Pengaruh Jenis Madu Terhadap Perubahan Warna Enamel Gigi (In Vitro) Arina Zakiyyatun Nisa, Erma Sofiani

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 28

PENGARUH JENIS MADU TERHADAP PERUBAHAN WARNA

ENAMEL GIGI (IN VITRO)


1
Arina Zakiyyatun Nisa, 2Erma Sofiani
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2
Staf Konservasi Gigi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Tooth discoloration may bring unpleasant experience and has complained


by patient especially in anterior region of teeth. Chemical solvent that often use
for bleaching is Hydrogen Peroxide which has sensitive experience as side effect
such as skin and mucosal membranes ischemic. These side effects bring a lot of
demand to find new material used for bleaching, honey is one of them. Honey
contains of glucose and glucose oxidase enzyme, in several situations has an
ability to break down to be hydrogen peroxide.
Aim of this study was to determine the influence of honey towards
discoloration of tooth enamel (in vitro). Design of this study was in vitro
laboratory experimental. Material of this study was cotton tree honey and longan
honey which follows dilution process with aquades addition and centrifuge
200rpm in room temperature. Sample were 20 post extraction permanent teeth
divided into 4 groups, positive control group hydrogen peroxide 3%, negative
control aquades, cotton tree honey group 20% dilution concentration, longan
honey group 20% dilution concentration. Measurement of color level completed
using spectrophotometer and shade guide.
Result of this study showed that there is an influence of longan honey 20%
dilution concentration toward discoloration of tooth enamel both in
spectrophotometer and shade guide measurement. This study has completed using
wilcoxon analysis. Hydrogen peroxide in cotton tree honey was able to whiten the
teeth in dilution reaction, this result is not comparable with bleach like hydrogen
peroxide 3%.

Key words: Honey oxidation result, Bleaching, Hydrogen Peroxide

Abstrak

Perubahan warna gigi atau diskolorasi gigi tentunya mengganggu dan


menjadi keluhan terutama pada gigi anterior. Bahan kimia pemutih gigi yang
biasa digunakan adalah hidrogen peroksida yang mempunyai efek samping

1
sensitif bagi penderita yaitu iskhemik pada kulit dan membran mukosa. Efek
samping tersebut mendorong untuk mencari bahan alternative lain salah satunya
adalah madu. Madu mengandung glukosa dan enzim glukosa oksidase yang dalam
kondisi tertentu memiliki kemampuan untuk memecah glukosa menjadi hidrogen
peroksida.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh madu terhadap


perubahan warna enamel gigi (in vitro). Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratories secara in vitro. Penelitian ini menggunakan jenis madu randu dan
madu kelengkeng yang dilakukan proses dilusi dengan penambahan aquades
kemudian dilakukan setrifugasi 200 rpm dalam suhu ruangan. Jumlah sampel 20
gigi permanen pasca ekstraksi dibagi dalam 4 kelompok sampel yaitu kelompok 1
(kontrol positif) dengan bahan kimia hidrogen peroksida (H2O2) 3 %, kelompok 2
(kontrol negatif) dengan aquades, kelompok 3 (madu randu) konsentrasi dilusi 20
%, kelompok 4 (madu kelengkeng) konsentrasi dilusi 20 %. Pengukuran derajat
warna gigi dilakukan dengan alat spectrophotometer dan shade guide.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jenis madu terhadap


perubahan warna enamel gigi yaitu pada jenis dilusi madu kelengkeng 20%
berdasarkan analisis wilcoxon baik pada pengukuran spectrophotometer dan
shade guide. Bahan hidrogen peroksida dalam kandungan madu randu dapat
memutihkan gigi dalam suatu reaksi dilusi walaupun hasilnya belum sebanding
dengan bahan pemutih yang tersedia seperti hidrogen peroksida 3%.

Kata kunci : Hasil oksidasi madu, bleaching, hidrogen peroksida


perubahan warna gigi ini biasa

disebut dengan diskolorasi gigi.1


PENDAHULUAN
Diskolorasi gigi ini dapat hanya
Estetika sudah menjadi
terjadi pada satu gigi, beberapa gigi,
kebutuhan utama setiap orang
atau semua gigi dan juga dapat hanya
terutama dalam kedokteran gigi.
terjadi pada permukaan, tetapi juga
Perubahan warna yang terjadi pada
dapat melibatkan stuktur gigi.2
email atau dentin tentunya akan

sangat mengganggu dan menjadi Diskolorasi gigi ini dapat

keluhan terutama bila terjadi pada diklasifikasikan menjadi dua macam,

gigi anterior. Keluhan atau masalah yaitu diskolorasi intrinsik dan

2
diskolorasi ekstrinsik. Diskolorasi lamanya kebiasaan merokok. Contoh

intrinsik adalah pewarnaan gigi yang lain penyebab diskolorasi gigi adalah

diakibatkan oleh noda yang terdapat bahan tumpatan dari logam.2

di dalam email dan dentin, misalnya


Pemutihan gigi atau yang
stain tetrasiklin. Diskolorasi
lebih dikenal dengan istilah
ekstrinsik ditemukan pada
bleaching adalah suatu cara
permukaan luar gigi dan biasanya
pemutihan kembali gigi yang
lokal, seperti noda atau stain
berubah warna sampai mendekati
tembakau.3
warna gigi asli dengan proses

Faktor ekstrinsik yang menyebabkan perbaikan secara kimiawi. Tujuan

diskolorasi gigi terjadi karena prosedur pemutihan adalah

kebersihan mulut yang tidak baik merestorasi warna normal pada gigi

karena pengendapan makanan dengan mengubah warna noda pada

sehingga dapat menyebabkan gigi gigi menggunakan bahan oksidator

berwarna hijau, jingga, kuning, atau atau reduktor yang bertujuan untuk

cokelat. Pengaruh dari makanan fungsi estetika. Salah satu bahan

misalnya kopi, teh, kunyit dan lain- pemutih gigi adalah hidrogen

lain. Pengaruh rokok dan tembakau peroksida yang merupakan oksidator

menghasilkan warna cokelat sampai kuat yang jernih, tak berwarna, tak

hitam pada bagian leher gigi. berbau dan tidak mudah terbakar

Distribusi dan perubahan warna yang umumnya digunakan untuk

karena rokok dan tembakau ini memutihkan gigi pada konsentrasi

tergantung pada tipe, jumlah dan 30%.4

3
Bahan kimia hidrogen Berdasarkan sumber nektarnya

peroksida harus ditangani dengan beberapa jenis madu diantaranya

hati-hati karena mempunyai efek adalah madu kelengkeng yang

samping iskemik pada kulit dan berasal dari bunga kelengkeng dan

membran mukosa menyerupai luka madu randu yang berasal dari bunga

bakar kimiawi.3 Banyaknya randu.5 Madu ketika teroksidasi

penderita yang sensitif terhadap ternyata melepaskan senyawa

bahan bleaching dan besarnya biaya hidrogen peroksida yang fungsinya

yang harus dikeluarkan untuk sama-sama untuk memutihkan gigi

melakukan perawatan ini membuat dan dikemukakan bahwa hasil

banyak peneliti untuk mencari bahan oksidasi madu menghasilkan reactive

alternatif lain yang lebih aman dan oxygen species (ROS), diantaranya

lebih murah untuk digunakan sebagai hidrogen peroksida (H2O2) dan

bahan bleaching.4 Efek samping dari superoksida. Diketahui bahwa

penggunaan bahan kimia pemutih hidrogen peroksida (H2O2)

gigi tersebut, mendorong masyarakat merupakan salah satu bahan yang

untuk menggunakan bahan yang dapat digunakan untuk bahan

berasal dari alam, salah satunya pemutih gigi (bleaching).6

adalah madu. Secara umum, semua jenis madu

Madu merupakan produk lebah memiliki kandungan gula tinggi

yang terbuat dari nektar yang tetapi kadar air rendah dan

dikumpulkan lebah madu dari mempunyai tingkat keasaman, serta

berbagai tumbuhan berbunga. mencegah pertumbuhan mikroba.

4
Kebanyakan jenis madu mengandung glukosa dan enzim

menghasilkan hidrogen peroksida glukosa oksidase. Dalam kondisi

bila diencerkan (proses dilusi) karena tertentu enzim glukosa oksidase

aktivasi enzim glukosa oksidase, memiliki kemampuan untuk

yang mengoksidasi glukosa menjadi memecah glukosa menjadi hidrogen

asam glukonat dan hidrogen peroksida namun tidak memiliki

peroksida.7 kondisi yang sesuai untuk terjadinya

Hidrogen peroksida yang berasal reaksi kimia tersebut. Untuk

dari bahan kimia murni bersifat mengaktifkan dan memulai dalam

mengiritasi jaringan sedangkan pemecahan glukosa dalam madu,

hidrogen peroksida yang berasal dari enzim glukosa oksidase

madu tidak merusak ataupun membutuhkan pH antara 5,5 hingga

mengiritasi jaringan dikarenakan 8,0. PH madu yang tidak didilusi

mengandung antioksidan alami dan adalah antara 3,2 dan 4,5 yang mana

berbagai enzim yang terkandung terlalu rendah untuk mengaktifkan

dalam madu.5 enzim tersebut.8

Madu memiliki komponen


hidrogen peroksida diproduksi
penting untuk memproduksi
secara enzimatis dalam madu. Enzim
hidrogen peroksida dengan metode
glukosa oksidase disekresikan dari
slow-release. Mekanisme slow-
kelenjar hipofaringeal lebah ke
release pada madu yang
dalam nektar untuk membantu
menghasilkan hidrogen peroksida
pembentukan madu dari nektar.9
adalah suatu reaksi kimia. Madu
Hidrogen peroksida dan keasaman

5
madu dihasilkan dari proses reaksi madu. Warna yang dihasilkan,

sebagai berikut : diketahui bahwa madu konsentrasi

20% memiliki kadar hidrogen


Gambar 1. Proses pembentukan
peroksida setara dengan hidrogen
hidrogen peroksida
peroksida murni 1000

Glukosa + H2O + O2  asam glukonat + H2O2 mikrogram/plate.10

90 jenis madu dikatakan bahwa

Pada pengenceran madu atau dilusi, tingkat rata-rata dan akumulasi H2O2

Aktivitas meningkat dengan adanya terdapat dalam madu konsentrasi 20%

faktor 2500 sampai 50.000, sehingga setelah 1 jam.11 Antara madu

memberikan "slow release" kelengkeng dan madu randu

antiseptik pada tingkat yang menyebutkan bahwa kandungan

antibakteri tetapi tidak merusak kadar beta karoten yang terdapat

jaringan. Penurunan aktivitas pada madu kelengkeng lebih kecil

antibakteri ditunjukkan atas madu dari kadar beta karoten madu randu.

yang didilusi sampai empat kali. Besarnya aktivitas antiradikal bebas

dan kadar beta karoten pada madu


Reagen yang digunakan untuk
kelengkeng adalah 82,10 % dan
menghitung kadar hidrogen
1,9687 mg/100 g sedangkan untuk
peroksida dalam madu dengan
madu randu yaitu 69,37 % dan
perubahan warna. Semakin pekat
3,6327 mg/100 g.12
warnanya maka semakin tinggi pula

konsentrasi hidrogen peroksida pada Berdasarkan uraian di atas,

maka penting dilakukan penelitian

6
ini untuk mengkaji dan mengetahui kelengkeng yang dilakukan proses

pengaruh jenis madu terhadap dilusi dengan penambahan aquades

perubahan warna enael gigi (in vitro), kemudian dilakukan setrifugasi

yang nantinya diharapkan dapat dengan kecepatan 200 rpm dalam

menjadi salah satu pilihan terapi suhu ruangan. Elemen gigi incisivus,

efektif dan efisien dengan efek caninus dan premolar permanen

samping yang minimal. pasca ekstraksi yang berjumlah 20

buah yang sesuai dengan kriteria


BAHAN DAN METODE
inklusi dan eksklusi tersebut dibagi
Lokasi dan waktu penelitian
menjadi 4 kelompok sampel yang

Penelitian ini dilaksanakan selama masing-masing 5 buah gigi yaitu

satu bulan, yaitu terhitung mulai kelompok 1 (kontrol positif) dengan

bulan Agustus 2013 sampai bahan kimia hidrogen peroksida

September 2013 di Laboratorium (H2O2) 3 %, kelompok 2 (kontrol

Biokimia Fakultas Kedokteran dan negatif) dengan aquades, kelompok 3

Ilmu Kesehatan Universitas (madu randu) konsentrasi dilusi 20

Muhammadiyah Yogyakarta dan di %, kelompok 4 (madu kelengkeng)

laboratorium tekstil Universitas konsentrasi dilusi 20 %. Pengukuran

Islam Indonesia. derajat warna gigi dilakukan dengan

Jenis penelitian ini adalah alat spectrophotometer dan shade

eksperimental laboratories secara in guide.

vitro. Penelitian ini menggunakan Madu kelengkeng dan madu

jenis madu randu dan madu randu masing-masing dijadikan

7
konsentrasi sebesar 20% dengan menggunakan shade guide dan

penambahan aquades steril. spectrophotmeter.

Kemudian dilakukan sentrifugasi 2. Pengukuran warna enamel gigi

dengan kecepatan 200 rpm dalam setelah didiskolorasi dalam

suhu ruangan.13 larutan teh hitam menggunakan

Masing-masing gigi post- shade guide dan

ekstraksi tiap kelompok sampel spectrophotmeter.

diberi nomor urut. Kemudian bagian 3. Pengukuran kembali warna

akar diolesi dengan cat kuku warna enamel gigi setelah diberi

putih bening hingga bagian servikal perlakuan terhadap masing-

dengan tujuan untuk menutup akar masing kelompok menggunakan

sehingga larutan teh hitam tidak shade guide dan

berpenetrasi ke dalam tubulus dentin. spectrophotmeter.

Seluruh gigi post-ekstrasi direndam Dilakukan pencatatan dari hasil

dalam larutan teh hitam hingga perubahan warna pada masing-

terjadi perubahan warna dari warna masing gigi.

asalnya selama 12 hari.4 Proses bleaching dilakukan

Pengukuran derajat perubahan dengan cara merendam sampel gigi

warna gigi dilakukan beberapa kali, selama 1 jam setiap harinya dalam

antara lain: kurun waktu 2 minggu. Dasarnya

1. Pengukuran warna enamel gigi ialah pemakaian home bleaching

sebelum didiskolorasi yang umumnya baru terlihat setelah

2 minggu pengaplikasian.

8
Analisis dilakukan dengan perbedaan antara masing-masing

paired t-test untuk mengetahui kelompok.

pengaruh sebelum dan sesudah

perlakuan dilanjtkan dengan one way HASIL DAN PEMBAHASAN

ANOVA untuk mengetahui Hasil selisih pengukuran

perbedaan keefektivitasan antara perubahan warna enamel gigi

hasil oksidasi madu kelengkeng dan sebelum dan sesudah perendaman

madu randu terhadap derajat tiap kelompok perlakuan pada

perubahan warna enamel gigi (secara pengukuran spectrophotometer dan

in vitro). Selanjutnya dilakukan uji shade guide.

LSD 0,05 (Least Significant

Difference) untuk mengetahui

Tabel 1. Nilai dE*ab sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol positif dan

kelompok kontrol negatif dengan Spectrophotometer.

dE*ab
NO Kontrol + Kontrol -
Interval Interval
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 102,92 103,11 -0,19 102,68 102,71 -0,03
2 103,1 103,06 0,04 102,93 103,05 -0,12
3 102,21 100,62 1,59 103,1 103,06 0,04
4 101,88 100,33 1,55 101,77 101,7 0,07
5 101,99 100,47 1,52 102,93 103,05 -0,12
Rata-rata 0,902 Rata-rata -0,032

9
Tabel 2. Nilai dE*ab sebelum dan sesudah pada kelompok dilusi madu randu dan

kelompok dilusi madu kelengkeng dengan Spectrophotometer.

dE*ab
NO Madu Randu Madu Kelengkeng
Interval Interval
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 102,55 102,63 -0,08 102,92 102,75 0,17
2 103,1 103,06 0,04 102,88 102,68 0,2
3 101,83 101,68 0,15 101,77 101,7 0,07
4 101,82 101,63 0,19 101,93 101,8 0,13
5 102,88 102,68 0,2 101,85 101,7 0,15
Rata-rata 0,1 Rata-rata 0,144

Pada tabel 1 dan 2 nilai terjadinya selisih angka yang

dE*ab pada Spectrophometer menurun berarti terjadi penyerapan

sebelum lebih besar dari nilai warna ke arah terang. Penyerapan

sesudah perendaman sehingga warna ini disebabkan oleh berbagai

didapat nilai interval positif. Hal ini faktor, yang akan dijelaskan lebih

menunjukkan rinci pada pembahasa

10
Tabel 3. Nilai sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol positif dan kelompok

kontrol negatif dengan Shade guide

Shade Guide
NO Kontrol + Kontrol -
Interval Interval
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 A3 A1 7 A3 A3 0
2 A3 B1 8 B3 B3 0
3 A3 A1 7 A3,5 A3,5 0
4 A3 B2 6 A3,5 A3,5 0
5 A3 B1 8 A3 A3 0
Rata-rata 7,2 Rata-rata 0

Tabel 4. Nilai sebelum dan sesudah pada kelompok dilusi madu randu dan

kelompok dilusi madu kelengkeng dengan Shade guide.

Shade Guide
NO Madu Randu Madu Kelengkeng
Interval Interval
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 B2 B1 2 D4 B1 7
2 A3 A2 4 B3 A2 6
3 A2 A1 3 B3 A2 6
4 A3,5 A3,5 0 A4 A3 6
5 A3 A3 0 B3 D2 7
Rata-rata 1,8 Rata-rata 6,4
ke arah terang. Makin besar selisih

angka pada nilai orentasi warna


Berdasarkan tabel 3 dan 4
shade guide makin ke arah terang.
nilai shade guide sesuai urutan nilai

orientasi warna menunjukkan selisih Dari data dE*ab dan shade

dengan angka yang besar dan positif guide tersebut dilakukan terlebih

hal ini menujukkan perubahan warna dahulu uji

11
normalitas dilakukan dengan uji

normalitas Shapiro-Wilk karena


normalitas untuk setiap data sebelum
sampel yang digunakan kecil (n ≤
dan sesudah dengan
50). Berikut data hasil uji
spectrophotometer dan shade guide
normalitasnya :
untuk menentukan uji hipotesis yang

akan dilakukan selanjutnya. Pegujian

1. Spectrophotometer

Tabel 5. Data uji normalitas sebelum spectrophotometer

Tests of Normality
KELOMPOK Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Sebelum Kontrol positif 0,247 5 0,200* 0,869 5 0,264
Kontrol negatif 0,298 5 0,166 0,789 5 0,066
*
Madu randu 0,247 5 0,200 0,872 5 0,276
Madu kelengkeng 0,322 5 0,099 0,768 5 0,043

Tabel 6. Data uji normalitas sesudah spectrophotometer

Tests of Normality
KELOMPOK Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Sesudah Kontrol positif 0,334 5 0,070 0,743 5 0,026
Kontrol negatif 0,317 5 0,113 0,708 5 0,011
Madu randu 0,276 5 0,857 5 0,217
*
0,200
Madu kelengkeng 0,327 5 0,086 0,749 5 0,029

12
Berdasarkan dari tabel 5 dan Data pengukuran

6 untuk hasil uji normalitas Shapiro- spectrophotometer yang terdistribusi

Wilk sebelum dan sesudah pada tidak normal akan dilanjutkan

pengukuran dengan dengan uji hipotesis non parametrik

spectrophotometer diperoleh hasil yaitu uji Wilcoxon.

bahwa nilai p<0,05 untuk setiap

kelompok kontrol positif, kelompok

kontrol negatif, kelompok dilusi

madu randu dan kelompok dilusi

madu kelengkeng. Hal ini

menunjukan bahwa terdistribusi data

tidak normal.

Tabel 7. Data uji Wilcoxon spectrophotometer

Test Statisticsc
Sesudah
Madu
Sesudah Sesudah Sesudah Kelengkeng
Kontrol (+) – Kontrol(-) – Madu Randu – Sebelum
Sebelum Sebelum – Sebelum Madu
Kontrol (+) Kontrol (-) Madu Randu Kelengkeng
a
Z -1,483 -,677b -1,483a -2,023a
Asymp. Sig. (2- ,138 ,498 ,138 ,043
tailed)

Berdasarkan tabel 7 melalui spectophotometer

hasil uji Wilcoxon untuk diperoleh nilai signifikansi

pengukuran perubahan warna untuk kelompok dilusi madu

13
kelengkeng 20 % yaitu 0,043
Tabel 8. Hasil uji Kruskal
(p<0,05) artinya terdapat wallis data
spectrophotometer
perbedaan nilai dE*ab yang

bermakna antara sebelum dan Test Statisticsa,b


SELISI
sesudah pada kelompok madu H
Chi-square 5,516
kelengkeng dengan Df 3
konsentrasi 20% dengan lama Asymp. 0,138
Sig.
perendaman 1 jam.

Dengan uji Kruskal –


Normalitas data
Wallis, diperoleh nilai p =
spectrophotometer yang
0,138. Oleh karena nilai p >
diperoleh tidak terdistribusi
0,05, maka dapat diambil
normal maka untuk alternatif
kesimpulan tidak terdapat
uji one way ANOVA yang
perbedaan antara sebelum
dipilih adalah uji Kruskal
dan sesudah pada setiap
Wallis dengan hasil data
kelompok perlakuan dengan
sebagai berikut
pengukuran

spectrophotometer.

14
1. Shade guide

Tabel 9. Data uji normalitas sebelum shade guide

KELOMPOK Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Sebelumsg Kontrol negatif 0,254 5 0,200 0,803 5 0,086
*
Madu randu 0,252 5 0,200 0,943 5 0,685
Madu kelengkeng 0,332 5 0,075 0,873 5 0,278

Tabel 10. Data uji normalitas sesudah shade guide

Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti
c Df Sig. Statistic Df Sig.
*
Sesudah sg Kontrol positif 0,231 5 0,200 0,881 5 0,314
*
Kontrol negatif 0,254 5 0,200 0,803 5 0,086
*
Madu randu 0,193 5 0,200 0,933 5 0,619
*
Madu kelengkeng 0,272 5 0,200 0,942 5 0,680

Berdasarkan dari tabel kelompok kontrol negatif,

9 dan 10 untuk hasil uji kelompok dilusi madu randu

normalitas Shapiro-Wilk dan kelompok dilusi madu

sebelum dan sesudah pada kelengkeng. Hal ini

pengukuran dengan shade menunjukan bahwa

guide didapatkan hasil bahwa penyebaran data terdistribusi

nilai p > 0,05 untuk setiap normal.

kelompok kontrol positif,

15
Data pengukuran Wilcoxon. Berikut data hasil

shade guide yang terdistribusi pengujiannya

normal akan dilanjutkan

dengan uji non parametrik

Tabel 11. Data uji wilcoxon shade guide

Test Statisticsc
SesudahMad
SesudahKont SesudahKOn SesudahMad uKelengkeng
rolP - trolN - uRandu - -
SebelumKont SebelumKont SebelumMad SebelumMad
rolP rolN uRandu uKelengkeng
a b
Z -2,041 ,000 -1,604a -2,070a
Asymp. Sig. (2- ,041 1,000 ,109 ,038
tailed)

Berdasarkan tabel 11 kontrol positif dengan

hasil uji Wilcoxon untuk hidrogen peroksida 3 % dan

pengukuran perubahan warna dilusi madu kelengkeng

melalui shade guide pada dengan konsentrasi 20%

kelompok kontrol positif dan dengan lama perendaman 1

kelompok dilusi madu jam. Hasil uji wilcoxon untuk

kelengkeng diperoleh nilai kelompok kontrol negatif dan

signifikasi p < 0,05 artinya kelompok dilusi madu randu

terdapat perbedaan rerata diperoleh nilai signifikansi p

yang bermakna dari nilai > 0,05 artinya tidak terdapat

shade guide kelompok perbedaan rerata yang

16
bermakna dari nilai shade Test Statisticsa,b
SELISIHS
guide pada kelompok G
Chi-square 15,825
tersebut. Df 3
Asymp. ,001
Sig.
Tabel 12. Hasil uji one way
Berdasarkan
ANOVA shade guide
tabel 13 data hasil uji
SELISIHSG
Levene Kruskal-Wallis untuk
Statistic df1 df2 Sig.
pengukuran dengan shade
4,012 3 16 ,026
guide diperoleh nilai p =

Berdasarkan 0,001. Oleh karena nilai p <

hasil uji homogentitas pada 0,05, maka dapat diambil

tabel 12 menunjukkan bahwa kesimpulan bahwa paling

p = 0,026 yaitu p < 0,05 tidak terdapat perbedaan

artinya bahwa variansi data antara sebelum dan sesudah

berbeda atau tidak homogen. setiap perlakuan kelompok.

Karena varian data tidak Untuk mengetahui kelompok

sama maka hasil uji ANOVA mana yang mempunyai

pada tabel berikutnya tidak perbedaan, maka harus

valid, untuk itu dilakukan uji dilakukan analisis Post Hoc

dengan Kruskal Wallis. untuk uji Kruskal-Wallis

adalah dengan Mann-Whitney


Tabel 13 Hasil uji Kruskal-
Wallis shade guide U. Berikut hasil datanya

17
Tabel 14. Hasil data uji Mann-Whitney

No Mann-Whitney Asymp. Sig. (2-Tailed)


1 Kontrol Negatif 0,005*
2 Kontrol Dilusi Madu Randu 0,008*
Positif Dilusi Madu
3 Kelengkeng 0,049*
4 Dilusi Madu Randu 0,054
Kontrol
Negatif Dilusi Madu
5 Kelengkeng 0,005*
Dilusi Madu Dilusi Madu
6 Randu Kelengkeng 0,032*

Pada tabel 14 dapat kelompok dilusi madu randu,

ditarik kesimpulan bahwa kelompok kontrol negatif

kelompok yang mempunyai dengan kelompok dilusi

perbedaan adalah pada nilai madu kelengkeng dan

signifikansi p < 0,05 yaitu kelompok dilusi madu randu

pada kelompok kontrol dengan kelompok dilusi

positif dengan kelompok madu kelengkeng. Antara

kontrol negatif, kelompok kelompok kontrol negatif

kontrol positif dengan dengan kelompok dilusi

kelompok dilusi madu randu, madu randu tidak terdapat

kelompok kontrol positif perbedaan yang akan

dengan kelompok dilusi dijelaskan lebih rinci pada

madu kelengkeng, kelompok pembahasan.

kontrol negatif dengan


Urutan perbedaan

yang berpengaruh antara

18
kelompok yang satu dengan sebagai berikut

kelompok yang lain yaitu

Tabel 15. Urutan perbedaan nilai Mann-Whitney tiap kelompok

Asymp. Sig.
No Mann-Whitney (2-Tailed)
1 Kontrol Positif Kontrol Negatif 0,005*
Dilusi Madu
2 Kontrol Negatif Kelengkeng 0,005*
3 Kontrol Positif Dilusi Madu Randu 0,008*
Dilusi Madu Dilusi Madu
4 Randu Kelengkeng 0,032*
Dilusi Madu
5 Kontrol Positif Kelengkeng 0,049*
6 Kontrol Negatif Dilusi Madu Randu 0,054

Antara kelompok perubahan warna enamel gigi

kontrol positif dengan namun tidak signifikan.

kelompok dilusi madu


A. PEMBAHASAN
kelengkeng mempunyai nilai
Madu merupakan
p = 0,049 artinya mendekati
produk lebah yang sudah
signifikansi p > 0,05. Hal
banyak dikenal dan diteliti.
tersebut menyatakan bahwa
Madu terbuat dari nektar
terdapat perbedaan antara
yang dikumpulkan lebah
kelompok dilusi madu
madu dari berbagai tumbuhan
kelengkeng dengan kelompok
berbunga. Lebah akan
kontrol positif terhadap
menyimpan nektar di

sarangnya dalam bentuk

19
madu sebagai makanan yang berasal dari satu jenis

mereka sendiri. Lebah madu bunga yaitu bunga

mengumpulkan nektar bunga kelengkeng dan bunga

dan serbuk sari dengan randu.5

kandungan yang kaya akan Untuk mengetahui

allelochemicals dan fenol. adanya pengaruh jenis madu

Oksidasi kandungan tersebut antara madu kelengkeng dan

menghasilkan reactive madu randu terhadap

oxygen species (ROS) yang perubahan warna gigi

diantaranya terdapat H2O2 dilakukan penelitian dengan

dan superoxide. Diketahui menggunakan sejumlah

bahwa hidrogen peroksida sampel gigi post ekstraksi.

(H2O2) merupakan salah satu Sampel gigi terlebih dahulu

bahan yang dapat digunakan diukur intensitas cahanyanya

untuk bahan pemutih gigi dengan spectrophotometer

atau bleaching.6 dilanjutkan dengan shade

Berdasarkan sumber guide. Selanjutnya dilakukan

nektarnya beberapa jenis perendaman dengan larutan

madu diantaranya adalah teh hitam untuk perlakuan

madu kelengkeng dan madu diskolorasi ekstrinsik selama

randu. Madu kelengkeng dan 12 hari. Lamanya perlakuan

madu randu termasuk dalam diskolorasi ini berdasarkan

madu monofloral atau madu penelitian pendahuluan

20
bahwa terjadi perubahan pada teknik home bleaching.

warna dari A2 menjadi D4. Bahan bleaching yang biasa

Perubahan warna atau digunakan adalah karbamid

diskolorasi ekstrinsik dengan peroksida 10-15% atau

teh karena teh mengandung sebanding dengan hidrogen

tannin yang dapat peroksida 3%.16

membentuk stain Sampel penelitian

dibandingkan dengan kopi yang digunakan sebanyak 20

yang hanya mengandung buah gigi ekstraksi yang

kromogen tapi rendah akan sesuai dengan kriteria inklusi

tannin. Teh cukup agresif dan dan eksklusi. Sampel yang

merupakan stainer digunakan dalam penelitian

dibandingkan kopi menurut ini ditentukan menggunakan

Mark S. Wolff, DDS, PhD, rumus dan hasil besar sampel

ketua departemen cariology untuk tiap kelompok adalah 5.

dan komprehensif perawatan Terdapat 4 kelompok yaitu

di New York University kelompok kontrol positif

School of Dentistry di New dengan perendaman bahan

York City.14 kimia hidrogen peroksida

Pada penelitian ini (H2O2) 3%, kelompok

teknik bleaching yang kontrol negatif dengan

digunakan adalah external perendaman aquades,

bleaching khususnya merujuk kelompok dilusi madu randu

21
konsentrasi 20 % dan menunjukkan penyerapan

kelompok dilusi madu warna ke arah terang. Salah

kelengkeng konsentrasi 20%. satu faktor yang berpengaruh

Masing-masing kelompok dari alat spectrophotometer

diberi perlakuan dengan adalah sumber cahaya (Ultra

konsentrasi 20 % dan violet) untuk pengukuran

perendaman selama 1 jam, penyerapan warna yang

hal ini sesuai dengan nantinya dapat dilihat dan di

Kwakman dan Zaat (2012) catat dalam bentuk angka.16

dari 90 jenis madu tingkat Faktor penyerapan

rata-rata dan akumulasi warna gigi pada penelitian ini

hidrogen peroksida terdapat berbeda tergantung dari

dalam madu konsentrasi 20% ketebalan email tiap masing-

setelah 1 jam.11 masing gigi, warna awal gigi

Berdasarkan tabel yang berbeda dan kondisi

data angka dE*ab dari gigi yang berbeda yaitu

pengukuran kondisi gigi pasca pencabutan

spectrophotometer dapat yang tidak lagi disuplai oleh

dilihat bahwa pada kelompok pembuluh darah dan syaraf

kontrol positif memiliki serta tidak sesuai dengan

interval data yang lebih besar kondisi gigi di dalam rongga

di bandingkan dengan mulut yang sebenarnya.

kelompok lainnya. Hal ini

22
Hasil penelitian baik memiliki kandungan glukosa

pada pengukuran dengan yang lebih tinggi

spectrophotometer dan shade dibandingkan dengan madu

guide pada kelompok kontrol randu diantaranya adalah

positif dan kelompok dilusi jenis gula pereduksi tiap

madu kelengkeng terdapat madu yang berbeda. Kadar

perbedaan rerata sebelum dan glukosa yang tinggi akan

sesudah perlakuan tetapi mengahasilkan kadar

tidak signifikan. Hal ini hidrogen peroksida yang

disebabkan karena kadar tinggi pula.8 Proses produksi

glukosa pada madu madu oleh lebah itu sendiri

kelengkeng dan madu randu merupakan proses yang

berbeda.17 Kandungan kompleks, seperti musim,

senyawa murni hidrogen asal tanaman atau bunga yang

peroksida 3 % tidak berbeda, pengolahan dan juga

sebanding dengan kandungan diet lebah sehingga

hidrogen peroksida yang kemungkinan besar terjadi

terdapat di dalam madu. perbedaan kadar dan

Perbedaan karakteristik komposisi gula pereduksi di

hidrogen peroksida yang antara berbagai jenis madu

terdapat di dalam masing- yang beredar di masyarakat.

masing madu terutama pada Kebanyakan jenis

madu kelengkeng yang madu menghasilkan hidrogen

23
peroksida bila diencerkan kelengkeng 20 % sebesar 6,2.

(proses dilusi) karena aktivasi Hal tersebut menunjukkan

enzim glukosa oksidase, yang besar pH yang sesuai untuk

mengoksidasi glukosa dapat mengaktifkan enzim

menjadi asam glukonat dan glukosa oksidase untuk

hidrogen peroksida.7 menghasilkan kadar hidrogen

Hasil pengukuran pH peroksida.13

madu randu dan madu Hasil data uji Mann

kelengkeng merk nusantara Whitney (shade guide)

yang dipakai pada penelitian menunjukan antara kelompok

ini sebesar 4,1 dan 4,5 yaitu kontrol negatif dengan

sesuai dengan kadar pH madu kelompok dilusi madu randu

pada umumnya sedangkan tidak terdapat perbedaan yang

setelah dilakukan dilusi signifikan dibandingkan

dengan konsentrasi sebesar dengan kelompok lainnya

20% dengan penambahan yang mengalami perbedaan

aquades steril Kemudian yang signifikan. Hal ini bisa

dilakukan sentrifugasi dengan dilihat dari tabel selisih shade

kecepatan 200 rpm dalam guide yaitu pada selisih

suhu ruangan menunjukkan antara kontrol negatif yang

besar pH dilusi madu randu menunjukan angka 0 dan

konsentrasi 20% sebesar 7,2 dilusi madu randu sebesar 0,8

dan besar pH dilusi madu yang mana selisih antara

24
keduanya yaitu – 0,8. Dapat spectrophotometer tidak

disimpulkan bahwa tidak tepat sama dan posisi

terdapat perbedaan antara mahkota gigi yang akan

kedua kelompok tersebut dan disinari tidak tepat berada di

sesuai dengan uji Mann tengah arah penyinaran sinar.

Whitney. Hal ini dikarenakan kesulitan

Dalam pelaksanaan dalam penempatan posisi gigi

penelitian terdapat beberapa dalam alat.

kendala yang mempengaruhi Kendala dalam

hasil penelitian. Pada pengukuran shade guide yaitu

pengukuran dengan hasil yang subjektif. Esan

spectrophotometer (2008) menyebutkan bahwa

diantaranya adalah spesimen persepsi warna pada shade

tiap gigi yang berbeda-beda guide memang tidak selalu

pada ketebalan email dan sama dengan hasil yang bisa

warna awal yang diprediksi denga tepat, hal ini

mempengaruhi hasil dipengaruhi oleh pemahaman

penyerapan warna yang variabel terhadap persepsi

berbeda–beda pula, hal ini warna (hue, chroma dan

disebabkan karena kesulitan value) seperti cahaya,

memperoleh spesimen gigi lingkungan dan klinisi yang

yang sama. Posisi gigi saat melakukan (subjektif).18

disinari oleh

25
A. KESIMPULAN kelompok dilusi madu

Dari hasil penelitian yang telah kelengkeng dengan kelompok

dilakukan dapat dismpulkan kontrol positif terhadap

bahwa perubahan warna enamel gigi

1. Adanya pengaruh jenis madu namun tidak signifikan.

terhadap perubahan warna 4. Bahan hidrogen peroksida dalam

enamel gigi yaitu pada jenis kandungan madu kelengkeng 20

dilusi madu kelengkeng 20% % dapat memutihkan gigi dalam

berdasarkan analisis Wilcoxon suatu reaksi dilusi walaupun

baik pada pengukuran hasilnya belum sebanding

spectrophotometer dan shade dengan bahan pemutih yang

guide. tersedia seperti hidrogen

2. Berdasarkan hasil uji Kruskal peroksida 3%.

Wallis pada pengukuran

spectrophotometer nilai B. SARAN

signifikansi p > 0,05 yang 1. Diadakan penelitian lanjutan

artinya tidak terdapat perbedaan untuk menguji jenis madu

yang signifikan pada setiap terhadap gigi vital secara in vivo

kelompok dengan pengukuran yang efektif.

spectrophotometer. 2. Diadakan penelitian lanjutan

3. Berdasarkan hasil uji Mann untuk mengetahuai kadar enzim

Whitney pada pengukuran shade glukosa oksidase sendiri dalam

guide terdapat perbedaan antara madu yang berperan dalam

26
pemecahan glukosa menjadi Buah Stroberi Dan Gel
Karbamid Perosida 10%
hidrogen peroksida. (Effect Of Strawberry Paste
And Carbamide Peroxide Gel
3. Diadakan penelitian lanjutan 10% Towards The Brightness
Enamel Tooth). Material
untuk mengetahui efek bahan Dental Journal. 2009
Volume 1(1) Hlm 16-20.
bleaching dalam penelitian 5. Suranto, Adji. Khasiat &
Manfaat Madu Herbal.
terhadap jaringan keras dan Jakarta : AgroMedia Pustaka.
2004
jaringan lunak. 6. Korayem, Ahmad M.,
Khodairy, Mohamed M.,
4. Diadakan penelitian serupa Abdel-Aal, Abdel-Aal A., El-
Sontaby, Ayman A.M. The
dengan sampel baik deri segi Protective Strategy Of
Antioxidant Enzymes
jumlah, warna awal yang sama, Against Hydrogen Peroxide
In Honey Bee (Apis
atau sesuai kondisi keadaan Mellifera) During Two
Different Seasons. Journal Of
rongga mulut. Biology And Earth Science,
2012. B93-B109.
5. Diadakan penelitian dengan 7. Mohapatra,D.P.,Thakur.V.,Br
ar.,S.K. Antibacterial
jenis variasi madu yang lainnya. Efficacy Of Raw And
Processed Honey.
Biotechnology Research
International, 2011.1-6
DAFTAR PUSTAKA 8. Honeymark. The Hydrogen
Peroxide Producing Capacity
of Honey. 2009
1. Sundoro, Edi Hartini. Serba http;//honeymark.articlealley.
Serbi Ilmu Konservasi Gigi. com/the-hydrogen-peroxide-
UI Press: Jakarta. 2007 producing-capacity-of-honey-
2. Tarigan, Rasinta. Perawatan 880552.html
Pulpa Gigi (Endodonti). 9. Olaitan, Peter.B., Adeleke,
Jakarta: EGC. 2006 Olufemi.E., Ola, Iyabo O.
3. Grossman, Louiss. I. dkk. Honey: A Reservoir For
Ilmu Endodontic Dalam Microorganism And An
Praktek. Jakarta: EGC. 1995 Inhibitory Agent For
Microbes. African Health
4. Juwita Margaretha, Devi
Sciences,2007. 7(3), 159-
Rianti, Asti Meizarini.
165.
Perubahan Warna Enamel
Gigi Setelah Aplikasi Pasta

27
10. White, J.W. Inhibine and oseanologi.. Oseana. 1995.
Glucose Oxidase in Honey – 10 (1), 39-47.
A Review. American Bee 17. Ratnayani, K., S, N. M., &
Journal : 1966. Vol 106 No. Gitadewi, I. G. Penentuan
6. Kadar Glukosa Dan Fruktosa
11. Kwakman,P.H.S. dan Pada. Jurnal Kimia. 2008. 2
Zaat,S.A.J. Antibacterial (2) , 77-86
Components of Honey. 18. Esan, Temitope Ayodeji.,
IUBMBLife 2012. 64, 48–55. Bamise, Cornelius Takunbo.,
12. Parwata, I. M., Ratnayani, K., Akeredolu, Patricia
& Listya, A. Aktivitas Adetokunbo., Helen,
Antiradikal Bebas Serta Onakpoya Oluwatoyin.,
Kadar Beta Karoten Pada Oziegbe, Elizabeth
Madu. Jurnal Kimia . 2010. 4 Obhioneh. Evaluation Of
(1) , 54-62. Shade Matching
Practicesamong Nigerian
13. Chen, Cuilan., Campbell, Dentists. De Clínica e
Leona T., Blair, Shona E., Pesquisa Odontológica.
Carter, Dee A. The effect of 2008. Rev. Clín. Pesq.
standard heat and filtration Odontol., Curitiba, Vol 4, n.
processing procedures on 3, p. 161-168
antimicrobial activity and
hydrogen peroxide levels in
honey. Frontiers In
Microbiology : 2012. Volume
3, Article 265.
14. Mark S. Wolff. Foods snd
Habits that Stain Your Teeth.
2005.
http://www.webmd.com/oral-
health/features/foods-stain-
teeth-feature
15. Haywood V.B. History,
Safety and Effectiveness of
Current Bleaching
Techniques and Applications
of Nightguard Vital
Bleaching
Technique.Quintessence
International. 1992. 23:7.
471-488.
16. Triyati, Etty.
Spektrofotometer Ultra
Violet dan Sinar Tampak
serta aplikasinya dalam

28

You might also like