Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2088-9321

Universitas Syiah Kuala ISSN e-2502-5295


pp. 701 - 714

KAJIAN BEBAN AKTUAL KENDARAAN PADA


KONSTRUKSI JALAN MENGGUNAKAN WEIGH IN MOTION
(WIM)

Rita Martina1, Sofyan M. Saleh2, M. Isya3


1)
Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111
2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111,
email: sofyan.saleh@unsyiah.ac.id2, m_isya@unsyiah.ac.id3

Abstract: Road infrastructure plays an important role as land transportation in Aceh. The
transport mobility in Aceh province west coast highway kept increase every year. So that, the
construction of the road had got load (traffic volume and axle load) increased every time. The
addition of traffic load caused the level of damage to the road construction was increasing.
Early damage can happen immediately, if the load exceeded the standard load plan. So that
needed to be examined to the weight of the vehicle on the construction of theAceh province
west coast highway by using Weigh In Motion (WIM). The goal is to identify the actual
condition of the vehicle burden on the construction of roads (traffic volume and axle load)
which occurred on roads Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat and to reviewgovernment policy to
the road maintenance management and to instruct management of road infrastructure
maintenance. This studywas located at Simpang Rima point. The research method was
descriptive- analysis, Weigh In Motion was used as the primary means of data collection. The
data measured by WIM, including the data types of vehicles, speed, vehicle length, weight and
configuration of the vehicle wheelbase. The data was analyzed to obtain the value of Destroyer
Road factor (Vehicle Damage Factor - VDF) of each type of vehicle. From the results of
flattenering during the measurement of axis load it was obtained the average of Equivalent
Standard Axles (ESA) factor of each type of vehicle for each road was being reviewed. Results
of this study are indicative of the occurrence of overloading the vehicle 2-axis and 3-axis truck
type. It indicated that the direction of road maintenance was appropriate with the direction of
government policy. The Value of International Roughness Index (IRI) are in the good category
is between 4- 8, precisely 5.03. While the value of Surface Distress Index (SDI) was less than
50 m / km.
Keywords : regional development, land use, urban fringe, Banda Aceh

Abstrak: Infrastruktur jalan memegang peranan penting sebagai prasarana transportasi darat di
Aceh. Mobilitas arus transportasi lintas Barat Provinsi Aceh terus meningkat tiap tahunnya.
Sehingga konstruksi jalan dari waktu ke waktu mengalami pembebanan (volume lalulintas dan
beban sumbu) yang terus meningkat. Penambahan beban lalulintas mengakibatkan tingkat ke-
rusakan terhadap konstruksi jalan semakin meningkat. Kerusakan dini dengan segera dapat terjadi,
apabila beban lalulintas melebihi beban standar rencana. Sehingga perlu dilakukan kajian
terhadap beban kendaraan pada konstruksi jalan lintas Barat Provinsi Aceh menggunakan
Weigh In Motion(WIM). Tujuannya untuk mengidentifikasi kondisi aktual beban kendaraan
pada konstruksi jalan (volume lalulintas dan beban sumbu) yang terjadi pada ruas jalan Bts.
Kota Banda Aceh-Aceh Barat dan mengkaji kebijakan pemerintah terhadap manajemen
pemeliaraan jalan serta mengarahkan manajemen pemeliharaan infrastruktur jalan. Penelitian
iniberlokasi pada ruas jalan titik Simpang Rima. Metode penelitian adalah analisis deskriptif,
Weigh In Motion digunakan sebagai alat pengumpulan data primer. Data yang diukur oleh WIM
antara lain data jenis kendaraan, kecepatan, panjang kendaraan, konfigurasi berat dan jarak sumbu
kendaraan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk memperoleh nilai Faktor Perusak Jalan
(Vehicle Damage Factor – VDF) dari tiap jenis kendaraan. Dari hasil perataan selama
pengukuran beban sumbu diperoleh faktor Equivalent Standard Axle (ESA) rata-rata dari
setiap jenis kendaraan untuk masing-masing ruas jalan yang ditinjau. Hasil penelitian ini
adalah indikasi terjadinya overloading pada kendaraan jenis truk 2 sumbu dan 3 sumbu.Hal ini
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 701
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

mengindikasikan bahwa arahan pemeliharaan jalanadalah pemeliharaan rutin telah sesuai


dengan arahan kebijakan pemerintah. Nilai International Roughness Index (IRI) berada pada
kategori baik yaitu antara 4-8, tepatnya dengan nilai 5,03. Sedangkan nilai Surface Distress
Index (SDI) lebih kurang dari 50 m/km.

Kata kunci : regional development, land use, urban fringe, Banda Aceh

Infrastruktur jalan merupakan fasilitas utama Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat Km 7 +100.
untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi. Mobilitas arus transportasi lintas Barat
Infrastruktur jalan berperan pada mobilitas Provinsi Aceh terus meningkat tiap tahunnya.
barang, penumpang dan jasa. Hingga saat ini Sehingga infrastruktur jalan dari waktu ke
infrastruktur jalan masih memegang peranan waktu mengalami pembebanan (volume
penting sebagai prasarana transportasi darat lalulintas dan beban sumbu) yang terus
di Aceh, hampir 90 % distribusi barang meningkat. Seharusnya jalan tersebut mampu
menggunakan transportasi darat. Kerusakan mendukung baik dari aspek kapasitas maupun
infrastruktur jalan disebabkan oleh peng- daya dukung. Beban lalulintas sebagai salah
gunaan jalan tersebut untuk lalulintas ken- satu parameter perancangan perkerasan jalan,
daraan, cuaca yang mempengaruhi kinerja dalam operasionalnya akan banyak
perkerasan atau faktor kinerja perkerasan dipengaruhi oleh ciri-ciri jalan tersebut seperti,
jalan itu sendiri. dalam hal klasifikasi fungsi dan golongan
Aceh adalah provinsi di ujung pulau medan (topografi/kelandaian jalan).
Sumatera dan merupakan provinsi paling Penambahan beban lalulintas mengakibatkan
Barat di Indonesia. Sebagian jalan utama tingkat kerusakan terhadap infrastruktur jalan
provinsi Aceh berada di tepi pantai. Salah semakin meningkat. Artinya, penambahan
satunya adalah Pantai Barat Aceh yang beban tersebut akan sangat mempengaruhi
mempunyai posisi strategis karena merupakan umur layan jalan yang menjadi jauh lebih
jalur transportasi yang menghubungkan Banda pendek. Kerusakan dini dengan segera dapat
Aceh sebagai ibukota Provinsi Aceh dengan terjadi, apabila beban lalulintas melebihi beban
tujuh kabupaten/kota di wilayah pantai Barat standar rencana. Sehingga perlu dilakukan
Aceh. Jalur lintas Barat sangat vital bagi kajian terhadap beban actual kendaraan pada
masyarakat di Pantai Barat Aceh. Jalur ini konstruksi jalan menggunakan Weigh In
merupakan urat nadi perekonomian bagi Motion(WIM).
masyarakat. Jalur lintas Barat membentang
KAJIAN PUSTAKA
mulai dari Banda Aceh-Lho’nga (Aceh
Faktor Perusak Jalan (VDF)
Besar)-Calang (Aceh Jaya)-Meulaboh (Aceh
Besarnya pengaruh suatu beban sumbu
Barat) hingga Suka Makmue (Nagan Raya).
kendaraan terhadap kerusakan disebut dengan
Lokasi penelitian berada pada jalan lintas
faktor perusak jalan (vehicle damaging
Barat Provinsi Aceh. Tepatnya pada ruas jalan
factor/VDF). VDF merupakan perbandingan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
702 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu Menurut Anonim (2005), jumlah lintasan
lintasan beban sumbu tunggal kendaraan ekivalen selama umur rencana dapat diketahui
dalam satu kali lintasan beban standar sumbu melalui kumulatif ekivalen beban sumbu
tunggal yaitu sebesar 8,16 ton (Sederhananto, standar (CESA, Cummulative Equivalent
1995). Standard Axle). Untuk menentukan kumulatif
Mekanisme beban kendaraan dalam ekivalen beban sumbu standar selama umur
mempengaruhi perkerasan jalannya tergantung rencana dapat ditentukan dengan
dari bentuk konfigurasi sumbu kendaraan dan menggunakan Persamaan berikut :
luas bidang kontak ban dengan perkerasan
(2)
jalan. Mekanisma tersebut sebagai dasar
pemikiran terjadinya faktor perusak terhadap
jalan akibat beban sumbu kendaraan, Liddle Dengan :
(dalam Idris et al, 2009) dari hasil CESA : Kumulatif ekivalen beban sumbu
standar
percobaannya secara empiris menurunkan
m : Jumlah masing-masing jenis
bentuk model persamaan sebagai ekivalensi kendaraan
365 : Jumlah hari dalam satu tahun
faktor perusak jalan adalah sebagai berikut :
E : Ekivalen beban sumbu
a C : Koefisien distribusi kendaraan
é P ù N : Faktor hubungan umur rencana yang
ESA = k ê ú
. (1)
ë 8,16 û sudah disesuaikan dengan
perkembangan lalu lintas
Keterangan :
METODE PENELITIAN
P = beban sumbu kendaraan;
a = faktor ekponensial, pada umumnya a = 4; Lokasi penelitian berada pada jalan lintas
k = 1,0 untuk sumbu tunggal ; 0,086 untuk Barat Provinsi Aceh. Ruas jalan ini melintasi 3
sumbu tandem ; 0,053 untuk sumbu tripel.
(Tiga) kabupaten/ kota yaitu Kota Banda Aceh,
Kabupaten Aceh Besar, Aceh Barat. Ketiga
Penelitian Idris et al (2009), Hasil
kabupaten tersebut terletak di bagian Barat
analisis memperlihatkan terdapat perbedaan
Provinsi Aceh dan berbatasan langsung
nilai ESA yang signifikan antara hasil
dengan Samudera Hindia di bagian Barat.
pengukuran dilapangan dengan nilai ESA
Lokasi penelitian berada pada ruas jalan Bts.
standar Bina Marga untuk jenis kendaraan
Kota Banda Aceh-Aceh Barat Km 7 +100
dengan konfigurasi sumbu T.1.2, T.1.22 dan
(ruas jalan Simpang Rima). Secara geografis
B.1.2 khususnya pada ruas jalan Jalintim
lokasi penelitian terletak pada ruas jalan
Sumatera dan Pantura Banten. Sementara itu,
Simpang Rima terletak antara 05°30′39.9″ LU
untuk kondisi Pantura Jawa perbedaan nilai
dan 95°17′56.5″ BT.
ESA yang signifikan justru terjadi pada
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kendaraan dengan konfugurasi sumbu T.1.2.2
analisis deskriptif dengan metode penelitian
dan T.1.2.22.
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 703
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

survey. Tujuannya memberikan atau konstruksi jalan lintas Barat Provinsi Aceh.
menjabarkan suatu keadaan atau fenomena Weigh In Motion digunakan sebagai alat
yang terjadi saat ini dengan menggunakan pengumpulan data primer. Data sekunder
prosedur ilmiah untuk menjawab masalah diperoleh dari studi literatur, laporan, peta dan
secara aktual. Sehubungan dengan penelitian data yang diperoleh dari instansi pemerintahan,
ini, maka analisis deskriptif akan digunakan antara lain: Dinas PU dan Dinas Perhubungan.
untuk megkaji beban kendaraan pada

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


Sumber : Dinas PU Prov. Aceh, 2014

Tabel 1. Kebutuhan Data Penelitian


Sasaran Data Pengumpulan Sumber Data
Primer Sekunder
Identifikasi beban kendaraan aktual (vol- Inventaris jalan √ Dinas PU
ume lalulintas dan beban sumbu) pada Berat Sumbu √ Dinas Perhubungan
konstruksi jalan yang terjadi di ruas jalan Volume lalulintas √ Dinas Perhubungan
Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat dan Pertumbuhan ken- √ Dinas Perhubungan
ruas jalan Bts. Kota Meulaboh-Kuala daraan
Tuha terkait beban standar kendaraan Perkembangan jalan √ Dinas PU
Beban standar ken- √ Dinas PU
daraan
Kebijakan pihak ahli √ Dinas PU
Arahan manajemen pemeliharaan infra- √ Dinas PU Dinas
struktur jalan pada ruas jalan Bts. Kota Perhubungan
Banda Aceh-Aceh Barat dan ruas jalan
Bts. Kota Meulaboh-Kuala Tuha sebagai
pencegahan kerusakan jalan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
704 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

Proses Pengolahan Data data lalu lintas untuk manajemen pemeli-


Pengolahan data primer dari sistem WIM haraan. Loading data akurat membuat pemeli-
secara deskriptif. Sistem WIM menyediakan haraan dan rehabilitasi berdasarkan aktualitas
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
- 705
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

tingkat kerusakan menjadi lebih efisien. WIM dipasang kamera CCTV untuk merekam
ditempatkan pada ruas jalan Bts. Kota Banda kendaraan-kendaraan yang melintas di jalan
Aceh-Aceh Barat. Selanjutnya padaWIM di tersebut. Rencana layout pemasangan sensor
set syarat bobot maksimum kendaraan yang untuk survei WIM diperlihatkan pada gam-
akan melintas di jalan tersebut. Selain itu juga bar 3.

Gambar 3. Rencana Layout Pemasangan Sensor Survey WIM


Sumber : Analisis
Pengukuran data beban dilakukan secara sensor yang dipasang di perkerasan jalan,
langsung di dua lokasi ruas jalan lintas Barat sehingga beban dari setiap sumbu kedaraan
Provinsi Aceh terhadap sumbu kendaraan dari langsung terekam oleh sensor. Data yang
setiap jenis kedaraan yang melintasi ruas jalan diukur oleh WIM antara lain data jenis
tersebut. Teknik pengukuran berat dan kendaraan, kecepatan, panjang kendaraan,
konfigurasi sumbu kendaraan dilakukan konfigurasi berat dan jarak sumbu kendaraan.
dengan bantuaan alat timbang otomatis Pengambilan data beban kendaraan
(golden river) dengan cara Weigh In Motion dilakukan di ruas jalan Bts. Kota Banda Aceh-
(WIM), dimana pengukuran berlangsung Aceh Barat selama 2 x 24 jam. Disamping
tanpa memberhetikan kendaraan. Pengukuran pengumpulan data beban, data volume
dengan WIM dilakukan dengan bantuan alat lalulintas juga dilakukan di ruas jalan yang
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
706 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

sama juga masing-masing selama 2 x 24 jam. upaya untuk menjawab permasalahan yang
Pengukuran volume lalulintas dilakukan diangkat dalam penelitian ini antara lain
dengan bantuan kamera CCTV. sebagai berikut :
Data yang diperoleh kemudian dianalisis 1. Identifikasi beban kendaraan aktual
untuk memperoleh nilai Faktor Perusak Jalan (volume lalulintas dan beban sumbu)
(Vehicle Damage Factor – VDF) dari tiap pada konstruksi jalan yang terjadi di ruas
jenis kendaraan. Nilai atau besarnya perusakan jalan Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat
jalan ini ditetukan berdasarkan berat sumbu menggunakan Weigh In Motion (WIM),
(P) dan jenis konfigurasi sumbu. Teknik dengan menganalisis pertumbuhan dan
perhitungan daya perusak yang digunakan volume kendaraan pada lokasi penelitian.
pada pelitian ini adalah persamaan Liddle 2. Menganalisis perkembangan jalan. Proses
(dalam Idris et al, 2009). Persamaan ini terdiri analisis dilakukan dengan mengidenti-
atas 3 persamaan yang didasarkan atas fikasi kerusakan jalan di lokasi penelitian.
konfigurasi sumbu kendaraan yaitu sumbu 3. Identifikasi standar beban kendaraan pada
tunggal, tandem dan tripel. Angka ekivalen konstruksi jalan (volume lalulintas dan
dalam analisis ini menggunakan berat sumbu beban sumbu) berdasarkan pada ruas
tunggal sebesar 8,16 ton, yang menunjukkan jalan Bts. Kota Banda Aceh-Aceh Barat.
jumlah lintasan dari sumbu tunggal yang 4. Menganalisis berat sumbu kendaraan
menyebabakan kerusakan apabila kendaraan melalui hasil Weigh In Motion (WIM).
tersebut lewat pada lintasan yang dilaluinya. Dari hasil perataan selama pengukuran
Dari hasil perataan selama pengukuran beban beban sumbu diperoleh faktor Equivalent
sumbu diperoleh faktor Equivalent Standard Standard Axle (ESA) rata-rata dari setiap
Axle (ESA) rata-rata dari setiap jenis jenis kendaraan untuk masing-masing
kendaraan untuk masing-masing ruas jalan ruas jalan yang ditinjau. Perhitungan
yang ditinjau. Kemudian melakukan analisis CESA perencanaan dan aktual pada ku-
perbadingan nilai rata-rata ESA tiap kendaraan run waktu 10 tahun aitu 2012 sampai
dari hasil pengukuran lapangan dengan nilai 2021.
stadar ESA. Manajemen pemeliharaan 5. Mengarahkan pola penanganan pemeli-
infrastruktur jalan di peroleh dari data prediksi haraan jalan melalui hasil identifikasi arah
IRI. Penanganan jalan yang mencapai kondisi perkembangan kondisi jalan dan nilai IRI
jalan yang makin mantap jika nilai Δ IRI serta hasil temuan survei lapangan.
makin kecil.
HASIL PEMBAHASAN

Proses Pengolahan Data Identifikasi Beban Kendaraan Aktual


Setelah data primer dan sekunder (Volume Lalulintas Dan Beban Sumbu).
diperoleh, maka data tersebut dianalisis Penelitian ini menggunakan alat Weigh In
menggunakan metode deskriptif sebagai Motion (WIM) untuk pengambilan data

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 707
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

berupa volume lalulintas dan beban sumbu. masing arah pergerakan lalu lintas.
Pengumpulan data volume lalu lintas Survei volume lalu lintas dilakukan
dilakukan dengan perekaman kondisi selama 2 (dua) kali 24 jam untuk masing-
lalulintas menggunakan camera CCTV yang masing ruas jalan yang ditinjau. Data hasil
dipasang pada tiang dan diletakan di bahu survei volume lalu lintas harian rata-rata untuk
jalan. Perekaman kondisi lallu lintas dilakukan masing-masing ruas jalan yang ditinjau dapat
selama 2 (dua ) kali 24 jam untuk masing- dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2. Data hasil survei volume lalu lintas harian rata-rata pada titik Simpang Rima
No Klasifikasi Kendaraan Volume laluintas LHR Persen-
Hari 1 Hari 2 (kend/hari) tase
Kendaraan Ringan
1 2407 2112 2260 86.50
Medium Truck/Bus Kecil
2 Truk 2 Sumbu 223 259 241 9.23
3 Truk 3 Sumbu 86 102 94 3.60
4 Truk 4 Sumbu 2 2 2 0.08
5 Truk Gandengan
6 Truk 3 Sumbu + Gandengan 2 Sumbu
7 Traktor 2 Sumbu + Trailer 1 Sumbu
8 Traktor 2 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 11 4 8 0.29
9 Traktor 2 Sumbu + Trailer 3 Sumbu
Traktor 3 Sumbu + Trailer 1 Sumbu
10
Traktor 3 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 2 2 2 0.08
11 Traktor 3 Sumbu + Trailer 3 Sumbu 1 5 3 0.11
12 Bus Besar 3 3 3 0.11
TOTAL 2735 2489 2612 100

Contoh perhitungan faktor pertumbuhan Perbandingan data LHR perencanaan


lalu lintas untuk kendaraan truk 2 sumbu pada dengan data LHR hasil survei serta besaran
titik Simpang Rima sebagai berikut : faktor pertumbuhan lalu lintas, seperti pada
LHR0 = 93 Kend./hari (data perencanaan, tabel berikut.
tahun 2013)
Beban Sumbu
LHRn = 241 Kend./hari (data hasil survei
Berat rata-rata untuk truk jenis 2 sumbu
volume lalu lintas, tahun 2014)
berkisar antara 9 ton sampai dengan 20 ton,
N = 2014 – 2011 = 3 tahun
sedangkan berat rata rata kendaraan jenis truk
3 sumbu berkisar antara 15 sampai dengan 32
241
93 0,3736 ton. Indikasi terjadinya overloading umumnya
terjadi pada kendaraan jenis truk 2 sumbu dan
3 sumbu. Rekapitulasi hasil pengolahan dan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
708 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

analisis berat gandar untuk masing masing bahwa kecenderungan kendaraan dengan
sumbu kendaraan diuraikan menurut jenis beban sumbu berlebih bergerak pada ruas jalan
kendaraan dan arah pergerakan lalulintas titik Simpang Rima adalah kendaraan-
disajikan secara rinci pada Tabel 4. kendaraan yang membawa barang dari
kawasan lintas Barat Aceh menuju dan dari
Faktor Perusak Jalan
pusat-pusat primer atau skunder di Kota
Hasil perhitungan ESA menunjukkan
Banda Aceh.
adanya perbedaan nilai ESA yang cukup besar
antara nilai ESA yang digunakan dalam Perkiraan CESA
perencanaan dengan nilai ESA hasil survei. Perhitungan Kumulaif ekivalen sumbu
Nilai ESA rata-rata skenario aktual lebih tunggal (CESA), dilakukan dengan meng-
besar dibandingkan dengan nilai ESA skenario gunakan asumsi faktor pertumbuhan lalu lintas
perencanaan yaitu sebesar 393,83% untuk titik (r) 6% per tahun, fungsi jalan adalah arteri
Simpang Rima. Fakta ini mengindikasikan primer dengan 2 jalur 2 arah.

Tabel 3. Perbandingan data LHR dan faktor pertumbuhan lalu lintas pada pada Titik Simpang Rima
No Klasifikasi Kendaraan LHR Perencanaan LHR Hasil Pertumbuhan Lalu

(2011) Survei (2014) Lintas (r)

(Kend/hari) (Kend/hari)

1 Kendaraan Ringan 1338 2260 0.1908

Medium Truck/Bus Kecil

2 Truk 2 Sumbu 93 241 0.3736

3 Truk 3 Sumbu 93 94 0.0036

4 Truk 4 Sumbu 2

5 Truk Gandengan

6 Truk 3 Sumbu + Gandengan 2 Sumbu

7 Traktor 2 Sumbu + Trailer 1 Sumbu

8 Traktor 2 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 8

9 Traktor 2 Sumbu + Trailer 3 Sumbu

10 Traktor 3 Sumbu + Trailer 1 Sumbu

Traktor 3 Sumbu + Trailer 2 Sumbu 2

11 Traktor 3 Sumbu + Trailer 3 Sumbu 3

12 Bus Besar 2 3 0.1447

Tabel 4. Hasil Perhitungan Berat Sumbu Rata di titik Simpang Rima Arah Bts. Kota Banda Aceh

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 709
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

No Klasifikasi Konfigur- BERAT RATA-RATA (kg)


Kendaraan asi Sumbu Arah 1
Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu TOTAL
1 2 3 4 5 6
1 Kendaraan Ringan MP 1.1 1,210 1,302 - - 2,512
Medium Truck/Bus T 1.2 & B. - -
Kecil 1.2
2 Truk 2 Sumbu T 1.2 3,981 6,048 0 0 0 0 10,030
3 Truk 3 Sumbu T 1.22 5,475 10,049 9,487 0 0 0 25,011
4 Truk 4 Sumbu T 12. 22 1,408 1,831 1,155 1,926 0 0 6,319
5 Truk Gandengan T 1.2 + 22 - - - - - - -
6 Truk 3 Sumbu + T 1.22 + - - - - - - -
Gandengan 2 Sumbu 22
7 Traktor 2 Sumbu + T 12 - 2 - - - - - - -
Trailer 1 Sumbu
8 Traktor 2 Sumbu + T 1.22 - 22 6,768 6,324 8,377 6,800 0 0 28,268
Trailer 2 Sumbu
9 Traktor 2 Sumbu + T 1.22 - - - - - - - -
Trailer 3 Sumbu 222
10 Traktor 3 Sumbu + T 1.22-2 0
Trailer 1 Sumbu
Traktor 3 Sumbu + T 1.22-22 5,948 3,521 2,877 3,523 2,481 0 18,351
Trailer 2 Sumbu
11 Traktor 3 Sumbu + T 1.22-222 22,496 7,644 9,030 4,396 11,367 886 55,818
Trailer 3 Sumbu
12 Bus Besar B 1.2 0

Tabel 5. Hasil Perhitungan Berat Sumbu Rata di titik Simpang Rima Arah Bts. Aceh Barat
No Klasifikasi Konfigura- BERAT RATA-RATA (kg)
Kendaraan si Sumbu Arah 2
Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu Sumbu TOTA
1 2 3 4 5 6 L

1 Kendaraan Ringan MP 1.1 - - 1,976

Medium Truck/Bus T 1.2 & B. 959 1,017 - -


Kecil 1.2
2 Truk 2 Sumbu T 1.2 4,148 7,215 - - 11,364
3 Truk 3 Sumbu T 1.22 5,488 7,675 8,321 - - 21,484
4 Truk 4 Sumbu T 12. 22 6,265 6,030 13,305 14,299 - - 39,898
5 Truk Gandengan T 1.2 + 22 - - - - - - -
6 Truk 3 Sumbu + Gan- T 1.22 + 22 - - - - - - -
dengan 2 Sumbu
7 Traktor 2 Sumbu + T 12 - 2 - - - - - - -
Trailer 1 Sumbu
8 Traktor 2 Sumbu + T 1.22 - 22 8,371 6,294 3,575 - - - 18,240
Trailer 2 Sumbu
9 Traktor 2 Sumbu + T 1.22 - - - - - - - -
Trailer 3 Sumbu 222
10 Traktor 3 Sumbu + T 1.22-2 - - 0
Trailer 1 Sumbu
Traktor 3 Sumbu + T 1.22-22 959 1,017 0 - 0 0 1,976
Trailer 2 Sumbu
11 Traktor 3 Sumbu + T 1.22-222 6,393 8,716 9,250 6,760 6,549 9,115 46,784
Trailer 3 Sumbu
12 Bus Besar B 1.2 4,055 7,988 - - 12,043

Tabel 6. Perbandingan Nilai ESA Setiap Jenis Kendaraan pada titik Simpang Rima
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
710 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

No Klasifikasi Kendaraan Konfigurasi RATA-RATA ESA


Sumbu Perencanaan Titik Simpang Persentase
Rima

1 Kendaraan Ringan MP 1.1 0.0005 0.0039 781.24


Medium Truck/Bus Kecil T 1.2 & B. 1.2
2 Truk 2 Sumbu T 1.2 5.0264 3.4034 67.71
3 Truk 3 Sumbu T 1.22 2.7416 10.1920 371.75
4 Truk 4 Sumbu T 12. 22 6.7283
5 Truk Gandengan T 1.2 + 22 -
6 Truk 3 Sumbu + Gandengan 2 T 1.22 + 22 -
Sumbu
7 Traktor 2 Sumbu + Trailer 1 Sumbu T 12 - 2 -
8 Traktor 2 Sumbu + Trailer 2 Sumbu T 1.22 - 22 2.3245
9 Traktor 2 Sumbu + Trailer 3 Sumbu T 1.22 - 222 -
10 Traktor 3 Sumbu + Trailer 1 Sumbu T 1.22-2 -
Traktor 3 Sumbu + Trailer 2 Sumbu T 1.22-22 1.5329
11 Traktor 3 Sumbu + Trailer 3 Sumbu T 1.22-222 14.8453
12 Bus Besar B 1.2 0.3006 1.0660 354.62
RATA-RATA 2.0173 5.0120 393.83

Tabel 7. Rekapitulasi Perhitungan CESA


CESA
No. Tahun TITIK SIMPANG RIMA
Skenario 1 Skenario 2
1 2012 136,024 243,725
2 2013 280,209 513,997
3 2014 433,045 859,576
4 2015 595,052 1,230,037
5 2016 766,779 1,668,881
6 2017 948,809 2,201,041
7 2018 1,141,761 2,860,732
8 2019 1,346,291 3,694,908
9 2020 1,563,092 4,768,020
10 2021 1,792,901 6,168,545

Tabel 7 menunjukkan bahwa pada ruas 1,792,901 SAL. Nilai CESA skenario aktual
jalan titik Simpang Rima, nilai CESA skenario dengan memperhitungkan beban berlebih
perencanaan yaitu dengan menggunakan memiliki nilai CESA pada akhir umur rencana
beban kendaraan perencanaan, perkerasan sebesar 6,168,545 SAL yaitu lebih besar 3,44
didesain untuk menanggung beban sebesar kali dibandingkan nilai CESA peerencanaan.

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 711
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

Kebijakan Pemerintah Terhadap peningkatan jalan nasional pada kondisi rusak


Manajemen Pemeliaraan Jalan. ringan dan rusak berat menjadi kondisi baik/
Melalui studi literatur terhadap kebijakan mantap. Dimana seluruh jalan nasional dengan
pemeliaraan jalan Nasional khususnya jalan kondisi mantap harus ditangani dengan
intas Barat Aceh pada Peraturan Menteri pemeliharaan rutin.
(Ditjen Bina Marga 2010-2014) Bab I tentang Survey lapangan menunjukan bahwa
Visi dan Misi, terdapat kebijakan yang pemeliharaan jalan di titik Simpang Rima
merupakan respon dari Pemerintah Aceh dilakukan secara rutin. Hal ini mengindikasi-
untuk menjawab tantangan pemeliharaan jalan kan bahwa arahan pemeliharaan jalan pada
di titik Simpang Rima. Respon tersebut adalah lokasi penelitian telah sesuai dengan arahan
dengan mewujudkan sistem jaringan jalan kebijakan pemerintah.
yang andal, terpadu dan berkelanjutan
International Roughness Index (IRI)
diseluruh wilayah nasional untuk mendukung
Kondisi kerataan perkerasan jalan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
beraspal pada lokasi penelitian yaitu titik
sosial.
Simpang Rima dinilai dengan membanding-
Berdasarkan Undang-Undang No. 38
kan nilai International Roughness Index (IRI)
Tahun 2004 tentang Jalan Pemerintah
dan Surface Distress Index (SDI) pada kedua
Kapubaten, Pemerintah Kabupaten mem-
ruas jalan tersebut. Penilaian dilakukan dengan
punyai wewenang terhadap pembinaan dan
mengamati kerusakan pada jalan dengan jarak
pemeliharaan jalan. Selain itu disebutkan juga
pengamatan setiap 100 meter.
bahwa masyarakat berperan serta dalam
Kondisi jalan di titik Simpang Rima
penyelenggaraan jalan yang meliputi
memiliki kondisi baik, kondisi ini masih
pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
berada pada tingkat pelayanan mantap. Nilai
pengawasan jalan.
IRI merupakan data sekunder dari Satker
Selain itu menurut Peraturan Pemerintah
Perencanaan Pengawasan Jalan Nasional
No.34 Tahun 2006 tentang Jalan Pemeliharaan
Provinsi Aceh. Untuk lebih jelas nilai
Jalan dapat dikatagorikan ke dalam 3 hal
International Roughness Index (IRI) pada titik
yaitu :
Simpang Rima dapat dilihat pada Tabel 8.
a. Pemeliharaan Rutin
b. Pemeliharaan Berkala Arahan Manajemen Pemeliharaan
c. Rehabilitasi Jalan Infrastruktur Jalan.
Melalui wawancara terhadap pihak Manajemen pemeliharaan infrastruktur
penentu kebijakan yaitu pihak Pemerintah jalan merupakan kegiatan menjaga dan
Aceh yang diwakili oleh instansi teknis, dapat memperbaiki kerusakan badan jalan guna
disimpulkan bahwa kebijakan pemeliharaan mempertahankan pelayanan jalan agar
jalan ruas jalan titik Simpang Rima meliputi senantiasa pada tingkat mantap. Pemeliharaan
Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018
712 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

pada ruas jalan di lokasi tinjauan ditentukan Index (SDI). Penentuan jenis manajemen
berdasarkan hasil International Roughness pemeliharaan jalan untuk titik Simpang Rima
Index (IRI) untuk penilaian kerusakan jalan dapat dilihat pada Tabel 9.
yang dibandingkan dengan Surface Distress

Tabel 8. Nilai IRI di Titik Simpang Rima


Lokasi STA Perhitungan Nilai SNCK Perhitungan Nilai Iri Nilai Iri
SNC HS CRX SNCK RIo NE RDS PAT
SIMPANG 7 +100 1.165 10 0 2.155 3.22 0.17 0 0 5.03
RIMA 0
Tabel 9. Penentuan Jenis Manajemen Pemeliharaan Infrastruktur Jalan
Nilai Kondisi Manajemen
Titik Tinjauan Nilai SDI
IRI Jalan Pemelihaaraan
Simpang Rima 5,03 0,00 Sedang Rutin

Berdasarkan temuan kajian ini, KESIMPULAN DAN SARAN

pemeliharaan infrastruktur jalan pada titik Kesimpulan


Simpang Rima berada pada tingkat 1. Nilai ESA pada lokasi penelitian menun-
pemeliharaan rutin. Nilai International jukkan indikasi terjadinya overloading
Roughness Index (IRI) berada pada kategori pada kendaraan jenis truk 2 sumbu dan 3
baik yaitu antara 4-8, tepatnya dengan nilai sumbu.
5,03 dan 4,01. Sedangkan nilai Surface 2. Pemeliharaan jalan di titik Simpang
Distress Index (SDI) lebih kurang dari 50 Rima dilakukan secara rutin. Hal ini
m/km, dimana titik Simpang Rima bernilai mengindikasikan bahwa arahan
0,00 m/km. pemeliharaan jalan pada lokasi penelitian
Pemeliharaan infrastruktur jalan secara telah sesuai dengan arahan kebijakan
rutin merupakan kegiatan merawat dan pemerintah.
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang 3. Manajemen pemeliharaan infrastruktur
terjadi pada ruas jalan titik Simpang Rima jalan pada titik Simpang Rima pada
yang memiliki kondisi pelayanan mantap. tingkat pemeliharaan rutin. Nilai
Pemeliharaan secara rutin ini mencakup International Roughness Index (IRI)
pekerjaan perbaikan kecil dan pekerjaan rutin berada pada kategori baik yaitu antara 4-
yang umum dilaksanakan pada jangka waktu 8, tepatnya dengan nilai 5,03. Sedangkan
yang teratur dalam satu tahun. Dengan nilai Surface Distress Index (SDI) lebih
pemeliharaan rutin, tingkat penurunan nilai kurang dari 50 m/km, dimana titik
kondisi struktural perkerasan diharapkan akan Simpang Rima bernilai 0,00 m/km.
sesuai dengan kurva kecenderungan kondisi
Saran
perkerasan yang diperkirakan pada tahap
Perlu penanganan mengenai perencanaan
desain.
dan pengendalian beban kendaraan pada

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


- 713
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala

kontruksi Jalan Nasional Lintas Barat Aceh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
khususnya titik Simpang Rima agar tidak 1998, Direktorat Bina Sistem Lalu
melampaui daya dukung jalan melalui Lintas dan Angkutan Kota Dirjen
kerjasama yang terintegrasi. Perhubungan Darat tentang
Sehubungan terbatasnya lingkup studi Prasarana dan Lalu lintas Jalan.
berkaitan dengan Kajian Beban Kendaraan Jakarta
pada Kontruksi Jalan Menggunakan Weigh In Iskandar, Hikmat, 2008, Perencanaan
Motion (WIM) pada Jalan Nasional Lintas Volume Lalu Lintas Untuk Jalan,
Barat Aceh, maka perlu ada penelitian lebih Pusat Penelitian dan Pengembangan
lanjut mengenai Pengaruh Beban Kendaraan Jalan Dan Jembatan Badan
Terhadap Kebijakan Perencanaan Konstruksi Penelitian dan Pengembangan
Jalan Nasional Lintas Barat Aceh. Departemen Pekerjaan Umum.
Jakarta
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Paterson, W.D.O, 1992, Summary Models
Austroads, 2002, Stadard Australia: Road
of Paved Road Deterioration Based
Safety Audit, Austroads Publication.
on HDM-III, Transportation
Sydney
Research Record 1344, National
Departemen Pekerjaan Umum, 2001,
Research Council, Washington DC.
Keputusan Menteri Permukiman dan
Saleh, S. M., Tamin, O. Z., Sjafruddin, A
Prasarana Wilayah Nomor
dan Frazila, R.B, 2008, Multimodal
534/KPTS/M/2001, tentang
Freight Transportation Policy to
Pedoman Penyusunan Standar
Reduce Road Maintenance Cost as
Pelayanan Minimal Bidang
A Consequence of Overloading
Penataan Ruang, Perumahan dan
Truck, Proceeding The Asia Pacific
Permukiman dan Pekerjaan Umum.
Conference on Art, Science,
Jakarta
Engineering and Technology. Solo.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
Siahaan B.L dan Boing R.C, 2013,
2008, tentang panduan batasan
Pemeliharaan Infrastruktur jalan
maksimum perhitungan JGI (Jumlah
dengan Menggunakan Weigh In
berat yang diijinkan) dan JBKI
Motion (WIM), Universitas
(Jumlah berat kombinasi yang
Brawijaya. Semarang
diijinkan) untuk mobil barang,
Tamin, O.Z, 1997, Perencanaan dan
kendaraan khusus, kendaraan pena-
Pemodelan Transportasi, Teknik Sipil
rik berikut kereta tempelan / kereta
Institut Teknologi Bandung. Bandung
gandengan Nomor
SE.02/AJ.108/DHUD/2008. Jakarta

Volume 1 Special Issue, Nomor 3, Januari, 2018


714 -
Perkerasan Jalan Dan Geoteknik

You might also like