Professional Documents
Culture Documents
Laporan Energi Fosil
Laporan Energi Fosil
Acara 6
Energi Fosil
Oleh
Hidayatul Rohmah 171710201003
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakan parktikum energi fosil ini adalah menjelaskan konversi
energi minyak menjadi energi panas dan mampu merancang sitem yang
membutuhkan energi panas berasal dari energi minyak.
1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakn praktikum energi fosil ini adalah memahami konversi
energi minyak menjadi energi panas dan memahami rancangan sitem yang
membutuhkan energi panas berasal dari energi minyak.
BAB 3. METODOLOGI
Mulai
Alat dan
bahan
A
4
Volume minyak
yang terbakar
Selesai
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1.3 Gambar grafik hubungan antara waktu dan suhu pada ketinggian permukaan
minyak dari kompor 50 cm dan 150 cm
Berdasarkan gambar 4.3.1 menunjukan bahwa suhu air dalam panci
mengalami kenaikan. Kenaikan suhu air terjadi karena air menerima kalor dari api
kompor melalu panci. Panci dapat menghantarkan panas dari api karena panci
terbuat dari bahan alumunium sehingga bersifat konduktivitas.
Besarnya energi panas yang diterima air dan lamanya waktu saat pemanasan
air mengakibatkan suhu air juga meningkat. Pada ketinggian permukaan minyak
dari kompor 50 cm suhu air belum mencapai titik didihnya sedangkan pada
ketinggian permukaan minyak dari kompor 150 cm suhu air sudah mencapi titik
didihnya. Saat suhu air mencapai titik didihnya yaitu 1000C maka suhu air tidak
akan mengalami kenaikan dan suhu air akan konstan seperti ditunjukan pada
gambar grafik 4.1.3 pada ketinggian permukaan minyak dari kompor 150 cm. Hal
ini karena saat air sudah mendidih kalor digunakan untuk merubah wujud zat cair
menjadi gas.
4.2 Gambar Kontruksi Kompor dan Perubahan Wujud Bahan Bakar Minyak
menjadi Api
Pembakaran merupakan proses atau reaksi oksidasi yang cepat antara bahan
bakar (fuel) dan oksidator yang menimbulkan panas atau nyala api. Bahan bakar
7
(fuel) merupakan substansi yang melepas panas ketika dioksidasi dan mengandung
unsur-unsurkarbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan sulfur (S). Oksidator adalah
substansi yang mengandung oksigen yang akan bereaksi dengan bahan bakar.
Bahan bakar dalam tangki dengan volume awal 1 liter diletakkan pada posisi
yang lebih tinggi dari kompor dan disambungkan dengan selang menuju kompor.
Posisi tangki lebih tinggi dari kompor bertujuan agar bahan bakar dapat mengalir
ke kompor. Oksidator yang bereaksi dengan bahan bakar terjadi karena adanya
penyalaan menggunakan korek api sehingga akan terjadi proses pembakaran
karena substansi-substansi tersebut saling bereaksi. Proses pembakaran
menimbulkan gas sisa pembakaran yaitu CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air).
TER
MO
ME
TER
4.4 Panas yang Diserap Air pada Pengamatan Kedua sampai Pengamatan
Ketiga pada Ketinggian Tangki 50 cm dan 100 cm
Besarnya panas yang diserap air pada saat percobaan pertama dengan
ketinggian minyak 50 cm dari kompor untuk pengamatan kedua sampai ketiga
adalah sebagai berikut:
9
4.9 Perubahan Energi Fosil menjadi Energi Cahaya pada Lampu Petromaks
Lampu petromak merupakan peralatan yang digunakan dalam reaktor
biogas. Lampu petromax dilakukan modifikasi agar dapat menggunakan bahan
bakar biogas yang memiliki tekanan yang lebih kecil dibandingkan dengan bahan
13
bakar gas elpiji. Lampu petromak harus dibuat loss tidak ada penghalang dan
penampang saluran menuju ke kaos petromak juga harus dibuat loss.
Energi pembakaran kaos lampu berasal dari bahan bakar minyak tanah.
Agar dapat naik ke atas maka tangki bahan bakar harus diberi tekanan sekitar 2 bar
atau 30 psi. Alat penguap dipanaskan sehingga merubah minyak tanah menjadi gas
sebelum menyalakan bahan atau kaos petromak. Preheating dapat dicapai dengan
membakar alkohol dalam cangkir preheating yang terletak di dasar penguap atau
dibawah kaus. Panas dari pijaran api biru (terbungkus dalam kaus) digunakan untuk
mengubah minyak tanah menjadi uap. Minyak tanah yang menguap pada suhu
sekitar 250°C melalui alat penguap yang melingka. Uap minyak tanah akan
mengalami peningkatan suhu, sampai keluar dari lubang kecil di ujung alat
penguap. Saat uap keluar minyak tanah mulai menyebar dan bercampur dengan
udara di ruang persegi kecil di sisi lampu petromak. Bercampurnya uap minyak
tanah dengan udara yang mengakibatkan bunyi mendesis lampu Petromaks pada
saat digunakan. Uap minyak tanah dan udara bergerak ke dalam tabung di mana
keduanya bercampur dalam satu aliran yang berputar sehingga pembakaran akan
sempurna dan menghasilkan panas dan nyala api dan membakar kaos petromak.
Energi panas yang besar dapat dihasilkan dengan cara mengalirkan jumlah bahan
bakar yang besar dalam waktu yang singkat sehingga bahan bakar lebih mudah
terbakar, maka bahan bakar perlu disemprotkan atau diuapkan agar ukuran
partikelnya menjadi lebih kecil (Burhanuddin, 2011).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembakran merupakan proses oksida yang terjadi dengan cepat antra bahan
bakar dan oksidator sehingga menimbulkan panas atau nyala api.
2. Besarnya energi panas yang diterima air dan lamanya waktu yang diberikan
mengakibatkan semakin besar pula kenaikan suhu pada air
3. Tinggi rendahnya tangki bahan bakar berpengaruh pada konsumsi bahan bakar
tersebut. Letak tangki semakin tinggi dari permukaan kompor maka semakin
banyak pula konsumsi bahan bakarnya karena adanya pengaruhi gaya gravitasi
serta sifat zat zair yang mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih
rendah sehingga panas yang diserap oleh air lebih banyak.
4. Efisiensi tungku berbanding lurus dengan tinggi letaknya tangki
minyak.semakin tinggi letak tangki minyak, maka nilai efisiensi termal akan
semakin tinggi juga.
5. Cara menaikkan efisiensi tungku pembakaran dengan memperhatikan bahan
pembuatan tungku, biomassa yang digunakan, luas penampang panas, dan
perawatan terhadap tungku.
6. Pemanasan pada awal penggunaan kompor dilakukan untuk mendorong bahan
bakar naik ke permukaan kompor melalui lubang nozel.
7. Pemanfaatan gas bio sebagai energi alternatif merupakan salah satu bahan
bakar yang mampu menghasilkan gas metan dengan jumlah besar sebagai
pengganti bahan bakar fosil untuk kegiatan memasak, penerangan, pompa dan
sebagainya.
5.2 Saran
Pada pelaksanaan praktikum ini perlu memperhatikan keselamtan kerja
karena digunakan bahan-bahan yang mudah terbakar. Selain itu juga diperlukan
ketelitian agar data hasil pengamatan tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A.M., Pudjiono, E., dan Setyawan, A.B. 2011. Rancang Bangun Dan Uji
Performansi Tungku Keramik Berpipa Spiral Dengan Bahan Bakar Padat.
Burhanuddin. 2011. Analisis Prestasi Lampu Petromax Berbahan Bakar LPG.
Jurnal Mechanical.
LAMPIRAN