Studi Pada Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

PERENCANAAN SKENARIO KESIAPSIAGAAN

TERHADAP BENCANA ALAM DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN MALANG


(Studi pada Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang)

Pinkan Martha Hella, Bambang Santoso Haryono, Siswidiyanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: pinkanmarthahella@gmail.com

Abstract: Scenario Planning of Natural Disasters Coastal Preparedness in Malang (Studies in


Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang). Desa Tambakrejo in the
Kecamatan Sumbermanjing of Kabupaten Malang is one of the villages that are vulnerable to
natural disasters because of its location directly adjacent to the seashore of the Indonesian Ocean.
Desa Tambakrejo which is a village in the coastal area of Kabuaten Malang had experienced
natural disasters such as tsunami, earthquake and tidal waves. Therefore Malang as policy-
makers should have a plan in preparedness of natural disasters in coastal areas. using scenario
planning data analysis with TAIDA method is the way to make preparedness of Natural Disasters
Coastal Preparedness in Malang. In the first stage of tracking to see the main problems that have
occurred when a disaster occurs, the second phase of analysis is a risk analysis of the best and
worst risks to the effects of social, political, environmental, technological and economic, the third
stage which imaging is an analysis of the Vision Malang, stage Deciding which is the fourth
mission analysis for make policy in action, action which is the last stage action or as a program to
be implemented by the government of Natural Disasters Coastal Preparedness in Malang.

Keywords: scenario planning, preparedness, disaster management

Abstrak: Perencanaan Skenario Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Alam di Wilayah Pesisir


Kabupaten Malang (Studi pada Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten
Malang). Desa Tambakrejo di Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang merupakan salah
satu desa yang rentan terhadap bencana alam karena lokasi dipesisir yang berbatasan langsung
dengan dengan Samudra Indonesia, Desa Tambakrejo pernah mengalami bencana alam berupa
Tsunami, Gempa dan Gelombang Pasang. Oleh karena itu Kabupaten Malang sebagai pembuat
kebijakan harus memiliki perencanaan dalam kesiapsiagaan terhadap bencana alam di wilayah
pesisir. Perencanaan skenario dengan menggunakan metode TAIDA merupakan cara untuk
mencapai kesiapsiagaan terhadap bencana alam di wilayah pesisir kabupaten Malang. Pada tahap
awal tracking melihat masalah utama yang pernah terjadi saat terjadi bencana, tahap kedua
analysis merupakan analisis resiko terbaik dan resiko terburuk terhadap pengaruh aspek sosial,
politik, lingkungan, teknologi dan ekonomi, tahap ketiga yaitu imaging yang merupakan analisis
terhadap Visi Kabupaten Malang, tahap keempat yaitu deciding yaitu analisis misi untuk mentukan
kebijakan dalam melakukan tindakan, tahap terakhir action yang merupakan tindakan atau sebagai
program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Malang dalam kesiapsiagaan
terhadap bencana alam.

Kata kunci : perencanaan skenario, kesiapsiagaan, manajemen bencana

Pendahuluan
Bencana Alam merupakan sebuah kejadian lingkungan serta dapat menimbulkan kerugian
yang sudah terjadi sejak dari sejarah umat dan korban jiwa.
manusia. Bencana menurut Peraturan Daerah Indonesia adalah salah satu negara yang
Kabupaten Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang sering ditimpa bencana baik bencana pada skala
Penanggulangan Bencana adalah sebuah yang kecil maupun bencana skala besar.
peristiwa yang menjadi ancaman bagi manusia Indonesia juga merupakan negara kepulauan
dan mengganggu kehidupan masyarakat yang yang berada di atas lempeng benua yang aktif,
dapat terjadi akibat faktor alam ataupun serta memiliki deretan Gunung Api yang sangat
teknologi ataupun manusia dan dapat merusak aktif.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1924


Segi geografis, pengaruh iklim, badai proses manajemen, politik dan hukum dalam
tropis, dan arus laut akan berpengaruh terhadap mengelola pemerintahan yang berfungsi sebagai
kerentanan bencana. Pantai - pantai yang media pelayanan masyarakat.
memanjang sepanjang samudra menjadikan Ilmu Administrasi merupakan ilmu yang
wilayah Indonesia rawan terhadap bahaya mempelajari tentang bagaimana sebuah negara
gelombang pasang dan tsunami. Sedangkan dari dapat mengatasi permasalahan negara dengan
segi geologis, posisi Indonesia tepat pada menggunakan ilmu administrasi publik.
pertemuan lempeng Australia, lempeng Asia, Administrasi juga mementingkan aspek-aspek
lempeng Pasifik yang masing-masing konkrit dari metode-metode dan prosedur-
mempunyai arah gerakan sendiri yang berbeda prosedur manajemen.
dan saling bergeser. Kondisi tersebut 2. Manajemen
mengakibatkan penumpukan energi yang tidak Manajemen merupakan salah satu unsur
dapat ditahan lagi yang akan menimbulkan yang terdapat dalam proses administrasi.
gempa bumi. Menurut G.R. Terry (dikutip dalam Amirullah
Menurut Ramli (2010, h.19) gempa dan Hanafi, 2001, h.26) menyatakan:
merupakan gejala alam berupa sentakan alamiah “management is a distrinc consisting of
yang terjadi di bumi yang sumbernya berada planning, organizing, actuating, and
dalam Bumi dan merambat ke permukaan Bumi. controlling performed to determine and
Selain gempa bumi, bencana lain yang rentan accomplish state objectives by the use human
dialami oleh Indonesia sebagai negara kepualaun being and other resouorches”
yang dikelilingi oleh laut adalah bencana Atau manajemen adalah sebuah distrik yang
Tsunami. Menurut Edward (2007, h.4) tsunami dilakukan untuk menentukan dan mencapai
adalah gelombang air yang disebabkan oleh tujuan negara dengan menggunakan manusia dan
gangguan yang berhubungan dengan kegiatan sumberdaya lainnya. Ada tiga hal yang
seismik, meletusnya Gunung Api, tanah longsor merupakan prinsip pokok dalam manajemen,
bawah laut, tubrukan meteorit dengan samudra, yakni planning, actuating, dan controlling.
atau dalam beberapa kasus meteorologi. Selain 3. Perencanaan
itu ada juga bencana lain yaitu Gelombang Planning/ perencanaan adalah hal utama
Pasang Menurut Ramli (2010, h.105) terjadinya yang harus dilakukan dalam manajemen.
gelombang pasang adalah adanya angin atau Menurut Amirullah dan Hanafi (2001, h.60)
perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena dalam manajemen, perencanaan adalah proses
ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun menetapkan tujuan mengkaji cara-cara terbaik
matahari. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Kabupaten Malang adalah salah satu contoh sebelumnya.
wilayah yang mempunyai pesisir atau wilayah Melaksanakan perencanaan juga memiliki
yang berbatasan langsung dengan laut. Menurut prinsip yang harus digunakan. Menurut
RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2011-2015 Hardjanto (2008, h.56) terdapat prinsip-prinsip di
Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing dalam suatu perencanaan yaitu; 1). Apa yang
Kabuapten Malang merupakan daerah yang dilakukan merupakan jabaran dari visi dan misi;
rawan tsunami, gempa, dan gelombang pasang 2). Bagaimana mencapai hal tersebut; 3). Siapa
sehingga perlu adanya kesiaspsiagaan bencana yang akan melakukan; 4). Dimana lokasi
yang perlu di lakukan untuk mengantisipasi aktivitas, dan 5). Kapan akan dilakukan, berapa
terjadinya bencana maupun meminimalisir resiko lama, dan sumberdaya yang dibutuhkan.
yang ditimbulkan akibat bencana tersebut. 4. Perencanaan Skenario
Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang Sebuah perencanaan skenario meupakan
penanggulangan bencana memiliki pengertian salah satu alternatif untuk menjalankan sebuah
kesiapsiagaan adalah serngkaian kegiatan yang perencanaan. Perencanaan skenario juga
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui merupakan sebuah gambaran tentang masa
pengorganisasian, serta melalui langkah yang depan.
tepat guna dan berdaya guna. Oleh karena itu Menurut Schwartz (dikutip dalam Lindgren
perlu adanya model perencanaan yang dapat 2003, h.21) perencanaan skenario adalah sebuah
digunakan adalah model perencanaan skenario. alat atau langkah untuk menyampaikan sebuah
persepsi tentang gambaran berbagai
Tinjauan Pustaka kemungkinan (keadaan) yang dapat terjadi di
1. Administtrasi Publik masa yang akan datang. Metode yang digunakan
Menurut David H. Rosenbloom (dikutip dalam perenanaan skenario ini adalah metode
dalam Harbani Pasolong 2007, h.8) administrasi TAIDA.
publik merupakan ilmu yang memanfaatkan teori

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1925


5. Metode TAIDA dalam Perencanaan Metode Penelitian
Skenario Penelitian ini menggunakan metode
Menurut Lindgren and Baldhood (2003, kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut
h.47) TAIDA adalah Method for Scenario Bogdan dan Taylor (dikutip dalam Arikunto
Planning, metode ini merupakan langkah- 2006, h.28) mengungkapkan “metode kualitatif
langkah untuk menyusun suatu perencanaan merupakan prosedur dalam penelitian yang
skenario. TAIDA merupakan singkatan dari menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
Tracking, Analyzing, Imaging, Deciding, and tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
Acting. yang diamati”.
a. Tracking (Pelacakan) Fokus penelitian ini yaitu; 1). Faktor
Tracking merupakan tahap awal dari Penghambat dan pendukung kesiapsiagaan desa
TAIDA, dalam tracking dilakukan Tambakrejo Kabupaten Malang terhadap
pelusuran terhadap kejadian yang bencana alam di wilayah pesisir Kabupaten
pernah terjadi. Malang; 2) Perencanaan Skenario untuk
b. Analyzing (Menganalisis) kesiapsiagaan desa Tambakrejo terhadap
Tahap Analyzing dilakukan untuk bencana alam di wilayah pesisir Kabupaten
menganalisis perencanaan terburuk dan Malang.
terbaik terhadap dampak yang Pemilihan lokasi penelitian yaitu di BPBD
ditimbukan (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
c. Imaging (Penggambaran) Kabupaten Malang dan Desa Tambakrejo
Kemudian setelah melakukan tahapan Kecamatan Sumbermanjing Kabupaten Malang.
tracking dan analyzing, tahap
selanjutnya adalah Imaging. Dalam Pembahasan
tahap ini menciptakan visi. 1. Pendukung dan Penghambat Desa
d. Deciding (Memutuskan Kebijakan) Tambakrejo dalam Kesiapsiagaan
Memutuskan adalah fase dimana segala terhadap Bencana Alam di Wilayah Pesisir
diputuskan secara bersama-sama. Hal Pendukung memiliki dua faktor yaitu
ini menjabarkan misi untuk membuat kelebihan dan peluang. Sedangkan penghambat
kebijakan. juga memiliki dua faktor yaitu kelemahan dan
e. Acting (Bertindak/ Tindakan) ancaman.
Tahapan ini merupakan implementasi a. Kekuatan
strategi yang telah diintegrasikan oleh 1) Memiliki Alat siaga bencana yang
perencanaan sebelumnya. canggih yaitu EWS
6. Manajemen Bencana Desa Tambakrejo merupakan desa
Bencana merupakan bahaya yang yang upayakan menjadi desa Siaga
terabaikan. Undang-undang 24 tahun 2007 karena memiliki seorang relawan BRC
mendefinisikan bencana adalah sebuah peristiwa dan juga memiliki alat peringatan dini
yang menjadi ancaman bagi manusia dan yang tidak dimiliki semua desa di
mengganggu kehidupan masyarakat yang dapat wilayah pesisir untuk siaga bencana.
terjadi akibat faktor alam ataupun teknologi 2) Memiliki 1000 karung pasir untuk
ataupun manusia dan dapat merusak lingkungan mencegah abrasi akibat gelombang
serta dapat menimbulkan kerugian dan korban pasang.
jiwa. 1000 karung pasir yang diberikan
Hal terbaik yang harus dilakukan adalah donator lembaga pendidikan digunakan
bagaimana mencegah kemungkinan buruk yang untuk pelindung bibir pantai sebagai
akan terjadi dan bagaimana meminimalisir pencegah abrasi akibat.
kerugian yang akan terjadi. Menurut UU No 24 3) Adanya pulau sempu sebagai
Tahun 2007 Kesiapsiagaan adalah serangkaian perlindungan desa Tambakrejo
kegiatan yang dilakukan untuk mengatisipasi terhadap gelombang tinggi laut.
bencana melalui pengorganisasian serta melalui Pulau sempu yang merupakan pulau
lengkah yang tepat guna. konservasi juga memiliki peran
7. Pesisir mencegah gelombang tinggi yang
Menurut Soegiarto dalam Dahuri (2008, terjadi.meskipun tidak sepenuhnya akan
h.8) mengatakan wilayah pesisir adalah wilayah bisa menghindari gelombang tinggi.
yang merupakan batas pertemuan antara daratan 4) Hubungan pemerintahan yang baik
dan laut. dan kondusif dalam desa.
Dalam hal ini sifat saling membantu dan
gotong royong sangat berperan aktif

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1926


untuk mengantisipasi bencana yang 4) Masih kurang tenaga profesianal
memungkinkan terjadi. dalam bidang kesehatan dan
b. Peluang kemanusiaan.
1) Kerjasama yang baik antara Dalam membangun desa Siaga
stakeholder bencana dibutuhkan beberapa hal
Kerjasama ini dapat menjadikan yang menjadi pendukung. Tetapi
peluang untuk meningkatkan apa jika tenaga profesional dalam
yang belum ada pada Desa kemanusiaan dan kesehatan masih
Tambakrejo dalam kesiapsiagaan kurang hal ini akan menghambat
terhadap bencana Alam. desa Tambakrejo dalam menjadi
2) Dapat membuat tempat khusus desa siaga bencana.
evakuasi bencana 5) Lemahnya perencanaan pemerintah
Membangun tempat khusus untuk tentang kesiapsiagaan terhadap
perlindungan warga agar memiliki bencana Alam.
jalur khusus evakuasi yang memang Ada beberapa Kendala yang
sudah terencana dengan adanya dihadapi masyarakat yang menjadi
peluang tersebut. kelemahan pada desa Tambakrejo
3) Menjadi daya tarik dalam peneitian yaitu beberapa program pemerintah
terhadap bencana alam oleh lembaga daerah tentang kesiapsiagaan
pendidikan. bencana yang belum maksimal.
Menjadi tempat penelitian dalam d. Ancaman
kebencanaan dan meningkatkan 1) Bencana alam yang susah diprediksi
pengetahuan tentang wawasan dapat meningkatkan resiko
kebencanaan yang berguna untuk MultiHazard (Kombinasi Bahaya).
masyarakat lainnya. Multihazard merupakan kombinasi
c. Kelemahan bencana yang bisa terjadi seperti
1) Tanggul abrasi banyak yang rusak pada saat bersamaan terjadi gempa,
terkikis ombak. angin kencang, gelombang
Gelombang laut yang terjadi dan pasang,dan banjir secara bersamaan.
menjadi salah satu bencana yang 2) Rusaknya perlindungan bibir pantai
terjadi setiap tahun menjadi hal yang akibat banyaknya pendatang baru
tidak diharapkan oleh masyarakat yang belum memahami fungsi
Desa Tambakrejo. Gelombang pelindung pantai.
pasang air laut menyebabkan abrasi Pelindung tersebut bukan pelindung
di bibir pantai. Hal ini menjadi permanen untuk mencegah
kelemahan dan perlunya diatasi oleh masuknya gelombang pasang ke
pemerintah daerah. rumah warga.
2) Kurang memadainya SDM 3) Desa Tambakrejo gagal menjadi
masyarakat. desa Siaga.
Masyarakat desa yang memiliki Dengan berbagai kelemahan
jangkauan jauh dari pusat kota dan kesiapsiagaan yang dimiliki desa
pusat pendidikan menjadikan Tambakrejo maka besar
masyarakt lebih banyak tidak kemungkinan desa tersebut gagal
meneruskan jenjang sekolah ke menjadi desa siaga bencana padahal
tahap yang lebih tinggi. desa tersebut sangat rawan terhadap
3) Jalan yang masih banyak yang rusak berbagai ancaman bencana.
dan belum maksimal pemberian 2. Perencanaan Skenario Kesiapsiagaan
lampu dijalan. terhadap Bencana Alam di Wilayah Pesisir
Jalan sebagai media aktivits warga Desa Tambakrejo Kabupaten Malang
yang pertamabanyak yang rusak dan a. Tracking: Tahapan ini menemukan dua
belum diaspal. Hal ini menjadi masalah utama yaitu Infrastruktur dan
kendala dalam melaksanakan Sumberdaya Manusia.
perencanaan kesiapsiagaan karena b. Analyzis: Tahapan analisis memiliki
hal ini menjadi hal yang terpenting empat dampak yaitu
ketika menjalani evakuasi saat 1) Perencanaan Skenario I (Rethink),
bencana terjadi. Infrastruktur yang Baik dan SDM
yang Memadai

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1927


Skenario I terdapat perencaan yang 4) Perencanaan IV (Reformasi)
terbaik dimana merupakan gabungan Infrastruktur Tidak Mendukung
antara Infrasruktur yang memadai dan SDM yang Belum Memadai
dan juga Sumberdaya Manusia yang Perencanaan Skenario IV ini
memadai. Skenario I ini berdampak merupakan perencanaan yang
baik bagi pemerintah dan juga terburuk terhadap dampaknya, baik
Masyarakat dimana masyarakat akan terhadap masyarakat itu sendiri
mudah untuk berpartisipasi karena ataupun terhadap pemerintah. Dalam
kesadaran mesyarakat itu sendiri. menghadapi skenario ini diperlukan
kesiapsiagaan masyarakat kerjasama seluruh Stakeholder.
diperlukan peran yang penting oleh Memandang sebelah mata terhadap
pemerintah dimana pemerintah perencanaan skenario IV ini bisa
sebagai penyedia program untuk membuat resiko lebih besar terhadap
masyarakat, masayrakat itu sendiri kesiapsiagaaan msyarakat. Dampak
dimana dibutuhkan kesadaran dan yang terjadi terhadap Ekonomi,
kemampuan dalam kesiagaan Politik, Sosial, Teknologi, dan
terhadap bencana dan juga pihak Lingkungan menjadi isu paling
swasta dimana bantuan dari berbagai susah untuk di tangani.
pihak swasta dibutuhka untuk c. Imaging (Gambaran)
menjalin kerjasama seperti “Mandiri, Agamis, Demokratis,
akademisi dan juga organisasi sosial. Produktif, Siaga, Maju, Aman, Tertib
2) Perencanaan Skenario II dan Berdaya Saing”. Tahap ini
(Rekontruksi) Infrastruktur menambahkan kata “SIAGA” dalam
Tidak Mendukung dan SDM yang sebuah visi. Makna siaga tersebut
Memadai dimaknai dengan Kesadaran dan
Pada Perencanaan Skenario II Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Infrastruktur Tidak Mendukung dan meningkatkan kewaspadaan dan bahaya
SDM yang Memadai masih terhadap ancaman Bencana di
merupakan Perencanaan yang baik Kabupaten Malang.
karena masih bisa mengendalikan d. Deciding (Kebijakan)
masyarakat dan mengarahkan Meningkatkan kesadaran Masyarakat
masyarakat. Dalam skenario II ini terhadap pelunya menjaga lingkungan
memiliki dampak negatif juga tetapi dan bersosial dengan baik serta
tidak terlalu besar terhadap menjadikan masyarakat lebih bersiaga
kesiapsiagaan di masyarakat, hal ini terhadap bencana yang terjadi
karena infrastruktur yang belum mencakup bencana alam, sosial maupun
memadai sehingga menjadi kendala teknologi serta menanamkan kesadaran
masyarakat dalam menghadapi dan kewaspadaan terhadap bencana
Bencana Alam. sedini mungkin. Kebijakan tersebut
3) Perencanaan Skenario III menambahkan pada misi Kabupaten
(Rehabilitasi) Infrastruktur Malang sehingga dapat menjadi misi
Mendukung dan SDM Belum kebijakan yang dapat memperngaruhi
Memadai. implementasi dari program yang akan
Dalam Perencanaan Skenario III dijalankan.
seperti hal nya jungkat-jungkit yang e. Acting (Tindakan)
berat sebelah dan tidak imbang  Menjalin mitra untuk menyadarkan
karena kesiapsiagaan yang ditujukan masyarakat tentang kepedulian
untuk masyarakat tidak dapat secara terhadap lingkungan.
langsung bisa diterima oleh  Penanaman mangrove serta tanaman
masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini lainnya sepanjang garis pantai.
sangat diperlukan pendidikan yang  Pendidikan terhadap masyarakat
maksimal dan penyadaran yang baik terutama yang tinggal di daerah
kepada masyarakat terhadap pantai tentang bahaya bencana alam
masyarakat. Jika dalam mengatasi pesisir
perencanaan ini tidak bisa maksimal  Pembanguan tembok penahan
maka hal ini bisa menjadu buruk Tsunami dan Gelombang pasang
meskipun masih memiliki aspek pada garis pantai yang beresiko.
infrastruktur yang baik.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1928


 Pembangunan rumah yang tahan terjadi. Salah satunya cara untuk menghadapi
terhadap bahaya gempa atau tsunami yaitu dengan membuat perencanaan
(Building code/ aturan bangunan). kesiapsiagaan terhadap bencana alam.
 Pembentukan kelompok aksi Perencanaan skenario merupakan
penyelamatan bencana dengan perencanaan yang baik dalam menyusun sebuah
pelatihan pertolongan pertama. kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana
alam. Pada tahap akhir perencanaan skenario
Kesimpulan yaitu tahap acting atau tindakan merupakan
Kabupaten Malang yang merupakan daerah tahap yang dapat mengurangi dampak buruk
rawan bencana alam membutuhkan sebuah yang diakibatkan masalah utama yaitu
persiapan untuk menghadapi bencana yang akan infrastruktur dan SDM.

Daftar Pustaka
Amirullah dan Hanafi, Rindyah. (2001) Pengantar Manajemen. Malang, Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penellitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,PT. Rineka
Cipta.
Dahuri, Rokhim, Rais Jacub, Ginting Putra Sapta, Sitepu. (2008) Pengelolahan Sumber Daya Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta, PT.Pradnya Paramita.
Edward, Bryan. (2007) Tsunami. Bandung, PT Intan Sejati.
Hardjanto, Imam. (2008) Berbagai Dimensi Administrasi Pembangunan. Malang, Universitas
Brawijaya.
Ligdgren, Mats; Bandhold, Hans. (2003) Scenario Planning : The Link Between Future and Strategy.
Hampshire, Palgrave Machmillan.
Pasolong, Harbani. (2007) Teori Administrasi Publik. ALFABETA
Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 04 Tahun 2011. Tentang Penanggulangan Bencana. Malang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Ramli, Soehatman. (2010) Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Manajemen). Jakarta,
Dian Rakyat.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2011-
2015. Malang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta, Badan Nasional
Penanggulagan Bencana.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 11, Hal.1924-1929 | 1929

You might also like