Model-Model Operasi Internasional

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

MODEL-MODEL OPERASI INTERNASIONAL

1. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan disebut hidup apabila dalam perusahaan itu ada kegiatan untuk
mengolah produk. Untuk dapat mengolah produk harus ada bahan, alat-alat, dan orang-orang
untuk mengolahnya (tenaga kerja). Apabila perusahaan itu ingin terus hidup dan berkembang,
bahan-bahan harus terus tersedia dan produk yang dihasilkan harus bisa diterima oleh
konsumen. Untuk mcngamankan sisi pasokan ini, perusahaan dituntut mencari sumber-
sumber lain yang bisa menjamin tersedianya faktor-faktor produksi yang dibutuhkan sesuai
dengan persyaratannya. Namun tidak setiap faktor produksi itu tersedia dalam jumlah yang
mencukupi disatu tempat, tapi tersebar diberbagai tempat yang jauh diluar batas-batas negara.
Demikian juga penyerapan pasar dari produk yang dihasilkannya seringkali pasar domestik
tidak mampu menyerap seluruh produksinya. Untuk mengatasinya perusahaan memilih
beroperasi langsung di negeri yang dianggapnya bisa mengatasi masalah-masalah seperti itu.

2. MODEL-MODEL BENTUK USAHA


Model bentuk usaha yang bagaimanakah yang sebaiknya digunakan untuk beroperasi di
luar negeri itu? Tentunya ada banyak model organisasi perusahaan yang bisa digunakan,
mulai dari perusahaan kecil perorangan yang sangat sederhana hingga perusahaan besar dan
rumit. Perusahaan-perusahaan itu bisa digunakan untuk beroperasi di luarnegeri.
Secara garis besar, kegiatan operasi itu bisa diwujudkan dalam bentuk usaha sebagai
berikut:
1. Perusahaan perorangan (propritotrship)
2. Perusahaan persekutuan (partnership).
3. Korporasi (corporation).
4. Perusahaan patungan (Joint venture)
5. Ho1ding company
6. Business trust
7. Multinational Corporation
Semua bentuk organisasi usaha seperti itu bisa digunakan untuk beroperasi di luar
negeri dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri, untuk tujuan apa
operasi di luar negeri itu dilakukan, apakah untuk memasarkan produk, mendapatkan bahan
mentah, atau untuk mendapatkan teknologi yang diinginkan.
3. PERUBAHAAN BESAR DAN KECIL
Kegiatan operasi di luar negeri bisa dilakukan bukan saja oleh perusahaan besar, tapi bisa
juga perusahaan kecil. Suatu perusahaan dikategorikan besar atau kecil dinilai dari:
(1) Jumlah pekerjanya
Kategori kecil bila tenaga kerjanya < 100 orang
Kategori menengah bila tenaga kerjanya 100-1500 orang
Kategori besar bila tenaga kerjanya > 1500 orang

(2) Teknologinya
Teknologi berkaitan dengan modal yang dimiliki perusahaan. Teknologi yang tinggi
memperlihatkan modal yang besar sehingga sering disebut sebaga capital intensive.
Dilain sisi, teknologi yang sederhana bisa memperlihatkar perusahaan kecil, tapi bisa
juga sebagai perusahaan besar bila tenaga kerjanya banyak. Perusahaan yang seperti ini
disebut labor intensive.
(3) Omzet penjualan
Omzet dan luasnya daerah penjualan akan menentukan bcsar kecilnya perusahaan.
Perusahaan kecil biasanya pemasarannya hanya lokal, sedangkan perusahaan besar
biasanya melipouti export import. Semua itu hanya merupakan patokan penilaian ukuran
besar perusahaan, ukuran yang pasti tidak jelas. Di Indonesia jumlah tenaga kerja 1000
orang bisa dikatakan perusahaan besar, sedangkan di AS jumlah sebesar itu masih
tergolong kecil

4. PERUSAHAAN PERORANGAN
Perusahaan perorangan banyak macamnya, mulai dari pedangang asongan, tukang baso,
pengrajin kayu, pandai besi, warung tegal, penjahit pakaian, hingga toko eceran. Perusahaah
perorangan bisa termasuk kegiatan pertanian, perkebunan, atau nelayan. Perusahaan
perorangan pada hakikatnya dimiliki sendiri dan diusahakan oleh pemiliknya. Kegiatan usaha
ini mengambil porsi terbesar dalam denyut nadi kegitan perekonomian bangsa. Di Amerika
Serikat usaha ini mengambil porsi 73% dari seluruh kegiatan bisnis, tapi di Indonesia belum
ada data yang jelas. Namun kalau melihat kondisi perekonomian indonesia seperti sekarang
ini kemungkinan perusahaan sendiri bisa mcnjapai porsi 90%. Perusahaan perorangan bisa
saja menjadi perusahaan besar kalau kriteria perusahaan besar memang terpenuhi. Namun
pada umumnya perusahaan perorangan sulit menjadi perusahaan besar,
1. Sulit menambah modal untuk memperbesar usaha.
2. Tanggungjawab yang tidak terbatas. Kalau punya utang harus dilunasi walaupun harus
menjual peralatan dapurnya.
3. Sulit mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kalau pemiliknya atau tokohnya
meninggal dunia biasanya perusahaanya juga ikut hancur.
Pada umumnya orang memilih membuka usaha sendiri karena:
1. Mudah untuk memulai.
2. Tidak memerlukan modal yang besar.
3. Tidak sulit dalam menentukan lokasi. Bisa didepan rumah sekalipun.
4. Dalam kegiatan yang kecil, tidak memerlukan ijin usaha.
5. Mudah dalam mengambil keputusan (tidak perlu memikirkan pendapat orang lain).
6. Keuntungan bisa dimiliki sendiri.

5. PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)
Persekutuan merupakan pengembangan dari perusahaan perorangan. Kalau Perusahaan
perorangan hanya dimiliki sendiri, maka persekutuan dimiliki oleh beberapa orang, biasanya
tidak lebih dari 9 (sembilan) orang atau kurang dari 10 orang. Dipilih ganjil untuk
memudahkan pengambilan keputusan. Masing-masing sekutu bisa menginvestasikan
dananya dalam jumlah yang sama atau berbeda. Demikian juga keuntungan yang
diperolehnya tidak tergantung pada jumlah dana yang diinvestasikanya tapi tergantung pada
perjanjian atau kontribusinya pada perusahaan. Misalnya sekutu yang memiliki keahlian
khusus mungkin akan memperoleh pembagian keuntungan yang lebih besar.
Dalam perusahaan seperti ini dikenal dua persekutuan, yaitu:
1. Persekutuan Umum (General Partnership)
2. Persekutuan Terbatas (Limited Partnership)
Persekutuan umum adalah persekutuan dimana masing-masing sekutu memiliki
kewajiban yang sama dan tidak terbatas atas utang-utang (unlimited legal liability)
perusahaan. Selain itu, semua sekutu memiliki peran aktif dalam perusahaan karena
seringkali disebut sebagai active partner.
Persekutuan terbatas adalah persekutuan dimana hanya sebagian sekutu yang memliki
kewajiban tidak terbatas atas utang-utang perusahaan. Sekutu terbatas tidak aktif dalam
kegiatan perusahaan, mereka hanya sebagai investor saja, karena itu pada akte
pendiriannya juga dibedakan antara active (unlimited) partner dan limited partner.
Keuntungan dalam menggunakan bentuk perusahaan seperti ini adalah bisa menutupi
sebagian kelemahan perusahaan perorangan seperti:
1. Lebih mudah menambah modal.
2. Lebih mudah berhubungan dengan pihak bank.
3. Bisa memanfaatkan keahltan partner lain dalam operasi perusahaan.
Namun demtkian terdapat pula kelemahannya, yaitu:
1. Adanya kewajiban yang tidak terbatas untuk general partner.
2. Sulit mengambil keputasan karena adanya pembagian wewenang.
3. Kelangsungan hidup perusahaan terancam bila salah seorang general partner
meninggal dunia.
4. Sulit menarik dana yang telah diinvestasikannya.
Dilihat dari kelemahan dan keuntungannya, persekutuan memungkinkan untuk bisa
meniadi perusahaan besar.
6. KOPERASI (COOPERATIVE).
Koperasi adalah bentuk lain dari kegiatan usaha. Di Negara-negara maju, koperasi
dibentuk untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada perusahaan perorangan dan
persekutuan. Karena itu anggota-anggota koperasi biasanya terdiri dan pengusaha-pengusaha
perorangan. Mereka membentuk koperasi untuk menyatukan sinergi dalam mencapai tujuan
bersama. Koperasi bisa merupakan bentukan dari kumpulan modal, kumpulan keahlian, atau
dua-duanva (kumpulan modal dan keahlian). Perusahaan dibentuk untuk mengatasi persoalan
bersama seperti untuk mengatasi persoalan factor produksi seperti bahan baku atau
pemasaran produk yang dihasilkan.
Perbedaan koperasi dari corporasi meliputi:
1. Kepemilikan koperasi ditunjukan oleh seseorang karena ia menjadi anggotanya (anggota
koperasi), sedang korporasi ditunjukan oleh sahamnya,
2. Modal awal koperasi ditentukan oleh besar simpanan pokok para anggota, sedang
korporasi oleh besar saham yang dimilikinya.
3. Pertambahan modal secara bertahap yang ditentukan simpanan wajib anggota per bulan,
sedang korporasi ditentukan oleh kesediaan pemegang saham. 4
4. Ketua koperasi tidak digaji, tapi manager dan pegawainya diberikan gaji,
Di Indonesia koperasi sangat populer karena dianggap sebagai wadah yang sangat cocok
untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Namun karena banyak koperasi yang tidak
professional, keberadaan koperasi belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kesulitan
yang terutama dihadapi oleh koperasi di Indonesia adalah:
1. Sulit mengambil keputusan karena banyaknya anggota, sedangkan tiap anggota memiliki
satu suara.
2. Banyak koperasi yang belum mampu mengangkat manager sehingga kurang professional.
3. Koperasi masih bersifat kegiatan sampingan sehingga kegiatanya tidak terfokus pada
upaya pencapaian sasaran.
4. Masih ada yang menganggap bahwa pasar koperasi adalah anggotanya, sehingga tidak
terpikir untuk mengembangkan usahanya jauh keluar lingkungan yang lebih luas.

7. KORPORASI (CORPORATION)
Korporasi merupakan suatu badan usaha yang secara legal dipertimbangkan sebagai
keseluruhan yang terpisah antara pemilik dan kewajiban perusahaan atas utang-utangnya. Di
Indonesia jenis perusahaan ini lebih terkenal dengan perusahaan terbatas. Dibentuk untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan perorangan atau persekutuan.
Bentuk ini lebih fleksibel dan mampu berkembang lebih pesat. Keuntungan yang dimiliki
jenis perusahaan corporasi adalah:
1. Kewajiban pemilik hanya dibatasi pada besamya uang yang diinvestasikan dalam
perusahaan itu.
2. Umur perusahaan tidak terbatas.
3. Mudah mengembangkan perusahaan.
4. Kepemilikan mudah dipindah tangankan.
5. Investor tidak harus sebagai manager.
6. Mudah memanfaatkan kemampuan para ahli.
Korporasi bukan berarti tanpa kelemahan. Ini terutama karena timbulnya kerugian disisi
investor dengan timbulnya pajak ganda yang dikenakan kepadanya. Pajak ganda itu timbul
pada saat perusahaan mendapat keuntungan (penghasilan perusahaan) dan pada saat
pembagian dividen bagi pemegang saham (penghasilan pribadi).
Secara keseluruhan perusahaan Korporasi ini dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Perusahaan swasta (private corporation), yaitu bentuk perusahaan yang didirikan
untuk tujuan mendapatkan keuntungan (profit motive), misalnya General Motor,
General electric, Toyota Astra, atau perusahaan lain yang sejenis merupakan contoh
dari bentuk perusahaan ini.
2. Perusahaan Negara (public or govemment corporation), yaitu perusahaan yang
dimiliki Negara, termasuk juga perusahaan daerah (lokal), Yang tujuannya untuk
kepentingan umum atau masyarakat.
3. Perusahaan terbuka (opened corporation), yaitu perusahaan yang sahamnya diperjual
belikan. Di Indonesia disebut perusahaan go public (tbk).
4. Perusahaan tertutup (closed corporation), yaitu perusahaan yang sahamnya hanya
dimiliki oleh anggota keluarga atau kelompok pemegang saham dan tidak diperjual
belikan.
5. Perkumpulan sosial (non-profit corporation), yaitu kegiatan usaha yang tujuannya
sosial bukan profit motive. Misalnya perkumpulan amal (charity). yayasan, lembaga
swadaya masyarakat dan sebagainya.

8. PERUSAHAAN ASING (FOREIGN CORPORATION)


Perusahaan asing (foreign corporation), yaitu perusahaan yang beroperasi didalam negeri
tetapi para pemiliknya (pemegang sahamnya) adalah warga negara asing. Para pekerjanya,
terutama pekerja tingkat bawah (first line manager) diambil dari negeri dimana perusahaan
itu beroperasi, tapi untuk tingkat menengah ke atas didatangkan dari perusahaan induknya.
Misalnya Teijin Fiber Corporation, perusahaan Jepang yang beroperasi di lower managernya
diambil dari Indonesia, sedangkan kepala bagian ke atas (middle clan top level manager)
tetap dipegang oleh orang Jepang sendiri.
Perusahaan asing beroperasi disuatu negeri untuk:
1. Menghindari hambatan-hambatan dalam pemasukan barang.
2. Memanfaatkan tenaga kerja yang murah,
3. Untuk memudahkan memperoleh sumber bahan baku, atau
4. Untuk memudahkan menembus pasar yang diproteksi oleh Negara tersebut.
Perusahaan ini memiliki peraturan perusahaan yang didasarkan pada peraturan yang
mengacu pada perusahaan induknya.
9. PERUSAHAAN PATUNGAN (JOINT VENTURE)
Istilah patungan (joint venture) pertama-tama muntul dan popoler di Eropa pada abad ke
17 untuk melakukan kerjasama perdagangan dengan pedangan-pedagang di luar negeri.
Kerjasama ini bersifat sementara melakukan kegiatan operasi yang spesifik. Namun dalam
perkembangannya, jointut venture tidak hanya kerjasama antar individu tapi antar korporasi
dengan korporasi dan berlangsung dalam jangka panjang. Misalnya perusahaan Tekstile
Jepang (Kuraray) yang rag patungan dengan perusahaan di Indonesia (Manunggal grup)
untuk membuat bahan tekstil, atau perusahaan Sumitomo Shoji Kaisha yang mengadakan
joint venture dengan perusahaan Amerika.
Dalam kegiatan operasinya, joint venture tidak hanya pada satu produk yang spesifik
saja, tapi bisa diperluas dalam berbagai kegiatan. Sumitomo membentuk joint venture untuk
kegiatan perdagangan domestik, import, export, ke Negara ketiga. Untuk memperlancar
kegiatan operasinya, Sumitomo juga terlibat dalam pendanaan (financing), pergudangan
(warehousing), penanaman modal (investment), transportasi, pertambangan (mining),
Kehutanan, real estate, bahkan kepariwisataan (tourism). Kegiatan operasi tersebut mampu
menyerap tenaga kerja hingga mencapai 250,000 orang (Musselman, 1981).

10. PERUSAHAAN INDUK (HOLDING COMPANY)


Perusahaan induk adalah suatu corporasi yang mengendalikan korporasi lainnya.
Misalnya sebuah korporasi (perusahaan) mengalami kerugian. Dalam kondisi seperti itu para
pemiliknya berpikir untuk melepas sahamnya dan menjualnya kepada kelompok usaha
tertentu. Kalau sebagian besar saham korporasi tersebut dibeli oleh korporasi lain maka
korporasi yang dibeli itu biasanya menjadi bagian dari dan berada dibawah kendali korporasi
yang membelinya.
Setiap korporasi yang membeli saham-saham dan mengendalikan banyak korporasi
lainnya disebut sebagai holding company. Sebagai contoh adalah (American Telephon and
Telegraph) mengontrol 22 perusahaan telephon yang juga korporasi yang tersebar di lima
Negara bagian. Holding company menentukan berbagai kebijakan yang harus dilaksanakan
oleh korporasi-korporasi yang tersebar di berbagai Negara.
Sebaliknya korporasi yang ada diberbagai Negara harus melaporkan kegiatan dan
kemajuannya kepada holding company. Karena itu holding company tersebut disebut juga
sebagai parent company, sedangkan korporasi yang tersebar dan yang dikendalikan oleh
holding company disebut sebagai anak perusahaan atau subsidiaty. Misalnya perusahaan
Jepang (Toyota) yang mengendalikan anak-anak perusahaannya yang tersebar di berbagai
Negara.

11. KORPORAS1 MULT1NASIONAL


Perusahaan-perusahaan yang memiliki kegiatan operasi dengan membuka cabang-
cabangnya di Negara-negara lain disebut sebagai perusahaan multinasional MNC
(Multinational Corporation). MNC membeli sumberdaya alam, membuat barang-barang dan
jasa (goods and services) dan menjualnya di berbagai Negara. Dengan demikian ia memilki
cabang-cabangnya di beberapa Negara dan terus mengembangkan usahanya keseluruh dunia
terutama ke Negara-negara berkembang. Kegiatan operasinya tidak terbatas pada hanya satu
kegiatan usaha saja tapi merambah ke berbagai jenis produk (barang dan jasa) sehingga
disebut sebagai perusahaan berskala besar (large economics of scale). Misalnya IBM,
perusahaan ini memiliki pabriknya di 45 negara, mendatangkan komponen electronika dari
lebih 50 negara, kemudian mengekspor produknya (computer) ke 130 negara. Lebih dari
setengah pendapatannya (revenue) begitu juga keuntungannya berasal dari luar negeri.

Negara-negara dimana cabang-cabang perusahaan itu berada disebut sebagai home


countries sedangkan Negara dimana induk perusahaan itu berasal dan menjadi pusat
kebijakan usaha disebut sebagai host country. Antara induk dan cabang terdapat hubungan
operasional yang kuat karena ada aliran dana (capital flow), transfer teknologi, pengawasan
managerial, dan pengaturan pemasaran barang-barang yang dihasilkan ataupun perolehan
bahan baku yang diperlukan. Negara-negara cabang (home countries) secara relatif diberi
kebebasan untuk mengatur modal, tapi kenyataannya sulit karena sumberdaya manusia yang
ada di home countries masih belum memiliki keahlian (unskill) terutama yang menyangkut
managerial. Tapi dalam hal pembuatan produk (kegiatan produksi) dimana tenaga kerjanya
mayoritas lokal (home countries) pengaturannya diserahkan kepada manajer lokal pula. Tapi
dalam hal keuangan, atau pemasaran masih ditentukan oleh perusahaan induk.
Kesulitan mendapatkan bahan mentah atau komponen input lainnya didalam negeri
memaksa perusahaan untuk mendapatkannya di negeri lain. Kesulitan mendapatkan
component input di dalam negeri ini bukan berarti sama sekali tidak ada. hanya saja

1. Struktur Organisasi Multinasional Korporasi

jumlahnya yang sangat terbatas. Mungkin tidak mencukupi kebutuhan atau harganya yang
relatif mahal sehingga tidak memungkinkan perusahaan untuk beroperasi pada biaya yang
bisa bersaing. Selain kesulitan disisi input, kesulitan memasarkan produknya menjadi alasan
bagi perusahaan untuk mengembangkan operasinya ke Negara lain. Misalnya produsen mobil
Jepang dan Amerika yang bersaing bukan hanya di Jepang saja atau di Amerika saja tapi juga
di Negara-negara lain diluar Amerika dan Jepang. Mobil-mobil Jepang di ekspor ke Amerika
demikian juga mobil-mobil Amerika di ekspor ke Jepang. Mereka bersaing untuk
n'emperoleh pasar didalam negeri mereka. Walaupun perusahaan Amerika bersain, dengan
perusahaan Jepang di Amerika, perusahaan Amerika belum tentu menguasa Pasar di
Amerika. Demikian juga perusahaan Jepang belum tentu menguasai negeri Jepang.
Seringkali perusahaan-perusahaan itu terdesak dan kalah bersaing di negerinya sendiri, ini
terutama dialami terutama oleh perusahaan-perusahaan dalam Negara yang sedang
berkembang (developing country).
Untuk memperoleh laba yang maksimal dan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya perusahaan berupaya mencari tempat beroperasi yang lebih menguntungkan di
Negara-negara lain agar mampu:
1. Menurunkan biaya operasi (tenaga kerja, pajak, tarif dan biaya lainnya),
2. Meningkatkan supply chain,
3. Menyediakan barang dan jasa secara lebih baik,
4. Memasuki daerah pemasaran baru,
5. Meningkatkan kegiatan operasi perusahaan
12. PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER)
Merger atau penggabungan usaha merupakan salah satu strategi dalam menghadapi
saingan usaha. Pengabungan ini bisa terjadi antara dua atau lebih perusahaan bergabung
menjadi satu sehingga menjadi perusahaan yang besar. Jenis korporasinya bisa sejenis, bisa
dalam jalur proses produksi, atau sama sekali tidak ada kaitan produksi. Alasan korporasi
untuk melakukan merger adalah:
1. Untuk mengembangkan pasar,
2. Untuk memanfaatkan keringanan pajak,
3. Untuk menjamin ketersediaan faktor produksi yang dibutuhkan seperti bahan baku, dan
4. Untuk menjamin kebutuhan kas dalam rangka melakukan expansi.
Ada 3 (tiga) jenis merger yang mungkin terjadi yaitu:
Pertama, penggabungan secara vertikal (vertikal merger). Penggabungan ini terjadi pada
perusahaan yang berada pada garis tahapan proses untuk mengasilkan suatu produk.
Perusahaan pembuat rel kereta api (rail road) bergabung dengan perusahaan pengolah baja
(steel) dan perusahaan penambangan batu bara (coal mining). Perusahaan tenun (weaving)
bergabung dengan perusahaan pembuat benang (spinning mills) dan perusahaan penghasil
serat (fiber manufacturing). Tujuan penggabungan ini adalah untuk mengontrol sumber-
sumber bahan bakunya dan proses produksinya agar pasokan faktor produksinya terjamin.
Kedua, penggabungan secara horizontal (horizontal merger). Penggabungan ini
melibatkan beberapa bisnis yang sama menjadi satu dibawah kepemilikan seorang. General
motor misalnya bergabung dengan bebcrapa perusahaan otomobil (outomobile) dan
sparepartnya seperti battery, kaca mubil, atau tempat duduknya. Tujuannya adalah untuk
menekan persaingan.
Ketiga Penggabungan secara konglomerat (conglomerate). Penggabungan ini melibatkan
berbagai bisnis yang tidak memiliki kaitanproduksi. Seorang pebisnis dalam bidang otomobil
berekspansi dalam bidang perbankan, pertanian, peanian, perikanan,tekstil dan sebagainya.
13. BUSINESS TRUST
Para peneliti menghadapi kesulitan dalam mendefinisakan bentuk perusahaan ini.
Perusahaan ini terbentuk dari sekumpulan pemilik property, yaitu para seperti pemilik uang
atau real estate, atau asset lainnya, untuk bergabung dalam suatu lembaga yang disebut
"Trust ". Lembaga ini (Trust) ini dikelola oleh seorang "trustee", yaitu orang yang dipercaya
untuk mengurus property para anggotanya (investor) untuk tujuan mendapatkan keuntungan
(beneficialy). Masing-masing investor mendapat certificate of trust dengan tanggung jawab
sebatas dana yang diinvestasikan.

Keuntungan dari bentuk usaha ini adalah:


a. Sederhana dalam pembentukannya.
b. Biaya pembentukan kecil.
c. Secara relatif bebas dari jangkauan peraturan pemerintah.
Adapun kelemahannya adalah:
a. Pajak tetap dikenakan sebagaimana pada korporasi.
b. Certificate pemilik tidak bisa diperjual belikan sebagaimana pada saham perusahaan.
c. Keterbatasan pada umur Trust itu
Bentuk perusahaan ini tidak populer bahkan hampir tidak dikenal di Indonesia, tapi di
Amerika Serikat terkenal sejak tahun 1960 dengan nama "The Real Estate Investment Trust
(REIT)". Namun pada tahun 1970 kepopulerannya memudar bersamaan dengan resesi
ekonomi dan meningkatnya inflasi sehingga banyak pemegang certificate yang menderita
kerugian.
14. ALTERNATIF BENTUK BADAN USAHA
Ada 4 (empat) strategi yang bisa digunakan dalam mengembangkan operasi internasional
(Heizer, 2004). Strategi ini digunakan untuk mendapatkan biaya yang rendah (low cost)
ataupun untuk merespon (quick response) kebutuhan konsumen dimana perusahaan
beraktivitas (lokal). Keempat strategi itu adalah:
(1) Strategi internasional (international strategi)
(2) Strategi multidomestik (multidomestic strategi)
(3) Strategi global (global strategi)
(4) Strategi transnasional (transnational strategi)
Strategi internasional (international strategi) dianggap paling mudah untuk memasuki
pasar global karena menggunakan proses produksi yang telah ada. Caranya dengan Export,
dan Lisensi (license). Produk yang dihasilkan dicksport atau bila tidak mencukupi diberikan
lisensi untuk membuat produk di Negara pemasar. Cara ini dilakukan oleh perusahaan
pembuat Harley Davidson.
Keuntungannya
(1) Memperkecil Resiko
(2) Tenaga kerja ahli tersedia
(3) Tidak perlu mendesain ulang
(4) Memindahkan proses produksi yang ada
Kerugiannya
(1) Kurang tanggap terhadap kebutuhan lokal,
(2) Barang yang dieksport dianggap bagus (menurut Negara asalnya) padahal kebutuhan
pasar lokal mungkin berbeda.
(3) Biaya pengiriman yang tinggi (high transportation cost) karena jauhnya jarak dari pabrik
pembuatan ke pasar tujuan.
Strategi multidomestik (multidomestic strategi) ini bisa dilihat pada perusahaan
subsidiaries, franchise, atau joint venture. Kebanyakan restaurant fastfood seperti Mc
Donald's, fried chicken, Hoka-hoka bento, demikian juga supermarket seperti Wallmart
menggunakan strategi ini.
Strategi ini sangat popular karena:
(1) Memaksimumkan daya kompetisi
(2) Kekuasaan yang didesentralisir.
(3) Sifatnya yang otonom,
(4) Mampu merespon kebutuhan masyarakat setempat dengan baik (quick response,
differensiation, maupun /ow cost).
Strategi global (global strategi) dianggap cocok untuk menekan biaya hingga titik paling
rendah (economies of scale), namun kurang tanggap terhadap kebutuhan dan keingin pasar
lokal. Perusahaan yang melakukan strategi ini antara lain Caterpilar, perusahaan
semiconductor dan perusahaan lainnya yang produk-produknya memiliki keseragaman
(standar) yang tinggi.
Strategi ini memiliki kecenderungan:
(1) Lebih bersifat sentralisasi,
(2) Koordinsasi pusat, dan
(3) Standarisasi produk yang ketat.
Strategi transnasional dilakukan untuk memperoleh manfaat dari skala ekonomi
(economies of scale) dan menekankan kecepatan tanggap atas kebutuhan pasar lokal. Dalam
strategi ini perusahaan mengerahkan berbagai potensinya seperti bahan-bahan, orang-orang,
idea-idea, dan alat-alat dari dan ke luar negeri untuk mencapai daya saing yang tinggi baik
secara differentiation, quick respond, atau low cost. Ciri utamnya adalah membentuk jaringan
network atas perusahaan-perusahaan subsidiarynya.

You might also like