Analisis Penerapan Prinsip Prinsip Koperasi Dalam UUD

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI

DALAM UNDANG-UNDANG KOPERASI


(Studi Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang
No.17 Tahun 2012)
Aji Basuki Rohmat
Pegawai Koperasi Simpan Pinjam Global Multiguna
ajibasukirohmad@gmail.com

Abstract
Studied law build cooperative efforts very closely related to the economic system adopted by
a State, because the legal build cooperative efforts is to learn about the ideology, ideology and
economic system adopted by the State. Implementation of the application of the Act cooperative
must pay attention to the development of co-operative principles are applied internationally,
in this case the cooperative principles set out the International Cooperative Alliance and other
business practices. This study uses normative juridical approach, in which the specification
of research using descriptive analysis that researchers seek will describe the application of
the principle of cooperation in an Act. The results obtained show that Law No.25 of 1992 on
Cooperatives have applied the principles of cooperative and is in conformity with Article 33
paragraph (1) and paragraph (4) of the Constitution of 1945. In order to repair and renewal of
cooperative law , Cooperative Act 25 of 1992 in 2012 renewed by Act 17 of 2012. However,
Act 17 of 2012, by most practitioners and cooperative actors considered incompatible with the
cooperative identity, so is referred Judicial Review as to Law 17 of 2012 to the Constitutional
Court. In its decision the Constitutional Court annul the Cooperative Act 17 of 2012, Since the
Act 17 of 2012 is contrary to Article 33 paragraph (1) and (4) of the Act of 1945
Keywords : Application of the principles of cooperatives, Act.

Abstrak
Mempelajari hukum bangun usaha koperasi sangat berkaitan erat dengan sistem
perekonomian yang dianut oleh suatu Negara, karena hukum bangun usaha koperasi adalah
mempelajari tentang faham, ideologi dan sistem perekonomian yang dianut oleh Negara.
Implementasi penerapan Undang-Undang koperasi harus memperhatikan perkembangan
prinsip-prinsip koperasi yang diterapkan secara Internasional, dalam hal ini prinsip-prinsip
koperasi yang ditetapkan Internasional Cooperative Alliance dan praktek-praktek bisnis
lainnya. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dimana spesifikasi
penelitian menggunakan deskriptif analisis yaitu peneliti berusaha akan menggambarkan
penerapan prinsip koperasi dalam suatu Undang-Undang. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian sudah
menerapkan prinsip-prinsip koperasi dan sudah sesuai dengan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (4)
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka perbaikan dan pembaharuan hukum koperasi,
Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 pada tahun 2012 diperbaharui dengan Undang-
Undang No.17 Tahun 2012. Namun Undang-Undang No.17 Tahun 2012, oleh sebagian praktisi
dan pelaku koperasi dianggap tidak sesuai dengan jati diri koperasi, sehingga diajukanlah
Judicial Riview atas Undang-Undang No.17 Tahun 2012 ke Mahkamah Konstitusi. Dalam
keputusannya Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang Koperasi No.17 Tahun
2012, Karena Undang-Undang No.17 Tahun 2012 bertentangan dengan Pasal 33 ayat (1) dan
(4) Undang-Undang Dasar 1945.
Kata kunci: Penerapan, prinsip-prinsip koperasi, Undang-Undang

Jurnal Pembaharuan Hukum


138 Volume II No. 1 Januari - April 2015
A. PENDAHULUAN lainya, dan untuk menghadapi persaingan
Koperasi adalah “soko guru” sebagai global, maka Undang–Undang No.25 Tahun
bagian integral dan tak terpisahkan dari tata 1992 perlu dilakukan perbaikan, dan karena
perekonomian nasional, maka koperasi bukan itu lahirlah Undang-Undang No. 17 Tahun
hanya amanah konstitusi namun sekaligus 2012 yang disahkan pada tanggal 30 Oktober
menjadi harapan dalam membangun ekonomi 2012, sebagai penganti Undang-Undang
rakyat, bahkan bapak Koperasi Indonesia Moh. No.25 Tahun 1992.
Hatta secara ekstrem menyatakan bahwa Sebagai payung hukum
koperasi merupkan satu satunya wadah yang mengikuti kebutuhan hukum dan
aparat produksi. Pasal 33 ayat (2) Undang- perkembangan perkoperasian, Undang-
Undang Dasar 1945 manyatakan bahwa Undang No. 17 Tahun 2012, sebagai mana
bangun usaha di Indonesia selain Koperasi yang disebut dalam penjelasanya, bahwa
adalah Perusahaan Negara (BUMN/D) dan Undang-Undang No.17 Tahun 2012 memuat
Perusahaan Milik Swasta (BUMS), namun pembaharuan hukum, sehingga mampu
semangat menjadikan koperasi sebagai mewujudkan koperasi sebagai organisasi
soko guru perekonomian nasional merupakan ekonomi yang sehat, kuat, mandiri dan
cita cita yang harus diwujudkan. tangguh serta terpercaya sebagai entitas
Seiring dengan perubahan tata bisnis, yang mendasarkan kegiatanya pada
perekonomian global, berakibat pula terhadap nilai dan prinsip koperasi. Akan tetapi kelahiran
paradigma dan tantangan perkoprasian di Undang-Undang No.17 Tahun 2012 ini,
Indonesia. Pemerintah Indonesia menganggap justru menimbulkan perdebatan hukum di
bahwa Undang-Undang No.25 Tahun 1992 antara para pelaku gerakan koperasi, pakar
dipandang sudah tidak sesuai dengan perkoprasian, lembaga swadaya masyarakat
kebutuhan hukum dan perkembangan yang bergerak dibidang perkoperasian dan
perkoperasian. Setelah beberapa kali para pakar hukum. Bahkan ada beberapa
diadakan seminar dan perdebatan yang pegiat koperasi yang mengajukan gugatan
cukup panjang, Undang–Undang No. 25 kepada Mahkamah Konstitusi perihal
Tahun 1992 yang sudah lebih dua puluh lima Undang-Undang No.17 Tahun 2012 tersebut
tahun berlaku diperbarui dengan Undang– diantaranya, Gabungan Koperasi Pegawai
Undang No.17 Tahun 2012. Undang–Undang Republik Indonesia (GKPRI) Propinsi
No.17 Tahun 2012 ini dibuat dengan maksud Jawa Timur, Pusat Koperasi Unit Desa
untuk menyesuaikan keadaan perekonomian (PUSKUD) Jawa Timur, Pusat Koperasi
global yang bergerak cepat dan semakin Wanita (Puskowanjati) Jawa Timur, Pusat
dinamis, agar koperasi dapat melakukan Koperasi An-Nisa Jawa Timur, Pusat Koperasi
penyesuaian dan penetrasi ekonomi di pasar BUEKA Assakinah Jawa Timur.
global, bukan merupakan sesuatu yang sulit Undang-Undang yang mengatur
dan tidak mungkin. tentang koperasi yang pernah berlaku di
Pada sisi yang lain pengelolaan Indonesia lebih dari 9 Undang-Undang, maka
koperasi yang didasarkan pada prinsip untuk membatasi agar tidak luas cakupan
koperasi mempunyai peran yang sangat pembahasnya, penulis hanya menganalisis
setrategis dalam perekonomian Indonesia, dua Undang-Undang yakni Undang-Undang
diakui bahwa sampai dengan saat ini No.25 Tahun 1992 dan Undang-Undang No.
perkembangan koperasi tidak seperti di 17 Tahun 2012. Berdasarkan hal-hal yang
negara lain, seperti negara Jerman, Jepang penulis uraikan tersebut diatas, maka penulis
dan negara lainya. mengemukkan permasalahan sebagai berikut:
Pemerintah bersama dengan Dewan 1. Bagaimana penerapan prinsip koperasi
Perwakilan Rakyat dalam memperkuat dan dalam Undang-Undang No.25 Tahun
memperkokoh sektor usaha koperasi dalam 1992 dan Undang-Undang No.17 Tahun
rangka mengsejajarkan dengan sektor usaha 2012?

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 1 Januari - April 2015 139
2. Mengapa Mahkamah Konsitusi Pertama, keanggotaan koperasi secara
membatalkan Undang-Undang Koperasi terbuka tanpa adanya pembatasan yang
No.17 Tahun 2012? dibuat-buat; Kedua, kepemimpinan
yang demokratis atas dasar satu orang
B. METODE PENELITIAN satu suara; Ketiga, modal menerima
Penelitian ini menggunakan metode bunga yang terbatas, itupun bila ada;
pendekatan Yuridis Normatif, yakni peneliti Keempat, sisa hasil usaha dibagi tiga;
menggunakan bahan kepustakaan, yang sebagian untuk cadangan, sebagian
mencakup tentang idiologi perekonomian untuk masyarakat dan sebagian untuk
yang dianut suatu negara sebagaimana dibagikan kembali kepada anggota
tertuang dalam hukum dasarnya (UUD), sesuai jasa masing-masing; dan prinsip
pengertian koperasi, prinsip-prinsip koperasi ini ditambah dengan dua prinsip yang lain
dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 yaitu; Pertama, semua koperasi harus
dan Undang-Undang No. 17 Tahun 2012, melaksanakan pendidikan secara terus
serta putusan Mahkamah Konstitusi yang menerus; dan Kedua, gerakan koperasi
berkaitan dengan masalah penelitian ini. harus melaksanakan kerja sama yang
Spesifikasi penelitian ini menggunakan erat, baik di tingkat regional, nasional
penelitian deskriptif analitis, adalah penelitian maupun internasional.
yang berusaha mengambarkan penerapan Bapak koperasi Indonesia
prinsip-prinsip koperasi dalam Undang- mengatakan bahwa koperasi adalah
Undang No.25 Tahun 1992 dan Undang- usaha bersama untuk memperbaiki nasib
Undang No.17 Tahun 2012, serta alasan penghidupan ekonomi berdasarkan tolong
Mahkamah konstitusi membatalkan Undang- menolong dan sebagai suatu organisasi
Undang Koperasi No.17 Tahun 2012. yang setidak-tidaknya melaksanakan
empat asas atau prinsip yaitu; Pertama
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN tidak boleh dijual dan dikedaikan barang-
1. Penerapan Prinsip-Prinsip Koperasi barang palsu; kedua harga barang harus
Dalam Undang-Undang No.25 Tahun sesuai harga barang setempat; ketiga
1992 dan Undang-Undang No.17 Tahun ukuran harus benar dan terjamin; keempat
2012. jual beli dengan tunai.
Secara etimologi, koperasi berasal Berdasarkan prinsip-prinsip
dari bahasa Inggris, yaitu cooperatives, koperasi yang disebutkan diatas maka
merupakan gabungan dua kata co dan dapat penulis simpulkan dan sekaligus
operation yang artinya co bersama dan penulis analisis bahwa prinsip-prinsip
operatives bekerja. koperasi setidak tidaknya terdiri atas;
Definisi koperasi menurut 1. Keanggotaannya bersifat sukarela
International Cooperative Alliance (ICA) dan terbuka;
dalam konggres ke 100 di Manchester prinsip ini mengandung arti bahwa
tahun 1995 telah mengesahkan ICA seseorang untuk menjadi atau
Cooperative Identity Statement (ICIS) tidak menjadi anggota koperasi
dan mendefinisikan koperasi sebagai ; tidak boleh dipaksakan, jadi atas
“ An autonomous association of person kesadaran sendiri. Globalisasi
united voluntarily to meet their common adalah keterbukaan dan kebebasan,
economic, social ang cultur needs and prinsip koperasi ini sangat sesuai.
aspirations through a jointly-owned and Adanya sifat keterbukaan ini membuat
democratically controlled enterprise’’. koperasi tidak mengenal batas-batas
Prinsip Koperasi menurut dan diskriminasi apapun.
International Cooperatives Alliance 2. Prinsip pengelolaan dilakukan secara
pada konggres tahun 1966 adalah; demokratis.

Jurnal Pembaharuan Hukum


140 Volume II No. 1 Januari - April 2015
Pengelolaan disini tidak terbatas biaya. Karena itu balas jasa terhadap
pada manajemen saja namun meliputi modal yang diberikan kepada anggota
pengawasannya. Setiap anggota atau sebaliknya juga terbatas yang
mempunyai hak dan kewajiban tidak semata-mata didasarkan kepada
yang sama didalam koperasi, hak besarnya modal yang diberikan
mengusulkan, mengoreksi, dan kepada koperasi. Yang dimaksud
bertanya tentang pengelolaan terbatas adalah pemberian balas
koperasi serta sekaligus untuk jasa atas modal yang ditanamkan
dipilih dan memilih menjadi pengurus disesuaikan dengan kemampuan
ataupun pengawas. Dalam masa yang dimiliki koperasi. Jasa yang
globalisasi seperti pada saat ini terbatas artinya bahwa suku bunga
membuat koperasi jarang dilirik oleh atas modal dalam koperasi tidak
para pemilik modal, sebab berapapun melebihi suku bunga yang berlaku
seseorang memilik dana, namun tetap di pasar. Sehingga jika dikaitkan
saja memiliki satu suara, sehingga dengan masa globalisasi, fungsi
koperasi bebas investasi dari pihak modal pada koperasi berbeda dengan
yang mempunyai modal besar. lembaga keuangan lainnya, sebab
3. Prinsip pembagian sisa hasil usaha koperasi tidak hannya sekedar
dilakukan secara adil sebanding mencari keuntungan semata (profit
dengan besarnya jasa usaha masing- motive), akan tetapi dipergunakan
masing anggota untuk pemanfaatan anggota (benefit
Anggota adalah pengguna jasa profit). Prinsip ini adalah prinsip yang
koperasi. Didalam koperasi paling unik, sebab badan usaha lain
keuntungan dalam bentuk uang tidak memiliki prinsip ini.
namanya sisa hasil usaha. Sisa 5. Prinsip kemandirian koperasi.
hasil usaha adalah selisih antara Koperasi harus mampu berdiri sendiri
pendapatan yang diperoleh dengan dalam hal mengambil keputusan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usaha dan organisasi. Kemandirian
pengelolaan usaha. Setiap anggota artinya juga kebebasan yang
yang memberikan partisipasi aktif bertanggung jawab, otonom, swadaya
dalam usaha akan mendapatkan dan keberanian mempertanggung
bagian keuntungan dari pada jawabkan segala tindakan sendiri
anggota yang tidak aktif. Koperasi dalam mengelola usaha dan
bukan badan usaha yang berwatak organisasi. Mandiri artinya dapat berdiri
kapitalis sehingga sisa hasil usaha sendiri tanpa tergantung pada pihak
yang dibagikan kepada anggota tidak lainnya. Prinsip ini adalah pendorong
berdasarkan modal yang dimiliki bagi koperasi untuk meningkatkan
anggota, tetapi berdasarkan kontribusi keyakinan akan kekuatan sendiri
jasa usaha yang diberikan anggota untuk mencapai tujuan. Pada masa
kepada koperasi. globalisasi seperti pada saat ini prinsip
4. Prinsip pemberian balas jasa terbatas kemandirian sangat diperlukan dalam
modal yang dimiliki anggota. pengembangan organisasidan usaha.
Anggota adalah pemilik koperasi Dengan prinsip ini koperasi dapat
dan sekaligus sebagai pemanfaat bersaing pada masa apapun, karena
jasa. Modal yang disetorkan kepada tidak tergantung dengan pihak lain.
koperasi pada dasarnya untuk 6. Prinsip pendidikan perkoperasian.
melayani anggota dan dari pelayanan Keberhasilan koperasi berkaitan
itu koperasi diharapkan mendapatkan erat dengan kualitas yang baik
nilai lebih dari pendapatan dikurangi dan berwawasan luas dari semua

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 1 Januari - April 2015 141
lini, apakah pada level anggota, roh yang disebut dengan prinsip-prinsip
pengurus, pengawas dan tentunya koperasi. Dalam menganalisis penerapan
pengelola beserta karyawanya. Untuk prinsip koperasi pada Undang-Undang
mewujudkan kondisi yang demikian No. 25 Tahun 1992 dan Undang-Undang
maka pendidikan perkoperasian No. 17 Tahun 2012 menurut penulis
sangat diperlukan. Dengan sarana harus disandarkan pada;
pendidikan ini, anggota khususnya dan 1. Pada hukum dasar negara Indonesia
organ koperasi lainya dipersiapkan yaitu Undang-Undang Dasar 1945
dan dibentuk menjadi anggota khususnya pada alenia keempat
loyalis, yang memahami, mengerti Pembukaan UUD 1945 “...Kemudian
dan menghayati nilai-nilai dan dari pada itu untuk membentuk suatu
prinsip-prinsip serta praktek-praktek Pemerintahan Negara Indonesia
berkoperasi. Dengan pendidikan ini yang melindungi segenap banagsa
koperasi akan mampu bersaing di Indonesia dan seluruh tumpah darah
masa globalisasi, karena anggota Indonesia dan untuk memajukan
memahami, mengerti dan menghayati kesejahteraan umum”.
senangnya menjadi anggota koperasi 2. Pada Pasal 33 ayat (1) UUD 1945:
karena mempunyai keunggulan yang “perekonomian disusun sebagai
tidak dimilki lembaga dan badan usaha bersama berdasar atas asas
usaha lain. kekeluargaan”.
7. Kerjasama antar koperasi. 3. Pada Pasal 33 ayat (4) UUD
Bidang usaha koperasi bermacam- 1945: “Perekonomian nasional
macam, ada yang usahanya diselenggarakan berdasar atas
sama ada pula bidang usahanya demokrasi ekonomi dengan prinsip
yang beraneka. Masing-masing kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
usaha tersebut disadari bahwa berkelanjutan, berwawasan
kemampuan antara satu koperasi lingkungan, kemandirian, serta
dengan kemampuan koperasi lainya dengan menjaga keseimbangan
tentunya tidak sama. Kerjasama kemajuan dan kesatuan ekonomi
antar koperasi baik pada tingkat nasional”; dan
kabupaten, propinsi, nasional dan 4. Pada pengertian koperasi dan prinsip-
bahkan internasional dimaksudkan prinsip koperasi yang ditetapkan oleh
untuk saling memanfaatkan kelebihan Internatiaonal Cooperative alliance
dan melemahkan kekurangan pada (ICA); badan atau organisasi dunia
masing-masing koperasi. Sehingga yang lain, dan dari para ahli atau
hasil yang akan dicapai akan lebih tokoh perkoperasian.
mudah dan dicapai secara optimal. Undang-Undang No. 25 Tahun
Apalagi pada masa globalisasi pada 1992, Pasal 1 menyebutkan koperasi
saat ini efektitas dan efisiensi sangat adalah badan usaha yang beranggotakan
dibutuhkan. orang-seorang atau badan hukum koperasi
Dengan kerjasama antar koperasi dengan melandaskan kegiatannya
diharapkan akan saling menunjang berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
dan mendayagunakan kelebihan antar sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
Koperasi, artinya tercipta sinergitas. berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Penerapan nilai dan prinsip-prinsip Sedangkan Undang-Undang No. 17 Tahun
koperasi merupakan hal yang sangat 2012 Pasal 1 menyebutkan bahwa
fundamental dalam suatu Undang-Undang yang dimaksud koperasi badan hukum
Koperasi. Roh atau pembeda koperasi yang didirikan oleh orang perseorangan
dengan badan usaha lainya terletak pada atau badan hukum koperasi, dengan

Jurnal Pembaharuan Hukum


142 Volume II No. 1 Januari - April 2015
pemisahan kekayaan para anggotanya dan sekaligus pengguna jasa karena
sebagai modal untuk menjalankan usaha, koperasi ada karena ada manusia sebagai
yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan anggota, sedangkan badan hukum adalah
bersama dibidang ekonomi, sosial dan subyek hukum yang adanya karena
budaya sesuai nilai dan prinsip koperasi. dianggap sebagai subyek hukum atau
Dari pengertian koperasi badan hukum adalah subyek hukum
sebagaimana dalam Undang-Undang buatan atau subyek hukum rekaan . Jadi
No. 25 Tahun 1992 bahwa kata “orang- koperasi menurut Undang-Undang No.
seorang” bersifat “individualitas” yang 17 Tahun 2012 adalah subyek hukum
artinya adalah sadar dan memahami buatan yang didirikan oleh subyek hukum
bahwa harga dirinya untuk berusaha alamiah.
secara bersama. Berbeda dengan Tentang prinsip-prinsip koperasi
rumusan pada Undang-Undang No. pada Undang-Undang No.25 Tahun 1992
17 Tahun 2012 dimana kata “Orang yang meliputi;
perseorangan” bersifat “individualisme” 1. Keanggotaan bersifat sukarela
yang artinya mendahulukan kepentingan dan terbuka;
sendiri dan mengingkari untuk bekerja 2. Pengelolaan dilakukan secara
sama (cooperative). Dengan demikian demokratis;
dapat dianalisis bahwa pengertian 3. Pembagian sisa hasil usaha
koperasi pada Undang-Undang No. dilakukan secara adil sebanding
25 Tahun 1992 sesuai dengan alenia dengan besarnya jasa usaha
keempat pembukaan UUD 1945, Pasal masing-masing anggota;
33 ayat (1) dan 33 ayat (4) serta sesuai 4. Kemandirian;serta ditambah prinsip
pengertian koperasi yang ditetapkan ICA. pendidikan perkoperasian; dan kerja
Sedang pengertian koperasi menurut sama antar koperasi;
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Sedangkan prinsip-prinsip
bertentangan dan tidak sesuai dengan koperasi menurut Undang-Undang No.
pembukaan pada alenia keempat Undang- 17 tahun 2012 meliputi;
Undang Dasar 1945 dan bertentangan 1. keanggotaan bersifat sukarela dan
dengan prinsip-prinsip koperasi terbuka;
Namun mengenai status koperasi 2. Pengawasan oleh anggota
sebagai badan hukum penulis sependapat diselenggarakan secara demokratis;
dengan pembuat Undang-Undang No.17 3. Anggota berpartisipasi yang aktif
Tahun 2012. Hal ini sebagaimana termuat dalam kegiatan ekonomni koperasi;
dalam penjelasan Undang-Undang 4. Koperasi merupakan badan
No. 17 Tahun 2012, bahwa sejarah usaha swadaya yang otonom dan
perjalanan koperasi di Indonesia sudah indipenden
cukup panjang, dan karenanya usaha 5. Menyelenggarakan pendidikan
perbaikan dari aspek kualitas utamanya dan pelatihan bagi Anggota,
dalam menghadapi perubahan tata Pengawas, Pengurus dan Karyawan
perekonomian nasional dan global, serta memberi informasi kepada
maka status koperasi sebagai badan masyarakat tentang jatidiri, kegiatan
hukum, merupakan sesuatu yang perlu dan kemanfaatan koperasi;
diatur dalam Undang-Undang Koperasi. 6. Melayani anggota secara prima
Pengertian koperasi sebagai badan hukum dan memperkuat gerakan koperasi,
memang mengalami perubahan pada dengan bekerja sama melalui
konsep dasar koperasi. Keberlangsungan jaringan kegiatan baik tingkat lokal,
suatu koperasi sejatinya terletak pada nasional, regional dan internasional;
anggota, karena anggota adalah pemilik dan

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 1 Januari - April 2015 143
7. Bekerjasama untuk pembangunan amandemen, dimana secara garis besar
yang berkelanjutan bagi lingkungan disebutkan bahwa Mahkamah Konstitusi
serta masyarakatnya dengan mempunyai empat kewenangan. Adapun
melalui kebijakan yang disepakati kewenangan tersebut adalah, pertama
oleh anggota. menguji Undang-Undang terhadap
Pencantuman prinsip-prinsip UUD 1945, kedua memutus sengketa
koperasi baik di dalam Undang- kewenangan antar lembaga negara,
Undang No. 25 Tahun 1992 dan ketiga memutus pembubaran partai
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012, politik dan keempat memutus perselisihan
sebagian besar sudah sesuai dengan hasil pemilu.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Fungsi dan peran Mahkamah
khususnya alenia ke empat, Pasal 33 Konstitusi yang khusus berkaitan dengan
ayat (1), Pasal 33 ayat (4) dan prinsip- pengujian Undang-Undang terhadap UUD
prinsip koperasi yang di tetapkan oleh 1945, lebih lanjut diatur dalam Pasal
International Cooperative Alliance (ICA), 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59
bahkan didalam Undang-Undang No. dan Pasal 60 Undang-Undang No.24
17 Tahun 2012 selain mencantumkan Tahun 2003. Pasal 50 Undang-Undang
prinsip-prinsip koperasi sesuai ICA juga No. 24 Tahun 2003 menentukan bahwa
ditambah dengan prinsip yang lain, yaitu Undang-Undang yang dapat dimohonkan
bekerja sama untuk pembangunan untuk diuji adalah Undang-Undang yang
berkelanjutan bagi lingkungan dan diundangkan setelah perubahan UUD
masyarakat melalui kebijakan yang Negara Republik Indonesia 1945. Lebih
disepakati anggota. Disamping itu di lanjut Pasal 51 ayat (1) menentukan
dalam Undang-Undang No. 17 Tahun bahwa pemohon yang mengajukan uji
2012, mencantumkan nilai kegiatan materi Undang-Undang adalah pihak
koperasi, antara lain, kekeluargaan, yang menganggap bahwa hak dan atau
menolong diri sendiri, bertanggung jawab, kewenangan konstitusionalnya dirugikan
demokrasi, persamaan, berkeadilan, dan oleh berlakunya suatu Undang-Undang,
kemandirian, serta mencantumkan nilai dan pihak tersebut adalah, pertama
yang diyakini anggota koperasi, yaitu, warga negara Indonesia, kedua kesatuan
kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, masyarakat hukum adat sepanjang masih
dan kepedulian terhadap orang lain. hidup dan sesuai dengan perkembangan
2. Alasan Mahkamah Konstitusi masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Membatalkan Undang-Undang Nomor Republik Indonesia, ketiga badan hukum
17 Tahun 2012. pulik atau privat, dan keempat lembaga
Undang-Undang adalah produk negara. Pemohon dalam menyampaikan
politik yang merupakan kristalisasi permohonan uji materi sebagai mana
kepentingan politik para pembuatnya. diatur dalam Pasal 50 dan Pasal 51
Sebagai produk politik isinya mungkin ayat (1) Undang-Undang No.24 Tahun
saja mengandung kepentingan ataupun isi 2003, wajib menguraikan secara jelas
dari Undang-Undang tidak sesuai dengan tentang hak dan atau kewenangan
konstitusi sehingga bertentangan dengan konstitusionalnya yang dirugikan dan
konstitusi yang ada. Untuk menguji suatu wajib menguraikan bahwa pembentukan
produk Undang-Undang terhadap UUD suatu Undang-Undang tidak memenuhi
atau konstitusi, disediakan mekanisme ketentuan berdasarkan UUD negara RI
yaitu yang disebut Judicial Review. 1945 serta materi baik tentang ayat,
Fungsi dan peran Mahkamah pasal dan atau bagian Undang-Undang
Konstitusi di Indonesia telah dilembagakan dianggap bertentangan dengan UUD
dalam Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 hasil negara RI 1945.

Jurnal Pembaharuan Hukum


144 Volume II No. 1 Januari - April 2015
Undang-Undang Koperasi Nomor. huruf d ayat (2) dan huruf h ayat (4) dan
25 Tahun 1992 yang sudah berlaku Pasal 33 ayat (1) UUD negara RI 1945,
lebih dari 20 tahun, pada saat ini oleh Pasal 80 bertentangan dengan Pasal 28
sebagian kalangan dianggap tidak sesuai d ayat (2) UUD negara RI 1945, Pasal
dengan perkembangan dan kebutuhan 82, Pasal 83 dan Pasal 84 bertentangan
hukum, dan karena itu perlu di lakukan dengan Pasal 33 ayat (1) dan ayat (4)
pembaharuan Undang-Undang Koperasi. UUD negara RI 1945
Namun dengan di undangkannnya
Undang-Undang Koperasi No.17 tahun D. Penutup
2012 sebagai pengganti Undang-Undang 1. Kesimpulan
No.25 Tahun 1992, oleh sebagain gerakan 1. Dalam implementasi atau dalam
dan pegiat koperasi Undang-Undang penerapan Undang-Undang harus
Koperasi terbaru dianggap merugikan memperhatikan perkembangan
keberadaan koperasi dan bertentangan prinsip-prinsip koperasi yang
dengan UUD negara RI 1945, oleh karena diterapkan secara Internasional, dalam
itu mereka (sebagian para pegiat dan hal ini prinsip-prinsip koperasi yang
gerakan koperasi) mengajukan judicial ditetapkan International Cooperative
Review. Alliance dan praktek-praktek bisnis
Terhadap gugatan Yudicial Review, lainya. Penerapan prinsip-prinsip
Mahkamah Konstitusi mengeluarkan koperasi dalam suatu Undang-Undang
keputusan Nomor 28/PUU-XI/2013, Koperasi merupakan hal yang sangat
dimana isi keputusannya adalah bahwa penting dan fundamental, sebab ruh
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 yang membedakan koperasi dengan
bertentangan dengan UUD Negara RI badan usaha lainya terletak pada
1945, dengan demikian Undang-Undang prinsip-prinsip koperasi, sehingga
No.17 Tahun 2012 menurut Pasal 57 apabila pembuatan atau penggantian
ayat (1) dan ayat (2) tidak mempunyai suatu Undang-Undang Koperasi
kekuatan hukum dan tidak mempunyai mengabaikan bahkan meninggalkan
kekuatan hukum yang mengikat. prinsip-prinsip koperasi, maka
Alasan atau pertimbangan Undang-Undang yang dibuat atau
hukum tentang pembatalan Undang- diperbaharui itu sudah meninggalkan
Undang No.17 tahun 2012, bahwa ruh dan jatidiri koperasi. Penerapan
Undang-Undang No.17 Tahun 2012 prinsip-prinsip koperasi pada Undang-
bertentangan dengan UUD negara RI Undang Koperasi No.25 Tahun 1992
1945. Pasal-Pasal yang bertentangan sebagian besar sudah diterapkan,
adalah; Pasal 1 ayat (1), Pasal 37 ayat namun pada Undang-Undang
(1) huruf fn bertentangan dengan Pasal Koperasi No.17 Tahun 2012 dalam
33 ayat (1) UUD negara RI 1945, Pasal rangka melakukan pembaharuan
50 ayat (1) huruf a huruf e bertentangan hukum koperasi, beberapa Pasal
dengan Pasal 28C dan Pasal 33 ayat (1) mengabaikan prinsip-prinsip koperasi.
UUD negara RI 1945, Pasal 55 ayat (1) 2. Salah satu peran Mahkamah Konstitusi
bertentangan dengan Pasal 33 ayat (1) adalah melakukan yudisial review
dan ayat (4) UUD negara RI 1945, Pasal suatu Undang-Undang terhadap
56 ayat (1) bertentangan dengan Pasal Undang-Undang Dasar 1945,
28C dan Pasal 33 ayat (1) UUD negara sebagaimana diatur dalam Bab
RI 1945 , Pasal 57 ayat (2) bertentangan IX tentang Kekuasaan Kehakiman
dengan Pasal 33 ayat (1) UUD negara khususnya Pasal 24C, bahwa
RI 1945, Pasal 66, Pasal 67, Pasal 78 Mahkamah Konstitusi berwenang
ayat (2) bertentangan dengan Pasal 28 mengadili pada tingkat pertama dan

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 1 Januari - April 2015 145
terakhir yang putusannya bersifat tengah masa globalisasi dan
final untuk menguji Undang-Undang liberalisasi, dan karena itu usaha
terhadap Undang-Undang Dasar. pembaharuan Undang-Undang
Pengaturan Bab IX khususnya pada Koperasi harus tetap dilakukan
Pasal 24C Undang Undang Dasar namun harus memperhatikan
1945 lebih lanjut diatur didalam dan menerapkan prinsip-prinsip
Undang-Undang No. 24 Tahun 2003, koperasi agar ruh dan jatidiri
yaitu Undang-Undang yang mengatur koperasi tidak terabaikan.
tentang Mahkamah Konstitusi. Usaha Disamping itu pembaharuan
pembaharuan hukum koperasi telah peraturan perundang-
dilakukan oleh Pemerintah bersama undangan mengenai Koperasi
Dewan Perwakilan Rakyar dengan harus memperhatikan aspek
melakukan penggantian Undang- perkembangan dan perubahan
Undang No.25 Tahun 1992 diganti hukum ekonomi atau hukum
dengan Undang-Undang No.17 Tahun bisnis, agar tujuan yang dicita-
2012 yang bertujuan meningkatkan citakan yakni meningkatkan aspek
aspek kualitas koperasi agar kualitas koperasi dapat dicapai
eksistensi koperasi mampu bersaing tanpa harus meninggalkan prinsip-
di dalam era persaingan global. prinsip koperasi sebagai ruh dan
Namun kehadiran Undang-Undang jatidiri koperasi.
No.17 Tahun 2012 oleh sebagian 2. Mengingat peran Mahkamah
pegiat koperasi melakukan yudisial Konstitusi yang begitu penting,
review kepada Mahkamah Konstitusi. yaitu sebagai penjaga tegakknya
Berdasarkan kewenangan Mahkamah konstitusi negara (UUD 1945),
Konstitusi Undang-Undang No.17 maka kegiatan dan usaha
Tahun 2012 dinyatakan bertentangan mengadakan pemahaman hukum
dengan Undang-Undang Dasar 1945, bagi semua komponen bangsa,
khususnya bertentangan dengan melalui sosialisasi, seminar dan
pembukaan, Pasal 33 ayat (1) dan work shop perlu terus dilakukan,
ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945. agar pemahaman tentang Undang-
2. Saran Undang Dasar 1945 sebagai
1. Usaha perbaikan Undang-Undang hukum dasar dapat diketahui
Koperasi harus dilakukan, agar oleh semua komponen bangsa,
koperasi keberadaannya terus ada lebih-lebih bagi para pembentuk
dan mampu sustainabel ditengah- Undang-Undang.

Daftar Pustaka

• Buku-Buku:
A.A.G,Peters dan Koesriani, Siswosoebroto, 1990, Hukum dan Perkembangan Sosial,
Buku II: Jakarta, Sinar Harapan.
Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar, Nadia Maulisa Benemay, 2005, Hukum Koperasi
Indonesi, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Antonius Cahyadi, E Fernando M, Manulang, 2007, Pengantar Ke Filsafat Hukum:
Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Abdul R.Saliman, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Jakarta, Kencana Prenada
Media Grup.

Jurnal Pembaharuan Hukum


146 Volume II No. 1 Januari - April 2015
Ace Partadirdja, Ekonomi Etik, 2000, Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Sosial, Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Abdulrahman, 1990, Aneka Masalah Hukum Dalam Pembangunan di Indonesia, Alumni,
Bandung.
A. Mukthie Fadjar, 2013, Teori-Teori Hukum Kontemporer, Setara Press, Malang.
Bambang Sunggono, 1998, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada.
Endang Purwaningsih, 2010, Hukum Bisnis, Bogor, Ghalia Indonesia.
Faisal Sanafiah, 1990, Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar dan Aplikasi, Penerbit YA3,
Malang
Gunawan Sumodiningrat M, 2001, Membangun Perekonomian rakyat, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Herman Bakir, 2009, Filsafat Hukum, Bandung, Refika Aditama.
Mubyarto, 2003, Amandemen Konstitusi dan Pergulatan Pakar Ekonomi, Aditya Media,
Yogyakarta.
-------------, 2003, Ekonomi Pancasila, PT.Media Pustaka Indonesia, LP3ES, Jakarta.
-------------, 2003, Ekonomi dan Sistem Ekonomi menurut Pancasila dan UUD 1945,
Rasda Karya, Bandung
Munir Fuady, 2012, Pengantar Hukum Bisnis, “Menata Bisnis Modern di Era Global”,
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Philip, Nonet dan Philip, Selznick, 2003, Hukum Responsive (Pilihan dimasa Transisi),
Ford Foundation HUMA, Jakarta.
Sudikno Mertokusumo, 1986, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta.
Soetandyo Wignyosoebroto, 2002, “Hukum, Metode dan Dinamika Masalahnya, ELSAM-
HUMA, Jakarta.
Zaeni Asyhadie, 2012, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

• Perundang-undangan:
Undang-Undang Dasar 1945, beserta Amandemen.
Undang-Undang No.25 tahun 1992, Pokok-Pokok Perkoperasian Indonesia.
Undang-Undang No.17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian.
Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1994, Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta
Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1994, Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
Oleh Koperasi.
Peraturan menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,
No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi simpan
Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
Peraturan menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,No.14/
Per/M.KUKM/XII/2009, Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usha Kecil dan Menengah No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008, Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

Jurnal Pembaharuan Hukum


Volume II No. 1 Januari - April 2015 147

You might also like