System, DSS) Perbaikan Dan Pemeliharaan Lereng

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISSIONSUPPORT

SYSTEM, DSS) PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN LERENG


BERDASARKAN PROSEDUR MANAJEMEN ASET

A r i Sandyavitri *, Muhardi*, Burhanuddin, Andi SuciptoWijaya, Albert Zulfi**,


Gunawan Wibisono*

*) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau


**) Alumni Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya K m .12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293, E-Mail : ari(a)unri.ac.id

ABSTRACT
The simulation of Decision Support Systems (DSS) based on the Assets Management procedure
(in managing rock slopes systematically) was demonstrated in this paper. Rock fall Hazard Rating
System (RHRS) and Rock fall Mitigation Cost Estimate (RMCE) methods were applied in this
paper to mapping, evaluate, and analyze rock fall hazard at the road section of Pekanbaru-
Bukittinggi K M 75 to K M 115. Two major elements are subjects to investigate as follow; (i)
technical aspect; and (ii) economy one. Based on the RHRS criteria, there should be the riskiest
slopes and potential rock fall hazard be prioritized to be managed, they are slopes at K M 80.2
(left), K M 77 and K M 10.3 with RHRS values of 581, 542 and 420 points. The higher RHRS
value of the slope the riskiest the slope to the road users. RMCE considers economy aspect to be
put into consideration together with RHRS values. Cost estimate for managing rock fall is divided
with RHRS is known as cost risk (CR). The CR may comprehensively assist process of DSS for
managing the slopes within the road section above by offering flexible options such as;
prioritizing the riskiest slopes with moderate CR values eg. Slopes of K M 109.3, K M 77 and K M
80.2 with the BR values of 200.000, 351.000, and 312.000 respectively; or prioritizing the rock
fall hazard slopes with the lowest CR values (eg. CR below300.000) for slopes at K M . 109.5,
109.3, 112 dan 80.23.For the first option, it may yield 3 slopes can be repaired, and at second
option it may repair 4 slopes.

Keywords: lereng, rawan, resiko, biaya, keputusan

PENDAHULUAN biaya kenaikan harga bahan sembako dan


Keruntuhan lereng sering terjadi di material bangunan (seperti beras, sayuran,
berbagai jalan di Indonesia terutama diruas semen, baja, tiket bus A K A P dan Iain-lain bila
jalan Pekanbaru-Padang. Dampak akibat jalan ini terputus).
keruntuhan lereng meliputi kerusakan Metode pengambilan keputusan untuk
perkerasan jalan, pagar jalan dan pembatas perbaikan dan pemelihatraan lereng sering
keamanan jalan, tersumbatnya saluran hanya berdasarkan cara tradisional yang
drainase, kerusakan jembatan, bahkan cenderung tidak sistematis dan terencana
kehilangan jiwa dan kendaraan. Perbaikan dan (Hasil pembicaraan dengan Wakil Kepala
pemeliharaan yang diperlukan untuk Dinas Perhubungan Propinsi Riau, 2007).
menstabilkan lereng biasanya dilakukan Pertimbangan teknis atau ekonomi dengan
dengan 2 (dua) metode pendekatan, yaitu cara tradisional ini juga cenderung tanpa proses
perbaikan berupa tindakan perbaikan lereng yang jelas dan terencana sehingga banyak
setelah terjadinya peristiwa longsor {Currative lereng mana yang diprioritaskan untuk
Action), dan pemeliharaan serta perbaikan diperbaiki atau dipelihara belum menggunakan
lereng yang terjadwal sebelum terjadinya metode yang baku. Hal ini karena umumnya
bencana keruntuhan {Preventive Action) investigator tidak memiliki prosedur standar
(Pierson A . Lawrence, Vickie Robert Van, yang formal dalam menginvestigasi lereng.
1993, and Youssef, Maerz, and, Fritz, 2003). Maka perlu disusun prosedur pemilihan
Biaya perbaikan untuk kelongsoran kecil altematif dan prioritasi perbaikan lereng untuk
bisa relatif rendah, tetapi untuk kelogsoran membantu pengambilan keputusan dalam
besar total biaya yang diperlukan bisa sangat menetapkan apa, kapan, dan bagaimana
besar. Menurut T R B {Transportation Research memperbaiki lereng secara sistematis
Board, U S A ) biaya perbaikan kelongsoran berdasarkan prosedur tertentu.
besar di seluruh U S A diperkirakan melebihi Pengembangan model pengambilan
100 juta dollar (Rp. 1 triliun) tiap tahunnya. Di keputusan berdasarkan prinsip manajemen
ruas jalan Pekanbaru-Padang paling tidak asset untuk menjembatani membuat keputusan
memerlukan Rp. 2 milliar per tahunnya, belum yang sistematis, berdasarkan priorits tertentu
termasuk biaya multiplier impaknya seperti dan terencana disusun dalam tulisan ini.
Pendekatan yang dipakai dalam memanajemen

52
asset lereng dan system pengambilan antara pasir dan lempung, pemotongan kaki
keputusan pemilihan altematif dan perioritasi lereng, dan dalam beberapa kasus struktur
perbaikan lereng di dalam tulisan ini tanah umumnya diperlemah oleh proses fisika
menggunakan metode Rockfall Hazard Rating dan kimia (Joseph E Bowles, 1986).
System (RHRS) dan Rockfall Mitigation Cost
Estimate (RMCE). Faktor Penyebab Kelongsoran Lereng
Kedua kombinasi metode ini dapat Lynn Kathy (2000) dan Lee. W.
memberikan informasi yang relatif Abramson, (1996) mengemukakan bahwa
komprehensif bagi pengambilan keputusan kelongsoran lereng sering disebabkan oleh
dalam memperbaiki dan memelihara lereng proses naiknya kekuatan geser dan turunnya
berdasarkan tingkat kerawanan lereng tersebut kekuatan geser dari massa tanah.
dan faktor biaya (Pierson A . Lawrence, Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya
Vickie Robert Van, 1993 dan Clemen, R. T. kekuatan geser massa tanah dipengaruhi factor
1996). Morfologi tanah. Variasi bentuk permukaaan
Lereng yang rawan longsor pada ruas bumi dan kemiringan lerengnya memiliki
jalan Pekanbaru-Bukittinggi Kilometer 75 peran penting dalam stabilitas suatu daerah
sampai dengan kilometer 115, menjadi objek terhadap kelongsoran. Pengaruh tersebut
penelitian (Hasil survey lapangan dan berupa:
informasi dari berbagai mas media seperti 1. Kemiringan lereng yang terlalu besar
Riau Pos, Desember 2004- Maret 2008). (terjal)
2. Tekanan yang berlebihan pada kepala
Tujuan Penelitian lereng
Asset di bidang Geoteknik seperti lereng Beban yang berlebihan pada kepala lereng
jalan adalah vital bagi penunjang sistem menyebabkan lereng mengalami
transportasi. Pemodelan pengambilan kelongsoran atau tidak stabildan
keputusan berdasarkan prinsip manajemen perlemahan kaki atau tumit lereng
asset dikembangkan untuk memberikan Perlemahan kaki lereng dapat disebabkan oleh:
masukan dan alat bagi pengambil kebijakan a. Aliran air yang menyebabkan erosi dan
untuk mengantisipasi kemntuhan lerang dan memotong tumit lereng, biasanya terjadi
merencanakan perbaikan dan pemeliharaan pada lereng-lereng sepanjang aliran
lereng secara sistematis. Tujuan penelitian ini sungai.
disusun sebagai berikut: b. Kaki lereng yang terkikis akibat aliran air
1. Mengidentifikasi lereng yang rawan tanah.
longsor berdasarkan metode Rockfall
Hazard Rating System (RHRS). Faktor-Faktor yang menyebabkan turunnya
2. Menyusun prioritasi perbaikan lereng kekuatan geser massa tanah yaitu:
berdasarkan metode Rocfall Mitigation 1. Pengaruh Geologi
Cost Estimate (RMCE). Terbentuknya lapisan tanah melalui proses
pengendapan (sedimentasi) temyata
Manfaat Penelitian memungkinkan terjadinya suatu lapisan yang
Penelitian ini memberikan gambaran pada potensial mengalami kelongsoran. Untuk
"pengambilan keputusan" (baik di instansi menjelaskan hal tersebut berikut adalah proses
pemerintah dan swasta) tentang bagaimana terbentuknya tanah dari masa tertiary muda
prosedur sistematis untuk pemilihan altematif yang umumnya mempakan endapan sediment
perbaikan lereng berdasarkan variabel (i) marin yang terdiri dari lapisan lanau
tingkat kerawanan lereng terhadap pengguna kelempungan, lanau kepasiran, dan pasir
jalan; dan (ii) pertimbangan biaya resiko kelempungan. Sungai mengalirkan partikel-
perbaikan lereng. partikel halus yang jumlahnya tergantung dari
volume dan kecepatan alirannya, kemudian
TINJAUAN PUSTAKA partikel-partikel tersebut terendapkan didasar
lautan secara terus menerus dan berlapis-lapis
Instabilitas Lereng
sehingga membentuk suatu lapisan tanah.
Kelongsoran lereng merupakan
Lapisan yang terbentuk memiliki ketbalan dan
perpindahan massa tanah dari kedudukan
kemiringan lapisan yang bergantung arus air
semula akibat pengaruh gravitasi sehingga
laut yang mendistribusikan pengendapan
terpisah dari massa yang stabil. Penyebab
partikel itu.
lainnya adalah sifat tanah yang mengandung
mineral yang mampu mengembang atau Karena terbentuknya lapisan di air maka
menyusut seperti lempung, lanau yang serinrg otomatis dasar tiap lapisan adalah air yang
kali dalam keadaaan retak-retak atau bercelah, sering kali bisa dilihat dari lapisan tipis pada
sehingga tekanan air pori dapat membahayakan zona pemisah antara lapisan lempung dan
stabilitasnya. Selain itu bisa pula disebabkan lanau kepasiran atau sebagai aliran laminar
oleh pengaruh tipe pelapisan khusus misalnya pada lapisan pasir yang lebih permeable.

53
Aliran ini bisa muncul kepermukaan manakala Kedua metode tersebut mulai dikembangkan di
lapisan pasir terpotong atau bila lereng U S A sejak tahun 1984. metode ini telah
memiliki kemiringan lebih besar dibanding beberapa kali mengalami penyempumaan
kemiringan pasir. hingga tahun 2000 oleh Oregon Departement
2. Pengaruh Proses Fisika of Transportation (ODOT) dan
Berikut adalah proses-proses fisika yang implementasikan beberapa wilayah lereng di
mempengaruhi terjadinya kelongsoran : Oregon, U S A .
a. Keruntuhan Progresif: keruntuhan progresif
terjadi dengan permukaan gelincir akan Anggaran Pemeliharaan dan Perbaikan
berkembang dari bawah keatas berkebalikan Lereng
dengan arah longsor. "Several techniques are routinely used to
b. Efek Gempa Bumi (liquifaksi): lapisan deal with rockfall. The choice of techniques is
tanah lepas (loses soil) dengan kandungan dependent on several factors, including the size
pori berupa air atau udara dapat mencair or volume of anticipated rockfall, access to the
dibawah pengaruh gempa. Dalam keadaan rockfall source, maintenance limitations, the
cair maka kadar pori meningkat melebihi construction budget, and the desired resulf\
kadar pori kritis, sehingga nilai kuat Beragam teknik secara rutin dipakai untuk
gesemya sangat kecil. memanajemen lereng, sedangkan pilihan
c. Pengaruh A i r Dalam Tanah: keberadaan air pemakaian suatu teknik tertentu tergantung
dapat dikatakan sebagai factor dominant pada berbagai faktor antara lain ukuran jatuhan
penyebab terjadinya kelongsoran, karena batuan di lereng, jalan masuk ke lereng
hamper sebagian besar kasus kelongsoran tersebut, keterbatasan kemampuan
melibatkan air didalamnya pemeliharaan lereng, biaya perbaikan dan
Pengambilan keputusan pemilihan tujuan jelas yang diingingkan dari
altematif dan perioritasi perbaikan lereng yang pemeliharaan lereng tersebut (Pierson A .
pemah dilakukan di U S A menggunakan Lawrence, Vickie Robert Van, 1993).
metode Rockfall Hazard Rating System Terbatasnya alokasi biaya (budget limitation)
(RHRS) dan Rockfall Mitigation Cost Estimate mengakibatkan terbatasnya pula kemampuan
(RMCE) memberikan pertimbangan sebagai untuk memelihara dan membangun struktur
berikut: perkuatan lereng. Mitigation cost estimate
1. Rockfall Hazard Rating System (RHRS) (MCE) dikembangkan untuk membantu
adalah pengukuran tingkat kerawanan pengambilan keputusan terhadap prioritasi
lereng terhadap pemakai jalan. Adapun perbaikan lereng melalui pendekatan
tingkat kerawanan ini ditinjau dalam 3 pembiayaan yang terbatas (budget Imitation).
(tiga) elemen utama, yaitu: Maka komponen biaya dapat
• Informasi Umum yang bersikan dipertimbangkan menjadi faktor utama dalam
tentang; lokasi ruas jalan, kelas jalan, memberikan usulan bagi prioritasi perbaikan
titik kilometer (awal-akhir), tanggal lereng (RMCE) selain faktor tingkat
survey, surveyor, dan batas kecepatan kerawanan (RHRS).
kendaraan yang melintasi ruas jalan 'TAe cost estimate is an important element
disekitar lereng itu. of the rockfall database. This information will
• Karakteristik lereng dan kategori jalan be considered when final project priorities are
yang berisi; ketinggian lereng, tingkat established^ Estimasi Biaya perbaikan lereng
efektifitas bahu jalan/parit (ditch) adalah komponen penting dalam suatu
dalam menampung keruntuhan batuan database keruntuhan lereng. Informasi biaya
lereng, derajat resiko pengguna jalan perbaikan inilah yang menjadi rujukan
yang diukur berdasarkan panjang penyusunan prioritas lereng mana yang akan
tebing yang akan dilewati kendaraan, diperbaiki berikut metode perbaikan yang akan
kecepatan rencana dan rambu-rambu dipakai melalui pendekatan biaya resiko (cost
batas kecepatan; jarak pandang, jarak risk). (Pierson A . Lawrence, Vickie Robert
pengambilan keputusan dan lebar Van, 1993).
jalan.
• Karakteristik geologi meliputi; kondisi Biaya Resiko (Cost Risk)
struktural dan friksi batuan, tingkat "Cost risk is the risk associated with the
erosi, volume jatuhan dalam suatu ability of the program to achieve its life-cycle
masa (i/c»c^),iklim (penguapan,kadar cost objectives. Two primary risk areas that
air pada lereng). may effect cost are: (I) inaccurate or
2. Rockfall Mitigation Cost Estimate (RMCE) imreasonable cost estimates and objectives
merupakan perbandingan antara biaya and, (2) the failure in the program execution in
kontruksi perbaikan lereng dengan meeting the cost
Rockfall Hazard Rating System score objectives ". (https://acc.dau.mil/CommunitvBr
(RHRS). owser.aspx?id=l 7743). Biaya resiko adalah

54
resiko yang beriiubungan dengan kemampuan • Menghitung anggaran biaya perbaikan atau
untuk mencapai tujuan pembiaya selama umur pemeliharaan lereng dibagi RHRS menurut
proyek {lifecycle cost). Ada dua resiko yang RMCE.
mempengaruhi biaya yaitu: (1) ketidak Dari analisa yang dilakukan maka akan
akuratan perkiraan biaya (untuk konstruksi keluar berbagai variabel yang berhubungan
tanah dan lereng) dan adanya derajat dengan rating lereng yang paling rawan dan
kctidakpastian tujuan (uncertainty), (2) nilai biaya resiko. Variabel ini yang dipakai
kegagalan pelaksanaan kegiatan' dan rencana untuk membantu pertimbangan dalam
dalam mencapai sasaran biaya yang terbatas. memutuskan lereng mana yang perlu
Dalam hal ini mengapa pendekatan biaya diperbaiki berdasarkan prioiritas kerawanan
resiko dapat diadopsi dalam pengambilan maupun kemampuan pembiayaan.
keputusan perbaikan dan pemeliharaan lereng
karena pada pengerjaan lereng dan tanah sering HASIL DAN P E M B A H A S A N
terjadi kesulitan dalam memperkirakan biaya Hasil Preliminary Survey RHRS
perbaikannya dan konsekuensinya penentuan Survey awal telah dilakukan pada bulan
tujuan perbaikan juga tidak senantiasa pasti Juli 2006 terhadap lokasi yang dibagi atas 2
(wicertai?i). sesi yaitu ruas jalan dari Pekanbaru ke
Biaya resiko dalam hal ini menurut perbatasan Sumbar-Riau (km 75-km 115); dan
rockfall mitigation cost estimate adalah dari perbatasan Sumbar-Riau ke Bukittinggi
perbandingan Cost Estimate dengan Rockfall (km 200-119). Total panjang jalan yang
Hazard Rating System (cost dibagi resiko). ditinjau adalah 178 km. Jumlah lereng yang
ditinjau dalam survey awal ini ada 111 titik, 62
M E T O D E PENELITIAN titik di ruas jalan Pekanbaru ke perbatasan
Metode penelitian ini dilakukan melaui Sumbar-Riau (km 75-115) dan 49 titik dari
survey berdasarkan RHRS dan RMCE perbatasan Sumbar-Riau ke Bukittinggi
terhadap lereng di sepanjang ruas jalan (km200-l 19). Dari 111 titik tersebut ditemukan
Pekanbaru-Padang Kilometer 75 sampai 19 titik yang rawan longsor yang berbahaya
dengan kilometer 115. Secara Umum Survei bagi pemakai jalan ( rating A >80% parameter
dilakukan dalam 2 (dua) tahap: A dari 8 poin peninjauan-lihat tinjauan pustaka
• Survei identifikasi lereng berdasarkan tabel 1 dan 2 ). Dari 19 titik ditemukan 10 titik
metode RHRS (Rockfall Hazard Rating pada sesi Pekanbaru ke perbatasan Sumbar-
System.) terhadap lereng di sepanjang ruas Riau (km 75-km 115) yang diduga paling
jalan Pekanbaru-Padang K m 75-115. rawan menimbulkan bahaya bagi pemakai
Secara Umum Survei dilakukan dalam 2 jalan jika mengalami kelongsoran. Adapun 10
(dua) tahap yaitu Survey Awal titik tersebut terletak pada: km 77,km, km 80,
(Preliminary Survey) dan Detil Survey 80.2 (kiri), km 80.2 (kanan), km 80.3, km 81,
• Wawancara terhadap para ahli di bidang km 109.3, km 109,5 , km 110 , km 112
geoteknik dan teknik sipil dengan (Gambar 1). Sedangkann 9 titik rawan berada
menggunakan kuesioner untuk pada sesi perbatasan Sumbar-Riau ke
memperoleh masukan tentang metode Bukittinggi.
altematif perbaikan lereng termasuk biaya
dan waktu pengerjaannya (metode R M C E ) .

Gambar 1. Lereng yang ditmjau dalam penelitian.

55
Hasil dan Bahasan Detail Survey R H R S Faktor utama yang menyebabkan suatu
Dari Tabel 1 dapat nilai lereng dengan lereng memiliki poin tinggi atau rendah
poin tertinggi yaitu lereng pada K m 80.2(kr) terutama disebabkan oleh faktor-faktor berikut,
dengan nilai 581 adalah lereng yang paling yaitu Lebar ditch, A V R , lebar jalan, tinggi
rawan menimbulkan bahaya bagi pemakai lereng, histori keruntuhan pada masa lampau.
jalan. Sebagian dari 10 lereng tersebut ada Misalnya pada lereng di km 80.2 (kr) dan
yang telah mengalami perbaikan seperti pada lereng pada km 77. Kedua lereng tersebut
Km 109.5 menggunakan retaining wall, K m memiliki nilai yang tidak berbeda jauh. Yang
110 menggunakan metode cutting dan dinding menyebabkan lereng pada km 80,2 (kr)
penahan serta K m 112 menggunakan bronjong memiliki nilai yang lebih tinggi adalah salah
akan tetapi semuanya sampai tahun 2008 satunya pada kategori tinggi lereng, dimana
dalam kondisi rusak. Berikut adalah tabel 10 lereng pada km 80.2 (kr) memiliki nilai 78.
lereng yang paling rawan berdasarkan detailed Sedangkan pada km 77 hanya memiliki nilai
survey. 32 yang berarti selisih nilai 46 poin. Begitu
juga pada kategori jarak pandang, sangat
Tabel 1. Kategori lereng, Lokasi dan Nilai RHRS berbeda jauh jarak pandang pada km 80.2 (kr)
No Kategori Lereng (km) Tingkat mendapat nilai 65 point, sedangkan jarak
kerawanan pandang pada km 77 hanya mendapat nilai 16
(Nilai poin. Untuk kategori yang lain tidak jauh
RHRS) berbeda diantara kedua lereng tersebut
1 Lereng Km 80.2 (kiri) 581 (Gambar di lampiran).
Berbahaya Km 77 542
Km 109.3 420 Hasil R M C E
Km 109.5 380 R M C E memberikan keluaran berupa
altematif perbaikan lereng, dan nilai biaya
2 Lereng Km 110 347
cukup Km 80(kr) 323 resiko (yang didefinisikan sebagai biaya
berbahaya Km 80.3 (kr) 310 konstruksi dibagi dengan RHRS). Altematif
Km 81 310 perbaikan lereng yang disarankan responden
pada survey lereng dipresentasikan dalam
3 Lereng tidak Km 112 303 Tabel 2.
berbahaya Km 80.2 (kn) 248

Tabel 2 Rangkuman Metode Altematif Perbaikan


Metode Perbaikan Lereng
No Lereng
Altematif I Altematif II Altematif III
1 I dan II (lereng tanah) Retaining Wall Shotcrete Scalling
2 III (lereng campuran) Scalling Shotcrete Retaining wall
3 IV dan V (lereng Catch Fences Slope Screening
batuan)
4 VI, VII, VIII dan IX Retaining Wall Shotcrete Kombinasi
(lereng campuran)
5 X (lereng anah) Retaining Wall Catch Fences Scalling
(Sumber : Hasil Analisis, 2008)

PEMBAHASAN slope screening. Kondisi struktur penahan


Berdasarkan hasil rangkuman metode untuk lereng batuan dapat memakai
altematif perbaikan lereng Tabel 2 di atas, cathfence sebagai pemeliharaan lereng
maka diusulkan perbaikan lereng (Dirjen Binamarga, 2000 dan (Pierson A.
sebagaiberikut: Lawrence, Vickie Robert Van, 1993).
a) Lereng I, II, V I , VII, VIII, IX dan X c) Lereng III memakai scaling sebagai
memakai retaining wall sebagai altematif 1 altematif 1 sedangkan altematif 2
sedangkan altematif 2 adalah shortcrete shortcrete. Hal ini secara umum memang
(juga catchfence). Jawaban ini secara sesuai dengan kondisi struktur penahan
umum memang sesuai dengan kondisi untuk lereng campuran tanah dan batuan
struktur penahan untuk lereng tanah (Dirjen Binamarga, 2000 dan (Pierson A.
(Dirjen Binamarga, 2000 dan (Pierson A. Lawrence, Vickie Robert Van, 1993).
Lawrence, Vickie Robert Van, 1993).
b) Lereng IV dan V memakai catchfence Nilai R M C E berbagai altematif perbaikan
sebagai altematif 1 sedangkan altematif 2 lereng dapat dilihat di Tabel 3.

56
Tabel 3. RMCE lereng berdasarkan 3 altematif perbaikan (Hasil Analisa, 2008).
Panjang
Nilai cost/RHRS cost/RHRS cost/RHRS
Lereng Lokasi lereng
RHRS score 1 score 2 score 3
(m)
altematif 1 altematif 2 altematif 3
Km
I 101.00 380.00 462,207.89 1,847,768.42 124.389.47
109.5
II Km 112 100.00 303.00 573,927.39 2,294,389.44 154,455.45

III Km 110 150.00 347.00 202,305.48 3,005,187.32 751,729.11

Km
IV 142.00 420.00 193,052.38 191,700.00 0.00
109.3
V Km 80.3 160.00 310.00 294,709.68 292,645.16 0.00

VI Km 77 109.50 542.00 351,329.34 1,404,509.23 0.00


VII Km 80 180.00 323.00 969,102.17 2,308,782.29 0.00
Km 80.2
VIII 67.00 248.00 469,810.48 1,878,161.29 0.00
kanan
Km
IX 105.00 584.00 312,662.67 1,249,931.51 0.00
80.2 kiri

Km 81 100.00 310.00 560,967.74 184,193.55 150,967.74

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dibuat Catch Fences (BR = 294) Slope Screening
ringkasan sebagai berikut: (BR = 292).
1. Lereng 1 biaya resiko dari 3 altematif 6. Lereng 6 biaya resiko dari 2 altematif
perbaikan lereng (dalam ribuan) yang perbaikan lereng (dalam ribuan) yang
dianggap kuat oleh responders adalah dianggap kuat oleh responders adalah
retaining wall (Biaya Resiko (BR) = 462), retaining wall (BR = 351) shortcrete (BR =
shortcrete (BR = 1847), dan scalling (BR = 1404).
124). Dari 3 altematif perbaikan yang telah 7. Lereng 7 biaya resiko dari 2 altematif
disarankan oleh responden, secara umum perbaikan lereng (dalam ribuan) yang
metode tersebut layak untuk digunakan dianggap kuat oleh responders adalah
sebagai perkuatan lereng. Namun untuk retaining wall (BR = 969) shortcrete (BR =
lereng 1 B R yang paling tinggi adalah 2308).
shotcrete, tetapi belum tentu metode 8. Lereng 8 biaya resiko dari 2 altematif
tersebut bisa dipilih sebagai keputusan yang perbaikan lereng (dalam ribuan) yang
tepat karena tergantung pada keterbatasan dianggap kuat oleh responders adalah
alokasi dana pemeliharaan/pembangunan retaining wall (BR = 469) shortcrete (BR =
lereng yang ada. 1878).
2. Lereng 2 biaya resiko dari 3 altematif 9. Lereng 9 biaya resiko dari 2 altematif
perbaikan lereng (dalam ribuan) yang perbaikan lereng (dalam ribuan) yang
dianggap kuat oleh responders adalah dianggap kuat oleh responders adalah
scalling (BR = 573) shortcrete (BR = retaining wall (BR = 312) shortcrete
2294), dan retaining wall (BR = 154). (BR=1249).
3. Lereng 3 biaya resiko dari 3 altematif 10. Lereng 10 biaya resiko dari 3 altematif
perbaikan lereng (dalam ribuan) yang perbaikan lereng (dalam ribuan) yang
dianggap kuat oleh responders adalah dianggap kuat oleh responders adalah
scalling (BR = 202) shortcrete (BR = retaining wall (BR = 560), catcth fences
3005), dan retaining wall (BR = 751). (BR = 184), dan scalling (BR = 150).
4. Lereng 4 biaya resiko dari 2 altematif
perbaikan lereng (dalam ribuan) yang Dari 10 lereng di atas, berdasarkan
dianggap kuat oleh responders adalah Catch pendekatan R M C E pemilihan prioritas dapat
Fences (BR =193) Slope Screening (BR = dilakukan sebagai berikut:
191). Lereng yang paling rawan namun relatif
5. Lereng 5 biaya resiko dari 2 altematif kecil BRnya misalnya lereng di K M 109,3
perbaikan lereng (dalam ribuan) yang dengan RHRS 420 dan BR dibawah
dianggap kuat oleh responders adalah 200,000,- . Metode perbaikan dipakai
slope screening. Dapat dipilih juga lereng

57
K M 77 dan K M 80,2 dengan B R 351,000 Cost Estimate (RMCE) memberikan altematif
dan 312,000 dengan menggunakan metode pendekatan perbaikan lereng dengan
perbaikan retaining wall. memasukkan komponen pembiayaan sebagai
Atau dipilih beberapa lereng yang paling salahsatu pertimbangannya. Kombinasi RHRS
kecil biaya resikonya (sehingga dapat dan R M C E memberikan prosedur yang
dibangun perkuatan lereng yang lebih sistemtis dan komperhensif untuk pengambil
banyak), atau yang relatif tinggi koefisien keputusan.
RHRSnya. Misalnya diambil semua lereng
yang nilai BRnya dibawah 300,000 seperti
UCAPAN TERIMAKASIH
lereng KM.109,5, 109,3, 112 dan 80,23.
Terima kasih penulis ucapkan kepada
Dengan pendekatan ini maka akan lebih
Bapak Agus Ika Putra, Helmi Karim, dan M .
banyak lereng yang dapat diperbaiki.
Yusa dan kepada semua pihak yang telah
Walaupun sistem pengambilan keputusan
membantu penulis dalam penelitian ini.
perbaikan lereng dengan menggunakan metode
RHRS dan R M C E telah memberikan informasi
yang sistemtis dan komperhensif, namun DAFTAR PUSTAKA
keputusan akhir tetap ditangan manusia si Budetta P, 2004. ''Assessment of rockfall risk
pengambil keputusan. along roads " Publication, U S A ,
Clemen, R. T. 1996. Making Hard Decisions:
An Introduction to Decisions Analysis.
KESIMPULAN 2"'' Edition. Brooks/Cole Publishing Co.
Berdasarkan metode Rockfall Hazard https://acc.dau.mil/CommunitvBrowser.aspx7i
Rating System (RHRS) dididentifkasi 10 d=\7743: Cost Risk
lereng yang rawan/berbahaya bagi pengguna Lynn Kathy, 2000 ."Landslide" Publication,
jalan di sebagi berikut: K m 80.2 (kiri). K m 77,
USA,
K m 109.3, K m 109.5, K m 110, K m 80(kr), K m
Pierson A. Lawrence, 1993. Vickie Robert
80.3 (kr). K m 81, K m 112 dan K m 80.2 (kn).
Van, ''Rockfall Hazard Rating System"
Adapun Nilai RHRSnya bervariasi dari 250
Publication, U S A .
sampai 580 point. Semakin tinggi nilai RHRS
Riau Pos Koran tahun 2004-2008 tentang
makin tinggi kerawanan lereng tersebut bagi
kelongsoran tebing di Jalan Lintas
pengguna jalan.
Sumbar- Riau.
Prioritasi perbaikan lereng berdasarkan Youssef, A. , 2003, Maerz, N . H . , and, Fritz,
metode RHRS mengutamakan perbaikan pada M . A . , " A risk-consequence hazard
lereng yang punya nilai RHRS tertinggi, tanpa rating system for Missouri highways".
mepertimbangkan faktor lainnya seperti faktor USA.
biaya. Sedangkan metode Rocfall Mitigation

58

You might also like