Professional Documents
Culture Documents
BIK - Vol - 2 - No - 1 - 4 - Atina Inayah Ihdaniyati PDF
BIK - Vol - 2 - No - 1 - 4 - Atina Inayah Ihdaniyati PDF
BIK - Vol - 2 - No - 1 - 4 - Atina Inayah Ihdaniyati PDF
Background : Anxiety on congestive heart failure patient resulted because they experience out of breath and
chest pain so they tend to concerned. Anxiety could motivate the individual to appropriate with to stressor
and conduct an action to correct it. Coping mechanism is the result of an individual action to face of the
stressor. When individual could face the stressor very well, it will deliver the adaptive coping. But when
individual unable to find the good solution, it will conduct the maladaptive coping. Target of research : To
know the relation between anxiety level with the coping mechanism on congestive heart failure patient.
Research method : This Research has the non-experimental character with the descriptive method of
correlation use the cross sectional approach. Sampling techniques which used are accidental sampling with
the total samples are 30 responders. Validity test use the Product Moment test and reliability test use the
Alpha Cronbach test. For data analysis, it uses the Kendal tau-b test with test of normality data use the z
test. Result of research : Result of Kendal tau-b correlation analysis indicate that the count value equal to -
0,745 with the probability 0,000 (p<0, 05). Then, significance test use the z test with the result 5,782 which
for the N=30, value of z table is 1, 96. It’s mean the value of z count > z table . The results indicate that there is a
capable and significant of negative relation between anxiety level with the coping mechanism.
20 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2 No. 1, Maret 2009: 19-24
suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul tekanan vena sistemik dapat mengakibatkan edema
pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit perifer umum dan perubahan berat badan.
kepala, mual, tidak dapat tidur (insomnia), Manifestasi gagal jantung tergantung pada
sering kencing, diare, palpitasi, tidak mau ventrikel spesifik yang terlibat, gejala-gejala yang
belajar secara efektif, berfokus pada dirinya menimbulkan kegagalan, tingkat gangguan, tingkat
sendiri, perasaan tidak berdaya, bingung dan kemajuan, lamanya kegagalan dan kondisi-kondisi
disorientasi. yang mempengaruhi klien. Cerebral hypoksia bias
4) Panik terjadi sebagai hasil dari penurunan cardiac output.
Panik berhubungan dengan terperangah, Menurunnya fungsi cerebral dapat menyebabkan
ketakutan, teror karena mengalami kehilangan kecemasan iritabilitas, tidak bias istirahat, bingung,
kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu gangguan ingatan, mimpi buruk dan insomnia
melakukan sesuatu walaupun dengan (Black, 2005).
pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada Beberapa efek yang biasanya timbul akibat
keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil, perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan,
palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan tidak toleran terhadap latihan, ekstremitas dingin dan
inkoheren, tidak dapat berespon terhadap haluaran urin berkurang (oligouri). Tekanan perfusi
perintah yang sederhana, berteriak-teriak, ginjal menurun mengakibatkan pelepasan rennin dari
menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. ginjal, yang pada giliranya akan menyebabkan
Panik dapat menagakibatkan peningkatan sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan serta
motorik, penurunan kemampuan berhubungan peningkatan volume intravaskuler (Smeltzer, 2001).
dengan orang lain dan tidak mampu berfikir Menurut Fuster (2004) klasifikasi Gagal
rasional. Jantung dari New York Heart Assosiation
Menurut Kelliat (1999) koping adalah cara terbagi atas empat kelas fungsional :
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan 1) Tingkat I
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan dan Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa
respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya menghasilkan pembatasan aktifitas fisik.
individu dapat berupa perubahan cara berfikir Aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan
(kognitif), perubahan perilaku atau perubahan kelelahan yang berarti, jantung berdebar-debar,
lingkungan yang bertujuan untuk menyesuaikan sesak nafas dan nyeri angina. Timbul gejala sesak
stress yang dihadapi. nafas pada aktifitas fisik berat.
Mekanisme koping ada dua macam : 2) Tingkat II
1) Mekanisme koping adaptif adalah suatu usaha Pasien dengan penyakit jantung yang
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan menghasilkan pembatasan aktifitas fisik ringan.
masalah akibat adanya stressor atau tekanan yang Pasien ini nyaman dalam istirahat. Aktifitas fisik
bersifat positif, rasional, dan konstruktif. biasa akan menghasilkan kelelahan, jantung
2) Mekanisme koping maladaptif adalah suatu berdebar-debar, sesak nafas dan nyeri angina.
usaha yang dilakukan individu dalam Timbul sesak nafas pada aktifitas sedang.
menyelesaikan masalah akibat adanya stressor 3) Tingkat III
atau tekanan yang bersifat negatif, merugikan Pasien dengan penyakit jantung menghasilkan
dan destruktif serta tidak dapat menyelesaiakan pembatasan aktifitas yang jelas. Pasien ini bisa
masalah secara tuntas. nyaman dalam istirahat. Sedikit dari aktifitas
Gagal jantung kongestif adalah fisik biasa dapat menyebabkan kelelahan, jantung
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah berdebar-debar, sesak nafas dan nyeri angina.
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan Timbul gejala sesak nafas pada aktifitas ringan.
akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001). Penyebab 4) Tingkat IV
gagal jantung antara lain : kelainan otot jantung, Pasien dengan penyakit jantung yang
penyakit jantung lain, dan faktor sistemik. Tanda menghasilkan ketidakmampuan melakukan
dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume aktifitas fisik. Timbul gejala sesak nafas pada
intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat aktifitas sangat ringan atau saat istirahat.
tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat Penatalaksanaan medis menurut Smeltzer
turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. (2001) antara lain : dengan pemberian vasodilator,
Peningkatan tekanan pulmonalis dapat menyebabkan digitalis dan diuretik. Sedangkan untuk penatalaksa-
cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, naan keperawatan antara lain : menambah istirahat,
akibatnya terjadi edema paru yang dimanifestasikan penghilangan kecemasan, menghindari stress dan
dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya memperbaiki perfusi jaringan.
22 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2 No. 1, Maret 2009: 19-24
takut akan kematian yang sewaktu-waktu dapat koping individu dengan memberikan dukungan
mengancam jiwanya sehingga pada saat mereka emosi dan saran-saran mengenai strategi alternatif
jenuh dengan keadaanya, mereka cenderung pasrah yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan
pada keadaan dan melakukan koping yang destruktif mengajak orang lain berfokus pada aspek-aspek
dan merugikan. yang lebih positif. Dari hasil wawancara dan
Dari 5 responden yang mengalami kecemasan pengamatan peneliti, bahwa pasien gagal jantung
ringan, semuanya belum pernah dirawat dengan dengan kecemasan sedang mengharapkan dukungan
penyakit yang sama, sehingga kerusakan organ berupa dukungan emosi, saran dan informasi dari
jantung belum terlalu parah. Sesak nafas yang keluarga dan petugas kesehatan (dokter dan perawat)
mereka alami dapat berkurang ketika diberikan yang berkaitan dengan penyakitnya. Sehingga selain
bantuan nafas berupa oksigen. Pasien dengan pengobatan medis adanya dukungan sosial yang
kecemasan ringan masih mampu mengendalikan positif akan membantu seseorang untuk beradaptasi
mekanisme koping untuk menurunkan lebih baik secara emosional dengan mencegah
kecemasannya (Prasetyo, 2006). Jadi ketika terjadi perasaan cemas dan sedih yang berlarut-larut
serangan sesak nafas dan nyeri dada, mereka segera terhadap penyakit (Atkinson,1997).
memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit untuk Selain mendapat dukungan dari keluarga, pasien
mendapatkan penanganan yang tepat. gagal jantung kongestif yang mengalami kecemasan
Dalam penelitian ini sebagian besar responden sedang juga melakukan pendekatan religius dengan
yaitu sebanyak 20 responden mengalami kecemasan cara berdzikir, berdo’a sesuai dengan keyakinan
sedang. Pada kecemasan tingkat ini memungkinkan masing-masing dan melakukan sholat meskipun
seseorang untuk memusatkan pada masalah yang dengan berbaring. Dengan melakukan pendekatan
penting dan mengesampingkan yang lain sehingga religius tersebut, kebanyakan pasien dapat
seseorang mengalami perhatian yang selektif namun merasakan ketenangan batin sehingga mampu
dapat melakukan sesuatu yang terarah (Townsend, mengendalikan kecemasannya dan melakukan
2005). Penemuan di lapangan menunjukkan bahwa mekanisme koping yang adaptif.
responden yang mengalami kecemasan sedang, Sedangkan 5 responden yang mengalami
mereka mengalami sesak nafas, tekanan darah naik kecemasan berat, kesemuanya sudah pernah
dan denyut nadi yang cepat. Ketika diajak bicara mengalami gagal jantung dan dirawat di rumah
mereka menjawab dengan nada bicara yang keras sakit. Kelima responden tersebut semuanya
dan cepat. Mereka seperti tergesa-gesa dalam melakukan mekanisme koping yang maladaptif.
menjawab pertanyaan dan terkadang menangis. Pasien gagal jantung yang mengalami kekambuhan
Akan tetapi mereka masih dapat diajak untuk tidak hanya menyebabkan masalah psikologis,
kerjasama dan mematuhi prosedur pengobatan. sosiologis dan finansial, tetapi beban fisiologis
Menurut Smeltzer (2001) bahwa pada pasien pasien akan menjadi lebih serius. Organ tubuh
gagal jantung kongestif, kecemasan yang dialami menjadi rusak dan serangan berulang dapat
dikarenakan mereka mengalami kesulitan menyebabkan fibrosis paru, sirosis hepatis,
mempertahankan oksigenasi yang adekuat, maka pembesaran limpa dan ginjal, bahkan kerusakan otak
mereka cenderung cemas dan gelisah karena sulit akibat kekurangan oksigen selama episode akut
bernafas. Hal ini menyebabkan perhatian menjadi (Smeltzer, 2001).
selektif dan terfokus pada rangsang yang tidak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menambah kecemasan. Dalam penelitian ini semakin tinggi tingkat kecemasan pasien maka akan
responden yang mengalami kecemasan sedang semakin rendah atau semakin buruk mekanisme
mampu melakukan mekanisme koping yang adaptif koping yang dilakukan.
dikarenakan mereka mendapat ketenangan batin dari Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian
dukungan keluarga yang kuat supaya lekas sembuh. didapatkan bahwa 100% pasien dengan kecemasan
Jadi meskipun mereka mengalami sesak nafas, nyeri ringan dan sedang mempunyai mekanisme koping
dada dan rasa takut akan kematian, akan tetapi adaptif dan 100% pasien dengan kecemasan berat
berkat kehadiran anggota keluarga yang selalu mempunyai mekanisme koping maladaptif.
menemani dan memberikan dukungan positif,
mereka mampu mengendalikan kecemasan- nya
dengan baik dan mau mematuhi semua prosedur KESIMPULAN DAN SARAN
pengobatan sehingga mereka mampu melakukan
mekanisme koping yang adaptif. Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan dalam
Menurut Niven (2002) bahwa dukungan penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat
keluarga dapat membantu meningkatkan mekanisme disimpulkan sebagai berikut: a. Responden yang
DAFTAR PUSTAKA
24 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 2 No. 1, Maret 2009: 19-24