Professional Documents
Culture Documents
D030107 PDF
D030107 PDF
M. YUSUF SABARNO
Balai Taman Nasional Baluran, Jawa Timur
Diterima: 20 Pebruari 2001. Disetujui: 23 Juni 2001
ABSTRACT
One of the biodiversity richness in Indonesia is ecosystem of Baluran National Park savanna. This type of savanna is
similar to African savanna that is included in tropical savanna. There are two types of savanna, namely flat and
undulating savanna. The savanna ecosystem that covers about 40% of the total area of Baluran National Park has
important role on supporting herbivore animals such as wild cattle (Bos javanicus), deer (Cervus timorensis) and wild
buffalo (Bubalus bubalis). The variety of grasses and other vegetation provide food for those animals, therefore, the
reduction of the reduction of quality and quantity of the savanna would reduce in the population of the herbivores. The
savanna in the Baluran National Park is about 10.000 ha, however, due to invasion of Acacia nilotica has resulted in
the reduction of the savanna reaching about 50%. Moreover, illegal grassing inside the Park has brought negative
impact to the quality of the area and the wild fauna. Overgrazing may influence on the reduction of the population of
wild fauna. Pressure to the savanna has a great impact on the balance and preservation of whole ecosystem in
Baluran. Efforts have been made in order to restore the Baluran ecosystem such as preventing the expansion of A.
nilotica as well as preventing illegal grazing. The Baluran National Park is still looking for the most effective and
efficient way of preserving savanna ecosystem in Baluran.
© 2001 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
eksotik ini telah mengakibatkan penurunan berbatu-batu dan lereng gunung yang tinggi
kualitas dan kuantitas savana Baluran, serta dan curam, sampai tanah aluvial yang dalam
merubah pola perilaku satwa liar herbivora di dataran rendah. Tanah dasar laut terbatas
yang salah satu komponen habitatnya adalah di dataran pasir sepanjang hutan mangrove.
padang rumput atau savana. Rumput sebagai Tanah hitam meliputi kira-kira setengah luas
sumber pakan utama satwa tersebut tergeser dataran rendah, ditumbuhi rumput savana.
keberadaannya oleh A. nilotica, sehingga Tanah ini membentuk daerah subur, kaya
satwa mencari alternatif pakan lain, salah mineral tetapi miskin bahan organik, dengan
satunya daun dan biji A. nilotica. Akan tetapi kondisi fisik yang kurang baik dan porous.
sebagai sumber pakan utama, rumput tetap Savana merupakan ekosistem yang kurang
tidak tergantikan. stabil, keseimbangannya tergantung iklim, api,
Selain invasi A. nilotica, hal lain yang penggunaan oleh margasatwa dan lain-lain.
merupakan tantangan pelestarian savana TN Untuk melestarikan ekosistem savana
Baluran adalah tingginya intensitas diperlukan kegiatan manipulatif seperti
penggembalaan liar di kawasan taman pembakaran terkendali, pengaturan populasi
nasional. Walaupun hal ini telah berlangsung satwa, penebangan vegetasi dan lain-lain.
lama, akan tetapi dampak dari kegiatan ini Pada proses pembakaran, api sering
banyak mempengaruhi ekosistem savana. membinasakan tumbuhan berkayu, tumbuhan
Berbagai upaya telah dilakukan dalam dikotil dan palma lain, tanpa menimbulkan
pemberantasan A. nilotica dan mencegah kerusakan berarti pada rimpang rerumputan di
penggembalaan liar di dalam kawasan, tetapi bawah tanah. Hal ini berbeda dengan kondisi
hingga saat ini belum berhasil optimal. hutan hujan pada umumnya yang
Keterlibatan pihak-pihak lain yang mempunyai menghendaki sesedikit mungkin campur
perhatian besar terhadap permasalahan tangan manusia untuk menjaga klimaks
lingkungan dan keanekaragaman hayati, ekologi dan memungkinkan berlangsungnya
sangat diperlukan untuk merumuskan upaya regenerasi.
yang tepat dan efektif dalam penyelesaian Topografi TN Baluran dapat dibagi dalam
masalah tersebut. Kelestarian suatu ekosistem kategori: datar dengan ketinggian 0-124 m dpl,
tergantung kepada pengelolanya, karena bergelombang dengan ketinggian 125-900 m
keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dpl, dan terjal pada ketinggian lebih dari 900 m
dari sistem alam, dimana manusia diberi dpl. Pada garis pantai di Mesigit, Balanan dan
kemampuan mengelola alam ini. Begitu juga Montor terdapat hamparan batu karang yang
dengan pengelolaan TN Baluran, kebijakan terjal. Adapun ekosistem savana TN Baluran
pihak pengelola akan mempengaruhi sendiri, secara topografi dibedakan menjadi
ekosistem alami di kawasan ini. savana datar (flat savanna) dengan tanah
TN Baluran terletak di Kecamatan endapan (aluvial) dan savana datar sampai
Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa bergelombang (undulating savanna) dengan
Timur. Secara geografis terletak antara 7o45’- tanah berwarna hitam dan berbatu (Wind dan
7o15’ LS, serta antara 114o18’-114o27’ BT, Amir, 1977). Sebelum invasi A. nilotica luas
sebelah timur laut Pulau Jawa. Sebelah utara savana datar kira-kira 1.500-2.000 ha di
berbatasan dengan Selat Madura, sebelah bagian tenggara, yaitu savana Bekol, Semiang
barat berbatasan dengan Sungai Bajulmati, dan sekitarnya. Di bagian lain, savana datar
sebelah timur berbatasan dengan Selat Bali sampai bergelombang mencakup daerah
dan sebelah barat laut berbatasan dengan seluas kira-kira 8000 ha, yaitu; savana
Sungai Klokoran. Kawasan konservasi sumber Balanan, Kramat, Talpat, Labuhan Merak, Air
daya alam tersebut pada mulanya dikenal Tawar, Karangtekok dan sekitarnya.
sebagai suaka margasatwa, kemudian Pada umumnya savana mengalami masa
ditetapkan secara definitif sebagai taman kekeringan lebih panjang dari pada hutan.
nasional berdasarkan Keputusan Menteri Savana Baluran mempunyai jenis tanah
Kehutanan No: 096/Kpts-II/1984 tanggal 12 aluvial yang kadar liatnya tinggi, sifat fisik
Mei 1984. tanah sangat porous, tidak mampu
Secara geologi TN Baluran memiliki dua menyimpan air, mempunyai kembang susut
jenis tanah, yaitu tanah pegunungan dan tinggi dan merekah pada musim kemarau.
tanah dasar laut. Tanah pengunungan terdiri Tanah ini memiliki kandungan mineral tinggi
dari tanah vulkanik dengan kondisi tanah tetapi miskin bahan organik.
SABARNO – Savana Taman Nasional Baluran 209
rumput pakan satwa, serta penurunan daya yang lama sehingga tidak efisien. Sedangkan
dukung savana terhadap penyediaan pakan dengan cara pembongkaran dengan buldoser,
bagi satwa. Hal ini berpengaruh terhadap dianggap cukup efektif, akan tetapi dampak
dinamika populasi dan pola perilaku satwa pembalakan/lahan bekas pembongkaran
yang hidupnya membutuhkan savana, tonggak berpengaruh terhadap perubahan
khususnya banteng dan rusa. Pertumbuhan A. struktur tanah. Kegiatan yang dilakukan saat
nilotica, yang cepat disebabkan sifat biologi ini yaitu penebangan dan pembakaran
tanaman tersebut yang tahan api dan tonggak, diikuti dengan pencabutan seedling.
kekeringan, serta cepatnya penyebaran biji. Di Kegiatan ini membutuhkan tenaga kerja yang
TN Baluran, dalam 100 gram kotoran kerbau banyak, kontinuitas dan pengawasan yang
liar dijumpai 45 + 26 biji A. nilotica, pada cermat.
banteng terdapat 62 + 42 biji dan pada rusa Pemberantasan A. nilotica pada saat ini
terdapat 11 + 9 biji. Hal ini menunjukkan baru dapat dilaksanakan dengan kecepatan
tingginya tingkat penyebaran biji A. nilotica rata-rata pembongkaran seluas 62,3 ha per
oleh satwa mamalia. Selain itu, penyebaran tahun. Sehingga perkiraan waktu yang
biji dapat pula melalui injakan kaki satwa diperlukan untuk membersihkan seluruh
terhadap biji-biji yang jatuh. savana dari invasi tanaman eksotik ini adalah
Upaya penanggulangan invasi A.nilotica 73 tahun, dengan asumsi areal yang
telah banyak dilakukan, baik dengan cara dibersihkan tidak terinvasi kembali oleh A.
mekanis maupun kimia. Pertimbangan yang nilotica (Anonim, 1999).
diambil dalam pemberantasan A. nilotica, Permasalahan lain yang mengancam
selain aspek ekologi juga aspek ekonomi, kelestarian savana TN Baluran adalah
karena kegiatan yang dilakukan di suatu meningkatnya intensitas penggembalaan liar
kawasan pelestarian (taman nasional) oleh masyarakat sekitar kawasan. Kegiatan ini
berbeda dengan kegiatan lain di luar. banyak ditemukan terutama di kawasan taman
Menurut hasil evaluasi, kegiatan nasional bagian utara. Penggembalaan ini
pemberantasan A. nilotica yang pernah telah dilakukan masyarakat secara turun
dilakukan secara kimiawi kurang efektif dan temurun dan dari waktu ke waktu jumlah
efisien. Metode ini membutuhkan biaya yang ternak yang digembalakan semakin banyak.
besar dalam pengadaan bahan kimia dan Menurut Nugroho et.al. (1991, dalam Hafis,
tidak signifikan dengan luas areal serta 1992), setiap hari ditemukan + 1600 ekor sapi
kerapatan tegakan yang harus dimusnahkan dan + 400 ekor domba/kambing digembalakan
(Anonim,1999). secara liar di kawasan Baluran bagian utara.
Pemberantasan secara mekanis dengan Padahal daya dukung savana diduga di bawah
penebangan/pemotongan belum berhasil jumlah ternak yang digembalakan, sehingga
optimal. Bahkan memicu pertumbuhan biji-biji terjadi overgrazing area yang keras dan
yang dorman dan regenerasi vegetatif dari mengancam kelestarian ekosistem savana
tonggak yang tertinggal (trubusan), dimana tersebut.
satu tonggak dapat tumbuh 5-6 batang/cabang Menurut Alikodra (1980) dan Anonim
baru (Anonim, 1999). Begitu juga dengan cara (1986, dalam Hafis, 1992) pengaruh negatif
pengkatrolan, karena membutuhkan waktu meningkatnya penggembalaan liar di TN
212 BIODIVERSITAS Vol. 3, No. 1, Januari 2002, hal. 207-212
Baluran antara lain berupa: persaingan dengan serius, akan mengubah Savana
mendapatkan rumput antara satwa liar Baluran menjadi padang penggembalaan
herbivora dengan ternak, tanah menjadi padat ternak domestik. Salah satu akibatnya satwa
akibat injakan kaki ternak, kemungkinan liar akan terusir, karena persaingan dengan
penularan penyakit terhadap satwa liar serta ternak dan aktivitas manusia/penggembala
merubah komposisi rumput di areal yang masuk ke dalam kawasan. Menurut
penggembalaan menjadi vegetasi yang tidak penelitian Wind dan Amir (1977), pada tahun
disukai oleh ternak maupun satwa liar 1977 penyebaran satwa banteng masih
sehingga ternak akan mencari pakan di meliputi kawasan Baluran bagian utara, akan
tempat lain dan berakibat meluasnya areal tetapi dari hasil sensus mamalia besar pada
penggembalaan. tahun 2000, tidak ditemukan lagi kelompok
Banyak usaha yang telah dilakukan dalam satwa banteng di daerah tersebut, karena
mencegah masuknya penggembalaan liar di adanya penggembalaan liar yang intensif.
kawasan, yaitu dengan penyuluhan, Permasalahan-permasalahan di atas perlu
pemberian bibit rumput pakan ternak untuk segera ditangani dan menjadi perhatian
dibudidayakan dan lain-lain, tetapi hasilnya segenap pihak secara serius. Apabila
tidak signifikan. Walaupun dampak diabaikan maka sangat dimungkinkan dalam
penggembalaan liar tidak begitu nyata, akan waktu yang relatif singkat Savana Baluran
tetapi lambat laun kondisi kawasan yang akan tinggal cerita.
seharusnya dijaga kelestarian dan keasliannya
akan mengalami perubahan fungsi dan
ekosistem. DAFTAR PUSTAKA