Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

PENGGUNAAN LOKASI PALSU (MOCK

LOCATION) OLEH MITRA PENGEMUDI


TRANSPORTASI ONLINE (GRAB) DI KOTA
BANDUNGDITINJAU DARI
HUKUM EKONOMI SYARIAH

Cepi Abdul Basit


1143020034

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)


Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRACT

Grab is a company engaged in the field of online-


based transportation services, where online transportation
services are starting to become excellent for people who need
transportation services. But because the competition among
fellow driver partners is getting tougher, some Grab driver
partners also apply fraudulently by using mock locations or
better known as "tuyul". This "tuyul" application allows the
driver partner to trick the company's servers about their
actual location.
This research has the aim, first, to find out how the
mechanism of using the fake location (mock location) by the
Grab driver partner, second, to find out how the Grab
company responds and responds to the use of the mock
location by the driver partner, and third, to find out how to
review Islamic economic law on the use of a mock location
by the Grab driver partner.
This research is based on the idea that every
cooperation in muamalah activities between one party and
another party should be mutually beneficial, so that the rules
and conditions in the musyāraka contract are fulfilled, and
the implementation is in accordance with what has been
specified in the Qur'an, the hadeeth , and fiqih muamalah.
The research method used in this study is descriptive
analysis method, which is a form of research that describes
or describes the state of an object of research, which is then
carried out in full analysis of the facts of the phenomenon of
the object under study which ultimately draws conclusions.
The technical data collection conducted was interviews,
literature studies, and documentation studies.
Based on the results of the research conducted, the
authors conclude that, first, the use of a fake location (mock
location) by the driver's partner can be implemented after the
device belonging to the driver's partner has been rooted,
installed the root companion application, root module, and
finally installed the "tuyul" application. Secondly, the Grab
company condemned the use of this mock location, because
‫‪it was contrary to the company's code of ethics and was‬‬
‫‪detrimental to the company. Third, the use of fake locations‬‬
‫‪by the Grab driver partners is not in line with Islamic‬‬
‫‪economic law because it does not match what is contained in‬‬
‫‪the Qur'an, hadith, or muqalah fiqh. The use of fake locations‬‬
‫‪is not allowed by Syara because it harms one party, in this‬‬
‫‪case the company is Grab. In Islam, there is no argument that‬‬
‫‪prohibits the use of a mock location, but moving on from the‬‬
‫‪ushul fiqh rule which reads "dangerous things must be‬‬
‫‪removed by shari'a", then the use of this mock location is‬‬
‫‪clearly prohibited. Because the use of fake locations (mock‬‬
‫‪location) is a way or means for someone to act that is‬‬
‫‪prohibited by syara‬‬

‫‪Key Words: Musyarakah, Online Transportation, Mock‬‬


‫‪Location‬‬

‫الملخص‬

‫سيبي عبد الباسط‪ :‬استخدام مواقع وهمية (موقع وهمية) من قبل سائقين النقل‬
‫عبر اإلنترنت (االستيالء) في مدينة باندونغ انطالقا من الشريعة االقتصادية‬
‫القانون‪.‬‬

‫‪ Grab‬هي شركة تعمل في مجال خدمات النقل عبر اإلنترنت ‪ ،‬حيث بدأت‬
‫خدمات النقل عبر اإلنترنت تصبح ممتازة لألشخاص الذين يحتاجون لخدمات‬
‫النقل‪ .‬ولكن ألن المنافسة بين شركاء السائقين الزمالء أصبحت أكثر صرامة ‪،‬‬
‫فإن بعض شركاء السائقين في ‪ Grab‬يتقدمون أيضًا بطريقة احتيالية باستخدام‬
‫مواقع وهمية أو معروفة باسم‪ .‬هذا التطبيق يسمح للشريك السائق لخداع خوادم‬
‫الشركة حول موقعها الفعلي‪.‬‬

‫يهدف هذا البحث أوالً إلى معرفة كيفية استخدام آلية استخدام الموقع الوهمي من‬
‫قبل شركاء ‪ ، Grab‬ثانيًا ‪ ،‬لمعرفة كيف تستجيب شركة ‪ Grab‬وتستجيب‬
‫الستخدام الموقع الوهمي من قبل شريك السائق ‪ ،‬وثالثًا ‪ ،‬اكتشف كيف يراجع‬
‫قانون الشريعة استخدام مواقع وهمية من قبل شركاء ‪.Grab‬‬

‫يقوم هذا البحث على فكرة أن كل تعاون في النشاطات المتبادلة بين طرف وآخر‬
‫له مصلحة متبادلة ‪ ،‬بحيث يتم الوفاء بالقواعد والشروط في عقد المسيراكة ‪،‬‬
‫ويتم التنفيذ وفقا لما تم تحديده في القرآن ‪ ،‬الحديث الشريف ‪ ،‬و الفقيه المعامله‬

‫إن طريقة البحث المستخدمة في هذه الدراسة هي طريقة التحليل الوصفي ‪ ،‬وهو‬
‫شكل من أشكال البحث يصف أو يصف حالة كائن من البحث ‪ ،‬والذي يتم بعد‬
‫ذلك في تحليل كامل لوقائع ظاهرة الكائن قيد الدراسة التي تستخلص النتائج في‬
‫النهاية‪ .‬كان جمع البيانات الفنية التي أجريت والمقابالت والدراسات األدبية ‪،‬‬
‫والدراسات التوثيق‪.‬‬

‫واستنادا ً إلى نتائج البحث الذي أجري ‪ ،‬يستنتج المؤلفان أنه ‪ ،‬أوالً ‪ ،‬يمكن تنفيذ‬
‫استخدام موقع مزيف (شريك زائف) من قبل شريك السائق بعد أن تم تجذير‬
‫الجهاز الذي ينتمي إلى شريك السائق ‪ ،‬وتثبيت تطبيق المرافق الجذر ‪ ،‬ووحدة‬
‫الجذر ‪ ،‬وأخيرا ً تثبيت تطبيق‪ .‬وثانيا ‪ ،‬أدانت شركة ‪ Grab‬استخدام هذا الموقع‬
‫الوهمي ‪ ،‬ألنها كانت مخالفة لقواعد أخالقيات الشركة وكانت ضارة للشركة‪.‬‬
‫ثالثًا ‪ ،‬إن استخدام المواقع المزورة من قِبل شركاء ‪ Grab‬للسائقين ال يتماشى‬
‫مع القانون االقتصادي اإلسالمي ألنه ال يتطابق مع ما ورد في القرآن أو الحديث‬
‫ وفي‬، ‫ ال يسمح باستخدام المواقع المزيفة ألنها تضر طرفًا واحدًا‬.‫أو فقه مقاهي‬
‫ ال توجد حجة تحظر استخدام‬، ‫ في اإلسالم‬.Grab ‫ فإن الشركة هي‬، ‫هذه الحالة‬
‫ ولكنها تنتقل من قاعدة الفقه التفسيرية التي تنص على "إزالة‬، ‫الموقع الوهمي‬
‫ ومن ثم فإن استخدام هذا الموقع الوهمي محظور‬، "‫األشياء الخطرة من الشريعة‬
‫ ألن استخدام مواقع وهمية (موقع وهمية) يصبح وسيلة أو وسيلة‬.‫بشكل واضح‬
‫لشخص ما أن يحظر ذلك من قبل‬

Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan ekonomi manusia akan mengikuti
perkembangan sesuai zamannya, salah satunya yaitu
perkembangan ekonomi yang tidak bisa terlepas dari
perkembangan teknologi. Dimana perkembangan teknologi
dan kegiatan ekonomi itu saling mengisi satu sama lain
dalam kehidupan manusia. Karena pada zaman modern ini
kegiatan ekonomi manusia semakin mudah dengan bantuan
kemajuan teknologi. Salah satunya munculnya jasa
transportasi berbasis daring atau masyarakat kita lebih
mengenal dengan istilah “ojol” atau ojek online. Jasa
transportasi online ini adalah salah satu contoh kegiatan
ekonomi yang muncul akibat perkembangan teknologi.
Munculnya jasa transportasi online ini tidak terlepas
dari meningkatnya ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Dimana masyarakat dituntut untuk bisa berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain dengan waktu yang singkat dan tentu
saja mudah. Maka munculah jasa transportasi online yang
dirasa memudahkan mobilitas penggunanya, salah satunya
Grab Indonesia sebagai penyedia jasa layanan transportasi
online ini.Sebagai produsen penyedia jasa, setidaknya Grab
mepunyai 3 layanan yang dipakai oleh penggunanya, yaitu
GrabBike atau GrabCar, GrabFood, dan GrabExpress.
GrabBike atau GrabCar sendiri merupakan layanan dimana
pengguna memesan pengemudi untuk mengantarkan mereka
dari satu tempat ke tujuan tertentu. Sedangkan GrabFood
merupakan jasa yang bisa digunakan oleh penggunanya
dimana mereka bisa memesan makanan dari suatu restoran
untuk kemudian diantarakan ke alamat yang ditentukan oleh
penggunan. Terkahir yaitu GrabExpress ialah layanan pesan
antar barang atau sejenis dari atu tempat ke tempat lainnya
yang telah ditentukan oleh penggunanya.1. Dan semakin
banyak pengguna jasa transportasi online tidak hanya di
kota-kota besar di Indonesia, tapi sekarang mulai menyebar
luas ke banyak daerah lainnya. Ini menunjukan bahwa
masyarakat pengguna memang terasa terbantu dengan
kehadiran jasa transportasi online ini.
Jika dipandang dari segi hukum Islam, setidaknya
ada dua akad yang menempel dalam setiap kegiatan jasa
transportasi online ini, yaitu akad ijārah (jasa) dan
musyārakah. Dimana antara perusahaan penyedia jasa
dengan mitra pengemudinya menempel akad musyārakah,

1
https://www.grab.com/id diakses pada tanggal 23 september
2018 pukul 21.36 WIB.
dimana penyedia jasa memotong sekian persen dari bayaran
yang dibayar oleh penumpang kepada mitra. Sedangkan
antara mitra pengemudi dengan penggunanya menempel
akad ijārah (jasa), dimana mitra pengemudi menerima
bayaran atau upah atas pekerjaan yang telah diselesaikan.
Semakin ketat dan semakin keras persaingan
perebutan konsumen ini sampai ada istilah “lebih banyak
driver daripada konsumen”. Istilah ini juga berlaku kepada
para mitra pengemudi Grab. Beranjak dari istilah diatas,
maka saat ini sebagian mitra pengemudi mengakali sistem
penyedia jasa layanannya, salah satunya menggunakan
lokasi palsu atau mock location. Definisi lokasi palsu atau
mock location ini memang belum ada yang menjabarkannya
secara pasti. Namun dari beberapa artikel yang dibaca oleh
penulis, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
lokasi palsu atau mock location ini merupakan fitur atau alat
dimana kita dapat mengakali sistem penanda lokasi di gawai
kita.
Penggunaan lokasi palsu ini lebih dikenal dengan
istilah “tuyul” oleh mitra pengemudi dan perusahaan Grab.
Dimana mitra pengemudi akan menempatkan lokasi mereka
di tempat yang ramai pengguna sehingga mereka
mempunyai kemungkinan lebih besar dan lebih banyak
untuk mendapatkan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan
penumpang tentu saja hal itu mengakibatkan ketidakjelasan
lokasi mitra. Dalam Islam bisa dikatakan akad ijārah
tersebut terdapat implikasi gharar, dimana dalam Islam tidak
boleh transaksi ekonomi terdapat gharar di dalamnya.
Dalam kode etik yang dikeluarkan oleh perusahaan,
perbuatan mitra seperti diatas melanggar kode etik nomor 34
yang berbunyi: “sengaja memanipulasi smartphone untuk
mencurangi sistem” dan juga kode etik nomor 44 yang
berbunyi: “mencurangi sistem untuk mendapatkan bonus
atau insentif dengan cara apapun”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian


Penggunaan lokasi palsu oleh mitra pengemudi Grab
setidaknya mencederai akad antara mitra pengemudi dengan
penumpang, dan mitra pengemudi dengan perusahaan.
Dimana adanya gharar dan penipuan yang melekat pada
pekerjaan yang dilaksanakan oleh mitra pengemudi Grab
yang menggunakan lokasi palsu.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi
pertanyaan penelitian ialah sebagai berikut;
1. Bagaimana mekanisme penggunaan lokasi palsu
(mock location) oleh mitra pengemudi Grab di Kota
Bandung dalam melaksanakan pekerjaannya?
2. Bagaimana tanggapan dan respon perusahaan Grab
Indonesia cabang Bandung saat mengetahui mitra
pengemudinya melaksanakan pekerjaannya
menggunakan lokasi palsu (mock location)?
3. Bagaimana tinjauan Hukum Ekonomi Syariah
terhadap mitra pengemudi Grab di Kota Bandung
yang menggunakan lokasi palsu (mock location)?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat
diketahui tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme
penggunaan lokasi palsu (mock location) oleh mitra
pengemudi Grab di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan respon
perusahaan Grab Indonesia cabang Bandung
terhadap penggunaan lokasi palsu (mock location)
yang dilakukan oleh mitra pengemudinya.
3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan Hukum
Ekonomi Syariah terhadap penggunaan lokasi palsu
(mock location) oleh mitra pengemudi Grab di Kota
Bandung.

Metodologi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini guna
memperoleh data yang diinginkan adalah dengan metode
deskriptif analisisis, yaitu suatu metode dalam penelitian
status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki dalam penelitian
ini.

Kerangka Teoritik
Dalam hukum Islam transportasi online
diperbolehkan. Karena, belum ada dalil yang
mengharamkannya, berdasarkan kaidah Fiqh yang berbunyi:
ِ َ‫ص ُل فِى ا ْل ُم َعا َمال‬
‫ت ا ِإل با َ َحةُ ِإ الَّ أ َ ْن يَدُ َّل دَ ِليْل‬ ْ َ ‫لى تَحْ ِر ا أل‬
َ ‫َع‬
‫ى ِْم َها‬
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”2
Jika dilihat dari aspek mitra pengemudi, maka terjadi
dua hubungan disitu, yaitu antara mitra pengemudi dengan
penumpang, dan antara mitra pengemudi dengan
perusahaan. Mitra pengemudi akan dibayar oleh
penggunanya jika mitra telah menyelasaikan pekerjaannya,
lalu bayaran yang diterima oleh mitra pengemudi akan
dipotong sebagian atau bagi hasil oleh perusahaan sebagai
penyedia jasa. Akad yang terjadi antara mitra pengemudi
dengan penggunanya dalam hukum Islam sama halnya
dengan akad ijārah jasa. Sedangkan akad yang terjadi antra

2
Ahmad Wardi Muslieh, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah,
2013), hlm. 4.
mitra pengemudi Grab dengan perusahaan sama halnya
dengan akad musyārakah dalam hukum Islam.
Akad kemitraan dalam jasa transportasi online
(Grab) dalam hukum Islam sama halnya dengan akad
musyārakah. Sebagaimana telah diatur dalam Fatwa DSN
MUI nomor: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang musyārakah.
Dalam firman Allah QS. Shad [38] ayat 24;
‫ض ُه ْم َعلَى بَ ْعض إِ َّال ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا َو َع ِملُوا‬ ُ ‫طا ٓ ِء لَيَ ْب ِِغى بَ ْع‬َ َ‫يرا ِمنَ ْٱل ُخل‬ً ِ‫َوإِ َّن َكث‬
ۗ ‫ت َوقَ ِلي ٌل َّما ُه ْم‬
ِ ‫ص ِل َح‬
َّ ‫ٱل‬
“…Dan sesungguhnya kebanyakaan dari orang-orang yang
bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada
sebagian lain, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh; dan amat sedikitlah mereka ini…”3
Sebagaimana yang disebutkan di awal tadi, dampak
perkembangan ekonomi dan teknologi juga dapat
menimbulkan hal yang negatif, dalam kasus ini yaitu terjadi
kecurangan serta dapat mengarah terhadap penipuan. Dalam
Islam dikenal adanya istilah gharar. Gharar menurut bahasa
artinya keraguan, tipuan atau tindakan yang bertujuan
merugikan pihak lain. Suatu akad mengandung unsur
penipuan, karena tidak ada kepastian baik mengenai ada atau
tidak ada obyek akad, besar kecil jumlah maupun
menyerahkan obyek akad tersebut.
Dalam hadist Riwayat Bazar dan Shohih Al-Khakim:
‫ع ْن بَيْعِ ْالِغ ََر ِر‬ َ ‫سلَّ َم َع ْن بَيْعِ ْال َح‬
َ ‫صاة ُ َو‬ َ ‫صلَى ّللاِ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل ّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
“Rasulullah telah melarang jual beli hashah (melempar
kerikil) dan jual beli barang secara gharar.”4
Maksud mabrur dalam hadis di atas adalah jual beli
yang terhindar dari usaha tipu menipu dan merugikan orang
lain.
Maka ketika mitra pengemudi menggunakan lokasi
palsu dalam pekerjaannya maka telah mencederai akad
antara mitra dengan penumpang, juga antara mitra dengan
perusahaan.

Pembahasan
A. Mekanisme Penggunaan Lokasi Palsu (Mock
Location) oleh Mitra Pengemudi Grab di Kota
Bandung dalam Melaksanakan Pekerjaannya
Pada saat ini, persaingan antar mitra pengemudi Grab
menjadi sangat ketat, karena semakin banyaknya orang yang
mendaftar menjadi mitra pengemudi Grab. Maka untuk
menyiasati persaingan tersebut beberapa driver
menggunakan siasat untuk mempermudah mereka
mendapatkan pekerjaan. Salah satunya penggunaan lokasi
palsu (mock location) atau di dunia transportasi online
dikenal dengan istilah “tuyul”, dimana metode ini digunakan
untuk mengakali sistem yang dibuat oleh perusahaan Grab.

3
Departemen Agama RI, Al - Qur’an dan Terjemahannya,
(Bandung: Diponegoro, 2013), hlm. 454.
4
HR. Muslim, Kitab Al-Buyu’: Buthlan Bai Al-Hashah wal Bai
Alladzi Fihi Gharar, 1513.
Dalam memberikan pekerjaan bagi mitranya, sistem
Grab cenderung memberikan pekerjaan bagi mitra
pengemudi yang lokasinya paling dekat dengan pengguna.
Maka dari itu mitra pengemudi Grab yang menggunakan
lokasi palsu akan memasang titik “tuyul” di lokasi-lokasi
yang ramai orderan agar meningkatkan kemungkinan
mereka mendapatkan orderan.
Menurut mitra pengemudi bernama Asep Iyus, lokasi
palsu (mock location) ini sangat membantu dirinya dalam
menjalankan pekerjaannya. Ia mengatakan bahwa “tuyul”
membuat lokasi GPS nya diam sehingga membuat peluang
untuk mendapatkan orderan lebih besar. Selain itu, mitra
pengemudi yang kerap dipanggil Iyus oleh rekannya itu
menjelaskan bahwa dengan menggunakan “tuyul” dirinya
merasa dimudahkan untuk mendapatkan orderan.5
Sepakat seperti yang dinyatakan oleh Iyus, mitra
pengemudi lainnya yaitu Aris Rismawan menyatakan bahwa
dengan menggunakan “tuyul”, setidaknya ia merasa
pendapatan yang ia dapatkan dari menyelesaikan pekerjaan
lebih besar daripada saat dirinya bekerja tanpa menggunakan
“tuyul”. Dirinya membenarkan bahwa dengan menggunakan
“tuyul”, orderan yang masuk ke aplikasinya lebih banyak.
Menurutnya, “tuyul” sebenarnya memudahkan mitra
pengemudi, karena dirinya hanya tinggal diam di dekat
lokasi yang ramai orderan dan menyimpan “tuyul” di lokasi
ramai tersebut. Tanpa harus berkeliling kesana kemari untuk
mendapatkan orderan.6
Mitra lainnya yaitu Virsha Pradhana menyatakan
bahwa dirinya menggunakan “tuyul” karena mengikuti yang
lainnya. Ia menjelaskan bahwa saat dirinya belum
menggunakan “tuyul” ia merasa rekan yang lain yang sudah
lebih dahulu menggunakan “tuyul” lebih sering
mendapatkan orderan. Ia menuturkan perbedaannya bisa 1:3
dimana dirinya yang tidak menggunakan “tuyul” hanya
mendapat 1 orderan sedangkan rekannya yang menggunakan
telah mendapat 3 orderan.7
Namun ketiga mitra diatas sepakat bahwa
penggunaan “tuyul” untuk menjalankan order fiktif
merupakan kecurangan dan sangat tidak dianjurkan. Order
fiktif sendiri merupakan menyelesaikan orderan tanpa
melakukan pekerjaan. Mitra lainnya yaitu Budi Setiawan
menambahkan disamping keuntungan bahwa ada juga
kerugian yang bisa didapat jika perusahaan Grab mengetahui
dirinya menggunakan “tuyul”, yaitu akunnya bisa
dibekukkan atau suspend. Dengan kata lain ia diputus mitra
oleh perusahaan Grab dan tidak dapat menggunakan akun
nya lagi untuk bekerja. Hal ini berlaku pada mitra yang
menggunakan “tuyul” baik hanya untuk menyimpan titik

5
Asep Iyus, Wawancara, Bandung, 23 Oktober 2018
6
Aris Rismawan, Wawancara, Bandung, 23 Oktober 2018
7
Virsha Pradhana, Wawancara, Bandung, 23 Oktober 2018
maupun yang menggunakannya untuk menjalankan order
fiktif.8
Dari penjelasan yang dipaparkan oleh beberapa mitra
diatas penulis dapat menyimpulkan mekanisme penggunaan
lokasi palsu (mock location) adalah sebagai berikut:
1. Rooting
Rooting atau melakukan root adalah sebuah proses
untuk mengizinkan pengguna ponsel pintar, tablet, dan
piranti lain yang berjalan pada sistem operasi Android untuk
mendapatkan kontrol yang lebih tinggi. (dikenal dengan
akses root) pada berbagai subsistem Android. Proses
melakukan root ini dilakukan untuk mendapatkan hak akses
lebih tinggi yang dibatasi oleh pabrik perangkat lunak pada
beberapa piranti.
2. Aplikasi pendamping root
Ada beberapa aplikasi pendamping root yang
diketahui, salah satunya adalah Xposed Installer. Xposed
Installer sendiri merupakan suatu kerangka kerja untuk
modul yang mampu memodifikasi perilaku dan penampilan
dari sistem operasi Android dan aplikasi. Selain itu, aplikasi
ini bisa menginstal modul untuk menambahkan seperti
custom ROM fitur untuk OS Android yang berjalan pada
perangkat kita. Modul ini mencakup perbaikan visual dan
kinerja.
3. Modul
Salah satu modul yang ada contohnya adalah Zuper
Mock Location. Aplikasi yang berguna menyembunyikan
status root pada perangkat Android yang sudah dilakukan
proses root dan dapat juga membantu menyembunyikan
status lokasi palsu di GPS pada Perangkat Android.
4. Aplikasi Fake GPS
Ada beberapa aplikasi Fake GPS yang tersedia di
Google Playstore yang sering digunakan salah satunya Fake
GPS by Lexa. Secara keseluruhan, penulis memperkirakan
bahwa aplikasi Lexa telah mengumpulkan sekitar 10 juta
pemasangan, 400 ribu di antaranya dalam 30 hari terakhir.
Aplikasi populer adalah lokasi GPS Palsu, yang berperingkat
tinggi di beberapa negara, dan dengan lebih dari 10 juta
pemasangan, adalah salah satu aplikasi paling populer di
Google Playstore.

B. Tanggapan dan Respon Perusahaan Grab Indonesia


cabang Bandung terhadap Penggunaan Lokasi Palsu
(Mock Location) yang Dilakukan oleh Mitra
Pengemudinya
Penggunaan lokasi palsu (mock location) oleh mitra
pengemudi Grab bukannya tidak diketahui oleh perusahaan.
Justru sudah banyak kejadian mitra pengemudi
menggunakan “tuyul” ini yang akunnya dibekukan atau
suspend bahkan dilaporkan dan ditangkap oleh pihak

8
Budi Setiawan, Wawancara, Bandung, 23 Oktober 2018
kepolisian karena dianggap telah melakukan penipuan dan
merugikan perusahaan. Seperti kejadian yang terjadi pada 22
Februari 2018 di Medan, Sumatra Utara, dimana kepolisian
Medan menangkap 7 orang yang menggunakan tuyul untuk
order fiktif. Mereka telah melakukannya selama satu tahun
dan pihak Grab merugi hingga 120 juta rupiah.9
Kerugian lebih besar dialami oleh pihak Grab yang
dilakukan oleh 10 orang mitra pengemudinya di Jakarta.
Dimana tiap orang bisa mendapatkan hingga 20 juta dalam
satu bulan dengan melakukan order fiktif menggunakan
“tuyul”. Mereka telah beroperasi selama tiga bulan dan total
kerugian yang dialami oleh perusahaan Grab sendiri
dirugikan hingga 600 juta rupiah. Polisi menangkap 12 orang
terkait kasus tersebut dimana 10 orang merupakan mitra
pengemudi dan 2 orang lagi yang melakukan root terhadap
ponsel mereka. Mereka ditangkap pada tanggal 31 Januari
2018.10
Kejadian lebih mencengangkan terjadi di Semarang
dimana pada kasus yang terjadi pada bulan Maret ini Grab
merugi hinggal 6 milyar rupiah. Pelakunya berjumlah 8
orang dimana 7 orang merupakan mitra pengemudi
sedangkan 1 lainnya yang melakukan root terhadap ponsel
mereka. Dalam waktu yang singkat yaitu hanya dalam waktu
6 bulan ketujuh mitra tersebut bisa menyebabkan kerugian
yang sangat besar terhadap perusahaan. Yang
mencengangkan dari kasus ini yaitu barang bukti yang
diamankan kepolisian adalah ponsel yang berjumlah 213
yang berarti satu orang mitra menggunakan 30 ponsel dalam
melakukan penipuan ini.11
Satu hal yang sama dari ketiga kasus diatas adalah
penggunaan “tuyul” untuk melakukan order fiktif atau
pekerjaan palsu. Dimana mereka memesan pekerjaann palsu
untuk kemudian dijalankan oleh mereka sendiri
menggunakan “tuyul” yang dipindahkan sehingga terlihat
seperti sedang melakukan pekerjaan. Perusahan Grab
Indonesia sendiri merespon fenomena maraknya mitra
pengemudinya yang menggunakan “tuyul” dengan sanksi
yang bisa dibilang sangat berat, yaitu mulai dari pemutusan
mitra hingga melaporkan kasusnya ke kepolisian agar
ditindak lebih lanjut sesuai hukum yang berlaku.
Sebagaimana dari keterangan Muhammad Ridho
sebagai salah satu Satuan Tugas (satgas) Grab Indonesia
cabang Bandung, ia menyatakan bahwa perusahannnya

9
Array A Agus, Sopir Grab ‘Gendong Tuyul’ Dapat
Keuntungan Segini Tiap Bulan, Melalui http://www.tribunnews.com
diakses pada tanggal 23 Oktober 2018 pada pukul 21:06 WIB.
10
Fajar Anjungroso, Terbukti Pekerjakan Tuyul,Driver Taksi
Online Raup Pendapatan 20 Juta/Bulan, Melalui
http://www.tribunnews.com diakses pada tanggal 23 Oktober 2018 pada
pukul 21:09 WIB.
11
Adityo Dwi, Walah Tuyul Juga Ada di Grab Car, Rugi 6
Miliar, Melalui http://www.indopos.co.id diakses pada tanggal 23
Oktober 2018 pada pukul 21:13 WIB.
melarang penggunaan ‘tuyul’ oleh mitranya dan
memberikan sanksi yang sangat berat hingga bisa berujung
memenjarakan mitranya yang menggunakan “tuyul” untuk
melakukan order fiktif. Dirinya menyebutkan bahwasanya
order fiktif yang dilakukan oleh mitra pengemudi Grab
sangatlah merugikan perusahaan karena merupakan bentuk
penipuan sehingga bisa dibawa hingga ke jalur hukum.12
Hal selanjutnya yaitu perusahaan biasa melakukan
perawatan keamanan sistem Grab dimana untuk
memperbarui dan memperbaiki keamanan sistem Grab agar
meminimalisir penggunaan “tuyul” oleh mitra
pengemudinya. Karena jika keamanan sistem ini bisa
semakin baik maka celah mitra pengemudi untuk
menggunakan “tuyul” akan semakin kecil kemungkinannya.
Meskipun masih belum bisa secara maksimal untuk
menangkal penggunaan “tuyul” oleh mitra pengemudi.
Ketika penulis menanyakan kepada Muhammad
Ridho mengenai pendapatnya tentang penggunaan “tuyul”
oleh mitra pengemudi namun tidak melakukan order fiktif
dan hanya untuk memudahkan pekerjaan mitra maka dirinya
menjawab bahwa untuk hal tersebut masih abu-abu dan tidak
diketahui salah atau benarnya menurut pendapat pribadinya.
Ia berkata bahwa jika mitra pengemudi menggunakan
“tuyul” hanya digunakan untuk menyimpan titik lokasi ia
tidak bisa menjawab bahwa mitra tersebut salah karena
secara nyata mitra tersebut menyelesaikan pekerjaan yang
memang ada dan bukanlah order fiktif. Namun ia juga tidak
membenarkan karena perusahaan jelas melarang
penggunaan “tuyul” oleh mitra dalam melaksankan
pekerjaan.13
Maka ia menganggap bahwa jika mitra pengemudi
yang menggunakan “tuyul” hanya untuk menyimpan titik
lokasi merupakan masalah antara sesama mitra pengemudi,
yaitu mitra yang menggunakan dan yang tidak menggunakan
“tuyul”. Sehingga dirinya menyarankan jika mitra
pengemudi yang menggunakan “tuyul” lebih baik tidak usah
memakai lagi karena itu berkaitan dengan persaingan antar
mitra pengemudi dan sudah masuk ke dalam persaingan
yang tidak sehat. Grab Indonesia sendiri selalu
mengingatkan persaingan yang sehat dan fair sesama
mitranya agar tidak merugikan antara satu dengan yang
lainnya.14

C. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap


Penggunaan Lokasi Palsu (Mock Location) oleh
Mitra Pengemudi Grab di Kota Bandung
1. Tinjauan Al-Qur’an dan Hadits Terhadap
Penggunaan Lokasi Palsu (Mock Location) oleh
Mitra Pengemudi Grab di Kota Bandung

12
Muhammad Ridho, Wawancara, Bandung, 24 Oktober 2018
13
Muhammad Ridho, Wawancara, Bandung, 24 Oktober 2018
14
Muhammad Ridho, Wawancara, Bandung, 24 Oktober 2018
Adapun landasan syariah yang dapat
menggambarkan penggunaan lokasi palsu (mock
location) oleh mitra pengemudi Grab di Kota
Bandung adalah sebagai berikut:
a) Al-Qur’an Surat Al-Baqarah [2] ayat 188
ً‫اط ِل َوتُدْلُوا بِ َها إِلَى ْال ُح َّك ِام ِلت َأ ْ ُكلُوا فَ ِريقا‬ ِ َ‫َو َال ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم بِ ْالب‬
َ‫اإلثْ ِم َوأَ ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬
ِ ْ ‫اس ِب‬ ِ َّ‫ِم ْن أَ ْم َوا ِل الن‬
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan)
harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui.”15
Berdasarkan ayat diatas diketahuai bahwasanya
Allah SWT melarang umatnya untuk mendapatkan
keuntungan dari orang lain dengan cara yang bathil.
Dalam hal ini penggunaan “tuyul” oleh mitra
pengemudi Grab di Kota Bandung merupakan cara
yang kurang tepat karena sebagai perantara berbuat
kecurangan yang bisa membuat penggunanya
mendapat keuntungan dengan cara yang bathil.
b) Hadits Nabi Riwayat Muslim No. 1513:
ِ‫ع ْن بَيْع‬َ ‫صاة ُ َو‬ َ ‫سلَّ َم َع ْن بَيْعِ ْال َح‬َ ‫صلَى ّللاِ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل ّللا‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
‫ْالِغ ََر ِر‬
“Rasulullah telah melarang jual beli hashah
(melempar kerikil) dan jual beli barang secara
gharar.”16
Berdasarkan hadits diatas, Rasulullah melarang
jual beli secara gharar. Penggunaan “tuyul” oleh
mitra pengemudi Grab di Kota Bandung dapat
dikatakan sebagai sarana atau perantara terjadinya
gharar karena jika digunakan oleh order fiktif yang
merupakan suatu tindakan penipuan. penipuan ini
merupakan gharar karena sebagaimana pengertian
gharar menurut istilah fiqih bahwasanya gharar
mencakup kecurangan (gisy), tipuan (khida), dan
ketidakjelasan (jahalah).
Sebagaimana ayat Al-Qur’an dan hadits diatas,
penggunaan “tuyul” oleh mitra pengemudi Grab di
Kota Bandung kurang sesuai dengan apa yang
terdapat dalam syara’ karena menyimpang dari
aturan syariah dan tidak sesuai dengan hukum yang
telah ditetapkan.

2. Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Konsep


Gharar dalam Akad Musyarakah pada

15
QS. Al-Baqarah [2]: 188, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Departemen Agama Republik Indonesia.
16
HR. Muslim, Kitab Al-Buyu’: Buthlan Bai Al-Hashah wal
Bai Alladzi Fihi Gharar, 1513.
Penggunaan Lokasi Palsu (Mock Location) oleh
Mitra Pengemudi Grab di Kota Bandung
Memang tidak disebutkan bahwa kerjasama
kemitraan antara perusahaan Grab Indonesia dengan
pengemudinya menggunakan akad musyarakah
karena memang Grab Indonesia bukanlah perusahaan
berlandaskan Syariah. Namun penulis beranggapan
bahwa kerjasama ini sama halnya dengan
musyarakah dalam Isalam, karena saat mitra
pengemudi mendapatkan bayaran dari penumpang,
maka perusahaan mendapatkan bagi hasil sebesar
20% dari total bayaran yang diterima mitra
pengemudi.
Maka kerjasama yang terjalin antara perusahaan
mitra pengemudinya sesuai dengan rukun dan syarat
yang harus dipenuhi. Adapun rukun musyarakah
adalah sebagai berikut:17
1) Ijab Qabul
2) Para pihak yang berakad
3) Objek akad
Berdasarkan rukun musyarakah dalam praktek
kerjasama antara perusahaan dan mitra pengemudi
Grab Indonesia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Ijab Qabul
Ijab Qabul ditandai dengan adanya
penandatangan formulir perjanjian yang
dilakukan oleh pihak mitra pengemudi saat
mendaftar di kantor Grab Indonesia cabang
Bandung
2) Para pihak yang berakad
Para pihak yang berkad ini yaitu perusahaan
dan mitra pengemudi yang bekerjasama
3) Objek Akad
Dalam musyarakah, objek akad bukanlah
suatu barang namun merupakan suatu
pekerjaan, dimana dalam perjanjian antara
perusahaan Grab Indonesia cabang Bandung
dengan mitranya, perusahaan memberikan
fasilitas yang dapat membuat mitranya
mendapatkan pekerjaan yaitu aplikasi Grab
Driver.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang
telah dilakukan berupa data-data dari hasil wawancara
tentang penggunaan lokasi palsu (mock location) oleh mitra
pengemudi transportasi online (Grab) di Kota Bandung,
sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme penggunaan lokasi palsu (mock
location) oleh mitra pengemudi Grab di Kota

17
Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh a-Islamy wa Adilatuhu..., hlm.
804.
Bandung dilakukan dengan melalui beberapa
tahap yang harus dilaksanakan oleh mitra
pengemudi yang ingin menggunakan metode ini
diantaranya harus melakukan root terhadap
gawai sebagai tahap awal, kemudian memasang
aplikasi pendamping root yang merupakan
kerangka kerja agar bisa terpasang modul baru,
lalu memasang modul agar sistem Grab tidak
bisa mengetahui bahwa gawai kita telah
dimodifikasi, dan yang terakhir memasang
aplikasi fake GPS atau “tuyul” sebagai sarana
untuk memudahkan mitra pengemudi dalam
menjalankan pekerjaan.
2. Tanggapan dan respon perusahaan Grab
Indonesia cabang Bandung terhadap penggunaan
lokasi palsu (mock location) yang dilakukan oleh
mitra pengemudinya terlihat dari adanya posisi
satuan tugas (satgas) dalam perusahaan mereka.
Dimana posisi ini terbentuk saat kejadian
penggunaan aplikasi fake GPS atau “tuyul” oleh
mitra pengemudi mulai marak, dan satgas sendiri
ditugaskan untuk mengawasi mitra pengemudi
dalam bekerja. Selanjutnya perusahaan bahkan
bekerja sama dengan kepolisian untuk
mengungkap pelaku pengguna “tuyul” ini jika
dirasa sudah merugikan perusahaan. Terakhir
perusahaan melakukan perawatan dan
peningkatan keamanan server secara berkala
untuk menangkal penggunaan “tuyul” oleh mitra
pengemudinya.
3. Analisis tinjauan hukum ekonomi syariah
terhadap penggunaan lokasi palsu (mock
location) oleh mitra pengemudi Grab di Kota
Bandung, ditinjau dari Al-Qur’an dan hadits
yang sudah dipaparkan dalam pembahasan
bahwa penggunaan lokasi palsu (mock location)
ini tidak diperbolehkan oleh syara’ karena
merugikan salah satu pihak, pada kasus ini
adalah perusahaan Grab. Pada rukun dan
syaratnya yang ditinjau dari fiqih muamalah,
rukun dan syarat menjadi rusak karena
penggunaan aplikasi fake GPS atau “tuyul” ini,
yaitu ijab dan qabul atau perjanjian kerjasama
antara perusahaan dengan mitra pengemudi.
Karena saat mendaftar menjadi mitra disebutkan
bahwa mitra dilarang melanggar kode etik yang
dikeluarkan perusahaan dan larangan
penggunaan “tuyul” ada dalam kode etik
perusahaan. Selanjutnya dari 6 asas muamalah
yang dijelaskan pada bagian pembahasan,
penggunaan “tuyul” ini telah merusak 3 asas
yang ada di dalamnya yaitu asas tabāddul al-
manāfi’, asas ‘adam al-gharar, dan asas
musyārakah. Dan yang terakhir, penggunaan
“tuyul” ini merupakan sarana untuk menuju jalan
yang bisa berakibat kerusakan sehingga lebih
baik tidak digunakan meskipun hukum awalnya
adalah mubah.

Daftar Pustaka
A Rahman I Doin. 2002. Penjelasan Tentang Hukum-Hukum
Allah (Syari’ah). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Abdul Rahman Ghazaly, dkk. 2010. Fiqh Muamalah.
Jakarta: Prenada Media Grup.
Abdul Wahab Khallaf. 1996. Ilmu Ushul Fiqh, Alih Bahasa
Masdar Helmy. Bandung: Gema Insani Press.
Adiwarman A. Karim. 2006 Bank Islam Analisis Fiqh dan
Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ahmad Wardi Muslieh. 2013. Fiqh Muamalat. Jakarta:
Amzah.
Amir Syarifuddin. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.
Departemen Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan
Terjemahannya. Bandung: Diponegoro.
Ghufron A. Mas’adi.2002. Fiqh Muamalah Konstektual.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hendi Suhendi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Ibnu Qayyim, Jauziyah. 1996. I’lamul Muwaqi’in Juz III.
Beirut: Dar al-Kutb al-Islamiyah.
Ibnu Rusyd. 1990. Terjemah Bidayatul Mujtahid Juz III.
Semarang: asy-Syifa.
Imam al-Zabidi. 1997. Ringkasan Shahih Al-Bukhari.
Bandung: Mizan Media Utama.
Juhaya S. Praja. 1997. Filsafat Hukum Islam. Bandung:
Yayasan Piara, 1997.
M. Ali Hasan. 2003. Berbagai Macam Transaksi dalam
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Malik Kamal bin al-Sayyid Salim. 2007. Shahih Fiqh al-
Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhih Madzhalib al-
A’immah. Jakarta: Pustaka Azzam.Mardani. 2013.
Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Prenada Media.
Moh Nazir.2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Moh. Pabandu Tika.2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Muhammad bin Isma’il, Al-Kahlani. 1960. Subul as-Salam
Juz III. Mesir: Maktabah Mushthafa Al-Babiy Al-
Halabiy.
Parkinson, B.W.. 1996 Global Positioning System: Theory
and Applications. Washington DC: American
Institute of Aeronautics and Astronautics.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani.
2009. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Jakarta:
Prenada Media Group.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam. 2011.
Ekonomi Islam, Cet ke-3. Yogyakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Rachmat Syafei. 2001. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka
Setia.
Ramadhan Hafidz Abdur Rahman. 2005. Nazhariyatu al-
Gharar Fi al-Buyu’. Kairo: Daru al-Salam.
Sayyid Sabiq. 1990. Fiqh as-Sunnah Jilid III. Kairo: Dar al-
Fath al-Ilami al-Arabi.
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah. 2011. Fikih
Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Suharsimi Arikunto. 1986. Prosedur Penelitian
Penanganan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sulaiman Abdullah. 2007 Sumber Hukum Islam
Permasalahan dan Fleksibilitasnya. Jakarta: Sinar
Grafika.
Syamsuddin, Ahmad Ar-Ramli. Nihayah al-Muhtaz Juz V.
Beirut: Dar al-Fikr, 2004.
Wahbah al-Zuhaily. 2005. al-Fiqh a-Islamy wa Adilatuhu
Juz IV. Beirut: Dar al-Fikr al-Muashir.
Wahbah al-Zuhaily. 2011. Fiqih Islam wa Adilatuhu.
Jakarta: Gema Insan.
Widianingsih, dkk. 1987. Pendekatan Sosial Terhadap
Hukum. Jakarta: Bina Aksara.
Adityo Dwi, Walah Tuyul Juga Ada di Grab Car, Rugi 6
Miliar, Melalui http://www.indopos.co.id diakses
pada tanggal 23 Oktober 2018 pada pukul 21:13
WIB.
Array A Agus, Sopir Grab ‘Gendong Tuyul’ Dapat
Keuntungan Segini Tiap Bulan, Melalui
http://www.tribunnews.com diakses pada tanggal 23
Oktober 2018 pada pukul 21:06 WIB.
Dvaoru, Fake GPS, Melaui : http://www.Dvaoru.com.
diakses pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 14.10
WIB.
Fajar Anjungroso, Terbukti Pekerjakan Tuyul,Driver Taksi
Online Raup Pendapatan 20 Juta/Bulan, Melalui
http://www.tribunnews.com diakses pada tanggal 23
Oktober 2018 pada pukul 21:09 WIB.
Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN-MUI Nomor: 08/DSN-
MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyārakah.
https://www.grab.com/id diakses pada tanggal 23 september
2018 pukul 21.36 WIB
Hasil Wawancara Pada Tanggal 23 Oktober 2018 dengan
Asep Iyus Mitra Pengemudi Grab.
Hasil Wawancara Pada Tanggal 23 Oktober 2018 dengan
Aris Rismawan Mitra Pengemudi Grab.
Hasil Wawancara pada tanggal 23 Oktober 2018 dengan
Budi Setiawan Mitra Pengemudi Grab.
Hasil Wawancara pada tanggal 24 Oktober 2018 dengan
Muhammad Ridho Satuan Tugas (Satgas) Grab
Bandung.
Hasil Wawancara pada tanggal 23 Oktober 2018 dengan
Virsha Pradhana mitra Pengemudi Grab.
HTCdev, Unlock Bootloader, Melalui:
http://www.htcdev.com. diakses pada tanggal 13
Oktober 2018 pukul 14. 23 WIB.
Kode Etik Pengemudi Grab Bike
Nezla Anisa, “Sejarah Penemu Global Positioning System”,
Melalui: https://www.malahayati.ac.id/?p=26003.
diakses pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 14.00
WIB

You might also like