Professional Documents
Culture Documents
Tugas Akhir Modul 9 (Modul Tematik Terpadu) - Revised
Tugas Akhir Modul 9 (Modul Tematik Terpadu) - Revised
(Hidayati Azkiya) 64
Hidayati Azkiya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Bung Hatta
id.azkiya@gmail.com
Abstract
Teachers have the role as mentors, models, innovators, administrators
and evaluators, especially, in learning Indonesian. Moreover, if the
environment is less favorable learning, the teacher's role is very
meaningful for the students because it determines the success of a
teaching strongly influenced by the environment, parents and schools.
Teachers are as a mirror for the students, especially for children, who
usually tend to imitate. The purpose of this paper is to describe the role
of teachers in improving children's language acquisition and language
development. The method of this research used descriptive qualitative
and literature studies. The results showed that teachers play and
responsible in the development of the language. It has acquired in the
crew (first language). Children learn to communicate with others
through a variety of ways. The knowledge of the nature of children's
language development, the development of oral and written language
that happens to them and individual differences in language acquisition
is very important for the implementation of children's language
learning, especially when they learn to read and write the beginning. As
result, the development of language or communication in children is
one of the aspects of the stages of child development that should not
escape the attention of educators in general and parents in particular.
That is why prospective primary school teachers need to master the
various concepts related to children's development and language
acquisition.
pun bersifat universal. (3) Meraban. Sekitar umur dua belas sampai
Secara bertahap, bunyi konsonan delapan belas bulan anak mulai
akan muncul pada waktu anak mengucapkan tuturan satu kata.
mendekur, dan ketika usia anak Jumlah kata yang diperoleh anak
mendekati enam bulan, ia memasuki bervariasi. Lazimnya, rata-rata anak
fase meraban. Secara impresif anak memperoleh sekitar lima belas kata.
menghasilkan vokal dan konsonan Kata-kata yang biasanya dituturkan
secara serentak. Awalnya, ia misalnya papa, mama, bobo, meong,
mengucapkan sebagai suku kata, dan sebagainya. (6) Tuturan dua kata.
tetapi akhirnya vokal dan konsonan Ciri yang paling menonjol dalam
itu menyatu. Pada fase meraban, fase ini ialah kenaikan kosakata anak
anak menikmati eksperimennya yang muncul secara drastis. Ketika
dengan mulut dan lidahnya, sehingga usianya menginjak dua setengah
fase ini merupakan fase pelatihan tahun, kosakatanya mencapai hampir
bagi alat ucap. Bunyi yang biasanya ratusan kata. Pada awal tahap dua
dikeluarkan berupa mama, papapa, kata ini tuturan anak cenderung
dan dadada. (4) Pola Intonasi. Anak- disebut telegrafis. Ia berbicara seperti
anak mulai menirukan pola-pola orang mengirim telegram, yakni
intonasi sejak usia delapan atau hanya kata-kata penting saja yang
sembilan bulan. Hasil tuturan anak disampaikan. Tuturan yang awalnya
mirip dengan tuturan ibunya. Anak Ani susu berubah menjadi Ani mau
tampaknya menirukan tuturan orang minum susu. (7) Infleksi kata. Kata-
tuanya tetapi hasilnya tidak dipahami kata yang awalnya dianggap remeh
oleh orang sekelilingnya. Ibu-ibu oleh anak akhirnya dimunculkan juga.
sering mengidentifikasikan bahwa Dalam bahasa Indonesia, kata yang
anaknya menggunakan intonasi tanya biasanya muncul ialah afiks,
dengan nada tinggi pada akhir misalnya anak sebelumnya hanya
kalimatnya, sehingga orang tua mengatakan Kakak mukul adik
sering melatih anaknya berbicara menjadi Kakak memukul adik atau
dengan bertanya "Kamu mau apa?" Adik dipukul kakak. Dalam tahap ini
dan sebagainya. (5) Tuturan satu kata. pun anak mulai memperoleh kata
Peran Guru ... (Hidayati Azkiya) 78
majemuk, seperti orang tua, namun dalam kalimat majemuk setara atau
pemerolehan tersebut tidaklah kalimat majemuk bertingkat yang
signifikan karena kemampuan setiap biasanya mereka tuturkan seperti Ali
anak bervariasi. (8) Kalimat tanya dan kakaknya pergi ke sekolah
dan ingkar. Dalam bahasa Indonesia, meskipun hujan. Tahap inilah yang
anak mulai memperoleh kalimat dianggap tahap rumit dalam fase
tanya seperti apa, siapa, dan kapan perkembangan bahasa anak.
pada kalimat seperti Apa ini?, Siapa (10) Tuturan matang. Perbedaan
orang itu?, dan Kapan ayah pulang?, tuturan anak-anak dengan orang
sedangkan kalimat ingkar biasanya dewasa secara perlahan akan
berupa kalimat-kalimat seperti Kakak berkurang ketika usia anak semakin
tidak nakal, Saya tidak mau makan, bertambah. Ketika usianya mencapai
Kue ini tidak enak, dan Ini bukan sebelas tahun, anak mampu
punya adik. (9) Konstruksi yang menghasilkan kalimat perintah yang
jarang atau kompleks. Pada usia lima sama dengan kalimat perintah orang
tahun, anak secara mengesankan dewasa, misalnya Tolong ambilkan
memperoleh bahasa yang terus buku itu!. Ketika meningkat usia
berlanjut meskipun agak lamban. pubertas, perkembangan bahasa anak
Tuturan anak usia lima tahun dikatakan sudah lengkap. Tentu saja
berbeda dengan tuturan atau tata ia akan terus mengembangkan
bahasa orang dewasa, tetapi mereka perbendaharaan kosakatanya, dan
tidak menyadari kekurangan mereka kaidah tata bahasanya pun akan
itu. Mereka selalu menganggap berubah.
bahwa tuturannya sama dengan Pada tahap perkembangan
orang dewasa dan akan selalu bahasa anak yang telah dijelaskan
menyamakannya. Dalam tes seblumnya, maka peran guru sangat
pemahaman, anak-anak siap untuk berpengaruh pada tahap konstruksi
mengerjakan dan menafsirkan yang jarang atau kompleks pada usia
struktur yang diberikan kepadanya, lima tahun karena anak secara
tetapi sering mereka menafsirkannya mengesankan memperoleh bahasa
secara keliru. Hal tersebut tampak yang terus berlanjut meskipun agak
Peran Guru ... (Hidayati Azkiya) 79