Jurnal Indonesia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

MAJALAH BIAM Vol. 11, No.

1 Juli 2015, Hal 11-16

KEMAMPUAN LUMPUR AKTIF BIAKAN CAMPURAN


DARI LIMBAH INDUSTRI CRUMB RUBBER
UNTUK MENGURANGI KADAR COD, BOD DAN TSS

The Ability Of Mixed Culture Sludge From Industrial


Waste Of Crumb Rubber To Ruduce Levels COD, BOD dan TSS

Sukma Budi Ariyani dan Agus Sri Mulyono


Baristand Industri Pontianak Jln. Budi Utomo No. 41 Pontianak 78243
Email: sukma_ariyani@yahoo.co.id

ABSTRACT

Industrial waste water must be processed first so as not to pollute the water bodies where they disappeared . The
purpose of this study was to determine the ability of activated sludge cultures mix of sludge crumb rubber industry
in lowering the levels of COD , BOD and TSS removal . Waste water from PT . Star Rubber , Kubu Raya . The study
was conducted with a predetermined variables that MLSS and time . Research methods include doing the activation
of mud , mixing with wastewater sludge and testing . The result is a decrease in efficiency ( % reduction ) ranged
from 52 to 78.2 % COD and BOD removal efficiency ranged from 19.5 to 86.75 % . The decrease in COD and BOD
at variable time of 4 hours is less than 2 hours of time variables . The decrease in COD and BOD at 241,000 ppm
MLSS variables tend to be smaller than 951 ppm MLSS variables . For all variables , after process, the TSS levels
were below the limit on effluent quality standard for the rubber industry. Seen from the efficiency decline , this system
is less effective results , further research needs to be done in order to find the right conditions so that more effective .

Keywords : activated sludge , crumb rubber , waste water .

ABSTRAK

Air limbah industri harus diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari badan air dimana limbah tersebut dibuang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan lumpur aktif biakan campuran dari lumpur industri crumb
rubber dalam menurunkan kadar COD, BOD dan TSS air limbah dan efisiensi penurunan COD, BOD dan TSS yang
terjadi. Air limbah diperoleh dari PT. Star Rubber, Kubu Raya. Penelitian dilakukan dengan variabel yang telah
ditentukan yaitu MLSS dan waktu. Metode penelitian meliputi melakukan pengaktifan lumpur, pencampuran lumpur
aktif dengan air limbah dan pengujian. Hasil yang diperoleh yaitu efisiensi penurunan (% reduksi) COD berkisar
antara 52-78,2% dan efisiensi penurunan BOD berkisar antara 19,5-86,75%. Penurunan COD dan BOD pada variabel
waktu 4 jam lebih kecil daripada variabel waktu 2 jam. Penurunan COD dan BOD pada variabel MLSS 241.000 ppm
cenderung lebih kecil daripada variabel MLSS 951 ppm. Untuk semua variabel, kadar TSS setelah proses berada di
bawah batas maksimal baku mutu limbah cair untuk industri karet. Dilihat dari efisiensi penurunannya, system ini
kurang efektif, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar menemukan kondisi yang tepat sehingga lebih efektif.

Kata kunci : lumpur aktif, crumb rubber, air limbah.

11
Kemampuan Lumpur Aktif ..... (Sukma Budi Ariyanti dan Agus Sri Mulyono)

PENDAHULUAN pengolahan di atas adalah penggunaan tawas


dan kaporit yang cukup banyak sehingga
Pabrik karet merupakan salah satu biaya pengeluaran yang dibutuhkan tinggi.
industri yang sangat berkembang pada saat ini. Untuk itu dalam penelitian ini
Seiring dengan pertumbuhannya maka pabrik akan diujicobakan pengolahan limbah
karet tersebut akan menghasilkan dampak cair crumb rubber dengan menggunakan
yaitu dampak positif berupa produk-produk lumpur aktif. Pengolahan limbah cair
yang dapat mengurangi jumlah pengangguran industri maupun domestik saat ini umumnya
dan dapat meningkatkan taraf hidup menggunakan proses lumpur aktif, prosesnya
manusia. Sedangkan dampak negatif dari relatif sederhana dan tidak membutuhkan
pabrik karet berupa pencemaran lingkungan teknologi yang tinggi (Widjaja dkk., 2009).
yang disebabkan limbah yang belum Lumpur aktif yang digunakan
diolah secara maksimal (Suligundi, 2013). merupakan biakan campuran dari limbah
Crumb rubber/karet remah merupakan crumb rubber itu sendiri. Lumpur aktif biakan
produk karet setengah jadi, yang melalui campuran yang dimaksud disini adalah
proses pembersihan akan menghasilkan lumpur aktif yang di dalamnya mengandung
buangan limbah dengan karakteristik tingkat berbagai macam mikroorganisme, karena
kekotoran, kekeruhan, bahan organik yang lumpur aktif diperoleh dari limbah lumpur
tinggi seperti BOD5 mencapai 320 mg/L, dari pabrik crumb rubber itu sendiri.
COD mencapai 911 mg/L dan TSS mencapai Lumpur aktif (activated sludge)
618 mg/L. Dalam proses operasi crumb rubber adalah suatu gabungan flok (massa) yang
digunakan 30-40 m3 air per ton karet untuk mengandung beberapa mikroba yang
pencucian dan pembersihan. Pengolahan heterogen yang terdiri dari berbagai bakteri,
limbah cair bertujuan untuk menghilangkan yeast, jamur dan protozoa, dan juga “organic
atau menyisihkan kontaminan yang dinyatakan matter” serta “slime material”. Umumnya
oleh nilai BOD, COD, nutrient, senyawa lumpur aktif mempunyai komposisi 70%
toksik, mikrorganisme pathogen, partikel non - 90% bahan organik dan 10% bahan
biodegradable, padatan tersuspensi maupun anorganik. Struktur flok lumpur aktif
terlarut. Kontaminan dapat disisihkan cenderung bermuatan negatif sebagai hasil
dengan pengolahan fisik, kimia maupun interaksi kimia-fisika antara mikroorganisme
biologi (Metcalf & Eddy,2004). (khususnya bakteri), partikel organik (oksida
Limbah cair crumb rubber merupakan silikat, fosfat, besi), polimer eksoseluler dan
limbah organik yang dapat diolah secara berbagai kation. Proses ini pada dasarnya
biologi. Prinsip pengolahan biologis adalah merupakan pengolahan aerobik yang
menyisihkan senyawa organik terlarut, yang mengoksidasi material organik menjadi CO2,
melibatkan mikroba aktif untuk kontak dengan H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini
air limbah, agar mikroba tersebut dapat menggunakan udara yang disalurkan melalui
mengkonsumsi impuritas (pencemar) sebagai pompa blower atau melalui aerase mekanik.
makanannya (Indriyati dan Susanto, J.P., 2009). Sel mikroba membentuk flok yang akan
Salah satu industri karet di Kabupaten mengendap di tangki pengendapan (Sari, F.R.
Kubu Raya Pontianak Kalimantan Barat dkk., 2013). Penelitian ini dilakukan untuk
menggunakan system pengolahan limbah mengetahui kemampuan lumpur aktif biakan
pounding land. Sistem pengolahan tersebut campuran dari limbah crumb rubber dalam
menggunakan zat kimia seperti tawas dan menurunkan kadar COD, BOD dan TSS.
kaporit sebagai koagulan. Dalam sistem
ini, tawas dan kaporit yang digunakan METODE PENELITIAN
sangat besar jumlahnya dan terus menerus.
Masalah pokok yang dihadapi dari sistem Bahan
12
MAJALAH BIAM Vol. 11, No. 1 Juli 2015, Hal 11-16

Bahan-bahan yang digunakan antara lain Variabel yang digunakan dalam metode
limbah cair industri crumb rubber, nu- penelitian ada variabel tetap dan ada varia-
trient, lumpur aktif aerob dan akuades bel berubah. Variabel tetap diantaranya,
jenis limbah : limbah cair, crumb rubber. Vol-
Alat ume limbah untuk proses lumpur aktif : 70L,
Alat-alat yang digunakan anta- suhu 30C, tekanan 76 mmHg, kondisi lumpur
ra lain tandon feed, bak lumpur ak-
aktif: aerob, supply oksigen mengggunakan 2
tif, pompa, aerator dan botol sampel.
aerator. Sedangkan variabel berubah, MLSS:
Prosedur Penelitian 851 dan 241000 mg/l. Waktu; 2 dan 4 jam
Langkah awal adalah melakukan pengakti-
fan lumpur aktif. Lumpur aktif yang telah Dari Tabel 1 dapat dilihat, efisiensi penu-
di aktifkan, dianalisis MLSS nya. Limbah runan BOD5 tertinggi yakni 86,75% pada
cair crumb rubber dianalisa terlebih dahulu variabel MLSS 241.000 mg/L dan varia-
kadar COD, BOD dan TSS sehingga diper- bel waktu 2 jam. Untuk kadar COD setelah
oleh data awal. Untuk proses pengolahan proses, MLSS 241.000 mg/L itu berarti
limbah nya, langkah pertama adalah lumpur jumlah padatan termasuk mikroba dalam
aktif yang telah melalui proses pengaktifan, lumpur aktif tinggi. Jika terlalu pekat maka
dimasukkan kedalam tangki pengolahan. jumlah mikroba lebih banyak daripada zat
Limbah cair crumb rubber dialirkan dari organic yang ada, mikroba-mikroba akan
tandon awal, kemudian diatur laju alir nya berebut zat organic dalam limbah sehingga
sesuai dengan

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil efisiensi penurunan kadar BOD5, COD dan TSS
No Parameter MLSS Waktu Kadar Kadar Penurunan Efisiensi
Uji (mg/L) Proses sebelum setelah (mg/L)
proses proses
(mg/L) (mg/L)
1 BOD5 241000 2 jam 151 20 131 86,75%
4 jam 103 86,2 16,8 19,5%
951 2 jam 308 90 218 70,8%
4 jam 320 96,8 223,2 69,8%
2
COD 241000 2 jam 392 91,7 300,3 76,6%
4 jam 436 209 227 52%
951 2 jam 825 180 645 78,2%
3 4 jam 911 277 634 69,6%
TSS 241000 2 jam 230 25 205 89,13%
4 jam 314 72,7 241,3 76,85%
951 2 jam 568 79 489 86,1%
4 jam 618 90 528 85,4%

variabel. Ke dalam tangki pengolahan diberi banyak yang memenuhi baku mutu ada 2 vari-
aerator. Setelah waktu sudah sesuai dengan abel yakni pada variabel MLSS 241.000 mg/L;
variabel, kemudian dilakukan pengendapan. waktu 2 jam dan MLSS 951 mg/L; waktu 2 jam
Hasil cair sampel diambil untuk selanjutnya dengan efisiensi penurunan 76,6% dan 78,2%.
dianalisa COD, BOD dan TSS nya.
13
Kemampuan Lumpur Aktif ..... (Sukma Budi Ariyanti dan Agus Sri Mulyono)

Sedangkan untuk efisiensi penurunan TSS


tertinggi yakni 89,13% pada variabel MLSS 100
241.000 mg/L dan variabel waktu 2 jam.

efisiensi penurunan BOD (%)


80
Jadi dapat disimpulkan variabel ter-
60
baik untuk penuruan BOD5, COD MLSS 951
MLSS 241.000
dan TSS adalah pada variabel MLSS 40
241.000 mg/L dan variabel waktu 2 jam. 20

0
0 2 4
efisiensi penurunan COD (%)

100
waktu proses (jam)
80

60 MLSS 951 Grafik 2. Hubungan Waktu Proses Dengan


40 MLSS 241.000 Efisiensi Penurunan BOD
20
Lumpur dalam penelitian ini ben-
0
tuknya halus dan kecil-kecil. Lumpur yang
0 2 4
demikian ini susah mengendap. Mikroor-
waktu proses (jam)
ganisme yang aktif tidak semuanya mem-
bentuk flok yang cukup besar, tetapi ter-
Grafik 1. Hubungan Waktu Proses Dengan dispersi menjadi flok yang sangat kecil dan
Efisiensi Penurunan Waktu menjadi sel tunggal sehingga sulit mengendap.
Hal ini mengakibatkan sirkulasi
Dilihat dari Grafik 1., efisiensi penu- lumpur berkurang, mikroba dalam lum-
runan kadar COD lebih tinggi pada MLSS pur aktif juga semakin sedikit sehingga
951 mg/L daripada MLSS 241.000 mg/L. Hal proses penguraian nya pun menurun dan
ini dikarenakan lumpur yang digunakan ter- efisiensi penurunan BOD juga menurun.
lalu pekat. MLSS 241.000 mg/L itu berarti Bakteri pengurai mempunyai batas kemam-
jumlah padatan termasuk mikroba dalam lum- puan menguraikan zat-zat organic pada lim-
pur aktif tinggi. Jika terlalu pekat maka jum- bah, dimana jika sudah mencapai klimaks
lah mikroba lebih banyak daripada zat organic nya maka kemampuan bakteri dalam men-
yang ada, mikroba-mikroba akan berebut zat guraikan zat organic akan menurun. Dimung-
organic dalam limbah sehingga banyak mi- kinkan untuk bakteri lumpur aktif dalam
kroba yang mati, proses penguraian akan penelitian ini, waktu 4 jam sudah melewati
terhambat. Perbandingan beban umpan dan waktu optimal proses penguraiannya, se-
jumlah mikroorganisme dalam proses lum- hingga mempengaruhi penurunan BOD nya.
pur aktif harus seimbang, jika tidak seimbang
dapat mempengaruhi proses biologi yang
terjadi (metabolisme mikroorganisme). 100
efisiensi penurunan TSS (%)

Selain itu, lumpur yang keras dan ter- 80


lalu pekat dapat menghambat pertumbu-
60 MLSS 951
han mikroorganisme. Diperlukan tingkat
40 MLSS 241.000
aerasi yang tinggi agar proses pengu-
raian merata dan proses berjalan optimal. 20
Jika dilihat dari Grafik 2., penu-
0
runan BODnya cenderung menurun 0 2 4
pada variabel waktu 4 jam. Pada pros-
waktu proses (jam)
es 4 jam, yang digunakan adalah lum-
pur hasil pengendapan dari proses 2 jam.
14
MAJALAH BIAM Vol. 11, No. 1 Juli 2015, Hal 11-16

Grafik 3. Hubungan Waktu Proses Dengan Penurunan COD dan BOD pada variabel MLSS
Efisiensi Penurunan TSS 241.000 ppm cenderung lebih kecil daripada
variabel MLSS 951 ppm. Untuk semua varia-
Dilihat dari Grafik 3, efisiensi penu- bel, kadar TSS setelah proses berada di bawah
runan TSS pada masing- masing variabel batas maksimal baku mutu limbah cair untuk
berkisar di atas 70 %. Hal tersebut menan- industri karet. Perlu dilakukan penelitian lebih
dakan bahwa metode ini cukup efisien untuk lanjut agar menemukan kondisi yang tepat se-
menurunkan kadar TSS. Semua hasil kadar hingga semua hasil akhir COD dan BOD bera-
TSS yang diperoleh setelah proses juga di da di bawah batas baku mutu yang ditetapkan.
bawah standart baku mutu yang berlaku sesuai
pada Tabel 2. Untuk kadar TSS pada industri
karet batas maksimalnya adalah 100 mg/L.
Tabel 2. Standart Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Karet
Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Karet
Kep. 51/MENLH/10/1995
Lampiran B.VI
No Parameter uji
Kandungan Maksimal Beban Pencemaran Maksimal
(mg/L) (kg/Ton)
1 BOD 60 2,4
2 COD 200 8
3 TSS 100 4
DAFTAR PUSTAKA
Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Karet
sesuai dengan Kep. 51/MENLH/10/1995 Indriyati dan Susanto, J.P. 2009. Pegolahan
Lampiran B.VI. Untuk uji BOD dalam pene- Limbah Cair Industri Minuman Ringan.
litian ini dilakukan dengan cara uji titrimetri. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol.10 No. 1
Sedangkan pengujian COD dilakukan dengan
metode spectrophotometer. Cara ujinya ses- Metcalf and Eddy, 2004, Wastewa
uai SNI 6989.2:2009. Untuk Pengujian TSS ter Engineering. 4th edition. Mc Graw
dilakukan dengan metode gravimetri sesuai Hill International Editions. New York.
SNI 06-6989.3-2004.
Robert H. Perry. 1997. Perry’s Chemi
KESIMPULAN cal Engineers’ Handbook. 7th
edition. Mc Graw Hill Inter-
Setelah dilakukan penelitian pengola- national Editions. New York.
han limbah cair crumb rubber dengan meng-
gunakan lumpur aktif biakan campuran dari Sari, F. R. , Annissa, R. Dan Tuhuloula, A. 2013.
lumpur industri crumb rubber secara aerob Perbandingan Limbah dan Lum-
dengan reactor kontinyu skala laboratorium pur Aktif Terhadap Pengaruh Sistem
diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi penu- Aerasi Pada Pengolahan Limbah
runan (% reduksi) COD berkisar antara 52- CPO. Jurnal Konversi. Vol. 2 No. 1
78,2%, fisiensi penurunan BOD berkisar
antara 19,5-86,75% dan efisensi penurunan Suligundi, B. T. 2013. Penurunan Kadar
TSS antara 76,85-89,13%. Penurunan COD COD (Chemical Oxygen Demand)
dan BOD pada variabel waktu 4 jam leb- Pada Limbah Cair Karet Dengan
ih kecil daripada variabel waktu 2 jam.
15
Kemampuan Lumpur Aktif ..... (Sukma Budi Ariyanti dan Agus Sri Mulyono)

Menggunakan Reaktor Biosandfil-


ter Yang Dilanjutkan Dengan Reak-
tor Activated Carbon. JURNAL
TEKNIK SIPIL UNTAN. Vol. 13 No. 1

Sutapa, I. D. A. 1999. Lumpur Ak


tif : Alternatif Pengolah Limbah Cair. Ju-
rnal Studi Pembangunan, Kemasyaraka-
tan & Lingkungan; No.3; 25-38, Peneliti
Puslitbang Limnologi-LIPI, Cibinong.

Y.P. Ting, *H. Imai and S. Kinoshita, 1994,


Effect of Shock-Loading of Heavy Met-
als on Total Organic Carbon and Phos-
phat Removal in an Anaerobic- Aerobic
Activated Sludge Process, World Joum-
al of Microbiology & Biotechnology.

Widjaja, T. Altway, A. dan Soeprijanto. 2009.


Adsorpsi Pada Karbon Aktif/
Membran Bioreaktor Untuk pen-
golahan Limbah Cair Industri.
Fakultas Teknologi Industri, ITS.

16

You might also like