Professional Documents
Culture Documents
Analysis of Lebui Nutrition
Analysis of Lebui Nutrition
ABSTRAK
S
Angka prevalensi gizi buruk yang tinggi merefleksikan rendahnya ketahanan pangan di Provinsi Nusa Tenggara
S
Barat. Aspek gizi, keamanan, sosiokultural, diversifikasi dalam pengolahan dan pemanfaatan pangan yang belum optimal
N
menjadi faktor penyebab hal tersebut. Lebui [Glycine max (L.) Merril] sebagai produk olahan sayur khas pulau Lombok dapat
menjadi salahsatu alternatif penguatan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air, abu dan antosianin
produk olahan sayur lebui secara kuantitatif dan sensoris. Evaluasi kandungan gizi menggunakan analisa proksimat o
sementara aspek penerimaan menggunakan uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan kadar air, abu, dan antosianin pada n
sampel berturut-turut sebesar 11,366 %b/b, 4,116 %b/b, 46,757 mg/100 g sementara pada produk olahan memiliki hasil l
yang serupa dengan biji lebui disertai dengan trend penurunan kadar antosianin. Uji kesukaan menunjukkan secara i
organoleptik varian sayur lebui lebih diminati dari aspek rasa, tekstur, dan aroma. Produk olahan sayur lebui memiliki n
kandungan gizi yang cukup tinggi dan lebih disukai konsumen sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai e
diversifikasi produk pangan. :
kearifan tersebut dieksplorasi dengan system labu Erlenmeyer, labu takar, lumpang, neraca S
penjaminan kualitas yang baik (peningkatan analitik, oven, penjepit krus, pipet tetes, pipet S
nilait ambah, penyesuaian dengan standar volum, seperangkat alat spektrofotometer UV, N
kualitas pangan) akan menciptakan suatu seperangkat ala Soxhlet, tangas uap,tabung
system pangan berbasis komunitas, reaksi dan rak, sentrifugal, spatula, vorteks, o
mendorong pengembangan desa melalui wadah plastik. n
peningkatan pendapatan in situ dan akhirnya l
Bahan
menciptakan ketahanan pangan. i
Akuades, asam trikloro asetat, asam
Kedelai hitam atau lebui (Glycine max n
klorida 2,5 N, asam sulfat pekat, bahan
(L.) Merill) telah lama dikonsumsi oleh e
pembuatan ragam olahan sayurl ebui, biji
masyarakat di pulau Lombok sebagai olahan
lebui [Glycine max (L.) Merril], dietileter, :
produk pangan berupa sayur. Secara saintifik,
etanol 95%, Bovine Serum Albumin 5mg/mL,
kedelai hitam memiliki kandungan gizi yang
kertas saring, kertas timbang, larutan fenol 2
tinggi dan efek farmakologis. Kadar protein
5%, lembar kuesioner, lembar informed 4
kedelai hitam varietas Mallika memiliki nilai
consent, natrium karbonat, petroleum eter, 4
yang cukup tinggi sebesar 39,09%.
reagen Biuret. 3
Kandungan asam amino glutamat kedelai
Sampel Uji -
hitam lebih tinggi dibandingkan dengan
Sampel uji yang dilibatkan dalam uji 3
kedelai kuning varietas Grobogan dan impor
kesukaan berjumlah 75 orang panelis 4
(Nurrahman, 2015). Kadar antosianin dan
konsumen meliputi mahasiswa dan staf 4
senyawa fenolik kulit kedelai hitam berturut-
Program Studi Farmasi Universitas Mataram. 6
turut sebesar 1,36 dan 6,46 g/100 g (Astadi,
Sampel uji memenuhi criteria inklusi dan
2009). Antosianin yang tinggi dalam kedelai
eksklusi yang diadaptasi dari SNI 01-2346-
hitam telah diteliti memiliki efek antiinflamasi,
2006.
antiobesitas, dan memperbaiki hiperglisemia
pada mencit diabetes. (Kwon, et.al, 2007
Penyiapan Bahan dan Ragam Olahan S
;Nizamutdinovaet. al., 2009; Kurimoto, et.al.,
Produk S
2013).
Tumbuhan dan biji lebui [Glycine max N
Studi mengenai kandungan gizi lebui
(L.) Merril] diperoleh dari daerah Praya,
dan produk olahan sayur lebui masih terbatas.
Lombok Tengah. Sampel tumbuhan kemudian o
Demikian pula studi evaluasi tingkat
dideterminasi di Laboratorium Biologi FMIPA n
penerimaan terhadap olahan produk sayur
Universitas Mataram. Ragam produk olahan l
yang telah ada. Berdasarkan uraian tersebut
sayur lebui dibuat berdasarkan padau sulan i
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
formula sebagaimana yang disajikan dalam n
lebui dan ragam variasi olahan sayur berbahan
Tabel1. e
dasar lebui secara kuantitatif dan sensoris
sebagai pengembangan nutrasetikal berbasis :
Analisis Proksimat dan Ultimat
kearifan lokal masyarakat Sasak di Pulau
Analisis proksimat dan ultimat dilakukan
Lombok. 2
meliputi parameter: kadar air, abu,
4
karbohidrat, protein, lemak, dan antosianin.
BAHAN DAN METODE 4
Akan tetapi, pada penelitian ini difokuskan
3
pada parameter kadar air, abu dan antosianin
Penelitian ini merupakan studi -
saja. Kedua jenis analisis dilakukan pada
eksperimen yang berfokus pada evaluasi 3
sampel lebui dan varian produk olahan sayur
kualitas kuantitatif, tersembunyi, dan sensoris 4
lebui. Preparasi sampel dilakukan pada produk
hasil pengembangan olahan produk sayur 4
olahan untuk meminimalisasi gangguan
lebui. Penelitian diselenggarakan di daerah 6
matriks pada penentuan kadar analit.
Praya, Lombok Tengah dan beberapa
laboratorium di lingkungan Universitas
Penentuan Kadar Air
Mataram.
Sejumlah bahan yang telah dihaluskan
Alat ditimbang dalam botol timbang yang telah
S
Alat dalam pembuatan ragam olahan ditimbang terlebih dahulu. Botol timbang
S
sayur lebui, alu, batang pengaduk, berisi sampel dikeringkan dalam oven pada
N
blender,botol semprot, botol timbang, bulbus, suhu 100-105 oC kemudian didinginkan dalam
cawan penguap, desikator, gelas kimia, gelas desikator dan ditimbang. Perlakuan diulangi
ukur, gelas kumur, krus,k uvet, lemari asam, sampai tercapai berat konstan yakni selisih o
n
218 l
i
n
e
:
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 3 No. 2 November 2017
ISSN online: 2443-3446
Astadi IR dan Paice AG. 2011. Black soybean Nurrahman. 2015. Evaluasi komposisi zat gizi S
(Glycine max L. Merill) seeds antioxidant dan senyawa antioksidan kedelai hitam S
capacity. Dalam: Preedy VR, Watson RR, dan kedelai kuning. Jurnal Aplikasi N
dan Patel VP. Nuts and Seed in Health Teknologi Pangan 4 (3): 89-93.
and Disease Prevention. Elsevier. o
Oxford. 229-236 Oloyede FM, Adebooye OC. dan Obuotor EM. n
2014. Planting date and fertilizer affect
l
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar antoxidants in pumpkin fruit. Scientia
i
Nasional Indonesia 01-2346-2006 Horticulturae, 168: 46-50
n
Petunjuk Pengujian Organoleptik Dan
Sudarmadji S, HaryonoB, danSuhardi. 2010. e
Atau Sensori. Badan Standardisasi
ProsedurAnalisaUntukBahanMakanan :
Nasional 3-137.Jakarta.
Dan Pertanian. Yogyakarta. 83, 99, 100.
Lee J, Durst RW, Wrolstad RE. 2005. 2
Determination of total monomeric Welch CR, Wu Q, dan Simon JE. 2008. Recent 4
anthocyanin pigment content of fruit Advances in Anthocyanin Analysis and 4
juices, beverages, natural colorants, and Characterization. Curr 3
wines by the ph differential method: -
collaborative study.JAOAC International, http://www.suaradesa.com/berita/2016/03/12/ 3
88 (5): 1269-1278. marwan-ketahanan-pangan-jadi- 4
prioritas-utama[20 Maret 2016 pukul
4
Nielsen SSa). 2010. Food Analysis. Fourth 07.30].
6
Edition. Springer. New York: 108, 122-
125, 139-142. http://www.rri.co.id/post/berita/134896/daera
h/prevalensi_kurang_gizi_ntb_sebesar_2
Nielsen SSb). 2010. Food Analysis Laboratory 57_persen.html[20 Maret 2016 pukul
Analysis Second Edition. Springer. New 07.30]. S
York. 19-21. S
http://www.lombokpost.net/2016/03/01/menk
es-sentil-gizi-buruk-ntb/ [20 Maret 2016 N
pukul 07.30].
o
n
l
i
n
e
:
2
4
4
3
-
3
4
4
6
S
S
N
o
n
221 l
i
n
e
: