Jurnal Kesehatan Vopya M.M,. S.TR - Keb

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan

Volume 9, Nomor 3,November 2018


ISSN 2086- 7751 (Print), ISSN 2548- 5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/indekx.php/JK

Pengaruh Pemberian Sari Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri Yang Mengalami Anemia Di SMP 11 Palangka Raya”

Vopya Amaria Amagdalena S.Tr.Keb1, Sofia Mawaddah. SST.,M.Keb2


1,2
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, Indonesia
Email: -

Abstract: Background: According to the Indonesian Health Demographic Survey (SDKI)


(2012), the prevalence of anemia was 75.9% in girls pregnant women 53.6%. Another
criterion is that people get anemia if the hemoglobin (Hb) in the blood is less than 13 g% for
men and for women less than 12 g%. Whereas anemia for children aged 6 months - 5 years,
the Hb content in the blood is less than 11 g%. Children aged 6-14 years have an Hb content
of less than 12 g%.
The purpose of the study: The Effect of Palm Dates on Increased Hemoglobin Levels in
Young Women at Palangka Raya Public High School 11, Kecamatan Jekan Raya
Mode Research: The design used was quasi-experimental, with the One group pretest-
postettest design approach. The sample technique with consecutive sampling was 35 samples
of female adolescents with independent variable date extracts, dependent variable
hemoglobin levels, and variables beyond age, parental education, parental income and
breakfast habits. Univariate analysis uses distribution, frenkuesi, and percentage. Bivariate
analysis used a paired sample t-test.
Results: Test results paired sample t-test. Showing There is the Effect of Sari Dates on
Increased Hemoglobin Levels in Young Women at Palangka Raya Public High School 11,
Kecamanan Jekan Raya with p value = 0.00
Suggestion: You can continue similar studies that contain more analysis of the effect of date
palm juice on increasing hemoglobin levels in young women
Conclusion : There is the Effect of Sari Dates on Increased Hemoglobin Levels in Young
Women at Palangka Raya 11 Public Middle School, Kecamatan Jekan Raya.
Keywords: administration of dates, young women, increased hemoglobin levels.
Abstrak: Latar Belakang : Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
(2012), prevalensi penyakit anemia sebanyak 75,9% pada remaja putri, pada ibu hamil
53,6%. Kriteria lain orang terkena anemia apabila hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
13 g% untuk pria dan untuk wanita kurang dari 12 g%. Sedangkan anemia untuk anak usia 6
bulan - 5 tahun, kandungan Hb dalam darah kurang dari 11 g%. Anak usia 6-14 tahun
kandungan Hb kurang dari 12 g%.
Tujuan penelitian : Pengaruh Sari Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada
Remaja Putri di SMPN 11 Palangka Raya, Kecematan Jekan Raya
Mode Penelitian : Rancangan yang digunakan quasi eksperimen, dengan pendekatan One
group pretest-postettest design. Teknik sampel dengan Consecutive sampling sebanyak 35
sample remaja putri dengan variabel independen sari kurma, variabel dependen kadar
hemoglobin, dan variabel luar usia, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan
kebiasaan sarapan pagi. Analisis univariat menggunakan distribusi, frenkuesi, dan persentasi.
Analisa bivariat menggunakan uji paired sample t-test.
Hasil : Hasil uji paired sample t-test. Menunjukan ada Pengaruh Sari Kurma Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri di SMPN 11 Palangka Raya, Kecamatan
Jekan Raya dengan p value = 0,00
Saran : dapat dilanjutkan penelitian serupa yang memuat lebih banyak analisis pengaruh sari
kurma terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri
Kesimpulan : Ada Pengaruh Sari Kurma Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada
Remaja Putri di SMPN 11 Palangka Raya, Kecematan Jekan Raya
Kata kunci : pemberian sari kurma, remaja putri, kenaikan kadar hemoglobin.

Data survei Kesehatan Rumah Secara umum tingginya prevalensi


Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan anemia disebabkan oleh beberapa faktor
bahwa prevalensi anemia pada balita diantaranya rendahnya asupan zat besi dan
sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, zat gizi lainnya seperti vitamin A, C, folat,
ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia riboplafin dan B12 untuk mencukupi
10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 kebutuhan zat besi dalam seharinya bisa
tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunya dilakukan dengan mengkonsumsi sumber
resiko terkena anemia paling tinggi makanan hewani sebagai salah satu sumber
terutama pada remaja putri. zat besi yang mudah diserap,
mengkonsumsi sumber makanan nabati
Di indonesia, pravalensi anemia yang merupakan sumber zat besi yang
masih cukup tinggi. Depkes (2005) dalam tinggi tetapi sulit diserap (Briawan, 2014).
poltekkes Depkes Jakarta I (2010)
menunjukkan bahwa penderita anemia Sari kurma adalah minuman herbal
pada remaja putri berjumlah 26,50%. yang berasal dari buah kurma. Kandungan
Menurut WHO di indonesia pravalensi lainnya adalah protein,lemak, mineral, zat
26% untuk anak perempuan dan 11% untuk besi, serta zat asam folat. Selain itu, buah
anak laki-laki (WHO 2014). Pada tahun kurma juga sangat kaya akan serat dan
2010, pemerintah telah merancangkan menjadi sumber kalium yang sangat baik
target penurunan angka prevalensi anemia sekali. Dalam 5 butir buah kurma (kurang
pada remaja hingga 20%. Tidak dapat lebih sekitar 45 gram) kurang lebih berisi
dipungkiri, anemia gizi memang kandungan zat 115 kalori, dan hampir
merupakan salah satu masalah kesehatan di semuanya adalah zat karbohidrat.
Indonesia yang cukup sulit ditanggulangi. mengandung zat besi yang tinggi yaitu
Kuadio dkk menyimpulkan bahwa konsep 1,2mg sehingga membantu meningkatkan
lokal tentang anemia memiliki pengaruh kadar hemoglobin dan mencegah
terhadap kesehatan masyarakat di mana anemia.(Gemilang,2013:111)
konsep tersebut berhubungan dengan
perilaku seseorang yang pada gilirannya
mempengaruhi status kesehatan mereka.
METODE PENELITIAN responden dengan persentase 45,7%, dan
umur 13 tahun terdapat 16 responden dengan
Desain Penelitian ini menggunakan Quasy persentase 45,7%, dan umur 14 tahun
eksperiment, metode penelitian eksperimen sebanyak 3 responden dengan persentase
diartikan sebagai metode penelitian yang 8,6%.
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi Tabel 4.2 Distribusi frekuensi remaja putri
terkendali. Sugiyono (2012;107). Desain yang mengkonsumsi sari kurma
penelitian eksperimen dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan orang tua.
adalah One group pretest-posttest design (
satu kelompok sebelum dan sesudah) Variabel Frekuensi Persentase
perancu (n) (%)
Jumlah sampel sebanyak 35 remaja putri Pendidikan
di SMP 11 Palangka Raya yang di berikan sari orang tua
kurma. Uji paired sampel SD 13 37,1
SMP 10 28,6
HASIL SMA 7 20,0
Berdasarkan hasil penelitian di SMP N SARJANA 5 14,3
11 Palangka Raya dari 05 April 2019 – 19 total 35 100
April 2019 untuk mencari perbedaan kadar menunjukkan bahwa dari 35 responden
hemoglobin pada remaja putri antara sebelum remaja putri yang mengkonsumsi sari kurma
dan sesudah mengkonsumsi sari kurma. yang berdasarkan pendidikan orang tua, sd
Desain penelitian yang digunakan dalam sebanyak 13 orang dengan persentase 37,1%,
penelitian ini adalah Pra-eksperimen dengan smp sebanyak 10 orang dengan persentase
rancangan One Group Pretest-Postest dimana 28,6%, sma sebanyak 7 dengan persentase
sampel yang digunakan sebanyak 35 remaja 20,0%, dan serjana 5 orang dengan persentase
putri. 14,3%.
1.Analisa Univariat Tabel 4.3 Distribusi frekuensi remaja putri
a. Karakteristik(umur,tingkat penghasilan yang mengkonsumsi sari kurma
,pendidikan orang tua, sarapan pagi) remaja berdasarkan Kebiasaan Sarapan Pagi.
putri yang mengkonsumsi sari kurma.
Variabel Frekuensi Persentase
Berdasarkan hasil penelitian yang
perancu (n) (%)
dilakukan klasifikasi karakteristik remaja putri
yang mengkonsumsi sari kurma dapat dilihat Kebiasaan
Sarapan
tabel berikut :
Pagi
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi remaja putri Ya 13 37,1
yang mengkonsumsi sari kurma Tidak 22 62,9
berdasarkan umur Total 35 100
menunjukkan bahwa dari 35 responden
Variabel Frekuensi Persentase remaja putri yang mengkonsumsi sari kurma
perancu (n) (%) yang berdasarkan kebiasaan sarapan pagi,
Umur sebanyak 13 responden menjawab Ya dengan
12 16 45,7 persentase 37,1%, dan yang menjawab Tidak
13 16 45,7 sebanyak 22 orang dengan persentase 62,9%.
14 3 8,6
Total 35 100 Tabel 4.4 Distribusi frekuensi remaja
menunjukkan bahwa dari 35 responden putri yang mengkonsumsi sari kurma
remaja putri yang mengkonsumsi sari kurma berdasarkan pendapatan orang tua.
yang berdasarkan umur 12 tahun terdapat 16
Variabel Frekuensi Persentase responden remaja putri (2,9%), kadar Hb 11,9
perancu (n) (%) g/dL sebanyak 2 responden remaja putri
Pendapatan (5,7%).
orang tua b. Kadar hemoglobin remaja putri
<UMR 24 68,6 sesudah mengkonsumsi sari kurma
>UMR 11 31,4 Tabel 4.6 distribusi kadar hemoglobin
Total 35 100 remaja putri sesudah mengkonsumsi sari
menunjukkan bahwa dari 35 kurma.
responden remaja putri yang mengkonsumsi Kadar Hb Frekuensi Persentase
sari kurma yang berdasarkan pendapatan (g/dL)
orang tua, sebanyak 24 responden dengan 11,0 1 2,9
persentase 68,6% <UMR, dan sebanyak 11 11,2 3 8,6
responden dengan persentase 31,4% >UMR 11,4 5 14,3
11,8 2 5,7
12,0 13 37,1
12,2 8 22,9
a. Kadar hemoglobin remaja putri
12,4 1 2,9
sebelum mengkonsumsi sari kurma
12,7 2 5,7
Tabel 4.5 distribusi kadar hemoglobin remaja
Total 35 100,0
putri sebelum mengkonsumsi sari kurma.
Tabel 4.6 menunjukan dari 35
Tabel 4.5 menunjukan dari 35 responden
responden remaja putri sesudah konsumsi sari
remaja putri sebelum konsumsi sari kurma
kurma. Kadar Hb 11,0 g/dL sebanyak 1
Kadar Hb Frekuensi Persentase
responden remaja putri (2,9%), kadar Hb 11,2
(g/dL)
g/dL sebanyak 3 responden remaja putri
10,0 2 5,7 (8,6%), kadar Hb 11,4 g/dL sebanyak 5
10,2 2 5,7 responden remaja putri (14,3%), kadar Hb
10,4 5 14,3 11,8 g/dL sebanyak 2 responden ramaja putri
10,6 1 2,9 (5,7%), kadar Hb 12,0 g/dL sebanyak 13
10,8 2 5,7 responden remaja putri (37,1%), kadar Hb
10,9 4 11,4 12,2 g/dL sebanyak 8 responden remaja putri
11,0 8 22,9 (22,9%), kadar Hb 12,4 g/dL sebanyak 1
11,2 3 8,6 responden remaja putri (2,9%), kadar Hb 12,7
11,4 5 14,3 g/dL sebanyak 2 responden remaja putri
11,8 1 2,9 (5,7%).
11,9 2 5,7 Analisa Bivariat
Total 35 100,0 a. Perbedaan kadar hemoglobin pada
Tabel 4.5 menunjukan dari 35 remaja putri sebelum dan sesudah
responden remaja putri sebelum konsumsi sari mengkonsumsi sari kurma
kurma. Kadar Hb 10,0 g/dL sebanyak 2 Tabel 4.7 Distribusi rata-rata kadar
responden (5,7%), kadar Hb 10,2 g/dL hemoglobin pada remaja putri sebelum
sebanyak 2 responden (5,7%), kadar Hb 10,4 dan sesudah konsumsi Sari Kurma
g/dL sebanyak 5 responden (14,3%), kadar Hb Variabel Mean SD SE N
10,6 g/dL sebanyak 1 responden (2,9%), Hb sebelum 10,9 0,496 0,838
35
kadar Hb 10,8 g/dL sebanyak 2 responden perlakuan
Hb sesudah 35
(5,7%), kadar Hb 10,9 g/dL sebanyak 4 perlakuan 11,9 0,418 0,706
(11,4%), kadar Hb 11,0 g/dL sebanyak 8 dari hasil penelitian didapat bahwa rata-
responden (22,9%), kadar Hb 11,2 g/dL rata (mean) kadar hemoglobin ibu sebelum
sebanyak 3 responden (8,6), kadar Hb 11,4 pemberian sari kurma adalah 10,9 g/dL
g/dL sebanyak 5 responden remaja putri dengan standar deviasi 0,496, dan standar
(14,3%), kadar Hb 11,8 g/dL sebanyak 1 error 0,838. Sesudah pemberian sari kurma
rata-rata (mean) 11,9 g/dL, dengan standar b. berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan
deviasi 0,418, dan standar error 0,706. karakteristik berdasarkan pendidikan orang
tua didapatkan persentasi tertinggi adalah SD
Tabel 4.8 Distribusi hasil Uji Paired- dengan persentase 37,1% sebanyak 13
sample T-test kadar hemoglobin sebelum responden dengan rata-rata kadar Hb 10,1
dan sesudah konsumsi Sari Kurma g/dL. Menurut Soekiman dan Yamin(2012)
menyatakan bahwa pendidikan mempengaruhi
Perlakua Mean SD SE P
terhadap status gizi anggota keluarganya
n paire Valu
termasuk remaja putri. Pendidik kepala
d e
keluarga atau orang tua seacara tidak langsung
Sebeelum- -,9771 0,32 0,55 .000
akan menentukan pilihan barang termasuk
sesudah 7 3
makanan yang akan dikonsumsi. Pendidikan
Berdasarkan hasil uji Paired-Sample T-
ibu pun merupakan modal utama dalam
test didapatkan perbedaan, terlihat nilai rata-
penunjang ekonomi keluarga, serta pengasuh
rata (mean) kadar hemoglobin sebelum
dan perawatan anak,bagi keluarga dengan
perlakuan dan kadar hemoglobin sesudah
tingkat pendidikan yang tinggi akan mudah
perlakuan mengalami peningkatan yaitu
menerima informasi kesehatan khususnya
0,9771 g/dL dengan standar deviasi 0,327 dan
tentang anemia, sehingga dapat menambah
standar error 0,553.
pengetahuan dan mampu menerapkan dalam
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penelitian
dilihat bahwa p value lebih kecil dari nilai (Abdul Basith, 2017) menunjukan tingkat
alpha (0,000<0,1) maka dapat disimpulkan pendidikan orang tua yang rendah salah satu
ada perbedaan yang signifikan antara kadar penyebab anemia. dari 50 responden 26
hemoglobin remaja putri sebelum pemberian responden dengan persentase 52% dengan
sari kurma. pendidikan orang tua rendah, 18 responden
persentase 36% pendidikan orang tua
PEMBAHASAN Menengah, dan 6 reseponden dengan
Karakteristik (umur, pendidikan orang persentase 12% pendidikan tinggi.
tua, kebiasaan sarapan,dan pendapatan c. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan
orang tua) pada remaja putri yang karakteristik berdasarkan pendapatan orang
mengkonsumsi Sari Kurma. tua didapatkan persentasi tertinggi >UMR
a. berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan dengan persentase 68,6% sebanyak 24
karakteristik berdasarkan umur didapatkan responden dengan rata-rata kadar Hb 10,5
dengan persentase tertinggi pada usia remaja g/dL. Dalam memenuhi kebutuhan pokok
12 tahun dan usia 13 tahun dengan persentase primer maupun sekunder keluarga dalam
(45,7%) dengan kadar Hb 11,0 g/dL sebanyak status ekonomi yang lebih mudah tercukupi
8 responden, dan reponden dengan kadar Hb dibandingkan keluarga dengan status ekonomi
terendah 10,0 g/dL sebanyak 2 responden yang lebih rendah hal ini akan mempengaruhi
pada usia 13 tahun dan usia 14 tahun. Usia akan informasi pengetahuan uyang termasuk
remaja 12-15 tahun lebih rentan mengalami kebutuhan sekunder (Notoadmadjo,2010).
anemia dibandingkan usia 16-18 tahun, karena Dalam Upah Minimum Regional Kalteng
pada tahap ini remaja awal cenderung baru ditetapkan pendapatan kurang dari
mengalami menstruasi ( Hanafih,2011). ( Rp.2.129.431 per/bulan berada pada posisi
Riskesda,2013; Minarto 2011) menunjukan ekonomi redah (Sensus Ekonomi
bahwa 22,7% remaj putri di umur 12-15 tahun Kalteng,2016). Berdasarkan penelitian
mengalami anemia gizi. Hal ini menunjukkan (Agustian,Noor Diani (2017) pendapatan
bahwa anemia gizi pada remaja sampai saat orang tua adalah salah satu pemicu penyebab
ini menjadi permasalahan gizi di indonesia anemia dari hasil penelitian menyatakan
karena persentase >20. bahwa tingkat pendapatan orang tua, dari 50
responden 28 responden dengan persentase
56% <UMR, dan 22 responden dengan kada Hb <12gr/dL. Remaja putri lebih rentan
persentase 44% >UMR. anemia dibandingkan dengan remaja laki-laki.
d. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja
karakteristik berdasarkan sarapan pagi putri adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-
didapatkan persentase tertinggi TIDAK laki. Remaja putri setiap bulan mengalami
sarapan pagi sebanyak 22 responden dengan menstruasi yang secara otomatis
persentase 62,9% dengan kadar rata-rata kadar mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja
Hb 11,0 g/dL. Kebiasaan sarapan pagi sangat putri memerlukan zat besi untuk
penting bagi remaja karena dapat membantu mengembalikan kondisi tubuhhnya kekeadaan
meningkatkan kosentrasi belajar siswi semula. Yang sangat disayangkan adalah
disekolah, dimana dengan melakukan makan kebanyakan dari remaja putri tidak
pagi kadar gula darah akan meningkatkan menyadarinya (Depkes ,2008). Bahkan ketika
karena lambung terisi kembali setelah delapan tahu pun masih mengganggap anemia masalah
sampai sepuluh jam kosong (Saisin,2010). sepele. Remaja putri mudah terserah anemia
Sarapan pagi adalah keadaan untuk karena:
mengkonsumsi hidangan utama pada pagi 1. Pada umumnya masyarakat Indonesia
hari, di anjurkan menyatap makanan yang (termasuk remaja putri) lebih banyak
ringan bagi krja pencernaa, sehingga mengokonsumsi makanan nabati yang
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan kandungan zat besinya sedikit,
yang memiliki kadar serat tinggi dengan dibandingkan dengan makanan hewani,
protein yang cukup dengan kadar lemak sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi
rendah. Dari hasil penelitian ( Ummi tidak terpenuhi.
Kalsun,(2016) ) menyatakan dari 180 2. Remaja putri biasanya ingin tampil
responden yang paling banyak adalah tidak langsing, sehingga membatasi asupan
sarapan pagi sebanyak 108 responden dengan makanan.
persentase 60%,dan yang sarapan pagi 72 3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi
responden dengan persentase 40%. 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
Kadar hemoglobin remaja putri sebelum melalui fase.
mengkonsumsi Sari Kurma 4. Remaja putri mengalami haid setiap
Berdasarkan hasil penelitian yang telah bulan, dimana kehilangan zat besi ± 1,3
dilakukan selama 14 minggu sebelum mg per hari, sehingga kebutuhan zat
pemberian sari kurma pada remaja putri besi lebih banyak dari pada laki-laki.
terlebih dahulu peneliti memberikan lembar Kadar hemoglobin remaja putri sesudah
persetujuan responden, kemudian mengukur mengkonsumsi Sari Kurma
kadar Hb remaja putri tersebut dengan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menggunakan alat haemometer, setelah dilakukan, penelitian melakukan pengukuran
melakukan pengukuran kadar Hb didapatkan Hb 2 minggu sesudah remaja putri
hasil pada tabel 4.5 bahwa persentase mengkonsumsi sari kurma selama 14 hari.
tertinggi terdapat pada 8 responden dengan Dari 35 responden remaja putri didapatkan
persentase 22,9 % dengan kadar Hb 11,0 peningkatan kadar hemoglobin, kadar
g/dL, dan responden dengan kadar Hb paling hemoglobin remaja putri mengalami
rendah sebanyak 2 responden dengan kadar peningkatan sebesar 0,9771 gr/dL antara
Hb 10,0 g/dL. sebelum dan sesudah pemeberian sari kurma.
Pada penelitian ini responden adalah remaja Hasil penelitian ini didukung oleh teori
putri. Berdasarkan teori (Proverawati,2011) (Wiulin Setiowati,2014) menyatakan bahwa
anemia adalah suatu kondisi medis dimana responden yang diberikan sari kurma sebagian
jumlah sel darah merah atau hemoglobin besar mengalami peningkatan kadar
kurang kurang darah normal. Kadar hemoglobin. Hal ini dibuktikan dengan
hemoglobin normal pada remaja putri adalah terjadinya peningkatan kadar hemoglobin ibu
12 gr/dL. Remaja putri dikatakan anemia jika hamil pada saat sebelum diberikan sari kurma
sebagian besar mengalami kadar hemoglobin dalam buah kurma dapat meningkatkan
tidak normal, setelah diberikan sari kurma leukosit dan trombosit dalam batas normal
terdapat peningkatan kadar hemoglobin yaitu (Rakmawan, 2013)
hampir seluruh responden mengalami Protein, karbohidrat dan lemak dalam
peningkatan kadar hemoglobin. kandungan sari kurma dapat mendukung
Hasil penelitian ini juga didukung (Noor proses sitensis hemoglobin ( Sotolu et al.,
Cholifah,2016) menyatakan bahwa adanya 2011) karbohidrat dan lemak membentuk
pengaruh kurma terhadap kadar Hb pada suksinil CoA yang disertai glisin akan
remaja putri yang mengalami anemia di SMK membentuk protoporfin yang akan melewati
Raden Umar Said Kudus tahun 2016. serangkaian proses porfirimogen.
hasil penelitian ini juga didukung ( Diyah Protoprofirin yang terbentuk selanjutnya
Ayu Susilowati, 2017) menyatakan bahwa bersama molekul hem dan protein glonin
telah dilakukan didapatkan bahwa adanya sehingga membentuk hemoglobin (urray et
pengaruh dari sari kurma terhadap kadar all., 2003)
hemoglobin ibu hamil TM III dengan anemia. Analisis Perbedaan Kadar Hemoglobin
Sari kurma adalah herbal yang berasal dari Remaja Putri sebelum dan sesudah
buah kurma, dimana semua manfaat buah mengkonsumsi Sari Kurma.
kurma bagi kesehatan bisa didapatkan ( Hasil penelitian ini menggunakan uji
Mukhlidah, 2012:118). Buah kurma adalah dependent t-test, didapatkan bahwa rata-rata
buah yang cukup populer bagi masyarakat (mean) kadar hemoglobin remaja putri
Indonesia dan mudah ditemui saat memasuki sebelum pemberian sari kurma adalah 10,9
bulan Ramadan. Banyak manfaat kurma yang gr/dL, dengan standar deviasi 0,496 dan
bisa didapatkan tubuh karena kandungan di standar error 0,838. Sesudah pemberian sari
dalamnya seperti zinc, magnesium, fosfor, kurma rata-rata (mean) kadar hemoglobin
selenium dan mangan. Selain daging buahnya, 11,9 gr/dL,dengan standar deviasi 0,418, dan
masyarakat juga mengenal ekstra kurma yaitu standar error 0,706
sari kurma (Gemilang, 2013:111). Sari kurma Berdasarkan hasil uji Paired-Sample T-
adalah minuman herbal yang berasal dari buah Test didapatkan perbedaan, terlihat nilai rata-
kurma, di mana semua manfaat buah kurma rata kadar hemoglobin sebelum perlakuan
bagi kesehatan bisa Anda dapatkan. Daging dan kadar hemoglobin sesudah perlakuan
buah kurma mengandung zat gula sederhana mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,9771
yaitu yaitu zat fruktosa dan dekstrosa. Zat-zat gr/dL dengan standar deviasi 0,327 dan
ini sangat mudah sekali dicerna dan dapat standar error 0,553.
dengan cepat mengisi energi tubuh. Didapatkan bahwa p value lebih kecil
Kandungan lainnya adalah protein,lemak, dari nilai alpha (0,000<0,1) maka dapat
mineral, zat besi, serta zat asam folat. Selain disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
itu, buah kurma juga sangat kaya akan serat antara kadar hemoglobin remaja putri sebelum
dan menjadi sumber kalium yang sangat baik pemberian sari kurma.
sekali. Dalam 5 butir buah kurma (kurang Penelitian ini membuktikan bahwa
lebih sekitar 45 gram) kurang lebih berisi dengan mengkonsumsi sari kurma secara
kandungan zat 115 kalori, dan hampir teratur dapat meningkatkan kadar hemoglobin
semuanya adalah zat karbohidrat (Detik remaja putri. Hal ini sesuai dengan penelitian
News, 2012). Noor Cholifah ( 2016) menyatakan bahwa ada
Kurma dapat dikategorikan sebagai pengaruh terhadap penambahan kadar
salah satu alternative pilihan dalam memenuhi hemoglobin dengan pemberian Sari kurma.
kebutuhan zat besi selama kehamilan asalkan Penelitian lainnya yang dilakukan oleh
mengkonsumsi secara rutin agar peningkatan Wiulin Setiowati ( 2017) menunjukkan bahwa
kadar hemoglobin yang diinginkan dapat responden yang diberikan sari kurma
terjadi secara baik. Berdasrakan teori dapat mengalami peningkatan kadar hemoglobin
dijelaskan bahwa asam folat yang terkandung pada ibu hamil.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh anemia. Jakarta : Unuversitas
RD Rahayu (2017) di puskesmas Wedi Indonesia, hal. 41-52.
Klaten. Yang memyatakan ibu hamil yang
diberikan sari kurma lebih efektif Bakta, I. M. 2009. Anemia defisiensis besi
dibandingkan ibu hamil diberikan MMN dalam buku ajar ilmu penyakit dalam
dengan nilai p=0,045 (p<0,05) jilid II 5th ed. Jakarta : FKUI
Hasil penelitian yang dilakukan
Biawan , D. 2014. Anemia Masalah Gizi Pada
sebelumnya mendukung hasil akhir penelitian
Remaja Wanita. Jakarta : EGC
ini yang membuktikan bahwa konsumsi sari
kurma dapat meningkatkan kadar hemoglobin Bumbata, 2013. Tips Anemia tanda gejala
pada remaja putri. kekurangan zat besi pada remaja.
Dikutip dari http://bumbanta.co
(diakses pada tanggal 25 november
2018)
KESIMPULAN Departemen Kesehatan RI. 2012. Survey
Berdasarkan analisis data dan Demografi kesehatan indonesia tahun
pembahasan tentang konsumsi sari kurma 2012. Jakarta : Depkes RI
dengan peningkatan kadar hemoglobin pada
remaja putri di SMPN 11 Palangka Raya, Departemen Kesehatan RI. 2012. Survey
Terdapat peningkatan yang signifikan Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT).
terhadap Hemoglobin pada siswi remaja putri Jakarta
yang diberikan sari kurma dengan rata-rata
peningkatan hemoglobin sebesar 1,0 g/dl. Departemen Kesehatan RI. 2012. Pedoman
SARAN penanggulan Anemia Gizi untuk
Disarankan bagi lahan tempat Remaja Putri dan Wanita Subur.
penelitian agar dapat melibatkan keluarga Depkes RI. Jakarta
untuk memberikan pelayanan dan motivasi
kepada remaja putri tentang pentingnya Diyah, Ayu Susilowati. 2017. Pengaruh
konsumsi sari kurma untuk meningkatkan pemberian buah kurma pada ibu hamil
kadar hemoglobin remaja putri serta menjaga trimester III dengan anemia terhadap
pola hidup yang sehat dan dengan kadar hemoglobin di BPM Tri Rahayu
mengkonsumsi makanan yang bernutisi dan Setiyaningsih Cangkringan sleman
bergizi seimbang khususnya remaja putri Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas
untuk mencegah terjadinya anemia. Aisyiyah Yogyakarta.
kepada remaja Putri untuk mengkonsumsi Eni, Sendra, 2016. Pengaruh Konsumsi
makanan yang bergizi dan menjaga pola hidup Kurma ( Phoenix dactylifera L )
sehat dan tidak melakukan diet, dan Terhadap Kenaikan Kadar
diharapkan untuk dapat termotivasi dan ingin Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester
memiliki pengetahuan yang lebih tentang III Di Wilayah Pukesmas
kesehatan dan pola hidup sehat.
Iin, Kusmawati. 2016. Pengguna Sari kurma
DAFTAR PUSTAKA untuk meningkatkan kadar hemoglobin
ibu nifas pada ny. P umur 31 tahun di
Alma, sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. BPM Djuni Widari Sempor Kebumen.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Kebumen : STIKES Muhammadiyah
Amira F, 2012. Pengaruh Konsumsi buah Gombong.
kurma terhadap kadar Hb, jumlah Kediri.
eritrosit dan jumlah trombosit pasien www.ejurnarladhkdr.com/index.php.c
oba/article/download/119/100. Diaskse Sayogo, S. 2006. Gizi dan Pertumbuhan
pada tanggal 20 November 2018 Remaja. Fakultas Kedokteran Dakultas
Indonesia. Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil
Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
Kementian Kesehatan RI Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Manuaba, IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit Wolrd Health Organization. 2014.
kandungan dan kelurga berencana Madiacenter. Diakses 20 November
untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGG; 2018. Dari http://who.int.
2010
World Iiealth Organization, 2018 worldwide
Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Prevalence of Anemia. Tersedia:
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka http://whqlibdoc.who.intt/publication/
Pelajar. 2008/9789241596657eng.pdf.
Diunduh tanggal 18 November 2018.
Merryana, 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.
Kencana. Jakarta Yamin. 2012. Hubungan Pengetahuan,
Asupan Gizi, dan Faktor lain yang
Notoatmodjo, S, 2012. Metodologi Penilitian Berhubungan dengan Kejadian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Anemia pada Remaja Purti di SMA
Kabupaten Kepulauan Selayar.
Rakhmawan, Z. (2013). Manfaat buah kurma
Skripsi. Depok : FKM-UI
menurut sudut pandangan medis
modern.
http://www.alhiraindonesia.com.
RK Murray, DK Granner, PA Mayes, V. R.
(2003) Biokimia Harper. Edisi 25.
Edited byEGG.Jakarta.
Permaesih, Dewi, Susilowati Herman, 2005,
Faktor – faktor yang mempengaruhi
anemia pada remaja, Buletin Penelitian
Kesehatan, Vol 33, No-4.2005:
Pravitasari (2014) Efek Ekstrak Buah Kurma
terhadap Hemoglobin Darah Secara In
Vitro pada Tikus Putih Jantan.
Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Proverawati,A. 2011. Anemia dan Anemia
kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika
Saidin, S. 2010. Hubungan kebiasaan makan
pagi dengan konsentrasi Belajar,
Bogor : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Gizi dan Makanan dan
Kesehatan RI,
Satuhu. 2010. Kurma khasiat dan olahannya.
Jakarta : Penebar Swadaya

You might also like