Hubungan Antara Peningkatan Kadar Tetraiodothyonine Dengan Asam Urat Pada Penderita Penyakit Graves Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi MedaN tAHUN 2017

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN ANTARA PENINGKATAN KADAR TETRAIODOTHYRONINE (T4)

DENGAN ASAM URAT PADA PENDERITA PENYAKIT GRAVES DI RUMAH SAKIT


Dr. PIRNGADI
MEDAN TAHUN 2017

The Correlation Between The Improvement of Tetraiodothyronine (T4) Conditions with


Asam urat on Graves’ Diseases
In Dr. Pirngadi Hospital Medan of 2017

Eka Nuriyanti

Fakultas Kedokteran, Universitas Methodist Indonesia

ABSTRACT

Background : Graves’ disease is an autoimmune disorder. If left untreated, Graves’ disease can
cause severe thyrotoxicosis. Clinical suspicion precedes the diagnosis of Graves' disease, then
confirmed by a thyroid function test. Difficulties in diagnosis are caused by the incompatibility
of thyroid function test results with clinical examination, symptoms and signs encountered. So
the researchers wanted to know the correlation between the existing thyroid function test.
Therefore, this study aims to examine the correlation between Tetraiodothyronine (T4) Asam
urat.Therefore, this study aim to examnine correlation between Tetraiodothyronine and asam
urat.
Methods: This study is an analyze with a cross sectional approach. Sample of this research is
patient Graves’ disease in Pirngadi General Hospital. T4 and asam urat were measured by
Pramitha Clinical Laboratory in Medan. Sampel in this research was 30 subject of 10 mens and
20 womens who was taken with pupeposive sampling thecnic.
Results : This study shows no significant relationship and very weak correlation between T4 and
asam urat. (p = 0.301; r = - 0.195).
Conclusion : Based on this research it can be concluded that there is no significant relationship
with very weak correlation between T4 and asam urat in Grave’ disease.
Key Word: Graves’ disease, Tetraiodothyronine (T4), asam urat.
PENDAHULUAN kelenjar tiroid, dan hipertiroid akibat sekresi

Penyakit Graves adalah penyakit hormon tiroid yang berlebihan. Gejala-gejala

autoimun yang ditandai dengan hipertiroid berupa manifestasi

hipertiroidisme karena autoantibodi dimana hipermetabolisme dan aktivitas simpatis

terbentuknya IgG yang mengikat dan yang berlebihan. Pasien mengeluh lelah,

mengaktifkan reseptor tirotropin disebut gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin

thyroid stimulating antibody (TSAb) yang banyak bila panas, kulit lembab, berat badan

menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia menurun, sering disertai dengan nafsu

folikuler yang berakibat membesarnya makan meningkat, palpitasi dan takikardia,

kelenjar dan meningkatnya produksi hormon diari, dan kelemahan serta atrofi otot.3,4

tiroid.1,3 Penyakit Graves adalah penyebab Tanda yang paling mudah untuk

dari 60-90% kasus diberbagai belahan dunia. mengenali pasien dengan penyakit Graves

Wanita lebih sering mengalami Penyakit adalah dengan adanya ophtalmopathy

Graves dibandingkan dengan pria, dengan Graves. Diagnosis penyakit Graves kadang

perbandingan 7-8:1. Jika dibandingkan dapatditegakkan berdasar pada anamnesis

dengan penyebab hipertiroid lainnya, dan pemeriksaan fisik. Pembesaran tiroid

penyakit Graves merupakan penyebab difus serta tanda - tanda tirotoksikosis

tersering dari hipertiroidisme, yaitu 70 - terutama berupa ophtalmopathy dan

80% dari kasus hipertiroidisme.2 dermopathy biasanya cukup untuk

Gejala klinis dari pada penyakit menegakkan diagnosis.3

Graves, terdapat dua kelompok gambaran Penegakkan diagnosa Penyakit Graves

utama yaitu tiroidal dan ekstratiroidal, dan diawali oleh kecurigaan gejala klinis. Untuk

keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri ini telah dikenal Wayne Index dan New

tiroidal berupa struma akibat hiperplasia


Castle yang didasari anamnesis dan penderita penyakit Graves, sedangkan

pemeriksaan fisik. Kemudian dikonfirmasi kriteria eklsusi: Pasien yang mendapat obat

oleh pemeriksaan uji fungsi tiroid. Uji fungsi anti allopurinol (asam urat) dan pasien yang

tiroid juga merupakan uji fungsi hormon menjalani kemoterapi atau mendapatkan

yang meliputi pemeriksaan laboratorium T3 obat obatan anti kanker.

(Triiodothyronine), T4 (Thyroxin), FT3 (free Pengambilan sampel dilakukan secara

Triiodothyronine), FT4 (free Thyroxin), TSH non-probability sampling dengan teknik

(Thyroid Stimulating Hormone), asam urat, judgemental/ purposive sampling. Karena

dan TSHs (Thyroid Stimulating Hormone penelitian ini termasuk uji hipotesis dengan

sensitive).5 koefisien korelasi maka untuk menentukan

Kesulitan dalam penegakan diagnosis besar sampel tunggal minimal pada uji

disebabkan oleh tidak sesuainya hasil uji hipotesis dibutuhkan rumus:

fungsi tiroid dengan pemeriksaan klinis, 2


(𝑍𝛼 + 𝑧𝛽)
gejala dan tanda yang dijumpai. Sehingga 𝑛= ( ) + 3
1+𝑟
0,5𝐼𝑛[ ]
peneliti ingin mengetahaui korelasi antara 1−𝑟
uji fungsi tiroid yang ada.6 Caranya adalah setiap anggota

populasi sumber yang memenuhi kriteria

METODOLOGI inklusi dan tidak memenuhi eksklusi akan

Metode yang digunakan dalam dipilih sebagai sampel sampai jumlah

penelitian ini bersifat analitik dengan sampel yang diperlukan terpenuhi.7

pendekatan cross-sectional study. Populasi

penelitian ini adalah penderita penyakit

Graves dengan kriteria inklusi : Pria/wanita


HASIL yang tidak bermakna dengan korelasi yang

Analisis univariat untuk karakteristik sangat lemah (r= - 0,079 p= 0,680).

umum sampel penelitian meliputi jenis Tabel 2. Korelasi antara kadar T4


dengan Asam urat
kelamin, usia, kadar T4 dan kadar asam urat.
Correlations
T4 Asam_urat
Dari 30 data yang ada terdapat 20 orang Correlation
1,000 -,079
Coefficient
T4
Sig. (2-tailed) . ,680
perempuan dan 10 orang laki-laki. Kadar T4 Pearson
N 30 30
Correlation
-,079 1,000
Coefficient
4,87 ng/dL – 11,72 ng/dL, dengan rerata Asam_urat
Sig. (2-tailed) ,680 .
N 30 30

15,90 ng/dL. Kadar asam urat mulai dari 2,6

mIU/mL – 6,0 mIU/mL, dengan rerata 5,45


Tabel 3. Scatter Plot
mIU/mL. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari

tabel dibawah:

Tabel 1. Karakteristik Umum Sampel


Penelitian

Min –
Variabel Rerata
Maks
(N)
Jenis Kelamin

Laki –Laki 10

Perempuan 20

T4(ng/dL) 4,87- Korelasi antara kadar T4 dengan kadar


15,90 Asam urat pada penderita penyakit Graves.
11,72

Asam
2,6-6.0 5,45
PEMBAHASAN
urat(mIU/mL) Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara kadar T4


Korelasi antara kadar T4 dengan kadar
dengan asam urat pada pasien penderita
Asam urat menggunakan uji non parametrik
Penyakit Graves. Subjek penelitian direkrut
korelasi pearson dengan hasil adanya hubungan
dari pasien yang berobat di Poliklinik Pada penelitian ini berdasarkan hasil

Endokrin RSUD DR. Pirngadi Medan. Dari pemeriksaan dengan Wayne Index dan New

60 populasi yang ada dilakukan pemilahan Castle terlihat bahwa sampel sebagian besar

kriteria inklusi dan ekslusi sehingga mengalami gangguan metabolisme seperti

diperoleh 30 sampel, dan 30 sampel tersebut tangan basah, keringat berlebihan, tremor,

terdiri dari 10 pria dan 20 wanita. Penelitian jantung berdebar-debar, kelelahan

ini memperlihatkan bahwa pasien penyakit exopthalmus, nadi cepat, gugup, dan

Graves pada wanita lebih banyak daripada kecemasan berlebihan.

pria. Pemeriksaan fisik dalam penyakit

Persentase jenis kelamin terbanyak Graves dalam penelitian ini digunakan

adalah wanita, dengan jumlah 20 orang pemeriksaan Wayne Index dan New Castle.

(66,7%). Hal ini sesuai dengan penelitian Dalam penelitian didapat hasil tertinggi dari

oleh Susan J. Mandel et al, (2011) yang Wayne Index adalah 27 (hipertiroid jika

menegaskan bahwa penyakit Graves lebih indeks ≥ 19). Didapat juga hasil tertinggi

sering terjadi pada wanita dibandingkan dari pemeriksaan New Castle adalah 44

pada pria (7:1-10:1), karena hormon (hipertiroid jika indeks ≥ 40).

estrogen lebih dominan pada wanita Gejala klinis yang sering dijumpai

dibanding pria. Dikarenakan, estrogen telah adanya struma, exopthalmus, dan penurunan

terbukti mempengaruhi sistem kekebalan berat badan. Pada gejala klinis pembesaran

tubuh, terutama sel B, dan sering diduga struma untuk setiap sampelnya

sebagai alasan untuk kerentanan memperlihatkan derajat yang berbeda-beda.

perempuan.8 Gejala exopthalmus juga hanya dijumpai

pada beberapa sampel.Untuk pemeriksaan


uji fungsi tiroid kadar T3 diperlihatkan hipertiroidisme menunjukkan hasil yang

bahwa kadar tertinggi adalah 800 ng/dL berbeda dimana korelasi lemah (r = - 0,079)

dengan gejala klinis yang didapat adalah dan hubungan yang bermakna ( p < 0,01)

struma berderajat III, adanya eksoftalmus, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang

dan disertai penurunun berat badan. Tetapi bermakna atau signifikan dengan korelasi

ada juga sampel yang memiliki gejala klinis yang sangat lemah. Perbedaan hasil

yang sama seperti pasien tersebut, namun penelitian ini dengan penelitian Hong Li, et

kadar fungsi tiroid sampel tersebut dalam al disebabkan karena jumlah sampel yang

keadaan normal. berbeda.9

Berdasarkan hasil penelitian dapat Hasil penelitian ini memperlihatkan

dilihat bahwa hubungan antara kadar T4 bahwa peningkatan dari kadar T4 akan

dengan nilai asam urat tidak memiliki diikuti dengan penurunan kadar asam urat.

hubungan yang bermakna (p = 0,680) dan Hal ini membuktikan penelitian ini sesuai

mempunyai korelasi yang sangat lemah (r = dengan fisiologi umpan balik negatif antara

-0,079). Artinya, semakin meningkat kadar kelenjar tiroid dengan hipofisis (feedback

T4 akan diikuti dengan menurunnya kadar inhibition).

asam urat pada pasien penderita penyakit KESIMPULAN

Graves. Berdasarkan hasil penelitian yang

Hasil penelitian ini berbeda dengan dilakukan terhadap data 30 pasien, dapat

penelitian yang dilakukan oleh Hong Li, et ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi

al (2014) dengan judul penelitian Clinical yang sangat lemah antara kadar T4 dengan

Evaluation of Various Thyroid Homones on kadar asam urat.

Thyroid Function pada 500 pasien


SARAN DAFTAR PUSTAKA

1. Perlu dilalukannya penelitian dengan 1. Ariani, Desty. "Ny. Z Usia 47 Tahun

jumlah sampel yang lebih besar. dengan Penyakit Graves." Jurnal

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Medula 4.3 (2016): 30-34 : Fakultas

dengan membandingkan hubungan Kedokteran Universitas Lampung

penyakit Graves antara yang disertai 2. Sai-Ching Jim Yeung, MD, PhD,

rasa nyeri dan tidak disertai rasa nyeri. FACP (2016). Grave’s disease.

3. Perlu dilakukan pemeriksaan skrining https://emedicine.medscape.com/arti

pada asam urat yang mempunyai cle/120619-overview Diakses

gejala nyeri November 2016.

4. Perlu dilakukan pemeriksaan asam 3. Schteingart DE (2006). Gangguan

urat pada pasien Graves dengan gejala Kelenjar Tiroid. Dalam: Price SA,

nyeri. Wilson LM, editors. Patofisiologi

Konsep Klinis Proses - Proses

Penyakit. 2. 6 ed. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC: 1225 – 36.

4. Mayoclinic (2014). Grave’s disease.

https://www.mayoclinic.org/diseases

-conditions/graves-

disease/symptoms-causes/syc-

20356240 - Diakses November

2016.
5. Djokomoeljanto R (2010). Kelenjar William Text Book of

Tiroid, Hipotiroidisme, dan Endocrinology. 12 ed. Amerika :

Hipertiroidisme Dalam: Sudoyo Elsevier Saunders, pp: 372-373.

AW, Setiyohadi B, Alwi I, K MS, 9. H. Li, et al. (2014). Clinical

Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu evaluation of various thyroid

Penyakit Dalam Jilid 3. 4 ed. Jakarta: hormones on thyroid function,

Departemen Ilmu Penyakit Dalam International Journal of

FK UI :1933- 43 Endocrinology 2014.

6. Kaniawati, M & Nasution, EP

(2009). Aspek Laboratorium Untuk

Gangguan Fungsi Tiroid . Prodia

diagnostics educational service.

7. Sastroasmoro S (2011). Pemilihan

subjek penelitian. Dalam:

Sastroasmoro S, Ismail S (eds).

Dasar-dasar metodologi penelitian

klinis. Jakarta: Penerbit Sagung Seto,

pp: 298-300.

8. Susan J. Mandel, P. Reed Larsen,

Terry F. Davies (2011).

Thyrotoxicosis. In: Sholomo

Melmed, Kenneth S. Polonsky, P.

Reed Larsen, Henry M. Kronenberg.

You might also like