut kerangka kerja strategi koordinasi United Nations Office for
pengetahuan (knowledge strategy framework). Coordinating Humanitarian Affairs (UN OCHA).
Kerangka kerja tersebut diawali dengan strategi Rolano menggunakan kombinasi kerangka Zack
bisnis organisasi dan kaitannya dengan dan soft system methodology (SSM) untuk proses
pengetahuan sebelum memulai program pembentukan strategi manajemen pengetahuan.
manajemen pengetahuan. Dengan demikian, Rolano menggunakan kerangka dari Zack (1999)
strategi organisasi akan menuntun pengelolaan untuk melakukan analisis terkait pengetahuan,
Nurzaitun Purwasih, et al., Pengembangan Strategi Manajemen 57

aliran pengetahuan, serta kesenjangannya. Metode pengumpulan data dilakukan melalui


Penelitian ketiga adalah penelitian Iskandar wawancara dengan pihak yang terlibat langsung
(2009) yang melakukan pembentukan strategi dalam kegiatan pengembangan e-government dalam
manajemen pengetahuan sebagai bagian dari mendukung program reformasi birokrasi
perancangan sistem manajemen pengetahuan Kemenperin. Selain itu, dilakukan juga analisis
(knowledge management system). Iskandar (2009) terhadap dokumen-dokumen pendukung lain yang
terlebih dahulu melakukan analisis keterkaitan berkaitan dengan reformasi birokrasi Kemenperin.
strategi bisnis dan pengetahuan, kemudian Metode analisis data yang dilakukan adalah
melakukan pemetaan pengetahuan internal dan analisis kualitatif desktriptif, yaitu dengan
eksternal organisasi. Setelah itu dilakukan analisis menginterpretasikan secara langsung hasil
kesenjangan strategis dan kesenjangan wawancara dan melakukan analisis terhadap
pengetahuan, kemudian merumuskan strategi dokumen pendukung.
manajemen pengetahuan untuk menutupi
kesenjangan tersebut. 3.1 Perumusan Strategi Manajemen
Pengetahuan
3. Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan analisis yang
dilakukan untuk dapat merumuskan strategi
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian manajemen pengetahuan yang dapat mendukung
kualitatif dengan tujuan merumuskan strategi reformasi birokrasi Kemenperin, khususnya dalam
manajemen pengetahuan. Penelitian berupa studi pengembangan e-government.
kasus di salah satu lembaga pemerintahan, yaitu Kemenperin menetapkan rencana aksi
Kementerian Perindustrian. Perumusan strategi pengembangan e-government reformasi birokrasi
manajemen pengetahuan dilakukan dengan dan menetapkan target untuk masing-masing
menggunakan kerangka kerja strategi rencana aksi. Analisis kesenjangan strategis
pengetahuan Zack, dengan tahapan sebagai dilakukan dengan membandingkan antara target
berikut: dan realisasi rencana aksi pengembangan e-
1. Analisis kesenjangan strategis government. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka
Tahap pertama adalah dengan mengidentifikasi dilakukan identifikasi kendala atau penyebab
target dan realisasi rencana aksi terjadinya ketidaksesuaian sebagai dasar
pengembangan e-government dalam rangka penentuan upaya untuk menutupi kesenjangan
reformasi birokrasi. Jika ditemui strategis. Tabel 1 merupakan upaya untuk
ketidaksesuaian antara realisasi dan target menutupi kesenjangan strategis yang
yang telah ditentukan, maka dilakukan teridentifikasi.
identifikasi kendala yang menjadi penyebab Identifikasi kebutuhan pengetahuan dalam
ketidaksesuaian tersebut. Kemudian rangka pengembangan e-government reformasi
berdasarkan analisis terhadap kesenjangan dan birokrasi Kemenperin dilakukan dengan
penyebabnya, dirumuskan upaya-upaya yang menurunkannya dari rencana aksi pengembangan
diperlukan untuk menutupi kesenjangan e-government dan analisis kesenjangan strategis.
strategis tersebut. Selain itu, ada juga kebutuhan pengetahuan yang
2. Analisis kesenjangan pengetahuan berdasar pada hasil wawancara dengan tim
Tahap selanjutnya identifikasi kebutuhan reformasi birokrasi Kemenperin. Pada Tabel 2
pengetahuan berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat pengetahuan yang dibutuhkan dalam
terhadap tim reformasi birokrasi Kemenperin, rangka pengembangan e-government reformasi
serta diturunkan dari rencana aksi birokrasi Kemenperin.
pengembangan e-government. Pengetahuan Setelah dilakukan kategorisasi pengetahuan,
kemudian dikategorisasikan berdasarkan diidentifikasi kondisi yang diharapkan terhadap
sumber pengetahuan, tipe pengetahuan, dan pengetahuan-pengetahuan tersebut serta
bentuk pengetahuan. Langkah selanjutnya bagaimana kondisi saat ini. Setelah diidentifikasi
adalah melakukan analisis kesenjangan kondisi pengetahuan, dilakukan analisis
pengetahuan berdasarkan kondisi pengetahuan kesenjangan pengetahuan yang akan menghasilkan
yang diharapkan dan kondisi pengetahuan saat upaya-upaya yang diperlukan untuk menutupi
ini. Setelah kesenjangan pengetahuan kesenjangan tersebut. Berdasarkan kesenjangan
teridentifikasi, ditentukan upaya-upaya yang yang ada perlu diidentifikasi upaya-upaya yang
diperlukan untuk menutupi kesenjangan perlu dilakukan untuk menutupi kesenjangan
pengetahuan, yang akan dirumuskan menjadi tersebut yang direpresentasikan dalam bentuk
strategi manajemen pengetahuan. proses manajemen pengetahuan.
58 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

TABEL 1
HASIL ANALISIS KESENJANGAN STRATEGI
Rencana Aksi
Pengembangan Upaya
e-Government
a. Mendorong unit kerja teknis untuk proaktif memberikan informasi
jenis rekomendasi baru kepada Pusdatin.
Perluasan sistem b. Menugaskan pegawai yang khusus menangani proses perizinan.
e-licensing c. Memberikan enforcement dari sisi kebijakan atau fitur aplikasi agar
pemroses perizinan pada unit kerja teknis melakukan barcode scan
formulir perizinan.
Pertukaran data a. Melakukan koordinasi dengan INSW terkait kebutuhan data
rekomendasi Kemenperin dan menentukan mekanisme pertukaran data.
dengan lembaga b. Melakukan koordinasi dengan Kemendag terkait pertukaran data
lain bilateral.
Dukungan
terhadap
Melakukan sosialisasi dan enforcement kepada unit-unit kerja untuk
pengembangan
mengumpulkan peraturan-peraturan internalnya kepada Biro Hukum dan
Jaringan
Organisasi.
Dokumentasi dan
Informasi Hukum
(JDIH) online
Pelayanan
terhadap
-
pertanyaan
masyarakat.
Publikasi
informasi publik
-
di website
Kemenperin

Pengembangan a. Menuntaskan pelaksanaan pilot project.


sistem informasi b. Melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah lain terkait
akademik penyeragaman sistem informasi akademik.

Pembangunan a. Menentukan data-data yang akan dimasukkan ke dalam data


data warehouse warehouse.
industri b. Menentukan konsep data warehouse sesuai cakupan yang dibutuhkan.

Rekrutmen
-
CPNS online

Pengembangan
aplikasi
penerbitan
sertifikat
-
Tingkat
Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)
Nurzaitun Purwasih, et al., Pengembangan Strategi Manajemen 59

TABEL 2
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGETAHUAN

Sumber Tipe
Bentuk
Pengetahuan Pengetahuan
Kebutuhan Pengetahuan (Tacit/
(Internal/ (Prosedural/
Eksplisit)
Eksternal) Deklaratif)
Internal dan Tacit dan
Pengetahuan bidang teknologi informasi Prosedural
eksternal eksplisit
Pengetahuan mengenai proses bisnis internal maupun yang Internal dan Tacit dan
Prosedural
berhubungan dengan eksternal organisasi eksternal eksplisit
Pengetahuan mengenai manfaat/outcomes dan harapan Tacit dan
Internal Deklaratif
pengguna dari sistem informasi (SI) eksplisit
Pengetahuan mengenai utilitas sistem informasi dan umpan Internal dan Tacit dan
Deklaratif
balik pengguna eksternal eksplisit
Internal dan Tacit dan
Pengetahuan mengenai regulasi yang berlaku Prosedural
eksternal eksplisit
Internal dan Tacit dan
Pengetahuan mengenai reformasi birokrasi Prosedural
eksternal eksplisit
Pengetahuan mengenai stakeholders perindustrian, kebutuhan
Internal dan Tacit dan
data/informasinya, serta ketersediaan data/informasi di Deklaratif
eksternal eksplisit
Kemenperin

4. Hasil Penelitian maupun eksternal untuk pemanfaatan


pengetahuan mengenai proses bisnis dalam
Hasil penelitian terdiri dari rumusan strategi kegiatan pengembangan e-government sehingga
manajemen pengetahuan dan dukungan sistem informasi yang dihasilkan benar-benar
infrastruktur manajemen pengetahuan yang dapat mendukung proses bisnis organisasi,
dibutuhkan. pendokumentasian manfaat/outcomes yang
diperoleh dari aplikasi-aplikasi yang telah berjalan
maupun yang sedang direncanakan, pembagian
4.1 Rumusan Strategi Manajemen Pengetahuan pengetahuan mengenai manfaat/outcomes SI
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kepada pihak terkait, salah satunya melalui
maka proses yang perlu dilakukan oleh presentasi capaian rencana kerja reformasi
Kemenperin terkait pengelolaan pengetahuan birokrasi di hadapan tim reformasi birokrasi
antara lain: Mendokumentasikan pengalaman- Kemenperin atau melalui Intranet Kemenperin,
pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis, evaluasi bersama antara Pusdatin dan pengguna
meningkatkan kemauan pegawai untuk aplikasi untuk mengetahui utilitas sistem
mempelajari pengetahuan-pengetahuan terkait TI informasi dan memperoleh umpan balik,
untuk mendukung kegiatan pengembangan e- penyediaan pengetahuan dalam bentuk tertulis dan
government, meningkatkan kesadaran pegawai mudah diakses agar pegawai bisa melakukan
untuk mau berbagi pengetahuan, meningkatkan pembelajaran dengan mudah, melakukan
kesadaran pegawai mengenai peran pengetahuan dokumentasi dan diseminasi pengetahuan terkait
dan pemanfaatan kembali pengetahuan reformasi birokrasi agar dapat dimanfaatkan oleh
(knowledge reuse) dalam menunjang kegiatan seluruh pegawai Kemenperin, melakukan
organisasi, koordinasi dengan pihak eksternal dan pembagian pengetahuan terkait stakeholders
melakukan penggalian informasi untuk perindustrian, kebutuhan data dan informasinya,
mengetahui mekanisme pertukaran data, serta ketersediaan data dan informasi yang
pembagian pengetahuan terkait mekanisme dimiliki Kemenperin kepada pihak yang terlibat
pertukaran data dengan pihak eksternal kepada dalam pelayanan informasi industri.
pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan e-
government, kerjasama dengan pihak internal
60 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

TABEL 3
HASIL ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN
Kebutuhan
Upaya
Pengetahuan
a. Meningkatkan kesadaran pegawai untuk mendokumentasikan pengalaman-
pengalaman kerjanya ke dalam bentuk tertulis (knowledge capture).
b. Meningkatkan kemauan pegawai untuk mempelajari pengetahuan-
pengetahuan terkait TI (learning habit).
Pengetahuan bidang
c. Meningkatkan kesadaran pegawai untuk mau berbagi pengetahuan
teknologi informasi
(knowledge sharing).
d. Meningkatkan kesadaran pegawai mengenai peran pengetahuan dan
pemanfaatan kembali pengetahuan (knowledge reuse) dalam menunjang
kegiatan organisasi (knowledge application).
a. Koordinasi dengan pihak eksternal untuk mengetahui mekanisme
Pengetahuan mengenai pertukaran data (knowledge capture).
proses bisnis internal b. Pembagian pengetahuan kepada pihak-pihak yang terkait
maupun yang pengembangan e-government (knowledge sharing).
berhubungan dengan c. Kerjasama dengan pihak internal dan eksternal untuk pemanfaatan
eksternal organisasi pengetahuan mengenai proses bisnis dalam kegiatan pengembangan e-
government (knowledge application).
Pengetahuan mengenai a.Pendokumentasian manfaat/outcomes yang diperoleh dari aplikasi-aplikasi
manfaat/outcomes dan yang telah dikembangkan (knowledge capture).
harapan pengguna dari b. Pembagian pengetahuan kepada pihak terkait, salah satunya melalui
sistem informasi (SI) presentasi atau melalui Intranet Kemenperin (knowledge sharing).
Pengetahuan mengenai
Evaluasi bersama antara Pusdatin dan pengguna aplikasi untuk mengetahui
utilitas sistem informasi
utilitas sistem informasi dan memperoleh umpan balik (knowledge capture dan
dan umpan balik
knowledge sharing).
pengguna
Pengetahuan mengenai Membagikan pengetahuan agar pengetahuan dapat dimanfaatkan sehingga
regulasi yang berlaku memungkinkan proses learning oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Pengetahuan mengenai Diseminasi informasi tentang reformasi birokrasi melalui portal internal
reformasi birokrasi (knowledge capture dan knowledge sharing).
Pengetahuan mengenai
stakeholders
perindustrian, kebutuhan
Membagikan pengetahuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk
data/informasinya, serta
meningkatkan kualitas pelayanan informasi industri.
ketersediaan
data/informasi di
Kemenperin

mendokumentasikan pengalaman kerjanya,


4.2 Dukungan Infrastruktur Manajemen
enerapkan insentif atau reward khusus terhadap
Pengetahuan
inisiatif berbagi pengetahuan yang dilakukan
Sebagai dukungan terhadap pelaksanaan pegawai, menyediakan media berbasis TI bagi
manajemen pengetahuan, Kemenperin perlu pegawai untuk mendokumentasikan pengetahuan,
membangun struktur unit pengelola pengetahuan memanfaatkan lebih optimal Intranet Kemenperin
agar pengelolaan pengetahuan menjadi terarah sebagai media berbagi pengetahuan, mengingat
dan memiliki fokus tujuan, meningkatkan kemudahan pegawai dalam mengaksesnya,
kesadaran pegawai mengenai pentingnya mengelola dan memperkaya pengetahuan
dokumentasi pengalaman kerja, memotivasi umumdalam bidang perindustrian, dan
pegawai Kemenperin untuk berbagi pengetahuan, memungkinkan komunikasi berjalan baik dengan
mengingat inisiatif berbagi pengetahuan masih memberikan ruangan khusus untuk pegawai
cenderung rendah, membangun komitmen berinteraksi dalam suasana formal maupun non-
pimpinan untuk memotivasi pegawai dalam formal.
Nurzaitun Purwasih, et al., Pengembangan Strategi Manajemen 61

5. Pembahasan berbasis TI yang dapat dijangkau dengan


mudah oleh seluruh pegawai Kemenperin.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan 5. Kemenperin perlu membangun komitmen
strategi manajemen pengetahuan dalam manajemen dalam mendukung pelaksanaan
mendukung reformasi birokrasi Kemenperin. manajemen pengetahuan.
Kemenperin telah memilih peningkatan pelayanan
publik sebagai quick wins, yang salah satu proses Hal-hal yang disarankan berdasarkan hasil
pendukungnya adalah pengembangan e- penelitian ini antara lain:
government. Karena kegiatan pengembangan e- 1. Untuk organisasi, disarankan melakukan
government mencakup dukungan terhadap pengelolaan pengetahuan dalam
keseluruhan area perubahan reformasi birokrasi, pengembangan e-government dengan
domain ini dipilih sebagai fokus penelitian ini. mengacu pada strategi manajemen
Implikasi penelitian ini terhadap organisasi pengetahuan dan menyediakan infrastruktur
adalah memberikan masukan pada organisasi manajemen pengetahuan yang dapat
mengenai strategi pengelolaan pengetahuan yang mendukung strategi tersebut.
perlu dilakukan terkait reformasi birokrasi 2. Untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk
khususnya domain pengembangan e-government. melakukan perumusan strategi dalam ruang
Melalui penelitian ini, organisasi dapat lingkup domain reformasi birokrasi lainnya.
menentukan fokus pengelolaan pengetahuan; yaitu
secara garis besar meliputi proses knowledge Referensi
capture, knowledge sharing, dan knowledge
application. [1] Becerra, Irma, and Rajiv Sabherwal.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa Knowledge Management Systems and
dalam upaya pengelolaan pengetahuan terkait Processes. New York: M.E. Sharpe, Inc.,
pengembangan e-government, tidak hanya 2010. Davenport, Thomas H, and
melibatkan unit kerja TI saja, dalam hal ini Lawrence Prusak. Working knowledge: how
Pusdatin; namun melibatkan unit-unit kerja lain, organizations manage what they know.
serta pihak eksternal Kemenperin yang berkaitan Boston, MA: Harvard Business School
dengan proses bisnis yang didukung oleh e- Press, 1998.
government itu sendiri. [2] Iskandar, Mario. Perancangan knowledge
Organisasi juga mendapat masukan mengenai management system pada perusahaan jasa
infrastruktur apa saja yang perlu dipersiapkan guna konsultasi TI studi kasus PT XYZ. Jakarta:
menunjang pelaksanaan manajemen pengetahuan. Universitas Indonesia, 2009.
Infrastruktur manajemen pengetahuan, termasuk di [3] Kemenperin. “Capaian Rencana Aksi
dalamnya infrastruktur TI merupakan faktor Reformasi Birokrasi Kementerian
pemungkin bagi terlaksananya manajemen Perindustrian Tahun 2013.” Jakarta: Pusat
pengetahuan sekaligus mendukung strategi Data dan Informasi Kementerian
manajemen pengetahuan yang telah dirumuskan. Perindustrian, 2013.
[4] “Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi
6. Kesimpulan dan saran Kementerian Perindustrian.” Usulan
Reformasi Birokrasi. Jakarta: Kementerian
Perindustrian, 2011.
Sebagai upaya pengelolaan pengetahuan pada
[5] Kementerian PANRB. Peraturan Menteri
domain pengembangan e-government dalam
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
rangka mendukung pelaksanaan reformasi
dan Reformasi Birokrasi tentang Pedoman
birokrasi Kemenperin, berikut ini adalah rumusan
Pelaksanaan Program Manajemen
strategi manajemen pengetahuan:
Pengetahuan (Knowledge Management).
1. Kemenperin perlu melakukan dokumentasi
Jakarta: Kementerian Pendayagunaan
pengalaman-pengalaman kerja ke dalam
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
bentuk tertulis.
2011.
2. Kemenperin perlu meningkatkan kesadaran
[6] Matturro, Gerardo, and Andres Silva. “A
pegawai untuk berbagi pengetahuan.
knowledge-based perspective for preparing
3. Kemenperin perlu meningkatkan koordinasi
the transition to a software product line
dan kerjasama dalam rangka pengelolaan
approach.” Proceedings of 9th Software
pengetahuan, baik antar unit kerja internal
Product Lines International Conference,
maupun dengan pihak eksternal.
2005: 96-101.
4. Kemenperin perlu memfasilitasi media [7] Rolano, Maria Gracia Deita. Pembentukan
penyimpanan dan pembagian pengetahuan strategi knowledge management untuk
62 Journal of Information Systems, Volume 10, Issue 1, April 2014

koordinasi penanganan bencana: model [9] Zack, Michael H. “Developing a knowledge


koordinasi UN OCHA. Jakarta: Universitas strategy: epilouge.” In The Strategic
Indonesia, 2008. Management of Intellectual Capital and
[8] Zack, Michael H. “Developing a knowledge Organizational Knowledge: A Collection of
strategy.” California Management Review, Readings, by N Bontis and C. W. Choo.
1999: 125-144. Oxford University Press, 2002.

You might also like