Professional Documents
Culture Documents
756 1303 1 SM PDF
756 1303 1 SM PDF
756 1303 1 SM PDF
EddyJusuf
Pusat Penelitian Bioteknologi - LIPI
Cibinong Science Centre, Jin Raya Jakarta - Bogor km 46, Cibinong 16911
e-mail: eddy-jusuf@indo.net.id
ABSTRACT
This work was purposed to discover the potencies of some guava {Psidium guajava) varieties or cultivars as medicinal and fruit
plant, from which the economic value then would be raised. We have collected from about 500 hectares area of our institute
including the village surroundings, 35 numbers of morphologically different guavas wild growing consisting of 18 cultivars of red
fruit and 17 of white fruit. Methanol extraction of dried leaves giving flavonoids, which by thin layer chromatography Kieselgel
60F2S4, the spots of quercetin of HRf > 50 obtained from all guava varieties. After extraction of each spot and measuring
spectrophotometrically, the quercetin content of each plant number was found to be varied in both, among red fruit and white fruit
varieties. The highest, >6.0% quercetin content obtained in two numbers of red fruit and one from white fruit and the lowest, <
0.6% obtained in two numbers of white fruit. Proteomic profile from cutted and blended fresh leaves after extraction using anti
proteolytic buffer in coldness, bring us to make a phenogram giving the variability of genetic kinship, that 35 varieties were divided
in three groups of kinship; first, all cultivars of red fruit, secondly sixteen cultivars of white fruit, and third one cultivar of white
fruit.
Kata kunci/keywords: Jambu batu/guava (.Psidium guajava L.), kuersetin/quercetin, kromatografi lapis tipis/thin layer
chromatography, pola proteomik/proteomic profile.
401
Jusuf- Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
402
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
Cibinong dan Nanggewer Mekar dalam kecamatan atau kultivar sampel jambu ditemukan di lokasi
Cibinong. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat pengamatan disajikan dalam bentuk nomor sandi.
menjadi acuan bagi penelitian dan observasi lebih Sampel dikelompokan dalam 2 bagian berdasarkan
lanjut di seluruh wilayah Indonesia dengan kekayaan warna daging buahnya, yaitu : kelompok berdaging
sumber daya hayatinya yang belum dimanfaatkan buah merah (M) dan kelompok berdaging buah putih
untuk mendapatkan kultivar yang potensial penghasil (P). Tiap nomor dilakukan pertelaan tumbuhan yang
buah bernutrisi tinggi dalam peningkatan ekonomi dan didasarkan pada karakter morfologi dari batang, daun,
memiliki kandungan flavonoid yang mendukung bunga dan buah. Pertelaan batang meliputi bentuk dan
pengembangan obat herbal untuk kesehatan warna, pada daun meliputi warna, panjang, lebar, jumlah
masyarakat umumnya. tangkai daun dan panjang tangkai daun; bunga meliputi
jumlah bunga dipucuk (majemuk atau tunggal), warna
BAHAN DAN METODE dan jumlah mahkota serta kelopak; sedangkan buah
meliputi bentuk, ukuran vertikal dan lateral, warna kulit
Lokasi pengamatan dan sampling
buah, warna daging buah, ketebalan kulit buah, tekstur
Kegiatan penelitian dilakukan di wilayah
dan rasa buah bila masak, ada tidaknya serta jumlah
Cibinong Science Centre (C.S.C.) - Lembaga Ilmu
biji.
Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong - Kabupaten
Bogor dengan Kebun Plasma Nutfah dan kampung- Ekstraksi flavonoid
kampung sekitar yang mengelilinginya seperti: Pasir Untuk penyiapan bahan ekstraksi kuersetin,
Mukti, Sampora, Buni Sari, BlokRingkem, Cikempong sebanyak masing-masing 20 gram daun segar dicuci
dan Pakansari. Tumbuhan jambu batu yang diteliti dengan air, diiris kecil-kecil kemudian dikeringkan pada
adalah yang tumbuh tanpa sengaja ditanam; artinya suhu kurang dari 45°C dengan bantuan sinar matahari
tumbuh sendiri, baik di tempat-tempat umum seperti sampai kering setelah itu dibuat menjadi tepung hingga
makam, jalan, lapangan, lahan tidur, tepian kolam atau 200 mesh menggunakan alat penggiling (Danfoss
sungai dan tempat pebuangan sampah atau tinja USA), dan disimpan dalam wadah dan disimpan dalam
(kakus), maupun disekitar rumah penduduk dan kebun desikator. Sebanyak 2 gram tepung daun dalam botol
yang bukan usaha budi daya jambu batu. tertutup ditambahkan 20 ml methanol p.a. hingga
terendam semuanya, dibiarkan maserasi selama 24 jam
Pertelaan karakter morfologi tumbuhan.
dengan beberapa kali pengadukan. Disaring, diuapkan
Dengan kurangnya bahan pustaka acuan untuk
diatas waterbath hingga didapat larutan pekat 100 ul.
pengenalan nama kultivar-kultivar maka nama varietas
•X.tpublik J» JoB , s i
Fravinsl Jaw* B«r>?
Gambar 1. Peta lokasi pengambilan varietas-varietas jambu biji sekitar Cibinong Science Centre (batas dengan garis
biru) dengan kampung-kampung sekitarnya: sebelah utara (Blok Ringkem dan Bunisari), sebelah timur (Pasir
Mukti & Sampora), dan sebelah barat terpotong jalan raya Jakarta-Bogor adalah Cikempong dan Pakansari. Lokasi
diapit Jalan Raya Jakarta-Bogor dan Jalan Tol Jagorawi yang berbatasan dengan kecamatan Citeureup.
403
Jusuf - Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
Identifikasi kuersetin dengan kromatografi lapisan Elektroforesis vertikel dengan SDS-PAGE (Laemli,
tipis 1970).
Ekstrak methanol ditotolkan pada lempeng Gel berukuran 10x10 cm dengan ketebalan 1
kromatografi lapisan tipis Kieselgel 60F254, dengan jarak mm, dibuat dari 10 ml campuran 15% poliakril amid-bis
1 cm dari tepi bawah dan 0,5 cm dari tepi samping acrylamide (30 : 0.8), 375 nM Tris.Cl, 0,1% sodium
hingga membentuk pita dengan menggunakan duodecyl sulfate, 0,1 % amonium persulfate, dan 0,1%
mikropipet. Lempeng dielusi dengan larutan TEMED. Elektroforesis dilakukan dengan
pengembang campuran methanol, air, etilasetat dan menggunakan buffer Tris-Glycine (50 mM Tris, 384 mM
asam asetat dengan perbandingan 13,5 : 10: 100 : 2 glycine dan 0.1% sodium duodecyl sulfate). pada
hingga rambatan eluen mencapai 1 cm dari batas atas. tegangan listrik 75 Volt pada suhu ruang. Hasil
Sebagai pembanding digunakan larutan kuersetin elektroforesis diwarnai dengan buffer pewarna
(Sigma, cat no. Q-0125). Comassie blue (Comassie blue 0,1 %, Methanol 50%,
Ekstraksi kuersetin Asam asetat 10%).
Bercak yang dihasilkan dikerok dan dimasukkan Analisis kekerabatan antar kultivar
ke wadah terpisah. dan dilarutkan dengan methanol. Dilakukan menggunakan metoda dari nilai Rf
Kromatogram yang dihasilkan dikerok dari plat yang diperoleh dari tiap-tiap pita protein yang muncul
aluminium, kemudian masing-masing isolat dilarutkan pada gel. Dibuat matriks data biner berdasarkan ada
dalam methanol p.a, filtrat dipisahkan, kemudian tidaknya pita protein. Berdasarkan jumlah pita protein
dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak dan nilai Rf yangh diperoleh maka dibuat data biner
diperoleh diidentifikasi dengan spektrofotometer UV- dengan malihat ada tidaknya pita protein yang muncul.
VIS pada panjang gelombang 259 run. Hasil yang diperoleh dari data biner ini kemudian
Ekstraksi protein diubah menjadi matriks data kesamaan (similarity co-
Protein diektraksi cara menghancurkan 10 gram efficient matrix Jaccard), sehingga diperoleh nilai
potongan-potongan daun segar yang direndam dalam persentase yang dikelompokan dengan program SAHN-
25 ml larutan buffer anti-proteolitik ( Tris.Cl 50 mM, Analysis Cluster UPGMA (Unweight Pair Group
0,25 mM dithiothreitol, 0.05% 25 ml Triton X-100,5% Method Arithematic Average), lalu dibuat kedalam
sucrose, 10%lPolyvynilPolypirolidone) menggunakan fenogram berdasarkan hasil nilai prosentase data
rotor blender Omnimix. Homogenat dimasukan kedalam kesamaan tersebut maka diperoleh hubungan
bejana Beaker 250 ml yang dibenamkan dalam es pada kekerabatan antar tiap kultivar yang diuji. Cara
kotak styrofoam diatas alat magnetic stirer, dikocok penghitungan similarity of co-efficient:
kuat semalaman. Campuran kemudian disentrifugasi
dengan kecepatan 10.000 rpm selama 20 menit pada S = 2xn, x 100%
suhu 4°C. Supernatan yang diperoleh diukur volumenya
dan digenapkan kembali menjadi 25 ml dan selanjutnya
dipekatkan dengan penguapan dalam oven pada suhu dimana:
50 °C hingga diperoleh 1 ml pekatan. n = jumlah pita protein
ab = sampel a dan sampel b
Penentuan profit protein
nab = jumlah pita yang sama antara 2 kultivar yang
Sebanyak 30 ul ekstrak protein yang diperoleh
dibandingkan.
ditambahkan 20 ul buffer sample (0,15 M Tris/HCl pH8.8,
Sab = nilai prosentase kekerabatan genetik.
3,75 mMEDTA, 0,75 M sucrose, 0.075% bromophenol
blue, 2.5% SDS dan 7.4 mM dithiothreitol). Sesudah
HASIL
dikocok merata, campuran dipanaskan pada 100°C
selama 10 menit. Karakteristik morfologi sampel diperoleh
Dari hasil pengumpulan sampel diperoleh
404
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
sebanyak 35 kultivar, dikelompokkan menjadi 18 tipe jambu buah putih dari bentuk, waraa maupun bau dari
berdaging buah merah (diberi label dengan huruf M) batang, daun, bunga dan buahnya sendiri.
dan 17 tipe berdaging buah putih (diberi label dengan Pada waktu dilakukan pertelaan ciri-ciri varietas
huruf P), dengan karakteristik masing-masing sampel sampel, jarang didapatkan buah masak bersamaan
tumbuhan seperti terlihat pada tabel 1. Selain karakter dengan bunga yang kembang, sehingga harus
umum Psidium guajava L, tidak ada tanda khusus dilakukan pengamatan ulang untuk mendapatkan
yang mengspesifikasikan jambu buah merah ataupun bunga atau untuk mendapatkan buah yang masak.
Tabel 1. Karakteristik morfologi 35 tipe tanaman jambu batu yang diperoleh di Cibinong Life Science Centre-LIPI
dalam kelurahan Cibinong, kecamatan Cibinong.
No. Sampel KAKAKIER1STIK MOKFOLOU1
Lokaii BATANG DAUN BUNGA BUAH
M-2 Berbentuk dips, wama hijau tua seluruhnya. Tunggal pada ke-tiak daun dalam Bulat, diam. vertikal & lateral sama± 5 cm. Wama buah
Pembuangan sampah Bagian ujun g berbentuk Panjang daun7.4- 13 cm,lebar4.7-5.5 cm. jumlah yg jarang setiapcabang masak hijau muda, kulit buah tebal dan licin, daging merah
2.
liar tepi jalan umum pipih, wama kemerahan Jumlah tulang daun 15-17 ps. Panjang tangkai daun batang, Mahkota putih 4 helai. muda, tekstur lembut, rasa asam sedikit manis, berbiji
desa Sampora 0.4-0.8 cm. Kelopak hijau 4 helai. banyak
M-3 Berbemuksegi empat panjang, benvama hijau tua. iunggal pada tiap ketiak daun Hanyak,berbemukoval, bu-ah maiak hijau kekunlngan,
Rumen penduduk Bentuk bulat, wama Panjang daun 7.0 - 14,3 cm, lebar 3.3 - 6.3 cm. berhadapan, waktu berbunga diameter vertikal 7.5 cm, lateral 6.0 cm. Kulit buah kasar
3
deia Sampora kecokelatan Jumlah lutang daun 13-18. Panjang tangkai daun singkat, Mahkota putih 5 helai, sekali dan tebal, wama daging merah, tekstur berpaiir,
Jambu Utan 0.4-1.0 cm. kelopak hijau muda 5 helai berbiji banyak, rasa agak asam.
Berbentuk bulat telur, wama hijau tua, panjang Bulat oval seperti gasing. 9.5 cm diam. verti kal 8 cm
M-4 Blok Tunggal, 2 berhadapan pada ketiak
Bentuk segi empat. 10.7- 13.6 cm, Icbar6,4-7.1 on. Jumlah tulang diam. lateral. Wama buah masak hijau muda, kulit buah
4. Ringkem tepi jalan daun, mahkota putih 5 helai,
berwama kecokelalan. daun 15-18 pasang , panjang tangkai daun 1,0 - tebal dan licin, daging merah muda, tekstur lembut, rasa
utama. kelopak hijau muda 4 helai.
1.4 cm asam sedikit mania
Bentuk oblong ujung dan pangkalnya lanotp. Bum ague jarang, keen yang miuk touting, bu lit
M-3 Sedlklt, iunggal pada ketiak daun
Pipih, berwvna ierwama hijau muda pinjang 7,3 - 16.5 cm, lebar dJamvertilal & lateral umi 3,3 cm, Kulit buah halua A
S, Blok Ringkem lertemu, mahkota putih 3 helal,
kemerihan, 3,3 =5,5 cm. Jumlah tulang daun 14-18 pi, tipli, daging merah muda. (ekitur hilui, berbiji banyak dan
pekarangm rumsh kelopak hijau 5 helai
langkaidaun 0,3 = 1.0em rail agak manii.
M^i Bereentuk tegi empat Berbenluk bulat oval dgn fflim, vertikal 6,2 cm & dlam
Bentuk oblong wama hijitu tua, panjmg 9.3 = 13.8 EJHiiyuk. dun bunga pada (lap keiiak
CS.C, pekirangm berwanta kecokelalan, lateral 3,8 cm, Buah mmk kuning, kulit buah ubal dan
t, cm. lebar 4,4 - 3 , 7 cm, Jumlah tulang daun 11 = 13 daun. Mahkota putih 4, helai,
rumah, di bawah yang mailh muda kaiar, daging merah muda, tebtur hsJui, raaa agak aiam.
pasang, panjang tangkai daun 0.4 - 1.0 cm kelopak hijau muda 4 helal.
keteduhan kehijauan Bljl banyak.
Tunggal pada keti ak daun, dldapat Bentuk bulat, diameter vertlkal A lateral aama 5.3 cm.
M-7 C.S.C Bentuk elips, wama hijau tua. Panjang 7*14.5 cm,
Berbentuksegiempat 1 bunga atau 1 buah muda laja dari Buah maiak berwarna hijau, kulit buah tebal dan halua
7, Pembuangan sampan lebar 3.3-6,5 cm. Jumlah tulang daun 14-16 pasang,
kecokelatan satu ranting. Man kola puilh 4 bagian dalam kulit kuning. Daging merah, tekatur berpaiir,
belakang rumah panjang tangkai daun 0,4-0.7 cm.
heUl, kelopak hijau 4. raaa cukup mania, Biji sedikit.
M-8 aeniuk ociong dengan ujung lancip, berwama 2-3 bunga pada aatu ketiak daun, Benluk buiai, dimater vertiiai & lateral sama 3.3 cm. Buah
C.S.C, belakang Berbentuk » g l empat hijau muda, Panjong 12 - 13.5 cm, lebar 4.3- 6.5 dapatjadi 1 atau 2 buah utlap maiak hijau aedlkit kuning, kulit buah tlpii, agik kaiar
rumah dlnu.wmak piplh, benvama tiljau. cm. Jumlah tulang daun 16-18 puang. Panjang talikdaun Mahkota puiih 4 helai, dengan wama agak kuning, Daging merah muda. Mkitur
belukar iangkaldaunO.7-l.3cm kelopak hijau muda 4 helai. berpaiir, ran aiarn manii, Blji banyak
M-9 Daun agak kecil berbentuk agak lanwt, wama hijau bentuk bulat lempuma, diameter 7 cm. Buah maiak hijau,
Tunggal, jarang dan hanya satu dl
C.S.C. Tanahkosong Berbenluk bulat, waraa pekat. Panjang 3.5-7.5 cm, lebar 1.5 - 3.5 cm. kulit buah agak kasar dan lipii, merah dan kuning
9. keiiak daun setiap raniing. Mahkota
dekat rumah dinas kecokelatan jumlah tulang daun 11-16 pa. Tangkai daun 0,3-0,7 dldalamnya. Daging merah tua, tekstur berpaiir, rasa
putih 5 helai, kelopak hijau 5 helai.
LIP! cm manii, Berbiji banyak merata pd daging,
M-10 Herbemukobiongt.warna merah lua lampai ungu Bunga tunggal tiap ketiak pada Buah keen, berbentuk bulat lempuma, diam, lampai 6,3
CS.C. dltannm(?) Berbentuk pipih, wima gelap, bagian bawah kememhan, Penjung 10-18 daun muds ujung cabaiig. Mahkota cm. Buah muda aompal maiak letap berwama merah ungu.
10.
dlhalaman rumah ungu em, lebar 5,5-9.5 em, Juralah tulang daun 13-18 Shelai.benmgsiridinShilBJ Kulit halm dan ilpii. Daging putih kamcrihan, Mkstur
Jambu AuitralU piung. Tangkildiun 1-1,3 cm kelopak berwama merah ungu,. halui, rua mm igak pahi! BorWJi banyak.
uaun twiar bertjentuk enpi lancfp ujung Benluk seperti gsitng, buan muak mjau Derpermukaan
M-l 1 Bunga tunggal, hanyi dldapat 1
Berbentuk pi pin, wama pangkalnya. wama hijau muda. Panjang 10-20 cm kaiar, diam. vertikal 6,5 cm. lateral 5.5 cm. Kulll tebal,
11 Blok Ringkem tanah atau 2 setiap ranting, Mahkota puilh
kehijauan. lebar 5.3-7,5 cm, Jumlah tulang daun 18-22 pasang, daging merah muda, tebtur berpaiir, rasa manii. Berbiji
pemakaman keluarga. 4 helai, kelopak hijau muda 4 helai.
Tangkai daun 0.9-1.7 cm banyak terutama yang berdekatan dengan kulitnya.
405
Jusuf - Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
Berbentuk dips wama tujau muda kekumngan Bunga tunggal. satu di ujung batang Kecil berbentukbulal.diametervertikal 3cm. lateral 3.2
Berbenuk pipih dgn
M-13 Aksesjalan panjang6.5- 9.0cm,lebar2.4 - 3 . 8 an. Jumlah bersama dg pucuk daun. Mahkota cm. Wama buah masak kuning. kulit buah tipis & iicin.
13. wama Mjau pada ujung
umumBlokRingkem tulangdaun 1 6 - 1 8 pasang, langkai daun 0.4-0.5 putih 4 helai, kelopak hijau muda 4 Daging merah muda, tekaur berpasir, rasa agak manis.
pangkal ke-cokelaten.
cm. helai. Berbiji banyak
Bentuk elips wama hijau muda dgn permukaan Berbentuk bulat, diameter vertikal & lateral sama 5.7 cm.
Berbentuk segi empal Bunga Eunggal. 1 bunga setiap pasa-
M-l4 Aksesjalan sedikit keriput, panjang 8.5 - 14.1 cm, lebar 4 . 2 - Buah yg masak berwama hijau kekumngan. Kulit buah
14 pipih berwama Mjau ngan daun Mahkota pulih 4 helai,
umum Blok Ringkeni 6.6 cm. Jumlah tulang daun 14-16 pasang, selalu tebal, agak kasar. Daging buah merah, tekaur berpasir
muda. kelopak hijau muda 4 helai.
berhadapan. Tangkai daun 0.7 - 1.4 cm halus, rasa asam. Berbiji banyak.
Bentuk oblong wamahijau gelap, bawah agak Berbentuk gasing, diam vertikal 6 cm £ lateral S cm.
M-15 Bunga tunggal, satu pucuk bunga di
Bcrbenluk segi empal kecokelatan. Panjang 3.5-11.5 cm, lebar 2.0-6.5 cm. Wama buah masak hijau kekuningaa Kulit buah agak
15 Blok Ringkem tanah ujung ranting. Mahkota putih 4
berwama kecokelatan Jumlah tulang daun 14-18 ps. Panjang tangkai daun tipis wama putih kekuningan, daging merah muda,
pemakaman kcluarga helai, kelopak hijau muda 4 helai
0.4-0.8 cm. tekstur berpasir, rasa asam manis. Berbiji banyak.
M-16 Bentuk elips, wama hijau muda, bagian bawah agak Bunga tunggal, didapatkan jarang, 1 Kecil, berbentuk gasing agak panjang, diameter vertikal 6
Berbentuk bulal,
Blok Ringtail depan merah kecokelalan. Panjang 7.5-16.2 cm, lebar 4.0- atau 2 pucuk tiap ranting. Mahkota cm, lateral 4 cm. Warno buah masak hijau, kulit kasar
16 berwama hi jau
ramahpoiduduk 7.5 cm. Jumlah tulang daun 14-18 pasang. Tangkai putih 5 helai, kelopak hijau muda 4 dan tipis kekuningan, daging merah muda. tekstur
kemerahan
RTO2/02 daun 0.9-1.7 cm. helai. berpasir, rasa asam manis. Berbiji banyak.
Berbentuk ovatus sampai elips. berwama hijau Bakol bunga dapat 2 pucuk nap
M-17 Pakansari pagar Bentuk bulat seperti gasing, diam.vertikal 6 cm, lateral 5
Berbenluk segi empal, gelap. panjang 4.5-12 cm. lebar 3.0-5.5 cm Jumlah kettak, yg berkembang hanya 1 tiap
17 nrniahpenduduk, cm. Buah masak hijau, kulil kasar dan tebal. Daging
bcnvama hijau muda tulang 16-22 pasang. Panjang tangkai daun 0.3-0.5 ketiak. Mahkota putih S helai,
tidakditanam merah, tekstur berpasir. rasa agak manis. Biji banyak.
cm kelopak hijau 5 helai
Berbentuk oblongs dengan ujung lancip, berworna Beniuk bulat oval dengan pangkal agak lancip. Diam.
Bunga tunggal, jarang, 1 atau 2
M-18Paamiulli, Berbentuk pipih, Wjau, panjang6.0-13.5 cm, lebar 3.5-6.5 cm. Jumlah vertikal 7 cm, lateral 5 cm. Buah masak hijau, kulit kasar
IS. pucuk tiap ranting. Mahkota putih 4
tepian kolam ikon berwama kemerahan tulang daun 16-18 pasang. Panjang tangkai daun dan tebal. Daging merah muda. tekstur berpasir, rasa
helai, kelopak hijau muda 4 helai.
0.4-0.8 cm. asam agak pahit. Biji banyak.
Berbentuk elipticus dengan ujung dan pangkal Buah kecil, berbemuk gasing. Diam.venikal 4 cm. lateral
P-lBelokangKantor Bunga banyak, 2-3 tiap ketiak
Berbentuk segi empat, lancip, benvarna hijau, panjang 6.0-9.5 cm, lebar 3 cm. Buah masak kuning bintik-bintik hijau, kulit halus
19 Kebun Plasma Mahkota putih 5 helai. kelopak
berwama hijau muda 3.54.5 cm. Jumlah tulang daun 14 pasang. Panjang dan tipis. Daging putih, tekstur halus, rasa agak asam.
Nutfah, CSC hijau muda 5 helai.
tangkai 0.3-0.6 cm aroma sedikit harum. Biji sedikit.
P-2
Samponi Berbentuk pipih, Bentuk elipticus ujung lancip, berwama hijau gelap. Berbentuk oval. Diam. vertikal 6.5 cm, lateral 4 an.
Bunga tunggal dan jarang. Mahkota
20 Tumbuh di pematang berwama pulih Panjang 14-16 cm, lebar 6.0-8.0 cm. Tulang daun Buah masak hijau, kulit kasar dan tebal. Daging putih,
putih 5 helai, kelopak hijau 5 helai.
sawahdekat kehijauan.. 16-18 pasang, panjang tangkai daun 1.5-2.2 cm tekstur berpasir, rasa asam. Biji banyak.
permukiman.
Masa kembangnya bunga tidak serentak dan ldentitas kuersetin pada kromatografi lapisan tipis
berlangsung tidak lama. Buah yang masak kebanyakan Identifikasi kuersetin pada kromatografi lapisan
diperoleh dalam keadaan tidak utuh karena telah tipis yang bermigrasi dari titik awal penetesan
dimakan oleh hewan atau sudah busuk karena dimakan ditetapkan dengan nilai HRf. Nilai HRf diperoleh dari
ulat atau terkena serangan jamur. mengukur jarak migrasi antara titik awal dan pusat noda
406
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
J'unggal pada salab satu ketiak Berbentuk gasing, berbau harum diam vertikai 8.5 cm,
P-8 Bentukelips berwama hijau, panjang 10.0-15.0
Berbentuk segiempat, daun Mahkota putih agak pucat 5 lateral 6.5 cm. Buah masak hijau agak kekumngan,
26. Sampora dekat cm. Jumlah tulang daun 16-18 ps, panjang tangkai
berwama hijau kekuningan. helai, kelopak hijau kecokelatan 5 kulit halus dan tebal daging putih, tekstur halus, rasa
kaadang kambing daun 0.5-0.7 cm
helai. agak asam, biji sedikit.
Berbentuk oblongs dg. ujung & pangkal lancip Bulat oval seperti gasing, diam. vertikai 7.5 cm, diam
Berbentuk bulat, batang ujung Majemuk 2 bunga pada ketiak 2
P-12 C.S.C. halaman wama hijau, panjang 5.1 - 10 cm, Iebar2.2- 6.0 lateral 5.3 - 6 cm. Wama buah kuning, kulit tebal dan
30 pipih, warm kecokelatan. berhadapan. Mahkota putih 5
ramah. Jambu Susu cm Jumlah tulang daun 1 2 - 1 5 pasang, panjang licin, daging putih, tekstur berpasir, rasa asam sedikit
Batang bagian ujung keras helai, kelopakhijau 5 held.
tangkai daun 0.5 - 0.9 cm manis dengan bau franim yang agak menyengat.
Berbentuk segiempat, Berbentuk bulat dengan diameter y.l cm. Warna hijau
P-13 Jalanperbatasan Tunggal 1 bunga berhadapan.
beiwama hijau muda semakin Berbentukelips,wamahijaugelap,panj. 9.2- kekuningan, kulit buah tebal dan kasar serta tidak rata
Kampus CSC dgn Bunga dpt mucul dekat buah
31 kebawah menjadi cokelat. 11 i cm, lebar 4.5 - 6.5 cm. Jumlah tulang daun permukaannya. Daging putih dgn tekstur berpasir dan
BlokRingkem. Jambu muda. Mahkota putih 5 helai &
Batang bawah cokelat 13 pasang, panjang tangkai daun 0.8 - 1 . 2 cm. rasa hambar. Berbiji banyak tersusun rata dekat kulit
Bangkok kelopak hijau 5 helai.
kemerahan dan tengah daging.
F-15 BlokRingkem Berupa tumbuhan semak, Bunga tunggal 1 bap ketiak daun, Berbentuk gasing, kecil rimm vertikai 2.5 cm, lateral
Kecil, berbentuk lanset, berwama hijau muda,
Rumah penduduk tinggi + 2 meter, batang 1 ranting hanya 1-2 bunga. 1.5 cm. Buah masak kuning, kulit halus dan tipis.
panjang 2.0-5.0 cm, lebar 1.0-1.5 cm. Jumlah
ditanam sbg tanaman berbentuk bulat berwaraa Mahkota putih pucat 5 helai Daging putih agak pucat, tekstur halus, rasa asam. Biji
tulang daun 12-14 ps., tangkai daun tidak ada
hias. cokelat. kelopak hijau 4 helai. sedikit.
Berbentuk elips dengan ujung dan pangkal Berbentuk bulat telur, diam vertikai 6.5 cm, lateral 43
P-16 Bunga majemuk 2-3 pucukper
Berbentuk bulat, berwama runcing, warna hijau . Panj 6.5-8.5 cm, lebar 2.5- ran Buah masak kuning muda, kulit kasar dan tebal.
34. Blok Ringkcm tanah ketiak daun Mahkota putih 5 belai,
hijau kemerahan. 3.5 cm, tulang daun 18-22 ps., tangkai daun 0.8- Daging putih kekuningan, tekstur berpasir, rasa
pemakatnan keluarga. kelopak hijau muda 5 helai.
1.2 cm. hambar, biji banyak.
kuersetin dibagi jarak migrasi antara titik awal dan batas M3,M9,danM16memilikinilaiHrfsama51.25. Sampel
migrasi larutanpengembang terjauh dikalikan 100. Dari Ml, M4, M6, M8, Ml 1, M12, dan M15 menunjukkan
hasil kromatografi ini diperoleh nilai HRf antara 50,00 nilai Hrf sama yaitu 52.5. Selebihnya dengan sampel
sampai 53,75. Pada sampel dari daun jambu batu daging merah memiliki HRf yang sama yaitu 53.75. Daun
berdaging buah merah sampel; M7, M13, Ml4, dan jambu dari varietas berdaging buah putih ternyata
Ml 8 memiliki nilai HRf yang sama yaitu 50. Pada sampel memiliki nilai HRf yang tidakjauhberbeda dengan yang
407
Jusuf - Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
dimiliki oleh daun jambu varietas berdaging buah buah putih didapatkan pada sampel P8 sebesar 0.86%.
merah. (lihat gambar 3). Sampel yang nodanya hampir Dari data hasil penetapan kadar kuersetin telah
sama dengan pembanding quercetin adalah daun jambu dilakukan analisis menggunakan uji homogenitas dan
bijibuahmerah(Ml,M4,M6,M8,Mll, M12, M15) dilanjutkan dengan uji T. Dari hasil uji T diperoleh nilai
dan jambu biji buah putih (P2, P5, P7, P10, P13) dengan P=0.2502 yang lebih besar dari 0.05; berarti Ho diterima
nilai 52,5. SedangkanM2, M5.M10, Ml7 danP4, P6, atau kadar kuersetin pada daun jambu batu berdaging
P12, P15, P17 mempunyai nilai 53,75. Sample yang buah merah dengan jambu batu berdaging buah putih
mempunyai nilai 51,25 adalah M3, M9, M16 danP3, tidak ada perbedaan. Artinya kandungan kuersetin
P8, PI 1, PI 6, Nilai terendah terdapat pada sample M7, tidak ada hubungan dengan pembedaan warna daging
M13, M14, M18 dan P9, P14 dengan nilai 5O.(lihat tabel buah varietas atau kultivar jambu batu.
2. Ketebalan dan bentuk noda kuersetin tiap sampel Pola protein
ekstrak bervariasi, namun menunjukkan tinggi migrasi Pola protein yang dihasilkan dari daun 35
yang sama dengan noda larutan kuersetin standar varietas jambu batu yang diperoleh dari Cibinong ini
pembanding (Sigma Q-0125) dengan kepekatan 50 mg sangat bervariasi (gambar 4). Pita-pita terbanyak yang
dalam 10 ml metanol. muncul pada gel dari daun jambu berdaging buah merah
Kuantitas kuersetin tiap varietas jambu klutuk didapatkan pada sampel M5 dan M18 sebanyak 14 pita
Dari hasil pengukuran spektrofotometri semua masing-masing dengan ukuran 39.2 sampai 170 kDa
sampel daun jambu batu yang diujikan mengandung dan 26.6 sampai 170 kDa. Jumlah pita yang paling
kuersetin. Seperti halnya hasil kromatografi, nilai sedikit didapatkan dari daun-daun sampel M2, M7, M8,
kandungan kuersetin dari sampel daun tidak M10, M i l , M14, M16, PI, P2, P14, dan P15 dengan
tergantung dari varietas yang berdaging merah atau hanya 1 pita.
putih. Pada sampel dari varietas buah berdaging merah Profil pita-pita protein pada sampel M2
M4 dan M5 (keduanya berasal dari Blok Ringkem) menunjukkan persamaan dengan M7, padahal varietas
memiliki kadar kuersetin yang tertinggi, masing-masing jambu batu kedua sampel ini secara morfologi (Tabel 1)
6.06% dan 6.01%, sedang satu sampel varietas berbeda. Pita-pita protein yang muncul dari ekstrak
berdaging buah putih P5 asal Sampora dengan kadar daun varietas-varietas berdaging buah putih, walaupun
7.41%. Kandungan kuersetin paling rendah dari tidak mutlak seluruhnya, tampaknya lebih sedikit
varietas berdaging buah merah didapatkan pada dibandingkan dengan yang berdaging buah merah.
sampel M7 sebesar 0.9% dan dari varietas berdaging
Gambar 2a. Contoh sampel dari jambu batu berdaging Gambar 2b. Contoh sampel dari jambu batu berdaging
buah merah, (A) Jambu Australia,sampel nomor M-10 buah putih, (C) sampel nomor P-8 yang didapatkan di
yang didapatkan di rumah dinas CSC dan (B) sampel kampung Sampora dekat kandang kambing dan (D)
nomor M-13, penduduk menyebut jambu utan, sampel nomor P-13 dibawah bak tempat pengomposan
didapatkan pada akses jalan umum kampung Blok belakang rumah berbatasan dengan kampung Blok
Ringkem. Ringkem, kedua varietas ini disebut jambu Bangkok.
408
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
Analisis kekerabatan antar kultivar Tabel 2. Hasil pengukuran nilai HRf noda-noda
Pita-pita hasil elektroforesis pada gambar 4 kromatogram.
difragmentasi untuk menetapkan nilai Hrf dari pita Sampel Nilai HRf Sampel Nilai HRf
protein. Hasil fragmentasi diperoleh seperti di gambar Ml 52.5 PI 51.25
M2 53.75 P2 52.5
5 dapat digunakan untuk menelaah hubungan M3 51.25 P3 51.25
kekerabatan genetik antar varietas tumbuhan jambu M4 52.5 P4 53.75
M5 53.75 P5 52.5
batu yang diperoleh. Dengan hasil fragmentasi ini P6
M6 52.5 53.75
dapat dibuat matriks data biner berdasarkan ada M7 50.0 P7 52.5
M8 52.5 P8 51.25
tidaknya pita protein. Berdasarkan jumlah pita protein
M9 51.25 P9 50.0
dan nilai HRf yang diperoleh maka dibuat data biner M10 53.75 P10 52.5
dengan melihat ada tidaknya pita protein yang muncul. Mil 52.5 Pll 51.25
M12 52.5 P12 53.75
Hasil yang diperoleh dari data biner ini kemudian M13 50.0 P13 52.5
diubah menjadi matriks data kesamaan (similarity co- M14 52.5 P14 50.0
M15 52.5 P15 53.75
efficient matrix Jaccard), sehingga diperoleh nilai M16 51.52 P16 51.25
prosentase yang dikelompokan dengan program M17 53.75 P17 53.75
M18 50.0
SAHN-Analysis Cluster UPGMA (Unweight Pair
Group Method Arithematic Average), lalu dibuat
kedalam fenogram berdasarkan hasil nilai persentase Tabel 3. Hasil pengukuran konsentrasi dan
perhitungan penetapan kadar ekstrak cair daun jambu
data kesamaan tersebut maka diperoleh hubungan
biji.
kekerabatan antar tiap kultivar yang diuji. Cara
penghitungan similarity of co-efficient: No Sampel Absorbansi (A259nm) Konsentrasi Kadar
(ppm) (%)
1. Ml 0,179 39,476 2,37
2. M2 0,313 68,702 4,13
Sab = 2xn a b x 100% 3. M3 0,313 68,835 4,13
4. M4 0,460 100,83 6,06
5. M5 0,456 99,899 6,01
6. M6 0,252 55,434 3,33
7. M7 0,067 14,965 0,9
dimana: 8. M8 0,235 51,624 3,11
n = jumlah pita protein 9. M9 0,207 45,683 2,73
10. M10 0,106 23,650 1,41
ab = sampel a dan sampel b 11. Mil 0,283 62.255 3,74
12. Ml 2 0,115 25,488 1,53
nab = jumlah pita yang sama antara 2 kultivar yang 13. Ml 3 0,272 59,804 3,59
dibandingkan. 14. Ml 4 0,178 39,209 2,36
15. Ml 5 0,108 23,917 1,44
Sab = nilai prosentase kekerabatan genetik. 16. Ml 6 0,256 56,313 3,38
17. Ml 7 0,297 65,345 1,96
18. Ml 8 0,135 29,938 1,79
Dengan hasil perhitungan ini dapat dibuat data 19. PI 0,461 100,97 6,08
20. P2 0,500 109,54 6,59
biner sebagai terlihat pada Tabel 4. 21. P3 0,384 84,261 5,07
22. P4 0,443 97,022 5,84
Dengan data biner tersebut dapat dibuat data
23. P5 0,562 123,16 7,41
presentasi kekerabatan genetik antar varietas jambu 24. P6 0,188 41,474 2,49
25. P7 0,395 86,659 5,21
batu berdaging buah merah dan berdaging buah putih 26. P8 0,064 14,379 0,86
yang diperoleh tumbuh liar di daerah Cibinong seperti 27. P9 0,315 69,261 4,15
28. P10 0,180 39,662 2,39
terlihat pada tabel 5. Hasil pada tabel 5 tersebut bila 29. Pll 0,282 62,015 3,73
30. P12 0,329 72,192 4,34
dijabarkan berdasarkan persentasi antar satu varietas 31. P13 0,179 39,476 2,37
dengan yang lain maka akan diperoleh fenogram 32. P14 0,044 9,9295 0,59
33. P15 0,040 9,2368 0,54
hubungan kekerabatan genetik antar varietas jambu 34. P16 0,161 35,612 2,13
35. P17 0,429 94,039 5,66
batu yang diperoleh dari pengumpulan tumbuhan yang
ada di daerah Cibinong Science Centre dan kampung- Keterangan M = daun jambu biji buah merah
kampung sekitarnya sebagai terlihat pada gambar 6. P = daun jambu biji buah putih
409
Jusuf - Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
Gambar 3. Kromatogram flavonoid yang diperoleh menggunakan lapisan tipis siap pakai aluminium Gel 60 F254
dari ekstrak simplisia daunjambu biji putih (noda atas) dan daunjambu biji merah (noda bawah). Pembanding
quercetin murni satu noda paling kiri dari kromatogram.
Ml M2 M3 N4 MS Me M7 MB M*
Gambar 4. Profil protein daunjambu berdaging buah merah (Ml-Ml 8) dan Profil protein daunjambu berdaging
buah putih (P1 -P17), M adalah marker masa molekul protein.
iissssitiiiiiil i ; t
KO
17» ITS
IS.6
Gambar 5. Fragmentasi pola protein dari gambar 4 untuk menetapkan hubungan kekerabatan antar varietas
berdasarkan analisis proteomik sampel daunjambu batu.
410
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
Tabel 4. Data biner yang diperoleh berdasarkan pola protein daun jambu biji yang diperoleh dari pengolahan
hasil fragmentasi (gambar 5).
•CO
Ml Mt HI M4 IK kit
ij ll ll Ii II D i) it
VI*
*
SiT Ml! MM
9 » ll
r Mli i n *
i)
n ri
0 i*
M
li
1*
9
n
0
I*
(I
1") f l » Pll PI2
II 9
ru en m m
9 a 9 8 n
1 1 1 1 1 1 j 1 1 1 » il il ll 0 II ~ "f" i if" i) I 1 i » i I 1 ( i 1 i 1 I i
"?* 1 1
!• ' n 11 n 'i II
" r 1 1 u
i 0 I
''
1 I 1 IJ II ' 1 n
"
ii 0 * 8 il II
"j"
TTT 1 I
" !
1
:
i 1 i 11
r
9 *
y
I 1 n ii I
i
i
IfX)
u * 1 0 1 (I II l) II 0 'T « 9 II II !i II II j ti i « a 0 II 6 It * a 0 0 »
« u « I i) 1 1 u ti it II j n n « 0 II II !l
'J II 1 II t fl (i 4 II 6 11 il 9 e u 9 9
u 4 1 9
1 1 0 g II i i 1 i 1 I 1 T* "1" 0 II 1 fl | 1 i t a 0 1 1 » 8 D a i) «
n « 9 t o 1 1 0 0 0 0 0 1 i IS 1 (1 t i ~a~ fl a i I 1 u 0 a » a 0 Ij 0 » •9
TO It 1 u 1 I 0 0 g 0 i t 1 &
0 0 t 0 ll * *' a 1 « a n IjQ 6 0 0 9
M> T 1 a 1 1 9 Q 0 0 a 9 i T *0™
0 9 1 '*
0 li 0 ll a i 0 0 9 * i a »
Mt P u 1 a" 1 a 0 9 9 g a i a ll 1 I) 9 It D 0
* IJ II * V <t il 0 0
so IJ 0 1 1 IJ 0 0
•
0 a i u (11» n 1 ?" IS li 11 I) U 0 0 t i> 0 9 0 9
j. .,,,..
5J 0 u II 1 1 II 9 9 fl i n
« 0 II 1 II ft II i:s 0 (1 « 0 « t (1 9 a U
III a T' 1
* u 0 IJ 0 0 T 0 0 0 0
• (, 1) tl II ij it (I 0 1? 4 « 0 e 4 (1
M) 9 0 1 (i 0 ll (I II i 0 "T" fl a a
« ° 0 0 II ti (i » {I » l» * 0 t 0 0 D
<> u a 9 V 0 il ll 0 0 i* » s « t ti 1'
•-' '' n ii 0 D 0 » 6 ii » I) i 5 |
9 II 9 0 a a
a a * ' • - •
(1
•'
0 II- i 0 t, II 0 li * 9 0 a e a ( t
26* ti it 11 n II 9
*
0 ? 0 0 9 a il 9 0 i
* 0 »
0 fl 0 [I tl » 0 » 0 9 a 9 «
9 II u 0 C 9 « 0 0 9 d D » a IJ T 0 a a 11 [T" (1
*
a 9 0 a 9
Ml 9 U II 1) Q 9
* a 0
*
0 T 0 9 '1 : n n 0 II l!> a T * ii (1 t tl » a a 0 u
}l> 9 1) I) ii n (1 0 9 4 9 1) II i) g a 11 n 0 0 1! q 0 « 0 t 9 fl II I) 0
*
f
IS 9 0 I) II n 0 0 9 4 i
M T"
II IV 9 0 ll II II 1) 0 0 II 9 0 0 0 0 0 li
HJ 11 (1 (J
*
IJ II r, 9 T" 0 0 ti 0 (1
__
II il
"I .....
8 a it 0 0
«
0 0 fl 0 0 n
I)
I)
0
4
_
T! T*
"••'••'1—1
tl) n {1 * u II (t ti a n fl 0 0 0 II a'1 n n 0 1) 4 t <l 0 "in .}
"
411
Jusuf- Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
Tabel 5. Data persentase kekerabatan genetik antar varietas jambu batu berdaging buah merah dan yang berdaging
buah putih yang didapatkan tumbuh liar di Kawasan sekitar Cibinong Science Centre.
1 ttl W w M4 Mi IK ii? in m mo M11 Mii [iiiT M14 MIS HIS Mil P1 PI P3 P4 PS n n PH M Pt0lP1i!PO PII P14 P1S Pit PII
HI 10Q
mm IOC
-,-
m 333 111 190
tu 666 333 IOC
MS » 133 J33 143 100
IK 286 14 J ;i? 153 562 U»
MI l « 6 100 I l l 666 133 U.2 i « !
Ml jiiB 100 I I I 666 133 1»2 « « too i I
MS too 666 333 100 a »e 0 66.6 no
Mil, 0 0 HI 0 133 142 0 0 0 100
MU 0 0 1(1 13.3 142 0 0 0 l» 100
tanaman hias. Penduduk secara umum tampaknya lebih dilakukan koleksi sangat jarang diperoleh buah matang
banyak memanfaatkan daun dari tumbuhan jambu batu yang utuh, setidaknya selagi muda sudah diambil oleh
ini sebagai obat penyakit diare dan sebagai penyedap anak-anak, dimakan kelelawar atau buah sudah busuk
makanan, dari pada memanfaatkan buahnya. Berbeda dimakan ulat atau diserang jamur. Dengan tidak
dengan buah rambutan, mangga, dan lainnya; jambu mengenal musim, sebenarnya usaha perkebunan untuk
batu tidak mengenal musim, sehingga masa berbunga produksi buah jambu batu sangat menguntungkan,
maupun masaknya buah tidak serentak, penduduk disamping tanaman ini mudah ditumbuhkan dari
umumnya enggan memanfaatkan buah jambu batu berbagai pembibitan, cangkok, tempel, daqri biji
yang sebenarnya mereka tahu kandungan vitamin C- maupun kultur jaringan, juga tahan dengan perubahan
nya lebih tinggi dari jeruk, karena dari satu pohon faktor cuaca; hanya saja diperlukan lahan yang cukup
paling cepat per minggu hanya diperoleh satu atau luas untuk pemanenan yang konstan, dan pemilihan
dua buah saja. Karena tumbuh liar, jadi tidak dipelihara bibit unggul dengan kualitas buah yang baik.
ataupun diurus dalam arti dipupuk, disiangi apalagi Pemilihan bibit unggul bisa dimulai dari pemilihan
antisipasi serangan hama dan penyakit. Selama buah dengan ukuran, warna, bau, rasa yang baik
412
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
dengan kandungan vitamin C, asam amino, mineral- menunjukkan penampakan pada gel. Kesulitan lain
mineral dan bioaktif sertakuersetmtertinggi. Penelitian dalam analisis proteomik adalah bahwa protein mudah
kandungan vitamin C, asam amino jnineral dan bioaktif mengalami degradasi oleh perlakuan suhu maupun
dapat dilakukan pada kegiatan lanjutan dari penelitian keasaman medium atau buffer. Di pasaran jambu
ini. Dari ukuran, wama, rasa, tekstur dan banyak atau berdaging buah merah lebih disukai dari pada yang
sedikitnya biji pada buah sudah dapat dilakukan putih, maka kalau pilihan pada M-4, perlu dilakukan uji
pemilihan varietas yang terbaik Dalam hal analisis ulang dalam analisis proteomik dan perlu dilakukan juga
kuesetin tidak dilakukan terhadap buah, karena sulit uji genomik baik dengan Random Amplified
untuk mendapatkan buah yang seragam tingkat Polymorphism DNA (RAPD) melalui Polymerase Chain
kemasakannya. Diprediksi secara hipotesis kuantitas Reaction dan Restriction Fragment Length
kuersetin pada daun suatu verietas atau kultivar jabu Polymorphism (RFLP) dengan menggunakan enzim-
baru berbanding lurus dengan yang didapat pada buah. enzimrestriksi.
Dari hasil kegiatan ini diperoleh varietas buah merah
M-4 dan M-5 dan varietas buah putih P-5 memiliki
kandungan kuersetin yang tinggL dari ukuran, warna, 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
tekstur dan jumlah biji seperti terlampir pada Tabel 1.,
p, -
maka varietas nomor M-4 merupakan yang paling ideal.
Kuersetin sebagai antioksidan yang kuat (Kanner et
al. 1994), vasodilator dan blood thinner (Gryglewski
et al. 1987), serta dapat membunuh virus seperti pada
herpes serta memiliki daya antihistamin, maka pemilihan
varietas nomor M-4 untuk dibudidayakan lebih lanjut
adalah tepat, sehingga dapat dijadikan komoditi
tanaman buah sekaligus tanaman obat
Hasil analisis proteomik menunjukkan hasil yang
terbalik, justru jumlah noda protein dari varietas nomor
M-4 jauh lebih rendah dibandingkan dengan M-5,
sedikit mirip dengan P-5 (lihat gambar 4 dan gambar 5).
Hal ini secara teoritis tidak mungkin, seperti yang
diuraikan dalam pendahuluan bahwa biosintesis M,-
M,(1-
kuersetin melibatkan sedikitnya dua enzim utama yaitu M: •
resveratrol synthase (STS) dan chalcone synthase M, .
413
Jusuf - Kandungan kuersetin dan pola proteomik varietas jambu batu (Psidium guajava L.).
Kesamaan profil pita-pita protein yang diperoleh, proteomic tidak menjamin ketepatan hubungan
dengan membandingkan ada tidaknya pita yang muncul kekerabatan varietas dari jambu batu, perlu dilakukan
dalam fragmentasi proteomik dengan bobot molekul analisis DNA dengan RAPD atau RFLP. Kadar
protein tersebut memberikan data biner. Dari data biner flavanoid kuersetin yang mHasil penelitian ini yang
tersebut dibuat data persentase kedekatan diantara baru tingkat analisis kuersetin masih perlu dilengkapi
sampel-sampel yang diujikan, yang selanjutnya akan dengan analisis kandungan vitamin A,B dan C, asam
memberikan gambaran fenogram seperti terlihat pada amino triptofan dan lisin, mineral Ca, P, Fe, Mn, Mg
gambar 6. Berdasarkan persentase kedekatan antar dan S. Kemudian memilih satu atau dua varietas terbaik,
varietas seperti yang terlihat pada gambar tersebut, 35 dengan rasa, warna, bau dan ukuran buah yang lebih
nomor varietas jambu batu tumbuh liar yang diperoleh disukai di pasaran global untuk dibudidayakan dengan
di kawasan Cibinong dapat dikelompokkan menjadi 3 pembibitan melalui kultur jaringan agar diperoleh hasil
kelompok besar; kelompok pertama terdiri dari semua panen yang seragam, stabil kualitas dan kuantitas. Dua
nomor varietas berdaging buah merah, kelompok kedua cara rekayasa genetika yang perlu dilakukan untuk
terdiri dari 16 dari 17 nomor varietas berdaging buah mendapatkan kultivar yang memiliki nilai ekonomi
putih, dan kelompok ketiga hanya satu varietas jambu tinggi dari hasil seleksi kegiatan penelitian ini adalah:
batu berdaging buah putih yaitu varietas dengan nomor ekspresi gen antisense ACC oxidase yang dapat
P-15. Dalam kelompok varietas berdaging buah merah menghambat pematangan berlebih dari buah dan site-
nomor M-5 dan M-18 memiliki jumlah pita yang sama directed mutagenesis yang menghambat pembentukan
yaitu 14 buah, tetapi data presentase kekerabatan biji. Dengan demikian akan diperoleh buah jambu yang
kedua varietas ini 78.5%. Secara morfologi kedua tinggi nilai gizi, berbau harum, ukuran, warna yang
varietas ini ada beberapa kesamaan dari bentuk batang, stabil, tidak berbiji dan tahan tidak busuk pada suhu
daun dan buah hanya lokasi penemuan berbeda. Nomor ruang lebih dari satu bulan sehingga dapat diekspor
M-4 yang diunggulkan terbaik dari hasil penelitian ini ke seluruh dunia.
untuk dikembangkan memiliki 100% kedekatan dengan
nomor M-9 yang secara morfologi banyak berbeda. DAFTARPUSTAKA
Dibagian lain yang menunjukkan 100% kekerabatan Anonymous, 1989. Vademakum Bahan Obat Alam. Dirjen
tetapi berbeda kelompoknya, diantaranya: M-l dan M- POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta. 84-86.
9 dengan P-12 dan P-13, M-2, M-7 dan M-8 dengan P- Backer, CA and R.C. Bakhuizen van den Brink. 1963.
14 dan P-15. Diperkirakan jumlah varietas dari jambu Flora of Java (Spermatophytes only). Vol.1. NVP
Nordhoff-Groningen, The Netherland. 334-335.
batu di lokasi sampling bertambah seiring dengan Crozier A, J Burns, AA Aziz, AJ Stewart, HS Rabiasz,
perjalanan waktu, karena kemungkinan terjadinya GI Jenkins, CA Edwards and ME Lean. 2000.
Antioxidans flavonols from fruits, vwegetables and
penyerbukan silang dari dua varietas berbeda beverages measurement and bioavailability. Biol.Res.
menghasilkan tumbuhan baru yang memberikan aspek 33(22), 632-639.
Gryglewski RJ, R. Korbut , J. Robak and J Swies. 1987.
profil proteomik yang sama meskipun morfologi On the mechanism of antithrombotic action of
berbeda. flavonoids. Biochem Pharm 36,317-322.
Herrmann K. 1988. On the occurrence of flavonols and
flavone glycosides in vegetables. Z Lebensm Unters
KESIMPULANDANSARAN Forsch 186,1-5.
Hollman PCH, JHM Vries, SD Leeuwen SD, MJB
Potensi jambu yang merupakan buah dengan Mengelers, MB Katan. 1995. Absorption of dietary
vitamin C tertinggi dan adanya bahan antioksidan quercetin glycosides and quercetin in healthy ileostomy
volunteers. Am J Clin Nutr 62,1276-1282.
seperti kuersetin membuka peluang pengembangan Kanner J, EN Frankel, R Grant, JB German and JE
sebagai buah primadona memenuhi kebutuhan gizi Kinsella. 1994. Natural antioxidants in grapes and
wines. J Agric Food Chem 42, 64-69.
sumber vitamin. Tidak ada pembedaan kualitas dan Laemmli UK 1970. Cleavage of structural proteins during
kuantitas kuersetin dari varietas berdaging buah merah the assembly of the head of bacte riophage T4. Nature
(London) 227,680-685.
dan buah putih, dimana nilai probabilitas didapat pada
Negre-Salvayre A and R Salvayre . 1992. Quercetin
uji T sebesar 0.25 > 0.05. Hasil fenogram secara
414
Berita Biologi 10(3) - Desember 2010
prevents the cytotoxicity of oxidised LDL on lymphoid Trof S, B Karcher, G. Schroder and J Schroder. 1995.
cell lines. Free Radicals Biol. Med. 12,101-106. Reaction mechanisms of homodimeric plant polyketide
Sri Yuliani, Laba Udarno dan Eni Hayani. 2003. Kadar synthases (stilbene and chalcone synthase): a single
tanin dan quersetin tiga tipe daun jambu biji (Psidium active site for the condensing reaction is sufficient for
guajava) Buletin Tanaman Rempah dan Obat : 24 synthesis of stilbenes, chalcones, and 6'-
(l),17-23. deoxychalcones. J. Biol.Chem. 270,777-780.
Schroder G, JWS Brown and J Schroder. 1988. Molecular Wilson CW , PE Shaw, CW Campbell. 2006.
analysisis of resveratol synthase; cDNA, genomic clones Determination of organic acid and sugars in guava
and relationship with chalcone synthase. Eur. J. (Psidium guajava L.) cultivars by high-performance
Biochem. 172,161-169. liquid chromatography. Journal of the Science of
Food and Agriculture 33(8),777-780.
415