Professional Documents
Culture Documents
Apd PDF
Apd PDF
Apd PDF
ABSTRACT
Using PPE (personal protective equipment) is the last risk control to protect the workers from
occupational safety and health hazards. Applying safety culture through compliance behavior of
wearing PPE is important to do as the responsibility of the company to protect its workers from
occupational safety and health hazards. The purpose of this research was to analyze factors which
have correlation with compliance of wearing PPE in aluminum sulfate unit production PT. Liku
Telaga Gresik. This research was analytical observational with a cross sectional design. Subject of
this research was total population that consist of 114 workers. Data would be shown in a frequency
distribution and cross tabulation afterwards analyzed using statistic chi square. The result of research
showed that most of workers obeyed to wear PPE in workplace. Statistic analytical results showed
that education (p=0,005; r=0,336) and attitude to the policy (p=0,045; r=0,233) are factors which
has correlated with compliance of wearing PPE. Age (p=1), time of work (p=1), knowledge
(p=0,483), motivation (p=1), personality (p=0,464), training (p=0,559), communication (p=0,72) and
availability of PPE (p=0,652) have no correlation with compliance of wearing PPE. Advices based on
the results to the company are recruiting workers who graduate from Senior High School, improving
the firmness of policy and organizing special training about PPE. Supervisor must care about the
workers’ compliance of wearing PPE and give example compliance behavior of wearing PPE.
Keywords: safety culture, behavior of wearing PPE, workers in aluminum sulfate unit production
ABSTRAK
Penggunaan APD (alat pelindung diri) merupakan pengendalian risiko terakhir untuk melindungi
tenaga kerja dari bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Menerapkan kepatuhan menggunakan APD
penting dilakukan sebagai tanggung jawab perusahaan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya
keselamatan kerja dan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan menggunakan APD di unit produksi alumunium sulfat PT. Liku Telaga Gresik.
Penelitian ini bersifat observasional analitik, dengan desain cross sectional. Subyek penelitian ini
adalah total populasi yaitu 114 tenaga kerja. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan tabulasi silang kemudian dianalisis secara statistik chi square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja patuh menggunakan APD di tempat kerja. Hasil
analisis statistik menunjukkan bahwa pendidikan (p=0,005; r=0,336) dan sikap terhadap kebijakan
(p=0,045; r=0,233) sebagai faktor yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan menggunakan APD
dan memiliki kuat hubungan rendah. Umur (p=1) masa kerja (p=1), pengetahuan (p=0,483), motivasi
(p=1), kepribadian (p=0,464), pelatihan (p=0,559), komunikasi (p=0,72) dan ketersediaan APD
(p=0,652) tidak berhubungan dengan kepatuhan menggunakan APD. Saran berdasarkan hasil
penelitian kepada perusahaan adalah merekrut tenaga kerja minimal tamat Sekolah Menengah Atas,
menerapkan kebijakan yang lebih tegas, mengadakan pelatihan khusus tentang APD. Supervisor juga
harus memperhatikan kepatuhan tenaga kerja dalam menggunakan APD dan memberikan contoh
perilaku patuh menggunakan APD.
Kata kunci: budaya keselamatan, kepatuhan, alat pelindung diri, kebijakan, Gresik, perusahaan kimia
24
25 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 24-36
termasuk jenis penelitian analisis data masa kerja tergolong belum lama yaitu ≤
karena menganalisis hubungan variabel 13 tahun (92 %) dan tamat SMA (95 %).
tergantung dan variabel bebas. Penelitian Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa
ini menggunakan rancang bangun cross variabel umur dan masa kerja tidak
sectional karena pengamatan dilakukan memiliki hubungan yang signifikan dengan
pada suatu atau periode tertentu kepatuhan tenaga kerja menggunakan APD
(Notoatmodjo, 2002). Populasi penelitian di unit produksi alumunium sulfat PT.
di unit produksi alumunium sulfat PT. Liku Telaga karena memiliki nilai
Liku Telaga adalah 114 tenaga kerja. signifikan < 0,05.
Variabel dependen yang diteliti Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
adalah kepatuhan tenaga kerja dalam variabel pendidikan berhubungan
menggunakan APD. Variabel independen signifikan dengan kepatuhan menggunakan
yang diteliti pada penelitian ini adalah APD karena memiliki nilai signifikan
umur, masa kerja, pendidikan, 0,005 < 0,05. Variabel pendidikan
pengetahuan, motivasi, kepribadian, memiliki kuat hubungan yang rendah yaitu
pelatihan komunikasi, ketersediaan APD nilai koefisien kontingensi 0,336. Tenaga
dan sikap terhadap kebijakan APD). Data kerja yang tamat SMA akan lebih patuh
diperoleh melalui kuesioner dan check list untuk menggunakan APD daripada yang
kemudian dianalisis menggunakan statistik tidak tamat SMA.
chi square. Variabel independen yang
memiliki hubungan signifikan dengan Komponen Person
variabel dependen diuji kuat hubungan Komponen person meliputi
melalui analisis statistik koefisien pengetahuan, motivasi dan kepribadian.
kontingensi. Hasil analisis akan dikaitkan Sebagian besar tenaga kerja memiliki
dengan teori yang ada dan hasil observasi pengetahuan baik (87,5 %), motivasi baik
melalui wawancara mendalam. (96,6 %) dan kepribadian tipe B (61,4 %).
Variabel pengetahuan, motivasi dan
HASIL kepribadian tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan tenaga kerja
Tabel 1 Hubungan variabel bebas dan menggunakan APD di unit produksi
Variabel tergantung alumunium sulfat PT. Liku Telaga. Tabel 1
Variabel bebas Nilai p Nilai r Kuat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan,
Hubungan motivasi dan kepribadian memiliki nilai
Umur 1>α - -
signifikan < 0,05.
Masa Kerja 1>α - -
Pendidikan 0,05<α 0,336 Rendah
Pengetahuan 0,483>α - - Komponen Behavior
Motivasi 1>α - - Komponen behavior meliputi
Kepribadian 0,464>α - - pelatihan dan komunikasi. Sebagian besar
Pelatihan 0,559>α - - tenaga kerja pernah mendapatkan pelatihan
Komunikasi 0,720>α - - menggunakan APD (79,5 %) dan memiliki
Ketersediaan 0,611>α - -
komunikasi baik (87,5 %). Tabel 1
Sikap terhadap 0,045<α 0,233 Rendah
Kebijakan menunjukkan bahwa variabel pelatihan dan
Keterangan: α = 0,05 komunikasi tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan tenaga kerja
menggunakan APD di unit produksi
Karakteristik Responden alumunium sulfat PT. Liku
Karakteristik responden meliputi Telaga.Variabel pelatihan dan komunikasi
umur, masa kerja dan pendidikan. memiliki nilai signifikan < 0,05.
Mayoritas tenaga kerja tergolong berusia
muda yaitu ≤ 36 tahun (77 %), memiliki
27 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 24-36
persentase kepatuhan yang hampir sama yang ada di tempat kerja dan cara
besar. mengatasinya misalnya dengan
menggunakan APD.
Hubungan Pendidikan dengan Berdasarkan tabel 1 yang
Kepatuhan Menggunakan APD menjelaskan hasil penelitian di unit
Berdasarkan observasi, masih produksi alumunium sulfat PT. Liku
terdapat tenaga kerja yang tidak tamat Telaga, pendidikan merupakan faktor yang
SMA. Hasil analisis statistik bivariat memiliki hubungan dengan kepatuhan
seperti yang dijelaskan pada tabel 1, menggunakan APD. Hasil penelitian ini
pendidikan memiliki hubungan yang dapat dijadikan rekomendasi bagi
signifikan dengan kepatuhan tenaga kerja perusahaan untuk merekrut tenaga kerja
dalam menggunakan APD di unit produksi yang memiliki pendidikan tinggi yaitu
alumunium sulfat PT. Liku Telaga. Nilai tamat SMA. Tenaga kerja yang tamat
koefisien kontingensi kuat hubungan SMA akan lebih mudah diarahkan untuk
pendidikan dan kepatuhan menggunakan patuh menggunakan APD daripada tenaga
APD adalah rendah. kerja yang tidak tamat SMA.
Menurut Notoatmodjo (2012),
pendidikan merupakan salah satu faktor Hubungan Pengetahuan dengan
pada karakteristik tenaga kerja yang akan Kepatuhan Menggunakan APD
mempengaruhi perilaku. Pendidikan juga Pengetahuan merupakan salah satu
akan mempengaruhi tenaga kerja dalam faktor dalam komponen person pada teori
upaya mencegah penyakit dan safety triad yang akan mempengaruhi
meningkatkan kemampuan memelihara kepatuhan (Geller, 2001). Teori safety
kesehatan. Meskipun pendidikan memiliki triad ini berarti menjelaskan bahwa
kuat hubungan yang rendah dengan pengetahuan seharusnya memiliki
kepatuhan menggunakan APD namun hubungan yang signifikan dengan
pendidikan tetap menjadi faktor yang kepatuhan tenaga kerja dalam
mendukung tenaga kerja patuh menggunakan APD. Berdasarkan hasil
menggunakan APD. Patuh menggunakan penelitian pada tabel 1 yang dilakukan
APD berarti tenaga kerja berupaya pada unit produksi alumunium sulfat PT.
memelihara kesehatannya dan melindungi Liku Telaga tidak dapat membuktikan
diri dari bahaya keselamatan dan kesehatan hipotesis bahwa terdapat hubungan yang
kerja. signifikan antara pengetahuan dengan
Hal ini juga sejalan dengan kepatuhan menggunakan APD.
penelitian Humau (2012) yang menyatakan Tenaga kerja yang berpengetahuan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat baik maupun kurang memiliki persentase
pendidikan tenaga kerja dengan kepatuhan yang hampir sama besar untuk patuh
menggunakan APD. Penelitian yang menggunakan APD. Hasil penelitian ini
dilakuka oleh Jannah (2009) juga didukung oleh penelitian Hastanti (2004)
menyatakan hal yang sama tentang kuat yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan pendidikan dengan kepatuhan hubungan antara pengetahuan dengan
menggunakan APD yang rendah. pemakaian APD. Hasil penelitian Hastanti
Rendahnya kuat hubungan pendidikan (2004) menyatakan bahwa pengetahuan
dengan kepatuhan menggunakan APD yang baik maupun kurang tidak selalu
dikarenakan tingkat pendidikan tidak menyebabkan kedisiplinan untuk patuh
berpengaruh langsung terhadap menggunakan APD saat bekerja.
penggunaan APD tetapi hanya Sebagian besar tenaga kerja
mempengaruhi pola pikir tenaga kerja. memang telah memiliki pengetahuan yang
Cara berpikir tenaga kerja yang dimaksud baik namun pada kenyataanya pengetahuan
adalah tenaga kerja memahami bahaya baik tidak menjamin tenaga kerja patuh
29 The Indonesian Journal of Occupational Safety , Health and Environment, Vol. 1, No. 1 Jan-April 2014: 24-36
yang signifikan antara adanya kebijakan Tenaga kerja memiliki sikap positif
dengan kepatuhan menggunakan APD terhadap adanya kebijakan yang mengatur
meskipun memiliki kuat hubungan yang penggunaan APD di perusahaan khususnya
rendah. Kuat hubungan yang rendah ini di unit produksi alumunium sulfat.
mungkin karena sikap baik maupun kurang Berdasarkan analisis data, hubungan antara
terkait kebijakan yang mengatur APD kebijakan tentang APD dengan kepatuhan
tidak cukup kuat membuat tenaga kerja tenaga kerja menggunakan APD. Hal ini
patuh menggunakan APD. berarti sikap positif tenaga kerja terhadap
Hasil penelitian lain yang adanya kebijakan yang mengatur
dilakukan oleh Rengganis (2012) bertolak penggunaan APD merupakan salah satu
belakang dengan hasil penelitian di unit faktor yang memiliki hubungan dengan
produksi alumunium sulfat PT. Liku kepatuhan tenaga kerja menggunakan
Telaga. Hasil penelitian Rengganis (2012) APD.
menyatakan bahwa tidak ada hubungan Meskipun kebijakan memiliki
yang signifikan antara peraturan dengan hubungan yang rendah, namun hal ini
perilaku menggunakan APD maupun dapat menjadi pertimbangan bahwa dengan
pengawasan dengan perilaku menerapkan kebijakan yang tegas akan
menggunakan APD. Hasil penelitian yang membuat tenaga kerja lebih patuh
dilakukan oleh Kurniawan (2009) menggunakan APD. Kebijakan yang lebih
menyatakan bahwa pemasangan rambu tegas dapat dilakukan dengan memberikan
K3 tidak memiliki hubungan yang sanksi tanpa toleransi jika tenaga kerja
signifikan dengan kepatuhan menggunakan tidak patuh menggunakan APD berulang
APD. Penelitian yang dilakukan oleh kali. Tenaga kerja tidak diberikan toleransi
Rengganis (2012) dan Kurniawan (2009) untuk memasuki tempat kerja di unit
tidak dapat membuktikan bahwa kebijakan produksi alumunium sulfat hingga tenaga
memiliki hubungan yang signifikan dengan kerja menggunakan APD dengan benar
penggunaan APD. dan lengkap sesuai peraturan.
Kebijakan perusahaan yang ada Kebijakan juga harus menyatakan
tentang APD secara tertulis menyebutkan bahwa tenaga kerja yang selalu patuh
bahwa tenaga kerja harus menggunakan menggunakan APD akan diberikan
APD yang telah diberikan secara gratis. penghargaan. Perusahaan ini telah
Setiap dinding sebelum pintu masuk unit memberikan penghargaan berupa pulsa
produksi juga telah terpasang matriks APD kepada tenaga kerja yang selalu patuh
yang memandu tenaga kerja menggunakan menggunakan APD dan diumumkan
APD yang wajib digunakan di area unit melalui buletin perusahaan. Sanksi dan
produksi tersebut. Khusus pekerjaan penghargaan yang diberikan perusahaan
tertentu seperti pada pekerjaan yang sebagai bentuk feedback perilaku
berhubungan dengan asam kuat, supervisor kepatuhan tenaga kerja harus memiliki
telah memberikan peraturan tentang APD makna. Penerapan feedback berupa sanksi
tambahan yang wajib digunakan. Tenaga dan penghargaan yang bermakna akan
kerja yang melanggar dengan tidak patuh membuat tenaga kerja patuh menggunakan
menggunakan APD akan mendapatkan APD.
sanksi berupa teguran, surat peringatan, Kebijakan merupakan faktor yang
skorsing dan pemutusan hubungan kerja. memiliki hubungan dengan kepatuhan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam tenaga kerja dalam menggunakan APD
dengan sekretaris P2K3, tenaga kerja yang sehingga manajer dapat memanfaatkan
melanggar tidak patuh menggunakan APD dengan mendesain kebijakan untuk
seringkali mendapatkan sanksi maksimal membuat semua tenaga kerja patuh pada
berupa surat peringatan pertama. peraturan penggunaan APD. Hasil
penelitian ini mungkin dapat menjadikan
Kartika Dyah S.P dan Y. Denny A.W, Analisis Faktor Yang Berhubungan…34
APD dan berkepribadian tipe B. APD lengkap dan benar sesuai dengan
Komponen behavior menunjukkan bahwa peraturan yang ada.
sebagian besar tenaga kerja unit produksi Perusahaan sebaiknya mengadakan
alumunium sulfat PT. Liku Telaga pernah pelatihan khusus tentang penggunaan APD
mendapatkan pelatihan menggunakan APD diluar waktu briefing rutin unit produksi.
dan memiliki komunikasi yang baik. Supervisor harus lebih memperhatikan
Komponen environment perilaku tenaga kerja dalam menggunakan
menunjukkan bahwa sebagian besar APD. Perhatian lebih dapat ditunjukkan
ketersediaan APD di unit produksi melalui pemberian pujian jika tenaga kerja
alumunium sulfat PT. Liku Telaga yang selalu patuh menggunakan APD dan harus
disediakan perusahaan dalam kondisi memberikan contoh perilaku patuh
lengkap dan tidak rusak dan sebagian besar menggunakan APD kepada tenaga kerja di
tenaga kerja di unit produksi alumunium unit produksi alumunium sulfat.
sulfat PT. Liku Telaga memiliki sikap
yang tergolong baik terhadap kebijakan DAFTAR PUSTAKA
tentang APD di perusahaan. Kepatuhan
menggunakan APD menunjukkan bahwa Ahyar, M. 2001. Hubungan Karakteristik
sebagian besar tenaga kerja di unit Tenaga Kerja Terhadap Pemakaian
produksi alumunium sulfat PT. Liku Alat Pelindung Mulut dan Hidung
Telaga patuh menggunakan APD namun (Masker). Skripsi; Surabaya: FKM
masih ditemukan tenaga kerja yang tidak Universitas Airlangga.
patuh menggunakan APD. Hanya faktor Atmodiwirio, Soebagio., 2002. Manajemen
pendidikan dan kebijakan tentang APD Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya
yang memiliki hubungan signifikan dengan Jaya.
kepatuhan menggunakan APD dari seluruh Azis, Hamdani. 2010. Hubungan Antara
faktor yang diteliti yaitu faktor umur, masa Karakteristik dan Tipe Kepribadian
kerja, pengetahuan, motivasi, kepribadian, Pekerja dengan Tingkat Kepatuhan
pelatihan tentang APD, komunikasi, dan Penggunaan Alat Pelindung Diri.
pelatihan menggunakan APD. Pendidikan Skripsi; Surabaya: FKM
memiliki kuat hubungan yang rendah Universitas Airlangga.
(0,336) dengan kepatuhan menggunakan Bisen, Vikram dan Priya. 2010. Industrial
APD. Sikap terhadap kebijakan memiliki Psychology. New Delhi : New Age
kuat hubungan yang rendah (0,233) dengan International Publishers.
kepatuhan menggunakan APD.
Berdasarkan kesimpulan yang Budiono, Sugeng. 2003. Bunga Rampai
didapat, maka saran yang dapat diberikan Hiperkes dan Kecelakaan Kerja.
yaitu sebaiknya perusahaan merekrut Semarang: Universitas
tenaga kerja minimal tamat SMA untuk Diponegoro.
pekerjaan di unit produksi alumunium Geller, E Scott. 2001. The Psychology of
sulfat untuk memudahkan perusahaan Safety Handbook. New York:
menciptakan kepatuhan menggunakan Lewis Publishers.
APD. Perusahaan perlu menerapkan Haqi, Dani Nasirul. 2013. Analisis
kebijakan yang lebih tegas dengan Penyebab Unsafe Action dengan
memberikan sanksi tanpa toleransi kepada Pendekatan Human Factors and
tenaga kerja yang tidak menggunakan Classification System (HFACS).
APD dengan tidak memberikan izin berada Tesis; Surabaya: FKM Universitas
di tempat kerja. Tenaga kerja yang Airlangga.
diizinkan memasuki tempat kerja unit Hastanti, Rulia. 2004. Faktor yang
produksi hanya jika telah menggunakan Berhubungan dengan Pemakaian
APD pada Pekerja Konstruksi
Kartika Dyah S.P dan Y. Denny A.W, Analisis Faktor Yang Berhubungan…36