Professional Documents
Culture Documents
Behavior of Personal Protective Equipment Use in PT.X: Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pt. X
Behavior of Personal Protective Equipment Use in PT.X: Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pt. X
Behavior of Personal Protective Equipment Use in PT.X: Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pt. X
PEKERJA PT. X
Abstract: Indonesia is a developing country that has a lot of natural wealth, so the natural
wealth can be utilized in developing sectors in Indonesia one of them is the industrial sector.
The development of the industrial sector makes the switching of manual tools into more
sophisticated machinery/equipment that can cause negative things like work accidents. Work
accidents can occurs due to unsafe conditions and unsafe acts. The increase in the industrial
sector is propotional to the increase in labor so it must be directly propotional to the
protection afforded to workers in the form of Occupational Health and Safety. Such
protection can be controlled by work accident in which work accident control is needed to
reduce and prevent the occurrence of work accident that is with 5 hierarchy of work
accident control that is elimination, substitution, design, administrative, and personal
protective equipment. The Company relies on personal protective equipment as a last resort
in the control of occupational accidents if other controls have been carried out but there are
still potential hazards. Work accidents are also caused by unsafe behavior so that workers'
behavior in using personal protective equipment is required. PT. X is a State-Owned
Enterprise (BUMN) engaged in shipbuilding industry, whose main activity is producing ship
and repair and maintenance of ships. PT.X has a safety behavior-based program such as
safety talk, induction, meeting, patrol, and inspection related to health and safety issues.
This study aims to determine what factors are associated with the use of personal protective
equipment (PPE). The method of this research is analytic observational with quantitative
approach and using cross sectional design. The results of this study indicate that the factors
that influence the behavior of the use of personal protective equipment is the attitude.
Attitudes are formed from the perceptions of benefits, and persepi ease of interrelated
significant to attitudes
Keywords: behavior, perceived, usefulness, ease of use, personal protective equipment, work
accident.
Abstrak: Indonesia merupakan Negara berkembang yang memiliki banyak kekayaan alam
sehingga kekayaan alam tersebut dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sektor-sektor
yang ada di Indonesia salah satunya adalah sektor industri. Perkembangan sektor industri
membuat adanya peralihan alat-alat yang bersifat manual menjadi mesin/peralatan yang
lebih canggih yang dapat menimbulkan hal negatif seperti kecelakaan kerja. Kecelakaan
kerja dapat terjadi disebabkan oleh unsafe conditions dan unsafe acts. Peningkatan sektor
industri berbanding dengan peningkatan tenaga kerja sehingga harus berbanding lurus
dengan perlindungan yang diberikan kepada tenaga kerja berupa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pekerja. Perlindungan tersebut dapat dengan pengendalian kecelakaan
kerja yang mana pengendalian kecelakaan kerja diperlukan untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan 5 hierarkhi pengendalian kecelakaan
kerja yaitu eliminasi, substitusi, perancangan, administratif, dan alat pelindung diri.
Perusahaan relatif menggunakan alat pelindung diri sebagai upaya terakhir dalam
pengendalian kecelakaan kerja jika pengendalian lain sudah dilakukan namun masih
terdapat potensi-potensi bahaya. Kecelakaan kerja juga disebabkan oleh unsafe behavior
178
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 179
sehingga diperlukan perilaku pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. PT. X
merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
industri galangan kapal, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi kapal dan perbaikan
serta pemeliharaan kapal. PT.X memiliki program berbasis safety behavior seperti safety
talk, induction, meeting, patrol, hingga sidak yang mengkaji terkait isu-isu kesehatan dan
keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD). Metode dalam
penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku penggunaan alat pelindung diri adalah sikap. Sikap terbentuk dari
persepsi manfaat, dan persepi kemudahan yang saling berhubungan signifikan terhadap
sikap.
Kata Kunci: perilaku, persepsi, manfaat, kemudahan, alat pelindung diri, kecelakaan kerja.
PENDAHULUAN
merupakan suatu nilai aset yang tinggi kerja yang bekerja pada suatu perusahaan
bagi individu, masyarakat serta bagi yang berpotensi menimbulkan bahaya
Negara itu sendiri (Odgen, 1996). Hal (Mangkunegara, 2013). Maka penggunaan
tersebut dikarenakan kesehatan dan alat pelindung diri (APD) merupakan
keselamatan kerja memiliki tujuan untuk alternatif terakhir yang dapat dipilih oleh
melindungi tenaga kerja dalam sektor industri yang ada di Indonesia jika
mengerjakan pekerjaannya dari bahaya pengendalian sebelumnya sudah
atau potensi bahaya yang dapat timbul. dilakukan namun kurang efektif.
Perlindungan tersebut diperlukan Penggunaan alat pelindung diri (APD)
untuk mengurangi atau mengendalikan hal disesuaikan dengan potensi bahaya yang
negatif yang tidak diinginkan dalam ada di tempat kerja dan lingkungan kerja
proses kerja seperti penggunaan perusahaan.
peralatan/mesin yang sudah canggih Kecelakaan kerja di tempat kerja
namun tidak digunakan secara tepat dan terjadi akibat dua penyebab yaitu karena
benar sehingga menimbulkan kecelakaan kondisi yang tidak aman (unsafe
kerja. Kecelakaan kerja merupakan suatu condition) dan tindakan yang tidak aman
peristiwa yang berhubungan dengan (unsafe act) (Reason, 1997). Sedangkan
pekerjaan yang dapat menimbulkan suatu menurut Teori Suizer (1999) bahwa
cedera tergantung pada keparahannya atau kecelakaan kerja di tempat kerja dapat
dapat mengakibatkan kematian (OHSAS dicegah jika memperhatikan perilaku pada
18001, 2007). Bedasarkan data pekerja. Hal tersebut juga diperkuat
International Labour Organization (ILO) dengan pendapat oleh Cooper (2009) yang
pada tahun 2003 tercatat terjadi 1.200.000 menyatakan 80%-95% kecelakaan kerja
kematian yang disebabkan oleh terjadi karena perilaku yang tidak aman
kecelakaan kerja dan penyakit akibat (unsafe behavior) sehingga sulit untuk
kerja. Menurut data Badan Penyelenggara dikontrol oleh perusahaan. Selain itu hasil
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan riset National Safety Council (NSC)
mencatat terdapat 105.182 kecelakaan tahun 2011 menyatakan kecelakaan kerja
kerja yang terjadi hingga akhir tahun sebanyak 80% disebabkan oleh perilaku
2015. Sedangkan menurut sumber yang yang tidak aman (unsafe behavior)
sama terdapat 123.000 kasus kecelakaan (Cooper, 2009).
kerja yang terjadi sepanjang tahun 2017. Upaya yang dapat dilakukan
Perlindungan kepada tenaga kerja untuk perilaku yang tidak aman (unsafe
diperlukan untuk mengendalikan dan behavior) yaitu bentuk perilaku itu
mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi sendiri. Diperlukan pendekatan dengan
pada tempat kerja. Adapun pengendalian perilaku untuk mengurangi atau
kecelakaan kerja yang dijadikan 5 hirarki mengendalikan kecelakaan kerja yang
dalam pengendalian kecelakaan kerja terjadi di tempat kerja. Berdasarkan teori
yaitu, eliminasi, substitusi, perancangan, Technology Acceptance Model (TAM),
administrasi, serta alat pelindung diri. perilaku dipengaruhi oleh sikap. Sikap ini
Pengendalian dengan cara eliminasi dan dipengaruhi oleh sebuah persepsi manfaat
substitusi merupakan cara yang paling (perceived usefulness) dan persepsi
efektif dalam mengendalikan serta kemudahaan penggunaan (perceived ease
mengurangi kecelakaan kerja. Namun of use). Persepsi manfaat dan persepsi
pada tahap eliminasi, substitusi, serta kemudahaan penggunaan yang intens
perancangan jarang digunakan oleh akan menimbulkan suatu niat yang
perusahaan-perusahaan karena banyak hal mengakibatkan timbulnya sebuah sikap
yang harus dipertimbangkan dalam dari penggunaan alat pelindung diri
menerapkan pengendalian tersebut seperti (APD). Penggunaan alat pelindung diri
biaya relatif, manfaat penggunaan, serta (APD) yang dilakukan secara terus
keandalan dari pilihan tersebut. Upaya menerus akan menjadi sebuah perilaku
yang mampu dilakukan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
meningkatkan kesehatan dan keselamatan Alat pelindung diri merupakan alat yang
tenaga kerja adalah dengan memberikan digunakan oleh tanaga kerja yang
peralatan perlindungan kepada tenaga berfungsi untuk melindungi pekerja dari
Cyntiya Pertama Dahyar, Perilaku Penggunaan Alat Pelindung… 181
luka atau penyakit yang dapat disebabkan program dalam pengendalian kecelakaan
oleh adanya kontak dengan bahaya kerja yaitu keselamatan perilaku (safety
(hazard) di lingkungan tempat kerja baik behavior). Penerapan program tersebut
yang bersifat kimia, biologis, radiasi, dilakukan dalam beberapa kegiatan seperti
fisik, elektrik, mekanik dan lain-lain. Alat safety induction, safety talk, safety
pelindung diri (APD) dalam dunia meeting, safety patrol, serta sidak.
pekerjaan sangat dibutuhkan terutama
pada tempat kerja yang memiliki METODE
lingkungan yang banyak memiliki potensi
bahaya yang mengancam kesehatan dan Metode yang digunakan dalam
keselamatan pekerja seperti pada industri penelitian ini adalah analitik
pengecoran logam, atau industri lainnya. observasional dengan pendekatan
Namun faktanya masih banyak kuantitatif. Penelitian kuantitatif
perusahaan yang tenaga kerjanya tidak merupakan metode penelitian yang
menggunakan alat pelindung diri (APD), dilandaskan oleh filsafat positivism,
yang disebabkan oleh banyak faktor dimana dalam penelitian menggunakan
seperti perusahaan yang tidak sampel dan populasi penelitian, teknik
menyediakan, alat pelindung diri (APD) yang digunakan dalam pengambilan
yang tidak layak, ataupun faktor dari sampel juga dilakukan secara acak atau
pekerjanya sendiri seperti pengetahuan, random sampling (Sugiyono, 2015).
sikap, maupun kenyamanan penggunaan Berdasarkan waktu pengambilan data
alat pelindung diri (APD) pada saat pada penelitian ini termasuk pendekatan
bekerja. cross sectional. Hal tersebut karena
penelitian ini mengambil data dalam
kurun waktu tertentu.
Pada penelitian ini data yang
digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer pada penelitian ini
menggunakan lembar kuesioner,
sedangkan data sekunder didapatkan dari
data kecelakaan kerja PT. X tahun 2017.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Lembar kuesioner yang terdiri dari 30
Techonoly Acceptance Model pernyataan yang terdapat aspek persepsi
manfaat, persepsi kemudahaan
Kerangka Konseptual Techonoly penggunaan, sikap, serta perilaku
Acceptance Model tersebut menjukkan penggunaan alat pelindung diri. Kuesioner
adanya external variable atau variabel disebar hanya pada satu departemen yang
dari luar akan berpengaruh langsung dianggap sebagai panutan atau stake
terhadap variabel perceived usefulness holder dari tenaga kerja yang lainnya.
dan perceived ease of use. Pada dasarnya Pada penelitian ini menggunakan total
kedua variabel tersebut akan berpengaruh sampel sebanyak 36 pekerja.
terhadap sikap atau attitude toward using Uji validitas pada penelitian ini
sehingga dapat menimbulkan sebuah dilakukan terhadap item penelitian yang
perilaku atau behavioral yang akan berupa kuesioner menggunakan software
dilakukan terus menerus menjadi sebuah SPSS dengan cara membandingkan r
actually system use. hitung dengan r tabel dengan taraf
PT. X merupakan sebuah signifikan 5% dengan r hitung > r tabel.
perusahaan Badan Usaha Milik Negara Selain itu uji realibilitas juga dilakukan
(BUMN) yang bergerak di bidang industri dengan menggunakan software yang sama
galangan kapal, sehingga terdapat banyak dengan cara membandingkan r hitung
potensi bahaya dan dapat mengakibatkan dengan r tabel dengan signifikan 5%.
kecelakaan kerja seperti kebakaran, Analisa data menggunakan
ledakan, terjatuh, terjepit, tergores, serta univariat dan bivariat. Sebelumnya
bahaya listrik yang berasal dari proses dilakukan analisis data, yang bermula
pengelasan. PT. X sudah memiliki dilakukan uji normalitas menggunakan
182 Jurnal Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187