Ayev
MATERI BHD
TBM FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWUAYA PALEMBANG
14 FEBRUARI 2016Latar Belakang
Dewasa ini Kejadian serangan jantung maupun kecelakaan sangat meningkat
Khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Basic Life Support (BLS) atau dalam
bahasa Indonesia dikénal sebagai Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha yang
dilakukan untuk mempertahanken kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami
keadaan yang mengancam jiwa. Di luar negeri BLS/BHD ini sebenamya sudah banyak
diajarkan pada orang-orang awam atau orang-orang awam khusus, namun sepertinya hal ini
masih sangat jarang diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Basic Life Support merupakan usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita
‘mengalami keadaan yang mengancam nyawa dan atau alat gerak. Pada kondisi napas dan
denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi oksigen berhenti, sehingga
dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama organ vital akan mengalami kekurangan
oksigen yang berakibat fatal bagi korban dan mengalami kerusakan. :
Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah otak, Karena otak hanya akan!
mampu bertahan jika ada asupan gula/glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10
menit otak tidak mendapat asupan oksigen dan glukosa maka otak akan mengalami kematian
secara permanen. Kematian otak berarti pula kematian si korban. Oleh karena itu golden
period (waktu emas) pada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah
dibawah 10 menit.Artinya dalam watu kurang dari 10 menit penderita yang mengalami henti
napas dan henti jantung harus sudah mulai mendapatkan pertolongan.Jika tidak, maka
harapan hidup si korban sangat kecil. Adapun pertolongan yang harus dilakukan pada
penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung adalah dengan melakukan resusitasi
jantung paru (RIP).
Resusitasi jantung paru (RIP) merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan
fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti
jantung (cardiac arrest). Resusitasi jantung paru otak dibagi dalam tiga fase : bantuan hidup
dasar, bantuan hidup lanjut, bantuan hidup jangka lama.Pengertian
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah suatu tindakan
penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan
Proses yang menuju kematian.
Menurut AHA Guidelines tahun 2005, tindakan BLS
teknik ABC pada prosedur CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)yaitu :
1) A (Airway) : Menjaga jalan nafas tetap terbuka
2) B (Breathing) : Ventilasi paru dan oksigenasi yang adekuat
3) C (Circulation) :Mengadakan sirkulasi buatan dengan keompresi jantung paru.
Pada 2015, AHA (American Hearth Association) mengumumkan perubahan prosedur
CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) yang sebelumnya menggunakan A-B-C (Airway
Breathing — Circulation)sekarang menjadi C-A-B (Circulation — Airway — Breathing).
Indikasi
Basic life support (BLS) dilakukan pada pasien-pasien dengan keadaan sebagai!
berikut
1) Henti nafas (respiratory arrest)
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernapasan
dari korban / pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus dilakukan tindakan Bantuan
Hidup Dasar
Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk beberapa
menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital lainnya, jika
pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar Korban dapat tetap
hidup dan mencegah henti jantung.
2) Henti jantung (cardiac arrest)
Pada saat terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti
sirkulasi
Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinya henti
dapat disingkat dengan
ii akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen.
Jantung.
Tujuan
Tindakan Basic life support (BLS) memiliki berbagai macam tujuan, diantaranya
yaitu:
1) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi oksigenasi organ — organ vital (otak, jantung dan
paru)
2) Mempertahankan hidup dan mencegah kematian