Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman
dilapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan
korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam
pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian
telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa
penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih.
Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih (Harjadi,1979).
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non
benih atau serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya
kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih
adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih
murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah
untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih yang mewakili lot benih (Heddy, 2000).
Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara hasil
ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 5%.
Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya dengan
berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa kurang.
Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing komponen
dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau dua angka di
belakang koma (Kartasapoetra, 1992).
Menurut Pujiasmanto (2000), benih murni adalah benih yang sesuai dengan
pernyataan pengirim atau secara dominan ditemukan di dalam contoh benih
termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis tanaman tersebut. Analisa
kemurnian benih merupakan kegiatan menelaah kepositifan fisik benih dari tiga
komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih yang
selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen tersebut. Tujuan analisis
kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan
kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Namun pada benih tanaman
perkebunan jarang ditemukan kotoran dalam lot benih karena umumnya benih
besar.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menentukan komponen benih berdasarkan persentase
komponen dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot.
Dan mampu mengidentifikasi benih tanaman lain serta kotoran pada contoh benih.
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Kemurnian Benih dilaksanakan di Kampus BKD ruang A2 pada
hari Rabu, 13 Maret 2019 pukul 15.30-16.10 WIB.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain cawan petri
untuk tempat benih, dan timbangan analitik untuk menimbang benih. Bahan yang
disiapkan antara lain kertas merang, benih jagung (Zea mays) sebagai benih
murni, benih kacang hijau (Vigna radiate) dan benih padi (Oryza sativa) sebagai
benih tanaman lain, dan kerikil sebagai kotoran benih.
2.3 Metode Pelaksanaan
Mempersiapkan alat dan bahan

Meletakkan kumpulan benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dalam
cawan petri dan ditimbang

Pisahkan benih murni dari benih tanaman lain dan kotoran benih

Benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih ditimbang dengan timbangan
analitik

Catat hasil timbangan dari benih muni, benih tanaman lain dan kotoran benih

Menghitung hasil analisis dan faktor lingkungan

Dokumentasi
2.4 Pengamatan dan Pengumpulan Data
Langkah pertama siapkan alat yaitu cawan petri untuk tempat benih, dan
timbangan analitik untuk menimbang benih, sedangkan bahan yang digunakan
yaitu kertas merang, benih jagung (Zea mays), benih kacang hijau (Vigna radiate),
benih padi (Oryza sativa) dan kerikil. Langkah kedua yaitu masukkan benih
murni, benih tanaman lain dan kotoran benih ke dalam cawan petri lalu timbang,
catat hasilnya. Langkah ketiga pisahkan antara benih murni, tanaman lain dan
kotoran benih tersebut lalu timbang dengan timbangan analitik dan jangan lupa
catat hasil tersebut. Langkah terakhir yaitu hitung hasil analisis dan faktor
lingkungan dengan rumus perhitungan persentase menghitung benih murni % BM
BM BTL
= (BM+BTL+KB) x 100% ; menghitung benih tanaman lain % BTL = (BM+BTL+KB) x
KB
100% ; dan menghitung kotoran benih % KB = x 100% lalu
(BM+BTL+KB)

dokumentasikan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Kemurnian Benih
Berat
No. Analisis Presentase Keterangan
(gram)
1 BM 50,09 31,21 % Benih jagung
Benih kacang hijau dan
2 BTL 50,74 32 %
padi
Batu dan pecahan
3 KB 59,60 37,15 %
jagung
Analisis 100 % BM + BTL + KB
Faktor Kehilangan 8,8%
Keterangan = BM : Benih Murni, BTL : Benih Tanaman Lain, KB : Kotoran
Benih
3.2 Pembahasan
Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman
dilapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan
korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam
pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian
telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa
penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih.
Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih (Harjadi, 1979).
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non
benih atau serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya
kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih
adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih
murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah
untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih yang mewakili lot benih (Heddy, 2000).
Analisa kemurnian benih merupakan kegiatan menelaah kepositifan fisik
benih dari tiga komponen yaitu benih murni, benih tanaman lain dan kotoran
benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Namun pada benih
tanaman perkebunan jarang ditemukan kotoran dalam lot benih karena umumnya
benih besar.
Kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih
yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah
sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih
yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk
ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).
Benih tanaman lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman
pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak memenuhi
persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun benih
gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-bagian tanaman
seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984).
Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih yaitu benih dan bagian benih,
benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa
lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang benih, dan kulit benih.
Faktor kehilangan yang diperbolehkan = 5%, jika terdapat kehilangan berat
> 5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan
contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan = 5% maka analisis kemurnian tersebut
diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut. Berdasarkan
hasil praktikum didapatkan bahwa factor kehilangannya -123,9 %. Penentuan
kemurnian dilakukan untuk mengetahui komposisi contoh benih yang diuji,yang
mencerminkan komposisi kelompok benih yang diwakilinya. Contoh kerja
dipisah- pisahkan ke dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan
kotoran fisik lainnya. Kemurnian ditentukan berdasarkan persentase berat masing-
masing komponen terhadap berat awal contoh kerja. Pemurnian benih bertujuan
untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi
dan bahan-bahan pengotor dan memilih benih murni dari beni-benih yang kecil,
berwarna tidak normal, dan benih-benih yang tidak sehat lainnya (Sutakaria,
1975).
Rumus untuk menghitung persentase benih murni (% BM) = Berat BM /
Berat awal x 100%. Dari rumus tersebut diperoleh kadar kemurnian benih yaitu 31
%. Kemudian rumus untuk menghitung persentase benih tanaman lain yaitu: Berat
BM / Berat awal x 100 %. Dari rumus tersebut didapatkan benih tanaman lain dari
keseluruhan benih yang diuji sebesar 32 %. Yang terakhir, untuk menghitung
persentase kotoran benih (% KB), maka digunakan rumus: berat KB / berat awal x
100 %. Sehingga didapatkan kadar kotoran benih dalam keseluruhan benih yang
diuji, yaitu sebesar 37 %.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN), persyaratan mutu di
laboratorium meliputi benih murni dengan batas minimum 98,0%, kotoran benih
dengan batas maksimum 2,0%, biji benih tanaman lain 0,0%. Karena kadar benih
murni 31 % < 98 %, benih tanaman lain 32 % > 0,0 %, kotoran benih 37 % = 37
%, maka benih yang diuji tidak memenuhi standar.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non
benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya kemurnian
benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah
pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih
tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga
komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan
komposisi benih murni, benih tanaman lain dan kotoran dari contoh benih yang
mewakili lot benih.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN), persyaratan mutu di
laboratorium meliputi benih murni dengan batas minimum 98,0%, kotoran benih
dengan batas maksimum 2,0%, biji benih tanaman lain 0,0%. Karena kadar benih
murni 31 % < 98 %, benih tanaman lain 32 % > 0,0 %, kotoran benih 37 % = 37
%, faktor kehilangan yang diperbolehkan = 5%, jika terdapat kehilangan berat >
5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan
contoh kerja baru. Jika faktor kehilangan = 5% maka analisis kemurnian tersebut
diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut. Berdasarkan
hasil praktikum didapatkan bahwa faktor kehilangannya -123,9 %, maka benih
yang diuji tidak memenuhi standar.
4.2 Saran
Sebaiknya cawan petri yang disediakan memenuhi standar untuk setiap
kelompok, agar proses penimbangan dapat berjalan lancer dan lebih akurat. Selain
itu praktikan juga harus lebih berhati-hati karena alat praktikum mudah pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Heddy. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Pujiasmanto, B. 2000. Dasar Dasar Teknologi Benih. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Sutakaria. 1975. Penyakit Benih dan Uji Kesehatan Benih. IPB: Bogor.
Harjadi, S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Garmedia, Jakarta.
Justice, Oren L. dan Louis N. B. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. CV.
Rajawali: Jakarta.
Kamil, J. 1984. Teknologi Benih. Angkasa Raya : Bandung.
Kartasapoetra. 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Rineka Cipta : Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. ANDI: Yogyakarta.
Pujiasmanto, B. 2000. Dasar Dasar Teknologi Benih. Universitas Sebelas Maret :
Surakarta.
Sutakaria. 1975. Penyakit Benih dan Uji Kesehatan Benih. IPB: Bogor.
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih. IPB: Bogor .
DOKUMENTASI

Gambar 1. Berat contoh Gambar 2. Berat benih murni


kerja

Gambar 3. Berat benih tanaman Gambar 4. Berat kotoran


lain benih
LAMPIRAN
Data Mentah
Diketahui : BM = 50,08 g
BTL = 50,74 g
KB = 59,60 g
CK = 71,62 g
Perhitungan :
BM
% BM = (BM+BTL+KB) x 100%
50,08
= (50,08+50,74+59,60) x 100%

= 31 %
BTL
% BTL = (BM+BTL+KB) x 100%
50,74
= (50,08+50,74+59,60) x 100%

= 32 %
KB
% KB = (BM+BTL+KB) x 100%
59,60
= x 100%
(50,08+50,74+59,60)

= 37 %

Hasil analisis : % BM + % BTL + % KB = 100 %


: 31 % + 32 % + 37 % = 100 %

CK−(BM+BTL+KB)
Faktor Kehilangan : x 100%
CK
71,62−(50,08+50,74+59,60)
: x 100%
71,62

: - 123,9 %

You might also like