Professional Documents
Culture Documents
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapsiagaan Perawat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember (Factors Influencing Nurse Preparedness in The Face of Flooding
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapsiagaan Perawat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember (Factors Influencing Nurse Preparedness in The Face of Flooding
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapsiagaan Perawat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember (Factors Influencing Nurse Preparedness in The Face of Flooding
Abstract
Preparedness is activities which is being undertaken to anticipating disaster to well organize. Nurse
has responsibility to manage disaster to minimize the impact of disaster. There are many factors
(age, years in nursing, previous experience with disaster situation, worked in a post disaster shelter,
self regulation and health care climate) influence nurse to take well preparedness. The objective of
the research is to analyze the factors influence preparedness. The descriptive analitic with cross
sectional approach. The sample of the research are 16 nurses. The data taken using questionnaire
from Emergency Preparedness Information Questionnaire that have been modiefied. The analyze of
data using spearman rho test and logistic regression (with α = 0,05). The result of bivariat analyze
there are significant relations between age, years in nursing, previous experience with disaster
situation, worked in a post disaster shelter, self regulation, health care climate with preparedness (p
< α = 0,05). From multivariat analyze we know that years in nursing is variable dominan factor that
influence nurse preparedness (p = 0,020 < α = 0,05). The result indicated that years in nursing of
the nurse preparedness to face disaster.
Abstrak
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian. Perawat memiliki tanggung jawab untuk meminimalisir dampak bencana dengan
manajemen bencana. Terdapat banyak faktor (umur, lama kerja, pengalaman bencna sebelumnya,
pengalaman di tempat pengungsian, peraturan diri dan suasana pelayanan kesehatan) yang dapat
mempengaruhi kesiapsiagaan perawat. Objek pada penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kesiapsiagaan perawat. Desain penelitian dengan deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 16 orang perawat. Pengambilan data
penelitian dengan menggunakan kuesioner informasi kesiapsiagaan kegawatdaruratan yang telah
dimodifikasi. Analisis data menggunkan spearman rho tes dan regresi logistik berganda (dengan α =
0,05). Hasil dari analisis bivariat multivariat, terdapat (bivariat ) hubungan antara umur, lama kerja,
pengalaman bencana sebelumnya, pengalaman di tempat pengungsian, peraturan diri, suasana
pelayanan kesehatan (p < α = 0,05). Dari analisis multivariat, kita tahu bahwa faktor lama kerja
adalah yang paling mempengaruhi kesiapsiagaan perawat (p = 0,020 < α = 0,05). Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa lama kerja mempengaruhi kesiapsiagaan perawat.
China [2]. Meningkatnya kasus banjir di Tujuan dalam penelitian ini untuk
Indonesia dari tahun ke tahun telah mengidentifikasi faktor – faktor yang
menimbulkan kecemasan [3]. Banjir dapat juga mempengaruhi kesiapsiagaan perawat dalam
terjadi karena debit/volume air yang mengalir menghadapi bencana banjir di Kecamatan
pada suatu sungai atau saluran drainase Gumukmas Kabupaten Jember
melebihi atau diatas kapasitas pengalirannya.
Bila genangan air terjadi cukup tinggi, dalam Metode Penelitian
waktu lama, dan sering maka hal tersebut akan Desain penelitian adalah deskriptif
mengganggu kegiatan manusia [4]. Di analitik dengan pendekatan cross sectional.
Kabupaten Jember pada tahun 2016 sejumlah Populasi pada penelitian ini adalah perawat
wilayah terendam banjir seperti beberapa yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas
desa/kelurahan, yang pertama di Kecamatan Gumukmas berjumlah 16 orang periode Juni.
Gumukmas sebanyak 262 kk terendam banjir, Sampel penelitian sebanyak 16 orang perawat
yang kedua di Puger sebanyak 90 kk terendam dengan teknik pengambilan sampel total
banjir, dan ketiga di Patrang sebanyak 10 kk sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini
terendam banjir [5]. dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Jumlah perawat yang bekerja di Gumukmas pada 13 Juni 2016.
Indonesia (baik swasta/pemerintah) adalah Data penelitian diambil menggunakan
220.575 orang. Jumlah perawat yang bekerja di kuesioner dengan cara mendatangi Puskesmas
Dinas Kesehatan se-Indonesia (di Puskesmas) Gumukmas. Pengisian kuesioner dilakukan
adalah 237.181 orang [6]. Berdasarkan hasil didampingi peneliti dengan memperhatikan etika
studi pendahuluan, tenaga perawat yang penelitian, meliputi prinsip manfaat, prinsip
bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menghargai hak asasi manusia dan prinsip
(di Puskesmas) tahun 2016 adalah sebanyak keadilan [13].
756 orang dengan latar belakang pendidikan
SPK 72 orang (9,5%), DIII 629 orang (83,2%), Hasil Penelitian
S1 Keperawatan 31 orang (4,1%) dan Ners 24 Hasil penelitian ditampilkan dalam
orang (3,1%). Sedangkan jumlah perawat yang bentuk narasi dan tabel. Data hasil penelitian
bekerja di wilayah kerja Puskesmas Gumukmas dibedakan menjadi tiga, yaitu analisis deskriptif
Kecamatan Gumukmas sejumlah 12 orang di dan analisis inferensial terdiri dari (analisis
Puskesmas induk dan 4 orang di Ponkesdes.. bivariat dan analisis multivariat). Analisis
Peran kunci perawat tercermin dalam deskriptif berisi tentang gambaran perbedaan
manajemen bencana yaitu pada saat pra, saat individu yaitu usia, lama kerja, pengalaman
dan pasca bencana. Adanya kesiapsiagaan bencana sebelumnya, pengalaman di tempat
dapat meminimalkan dampak dari bencana pengungsian, peraturan diri dan suasana
banjir [7]. Maka perawat harus memiliki pelayanan kesehatan. Analisis bivariat berisi
kompetensi yang cukup dalam kesiapsiagaan tentang hubungan masing-masing variabel
bencana [8]. Sesuai kompetensi yang sudah independen dan variabel dependen. Analisis
ditetapkan menyebutkan terdapat sepuluh multivariat berisi tentang hasil prediksi variabel
kompetensi tentang kesiapsiagaan perawat independen yang paling kuat mempengaruhi
dalam manajemen bencana [9]. Adanya variabel dependen.
kesiapsiagaan perawat yang baik, maka
penatalaksanaan yang diberikan juga baik, Usia
sehingga menghindari jatuhnya korban jiwa, Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
kerugian harta benda, dan berubah tata perawat di Puskesmas Gumukmas sebagian
kehidupan masyarakat dikemudian hari [10]. besar berumur 26-35 tahun, lama kerja
Kesiapsiagaan adalah serangkaian sebanyak 6-10 tahun dan >10 tahun, sebanyak
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi 7 orang tidak memiliki pengalaman bencana
bencana melalui pengorganisasian serta melalui sebelumnya, sebanyak 7 orang tidak memiliki
langkah tepat guna dan berdaya guna [11]. Ada pengalaman di tempat pengungsian.
3 faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan
perawat dalam menghadapi bencana banjir yaitu
perbedaan individu (usia, pengalaman bekerja,
pengalaman bencana sebelumnya dan
pengalaman di tempat pengungsian), peraturan
diri dan suasana pelayanan kesehatan [12].
Lama kerja
Kesiapsiagaan 16 0,750 0,001
perawat
Tabel 13. Nagelkerke R Square Hasil pemodelan regresi logistik berganda yang
Step -2 Log Cox & Nagelkerke R didapatkan adalah:
likelihood Snell R Square Kesiapsiagaan perawat = 1.946 + (-3.892) (lama
Square kerja) ……………………[pemodelan 3]
1 11.221a .496 .661
a. Estimation terminated at iteration Tabel 17. Hasil Nagelkerke R Square
number 5 because parameter estimates Step -2 Log Cox & Snell Nagelkerk
changed by less than .001. likelihood R Square eR
Square
Hasil pemodelan 1 menunjukkan nilai 1 12.057a .469 .625
Nagelkerke R Square = 0,661.
a. Estimation terminated at iteration
number 5 because parameter estimates
Tabel 14. Hasil Analisis Multivariat variabel lama
changed by less than .001.
kerja dan peraturan diri, periode Juni
2016 (n=16).
Hasil pemodelan 3 menunjukkan nilai
No. Variabel B Wald P value Exp 95%
[B] CI Nagelkerke R Square = 0,625.
1. Lama -3.450 4.874 0.027* 0.032 0.00 Berdasarkan model pada tebel 16
kerja 1- tersebut, dapat diprediksi bahwa perawat
0.67 dengan lama kerja lebih banyak memiliki
9 kemampuan mempengaruhi 0,020 kali terhadap
2. Peraturan -1.465 0.752 0.386 0.231 0.00 kesiapsiagaan perawat, dibandingkan dengan
diri 8- perawat dengan lama kerja lebih sedikit (95% CI
6.32 = 0.001 - 0.395).
7
3. constant 2.227 3.553 0.059 9.268
Pembahasan
Analisis multivariat
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui variabel
Langkah pertama yang dilakukan adalah
lama kerja dapat masuk model selanjutnya (p <
pemilihan variabel kandidat multivariat pada
α), dan variabel peraturan diri dieliminasi (p > α).
variabel independen terhadap variabel
Hasil pemodelan regresi logistik berganda yang
dependen sebagaimana telah dijelaskan pada
didapatkan adalah:
tabel 11, variabel independen yang dapat masuk
Kesiapsiagaan perawat = 2.227 + (-3.450) (lama
dalam pemodelan multivariat adalah variabel
kerja) + (-1.465) (peraturan
dengan nilai p < 0,25, yaitu lama kerja,
diri).............................................[pemodelan 2]
peraturan diri dan suasana pelayanan
kesehatan. Hasil analisis regresi logistik biner
Tabel 15. Nagelkerke R Square
dengan ketiga variabel tersebut dapat dilihat
Step -2 Log Cox & Snell Nagelkerke R
pada tabel 12. model regresi logistik yang
likelihood R Square Square
dihasilkan adalah pemodelan 1, yaitu :
1 12.057a .469 .625 Kesiapsiagaan perawat = 2.354 + (-3.398) (lama
a. Estimation terminated at iteration number 5 kerja) + (-.968) (peraturan diri) + (-.655)
because parameter estimates changed by less (suasana pelayanan kesehatan)………………
than .001. [pemodelan 1].
Hasil pemodelan 1 menunjukkan nilai
Hasil pemodelan 2 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square = 0,661, artinya ketiga
Nagelkerke R Square = 0,658. variabel tersebut (meliputi lama kerja, peraturan
diri, suasana pelayanan kesehatan) dapat
Tabel 16. Hasil analisis multivariat variabel lama diprediksi memiliki mempengaruhi
kerja dengan kesiapsiagaan perawat, kesiapsiagaan perawat sebanyak 66,1%.
periode Juni 2016 (n=16) Namun, dalam hasil pemodelan 1, masih
No. Variabel B Wald P value Exp 95% terdapat variabel dengan nilai p > 0,05 sehingga
[B] CI dilakukan pengeliminasian secara bertahap
1. Lama -3.892 6.626 0.010* 0.02 0.001
pada variabel dengan nilai p > 0,05, seperti yang
kerja 0 -
0.395 terlihat pada tabel 14, yaitu dengan
2. constant 1.946 3.313 0.069 7.000 mengeliminasi variabel suasana pelayanan
kesehatan. Hasil analisis regresi logistik biner
dengan kedua variabel tersebut dapat dilihat Hasil penelitian menunjukkan lama kerja
pada tabel 14. model regresi logistik yang yang semakin banyak dapat menyebabkan
dihasilkan adalah pemodelan 2, yaitu: semakin tingginya kesiapsiagaan perawat. Satu
Hasil pemodelan regresi logistik berganda yang hal yang perlu ditekankan sesuai dengan hasil
didapatkan adalah: penelitian ini adalah perlunya ketekunan dalam
Kesiapsiagaan perawat = 2.227 + (-3.450) (lama pekerjaan di bidang keperawatan terkait lama
kerja) + (-1.465) (peraturan kerja sehingga mencapai prestasi dan
diri).........................................[pemodelan 2] berdampak positif terhadap peningkatan
Hasil pemodelan 2 menunjukkan nilai kesiapsiagaan perawat. Perawat juga dapat
Nagelkerke R Square = 0,658. meningkatkan kesiapsiagaan perawat dengan
Berdasarkan tabel 14, masih terdapat berfokus pada faktor-faktor yang
variabel dengan p value > 0,05, yaitu variabel mempengaruhinya, misalnya peraturan diri dan
peraturan diri dengan p value = 0,386. Variabel suasana pelayanan kesehatan.
peraturan diri ini harus dieliminasi dari Variabel yang masuk dalam pemodelan
pemodelan. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat seharusnya adalah variabel dengan
regresi logistik kembali dengan satu variabel nilai p < 0,05, yaitu variabel lama kerja. Namun
yang tersisa, yaitu variabel lama kerja. Hasil variabel dengan nilai p > 0,05 tetap dapat
analisis yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dimasukkan bila dianggap sebagai variabel
16. penting [13]. Variabel peraturan diri dan
Berdasarkan tabel 16 , didapatkan hasil suasana pelayanan kesehatan dalam penelitian
variabel independen memiliki nilai p < 0,05 ini memiliki nilai p > 0,05, namun oleh peneliti
sehingga diperoleh pemodelan 3 sebagai kedua variabel ini tetap dimasukkan dalam
berikut. pemodelan karena dianggap variabel penting
Model regresi logistik berganda pemodelan 3 : berdasarkan penelitian sebelumnya. Pemodelan
Kesiapsiagaan perawat = 1.946 + (-3.892) (lama akhir yang digunakan dalam penelitian ini
kerja )……………[pemodelan 3]. Hasil adalah pemodelan 1, yaitu :
pemodelan 3 menunjukkan nilai Nagelkerke R Kesiapsiagaan perawat = 2.354 + (-3.398) (lama
Square = 0,625, artinya lama kerja mampu kerja) + (-.968) (peraturan diri) + (-.655)
mempengaruhi kesiapsiagaan perawat sebesar (suasana pelayanan kesehatan).
62,5%. Hal ini dikarenakan pemodelan 1 dianggap
Berdasarkan model pada tebel 16 dapat memprediksi lebih banyak mengenai
tersebut, dapat diprediksi bahwa perawat faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapsiagaan
dengan lama kerja lebih banyak memiliki perawat dibanding dengan pemodelan 2 dan
kemampuan mempengaruhi 0,020 kali terhadap pemodelan 3, dengan kemampuan
kesiapsiagaan perawat, dibandingkan dengan mempengaruhi sebesar 66,1%, dan terdapat
perawat dengan lama kerja lebih sedikit (95% CI faktor-faktor lain yang tidak mempengaruhi
= 0.001 – 0.395). kesiapsiagaan perawat dalam penelitian ini
Lama kerja memberikan pengaruh paling dengan kemampuan mempengaruhi sebesar
besar terhadap kesiapsiagaan perawat. Hal ini 33,9%.
dikarenakan lama kerja perawat mencangkup
tiga aspek penting yang pertama yaitu Simpulan dan Saran
kelayakan pegawai yang merupakan kriteria Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
yang menyangkut bagaimana kondisi perawat, pembahasan pada bab sebelumnya, maka
kedua yaitu karakteristik perseorangan yang kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
menyangkut senioritas dan junioritas, asumsi berikut. Pada perbedaan individu responden,
yang sering berlaku dan diyakini adalah pegawai usia terbanyak yaitu 26-35 tahun, lama kerja 6-
yang cukup senior dipandang telah memiliki 10 tahun dan lama kerja > 10 tahun, sebanyak 7
kinerja yang tinggi, sedangkan yang junior orang tidak memiliki pengalaman bencana
masih perlu dikembangkan dan dibina lagi, sebelumnya, sebanyak 7 orang tidak memiliki
ketiga yaitu kualitas kinerja pegawai yang dilihat pengalaman di tempat pengungsian. Sedangkan
dari produktivitas seseorang dan kedisiplinan pada peraturan diri terbanyak yaitu peraturan
kerja, sehingga dapat memberikan keterangan diri tinggi dan pada suasana pelayanan
terhadap kemampuan kerja perawat, minat dan kesehatan yaitu suasana pelayanan kesehatan
bakat [14]. Sedangkan lama bekerja dibagi sedang dan tinggi masing-masing.
menjadi empat kategori (≤ 1 tahun, 2-5 tahun, 6- Kesiapsiagaan perawat sedang ada 8 orang dan
10 tahun dan >10 tahun) [15]. kesiapsiagaan perawat tinggi ada 8 orang. Ada
hubungan antara lama kerja, peraturan diri dan bencana (disaster managemen)t. Jakarta :
suasana pelayanan kesehatan dengan Dian Rakyat; 2011.
kesiapsiagaan perawat. Tidak ada hubungan [8] Switzerland. ICN framework of disaster
antara usia, pengalaman bencana sebelumnya, nursing competencies. Switzerland : World
pengalaman di tempat pengungsian dengan Health Organization; 2009.
kesiapsiagaan perawat. Diharapkan hasil [9] Loke AY and Olivia WMF. Nurses’
penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi competencies in disaster nursing:
penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi implications for curriculum development
faktor-faktor lainnya yang mungkin berpengaruh and public health [Internet]. 2014 [diambil
terhadap kesiapsiagaan bencana banjir yang tanggal 22 Februari 2016]. Dari:
belum ada dalam penelitian ini, seperti tingkat www.mdpi.com/journal/ijerph.
pendidikan perawat. [10] Dodon. Indikator dan perilaku
kesiapsiagaan masyarakat di pemukiman
Daftar Pustaka padat penduduk dalam antisipasi berbagai
fase bencana banjir. Jurnal Perencanaan
[1] Indonesia. Potensi ancaman bencana. Wilayah dan Kota [Internet]. Agustus 2013
Jakarta: BNPB; 2016. [diambil tanggal 22 Februari 2016];24(2):
[2] Marfai M. Indonesia urutan ketiga dunia 125-140. Dari:
negara rawan banjir [Internet]. 2009 http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp-
[diambil tanggal 20 Mei 2016]. Dari: content/uploads/2014/02/Jurnal-9-
http://harianjogja.com. Dodon.pdf.
[3] Indonesia. Informasi kebencanaan bulanan [11] Aminudin. Mitigasi dan kesiapsiagaan
teraktual. Jakarta : BNPB; 2015. bencana alam. Bandung : Angkasa; 2013.
[4] Rosyidie A. Banjir: fakta dan dampaknya, [12] Baack ST. Analysis texas nurses’
serta pengaruh dari perubahan guna lahan preparedness and perceived competence
[Internet]. 2013 [diambil tanggal 22 in managing disaster. Thesis. Texas: The
Februari 2016]. Dari: University Of Texas; 2011.
http://www.sappk.itb.ac.id/jpwk/wp- [13] Hastono SP dan Luknis S. Statistik
content/uploads/2013/12/AR-banjir- kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo
2013.pdf. Persada; 2006.
[5] Solichah Z. Banjir yang genangi 362 rumah [14] Sulistiyani AT dan Rosidah. Manajemen
warga Jember surut [Internet]. 2016 sumber daya manusia, konsep, teori dan
[diambil tanggal 19 Februari 2016]. Dari: pengembangan dalam konteks organisasi
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/172 publik. Yogyakarta : Graha Ilmu; 2003.
178/bpbd-banjir-yang-genangi-362-rumah- [15] Ogedegbe C. Health care workers and
warga-jember-surut. disaster preparedness: barriers to and
facilitators of willingness to respond
[6] Antaranews [Internet]. Jakarta:
[Internet]. 2012 [diambil tanggal 26 Mei
Antaranews; 2013 [diambil tanggal 13 Mei
2016]. Dari:
2016]. Dari:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
http://www.antaranews.com/berita/362288/
MC3407728/.
ada-dua-masalah-dalam-keperawatan-
indonesia.
[7] Ramli S. Pedoman praktis manajemen