Professional Documents
Culture Documents
Effervesent Vitamin C Dan Vitamin B PDF
Effervesent Vitamin C Dan Vitamin B PDF
Rakhmad Wiyono
ABSTRACT
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
II.1.1 Defenisi Serbuk
a. Menurut FI edisi III
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukan.
b. Menurut Ilmu resep
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral / dalam.
c. Menurut FI edisi IV
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
d. Menurut Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi
Serbuk merupakan suatu campuran obat dan/atau bahan kimia yang
halus terbagi-bagi dalam bentuk kering.
II.1.2 Keuntungan dan Kerugian Serbuk
II.1.2.1Keuntungan serbuk
1. Campuran obat dan bahan obat yang sesuai kebutuhan
2. Dosis lebih tepat, lebih stabil dari sediaan larutan
3. Disolusi/melarut cepat dalam tubuh
4. Tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang tidak perlu
II.1.2.2Kerugian serbuk
Kerugian serbuk antara lain (Ansel, 2008: 202):
1. Keengganan pasien meminum serbuk yang pahit dan atau rasa yang
tidak enak.
2. Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan yang higroskopis
3. Peracikannya membutuhkan waktu yang cukup lama
6. Natrium metabisulfit
- Digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah oksidasi asam
askorbat, dimana asam askorbat merupakan zat yang mudah
teroksidasi (Dirjen POM, 1979: 47).
- Konsentrasi natrium metabisulfit yang digunakan adalah 1%.
Dimana telah diperkirakan pada konsentrasi ini natrium
metabisulfit dapat mencegah proses oksidasi.
7. Citrus orange
- Penggunaan citrus orange karena citrus orange dapat larut dalam
air dibandingkan citrus oil yang tidak larut dalam air.
- Penggunaan citrus orange untuk menciptakan aroma pada sediaan
karena bahan-bahan pada sediaan ini tidak berbau.
- Citrus orange igunakan untuk menutupi rasa asam pada sediaan
serta untuk member warna yang cerah pada sediaa.
- Konsentrasi yang digunakan dalam formula adalah 1% (Jenkis,
1957: 896).
8. Dekstrin
- Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi
yang merupakan modifikasi pati dengan asam dekstrin. Mudah
larut dalam air, lebih cepat terdispersi dan tidak kental (Anonim,
2011).
- Dektsrin digunakan sebagai pengisi untuk mencukupkan bahan
mencapai netto yang diinginkan, dimana pengisi dekstrin bersifat
inert (tidak bereaksi dengan bahan lain).
- Dekstrin mempunyai viskositas yang relative rendah sehingga
pemakaian dalam jumlah banyak masih diizinkan. Hal ini akan
menguntungkan jika pemakaian dekstrin diuraikan sebagai bahan
pengisis (Filter) karena dapat menggantikan berat produk yang
dihasilkan.
- Serta untuk menutupi rasa pahit dari sakarin.
II.4.2 Asam Askorbat (Dirjen POM,1979: 47; Dirjen POM,1995: 39; Rame,
2004: 45)
Nama Resmi : Acidum Ascorbicum
Sinonim : vitamin C, ascorbic acid, 1-3-ketothreohexuron, c
acid lactons.
RM/BM : C6H8O6/176,13
Pemerian : Hablur atau serb apiuk putih atau kuning oleh
pengaruh cahaya, lambat laun menjadi berwarna
gelap, dalam keadaan kurang stabil di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi, melebur pada suhu lebih
kurang 190o
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform; dalam eter dan
dalam benzene
Stabilitas : dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di
udara. Dalam oksigen, oksidator danpanas juga
stabil. Asam askorbat tidak stabil dalam lrutan
terutama dalam alkali. Mudah mengalami oksidasi
pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh
cahaya dan panas dan dikatalis oleh tembaga dan
besi. Larutan asam askorbat dapat disterilkan
dengan filtrasi. Serbuk harus disimpan dalam
sebuah wadah yang bukan logam, terlindung dari
cahay, ditempat yang sejuk dan kering.
Incompatibilitas : tidak kompatibel dengan alkali, ion logam terutama
tembaga dan besi. Bahan pengoksidasi
methenolamine, fenoflavin hydrochloridum,
prylamine maleat, salisilamid natrium nitrit, natrium
salisilat, theobramis salisilat, dan picotinamid.
Selain itu asam askorbat mengganggu kalorimetri
tertentu dengan tes mengurangi intensitas warna
yang dihasilkan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya
Kegunaan : zat aktif, antiskorbut
DL : Bayi dan anak-anak : 30-40 mg
Dewasa : 75 mg – 1 g
II.4.3 Tiamin hidroklorida (Dirjen POM, 1979 598; Dirjen POM, 1995: 784;
Jenkis, 1957: 54)
Nama Resmi : Thyamini Hidrochloridum
Sinonim : thiamina hidroklorida, vitamin B1
RM/BM : C12H17CLN4O5. HCl/337,27
Pemerian : Hablur atau serbuk, hablur putih; bau khas lemah;
jika bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat
menyerap air lebih kurang 4%; melebur pada suhu
lebih kurang 248o desertai penguraian
Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar
larut dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam
benzena
Stabilitas : pada pH 4, tiamin kehilangan aktivitas secara
perlahan tapi netral atau alkali akan membuat
dengan cepat terutama dalam kontak dengan udara
Incompatibilitas : Tiamin hidroklorida sangat larut dalam air dan
sedikit larut dalam alkohol. Solusinya asam dan
cepat dihancurkan oleh alkali. Hal ini tidak sesuai
dengan mengurangi agen dan diendapkan oleh
sebagian alkaloid. Tiamin higroskopis dan terurai
oleh cahay yang kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya
Kegunaan : anti beri-beri (Fater, 772)
DL : Dewasa : 5-10 mg
1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg
5-10 tahun sehari : 0,9 mg
10 tahun keatas sehari : 1,2 mg
II.4.4 Riboflavin (Dirjen POM, 1979: 557; Dirjen POM,1995: 741; Jenkis,
1957: 517)
Nama Resmi : Riboflavinum
Sinonim : Riboflavina, riboflavin,vitamin B2
RM/BM : C17H20N4O6 /176,37
Pemerian : Serbuk hablur, kuning hingga kuning jingga, bau
lemah, melebur pada suhu lebih kurang 280o,
larutan jernih dan netral terhadap lakmus. Jika
kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahay terdifusi,
tetapi dalam larutan cahay sangat cepat
menyebabkan penguraian, terutama jika ada alkali
Kelarutan : sangat sukar larut dalam iar, dalam etanol dan
dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah
larut dalam larutan alkali encer; tidak larut dalam
eter dan dalam kloroform
Stabilitas : stabil dibawah suhu normal, dapat terurai saat
terkena lembab atau air, gelap saat terkena cahaya
Incompatibilitas : praktis tidak larut dalam iar dan alkohol tetapi
sangat larut dalam larutan alkali. Olahan dari
riboflavin harus dilindungi dari cahaya
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , tidak tembus cahaya
Kegunaan : Membantu pelepasan energy yang ada pada
makanan
DL : Dewasa : 5-10 mg
1 tahun kebawah sehari : 0,4 mg
5-10 tahun sehari : 0,7-0,9 mg
10 tahun keatas sehari : 1,5 mg
II.4.5 Priridoxin hidroklorida (Dirjen POM, 1979: 54; Dirjen POM, 1995:
724; Jenkis,1957: 516)
Nama Resmi : Pyridoxini Hydrochloridum
Sinonim : Piridoksin hidroklorida, ,vitamin B6
RM/BM : C8H14NO3. HCl /205, 64
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih atau hamper putih;
stabil diudara; secara perlahan-lahan dipengaruhi
oleh cahaya matahari
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam eter; larutan yang mempunyai pH
lebih kurang 3
Stabilitas : Ketahanan terhadap cahaya; tidak stabil terhadap
cahaya; stabilitas terhadap pemanasan; titik lebur
202-206oC; stabil terhadap air;
Incompatibilitas : Piridoksin hidroklorida incompatibilitas terhadap
oksidator kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat , terlindung dari cahaya
Kegunaan : Kofaktor dalam berbagai reaksi metabolism asam
amino
DL : Dewasa sehari: 1/2 mg
Bayi sehari : 0,1-0,5 mg
Anak-anak sehari : 0,5-1,5 mg
II.4.6 Kalsium Pantotenat (Dirjen POM, 1979: 126; Dirjen POM, 1995: 165;
Jenkis, 1957: 512)
Nama Resmi : Calcii Pantothenas
Sinonim : Kalsium pantotenat, calcium D-pantotenate, D-
pantotenit ,vitamin B5
RM/BM : C18H32CaNaO14 /476,54
Pemerian : Serbuk putih; agak higroskopik; tidak berbau; rasa
pahit
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin; praktis
tidak larut dalam etanol, dalam kloroform dan
dalam eter
Stabilitas : Stabil dalam kondisi penyimpanan yang disarankan
Incompatibilitas : Larut dalam air dan seikit larutan basa yang tidak
stabil dalam panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Antidermatits
DL : Dewasa sehari4-7 mg
II.4.7 Nikotinamid (Dirjen POM, 1979: 435; Dirjen POM, 1995: 609; Jenkis,
1957: 510)
Nama Resmi : Nicotinamidum
Sinonim : Nikotinamida, niasianida, vitamin B3
RM/BM : C6H6H2O /122,1
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; tidak berwarna atau
putih; berbau lemah dan khas
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1,5 bagian etanol;
sukar larut dalam kloroform dan dalam eter
Stabilitas : Hindari paparan terhadap cahaya matahari,
pemanasan dalm larutan asam kuat atau basa kuat
menyebabkab hidrolisasi dari kelompok amida
untuk asam produk penguraian yang berbahaya
termasuk ammonia, uap sianidan dan oksida
nitrogen serta karbon
Incompatibilitas : Nikotinamid inkom terhadap basa kuat, polimer
berbahaya tidak akan terjadi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dengan baik
Kegunaan : Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan
bakteri dan virus
DL : Dewasa sekali: 15-50 mg
sehari : 30/150 mg
Bayi sehari : 6 mg
Anak-anak sehari : 9-20 mg
DM : Dewasa sekali: 500 mg
sehari : 1 g
II.4.8 Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979: 50; Dirjen POM, 1995: 48; Rame,
2004: 181)
Nama Resmi : Acidum Citricum
Sinonim : Acidum citricum monohydrate, 2-hydroxy propane,
1,2,3 tricarboxylic acid monohydrate, asam sitrat
RM/BM : C2H8O7 /192,12
Pemerian : Hablur kering tidak berwarna atau serbuk hablur
granul sampai halus, putih tidak berbau atau praktis
tidak berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar
dalam udara kering
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol; agak sukar larut dalam eter
Stabilitas : Asam sitrat monohidrat kehilangan air dalam proses
kristalisasi; uap atau ketika pemanasan pada suhu
40oC. Larutan encer asam sitrat dapat digunakan
untuk fermentasi sebagian besar monohidratdan
atau anhidrat
Incompatibilitas : Asam sitrattidak sesuai dengan kalium tartrat, alkali
dan alkali tanah, karbonat dan bikarbonat, asetat dan
sulfide. Ketidaksesuaian termasuk juga dengan
pengoksidasi bahan dasar pereduksi dan nitrat.
Sukrosa dalam sirup pada penyimpanan akan
mengkristal oleh adanya asam sitrat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pengontrol asam
II.4.9 Asam Tartrat (Dirjen POM, 1979: 53; Rame, 2004: 731)
Nama Resmi : Acidum Tartratticum
Sinonim : Asam tartrat, acidum tartrarium,tartaric acid,
RM/BM : C4H16O6 /150,0
Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk
hablur; halus sampai granul; warna putih; tidak
berbau; rasa asam dan stabil diudara
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam
etanol
Stabilitas : Sebagian besar bahan bersifat stabil bila disimpan di
dalam wadah yang tersimpan baik
Incompatibilitas : Asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi
dengan logam karbonatdan bikarbonat (salah satu
khasiat) dimanfaatkan untuk pembuatan serbuk
effervescent
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengontrol asam
II.4.10 Natrium Bikarbonat (Dirjen POM, 1979: 60; Rame, 2004: 635)
Nama Resmi : Natrii subcarnonas
Sinonim : Natrium bikarbonay, sodium bokarbonat, soda
carbonic acid, disodium carbonate, soda calcined
RM/BM : H2HCO3 /87,01
Pemerian : Serbuk hablur, putih, stabil diudara, kering tetapi
dalam udara lembab secara perlahan terurai. Larutan
segar dalam air dingin tanpa dikocok. Bersifat basa
terhadap lakmus. Kebasaan bertamabah bila larutan
dibiarkan, digoyang kuat atau dipanaskan
Kelarutan : Larut dalam air; tidak larut dalam etanol
Stabilitas : Sodium bikarbonat diubah dalam bentuk
monohidrat, pada saat bersentuhan dengan air
menghasilkan panas. Dimulai dengan hilangnya
CO2 pada suhu diatas 400oC dan sebelum mendidih
disimpan dalam wadah tertutup rapat
Incompatibilitas : Sodium bikarbonat terurai ketika berhubungan
dengan asam dan adanya air untuk menghasilkan
CO2 effervescent sodium karbonat akan bereaksi
kuat dengan aluminium, peroksida asam sulfat,
fluorin dan litium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sumber basa
Konsentrasi : 25-50%
II.4.14 Natrium Metabisulfit (Dirjen POM, 1979: 419; Dirjen POM, 1995:
596; Rame, 1957: 854)
Nama Resmi : Natrii metabisulfit
Sinonim : Disodium disulfite, disodium pyrosulfite, disodium
salt, disolfuorus acid
RM/BM : Na2S2O5 /190,10
Pemerian : Hablur putih atau erbuk hablur putih
kekuningan;berbau belerang dioksida
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserin; sukar larut
dalam etanol
Stabilitas : pada paparan udara dan kelembaban, natrium
metabisulfit secara perlahan teroksidasi menjadi
sulfat dan natrium disintegrasi Kristal. Penambahan
asam kuat dapat membebaskan sulfur dioksida.
Dalam iar, metabisulfit segera dikonversi ken
atrium dan bisulfit. Larutan natrium metabisulfit
juga terurai iudara, terutama pada pemanasan.
Larutan yang akan disterilkan dengan autoklaf harus
dimasukkan ke dalam wadah dimana udara telah
digantikan dengan gas inert seperti nitrogen.
Penambahan dekstrosa terhadap lautan metabisulfit
dapat menurunkan stabilitas metabisulfit
Incompatibilitas : Natrium metabisulfit bereaksi dengan
simpotomimetik dan obat lainnya yang merupakan
turunan alkohol atau orto-para-hidroksibenzil
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh dan
terlindung dari cahaya
Kegunaan : Sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi pada
asam askorbat
2. Vitamin B1
DL untuk dewasa: sehari 5 mg – 10 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 10 mg = 10,41 mg
3. Vitamin B2
DL untuk dewasa : sehari 2 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg
4. Vitamin B6
DL untuk dewasa: sehari 1 mg/2 mg
Untuk umur 24 tahun: 24+1/24 x 2 mg = 2,08 mg
5. Vitamin B3
DL untuk dewasa sehari: 15 mg – 50 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 50 mg = 52,08 mg
DM untuk dewasa sekali : 500 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 500 mg = 520,8 mg
DM untuk dewasa sehari : 1 g
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 1 g =1,4 g
6. Vitamin B5
DL untuk dewasa sehari : 4-7 mg
Untuk umur 24 tahun : 24+1/24 x 7 mg = 7,29 g
III.5 Cara Kerja
1. Metode pembuatan
Pembuatan vitamin B kompleks dan vitamin C effervescent powder
digunakan metode granulasi basah (Ansel, 216)
2. Langkah kerja
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%
Ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B 1 sebanyak 0,06 g,
vitamin B2 sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5
sebanyak 0,3 g, vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6
g, asam tartrat sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g,
natrium benzoat sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin
0,006 g, citrus orange 0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g
Digerus semua bahan yang benbentuk kristal pada lumpang yang
berbeda
Dimasukkan semua bahan ke dalam wadah tumbling
Dicampurkan dengan menggunakan metode tumbling hingga
homogen
Ditambahkan citrus orange dan dicampurkan hingga homogen
Dikepal campran bahan tersebut hingga terbentuk masa kepal
Diayak masa kepal dengan menggunakan ayakan mesh 10 kemudian
ditimbang granul basah
Dikeringkan dalam oven dengan suhu 40oC
Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian
dengan bobot yang sama, masing-masing 5 g
Dimasukkan ke dalam kemasan yang kedap udara
Dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan brosur
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil pengamatan
1. Uji susut pengeringan (LOD = Lost On Drying)
%LOD =
= 0,227 x 100%
= 22,7 %
2. Uji kandungan kelembaban (MC = Moisture Content)
%LOD =
= 0,29 x 100%
= 29,4 %
IV.2 Pembahasan
Dalam praktikum teknologi sediaan padat kali ini, dilakukan
percobaan mengenai pembuatan serbuk effervescent vitamin C dan
vitamin B kompleks. Dimana serbuk effervescent merupakan granul atau
serbuk kasar sekali dan mengandung unsur obat dalam campuran yang
biasanya teriri dari natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat. Bila
ditambahkan dengan air, asam dan basanya akan bereaksi membebaskan
karbondioksida sehingga menghasilkan buih (Ansel, 2008: 214). Sediaan
serbuk effervescent tersebut dibuat untuk menjaga dan memulihkan
stamina setelah bekerja.
Dalam pembuatan serbuk effervescent ini, digunakan zat aktif berupa
vitamin C dan vitamin B kompleks. Dimana vitamin merupakan senyawa
organic yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim
metabolisme. Serta sumber asam dan basa yang digunakan yaitu asam
sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang merupakan bahan penting
dalam serbuk effervescent karena jika asam dan basanya bereaksi akan
membebaskan karbondioksida (CO2) sehingga menghasilkan buih (Ansel,
2008: 214).
Sebelum melakukan percobaan, pertama-tama disiap alat dan bahan
yang akan digunakan. Bahan yang digunakan yaitu vitamin C, vitamin B
kompleks, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, natrium benzoat,
natrium metabisulfit, sakarin,citrus orange, dan dekstrin. Selanjutnya
dibersihkan alat menggunakan kapas yang dibasahi alkohol 70%.
Penggunaan alkohol bertujuan untuk mensterilkan alat yang akan
digunakan agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme. Selanjutnya
ditimbang vitamin C sebanyak 3 g, vitamin B1 sebanyak 0,06 g, vitamin B2
sebanyak 0,03 g, vitamin B3 sebanyak 1,7 g, vitamin B5 sebanyak 0,3 g,
vitamin B6 sebanyak 0,48 g, asam sitrat sebanyak3,6 g, asam tartrat
sebanyak 7,2 g, natrium bikarbonat sebanyak 12,3 g, natrium benzoat
sebanyak 0,03 g, natrium metabisulfit 0,3 g, sakarin 0,006 g, citrus orange
0,03 g dan dekstrin sebanyak 7,4 g dengan menggunakan neraca analitik.
Kemudian digerus semua bahan yang berbentuk kristal pada
lumpang yang berbeda-beda. Setelah itu masukkan semua bahan yang
telah menjadi serbuk ke dalam wadah tumbling. Dicampurkan dengan
menggunakan metode tumbling hingga homogen. Dituangkan semua
bahan ke dalam lumping. Setelah itu, ditambahkan citrus orange dan
dicampur hingga homogen. Tujuan dari penambahan citrus orange yaitu
untuk member warna yang menarik dan aroma yang harum pada sediaan
tersebut. Setelah itu dikepal semua bahan tersebut hingga terbentuk masa
kepal.
Setelah itu masa kepal tersebut diayak dengan menggunakan ayakan
mesh 10 kemudian ditimbang. Tujuan pengayakan yaitu untuk
mendapatkan bentuk granul yang labih halus. Kemudian dikeringkan pada
oven dengan suhu 40 oC denga tujuan mendapatkan granul yang kering.
Granul yang telah kering ditimbang dan dibagi menjai 6 bagian dengan
bobot yang sama, masing-masing sebanyak 5 g. setelah itu dimasukkan ke
dalam kemasan yang kedap udara dengan tujuan untuk menghindari
serbuk effervescent terbut terkontaminasi dengan udara, mikroorganisme
serta cahaya. Terakhir dimasukkan ke dalam dos yang berisi etiket dan
brosur.
Serbuk effervescent yang telah jadi dilakukan evaluasi granul yaitu
berupa uji susut pengeringan dan uji kadar air. dari uji susut pengeringan
dengan mnggunakan rumus diperoleh hasil yaitu 22,7%, sedangkan hasil
dari uji kadar air yaitu 29,4%.
Serbuk effervescent tersebut dicampur dengan air untuk mengetahui
terbentuknya buih serta terbebasnya karbondioksida. Hasilnya yaitu
terbebesnya karbondioksida dan terbentuknya buih namun serbuknya
terapung diatas air atau tidak larut. Hal tersebut dikarenakan terdapat
vitamin B2 yang ternyata tidak larut dalam air serta tidak menggunakan
asam tartrat sehingga hasilnya tidak maksimal.
IV.2.1 Kemungkinan kesalahan
Dalam praktikum kali ini terdapat beberapa kemungkinan kesalahan
yang menyebabkan hasilnya tidak maksimal diantaranya:
Kurangnya ketelitian praktikan dalam menimbang bahan yang akan
digunakan
Tidak lengkapnya bahan-bahan yang tersedia di laboratorium
Kurangnya ketelitian praktikan dalam mencampur bahan-bahannya
Kurangnya ketelitian praktikan dalam memahami sifat fisikokimia zat
aktif