Professional Documents
Culture Documents
Kajian Lalu Lintas
Kajian Lalu Lintas
Abstract: Road infrastructure plays an important role as land transportation in Aceh. The
transport mobility in Aceh province west coast highway kept increase every year. So that, the
construction of the road had got load (traffic volume and axle load) increased every time. The
addition of traffic load caused the level of damage to the road construction was increasing.
Early damage can happen immediately, if the load exceeded the standard load plan. So that
needed to be examined to the weight of the vehicle on the construction of theAceh province
west coast highway by using Weigh In Motion (WIM). The goal is to identify the actual
condition of the vehicle burden on the construction of roads (traffic volume and axle load)
which occurred on roads Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat and to reviewgovernment policy to
the road maintenance management and to instruct management of road infrastructure
maintenance. This studywas located at Simpang Rima point. The research method was
descriptive- analysis, Weigh In Motion was used as the primary means of data collection. The
data measured by WIM, including the data types of vehicles, speed, vehicle length, weight and
configuration of the vehicle wheelbase. The data was analyzed to obtain the value of Destroyer
Road factor (Vehicle Damage Factor - VDF) of each type of vehicle. From the results of
flattenering during the measurement of axis load it was obtained the average of Equivalent
Standard Axles (ESA) factor of each type of vehicle for each road was being reviewed. Results
of this study are indicative of the occurrence of overloading the vehicle 2-axis and 3-axis truck
type. It indicated that the direction of road maintenance was appropriate with the direction of
government policy. The Value of International Roughness Index (IRI) are in the good category
is between 4- 8, precisely 5.03. While the value of Surface Distress Index (SDI) was less than
50 m / km.
Keywords : regional development, land use, urban fringe, Banda Aceh
Abstrak: Infrastruktur jalan memegang peranan penting sebagai prasarana transportasi darat di
Aceh. Mobilitas arus transportasi lintas Barat Provinsi Aceh terus meningkat tiap tahunnya.
Sehingga konstruksi jalan dari waktu ke waktu mengalami pembebanan (volume lalulintas dan
beban sumbu) yang terus meningkat. Penambahan beban lalulintas mengakibatkan tingkat ke-
rusakan terhadap konstruksi jalan semakin meningkat. Kerusakan dini dengan segera dapat terjadi,
apabila beban lalulintas melebihi beban standar rencana. Sehingga perlu dilakukan kajian
terhadap beban kendaraan pada konstruksi jalan lintas Barat Provinsi Aceh menggunakan
Weigh In Motion(WIM). Tujuannya untuk mengidentifikasi kondisi aktual beban kendaraan
pada konstruksi jalan (volume lalulintas dan beban sumbu) yang terjadi pada ruas jalan Bts.
Kota Banda Aceh-Aceh Barat dan mengkaji kebijakan pemerintah terhadap manajemen
pemeliaraan jalan serta mengarahkan manajemen pemeliharaan infrastruktur jalan. Penelitian
iniberlokasi pada ruas jalan titik Simpang Rima. Metode penelitian adalah analisis deskriptif,
Weigh In Motion digunakan sebagai alat pengumpulan data primer. Data yang diukur oleh WIM
antara lain data jenis kendaraan, kecepatan, panjang kendaraan, konfigurasi berat dan jarak sumbu
kendaraan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk memperoleh nilai Faktor Perusak Jalan
(Vehicle Damage Factor – VDF) dari tiap jenis kendaraan. Dari hasil perataan selama
pengukuran beban sumbu diperoleh faktor Equivalent Standard Axle (ESA) rata-rata dari
setiap jenis kendaraan untuk masing-masing ruas jalan yang ditinjau. Hasil penelitian ini
adalah indikasi terjadinya overloading pada kendaraan jenis truk 2 sumbu dan 3 sumbu.Hal ini
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 701
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Kata kunci : regional development, land use, urban fringe, Banda Aceh
Infrastruktur jalan merupakan fasilitas utama Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat Km 7 +100.
untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi. Mobilitas arus transportasi lintas Barat
Infrastruktur jalan berperan pada mobilitas Provinsi Aceh terus meningkat tiap tahunnya.
barang, penumpang dan jasa. Hingga saat ini Sehingga infrastruktur jalan dari waktu ke
infrastruktur jalan masih memegang peranan waktu mengalami pembebanan (volume
penting sebagai prasarana transportasi darat lalulintas dan beban sumbu) yang terus
di Aceh, hampir 90 % distribusi barang meningkat. Seharusnya jalan tersebut mampu
menggunakan transportasi darat. Kerusakan mendukung baik dari aspek kapasitas maupun
infrastruktur jalan disebabkan oleh peng- daya dukung. Beban lalulintas sebagai salah
gunaan jalan tersebut untuk lalulintas ken- satu parameter perancangan perkerasan jalan,
daraan, cuaca yang mempengaruhi kinerja dalam operasionalnya akan banyak
perkerasan atau faktor kinerja perkerasan dipengaruhi oleh ciri-ciri jalan tersebut seperti,
jalan itu sendiri. dalam hal klasifikasi fungsi dan golongan
Aceh adalah provinsi di ujung pulau medan (topografi/kelandaian jalan).
Sumatera dan merupakan provinsi paling Penambahan beban lalulintas mengakibatkan
Barat di Indonesia. Sebagian jalan utama tingkat kerusakan terhadap infrastruktur jalan
provinsi Aceh berada di tepi pantai. Salah semakin meningkat. Artinya, penambahan
satunya adalah Pantai Barat Aceh yang beban tersebut akan sangat mempengaruhi
mempunyai posisi strategis karena merupakan umur layan jalan yang menjadi jauh lebih
jalur transportasi yang menghubungkan Banda pendek. Kerusakan dini dengan segera dapat
Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh dengan terjadi, apabila beban lalulintas melebihi beban
tujuh kabupaten/kota di wilayah pantai Barat standar rencana. Sehingga perlu dilakukan
Aceh. Jalur lintas Barat sangat vital bagi kajian terhadap beban actual kendaraan pada
masyarakat di Pantai Barat Aceh. Jalur ini konstruksi jalan menggunakan Weigh In
merupakan urat nadi perekonomian bagi Motion(WIM).
masyarakat. Jalur lintas Barat membentang
KAJIAN PUSTAKA
mulai dari Banda Aceh-Lho’nga (Aceh
Faktor Perusak Jalan (VDF)
Besar)-Calang (Aceh Jaya)-Meulaboh (Aceh
Besarnya pengaruh suatu beban sumbu
Barat) hingga Suka Makmue (Nagan Raya).
kendaraan terhadap kerusakan disebut dengan
Lokasi penelitian berada pada jalan lintas
faktor perusak jalan (vehicle damaging
Barat Provinsi Aceh. Tepatnya pada ruas jalan
factor/VDF). VDF merupakan perbandingan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
702 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu Menurut Anonim (2005), jumlah lintasan
lintasan beban sumbu tunggal kendaraan ekivalen selama umur rencana dapat diketahui
dalam satu kali lintasan beban standar sumbu melalui kumulatif ekivalen beban sumbu
tunggal yaitu sebesar 8,16 ton (Sederhananto, standar (CESA, Cummulative Equivalent
1995). Standard Axle). Untuk menentukan kumulatif
Mekanisme beban kendaraan dalam ekivalen beban sumbu standar selama umur
mempengaruhi perkerasan jalannya tergantung rencana dapat ditentukan dengan
dari bentuk konfigurasi sumbu kendaraan dan menggunakan Persamaan berikut :
luas bidang kontak ban dengan perkerasan
(2)
jalan. Mekanisma tersebut sebagai dasar
pemikiran terjadinya faktor perusak terhadap
jalan akibat beban sumbu kendaraan, Liddle Dengan :
(dalam Idris et al, 2009) dari hasil CESA : Kumulatif ekivalen beban sumbu
standar
percobaannya secara empiris menurunkan
m : Jumlah masing-masing jenis
bentuk model persamaan sebagai ekivalensi kendaraan
365 : Jumlah hari dalam satu tahun
faktor perusak jalan adalah sebagai berikut :
E : Ekivalen beban sumbu
a C : Koefisien distribusi kendaraan
é P ù N : Faktor hubungan umur rencana yang
ESA = k ê ú
. (1)
ë 8,16 û sudah disesuaikan dengan
perkembangan lalu lintas
Keterangan :
METODE PENELITIAN
P = beban sumbu kendaraan;
a = faktor ekponensial, pada umumnya a = 4; Lokasi penelitian berada pada jalan lintas
k = 1,0 untuk sumbu tunggal ; 0,086 untuk Barat Provinsi Aceh. Ruas jalan ini melintasi 3
sumbu tandem ; 0,053 untuk sumbu tripel.
(Tiga) kabupaten/ kota yaitu Kota Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar, Aceh Barat. Ketiga
Penelitian Idris et al (2009), Hasil
kabupaten tersebut terletak di bagian Barat
analisis memperlihatkan terdapat perbedaan
Provinsi Aceh dan berbatasan langsung
nilai ESA yang signifikan antara hasil
dengan Samudera Hindia di bagian Barat.
pengukuran dilapangan dengan nilai ESA
Lokasi penelitian berada pada ruas jalan Bts.
standar Bina Marga untuk jenis kendaraan
Kota Banda Aceh-Aceh Barat Km 7 +100
dengan konfigurasi sumbu T.1.2, T.1.22 dan
(ruas jalan Simpang Rima). Secara geografis
B.1.2 khususnya pada ruas jalan Jalintim
lokasi penelitian terletak pada ruas jalan
Sumatera dan Pantura Banten. Sementara itu,
Simpang Rima terletak antara 05°30′39.9″ LU
untuk kondisi Pantura Jawa perbedaan nilai
dan 95°17′56.5″ BT.
ESA yang signifikan justru terjadi pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kendaraan dengan konfugurasi sumbu T.1.2.2
analisis deskriptif dengan metode penelitian
dan T.1.2.22.
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 703
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
survey. Tujuannya memberikan atau konstruksi jalan lintas Barat Provinsi Aceh.
menjabarkan suatu keadaan atau fenomena Weigh In Motion digunakan sebagai alat
yang terjadi saat ini dengan menggunakan pengumpulan data primer. Data sekunder
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah diperoleh dari studi literatur, laporan, peta dan
secara aktual. Sehubungan dengan penelitian data yang diperoleh dari instansi pemerintahan,
ini, maka analisis deskriptif akan digunakan antara lain: Dinas PU dan Dinas Perhubungan.
untuk megkaji beban kendaraan pada
tingkat kerusakan menjadi lebih efisien. WIM dipasang kamera CCTV untuk merekam
ditempatkan pada ruas jalan Bts. Kota Banda kendaraan-kendaraan yang melintas di jalan
Aceh-Aceh Barat. Selanjutnya padaWIM di tersebut. Rencana layout pemasangan sensor
set syarat bobot maksimum kendaraan yang untuk survei WIM diperlihatkan pada gam-
akan melintas di jalan tersebut. Selain itu juga bar 3.
sama juga masing-masing selama 2 x 24 jam. upaya untuk menjawab permasalahan yang
Pengukuran volume lalulintas dilakukan diangkat dalam penelitian ini antara lain
dengan bantuan kamera CCTV. sebagai berikut :
Data yang diperoleh kemudian dianalisis 1. Identifikasi beban kendaraan aktual
untuk memperoleh nilai Faktor Perusak Jalan (volume lalulintas dan beban sumbu)
(Vehicle Damage Factor – VDF) dari tiap pada konstruksi jalan yang terjadi di ruas
jenis kendaraan. Nilai atau besarnya perusakan jalan Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat
jalan ini ditetukan berdasarkan berat sumbu menggunakan Weigh In Motion (WIM),
(P) dan jenis konfigurasi sumbu. Teknik dengan menganalisis pertumbuhan dan
perhitungan daya perusak yang digunakan volume kendaraan pada lokasi penelitian.
pada pelitian ini adalah persamaan Liddle 2. Menganalisis perkembangan jalan. Proses
(dalam Idris et al, 2009). Persamaan ini terdiri analisis dilakukan dengan mengidenti-
atas 3 persamaan yang didasarkan atas fikasi kerusakan jalan di lokasi penelitian.
konfigurasi sumbu kendaraan yaitu sumbu 3. Identifikasi standar beban kendaraan pada
tunggal, tandem dan tripel. Angka ekivalen konstruksi jalan (volume lalulintas dan
dalam analisis ini menggunakan berat sumbu beban sumbu) berdasarkan pada ruas
tunggal sebesar 8,16 ton, yang menunjukkan jalan Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat.
jumlah lintasan dari sumbu tunggal yang 4. Menganalisis berat sumbu kendaraan
menyebabakan kerusakan apabila kendaraan melalui hasil Weigh In Motion (WIM).
tersebut lewat pada lintasan yang dilaluinya. Dari hasil perataan selama pengukuran
Dari hasil perataan selama pengukuran beban beban sumbu diperoleh faktor Equivalent
sumbu diperoleh faktor Equivalent Standard Standard Axle (ESA) rata-rata dari setiap
Axle (ESA) rata-rata dari setiap jenis jenis kendaraan untuk masing-masing
kendaraan untuk masing-masing ruas jalan ruas jalan yang ditinjau. Perhitungan
yang ditinjau. Kemudian melakukan analisis CESA perencanaan dan aktual pada ku-
perbadingan nilai rata-rata ESA tiap kendaraan run waktu 10 tahun aitu 2012 sampai
dari hasil pengukuran lapangan dengan nilai 2021.
stadar ESA. Manajemen pemeliharaan 5. Mengarahkan pola penanganan pemeli-
infrastruktur jalan di peroleh dari data prediksi haraan jalan melalui hasil identifikasi arah
IRI. Penanganan jalan yang mencapai kondisi perkembangan kondisi jalan dan nilai IRI
jalan yang makin mantap jika nilai Δ IRI serta hasil temuan survei lapangan.
makin kecil.
HASIL PEMBAHASAN
berupa volume lalulintas dan beban sumbu. masing arah pergerakan lalu lintas.
Pengumpulan data volume lalu lintas Survei volume lalu lintas dilakukan
dilakukan dengan perekaman kondisi selama 2 (dua) kali 24 jam untuk masing-
lalulintas menggunakan camera CCTV yang masing ruas jalan yang ditinjau. Data hasil
dipasang pada tiang dan diletakan di bahu survei volume lalu lintas harian rata-rata untuk
jalan. Perekaman kondisi lallu lintas dilakukan masing-masing ruas jalan yang ditinjau dapat
selama 2 (dua ) kali 24 jam untuk masing- dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2. Data hasil survei volume lalu lintas harian rata-rata pada titik Simpang Rima
No Klasifikasi Kendaraan Volume laluintas LHR Persen-
Hari 1 Hari 2 (kend/hari) tase
Kendaraan Ringan
1 2407 2112 2260 86.50
Medium Truck/Bus Kecil
2 Truk 2 Sumbu 223 259 241 9.23
3 Truk 3 Sumbu 86 102 94 3.60
4 Truk 4 Sumbu 2 2 2 0.08
5 Truk Gandengan
6 Truk 3 Sumbu + Gandengan 2 Sumbu
7 Traktor 2 Sumbu + Trailer 1 Sumbu
8 Traktor 2 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 11 4 8 0.29
9 Traktor 2 Sumbu + Trailer 3 Sumbu
Traktor 3 Sumbu + Trailer 1 Sumbu
10
Traktor 3 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 2 2 2 0.08
11 Traktor 3 Sumbu + Trailer 3 Sumbu 1 5 3 0.11
12 Bus Besar 3 3 3 0.11
TOTAL 2735 2489 2612 100
analisis berat gandar untuk masing masing bahwa kecenderungan kendaraan dengan
sumbu kendaraan diuraikan menurut jenis beban sumbu berlebih bergerak pada ruas jalan
kendaraan dan arah pergerakan lalulintas titik Simpang Rima adalah kendaraan-
disajikan secara rinci pada Tabel 4. kendaraan yang membawa barang dari
kawasan lintas Barat Aceh menuju dan dari
Faktor Perusak Jalan
pusat-pusat primer atau skunder di Kota
Hasil perhitungan ESA menunjukkan
Banda Aceh.
adanya perbedaan nilai ESA yang cukup besar
antara nilai ESA yang digunakan dalam Perkiraan CESA
perencanaan dengan nilai ESA hasil survei. Perhitungan Kumulaif ekivalen sumbu
Nilai ESA rata-rata skenario aktual lebih tunggal (CESA), dilakukan dengan meng-
besar dibandingkan dengan nilai ESA skenario gunakan asumsi faktor pertumbuhan lalu lintas
perencanaan yaitu sebesar 393,83% untuk titik (r) 6% per tahun, fungsi jalan adalah arteri
Simpang Rima. Fakta ini mengindikasikan primer dengan 2 jalur 2 arah.
Tabel 3. Perbandingan data LHR dan faktor pertumbuhan lalu lintas pada pada Titik Simpang Rima
No Klasifikasi Kendaraan LHR Perencanaan LHR Hasil Pertumbuhan Lalu
(Kend/hari) (Kend/hari)
4 Truk 4 Sumbu 2
5 Truk Gandengan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Berat Sumbu Rata di titik Simpang Rima Arah Bts. Kota Banda Aceh
Tabel 5. Hasil Perhitungan Berat Sumbu Rata di titik Simpang Rima Arah Bts. Aceh Barat
No Klasifikasi Konfigura- BERAT RATA-RATA (kg)
Kendaraan si Sumbu Arah 2
Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu TOTA
1 2 3 4 5 6 L
Tabel 6. Perbandingan Nilai ESA Setiap Jenis Kendaraan pada titik Simpang Rima
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
710 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada ruas 1,792,901 SAL. Nilai CESA skenario aktual
jalan titik Simpang Rima, nilai CESA skenario dengan memperhitungkan beban berlebih
perencanaan yaitu dengan menggunakan memiliki nilai CESA pada akhir umur rencana
beban kendaraan perencanaan, perkerasan sebesar 6,168,545 SAL yaitu lebih besar 3,44
didesain untuk menanggung beban sebesar kali dibandingkan nilai CESA peerencanaan.
pada ruas jalan di lokasi tinjauan ditentukan Index (SDI). Penentuan jenis manajemen
berdasarkan hasil International Roughness pemeliharaan jalan untuk titik Simpang Rima
Index (IRI) untuk penilaian kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 9.
yang dibandingkan dengan Surface Distress
kontruksi Jalan Nasional Lintas Barat Aceh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
khususnya titik Simpang Rima agar tidak 1998, Direktorat Bina Sistem Lalu
melampaui daya dukung jalan melalui Lintas dan Angkutan Kota Dirjen
kerjasama yang terintegrasi. Perhubungan Darat tentang
Sehubungan terbatasnya lingkup studi Prasarana dan Lalu lintas Jalan.
berkaitan dengan Kajian Beban Kendaraan Jakarta
pada Kontruksi Jalan Menggunakan Weigh In Iskandar, Hikmat, 2008, Perencanaan
Motion (WIM) pada Jalan Nasional Lintas Volume Lalu Lintas Untuk Jalan,
Barat Aceh, maka perlu ada penelitian lebih Pusat Penelitian dan Pengembangan
lanjut mengenai Pengaruh Beban Kendaraan Jalan Dan Jembatan Badan
Terhadap Kebijakan Perencanaan Konstruksi Penelitian dan Pengembangan
Jalan Nasional Lintas Barat Aceh. Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Paterson, W.D.O, 1992, Summary Models
Austroads, 2002, Stadard Australia: Road
of Paved Road Deterioration Based
Safety Audit, Austroads Publication.
on HDM-III, Transportation
Sydney
Research Record 1344, National
Departemen Pekerjaan Umum, 2001,
Research Council, Washington DC.
Keputusan Menteri Permukiman dan
Saleh, S. M., Tamin, O. Z., Sjafruddin, A
Prasarana Wilayah Nomor
dan Frazila, R.B, 2008, Multimodal
534/KPTS/M/2001, tentang
Freight Transportation Policy to
Pedoman Penyusunan Standar
Reduce Road Maintenance Cost as
Pelayanan Minimal Bidang
A Consequence of Overloading
Penataan Ruang, Perumahan dan
Truck, Proceeding The Asia Pacific
Permukiman dan Pekerjaan Umum.
Conference on Art, Science,
Jakarta
Engineering and Technology. Solo.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
Siahaan B.L dan Boing R.C, 2013,
2008, tentang panduan batasan
Pemeliharaan Infrastruktur jalan
maksimum perhitungan JGI (Jumlah
dengan Menggunakan Weigh In
berat yang diijinkan) dan JBKI
Motion (WIM), Universitas
(Jumlah berat kombinasi yang
Brawijaya. Semarang
diijinkan) untuk mobil barang,
Tamin, O.Z, 1997, Perencanaan dan
kendaraan khusus, kendaraan pena-
Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil
rik berikut kereta tempelan / kereta
Institut Teknologi Bandung. Bandung
gandengan Nomor
SE.02/AJ.108/DHUD/2008. Jakarta