Professional Documents
Culture Documents
KTI
KTI
Oleh :
PUTU NOVI RUSMIYANTI
NIM. P07120015008
Oleh :
PUTU NOVI RUSMIYANTI
NIM. P07120015008
i
ii
iii
DESCRIPTION OF NURSING IN PATIENTS TYPE II DM
INTERFERENCE WITH INTEGRITY SKIN IN ROOM OLEG HOSPITAL
MANGUSADA BADUNG 2018
ABSTRACT
Incidence of diabetes in the world at 70% and Indonesia ranks fourth in world
theafter India, China and the United States. The prevalence of DM in Indonesia
reaches 8 million and 21 million in 2030.Almost 80% prevalence of diabetes
mellitus is Type II diabetes. Nursing problems that arise after a given nursing
care is impaired skin integrity. This study aims to know the description of nursing
care in psien type II diabetes with impaired skin integrity. This research
useresearch descriptive and use data collection techniques used in this study is
the observation guideline documentation. Number of subjects used were 2
documents. The results of this study indicate the subject of assessment at the first
and second document subjective data on the subject only experience pain in the
feet and limp. Nursing diagnoses were formulated on the subject of the first and
second documents already explain the nursing problems and formulate nursing
diagnoses ie skin integrity disorders associated with metabolism and circulatory
disorders. Interventions are planned in the document for the first and second
subject is a disorder of the skin inetgritas using the NOC and NIC contained in
Badung Mangusada Hospital. Implementation is done on the first and second
subject has been conducted in accordance with the planned intervention is
inetrgitas skin disorders. The evaluation results obtained in the first and second
document is the subject of a technique using SOAP. The results showed some
differences with the theory that has been submitted with reference nurses used in
space Oleg Mangusada Badung Hospital.
iv
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DM TIPE II
DENGAN GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUANG
OLEG RSUD MANGUSADA BADUNG TAHUN 2018
ABSTRAK
v
RINGKASAN PENELITIAN
vi
pengunjung DM tipe II dari tahun 2014-2017 dan total mencapai sebanyak 1407
orang (RSUD Mangusada, 2017).
Dari hasil penelitian Ujiana (2016) Pada Asuhan Keperawatan Dengan
Masalah kerusakan Integritas Kulit Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Dan
Ganggren Di Ruang Azzara 1 Rumah Sakit Islam Jemursari pada tanggal 24-29
juni 2016 ditemukan 33% pasien DM yang mengalami kerusakan integritas kulit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi data hasil pengkajian pada
pasien DM tipe II dengan gangguan integritas kulit, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan yang dirumuskan pada pasien DM tipe II dengan gangguan
integritas kulit, mengidentifikasi intervensi yang direncanakan pada asuhan
keperawatan pada pasien DM tipe II dengan gangguan integritas kulit,
mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada
asuhan keperawatan pada pasien DM tipe II dengan gangguan integritas kulit,
mengidentifikasi hasi evaluasi asuhan keperawatan pada asuhan keperawatan pada
pasien DM tipe II dengan gangguan integritas kulit.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
obsevasi dokumentasi. Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah asuhan
keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien DM tipe II dengan gangguan
integritas kulit.Jumlah subyek yang digunakan yaitu 2 dokumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengkajian pada dokumen subyek pertama
dan kedua berbeda data subjektif pada subyek pertama keluhannya lemas.Subjek
kedua keluhannya lemas dan nyeri pada kaki. Data objektif pada subyek
didapatkanadanya kemerahan pada luka. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan
pada dokumen subyek pertama dan kedua sudah menerangkan masalah
keperawatan dan merumuskan diagnosa keperawatan yaitu gangguan integritas
kulit berhubungan dengan gangguan srikulasi metabolisme.Intervensi yang
direncanakan pada dokumen untuk subyek pertama dan kedua adalah gangguan
integritas kulit yaitu dengan menggunakan pedoman NIC dan NOC yang terdapat
di RSUD Mangusada Badung. Implementasi yang dilakukan pada subyek pertama
dan kedua telah dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan yaitu
gangguan integritas kulit, implementasi gangguan integritas kulit menggunakan
vii
pedoman NIC dan NOC dan dilakukan tidak sesuai dengan ONEC. Evaluasi yang
didapatkan pada dokumen 1 setelah 3x24 jam dilakukan implementasi yaitu S:
pasien mengeluh lemas, O: terdapat luka DF Gr III pada kaki kiri, pus ada,
perdarahan tidak ada, kesadaran compos mentis, suhu 36,50C, nadi 80 x/menit,
respirasi 20 x/menit, tekanan darah 140/80 mmHg, BS: 374 A: gangguan
integritas kulit, P: lanjutkan renpra, rawat luka, observasi tanda-tanda vital, cek
BS. Pada dokumen pasien 2 yaitu S: pasien mengeluh nyeri pada kaki, lemas. O:
terdapat luka DF pada kaki, kesadaran compos mentis, G4 V5 M6, suhu 36,5 0C,
nadi 96 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 150/80 mmHg, A: gangguan
integritas kulit, P: lanjutkan renpra, rawat luka, observasi tanda-tanda vital, cek
BS.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diinterprestasikan bahwa data
pengkajian yang tidak ditemukan pada dokumen kedua subyek yaitu adanya luka
DF Gr III pada kaki, pada dokumen subyek pertama dan kedua sudah
menerangkan masalah keperawatan dan merumuskan diagnosa keperawatan yaitu
gangguan integritas kulit. Masalah keperawatan tersebut didukung oleh data
subjektif dan objektif yaitu adanya kemerahan pada luka, nyeri pada kaki adanya
dan luka DF Gr III pada kaki kiri. Tidak terdapat perbedaan pada intervensi yang
direncanakan pada dokumen subyek pertama dan subyek kedua d Ruang oleg
RSUD Mangusada Badung. Implementasi pada dokumen yang diberikan kepada
kedua subyek dilakukan tidak sesuai dengan ONEC dan menggunakan SOAP..
Perbedaan yang didapatkan pada teknik dokumentasi evaluasi keperawatan terjadi
karena perbedaan setiap perawat dalam tata cara
mendokumentasikan/mengevaluasi asuhan keperawatan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Badung Tahun 2018” tepat waktu dan sesuai dengan harapan. Karya Tulis
Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D-III
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha peneliti
sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
2. Ibu V.M Endang S.P Rahayu, S.Kp.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
serta atas dukungan moral dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.
3. Bapak I Made Mertha, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Prodi D-III yang telah
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................iError! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
RINGKASAN PENELITIAN ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Konsep Gangguan Integritas Kulit Pada DM tipe II ...................................... 7
1. Pengertian diabetes melitus tipe II ........................................................... 7
2. Etiologi gangguan integritas kulit pada DM tipe II .................................. 7
3. Pengertian gangguan integritas kulit pada DM tipe II.............................. 8
4. Patofisologi terjadinya gangguan integritas kulit pada Diabetes Mellitus
tipe II ........................................................................................................ 8
5. Penyebab gangguan integritas kulit pada DM tipe II ............................... 9
6. Tanda dan gejala gangguan integritas kulit pada DM tipe II ................... 9
7. Dampak gangguan integritas kulit pada DM tipe II ............................... 10
8. Komplikasi gangguan integritas kulit pada DM Tipe II......................... 11
xi
9. Pemeriksaan penunjang .......................................................................... 11
B. Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM Tipe II Dengan Gangguan
Integritas Kulit ............................................................................................. 12
1. Pengkajian .............................................................................................. 12
2. Diagnosa keperawatan ............................................................................ 13
3. Perencanaan/intervensi keperawatan ...................................................... 13
4. Implementasi keperawatan ..................................................................... 16
5. Evaluasi keperawatan ............................................................................. 16
BAB III : KERANGKA KONSEP ....................................................................... 19
A. Kerangka Konsep Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM
Tipe II Dengan Gangguan Integritas Kulit .................................................. 19
B. Definisi Operasional Variabel...................................................................... 20
BAB IV : METODE PENELITIAN ..................................................................... 21
A. Jenis Penelitian............................................................................................. 21
B. Tempat Dan Waktu ...................................................................................... 22
C. Subyek studi kasus ....................................................................................... 22
D. Fokus Studi Kasus........................................................................................ 23
E. Pengumpulan Data ....................................................................................... 23
F. Instrumen pengumpulan data ....................................................................... 25
G. Metode Analisis Data ................................................................................... 25
H. Etika Studi Kasus ......................................................................................... 26
BAB V : HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN................................... 28
A. Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 28
B. Pembahasan Studi Kasus ............................................................................. 33
C. Keterbatasan ................................................................................................. 38
BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 41
A. Simpulan ...................................................................................................... 41
B. Saran ............................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 44
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
semakin meningkat, perubahan pola makan, dan perubahan prilaku hidup tidak
semakin meluas di Indonesia terutama pada penyakit tidak menular dan penyakit
degenerativ salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus (DM) (Irianto, 2014).
yang ditandai oleh kenaikan kadar glokusa dalam darah atau hiperglikemia.
Pada DM tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin
terjadi pada DM tipe II adalah neuropati perifer yang menimbulkan gangren dan
ulkus diabetik yang disebabkan oleh kematian jaringan yang dihasilkan dari
kadar gula darah bisa dikendalikan. Kriteria diagnosis DM yaitu glukosa plasma
sewaktu >200 mg/dL, glukosa plasma puasa >140 mg/dL (Smeltzer & Bare,
2002).
mencapai 70% dan Indonesia menduduki rangking 4 didunia setelah India, Cina
dan Amerika Serikat. Di dunia 171 juta penderita DM dan akan meningkat 2 kali,
tahun 2030. Artinya terjadi kenaikan 3 kali lipat dalam waktu 30 tahun (Bustan,
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%). Prevalensi diabetes melitus yang terdiagnosis dokter atau gejala
Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Kementerian Kesehatan R.I,
2013).
Klungkung (1,6%), Denpasar (1,5%), Badung (1,4%) dan daerah yang terendah
(4,1%) adalah kelompok umur yang tertinggi dan kelompok umur terendah 15-24
jumlah kunjungan pasien DM tipe II di ruang inap pada tahun 2014 sebanyak 124
orang, pada tahun 2015 sebanyak 255 orang, pada tahun 2016 sebanyak 511
orang, pada tahun 2017 sebanyak 517 orang, Dari data tersebut terjadi
2
Dari hasil penelitian Ujiana(2016) Pada Asuhan Keperawatan Dengan
Masalah kerusakan Integritas Kulit Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Dan
Ganggren Di Ruang Azzara 1 Rumah Sakit Islam Jemursari pada tanggal 24-29
juni 2016 ditemukan 33% pasien DM yang mengalami kerusakan integritas kulit.
darah tepi, dan pembuluh darah otak, mikrovaskuler seperti retinopati diabetik,
nefropati diabetik, neuropati diabetik, rentan infeksi, dan kaki diabetik (American
perubahan tekanan pada telapak kaki dan akan mempermudah terjadinya ulkus
nyeri kaki, intoleransi aktivitas, gangguan pola tidur dan penyebaran infeksi.
terjadinya luka. Masalah luka yang terjadi pada pasien dengan diabetik terkait
dengan pengaruh pada saraf yang terdapat pada kaki biasanya dikenal sebagai
neuropati perifer. Pada pasien diabetik sering sekali mengalami gangguan pada
3
diseases, efek sirkulasi inilah yang menyebabkan kerusakan pada saraf.Dengan
tonus otot yang menyebabkan abnormal aliran darah dengan demikian autonomi
B. Rumusan Masalah
Diabetes Mellitus (DM) tipe II dengan gangguan integritas kulit di Ruang Oleg
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2018
4
b. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II
tahun 2018
tahun 2018
tahun 2018
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
5
d. Bagi penulis dapat menambah keterampilan dalam meaksanakan asuhan
2. Manfaat Teoritis
b. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk peneliti lain sebagai data dasar
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas (Irianto, 2015). Pada
DM tipe II terdapat dua masalah yang saling berhubungan dengan insulin yaitu
plasma sewaktu >200 mg/dL, glukosa plasma puasa>140 mg/dL (Smeltzer &
Bare, 2002). Diabetes Melitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent
diabetes melitus.Tipe ini muncul pada orang yang berusia diatas 30 tahun
(Corwin, 2001).
yang cukup sehingga membuat kadar gula darah menjadi tinggi yang disebabkan
pada diabetes melitus tipe II adalah angiopati, neuropati dan infeksi (Sugondo,
sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang
pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada
tungkainya. Adanya angiopati akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan
(Carpenito, 2012).
Salah satu gangguan integritas kulit yang terjadi pada pasien diabetes
mellitus adalah ganggren dan ulkus diabetik. Ulkus diabetik adalah gangguan
sebagian atau keseluruhan pada kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit,
tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita
penyakit DM, kondisi ini timbul sebagai akibat terjadinya peningkatan kadar
jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri
tipe II
neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati sensorik maupun motorik
dan autonomik akan mengakibatkan berbagai perubahan kulit dan otot yang
8
bisa menimbulkan dampak nyeri kaki, intoleransi aktivitas, gangguan pola tidur
dan penyebaran infeksi.Penyakit neuropati dan vaskuler adalah faktor utama yang
menyebabkan terjadinya luka, masalah luka yang terjadi pada pasien dengan
diabetik terkait dengan pengaruh pada saraf yang terdapat pada kaki biasanya
DPP PPNI, 2017), tanda dan gejala gangguan integritas kulit sebagai berikut :
a. Nyeri
9
Nyeri adalah keadaan yang subjektif dimana seseorang memperlihatkan rasa
tidak nyaman secara verbal maupun non verbal ataupun keduanya.Nyeri dibagi
menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah pengalaman
hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan.Sedangkan nyeri kronis
berintensitas ringan hingga berat, yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
b. Perdarahan
c. Kemerahan
d. Hematoma
a. Nyeri kaki
b. Intoleransi aktivitas
d. Penyebaran infeksi.
10
8. Komplikasi gangguan integritas kulit pada DM Tipe II
sensibilitas tekanan
9. Pemeriksaan penunjang
(Wijaya, 2013) :
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
kaki kering, pecah, rabut kaki/jari(-), kalus, claw toe , Ukus tergantung saat
ditmkan (0-5)
2) Palpasi
b. Pemeriksaan vaskuler
11
Tes Vaskuler noninvasive: pengukuran oksigen transkutaneus, ankle brankial
index (ABI), absolute toe systolic pressure. ABI: tekanan sistoik betis dengan
1) pemeriksaan darah meliputi: GDS >200 mg/dl, gula darah puasa > 120 mg/dl
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
3) Kultur pus untuk mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan
Integritas Kulit
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, no RM, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status, tanggal MRS,
b. Keluhan utama: adanya rasa kesemutan pada kaki/ tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya
c. Riwayat Kesehatan
12
1) Riwayat kesehatan sekarang: berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab
terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien untuk
mengatasinya.
penyakit ain yang ada kaitannya dengan diefensi insulin misalnya penyakit
satu anggota keluarga yang juga menderita DM tau penyakit keturunan yang
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan/intervensi keperawatan
keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan
dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan
menggunakan pendekatan nanda NIC – NOC (2015). Berikut ini adalah intervensi
b. Batasan karakteristik:
13
1) Kerusakan lapisan kulit (dermis)
a) Perubahan sirkulasi
d) Penurunan mobilitas
g) Faktor mekanis (mis. Penekanan pada tonkolan tulan, gesekan) atau faktor
h) Kelembapan
i) Proses penuaan
j) Neuropati perifer
k) Perubahan pigmentasi
l) Perubahan hormonal
integritas jaringan
2) Hemodyalis akses
14
1) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temparatur,
hidrasi, pigmentasi)
perawatan alami.
1) Pressure Management
15
b) Monitor proses kesembuhan area insisi
d) Bersihkan area sekitar jahitan atau stapes menggunakan lidi kapas steril
f) Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
4. Implementasi keperawatan
tujuan dari kriteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah
pasien mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang
dan memfasilitasi koping. Agar kondisi pasien cepat membaik diharapkan bekerja
tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat dalam intervensi (Nursalam, 2009).
5. Evaluasi keperawatan
bila tujuan belum tercapai maka, perlu melakukan revisi data dasar serta
16
memperbarui diagnosis keperawatan maupun perencanaan.Sercara singkat dapat
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan setelah diakukan
pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang
dari data subjektif dan objektif, P (Planing) adalah perencanaan keperawatan yang
2012). Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang
telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi yang diharapkan
dapat dicapai pada pasien DM tipe II dengan gangguan integritas kulit adalah :
hidrasi, pigmentasi).
17
4. Menunjukan peahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang.
perawatan alami.
18
BAB III
KERANGKA KONSEP
Gangguan Asuhan
Neuropati perifer
Integritas Kulit Keperawatan
1. Nyeri kaki
2. Intoleransi aktivitas
4. Penyebaran infeksi
Keterangan :
Definisi oprasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan
Tabel 1
Definisi Operasional Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien DM Tipe II
dengan Gangguan Integritas Kulit
Cara
Definisi Skala
No Variabel Alat ukur pengumpulan
Operasional ukur
data
1 Gambaran Pelayanan Pedoman Studi Nominal
asuhan keperawatan observasi dokumentasi
keperawatan pada pasien dokumentasi
pada pasien diabetes mellitus
diabetes tipe II dengan
mellitus tipe gangguan
II dengan integritas kulit
gangguan meliputi
integritas pengkajian,
kulit diagnosa,
perencananan,
pelaksanaan dan
evaluasi
keperawatan
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada
digunakan adalah studi kasus (Setiadi, 2013). Penelitian studi kasus merupakan
penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
tersiri dari unit tunggal. Unit tunggal ini dapat berarti satu orang, kelompok
penduduk yang terkena suatu masalah. Unit yang menjadi masalah tersebut secara
mendalam dianalisa baik dari segi yang berhubungan dengan kasusnya sendiri,
maupun tindakan dan reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
tertentu, meskipun yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit
pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu klien, keluarga,
Tempat Penelitian untuk studi kasus ini adalah Ruang Oleg RSUD
Mangusada Badung. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 07-09 April
2018.
Studi kasus tidak dikenal populasi dan sampel, namun lebih mengarah
kepada istilah subyek studi kasus oleh karena yang menjadi subyek studi kasus
1. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau yang diteliti (Nursalam, 2013b). Kriteria inklusi
22
2. Kriteria ekslusi
Fokus studi kasus adalah kajian utama yang akan dijadikan titik acuan studi
integritas kulit.
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari subjek studi kasus adalah data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/ instansi yang
secara rutin mengumpulkan data diperoleh dari rekam medik pasien (Setiadi,
2013). Pada penelitian ini menggunakan data sekunder diperoleh dengan teknik
pedoman studi dokumentasi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
kulit yang bersumber dari catatan keperawatan pasien di ruang Oleg RSUD
Mangusada Badung.
23
penelitian ini adalah pedoman observsi dokumentasi dengan mengobservasi
penelitian dalam mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat,
2010).
integritas kulit.
Poltekkes Denpasar.
selesai dilakukan
24
F. Instrumen pengumpulan data
subjektif dan data objektif. Data diagnosa terdiri dari 6 pernyataan berisi tentang
integritas kulit.Serta data evaluasi terdiri dari 4 pernyataan yang berisi tentang
Pedoman observasi berupa check list yang harus diisi oleh peneliti, bila
ditemukan diberi tanda “√” pada kolom “Ya”, dan bila tidak ditemukan diberi
deskriptif adalah suatu usaha mengumpulkan dan menyusun data. Setelah data
meringkas data secara ilmiah (Nursalam, 2016). Data akan disajikan dengan
25
H. Etika Studi Kasus
kasus, yang terdiri darirespect for persons, beneficience dan distributive justice.
atau kerentanan dari eksploitasi dan bahaya. Pada bagian ini diuraikan tentang
nomor atau kode responden. Semua data yang terkumpul dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti.
b. Kemanfaatan (Beneficience).
harus jelas, peneliti yang bertanggung jawab harus mempunyai kompetensi yang
sesuai.
26
perlakuan antara satu individu/kelompok dengan lain dapat dibenarkan bila dapat
sehingga tidak ada perbedaan perlakukan antara satu subjek dengan subjek yang
lain.
27
BAB V
yaitu 2 rekam medik yang merupakan dokumen subyek studi kasus asuhan
sesuai yang ada pada dokumen subyek dari proses pengkajian, diagnosa
Hasil :
a. Dokumen Pasien 1
pekerjaan wiraswasta, agama hindu, alamat banjar tegal jaya dalung, pendidikan
sekolah menengah atas (SMA), status sudah menikah, keluhan utama pasien yaitu
lemas dan nyeri pada luka di kaki kiri. Alasan dirawat yaitu pasien masuk di IGD
RSUD Mangusada Badung pada tanggal 04 April 2018 pukul 13.01 wita dengan
lemas, nyeri pada luka di kaki kiri, keluar darah pada kaki kiri, pus (+),
kesemutan. Setelah mendapatkan penanganan utama pasien disarankan dirawat
objektif. Data subjektif berupa pasien mengeluh lemas sejak 5 hari yang lalu. Data
objektif berupa DF Gr III kaki kiri, adanya kemerahan pada daerah luka, nyeri
b. Dokumen pasien 2
pekerjaan Ibu rumah tangga, agama islam, alamat perum tirta graha krobokan,
pasien yaitu lemas dan adanya luka DF pada kaki. Alasan dirawat yaitu pasien
masuk di IGD RSUD Mangusada Badung pada tanggal 07 April 2018 pukul 09.15
wita dengan keluhan pasien lemas,adanya luka DF pada kaki, nyeri luka pada
obyektif. Data subyektif berupa pasien mengeluh nyeri pada kaki, lemas. Data
obyektif berupa warna kulit pucat, adanya luka DF pada kaki, adanya luka pada
29
2. Diagnosa keperawatan yang dirumuskan pada pasien DM tipe II dengan
Hasil :
a. Dokumen pasien 1
ditandai dengan pasien mengeluh lemas sejak 5 hari yang lalu, DF Gr III kaki kiri,
adanya kemerahan pada daerah luka, nyeri pada kaki. Hasil BS : 491 mg/dL.
b. Dokumen pasien 2
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada kaki, lemas, warna kulit pucat,
adanya luka DF pada kaki, adanya luka pada kaki, tugor kulit menurun. Hasil BS:
265 mg/dL.
kulit. Intervensi yang direncanakan pada dokumen untuk subyek pertama dan
kulit.
30
1) Tujuan dan kriteria hasil
diharapkan integritas kulit klien utuh dan terjaga dengan kriteria hasil:
hidrasi, pigmentasi)
cedera berulang
perawatan alami.
2) Intervensi keperawatan
integritas kulit
31
pedoman observasi dokumentasi yang terdiri dari Sembilan pernyataan mengenai
untuk subyek pertama dan kedua di ruang oleg RSUD Badung menggunakan
a. Dokumen pasien 1
terdapat luka DF Gr III pada kaki kiri, pus ada, perdarahan tidak ada, kesadaran
tekanan darah 140/80 mmHg, BS: 374 A: gangguan integritas kulit, P: lanjutkan
b. Dokumen pasien 2
32
Hasil pengamatan pada dokumen pasien 2 yaitu Ny. R dengan diagnosa
dilakukan implementasi yaitu S: pasien mengeluh nyeri pada kaki, lemas, adanya
luka DF pada kaki, adanya kemerahan pada kulit. O: terdapat luka DF pada kaki,
kesadaran compos mentis, G4 V5 M6, suhu 36,5 0C, nadi 96 x/menit, respirasi 20
hasil studi kasus dan teori yang dijadikan acuan oleh peneliti, serta argumentasi
peneliti itu sendiri terhadap dua asuhan keperawatan yang diteliti berdasarkan
data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan pasien saat
tahun didapatkan kedua subyek data obyektif hasilnya sama berdasarkan teori
(SDKI, 2017). Terdapat sedikit perbedaan pada data objektif dan terdapat data-
33
data yang tidak ditemukan pada data objektif menurut (SDKI, 2017) seperti
adanya kerusakan lapisan kulit, perdarahan dan hematoma. Sebagian data tidak
muncul pada kasus tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu mungkin pasien
mengalami tanda dan gejala gangguan integritas kulit yang tidak terdapat pada
dokumen keperawatan dan teori pengkajian yang digunakan di ruang oleg RSUD
2017.
integritas kulit
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) diagnosa yang ditegakkan
epidermis dan dermis pada lapisan kulit. Gejala dan tanda minor gangguan
neuropati perifer yang ditandai dengan data objektif menurut tanda dan gejala
minor pada SDKI 2017. Sedangkan pada dokumen 1 dan dokumen 2, perawat
pada diagnosa keperawatan ini karena adanya perbedaan acuan yang digunakan
integritas kulit
34
Pada dokumen pasien 1 dan 2 dengan diagnosa medis DM+DF didapatkan
bahwa rencana asuhan keperawatan dibagi dalam NOC dan NIC yaitu:
diharapkan integritas kulit klien utuh dan terjaga dengan kriteria hasil:
hidrasi, pigmentasi)
cedera berulang
perawatan alami.
3) Intervensi keperawatan
35
i) Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
acuan di Ruang Oleg RSUD Mangusada Badung. Pihak rumah sakit sudah
Classification (NOC) hanya saja mungkin beberapa intervensi yang dipilih dalam
NIC dan NOC oleh pihak rumah sakit dengan standar yang ditentukan masing-
masing rumah sakit. Terdapat perbedaan lainnya pada pihak rumah sakit yaitu
integritas kulit
tunjukkan kepada perawat untuk membantu pasien mencapai tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang pasien hadapi (Suyono, 2004).
dan memfasilitasi koping. Agar kondisi pasien cepat membaik diharapkan bekerja
tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat dalam intervensi (Nursalam, 2009).
36
perawat karena terkadang perawat melakukan intervensi tersebut secara tidak
integritas kulit
kaki kiri, pus ada, perdarahan tidak ada, kesadaran compos mentis, suhu 36,50C,
nadi 80 x/menit, respirasi 20 x/menit, tekanan darah 140/80 mmHg, BS: 374 A:
vital, cek BS. Hasil evaluasi yang didapatkan dokumen 2 pada tanggal 09 April
3x24 jam dilakukan implementasi yaitu S: pasien mengeluh nyeri pada kaki,
lemas. O: terdapat luka DF pada kaki, kesadaran compos mentis, suhu 36,5 0C,
integritas kulit, P: lanjutkan renpra, rawat luka, observasi tanda-tanda vital, cek
BS.
kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2005). Hasil yang
integritas kulit ini adalah Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi,
37
elastisitas, temparatur, hidrasi, pigmentasi), tidak ada luka/lesi pada kulit, perpusi
jaringan baik, menunjukan peahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
C. Keterbatasan
kasus yaitu :
38
karena penelitian ini tidak dapat melakukan validasi data ke pasien, keluarga
39
40
BAB VI
A. Simpulan
Dari uraian yang telah ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Tipe II dengan gangguan integritas kulit di ruang oleg RSUD Mangusada Badung
1. Tahap Pengkajian
pengumpulan data pada pasien satu dan pasien dua yang mengalami gangguan
integritas kulit didapatkan DF Gr III kaki kiri, adanya luka pada kaki, warna kulit
pucat, adanya kemerahan pada daerah luka, nyeri pada kaki, tugor kulit menurun.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa didapatkan dari data mayor dan data minor sehingga didapatkan
keperawatan sesuai dengan masalah dan penyebab yang sudah didapat dari
pengumpulan data pada tahap pengkajian. Dari data-data yang dikumpulkan pada
pasien satu dan pasien dua, yaitu pasien DM tipe II dengan gangguan integritas
kulit di ruang oleg RSUD Mangusada Badung didapatkan DF Gr III kaki kiri,
adanya luka pada kaki, warna kulit pucat, adanya kemerahan pada daerah luka,
41
nyeri pada kaki, tugor kulit menurun. Sehingga pada pasien satu dan pasien dua
didapatkan satu diagnosa keperawatan yang sama yaitu gangguan integritas kulit.
3. Tahap Perencanaan
Intervensi yang direncanakan pada dokumen untuk subyek pertama dan kedua
4. Tahap Pelaksanaan
mobilisasi pasien (ubah posisi pasien), monitor proses kesembuhan area insisi,
5. Tahap evaluasi
Evaluasi pada pasien satu dan pasien dua dengan masalah keperawatan
setiap hari dengan kriteria hasil Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
(sensasi, elastisitas, temparatur, hidrasi, pigmentasi), tidak ada luka/lesi pada kulit,
perpusi jaringan baik, menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mempertahankan kelembapan kulit dari perawatan alami. Pada pasien satu dan
42
dua belum memenuhi semua kriteria hasil yang sesuai dengan tinjauan teori,
sehingga proses keperawatan yang telah dilaksanakan oleh perawat kepada pasien
satu dan pasien dua dianggap belum berhasil dan melanjutkan intervensi.
B. Saran
1. Bagi perawat
teori yang telah disampaikan peneliti baik dari pengkajian sampai dengan evaluasi
keperawatan, untuk itu disarankan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
2. Bagi management
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bagan bagi kepala ruangan
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Nursalam. (2009). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Rohmah Nikmatur, & Saiful, W. (2012). Proses Keperawatan Teori & Aplikasi.
Jogjakarta: Media.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah (edisi 8). EGC.
World Health Organization. (2010). World Health Statistics 2010. World Health,
177.
45
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DM TIPE II DENGAN
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT DI RUANG OLEG RSUD MANGUSADA BADUNG TAHUN 2018
Waktu
Februari Maret
No Kegiatan April 2018 Mei 2018 Juni 2018
2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Pengurusan Izin Penelitian
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Analisis Data
9 Penyusunan Laporan
10 Sidang Hasil Penelitian
11 Revisi Laporan
12 Pengumpulan KTI
46
Lampiran 2
Alokasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini direalisasikan sebagai berikut :
3 Tahap Akhir
a. Penyusunan laporan Rp 200.000,00
b. Penggandaan laporan Rp 300.000,00
c. Revisi laporan Rp 100.000,00
d. Biaya tidak terduga Rp 200.000,00
Jumlah Rp 1.650.000,00
47
Lampiran 3
PEDOMAN OBSERVASI DOKUMENTASI
Petunjuk Pengisian :
A. PENGKAJIAN
Dokumen 1 Dokumen 2
No DS, DO, dan Masalah Keperawatan
Ya Tidak Ya Tidak
a. Mengeluh nyeri √ √
b. Adanya perdarahan √ √
c. Adanya kemerahan √ √
d. Adanya hematoma √
48
B. RUMUSAN DIAGNOSA
Dokumen 1 Dokumen 2
No Diagnosa Keperawatan (PES)
Ya Tidak Ya Tidak
1 Problem
2 Etiology
a. Neuropati perifer √ √
a. Mengeluh nyeri √ √
b. Adanya perdarahan √
c. Adanya kemerahan √ √
d. Adanya hematoma √
49
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dokumen 1 Dokumen 2
No Intervensi Keperawatan (NIC)
Ya Tidak Ya Tidak
dan kering
daerah insisi
50
sesuai
51
D. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Dokumen 1 Dokumen 2
No Implementasi Keperawatan (NIC)
Ya Tidak Ya Tidak
dan kering
pasien
balutan
insisi
52
daerah insisi
yang sesuai
pigmentasi)
cedera berulang
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64