Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 4, No. 1, Mei 2013


Hal: 67-74

PENDEKATAN FUNGSI DAN KELEMBAGAAN DALAM ANALISIS


PEMASARAN IKAN SEGAR DI MALUKU TENGAH
(Functional and Institutional Approach in Analysis
of Fresh Fish Marketing in the Region of Central Maluku)

Oleh:
Yolanda M.T.N Apituley1*, Eko S. Wiyono2, Musa Hubeis3, Victor P.H Nikijuluw4

1 Program Studi Agribisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura
2Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB
3 Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB
4 Balai Penelitian Laut Jakarta, Kementerian Perikanan dan Kelautan
*Korespondensi: yolanda_ab@yahoo.com

Diterima: 11 September 2012 ; Disetujui: 17 Januari 2013

ABSTRACT
This research was undertaken at some fresh fish markets in the region of Central Maluku
and aimed at analyzing the market conduct of fresh fish by using functional and institutional
approaches. Understanding the functions as well as institutions are beneficial to consider how to
conduct the marketing, evaluate the difference of marketing cost caused by difference attitude of
middlemen, consider the characteristics of middlemen and relationship among agents and
organisations arrangement. The result shows that there are four marketing channels of fresh fish in
that region and the functions of selling, risk, costs as well as market information done by all market
institutions on each channel. Wholesalers have important roles in deciding the price of fish. Adding
one or two fish is a strategic of retailers in attracting buyers. Reducing the price of fish is rarely
done by the retailers; however by adding one or two fish to the consumers, the retailers have
coincidentally reduced the price of fish.
Key words: Central Maluku, functional and Institutional, marketing

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di sejumlah pasar ikan segar di Kawasan Maluku Tengah dan
bertujuan untuk menganalisis perilaku pasar ikan segar dengan pendekatan fungsi dan kelemba-
gaan. Pengetahuan tentang fungsi dan kelembagaan pemasaran berguna untuk mempertimbang-
kan bagaimana pemasaran harus dilakukan, mengevaluasi biaya pemasaran akibat adanya
perbedaan perlakuan serta mempertimbangkan sifat dan karakter dari pedagang perantara,
hubungan agen dan susunan/perlengkapan organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat empat rantai pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah dan fungsi jual, risiko,
biaya dan informasi pasar dilakukan oleh semua lembaga yang ada pada setiap saluran
pemasaran. Peran pedagang pengumpul dalam menentukan harga ikan di pasar sangat besar.
Strategi pedagang untuk menarik pembeli adalah dengan menambah satu atau dua ekor ikan
kepada pembeli. Pedagang jarang menurunkan harga jual ikan, namun ketika satu atau dua ekor
ikan ditambahkan kepada konsumen, secara tidak sengaja pedagang telah menurunkan harga jual
ikan.
Kata kunci: Maluku Tengah, fungsi dan kelembagaan, pemasaran
68 Marine Fisheries 4 (1): 67-74, Mei 2013

PENDAHULUAN
Kawasan Maluku Tengah merupakan ba- gaan pemasaran dapat berguna untuk memper-
gian dari Provinsi Maluku. Kawasan tersebut timbangkan bagaimana pemasaran harus dila-
meliputi Kabupaten Maluku Tengah dengan kukan, mengevaluasi biaya pemasaran, mema-
ibukota Masohi, Kabupaten Seram Bagian hami perbedaan biaya pemasaran akibat ada-
Barat dengan ibukota Piru, Kabupaten Seram nya perbedaan perlakuan serta mempertim-
Bagian Timur dengan ibukota Bula, Kabupaten bangkan sifat dan karakter dari pedagang
Buru dengan ibukota Namlea dan Kabupaten perantara, hubungan agen dan susunan/per-
Buru Selatan dengan ibukota Namrole. Empat lengkapan organisasi (Asmarantaka 2009). Pe-
kabupaten terakhir awalnya berada pada kabu- nelitian ini bertujuan untuk menganalisis peri-
paten Maluku Tengah, yang kemudian dimekar- laku pasar ikan segar di Kawasan Maluku Te-
kan secara berturut-turut sebagai berikut: Kabu- ngah dengan pendekatan institusional dan
paten Buru berdasarkan Undang-Undang No. fungsional. Pendekatan institutional mengana-
46 tahun 1999 yang kemudian diperbaharui de- lisis saluran pemasaran sedangkan pendekatan
ngan Undang-Undang No. 6 tahun 2000, Kabu- fungsional menganalisis fungsi-fungsi pemasa-
paten Seram Bagian Barat dan Seram Bagian ran yang dilakukan oleh semua institusi yang
Timur berdasarkan Undang-Undang No. 40 terlibat dalam setiap lembaga pemasaran yang
tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 dan ada.
Kabupaten Buru Selatan berdasarkan Undang-
Undang No. 32 tahun 2008 tanggal 21 Juli
2008. Luas lautan yang ± 15 kali luas daratan- METODE
nya memposisikan sektor perikanan dan kela-
utan sebagai leading sector dalam pembangun- Penelitian dilakukan selama enam bulan,
an Kawasan ini, sehingga sumber daya per- pada bulan Mei-Oktober 2011 di tiga pasar ikan
ikanan pun harus dimanfaatkan secara bijaksa- yang ada di tingkat kabupaten di kawasan
na, sesuai amanat Undang Undang No. 45 Maluku Tengah (Kabupaten Maluku Tengah,
tahun 2009 tentang Perikanan. Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur),
dua pasar ikan di tingkat kecamatan di
Produk perikanan yang dihasilkan Kabupaten Maluku Tengah (Kecamatan Leihitu
nelayan umumnya mudah busuk dan rusak, dan Salahutu) dan dua pasar ikan yang ada di
sentra produksinya tersebar dan jauh dari pusat kota Ambon (Mardika dan Passo). Kecamatan
konsumsi. Sifatnya yang musiman sementara Leihitu dan Salahutu merupakan dua kecama-
konsumsi yang relatif stabil sepanjang tahun, tan yang secara administratif tergabung dengan
memerlukan perlakuan khusus dalam pemasa- Kabupaten Maluku Tengah namun secara geo-
ran untuk mempertahankan mutu dan keawetan grafis terletak di Pulau Ambon. Kedua kecama-
ikan. Harga produk perikanan tergolong fluktu- tan ini juga terkenal sebagai sentra produksi
atif dengan rentang tingkat yang sangat lebar, perikanan di Pulau Ambon. Pasar Passo dan
menyulitkan prediksi usaha, baik dalam perhitu- pasar Mardika yang berada di Kota Ambon,
ngan rugi laba maupun manajemen risiko. merupakan pasar sentral pemasaran produk
Tidak diaplikasikannya rantai dingin dalam pro- perikanan yang ada dan dekat dengan kawa-
ses penanganan produk pasca panen oleh san tersebut.
nelayan juga menyebabkan rendahnya proses
tawar menawarnya (bargaining position), se- Ketujuh pasar di atas diasumsikan memi-
hingga cenderung memperoleh hasil yang tidak liki kemiripan sifat dan karakteristik, seperti: 1)
sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi. Produk perikanan yang diperdagangkan di
Harga yang demikian seringkali hanya mengun- ketujuh pasar tersebut pada hari yang bersa-
tungkan para pedagang tertentu yang bersifat maan, umumnya memiliki keseragaman dalam
sebagai perantara para nelayan dengan pasar, jenis dan ukuran; 2) Modal pedagang pengecer
karena mampu mengelola stock secara baik umumnya sama; 3) Pedagang saling berkomu-
dan cermat. nikasi satu dengan lainnya untuk mengetahui
kondisi pasar.
Dalam konsep pemasaran dewasa ini,
pasar tidak lagi ditempatkan pada urutan akhir Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut,
melainkan terdepan, berarti tujuan akhir dari maka ketujuh pasar ini selanjutnya diperlaku-
suatu kegiatan perikanan adalah pasar, atau kan sebagai satu pasar besar, untuk kemudian
konsumen. Agar kegiatan ini berkembang de- analisis dalam penelitian ini diaplikasikan terha-
ngan baik, dibutuhkan berbagai persyaratan, dap satu pasar di Kawasan Maluku Tengah
antaranya adalah kegiatan tersebut harus efi- yang merupakan gabungan dari ketujuh pasar.
sien dan produk yang dihasilkan bermutu, serta Populasi penelitian ini adalah pedagang pe-
mampu memanfaatkan peluang pasar yang ngumpul dan pengecer produk perikanan di
ada. Pengetahuan tentang fungsi dan kelemba- tujuh pasar yang telah disebutkan di atas. Con-
Apituley et al. – Pendekatan Fungsi dan Kelembagaan Pemasaran Ikan Segar di Maluku 69

toh yang telah ditarik secara simple random perikanan. Selanjutnya pedagang pengumpul,
sampling, kemudian diwawancarai berdasarkan CS dan pedagang pengecer merupakan peran-
daftar pertanyaan yang telah disusun. Analisis tara dalam bidang tata niaga. Sementara lem-
pendekatan perilaku pasar menggunakan pen- baga pemberi jasa adalah mereka yang mem-
dekatan institusional dan fungsional. Pendeka- beri jasa atau fasilitas untuk memperlancar
tan institusional meliputi analisis saluran pema- fungsi tata niaga, Contoh dari lembaga ini
saran sedangkan pendekatan fungsional terdiri adalah bank, usaha pengangkutan, dan biro
atas analisis fungsi-fungsi pemasaran yang iklan. Jaringan berperan penting dalam penen-
dilakukan oleh semua institusi yang terlibat da- tuan organisasi ekonomi: interaksi langsung
lam setiap lembaga pemasaran yang ada. antar lembaga pemasaran dan cara mereka
berinteraksi memiliki konsekuensi dasar terha-
dap manfaat ekonomi secara keseluruhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ketika lembaga pemasaran saling terhubung-
kan dan berinterkasi satu dengan lainnya,
Saluran pemasaran hubungan antara tingkah laku individual dan
Saluran pemasaran menggambarkan variabel agregat akan berbeda dibandingkan
urutan lembaga pemasaran yang harus dilalui dengan situasi pasar anonimous dimana setiap
oleh produk sejak diproduksi hingga ke konsu- lembaga hanya terhubungkan melalui sistem
men akhir. Umumnya suatu produk mempunyai harga (Gallegati et al. 2012). Selanjutnya dika-
lebih dari satu macam saluran pemasaran dan takan bahwa penjual (pembeli) di satu pasar
dapat berbentuk sederhana ataupun rumit, terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok yang
tergantung dari produk tersebut. Lembaga loyal terhadap satu atau lebih pembeli (penjual)
pemasaran yang cepat mampu menyalurkan dan kelompok yang melakukan kegiatan pema-
produk ke konsumen, biasanya memiliki salu- saran (menjual dan membeli) tanpa loyal kepa-
ran pemasaran yang lebih sederhana. Kegiatan da penjual (pembeli) manapun.
saluran pemasaran merupakan suatu tindakan Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam
ekonomi yang mendasarkan pada kemampuan- pemasaran ikan segar tersebut, terdapat
nya untuk membantu penciptaan nilai ekonomi. saluran pemasaran “tingkat satu”, “tingkat dua”
Sedangkan nilai ekonomi menentukan harga dan “tingkat tiga”. Menurut Kotler (2005), salu-
barang dan jasa kepada individu-individu ran distribusi satu tingkat adalah saluran distri-
(Swastha 2002). Dalam sistem pemasaran, busi atau rantai pemasaran yang hanya terdiri
produsen seringkali menggunakan perantara dari satu lembaga pemasaran yaitu pedagang
sebagai penyalurnya dan perantara ini merupa- pengecer, sedangkan saluran distribusi dua
kan suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri tingkat terdiri dari pedagang pengumpul dan
serta berbeda di antara produsen dan konsu- pedagang pengecer. Hanafiah dan Saefuddin
men akhir atau pemakai. Pedagang perantara (1986) menyatakan bahwa panjang pendeknya
merupakan kelompok pedagang yang berhubu- saluran pemasaran hasil perikanan tergantung
ngan langsung dengan nelayan di tempat pada beberapa faktor antara lain skala pro-
pendaratan ikan dan sering bertindak sebagai duksi, posisi keuangan dan cepat tidaknya pro-
agen bagi pedagang besar. Hubungan antara duk rusak. Situasi dan kondisi yang menyebab-
nelayan skala kecil dengan perantara lokal te- kan sehingga masing-masing saluran pemasa-
lah terbentuk sejak perdagangan ikan ada dan ran tersebut terjadi dapat dijelaskan pada
hubungan ekonomi antara keduanya berbentuk Gambar 1.
persetujuan resiprokal dan pengaturan modal
(Crona et al. 2010). Nelayan-pedagang pengecer-konsumen
Nelayan sebagai produsen, pedagang Pada dasarnya saluran pemasaran ini
pengumpul, Cool Storage (CS), pedagang dipilih nelayan ketika ikan hasil tangkapan
pengecer serta konsumen merupakan institusi hanya sedikit. Apabila nelayan purse seine atau
pemasaran atau badan yang menyelenggara- pole and line hanya mendapatkan sedikit ikan,
kan kegiatan pemasaran produk perikanan baik maka ikan-ikan tersebut hanya akan dibagi
di Kota Ambon maupun di Kawasan Maluku kepada setiap Anak Buah Kapal (ABK) yang
Tengah. Umumnya lembaga pemasaran atau ikut melaut sebagai ‘ikan makan’ (ikan untuk
badan yang menyelenggarakan fungsi pemasa- dikonsumsi bersama keluarga), selanjutnya
ran ini terdiri atas produsen, pedagang peran- sebagian ABK akan menjual ikan tersebut un-
tara (dalam bentuk perorangan), dan pemberi tuk membiayai keperluan lainnya. Nelayan pan-
kredit modal sebagai lembaga pemberi jasa. cingpun biasanya memilih saluran pemasaran
Hanafiah dan Saefuddin (1986) mengungkap- seperti ini, karena hasil tangkapan mereka
kan bahwa, produsen adalah mereka yang sedikit. Pedagang pengecer pada saluran ini
tugas utamanya menghasilkan barang, misal- umumnya perempuan yang tinggal berdekatan
nya nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil dengan nelayan dan memiliki kekerabatan
70 Marine Fisheries 4 (1): 67-74, Mei 2013

dengannya, seperti orang tua, isteri, anak atau efisiensi pasar padi dan biji-bijian, menemukan
saudara perem-puan si nelayan. Ikan dibawa bahwa kehadiran pedagang perantara membe-
pedagang pengecer ke pasar dan langsung rikan dampak positif terhadap surplus total
dijual ke konsumen setibanya di pasar. dengan cara memungkinkan alokasi pasar yang
lebih efisien.
Nelayan–pedagang pengumpul–pedagang
pengecer–konsumen Nelayan–pedagang pengumpul–cold storage-
pedagang pengecer–konsumen
Saluran pemasaran tipe ini banyak sekali
terjadi dalam pemasaran produk perikanan di Setelah ikan dibawa ke pasar, maka
Kawasan Maluku Tengah. Banyak nelayan tanggung jawab nelayan atas ikan hasil
yang beroperasi dengan alat tangkap purse tangkapan berpindah ke tangan para pedagang
seine, pole and line dan bagan memilih saluran pengumpul. Ketersediaan ikan yang banyak di
pemasaran seperti ini, karena alat tangkap pasar sehingga dapat menurunkan harga jual
seperti ini biasanya menangkap ikan dalam ikan dan kemampuan para pedagang pengum-
jumlah banyak. Antara nelayan dengan peda- pul memprediksi harga membuat mereka
gang pengumpul telah terjalin kesepakatan dan segera mensortir ikan yang memenuhi syarat
kerjasama dalam kurun waktu yang cukup untuk selanjutnya dijual ke CS. Tujuan utama
lama. pembelian ikan oleh CS untuk ekspor, sehingga
hanya jenis, ukuran dengan tingkat mutu
Ketika ketersediaan ikan di pasar dalam
tertentu yang diterima.
jumlah banyak, nelayan tidak perlu cemas akan
kemungkinan ikan hasil tangkapannya tidak Sebenarnya, nelayan dapat saja lang-
habis terjual. Saat ikan hasil tangkapan nelayan sung menjual ikan hasil tangkapannya ke CS
telah dibawa ke pasar, maka tanggung jawab ketika mengetahui ikan yang tersedia di pasar
atas ikan pun berpindah dari nelayan ke peda- dalam jumlah banyak dan melebihi daya beli
gang pengumpul. Pedagang pengumpul selan- konsumen, sehingga harga jualnya sangat ren-
jutnya akan menyalurkan ikan tersebut ke dah. Namun semalaman berada di tengah laut,
pedagang pengecer untuk kemudian dijual ke sering membuat nelayan tidak lagi ingin di-
konsumen. Apabila jumlah ikan di pasar sudah sibukkan dengan hasil tangkapannya, sehingga
terlalu banyak dan pedagang pengecer tidak lebih memilih untuk menjual hasil tangkapannya
lagi mampu menjualnya, maka ikanpun dibuang kepada pedagang pengumpul. Selanjutnya
ke laut. Hal ini sering kali terjadi pada musim pada musim ikan susah, pedagang pengecer
panen ikan. Ketika musim sulit ikan, nelayan membeli ikan dari CS untuk kembali dijual
tetap harus menjual ikan hasil tangkapannya ke kepada konsumen.
pedagang pengumpul tersebut, walaupun
mungkin tersedia alternatif lain yang dapat Nelayan–pedagang pengumpul–cold storage–
memberikan keuntungan lebih bagi nelayan, pedagang besar
seperti menjual ke pedagang pengumpul lain-
Tujuan utama pembelian ikan oleh CS
nya.
adalah untuk ekspor ke luar negeri. Ikan yang
Hidayati (2000) mengemukakan bahwa telah dibeli dari nelayan dikumpulkan, jika telah
jasa lembaga pemasaran sangat diperlukan mencapai kuota tertentu, dikirim ke Surabaya
dalam proses pemasaran, karena jauhnya jarak untuk selanjutnya diekspor.
tempat produksi dengan konsumsi. Dengan
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan
menjual hasil ke pedagang pengumpul desa,
harga yang diperoleh petani akan lebih tinggi oleh lembaga pemasaran. Tabel 1 menjelaskan
dibandingkan dengan jika menjual hasil ke tentang fungsi-fungsi pemasaran yang
dilakukan oleh masing-masing lembaga
pedagang pengumpul dusun, namun sedikitnya
pemasaran dalam setiap saluran pemasaran
jumlah produk yang dipasarkan membuat
produk perikanan yang tercipta di Kawasan
petani merasa labih efisien apabila menjual
Maluku Tengah. Fungsi pertukaran, terutama
produknya ke pedagang pengumpul dusun.
Tidak adanya alternatif tempat meminjam uang, sub fungsi penjualan dila-kukan oleh semua
mengakibatkan petani meminjam uang untuk lembaga pemasaran, se-dangkan sub fungsi
pembelian tidak dilakukan oleh nelayan.
keperluan modal dan kebutuhan lainnya kepa-
Berbeda dengan pada saluran pemasaran
da pedagang pengumpul, sehingga terjadi
lainnya, nelayan pada saluran pemasaran
kesepakatan yang bersifat mengikat walaupun
pertama tidak melakukan fungsi pengangkutan.
tidak tertulis bahwa petani harus menjual
produksi rumput lautnya ke pedagang pengum- Hal ini terjadi karena hasil tang-kapan nelayan
pul tersebut. Hal serupa dikemukakan oleh hanya sedikit dan pedagang pengecer biasanya
adalah isteri, anak perem-puan atau keluarga
Madhin (2001) dalam penelitiannya tentang
dekat si nelayan.
peran pedagang perantara dalam memperluas
Apituley et al. – Pendekatan Fungsi dan Kelembagaan Pemasaran Ikan Segar di Maluku 71

Pada saluran kedua, pedagang pengum- ikan, paling banyak hanya 50 loyang saja.
pul tidak melakukan fungsi pengangkutan, kare- Rataan seorang pedagang pengumpul mem-
na biasanya nelayanlah yang membawa hasil peroleh pendapatan sebesar Rp 227.952,50
tangkapannya ke pasar. Nelayan hanya mem- dengan kisaran Rp 89.000-Rp 700.500. Berat
bawa hasil tangkapannya ke pasar dan menye- ikan cakalang yang sering terjual di pasar
rahkan hasil tangkapan tersebut ke pedagang adalah 2-3,5 kg, artinya dalam satu loyang
pengumpul. Dengan memperhatikan kondisi yang biasanya terdapat 15-20 ekor, maka berat
pasar serta jenis dan ukuran ikan, pedagang keseluruhannya adalah 40-52,5 kg. Apabila
pengumpul kemudian memutuskan apakah ikan cakalang beratnya ± 1 kg/ekor, maka satu
hasil tangkapan nelayan akan dijual di pasar loyang biasanya berisi 25-30 ekor dan apabila
atau ke CS. Ketika pedagang pengumpul ikan cakalang beratnya 5 kg/ekor, maka biasa-
memutuskan untuk menjual ikan hasil tang- nya terdapat 10 ekor dalam satu loyang. Ikan
kapan nelayan ke CS, maka biaya pengang- pelagis kecil yang ukuran per kilogramnya
kutan ditanggung oleh pedagang pengumpul. terdiri atas 3-5 ekor, maka satu loyang biasa-
Apabila diputuskan untuk dijual di pasar, maka nya berisi 100-120 ekor dengan berat keselu-
sambil memperhatikan keadaan pasar, peda- ruhan 32-40 kg. Sementara apabila 1 kg terdiri
gang pengumpul segera menentukan harga atas 6-7 ekor, maka satu loyang biasanya berisi
dan mendistribusikan ikan hasil tangkapan 180-210 ekor dengan berat total 30-35 kg.
nelayan kepada pedagang pengecer. Fungsi
Ikan yang dibeli oleh CS hanya jenis,
risiko pun beralih dari pedagang pengumpul
ukuran dan mutu tertentu dengan harga yang
kepada pedagang pengecer.
cenderung stabil. Apabila pedagang pengumpul
Ketika pasar berangsur sepi karena menjual ikan ke CS, maka fungsi sortasi harus
pembeli mulai berkurang dan ikan tidak habis dilakukannya. Fungsi penyimpananpun dilaku-
terjual, maka pedagang pengecer akan menjual kan CS untuk kemudian akan dibeli oleh peda-
ikan dengan harga yang lebih murah atau gang pengumpul ataupun pedagang pengecer
bahkan di bawah biaya marginal walau harus ketika nelayan tidak mendapatkan ikan atau
merugi, daripada dibuang. Namun apabila yang diekspor ke luar negeri.
tidak habis terjual adalah ikan cakalang
Mekanisme penentuan harga
(Katsuwonus pelamis), tatihu (Thunnus sp.)
atau jenis-jenis ikan karang, maka ikan tersebut Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006),
akan disimpan dalam kotak-kotak penyimpanan harga suatu barang adalah nilai pasar (nilai
yang berisi es untuk selanjutnya dijual kembali tukar) dari barang tersebut yang dinyatakan
pada keesokan harinya. Keesokan harinya para dalam jumlah uang. Harga merupakan suatu
pedagang pengecer tersebut akan datang hal yang penting dan menarik baik bagi penjual
secepat mungkin untuk kembali menjual ikan maupun pembeli di pasar. Bagi seorang peda-
yang disimpan, sebelum ikan hasil tangkapan gang, selisih antara harga penjualan dan biaya
nelayan semalam dibawa di pasar. akan menentukan besarnya laba yang merupa-
Ketika musim ikan dan ikan di pasar kan dasar bagi yang bekerja pada setiap
terdapat dalam jumlah banyak, tidak jarang ikan transaksi. Melalui harga, seorang konsumen
harus dibuang ke laut karena ketidakmampuan dapat menunjukkan jenis, kualitas dan jumlah
masyarakat untuk mengonsumsinya dan sifat- barang yang dikehendaki dan bersedia memba-
nya yang mudah busuk. Pedagang pengu- yarnya dengan mempertimbangkan semua jasa
mpulpun harus menanggung risiko atas kondisi yang diterimanya.
tersebut, apabila ikan belum dibeli oleh peda- Sekembalinya nelayan dari menangkap
gang pengecer. Pada saat musim ikan, peda- ikan, maka pemilik jaring akan segera meng-
gang pengecer hanya mampu menjual 1-2 lo- hubungi para pedagang pengumpul dan
yang (30-50 kg), sementara pada musim susah menyampaikan informasi berupa jenis dan
ikan, pedagang pengecer menjual hingga 3-4 kuantitas ikan yang tertangkap. Biasanya nela-
loyang (90-120 kg). Hal ini disebabkan karena yan kembali dari laut pada menjelang pagi hari
pada musim ikan, harga ikan cenderung ren- (subuh), apabila pedagang pengumpul telah
dah, sehingga pedagang pengecer dapat mem- terhubungi, maka nelayan akan segera mem-
beli untuk kemudian menjualnya kembali. Na- bawa ikan ke pasar dengan mobil pick up.
mun ketika musim susah ikan, hanya sejumlah Kegiatan ini berlangsung pada pukul 3-4 pagi,
pedagang pengecer yang bermodal kuat saja tetapi dapat juga terjadi ketika proses jual beli
yang mampu membeli ikan untuk dijual kembali di pasar berlangsung, yaitu pukul 7–12 siang
kepada konsumen. atau bahkan setelah proses tersebut selesai,
Seorang pedagang pengumpul biasanya tergantung dari waktu kembalinya nelayan ke
harus mendistribusikan 50-100 loyang ikan saat darat setelah melaut. Hampir semua nelayan
musim ikan, sementara pada musim susah purse seine, pole and line dan bagan telah me-
72 Marine Fisheries 4 (1): 67-74, Mei 2013

miliki pedagang pengumpul di pasar dan di memegang tiga hingga lima jaring sementara
antara mereka telah ada kesepakatan, bahwa sisanya tidak sampai tiga jaring.
apabila nelayan membawa ikan ke pasar,
Sebagian besar pedagang perantara
pedagang pengumpul yang akan menjualnya
yang juga berfungsi sebagai pedagang peran-
ke pedagang pengecer baik dalam kondisi
tara pada awalnya memulai fungsinya ini seba-
musim ikan banyak ataupun kurang. Diantara
gai pedagang pengecer juga. Sebelum terba-
nelayan dan pedagang telah terbangun suatu
ngun sistem seperti ini, para pedagang penge-
ikatan kerjasama selama puluhan tahun.
cer harus membeli ikan yang nantinya dijual ke
Walaupun ikan yang akan dijual nelayan di pinggir pantai. Itu berarti bahwa
merupakan hasil tangkapan nelayan, namun pedagang pengecer harus berada di pinggir
nelayan tidak memiliki hak sepenuhnya atas pantai pada pagi buta. Setelah ikan dibeli,
penetapan harga. Walaupun ada negosiasi, pedagang ikan harus segera ke pasar untuk
namun pedagang pengumpul lebih mendomi- kemudian menjual ikannya. Ikan dapat lang-
nasi proses negosiasi tersebut. Selama proses sung dibayar pada saat diambil atau setelah
penurunan loyang, pedagang pengumpul akan habis terjual tergantung kesepakatan antara
terus memperhatikan kondisi pasar untuk nelayan dengan pedagang. Seiring dengan
selanjutnya menentukan harga jual ke peda- kemajuan teknologi komunikasi dan transpor-
gang pengecer. Ketika proses tersebut selesai tasi, saat ini setelah ikan hasil tangkapan
dan harga serta cara pembayaran telah dise- nelayan didaratkan, ikan segera dibawa ke
tujui oleh pedagang pengumpul dan pedagang pasar. Pedagang pengumpul yang membawahi
pengecer, maka pedagang pengecer akan nelayan tersebut, sebelumnya telah berada di
mengangkut atau memikul loyang yang berisi pasar untuk kemudian akan mengkoordinir
ikan ke lapak-lapak penjualannya untuk selan- penjualan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan
jutnya dijual. Cara pembayaran ikan oleh peda- kepada pedagang pengecer. Pembayaran dila-
gang pengecer dapat dilakukan pada saat ikan kukan sesuai kesepakatan, apakah pada saat
diambil untuk dijual atau setelah ikan habis pembelian atau setelah ikan habis terjual oleh
terjual, tergantung dari kesepakatan bersama. pedagang pengecer.
Biaya transportasi ikan ke pasar ditanggung
Pedagang pengecer produk perikanan di
oleh nelayan, sementara pedagang pengumpul
Kawasan Maluku Tengah mempunyai beberapa
biasanya akan membeli satu-dua bungkus
cara dan strategi untuk menarik konsumen
rokok atau membayarkan segelas teh hangat
membeli ikan yang dijualnya. Cara yang lazim
dan sepiring nasi untuk nelayan dan anak
digunakan adalah dengan menambah satu atau
buahnya yang membawa ikan pada saat itu.
dua ekor ikan kepada konsumen. Umumnya
Sejumlah pedagang pengumpul lebih suka
ketika ikan hanya sedikit di pasar, ikan dijual
menjual ikan hasil tangkapan nelayan ke CS
per tumpuk dengan harga Rp 5.000-Rp 10.000
dari pada ke pedagang pengecer, karena selain
ketika ikan banyak dan Rp 20.000. Menurunkan
urusannya lebih mudah, harganyapun stabil.
harga jarang sekali dilakukan pedagang ikan,
Akan tetapi CS biasanya hanya menerima ikan
namun ketika satu atau dua ekor ikan ditam-
cakalang dan layang dengan ukuran dan mutu
bahkan kepada konsumen, secara tidak senga-
tertentu.
ja pedagang telah menurunkan harga jual ikan.
Harga ikan di pasar dapat berubah dalam
Weisbuch et al. (2000) menemukan
hitungan jam, atau bahkan menit, tergantung
bahwa keloyalan pembeli terhadap pedagang di
dari jumlah dan kualitas ikan. Pengamatan di
pasar ikan Marseille terbagi atas dua tipe: pem-
lapangan menunjukkan ketika ikan banyak di
beli yang loyal terhadap satu pedagang dan
pasar, dan hasil tangkapan nelayan tetap terus
pembeli yang cenderung memilih pedagang
dibawa ke pasar, maka harga ikan tersebut
secara random. Gallegati et al. (2011) menun-
hanya dapat sama atau lebih rendah dari harga
jukkan bahwa tingkat keloyalan tersebut sema-
sebelumnya, sekalipun mutunya lebih baik dari
kin meningkat apabila pembeli memperoleh
ikan yang ada di pasar. Apalagi bila ikan di
ikan yang berkualitas dengan harga yang di-
pasar banyak, maka harga ikan yang baru
inginkan. Penelitian yang dilakukan oleh Cirillo
dibawa akan lebih turun.
(2012) di Boulogne Fish Market menunjukkan
Di pasar Mardika terdapat kurang lebih bahwa keloyalan dimiliki baik penjual dan
50 orang yang berfungsi sebagai pedagang pembeli, akan tetapi penjual lebih loyal terha-
perantara dan hanya setengahnya yang memi- dap pembeli daripada sebaliknya. Hal ini mung-
liki ijin dari pengelola pasar. Sekitar enam kin disebabkan oleh cukup besarnya agen
orang pedagang perantara yang memegang dalam hubungannya dengan kuantitas yang
lebih dari lima jaring, dengan rata-rata satu diperdagangkan. Sejumlah pembeli akan seca-
jaring menghasilkan 25-30 loyang. Setengah ra acak mencari penjual yang dapat memuas-
dari jumlah pedagang perantara tersebut kan keinginannya, walau ia telah memiliki bebe-
Apituley et al. – Pendekatan Fungsi dan Kelembagaan Pemasaran Ikan Segar di Maluku 73

rapa pedagang yang telah loyal kepadanya. bersih, karena waktu yang digunakan untuk
Selanjutnya disimpulkan bahwa keloyalan turut membersihkan ikan dapat digunakan untuk
mempengaruhi harga, membangkitkan dispersi melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya,
harga dan diskriminasi antar agen. Gambar 2 namun ada juga konsumen yang memilih ikan
dan 3 memperlihatkan strategi pedagang me- yang masih utuh, karena selain memang me-
narik konsumen untuk membeli ikannya. nyenanginya, potongan kepala ikan dan isi
Gambar 2 memperlihatkan ada dua tumpuk perut digunakan untuk makanan ternak.
ikan, yang setiap tumpukannya dihargai Rp Gambar 3 memperlihatkan tumpukan ikan yang
5.000 oleh pedagang. Setumpuk ikan telah disusun menggunakan potongan bambu untuk
dibersih-kan (kepala dan isi perut telah menarik perhatian konsumen, karena umumnya
dibuang), sementara tumpukan lainnya dijual hanya ikan yang benar-benar segar saja yang
utuh lengkap dengan kepala. Ada konsumen dapat disusun dengan bilah-bilah dengan
yang lebih memilih tumpukan ikan yang telah bambu.

Tabel 1 Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran produk perikanan


Fungsi-Fungsi Pemasaran
Saluran dan
Lembaga Pertukaran Fisik Fasilitas
Pemasaran Informasi
Jual Beli Angkut Simpan Sortasi Risiko Biaya
Pasar
Saluran 1:
-Nelayan * * * *
-Pedagang
* * * * * * * *
Pengecer
Saluran 2:
-Nelayan * * * * *
-Pedagang
* * * * *
Pengumpul
-Pedagang
* * * * * * * *
Pengecer
Saluran 3:
-Nelayan * * * * *
-Pedagang
* * * * * * *
Pengumpul
-CS * * * * * * *
-Pedagang
* * * * * * * *
Pengecer
Saluran 4:
-Nelayan * * * * *
-Pedagang
* * * * * * *
Pengumpul
-CS * * * * * * *
Sumber : Hasil analisis data primer (2011)

Pedagang Pedagang
Nelayan Konsumen
Pengumpul Pengecer

Cold Storage Pedagang


(CS) Besar Ekspor

Sumber: Hasil analisis data primer (2011)


Gambar 1 Saluran pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah
74 Marine Fisheries 4 (1): 67-74, Mei 2013

Gambar 2 Tumpukkan ikan yang masih utuh Gambar 3 Tumpukkan ikan yang disusun
maupun yang telah dikeluarkan dengan menggunakan potongan
kepala dan isi perutnya. bambu.

KESIMPULAN Crona B, Nyström M, Folke C, Jiddawi N. 2010.


Middlemen, a critical social-ecological link
Lembaga pemasaran ikan segar di in coastal communities of Kenya and Zan-
Kawasan Maluku Tengah terdiri atas nelayan, zibar. Marine Policy 34: 761-771.
pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan
Cool Storage dengan 4 model saluran pema- Gallegati M, Giulioni G, Kirman A, Palestrini A.
saran yaitu: Nelayan, pedagang pengecer, kon- 2011. What’s that got to do with the price
sumen; Nelayan, pedagang pengumpul, peda- of fish? Buyers behavior on the Ancona
gang pengecer, konsumen; Nelayan, pedagang fish market. Journal of Economic &
pengumpul, cool storage, pedagang pengecer, Organization. 80: 20-33.
konsumen; dan Nelayan, pedagang pengum-
Hanafiah AM, Saefuddin AM. 2006. Tata niaga
pul, cool storage, ekspor.
Hasil Perikanan. Jakarta: Penerbit
Peran pedagang pengumpul dalam Universitas Indonesia.
menentukan harga ikan di pasar sangat besar.
Hidayati A. 2000. Analisis Kinerja Sistem
Fungsi jual, risiko, biaya dan informasi pasar
Pemasaran dan Lembaga Penunjang
dilakukan oleh semua lembaga yang ada pada
Pemasaran Kaitannya Dengan Pengem-
setiap saluran pemasaran. Strategi pedagang
bangan Produksi Rumput Laut di Kabu-
untuk menarik pembeli adalah dengan menam-
paten Lombok Timur [tesis]. Bogor:
bah satu atau dua ekor ikan kepada pembeli.
Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Pedagang jarang menurunkan harga jual ikan,
Bogor.
namun ketika satu atau dua ekor ikan ditam-
bahkan kepada konsumen, secara tidak senga- Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. (Terje-
ja pedagang telah menurunkan harga jual ikan. mahan). Jakarta: PT. Prenhalindo.
Madhin EZG. 2001. The Role Of Intermediaries
In Enhancing Market Efficiency In The
DAFTAR PUSTAKA Ethiopian Grain Market. Agricultural Eco-
Asmarantaka RW. 2009. Pemasaran Produk- nomics Journal. 25: 311-320.
Produk Pertanian dalam Bunga Rampai Swastha B. 2002. Azas-Azas Marketing. Edisi
Agribisnis (Seri Pemasaran). Bogor: II. Yogyakarta: Liberty.
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Weisbuch G, Kirman A, Herreiner D. 2000.
Market Organization and Trading Rela-
Cirillo P, Tedeschi G, Gallegati M. 2012. The tionship. The Economic Journal. 110
Bolougne fish market: the social structure (463): 411-436.
and the role of loyalty. Applied Economics
Letters 19(11): 1075-1079.

You might also like