Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

STRATEGI PENGEMBANGAN UKM BATU ARCA


DI DESA WATESUMPAK DALAM MENGHADAPI ERA
GLOBALISASI
Anita Kustiarini dan Dhiah Fitrayati
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya

ABSTRACT

Watesumpak village is an area that is famous for SMEs stone statues. These SMEs prosper while
the 1997 crisis, but in the current era of globalization dwindling due to many problems and obstacles
faced by entrepreneurs. This research aims to (1) determine the development strategies of SMEs stone
statue in Watesumpak village in the era of globalization, (2) find out the problems faced by SMEs stone
statues in the Watesumpak village in the era of globalization, (3) determine the development of SMEs
stone statue in the Watesumpak village. This research is a descriptive study with a qualitative approach.
The subjects were villagers Watesumpak especially owners stone statues SME as much as 20 informants.
Determination of informants using snowball sampling technique. Data analysis consisted of data
reduction, data presentation, draw conclusions or verification. The results of this study were (1) a
strategy for competitiveness is improve service quality, improve product quality, improve financial
management, increase innovation, recruit human resources field appropriate, (2) the obstacles faced by
entrepreneurs is the acquisition of raw materials, capital, marketing, marketing, and lack of government
support (3) the development of SMEs stone statue in the Watesumpak village is said to decline.
Keywords: strategy development SMEs.

ABSTRAK

Desa Watesumpak adalah daerah yang terkenal dengan UKM batu arca. UKM ini berjaya saat
krisis 1997, tetapi dalam era globalisasi saat ini jumlahnya semakin berkurang karena banyaknya
permasalahan dan hambatan yang dihadapi para pengusaha. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui
strategi pengembangan yang digunakan UKM batu arca di desa Watesumpak untuk berdaya saing dalam
mengahapi era globalisasi, (2) mengetahui masalah yang dihadapi UKM batu arca di desa Watesumpak
dalam era globalisasi, (3) mengetahui perkembangan UKM batu arca di desa Watesumpak. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
masyarakat desa Watesumpak khususnya pemilik UKM batu arca sebanyak 20 informan. Penentuan
informan menggunakan teknik snowball sampling. Analisa data terdiri dari reduksi data, penyajian data,
menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini adalah (1) strategi untuk berdaya saing adalah
meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan kualitas produk, memperbaiki manajemen keuangan,
meningkatkan inovasi, merekrut SDM sesuai bidangnya, (2) hambatan yang dihadapi para pengusaha
adalah perolehan bahan baku, permodalan, pemasaran, pemasaran, dan kurangnya dukungan pemerintah
(3) perkembangan UKM batu arca di desa Watesumpak dikatakan menurun.
Kata kunci : Strategi pengembangan UKM.

1
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

PENDAHULUAN hidup usahanya. Sedangkan bagi usaha


dengan omset antara Rp. 300 juta hingga Rp.
UKM adalah usaha yang paling
2,5 Milyar setahun, tantangan yang dihadapi
banyak digeluti oleh masyarakat Indonesia
jauh lebih kompleks. Umumnya pengusaha
karena UKM dianggap sebagai jenis usaha
mulai memikirkan untuk melakukan
yang paling mudah untuk dijalankan dan
ekspansi usaha lebih lanjut.
juga tidak membutuhkan modal besar untuk
menjalankannya. Selain itu UKM juga UKM harus bisa menghadapi
dianggap sebagai sektor usaha yang tahan tantangan dalam menjalankan usahanya,
pukul dalam arti mempunyai kekuatan dalam Prioritas permasalahan yang biasa dihadapi
menghadapi berbagai macam hambatan . oleh UKM adalah: (a) Masalah belum
adanya sistem administrasi keuangan dan
Saat ini Indonesia telah memasuki
manajemen yang baik karena belum
era globalisasi, dimana globalisasi adalah
dipisahkannya kepemilikan dan pengelolaan
“interkoneksi sedunia pada level kultural,
perusahaan. (b) Masalah bagaimana
politik dan ekonomi yang dihasilkan dari
menyusun proposal dan membuat studi
eliminasi hambatan-hambatan komunikasi
modal ventura karena kebanyakan UKM
dan perdagangan serta proses konvergensi
mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan
aspek-aspek budaya, politik dan ekonomi
kredit agunan tidak memenuhi syarat dan
dalam kehidupan” (Giddens, 2001; Jati,
tingkat bunga dinilai terlalu tinggi. (c)
2013). Berbagai perubahan telah, sedang,
Masalah menyusun perencanaan bisnis
dan bakal terjadi, adanya kemajuan dalam
karena persaingan dalam merebut pasar
berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
semakin ketat. (d) Masalah akses terhadap
telekomunikasi, teknologi informasi,
teknologi terutama bila pasar dikuasai oleh
jaringan transportasi dan sektor-sektor
perusahaan atau grup bisnis tertentu dan
kehidupan lainnya menyababkan arus
selera konsumen cepat berubah. (e) Masalah
informasi semakin mudah dan lancar
memperoleh bahan baku terutama karena
mengalir antar individu dan kelompok.
adanya persaingan yang ketat dalam
Menurut Kuncoro (2010) pasar mendapatkan bahan baku, bahan baku
global yang besar menghadirkan peluang berkualitas rendah, dan tingginya harga
sekaligus tantangan bagi setiap perusahaan bahan baku. (f) Masalah perbaikan kualitas
yang menggeluti suatu bisnis tertentu. barang dan efisiensi terutama bagi yang
Tantangan yang sering dihadapi UKM bagi sudah menggarap pasar ekspor karena selera
usaha dengan omset kurang dari Rp. 300 juta konsumen berubah cepat, pasar dikuasai
pertahun umumnya tantangan yang dihadapi perusahaan tertentu dan banyak barang
adalah bagaimana menjaga kelangsungan pengganti. (g) Masalah tenaga kerja karena

2
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

sulit mendapatkan tenaga kerja yang Menengah (UM) merupakan entitas usaha
terampil. tantangan seperti ini pasti banyak milik warga negara Indonesia yang memiliki
kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 s.d.
dijumpai para pengusaha UKM tidak
Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah
terkecuali UKM batu arca di desa dan bangunan.
Watesumpak kecamatan Trowulan
Badan Pusat Statistik (BPS)
kabupaten Mojokerto. UKM ini masih sering memberikan definisi UKM berdasarkan
menghadapi permasalahan dalam hal kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil
merupakan entitas usaha yang memiliki
pemasaran dan perolehan bahan baku,
jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang,
ketatnya persaingan antar para pengusaha sedangkan usaha menengah merupakan
menuntut mereka agar bisa lebih aktif dalam entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20
memperoleh pasaran. Maka dari itu para s.d. 99 orang.

pemilik UKM harus menjalankan strategi Berdasarkan Keputuasan Menteri


agar bisa mengembangkan usahanya dalam Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994
tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil
memasuki pasar global.
didefinisikan sebagai perorangan atau badan
usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha
Tujuan dari penelitian ini adalah
yang mempunyai penjualan/omset per tahun
untuk Untuk mengetahui strategi Rp. 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan
pengembangan yang digunakan UKM batu yang ditempati) terdiri dari:
arca di desa Watesumpak untuk berdaya a) Badan usaha (Fa, CV, PT, dan
saing dalam menghadapi era globalisasi, koperasi), dan
b) Perorangan (pengrajin/industri rumah
untuk mengetahui masalah yang dihadapi
tangga, petani, peternak, nelayan,
UKM batu arca di desa watesumpak dalam perambah hutan, penambang, pedagang
era globalisasi dan untuk mengetahui barang dan jasa) yang pada tanggal 4
perkembangan UKM batu arca di desa Juli 2008 telah ditetapkan Undang-
undang No. 20 Tahun 2008 tentang
Watesumpak.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

KAJIAN PUSTAKA
Faktor yang Mensukseskan Manajemen
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Usaha Kecil

Menurut Kementrian Menteri Faktor-faktor yang perlu dimiliki


Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah oleh pengusaha yang menjalankan atau
(Menegkop dan UKM), yang dimaksud melakukan manajemen usaha kecil adalah
dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha (Sule, 2010):
Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang
1) Entrepreneurship
mempunyai kekayaan bersih paling banyak
2) Profesional
Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan
3) Inovatif
bangunan tempat usaha, dan memiliki
4) Keluasan jaringan
penjualan tahunan paling banyak Rp
5) Kemampuan adaptif
1.000.000.000,-. Sementara itu, Usaha

3
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Strategi Meningkatkan Permintaan dari pemesan (pembeli dari dalam


maupun luar negeri).
Berikut ini adalah strategi yang bisa b. Melakukan pemeriksaan dan sortasi
diterapkan (Tjiptono, 2008): 1) secara visual.
Mempertahankan tingkat kepuasan
konsumen, 2) Relationship Marketing. 3) Perbaikan mutu
a. Melakukan benchmarking untuk
melihat peralatan dan proses pada
Globalisasi industri yang lebih besar.
Menurut Stoner (dalam Jati, 2013) b. Melihat model-model produk dari
globalisasi merupakan suatu proses yang majalah-majalah terbaru.
terkait dengan tiga faktor yang saling
berhubungan yaitu mengenai kedekatan, METODE PENELITIAN
lokasi dan sikap. Kedekatan memberikan
penekanan pada ikatan dengan pelanggan, Jenis penelitian yang digunakan
pesaing, pemasok dan pemerintah yang jauh adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data
lebih banyak dan beragam. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memberikan penekanan pada terintegrasinya data primer dan data sekunder. Sumber data
organisasi melewati batas-batas wilayah untuk data primer berupa hasil penelitian
territorial suatu negara. Oleh karena itu, kita mengenai UKM yang ada di desa
harus mampu berkompetisi dalam kehidupan Watesumpak, sedangkan sumber data untuk
ekonomi untuk menjadi yang tercepat dan data sekunder berasal dari data daftar UKM
terbaik di antara para pesaing melalui di desa Watesumpak yang diperoleh dari
strategi yang tepat. kepala desa Watesumpak. Dalam penelitian
ini prosedur pengumpulan data
menggunakan beberapa metode yaitu
Strategi Untuk Menjamin Mutu Produk observasi, dokumentasi, wawancara/
Dalam Menghadapi Era Globalisasi interview.

Ada tiga strategi yang bisa dilakukan Aktivitas dalam analisis data yaitu
untuk menjamin mutu produk yaitu Suviarto reduksi (data reduction), penyajian data
(dalam Carolina. Dkk, 2012): (data display) dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi (conclusion drawing), karena
1) Melakukan perencanaan mutu secara umum pada penelitian kualitatif
a. Mengetahui kebutuhan dan terdapat tiga langkah tersebut dalam
persyaratan konsumen dengan cara melakukan analisa data.
melakukan wawancara langsung
dengan konsumen.
b. Merancang proses dan peralatan HASIL PENELITIAN
pembuatan produk dengan cara
melakukan kunjungan dan observasi Desa Watesumpak adalah satu desa
ke industri produk yang lebih besar di Kecamatan Trowulan Kabupaten
(benchmarking). Mojokerto yang mempunyai luas areal
298,898 Ha, dengan kondisi wilayah
2) Pengendalian mutu didataran rendah dan mayoritas lahannya
a. Menyusun standar dan spesifikasi digunakan sebagai lahan pertanian. Selain itu
dengan menggunakan acuan modal juga terdapat banyak pengrajin patung yang

4
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

dapat dijadikan produk unggulan desa ke Yogyakarta. Sedangkan ekspor ke


Watesumpak. Dari informasi yang diperoleh mancanegara meliputi beberapa negara
dari Bapak Tatung selaku kepala dusun di diantara yaitu Prancis, Australia, Swiss,
desa Watesumpak (22 April 2014) kerajinan Belanda, Amerika dan lain-lain.
pahat patung arca sudah ada sejak dulu dari
jaman nenek moyang kerajaan majapahit. UKM batu arca mempunyai strategi-
Sampai saat ini keahlian memahat batu strategi yang diterapkan agar tidak kalah
selalu diwariskan secara turun temurun, bersaing dengan produk dari negara lain,
usaha pahat batu selalu dilestarikan oleh strategi tersebut adalah meningkatkan
masyarakat di desa watesumpak karena kualitas pelayanan, meningkatkan kualitas
dianggap sebagai kekayaan daerah yang produk, memperbaiki manajemen keuangan,
harus dibanggakan. Desa Watesumpak meningkatkan inovasi dan kreativitas,
terdapat 13 UKM batu arca dengan merekrut SDM sesuai dengan bidangnya.
keseluruhan tenaga kerja berjumlah 114 UKM batu arca di desa Watesumpak juga
orang. Selain itu ada banyak sekali UKM masih menghadapi permasalahan antara lain
yang berbentuk pengrajin individu dalam perolehan bahan baku, permodalan,
kata lain pengrajin tersebut tidak mempunyai pemasaran dan kurangnya dukungan dari
karyawan, mereka mengerjakan sendiri pemerintah.
pekerjaan memahat patung.
UKM batu arca telah ada sejak
Modal untuk mendirikan usaha batu jaman kerajaan majapahit yang sampai saat
arca ini dibagi menjadi 2 yaitu modal untuk ini masih dilestarikan dan diteruskan
membeli peralatan dan bahan baku. Harga usahanya oleh para masyarakat di desa
bahan baku untuk batu andesit (batu hitam) Watesumpak. Para informan yang
satu truk sekitar Rp. 1,5 juta dan batu hijau memberikan informasi mengenai
2,6 juta. Sedangkan modal alatnya yaitu perkembangan UKM, mereka memberikan
adalah palu, paju, kertas gosok, dan grenda. keterangan bahwa UKM batu arca
Harga palu Rp.30.000, cukit Rp.15.000, berkembang pesat saat krisis 1997, tetapi
kertas gosok per gulung Rp.25.000 dan saat ini jumlahnya tidak sebanyak dulu saat
harga grenda Rp.300.000. setiap UKM tahun 1997.
biasanya memiliki 1 atau 2 grenda, dan palu
rata-rata 20 buah sedangkan paju rata-rata PEMBAHASAN
punya 50 buah.
Strategi Yang Digunakan UKM Batu
Proses pembuatan patung batu arca Arca di Desa Watesumpak Untuk
mulai dari awal sampai selesai yaitu Berdaya Saing Dalam Mengahadapi Era
mempersiapkan alat dan bahan baku, Globalisasi
pembuatan bentuk dasar, pembentukan muka Saat ini Indonesia telah memasuki
dan tangan, penghalusan dan yang terakhir era globalisasi dimana tidak ada batasan jual
adalah pencucian. Produk batu arca ini
beli antar negara, termasuk juga UKM batu
dipasarkan di lokal maupun interlokal, tidak arca di desa Watesumpak yang juga telah
hanya masyarakat dalam negeri yang memasuki pasar global. Maka dari itu para
berminat membelinya tetapi produk ini juga pengusaha harus mempunyai strategi-strategi
banyak diminati masyarakat luar negeri.
yang digunakan untuk berdaya saing dalam
Pemasaran di dalam negeri biasanya di kirim era globalisasi yaitu:
ke Bali dan ada sebagian kecil yang di kirim

5
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan 4. Meningkatkan inovasi dan kreatifitas

Beberapa informan menerangkan bahwa Beberapa informan menerangkan bahwa


strategi berdaya saing adalah dengan mereka menggunakan strategi
meningkatkan kualitas pelayanan. meningkatkan inovasi dan kreatifitas
Pelayanan terhadap para konsumen harus dalam berproduksi. Inovasi dan kreatifitas
benar-benar baik misalnya bersikap sangat penting dalam usaha yang berbau
ramah terhadap konsumen, menjaga seni. Para pengusaha selalu memperbarui
komunikasi dengan teman dan pembeli, motif sesuai trand yang ada di negara
dan apabila ada pesanan selalu berusaha importir, tidak hanya sekedar memahat
menyelesaikannya tepat waktu sehingga tapi para pekerja terlebih dulu melihat
pembeli tidak kecewa sehingga model-model produk dari gambar yang
konsumen merasa puas dengan pelayanan diperoleh dari internet atau langsung
yang diberikan. diperoleh dari pembeli.

2. Meningkatkan kualitas produk 5. Merekrut SDM sesuai bidangnya

Semua informan menerapkan strategi Ada informan yang menerangkan bahwa


yang sama yaitu meningkatkan kualitas mereka menerapkan strategi merekrut
produk. Para pengusaha selalu menjaga SDM sesuai bidangnya. UKM batu arca
karakter atau ciri khas dari kerajaan tidak membutuhkan karyawan yang
mojopahit. Sebelum melakukan produksi, mempunyai ijazah tinggi tapi kelanjutan
pengusaha terlebih dahulu melakukan usaha mereka tergantung pada SDM yang
pemeriksaan dan pemilihan bahan baku mempunyai keahlian memahat batu.
yang akan dijadikan patung, mereka
memberikan jaminan kualitas bagus Berdasarkan hasil wawancara
kepada para pembeli. Apabila ada dengan para informan, ada 5 strategi yang
kerusakan atau pahatan yang kurang baik, diterapkan para pengusaha UKM batu arca
pembeli bisa langsung komplain ke untuk berdaya saing dalam era globalisasi
pemilik UKM batu arca. yaitu 1) meningkatkan kualitas pelayanan, 2)
meningkatkan kualitas produk, 3)
3. Memperbaiki manajemen keuangan memperbaiki manajemen keuangan, 4)
meningkatkan inovasi dan kreativitas, 5)
Beberapa informan juga menerapkan merekrut SDM sesuai bidangnya. Tetapi
strategi memperbaiki manajemen pada teorinya masih banyak strategi yang
keuangan untuk berdaya saing di era bisa diterapkan agar bisa berdaya saing
globalisasi. Seperti yang dijelaskan di dalam dunia usaha, menurut teori Tjiptono
awal bahwa permodalan sering menjadi (2008) strategi yang bisa diterapkan adalah
masalah dalam menjalankan UKM ini 1) mempertahankan tingkat kepuasan
jadi perlu adanya perbaikan manajemen konsumen, 2) Relationship Marketing.
keuangan. Banyak UKM yang gulung Kedua strategi yang dikemukakan oleh
tikar karena kurang pandai mengatur Tjiptono sudah dijalankan oleh para
keuangan dalam usaha mereka, tetapi pengusaha batu arca di desa Watesumpak.
pengusaha yang bisa memutar modalnya
masih bisa bertahan bahkan Kemudian teori dari Suviarto (dalam
mengembangkan usahanya. Carolina. Dkk, 2012) menyebutkan bahwa
strategi untuk menghadapi era globalisasi

6
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

adalah 1) mengetahui kebutuhan dan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara


persyaratan konsumen dengan cara dengan 17 informan yaitu para pengusaha
melakukan wawancara langsung dengan dan pengrajin batu arca di desa Watesumpak
konsumen, 2) melakukan pemeriksaan dan (22 April – 28 April 2014) terdapat beberapa
sortasi secara visual, 3) melakukan masalah atau hambatan yang sering dihadapi
benchmarking untuk melihat peralatan dan dalam menjalankan UKM batu arca yaitu:
proses pada industri yang lebih besar, 4)
melihat model-model produk dari majalah 1. Bahan baku
terbaru. Dari ke empat strategi ini ada Bahan baku masih menjadi permasalahan
sebagian yang sudah diterapkan oleh para dalam menjalankan usahanya.
pengusaha yaitu melakukan pemeriksaan permasalahan yang dimaksud meliputi
serta sortasi secara visual dan melihat
tingginya harga bahan baku yang
model-model produk dari majalah-majalah mengakibatkan para pengrajin harus
terbaru. Tetapi ada sebagian yang belum di menambah biaya produksinya, sulitnya
terapkan oleh para pengusaha batu arca yaitu
perolehan izin pengambilan bahan baku,
melakukan benchmarking untuk melihat dan penutupan akses jalan menuju ke
peralatan dan proses pada industri yang lebih lokasi pengambilan bahan baku selama
besar serta mengetahui dan persyaratan berbulan-bulan apabila sedang ada
konsumen dengan cara melakukan
bencana alam.
wawancara langsung dengan konsumen. Para
pengusaha batu arca di desa Watesumpak 2. Permodalan
belum pernah melihat peralatan dan proses
pembuatan patung ke industri yang lebih Permodalan adalah hambatan yang juga
besar, mereka masih tetap menggunakan sering dihadapi oleh para pengusaha.
peralatan tradisional untuk memproduksi Permasalahan ini dikarenakan sistem
produknya. pembayaran produk dengan
menggunakan cek bisa mengakibatkan
Kemudian teori dari Sule (2010) lemahnya perputaran modal. Ketika
yang mengemukakan bahwa ada faktor- modal sudah habis untuk biaya produksi,
faktor yang harus dimiliki oleh usaha kecil pembeli melakukan pembayaran dengan
untuk mensukseskan manajemen usahanya menggunakan cek yang biasanya tidak
yaitu 1) entrepreneurship, 2) profesional, 3) bisa langsung dicarikan dan harus
inovatif, 4) keluasan jaringan, 5) menunggu beberapa bulan sedangkan
kemampuan adaptif. Hasil penelitian ini para karyawan harus tetap dibayar setiap
meyebutkan bahwa kelima faktor tersebut minggunya. Dalam kondisi seperti ini
telah dimiliki oleh para pengusaha batu arca para informan mengaku kesulitan dan
di desa Watesumpak karena faktor-faktor pada akhirnya harus meminjam uang ke
tersebut selalu diterapkan dalam strategi koperasi untuk membayar para karyawan.
untuk mensukseskan usaha mereka.
3. Pemasaran
Masalah Yang Dihadapi UKM Batu Arca
Pemasaran juga masih menjadi hambatan
di Desa Watesumpak.
bagi para pengusaha. Pemasaran yang
Sejak pertama UKM batu arca tidak menentu dipengaruhi oleh musim di
didirikan sudah ada masalah atau hambatan mancanegara, apabila di negara
yang sering dihadapi oleh pengusaha. konsumen sedang terjadi musim salju
mereka tidak akan mau mengurusi

7
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

bisnisnya, mereka terlalu sibuk Kuncoro (2010) mengenai permasalahan


menghangatkan badan sehingga semua yang dihadapi UKM yang telah disebutkan
bisnis di pending. Kemudian kondisi diatas, ada 2 masalah yang tidak dihadapi
negara yang tidak aman seperti adanya oleh pengusaha UKM batu arca di desa
isu-isu teroris juga mengakibatkan Watesumpak yaitu 1) kelemahan di bidang
pemasaran sepi karena menurunnya organisasi dan manajemen sumber daya
jumlah wisatawan yang berkunjung ke manusia, 2) keterbatasan jaringan usaha
Indonesia. kerja sama antar pengusaha kecil (sistem
informasi pemasaran).
4. Kurangnya dukungan dari pemerintah
Masalah mengenai kelemahan di
Pemerintah masih kurang memberikan bidang organisasi dan manajemen sumber
dukungan terhadap usaha yang mereka daya manusia tidak dihadapi oleh para
dirikan. Apabila pemerintah mau pengusaha karena di desa Watesumpak
mendirikan pariwisata di daerah terdapat banyak SDM yang sudah mahir
Mojokerto pasti bisa membantu dalam memahat patung, mereka dari kecil
pemasaran UKM batu arca karena secara sudah diajari oleh para seniornya untuk
tidak langsung tempat wisata bisa memahat patung. Masalah kedua mengenai
menarik minat konsumen untuk keterbatasan jaringan usaha kerja antar
berkunjung ke daerah mereka. pemngusaha kecil tidak dihadapi oleh para
Dalam teori Kuncoro (2010) pengusaha UKM batu arca karena ketika
menyebutkan bahwa masalah yang dihadapi salah satu pengusaha mendapatkan order
UKM dalam menjalankan usahanya yaitu: 1) yang jumlahnya cukup besar dan tidak bisa
di selesaikan sendiri maka mereka akan
kelemahan dalam memperoleh peluang pasar
dan memperbesar pangsa pasar, 2) melakukan kerjasama dengan pengusaha lain
kelemahan dalam struktur permodalan dan untuk memenuhi pesanan dari konsumen.
keterbatasan untuk memperoleh jalur Perkembangan UKM Batu Arca di Desa
terhadap sumber-sumber permodalan, 3) Watesumpak
kelemahan di bidang organisasi dan
manajemen sumber daya manusia, 4) Kerajinan batu arca di kecamatan
keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar Trowulan sudah ada sejak jaman kerajaan
pengusaha kecil (sistem informasi Majapahit dan sampai saat ini kerajinan batu
pemasaran), 5) iklim usaha yang kurang arca masih dilestarikan sebagai bagian dari
kondusif karena persaingan yang saling kekayaan daerah. Kerajinan ini juga
mematikan, 6) pembinaan yang telah digunakan masyarakat untuk menghasilkan
dilakukan masih kurang terpadu dan uang yaitu dengan mendirikan UKM batu
kurangnya kepercayaan serta kepedulian arca, selain itu rasa cinta dan kebanggaan
masyarakat terhadap usaha kecil. akan peninggalan kerajaan majapahit ini
menjadi motivasi tersendiri bagi para
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengusaha dan para pemahat selalu
UKM batu arca di desa Watesumpak dapat menurunkan rasa cinta seni pahat kepada
diketahui bahwa ada 4 masalah yang sering anak-anaknya.
dihadapi oleh pengusaha batu arca yaitu 1)
perolehan bahan baku, 2) permodalan, 3) Berdasarkan informasi dari beberapa
pemasaran, 4) kurangnya dukungan dari informan yang ada di desa Watesumpak
pemerintah. Bila dikaitkan dengan teori dari sebagian besar mereka memulai usaha batu

8
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

arca pada tahun 1997. Pada saat itu terjadi sehingga pemasaran juga menurun tidak
krisis ekonomi di Indonesia yang berdampak seramai saat krisis dan pengusaha yang
sangat positif terhadap perkembangan UKM awalnya hanya mencoba-coba di bidang
batu arca. Semua informan mengaku UKM batu arca banyak yang gulung tikar.
usahanya untung besar saat terjadi krisis Hanya sebagian kecil yang masih eksis
1997, banyak pekerja yang awalnya bekerja dalam usaha batu arca ini yaitu pengusaha
di pabrik-pabrik besar kemudian beralih yang memang mempunyai potensi dan
mendirikan UKM batu arca. Hal ini sesuai keahlian di bidang batu arca.
dengan data BPS 1998 dalam (Partomo dan
Soejoedono, 2002) yang menunjukkan KESIMPULAN
bahwa saat krisis tahun 1997 yang pernah
melanda tanah air dan sempat mengguncang 1. UKM batu arca di desa Watesumpak
perekonomian Indonesia tetapi UKM tetap mempunyai beberapa strategi untuk
tangguh dan bisa bertahan dalam keadaan mengembangkan produknya antara lain:
krisis. Saat itu jumlah UKM sebesar a) meningkatkan kualitas pelayanan, b)
3.543.397 atau 99,30% di banding industri meningkatkan kualitas produk, c)
atau usaha berskala besar yang hanya memperbaiki manajemen keuangan, d)
berjumlah 23.386 atau 0,70% dari jumlah meningkatkan inovasi dan kreativitas, e)
unit usaha. merekrut SDM sesuai bidangnya.
Perkembangan UKM batu arca saat 2. UKM batu arca di desa Watesumpak
krisis 1997 dikatakan sangat pesat, dari masih menghadapi hambatan dalam
keterangan para informan mengatakan menjalankan usahanya yaitu a) perolehan
bahwa sebelum krisis hanya ada sekitar 100 bahan baku, b) permodalan, c) pemasaran
UKM batu arca, tatapi saat krisis dimana yang tidak menentu d) kurangnya
saat itu harga patung meroket tinggi, para dukungan dari pemerintah dalam
warga yang sebelumnya bekerja di pabrik membangun fasilitas atau pariwisata.
maupun bidang lain tertarik dan beralih 3. Saat ini di desa Watesumpak kecamatan
untuk mendirikan UKM batu arca sehingga Trowulan Mojokerto terdapat kurang
pada tahun 1997 jumlah UKM batu arca lebih 100 unit UKM batu arca, terdiri dari
mencapai 500 UKM. Terjadi perkembangan 13 pengusaha yang mempunyai karyawan
lima kali lipat dari jumlah sebelumnya. Para dan sisanya adalah pengrajin rumahan
pembeli lokal maupun interlokal berebut yang menjalankan usahanya sendiri atau
membeli produk dari Trowulan sampai para perorangan. Jumlah ini menurun
pengusaha kesusahan melayani pesanan dari dibanding saat krisis tahun 1997 yang
konsumen. jumlahnya sekitar 500 unit UKM.

Bila dilihat secara keseluruhan SARAN


kondisi perkembangan UKM batu arca di
desa Watesumpak kondisinya meningkat 1. Bagi pengusaha UKM agar bisa
pada tahun 1997 karena pada saat itu banyak membentuk koperasi untuk mengatasi
masyarakat yang beralih profesi menjadi masalah yang dihadapinya dan
pengusaha dan pemahat patung batu arca, menerapkan strategi pemasaran dengan
tetapi mulai tahun 2000 hingga saat ini baik agar usahanya semakin berkembang.
jumlah UKM batu arca di desa Watesumpak 2. Bagi pemerintah agar lebih antusias
dikatakan berkurang karena pasar mulai sepi dalam mengembangkan pariwisata di
dan nilai mata uang sudah mulai stabil
kecamatan Trowulan untuk menarik para

9
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

wisatawan berkunjung dan bisa Jati, Wasisto Raharjo.2013. Pengantar


membantu para pengrajin memasarkan Kajian Globalisasi. Jakarta: Mitra
produknya. wacana Media.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan
penelitian dalam hal peningkatan sosial Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika
ekonomi para pengrajin dan pemahat Pembangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
patung di desa Watesumpak agar bisa
melengkapi hasil penelitian ini. Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
DAFTAR PUSTAKA Rosdakarya.

Carolina, verani. Dkk. 2012. Kajian Teoritis Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
Sistem Manajemen Mutu Pada Penelitian Kuaitatif. Bandung: PT
Usaha Kecil Menengah Dalam Remaja Rosdakarya.
Menghadapi Tantangan Globalisasi.
FMI (Online): Yogyakarta. Partomo, Tiktik Sartika dan Soejoedono,
Abdul Rachman. 2002. Ekonomi
Chandra, Gregorius. Dkk. 2003. Pemasaran Skala Kecil/Menengah Dan
Koperasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Global. Yogyakarta: Andi.

Darmiyati, Tri. 2009. Pengaruh Globalisasi Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian
Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme. Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Paper (Online)
asisbuton.files.wordpress.com/2009/ Prawirokusumo, Soeharto. 2001. Ekonomi
02/id4-pengaruh-globalisasi- Rakyat. Yogyakarta: BPFE-
terhadap-nilai-nilai-nasionalisme.pdf Yogyakarta.

Halwani, R. Hendra. 2005. Ekonomi Purwanto, Iwan. 2006. Manajemen Strategi.


Internasional dan Globalisasi Bandung: Yrama Widya.
Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Putra, Bayu Airlangga dan Irawan, Andi.
Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, 2006. Kewirausahaan UKM.
Mahfud. 2007. Manajemen Produksi Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahmana, Arief. 2009. Peranan Teknologi
Modern. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Informasi Dalam Peningkatan Daya
Irdayanti. 2012. Peran Pemerintah Dalam Saing Usaha Kecil Menengah.
Pengembangan UKM Berorientasi SNATI: Yogyakarta, (Online).
Ekspor Studi Kasus: Klaster
Kasongan Dalam Rantai Nilai Saparuddin dan Bado, Basri. 2011.
Tambah Global. Jurnal Pengaruh Kemitraan Usaha
Transnasional, (Online), Vol.3, Terhadap Kinerja Usaha Pada
Usaha Kecil Menengah (UKM) dan
No.2.
Koperasi di Kabupaten Jeneponto
Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi,
(Online), Vol.9, No.2.

10
Strategi Pengembangan UKM Batu Arca Di Desa Watesumpak Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Sriyana, Jaka. 2010. Strategi Pengembangan


Usaha Kecil dan Menengah (UKM):
Studi Kasus di Kabupaten Bantul.
UII: Yogyakarta (Online).

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sule, Ernie Tisnawati dan Saefullah,


Kurniawan. 2010. Pengantar
Manajemen. Jakarta: Prenada Media
Group.

Sulistiono dan Mulyana, Mumuh. 2012.


Strategi Pengembangan Pemasaran
UKM Pengrajin Sepatu Sandal.
Jurnal Ilmiah Ranggagading,
(Online), Vol.12, No.1.

Tjiptono, Fandy. Dkk. 2008. Pemasaran


Strategik. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.

11

You might also like