Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

MODEL SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI FUNGSI ACCOUNT OFFICER

DALAM LEMBAGA KEUANGAN MIKRO/SYARIAH

Zen Munawar1), Dadad Zainal Musadad2), Nia Tresniati3)


Politeknik LP3I Bandung
email: munawarzen@gmail.com1) , dadadzainal.lp3i@gmail.com2), niatresniati@gmail.com3)

Abstract
Abstract On a Micro Finance Institution / Syariah there are technical problems in the field that
caused significant losses for the institutions mainly caused by the problems in lending / financing.
The occurrence of credit / financing problems are generally caused by errors or irregularities at the
time of the analysis of credit / financing as the basis for a final decision for management in
providing credit / financing to customers.Operational systems are built to be able to present the
information systems that can meet the complete, accurate but may be a system that can detect
irregularities early (early warning system) so as to prevent improper decisions. The system is built
by integrating the overall presentation of information (integrated) in each work unit of the
institution. And for the account officer who became a mediator for the institutions with the customer
must be able to integrate the information presented is up to date in meeting the needs analysis,
maintenance of quality credit / financing so that it can affect any decisions appropriately and to
make improvements on an ongoing basis. Integrated information system for account functions /
financing officer for institutions with an organizational structure restricted designed to maximize the
function and role of account officer in a system based on computer contained in a module that is
complete from start to presentation of credit / financing approval package, Report the pitch-up date
relating to the maintenance of the quality of credit / financing from existing customers and
presenting information that was analyzed as the basis for management decision .

Keywords: Integrated information systems, credit / financing , management decisions

1. PENDAHULUAN satu sama lainnya. Pengelolaan


Landasan dasar dalam pengelolaan kredit/pembiayaan yang baik dapat terwujud
penyaluran dana masyarakat yang baik dalam dengan pengelolaan secara efisien,
suatu lembaga keuangan di masyarakat khususnya peningkatan produktivitas kredit/pembiayaan
lembaga keuangan mikro (Berbasis konvensional dan pengendalian risiko.
atau Syariah) yaitu LKM/S adalah dengan Account/Financing Officer sebagai pihak
mengadakan kegiatan operasional penyaluran utama dalam LKM/S yang berperan sebagai
dana yang dapat menunjang proses pengambilan point of contact diantara pihak nasabah
keputusan organisasi yang sesuai dengan dengan LKM/S dalam kegiatan penyaluran
peraturan yang berlaku. Dengan demikian, hasil dana harus dapat memiliki fungsi strategis
keputusan atas penyaluran dana masyarakat dalam memberikan fasilitas LKM/S yang
tersebut tidak memiliki penyimpangan yang dapat tersedia bagi nasabah (individu/kelompok
menimbulkan risiko kerugian bagia semua pihak usaha), yaitu dengan memiliki kemampuan
yang terlibat didalamnya. untuk cross selling atas produk-produk
Kegiatan penyaluran dana baik berupa kredit/pembiayaan LKM/S yang dapat
perkreditan maupun pembiayaan harus dapat meningkatkan pendapatan (fee based income)
disesuaikan dengan struktur organisasi, sistem, bagi LKM/S. Selanjutnya, Account/Financing
operasional dan prosedur yang ditetapkan oleh Officer harus memiliki rencana pemasaran
LKM/S sehingga setiap LKM/S memiliki yang efektif yang dapat mengukur tingkat
kegiatan perkreditan/Pembiayaan yang tidak sama efektifitas dibandingkan dengan kontribusi

18
margin yang diterima oleh LKM/S. (pemenuhan syarat administrasi saja).
Bagi LKM/S yang memiliki struktur Hal ini dapat terjadi karena kurang
organisasi sempit atau terbatas harus memiliki aktifnya pegawai atau keterbatasan sarana
strategi pengelolaan berkaitan dengan kecepatan dan waktu untuk mencari data pendukung
waktu pelayanan dan pengambilan keputusan yang memadai yang dibutuhkan untuk
yang tepat (meminimalisasi tingkat risiko evaluasi secara lengkap.
kredit/pembiayaan bermasalah). Sistem informasi 3. Sikap Memudahkan
terintegrasi diharapkan dapat menjadi solusi Sikap memudahkan yang dilakukan pada
strategis atas kebutuhan pengelolaan proses kredit/pembiayaan dapat
kredit/pembiayaan seorang account/financing menimbulkan kecerobohan dalam
officer sebagai ujung tombak sistem pengendalian melakukan evaluasi secara lengkap dan
manajemen secara strategis (early warning). benar. Kecerobohan tersebut dapat
Pengelolaan sistem informasi yang baik menimbulkan risiko kredit/pembiayaan
dapat memenuhi fungsi-fungsi sebagai bermasalah yang tidak terdeteksi. Faktor
berikut yaitu sumber informasi dalam penyebab sikap memudahkan
dilatarbelakangi oleh faktor kebiasaan
pengambilan keputusan manajemen, media
dari petugas seperti kurangnya
informasi antara LKM/S dengan nasabah pengawasan (longggar) jika berhadapan
sebagai antisipasi risiko kerugian (early dengan nasabah yang telah dikenal lama
warning system), pengendalian internal secara dan baik; lebih mengandalkan pada
dini melalui informasi actual (on desk pendapat, informasi dan evaluasi dari
monitoring), penunjang aspek yuridis dalam pimpinan daripada evaluasi secara data
menghadapi masalah hukum yang tersaji; penilaian yang salah atas
Kecukupan dan efektivitas struktur nasabah; atau petugas yang tidak
pengendalian dalam manajemen LKM/S dapat memenuhi peraturan dan ketentuan
dinilai atas kemampuan dari struktur tersebut sebagaimana mestinya (human error) .
untuk menyajikan informasi yang dapat 4. Tidak Adanya Kemampuan Teknis
diandalkan dan dijamin kebenarannya (akurat), Kegagalan kredit/pembiayaan dapat juga
menjamin ketaatan pada peraturan yang terjadi karena kurangnya kemampuan
ditetapkan, serta mendorong pelaksanaan teknis dalam melakukan analisis dari
operasional yang efektif dan efisien. kredit/pembiayaan yang diajukan.
Permasalahan yang biasa terjadi dalam Biasanya yang banyak terjadi adalah
pelaksanaan operasional kredit/pembiayaan pada kurangnya kemampuan analisis keuangan
yang menyebabkan kegagalan kredit/pembiayaan nasabah, tetapi tidak menutup
dalam LKM/S antara lain : kemungkinan tidak adanya kemampuan
1. Tindakan Kompromi teknis dari aspek yang lain seperti kurang
Tindakan yang dilakukan oleh pihak yang memahami sektor usaha (industri) dari
menyetujui kredit/pembiayaan atau pimpinan nasabah.
untuk menyetujui kredit/pembiayaan yang 5. Kurangnya Pengawasan Yang Efektif dan
memiliki risiko potensial menjadi Berkesinambungan
kredit/pembiayaan yang bermasalah. Faktor Kegagalan kredit/pembiayaan dapat
penyebab tindakan kompromi biasanya terjadi karena tidak dapat mendeteksi
dikarenakan adanya hubungan yang sangat permasalahan nasabah yang terjadi sejak
dekat antara nasabah dan pihak yang awal. Tidak terdeteksinya masalah
menyetujui kredit/pembiayaan atau dikarenakan kurangnya pengawasan
persaingan yang cukup kuat bagi LKM/S untuk kewajiban dan kondisi usaha
2. Terbatasnya Informasi nasabah secara berkesinambungan.
Keterbatasan informasi terjadi pada saat Sehingga permasalahan
melakukan evaluasi atas pengajuan kredit/pembiayaan akan semakin besar
kredit/pembiayaan. Data untuk mendukung bahkan berakibat kerugian pada LKM/S.
evaluasi tidak memadai sehingga evaluasi
dilakukan dengan data yang seadanya
Dan beberapa masalah lain yang timbul atas Dan beberapa kendala dan hambatan yang
kegagalan pengendalian internal LKM/S adalah dihadapi pihak LKM/S berkaitan dengan
disebabkan oleh keterbatasan atau kekurangan permasalahan tersebut antara lain :
pada struktur pengendalian yang sering terjadi 1. Kinerja keuangan yang masih belum
dalam manajemen antara lain : optimal dan stabil (faktor yang
1. Timbulnya risiko adanya pelanggaran dan mempengaruhi : persaingan, kondisi
praktik tidak sehat dalam bentuk kerjasama ekonomi masyarakat sekitar, bad debt
diantara karyawan pada unit kerja sehingga yang cukup signifikan,…) LKM/S yang
melanggar atau meniadakan internal check mengakibatkan dikeluarkan kebijakan
yang seharusnya dijalankan sebagai bagian untuk rangkap jabatan pada unit kerja
dari pengendalian internal berkaitan dengan tertentu (keterbatasan karyawan)
pembagian tugas secara fungsinya. 2. Masalah efisiensi biaya operasional
2. Masalah yang timbul karena adanya 3. Kebutuhan waktu yang dalam penanganan
komposisi dan kompetensi karyawan yang debitur secara cepat, tepat dan akurat
tidak sesuai (memadai) dengan tugasnya. (alasan : debitur ingin memperoleh
Yang menimbulkan adanya rangkap jabatan dananya dalam waktu yang cepat,
dalam struktur organisasi. persaingan pasar)
3. Keterbatasan timbul karena adanya Tujuan khusus pembuatan model sistem
keterbatasan biaya, sarana dan prasarana terintegrasi bagi fungsi account/financing
untuk penerapan dan pemeliharaan officer berkaitan dengan sistem pengendalian
pengendalian internal secara baik. internal manajemen kredit/pembiayaan adalah
Sistem informasi terintegrasi diharapkan menjadikan solusi dari permasalahan yang
sering terjadi dalam LKM/S yang memiliki
menjadi solusi atas permasalahan tersebut.
struktur organisasi yang kurang memadai
Sistem informasi dapat dibentuk sesuai
dalam pengaplikasian pengendalian internal
dengan kebutuhan sehingga dapat digunakan secara baik. Model sistem Informasi
secara maksimal sesuai kondisi dan dirancang dengan model sistem yang dapat
keterbatasan struktur pengendalian dalam membangun lingkungan yang selalu up to
LKM/S. Sistem dapat dikembangkan sendiri date dan dapat mengaplikasikan fungsi
oleh LKM/S dengan sistem yang tetap berada strategis operasi LKM/S didalamnya yang
dalam pengawasan manajemen secara sesuai dengan pencapaian tujuan strategis
menyeluruh. LKM/S, antara lain:
Kekeliruan dalam suatu analisis 1. Strategi berkaitan dengan persaingan
Kredit/Pembiayaan dapat menimbulkan risiko waktu (kecepatan waktu)
2. Strategi berkaitan dengan inovasi dan
Kredit/Pembiayaan yang macet (bad debt)
rekayasa
yang dapat merugikan bagi LKM/S secara 3. Strategi berkaitan untuk mengurangi cost
material dan berisiko pada keberlangsungan (Cost reduction) dan efisiensi
hidup LKM/LKMS itu sendiri. Kekeliruan 4. Strategi berkaitan dengan pelayanan
atau terkecohnya seorang account/financing untuk memenuhi kebutuhan konsumen
officer dalam melakukan analisis yang beragam dan dapat selalu berubah
kredit/pembiayaan dapat disebabkan karena setiap waktu
beberapa faktor : Strategi bisnis dan keunggulan bersaing
1. Pemeriksaan silang atas kebenaran proposal sangat penting untuk dijadikan pedoman
Kredit/Pembiayaan dan data/informasi dalam pengembangan strategi pemasaran.
pendukung lainnya tidak dilakukan secara Para pengambil keputusan pemasaran
teliti karena keterbatasan waktu dan pegawai dilibatkan alam proses perencanaan bisnis
2. Keterbatasan media informasi yang memadai pada tiga hal penting yaitu; (1) peran serta
bagi petugas sebagai dasar analisis dan dalam analisis dan perencanaan strategik
pemeriksaan atas debitur dan penyajian data perusahaan, (2) melayani bersama manajer
yang diberikan fungsional lain sebagai anggota tim
perencaanan startegik unit bisnis dan (3)
mengembangkan dan melaksanakan rencana-
rencana pemasaran strategik untuk pasar yang
dilayani perusahaan cravens (2007;63),
selanjutnya dalam perencanaan strategik kepala
eksekutif pemasaran bertanggungjawab dalam (1)
perumusan strategi perusahaan, (2)
mengembangkan strategi pemasaran unit bisnis
dalam mendukung prioritas perusahaan (Cravens
2007;64)
Kemajuan Teknologi Informasi (TI) perlu
dimanfaatkan para pelaku Usaha Pemanfaatan Gambar 1. : Hubungan Strategi Bisnis dan
teknologi informasi untuk perdagangan dan Strategi SI/TI (Ward, 2003:p.41)
jasa atau yang dikenal dengan e-Commercebisa
dilakukan baik untuk B2B (business to business) Menurut O’ Leary, 2004, berdasarkan
misalnya antara pabrik dengan pemasok bahan penelitian dari konsultan Deloitte, 1998
baku atau antara distributor dengan dealer;
dari 12 jenis industri usaha di 25
maupun untuk B2C (business to consumer) seperti
perusahaan transportasi dengan calon penumpang, perusahaan yang menggunakan sistem
antara rumah sakit dengan pasien dan antara terintegrasi (Enterprise Resource
pedagang dengan pembeli. Planning System) dengan program Oracle
Dengan memanfaatkan teknologi informasi termasuk didalamnya jasa keuangan
dalam operasional bisnisnya, akan mendapatkan memberikan bukti empiris atas manfaat
akses yang lebih luas dan berpeluang yang diperoleh dari ERP dimana manfaat
menggaet pelanggan baru. Di sisi lain, pelanggan yang paling besar yang dirasakan semua
akan lebih mudah mendapatkan informasi yang responden adalah pemenuhan informasi
diperlukan secara on-line. Berbagai penghematan (55%; kategori manfaat tidak berwujud),
dan efisiensi akan dicapai seperti dalam hal cost reduction (14%-manfaat tidak
biaya transportasi, komunikasi telepon atau
berwujud), dapat melakukan pengurangan
fax, pengiriman, dokumen, cetakan, waktu dan
tenaga kerja. karyawan (27%; kategori manfaat
Implementasinya banyak, bisa untuk berwujud). Manfaat yang diperoleh
pengembangan produk, promosi, transaksi berkaitan kebutuhan konsumen responden
secara online, pengiriman dan untuk layanan sebesar 24% (kategori manfaat tidak
purna jual. Pelaksanaannya juga bisa bertahap, berwujud)
misalnya dengan menggunakan komputer Berdasarkan analisis manfaat dari aplikasi
dalam kegiatan kantor selanjutnya komputer ERP tersebut menjadi dasar pertimbangan
tersebut terhubung dengan internet dan dalam membangun model sistem
menggunakan internet tersebut untuk mencari
informasi terintegrasi yang dibutuhkan
informasi maupun email.
Berikutnya, membangun aplikasi berbasis
bagi LKM/S dengan struktur organisasi
web untuk menjalankan kegiatan atau usaha terbatas, karena dari hasil penelitian
berupa produk barang atau jasanya. Pada pengguna ERP termasuk jasa keuangan
akhirnya, menggunakan internet untuk transaksi menunjukkan bahwa sistem terintegrasi
bisnis dengan pelanggan maupun mitra bisnisnya. tersebut dapat diaplikasi untuk sistem
Hubungan antara strategi SI, strategi bisnis, yang membutuhkan penyediaan informasi
dan strategi TI dapat dijelaskansebagai berikut ; sesuai kebutuhan (lengkap) dan up to date
strategi bisnis merumuskan sasaran, arah, dan dengan kapasitas karyawan yang
kebijakan bisnisberdasarkan dampak potensial cenderung sedikit dan dapat mengurangi
lingkungan bisnis terhadap organisasi.Strategi biaya.
bisnis menjelaskan kemana bisnis akan berjalan
dan mengapa. 2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan dibuat
suatu metode dengan membangun dan 1. Sistem yang digunakan dalam pengukuran
merancang model sistem terintegrasi atas kelayakan analisis kredit/pembiayaan pada
sistem informasi yang berkaitan fungsi BPR/S saat ini tidak mendukung objektifitas
account/financing officer sebagai bagian dari dan reliabilitas dalam proses pengolahan
sistem pengendalian manajemen informasi calon kreditur.
Sistem yang digunakan saat ini untuk
kredit/pembiayaan LKM/S sebagai berikut: pemberian kredit/pembiayaan pada BPR/S
kurang optimal dalam menunjang objektifitas
pengolahan informasi calon debitur. Padahal
informasi calon debitur tersebut adalah
indikator penting dalam penentuan kelayakan
kredit/ pembiayaan calon debitur.
Ketidakakuratan informasi dan subjektifitas
dalam melakukan penilaian kelayakan kredit
dapat menimbulkan resiko kredit/pembiayaan
yang mengancam BPR/S sendiri.
Sistem yang saat ini diimplementasikan
Gambar 2. Management control system of cenderung menampung informasi yang tidak
credit / financing BPR/S memadai sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan pemberian kredit/pembiayaan. Hal
Aliran Fungsi Pengendalian Internal Dalam tersebut dikarenakan informasi calon nasabah
Sistem Integrasi Account Officer tidak tersaji secara penuh (memadai) sebagai
SISTEM INFORMASI BERKAITAN DENGAN PENGENDALIAN INTERNAL ACCOUNT/FINANCING
OFFICER dasar analisis oleh account officer atau
ACCOUNT ADMINISTRASI KOMITE KREDIT/
NASABAH
OFFICER
SURVEYOR
<Function>
KREDIT OTORISATOR manajemen, sehingga kualitas informasi yang
PENGAJUAN
MANUAL INPUT

FORMULIR
tersaji tidak memberikan nilai tambah yang
NASABAH FORMULIR FORMULIR
PERMOHONAN
KREDIT/
PEMBIAYAAN
PERMOHONAN
KREDIT/
PEMBIAYAAN
PERMOHONAN
KREDIT/
PEMBIAYAAN
dapat dijadikan sebagai dasar early warning
FORMULIR
PERMOHONAN KREDIT/ DOKUMEN DOKUMEN DOKUMEN
system atau bagian dari mitigasi risiko.
PEMBIAYAAN PERMOHONAN PERMOHONAN PERMOHONAN

Bagi pihak BPR/S dengan skala struktur


DOKUMEN
PERMOHONAN
MEMENUHI
PERSYARATAN
ADMINISTRATIF?
EXISTING
organisasi kecil, kredit/pembiayaan
CUSTORMER?
(PREDEFINED
PROSES)
INTRANET
MENU INPUT DATA
ADMINISTRASI KREDIT
bermasalah akibat kegagalan atas keputusan
RECONDITION OR
REJECTED
T Y
T
DOKUMEN APPROVAL
PACKAGE BY ACCOUNT
OFFICER
kredit/pembiayaan tersebut disebabkan oleh
Y
PENGECEKAN
AWAL
INTRANET
MENU INPUT DATA
ADMINISTRASI KREDIT
(SIGN ADMINISTRASI)

tidak tersedianya informasi secara lengkap


REJECTED
-Uji keabsahan identitas nasabah
(Identitas diri tidak double)
-Uji Kualitas Nasabah-
T MANUAL INPUT AND
INTRANET
dan akurat dalam keterbatasan orang (unit
suspect crime (DPO/PPATK/dll) (PAPER INPUT DAN

EKSTRANET/
WEB
DATA BASE
ADMINISTRASI
KREDIT
(INTRANET)
MENU INPUT
ACCOUNT OFFICER)
kerja) dan waktu pelayanan. Sehingga
CSO UPDATE BI CHECKING
menimbulkan peluang risiko tinggi atas
CEK DATA DAN

Y
EXTRANET :
BI CHECKING,
RELATED
VERIFIKASI
kesalahan analisis kerdit/pembiayaan hingga
DATA IDENTITAS DIRI

risiko kredit/pembiayaan macet yang baru


SITE (WEB)
NASABAH TIDAK ABSAH/
DOUBLE ID, NASABAH
MASUK CRIME SUSPECT?

T
Y

KUALITAS KREDIT/
PEMBIAYAAN
VALID DAN
MEMENUHI
SYARAT
diketahui setelah kredit diberikan yang
T -ANALISIS

T
RASIO
KEUANGAN
NASABAH
(SPREED
SHEET)
ANALISIS
KELAYAKAN BY
QUALIFIED OR
RECOMMENDED?

Y
menimbulkan biaya dan bahkan risiko
OTS AND
INTERVIEW
SIGN &
APPROVAL BY
kredit/pembiayaan tidak dapat dikembalikan
(kerugian BPR/S).
INTRANET ACCOUNTING
Analisis risiko LKM/S (NPL/
MANUAL AND
NPF, LDR, BMPK) SYSTEM
INTRANET
T
HASIL ANALISIS BASED
OTS, ANALISIS
HASIL OTS : SURVEY,
INTERVIEW, DAN OTHER
MENU INPUT DATA
ADMINISTRASI KREDIT
Berdasarkan permasalahan tersebut
Y
disarankan agar BPR/S memperbaharui atau
KELAYAKAN DAN RISIKO ANALYSIS RECOMMENDED? DOKUMEN APPROVAL
LKM RECOMMENDED?
PACKAGE BY ACCOUNT
OFFICER
(SIGN ADMINISTRASI)

Y
DOKUMEN APPROVAL
PACKAGE BY ACCOUNT
merancang sistem informasi terintegrasi
OFFICER

MANUAL INPUT AND


INTRANET
terkait pemberian kredit/pembiayaan yang
(PAPER INPUT DAN MENU
INPUT ACCOUNT OFFICER)
mendukung objektifitas dan reliabilitas dalam
Gambar 3. Diagram alir fungsi pengendalian pengolahan informasi calon debitur.
internal account/financing officer Diharapkan dengan adanya sistem informasi
yang lebih efektif dan handal, subjektifitas
dan ketidakefektifan dalam proses dapat
3. ANALISIS dihindari sehingga resiko kredit/pembiayaan
Analisis Kelemahan dan Rekomendasi Sistem macet dapat ditekan.
2. Terdapat proses pengendalian internal yang
tidak memadai sebagai dasar mitigasi risiko Tabel 2. Analisis Solusi Kebutuhan
(Early Warning System). Informasi
Dikarenakan keterbatasan unit kerja dan waktu
pelayanan karena tuntutan persaingan, BPR/S Solusi Kebutuhan Informasi
harus melakukan proses pengumpulan informasi 1. Menerapkan - Keakuratan informasi
dan analisis dalam waktu yang relatif singkat. perhitungan analisis debitur
kredit/pembiayaan yang - Laporan permohonan
Sehingga kualitas informasi menjadi kurang layak akurat, efektif, dan kredit/pembiayaan
untuk memenuhi fungsinya dalam memitigasi objektif dan optimal. - Laporan penolakan
risiko kegagalan kredit/pembiayaan. Sehingga 2. Merancang sistem permohonan
seorang account officer melakukan analisis hanya informasi yang handal kredit/pembiayaan
berdasarkan informasi yang tersedia. Bahkan untuk mendukung - Laporan pencairan
seorang pengambil keputusan tidak dapat efektifitas dalam kredit/pembiayaan
pengolahan data terkait - Laporan status
melakukan cross checking secara memadai dan pemberian pembayaran
akurat yang menjadikan pengambilan keputusan kredit/pembiayaan guna kredit/pembiayaan
cenderung pada kondisi jangka pendek atau mengurangi resiko - Hasil dan
bahkan dapat menuju ke arah spekulasi. kredit/pembiayaan pada Rekomendasi
Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem BPR/S. Analisis Kredit
yang dapat menunjang sistem pengendalian
1. Memperbaharui - Keakuratan
manajemen kredit/pembiayaan khususnya sebagai
prosedur sistem Informasi debitur
dasar pengambilan keputusan bagi manajemen. informasi pemberian - Laporan
Sehingga hasil keputusan yang diambil sudah kredit/pembiayaan yang permohonan
ditempuh melalui sistem yang memadai dari sisi berjalan agar lebih kredit/pembiayaan
kebutuhan informasi yang memadai yang sudah efisien dan produktif. - Laporan penolakan
mencakup didalamnya sistem pengendalian yang 2. Menetapkan Permohonan kredit/
baik. pengendalian internal pembiayaan
yang terprosedur dan - Hasil dan
terkontrol, seperti Rekomendasi
Tabel 1. Analisis Kebutuhan Informasi memperbaharui struktur Analisis Kredit/
organisasi perusahaan pembiayaan
Sasaran Masalah dan menetapkan standar - Laporan pencairan
Mengurangi resiko Sistem yang digunakan pembagian tugas baru kredit/pembiayaan
kredit/pembiayaan yang saat ini kurang handal yang lebih efektif bagi - Laporan status
mungkin terjadi pada dalam mendukung para karyawannya. pembayaran
BPR/S. aktivitas pemberian 3. Merancang sistem kredit/pembiayaan
kredit/pembiayaan, informasi akuntansi
sehingga pemberian terkait pemberian kredit
kredit/pembiayaan kurang yang menunjang
optimal. efisiensi dan efektifitas
Memberikan Menurunnya kuantitas sehingga dapat
pelayanan pemberian memenuhi tuntutan
kredit/pembiayaan kredit/pembiayaan akibat kredit/pembiayaan yang
yang berkualitas, pelayanan kredit yang berkualitas bagi
dan efisien. diberikan saat ini masih nasabah.
dinilai kurang efisien dan
efektif akibat: Metodologi yang digunakan dalam
- pengecekan dokumen penelitian ini secara keseluruhan akan
yang terlalu berulangulang diselesaikan dalam dua tahap sebagai berikut :
(tidak efisien)
- pembagian tugas
karyawan yang kurang
Tahun Pertama:
Efektif Tujuan yang ingin dicapai dari
pelaksanaankegiatan pada tahun pertama
adalah untuk menghasilkan suatu model
aplikasi sistem informasi terintegrasi berbasis
web untuk unit kerja account officer/financing
officer. Kegiatan utama akan dilaksanakan dalam [1] Arsyad, L, 2008. Lembaga Keuangan
Mikro. Edisi 1, CV Andi offset .
dua langkah yakni; Yogyakarta.
[2] Buchori, A, Bambang, S. Edi, R. Nyimas.
TAHAP 1 2003. Kajian Kinerja Industri BPRS Di
Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan
1. Identifikasi kondisi yang sudah ada. Perbankan.
Metode yang digunakan adalah metode [3] Cravens, D.W. and Piercy, N.F. 2009.
studi pustaka, untuk mengumpulkan data Strategic Marketing, 8th ed., NY:
sekunder, dan metode survei dengan McGraw Hill.
[4] Greuning, Hennie. V, Gallardo, Joselito
menggunakan kuesioner untuk dan Randhawa, Bikki A. 1999, A
mengumpulkan data primer. Perolehan Framework for Regulating Microfinance
data primer dan sekunder dilakukan Institutions, A Policy Research Working
Paper. World Bank.
melalui pengamatan langsung ke [5] Habibi, Hafid H. 20007, Pengenbangan
lapangan dan wawancara dengan Sistem ERP-Bagian Dari Layanan Bisnis
responden. Menyeluruh, The Accountant.info.
2. Analisis internal lingkungan yang [6] Hadinoto, Soetanto., Retnadi. D. 2008,
Micro Credit Challenge: Cara Efektif
meliputi sumber daya manusia yang ada, Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran
manajemen bisnis yang dilakukan, dan di Indonesia, PT Elex Media Komputindo
Gramedia, Jakarta.
lain-lain [7] O’Leary, Daniel E.2004, Enteprise
3. Analisis eksternal yang meliputi Resource Planning (ERP) Systems: An
dukungan pemerintah daerah, modal, Empirical Analysis of Benefits, Journal
Of Emerging Technologies in Accounting
ekonomi, sosial budaya, teknologi. Vol. 1 University of Southern California:
63-72.
TAHAP 2 [8] Sunaryanto, L.T. dan M Tambunan. 1999
, Industri Skala Menengah: Potensi dan
Setelah dilakukannya tahap pertama maka Peluang Pengembangannya, Dian
langkah selanjutnya adalah penyusunan strategi Ekonomi, Fakultas Ekonomi UKSW,
pengembangan, analisis data, perumusan model Tambunan, Salatiga T.
[9] Undang-undang No.7 Tahun 1992
bisnis dan analisis Strategi manajemen bisnis dan tentang Perbankan sebagaimana telah
pemasaran yang didukung dengan teknologi diubah dengan Undang-undang No. 10
informasi. Untuk Identifikasi strategi bisnis perlu Tahun 1999.
dilakukan untuk mengetahui peluang [10] Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
pengembangan bisnis. Sehingga target luaran Mikro, Kecil dan Menengah.
penelitian pada tahun pertama tercapai yaitu [11] Ward, J., Peppard, J. 2003, Strategic
memberikan solusi model strategi pengembangan Planning For Information Systems.
John Wiley & Son,West Sussex.
bisnis.
Tahun Kedua:
Tahun kedua adalah kegiatan lanjutan
dari tahun pertama dan ditujukan untuk
mengimplemantasikan model pengembangan
berbasis TI yang telah dihasilkan dari kegiatan
tahun pertama. Kegiatan pada tahun kedua
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Implementasi Strategi Bisnis
2. Sosialisasi Model Strategi Pengembangan
Bisnis berbasis TI

3. Verifikasi Manajemen Bisnis


Penyempurnaan Model Strategi Bisnis
Berbasis TI

4. REFERENSI

You might also like