Pengaruh Kinerja Guru Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa SDK Penabur Bandarlampung

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.

02, Juli 2016

PENGARUH KINERJA GURU DAN LINGKUNGAN SEKOLAH


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SDK PENABUR
BANDARLAMPUNG

Nita Tifani Manullang


SDK Penabur Bandar Lampung
Jl. DI. Panjaitan No. 18, Tanjung Karang, Gotong Royong, Tj. Karang Pusat, Kota Bandar
Lampung, Lampung 35214
Telp/Fax (0721) 255681
Email: fanny.cimoet@gmail.com

ABSTRACT

The study aimed to determine the effect of the teachers performance towards students
learning motivation, the effect of the school environment towards students learning
motivation, and the effect of the teachers performance and the school environment towards
students learning motivation in SDK Penabur Bandarlampung. The samples were students
in SDK Penabur Bandarlampung of first until sixth grade. They were 76 students. The
samples were taken by proportional random sampling technique using questionnaire. The
results of the study explained that the study supported the hypothesis that the teachers
performance partially affected significant towards students learning motivation, the school
environment partially affected significant towards students learning motivation, and both
the teachers performance and school environments significantly affected towards students
learning motivation in SDK Penabur Bandar Lampung. The results were expected to give
information and suggestion for teachers. Teachers should understand the teaching
methods well or ways of teaching in accordance with students. In order to motivate the
students, teachers should be more listening and responding to students suggestions and
ideas.

Keywords: the Teachers Performance, the School Environment, Students Learning


Motivation

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar
siswa, pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa, dan pengaruh kinerja
guru dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa SDK
Penabur Bandarlampung. Sampel yang digunakan adalah siswa SDK Penabur
Bandarlampung kelas I – VI sebanyak 76 siswa dengan teknik proportional random
sampling menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penelitian
mendukung hipotesis yang diajukan, yaitu kinerja guru secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar siswa, lingkungan sekolah secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar siswa, dan kinerja guru dan lingkungan sekolah secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa SDK Penabur
Bandarlampung. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi
para guru. Guru sebaiknya lebih memahami metode atau cara mengajar yang sesuai dengan
siswa. Untuk dapat memotivasi siswa, guru sebaiknya lebih mendengarkan dan
menanggapi saran dan ide siswa.

Informatics and Business Institute Darmajaya 159


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

Kata kunci: Kinerja Guru, Lingkungan Sekolah, Motivasi Belajar Siswa

I. PENDAHULUAN yang dipentingkan dalam belajar itu


Guru memiliki peranan yang sangat dibangun dari minat yang telah ada pada
penting dalam proses belajar mengajar diri anak. Sementara itu, Winkel (1996:
dan tanpa mengabaikan faktor penunjang 89) mengatakan bahwa motivasi belajar
lainnya. Guru merupakan suatu subyek adalah segala usaha di dalam diri sendiri
pendidikan yang menentukan berhasil yang menimbulkan kegiatan belajar serta
tidaknya pendidikan itu sendiri. memberi arah pada kegiatan belajar
Keterbatasan sarana dan prasarana sehingga tujuan yang dikehendaki
membuat peranan guru semakin penting tercapai. Oleh karena itu, pada dasarnya
sebagaimana yang dialami oleh negara- motivasi mengandung nilai-nilai yang
negara sedang berkembang. Guru menentukan tingkat keberhasilan atau
merupakan faktor utama dan memberikan kegagalan perbuatan belajar siswa,
dampak yang besar dalam proses karena belajar tanpa adanya motivasi,
pendidikan. Meskipun fasilitas sulit untuk berhasil.
pendidikan sebuah sekolah lengkap dan
Menurut Murray dalam Arikunto (2003:
canggih, namun bila tidak ditunjang oleh
67) mengatakan bahwa rangsangan dari
keberadaan guru yang berkualitas,
luar memegang peranan penting bagi
mustahil akan menimbulkan proses
tumbuhnya motivasi,meskipun motivasi
belajar dan pembelajaran yang maksimal
yang timbul dari dalam merupakan hal
(Utami, 2003: 1). Dengan kata lain, guru
yang lebih penting dibandingkan dengan
merupakan motivator dan faktor kunci
motivasi yang ditimbulkan dari luar,
bagi peserta didik. Dalam proses
namun peranan guru di dalam
pembelajaran, peserta didik
menimbulkan motivasi siswa tetap
membutuhkan suatu dorongan atau
diperlukan untuk dapat merubah persepsi
motivasi sehingga sesuatu yang
dan perilakunya di dalam proses belajar.
diinginkan dapat tercapai. Menurut Crow
Jadi, dapat dikatakan bahwa keberhasilan
yang dikutip oleh A. Tabrani R (1994:
pengelolaan pendidikan bergantung pada
121), memperjelas pentingnya motivasi
kualitas dan kinerja para guru. Maka,
belajar siswa atau motivasi dalam belajar,
proses pembelajaran akan berlangsung
yaitu bahwa belajar harus diberi motivasi
dengan baik apabila didukung oleh guru
dengan berbagai cara sehingga minat

160 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

yang berkompeten dan memiliki kinerja pelajaran 2015/2016 semester 2, jumlah


yang tinggi. Guru yang mempunyai siswa mengalami penurunan lagi menjadi
kinerja yang baik akan mampu 303 siswa.
menumbuhkan semangat dan motivasi
Selain jumlah siswa yang menurun,
belajar siswa yang lebih baik, yang pada
terdapat fluktuasi guru yang
akhirnya akan mampu meningkatkan
mengajar.Terjadinya pergantian guru
kualitas pembelajaran.
inilah yang kemudian mempengaruhi
Dalam kenyataannya, lingkungan sekitar
kinerja guru di SDK Penabur
siswa berkaitan erat dengan proses
Bandarlampung. Pada tahun pelajaran
belajar mengajar di sekolah. Jika ingin
2013/2014, guru SDK Penabur
memperoleh kualitas pembelajaran yang
Bandarlampung berjumlah 22 orang.
tepat, peserta didik hendaknya terlibat
Namun, seiring dengan bertambahnya
dalam suatu interaksi dalam lingkungan
jam belajar siswa, maka di tahun
mereka belajar. Lingkungan sekolah
pelajaran 2014/2015 ada penambahan
mempengaruhi motivasi belajar siswa,
guru sebanyak 3 orang. Kini jumlah guru
motivasi sangat diperlukan dalam suatu
menjadi 25 orang. Namun, pada tahun
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pelajaran berikutnya 2015/2016, terjadi
pendidikan. Terkait dengan hal tersebut,
pengurangan jumlah guru dari 25 guru
berdasarkan pengamatan yang peneliti
menjadi 20 guru, meskipun jumlah siswa
lakukan di Sekolah Dasar Kristen
hanya berkurang 3 orang. Ada beberapa
Penabur, dalam setiap kelas, masih dapat
guru yang harus merasakan kelebihan
ditemukan suasana kelas yang tidak
jam mengajar dari yang seharusnya.
kondusif. Hal ini akan merusak suasana
Selain itu, para guru juga dibebankan
belajar dan konsentrasi belajar siswa.
untuk mengajar kelas tambahan dan
Pengaruh dari tidak kondusifnya
kegiatan ekstrakurikuler di luar jam
lingkungan sekitar siswa berdampak dari
mengajar. Akibatnya, guru hanya
penurunan jumlah siswa. Pada tahun
memiliki waktu yang terbatas untuk
pelajaran 2014/2015 semester 1, siswa
mempersiapkan materi ajar. Materi yang
berjumlah 310 siswa. Namun pada tahun
dipersiapkan menjadi kurang bervariasi.
pelajaran 2014/2015 semester 2, terjadi
Hal inilah yang dapat mempengaruhi
penurunan jumlah siswa menjadi 306
kinerja guru di SDK Penabur Bandar
siswa sampai dengan tahun pelajaran
2015/2016 semester 1. Pada tahun

Informatics and Business Institute Darmajaya 161


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

Lampung yang nantinya akan variasi guru dalam mentransfer ilmunya.


berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Metode yang kreatif dalam mengajar
akan membantu memotivasi siswa.
Dengan semakin bertambahnya jam
Motivasi dalam proses pembelajaran
mengajar guru, maka semakin bertambah
sangat diperlukan dalam menentukan
juga jam belajar siswa. Akibatnya, sering
ketercapaian prestasi yang optimal.
ditemukannya kondisi kelas yang kurang
kondusif. Motivasi siswa untuk belajar Mengacu pada uraian di atas, dapat
pun berkurang. Hal ini bisa dilihat dari diidentifikasikan masalah dalam
respon siswa ketika guru menggunakan penelitian ini yaitu: jumlah peserta didik
metode pembelajaran yang dianggap mengalami penurunan, terjadi fluktuasi
kurang menarik. Pengajaran yang jumlah guru yang mengajar,
bermotivasi adalah kreativitas dan bertambahnya jam mengajar guru
imajinitas para guru untuk berusaha mengakibatkan kekurangan waktu bagi
secara sungguh-sungguh mencari cara- guru dalam mempersiapkan materi ajar,
cara yang relevan dan serasi guna guru kurang bervariasi dalam
membangkitkan dan memelihara motivasi menerapkan metode pembelajaran yang
belajar pada siswa. Guru harus lebih mampu memotivasi peserta didik, dan
berusaha sebaik mungkin agar siswa terdapat perbedaan sarana dan prasarana
mempunyai motivasi yang baik. Siswa yang digunakan untuk menunjang
lebih menikmati metode pembelajaran kegiatan belajar mengajar dalam
menggunakan alat peraga. Misalnya beberapa kelas di sekolah.
menggunakan benda asli, gambar, video,
Berdasarkan uraian latar belakang
atau musik. Namun kenyataannya, masih
masalah dan identifikasi masalah yang
ada 3 ruangan kelas yang belum
telah dijabarkan di atas, maka masalah
dilengkapi dengan proyektor dan speaker
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
dikarenakan masih termasuk dalam kelas
berikut:
regular (bukan nasional plus). Sarana
1. Apakah kinerja guru berpengaruh
sekolah yang belum lengkap
terhadap motivasi belajar siswa SDK
mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Penabur Bandar Lampung?
Dengan belum terpenuhinya sarana di
2. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh
kelas tersebut, motivasi belajar siswa
terhadap motivasi belajar siswa SDK
akan menurun dikarenakan tidak adanya
Penabur Bandar Lampung?

162 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

3. Apakah kinerja guru dan lingkungan Nana Sudjana Rusyan dkk (2004: 107)
sekolah secara bersama-sama tentang kompetensi kinerja guru, yaitu:
berpengaruh terhadap motivasi belajar a. Menguasai bahan yang akan diajarkan.
siswa SDK Penabur Bandar Lampung? b. Mengelola program belajar mengajar.
c. Mengelola kelas.
II. LANDASAN TEORI d. Menggunakan media/sumber pelajaran.
Kinerja merupakan tingkat kualitas dan e. Menguasai landasan- landasan
kuantitas hasil kerja para pegawai untuk kependidikan.
suatu kegiatan dari fungsi atau tugas f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
tertentu dalam jangka waktu tertentu. g. Menilai prestasi siswa.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa h. Mengenal fungsi dan program bimbingan
kinerja guru adalah tingkat kualitas kerja dan penyuluhan.
guru dan kuantitas hasil kerja guru i. Mengenal dan menyelenggarakan
dengan menjalankan fungsi-fungsinya administrasi sekolah.
dalam menjalankan tugasnya sebagai j. Memahami prinsip-prinsip dan
tenaga pengajar. menafsirkan hasil-hasil penelitian.

Selain kinerja guru, lingkungan sekolah


Salah satu faktor yang mempengaruhi
dapat mempengaruhi motivasi belajar
kualitas pembelajaran adalah variabel
siswa. Sekolah merupakan suatu lembaga
guru. Guru mempunyai pengaruh yang
pendidikan dalam meningkatkan mutu
cukup dominan terhadap kualitas
pendidikan bagi anak bangsa. Setiap
pembelajaran, karena di dalam proses
warga negara berhak untuk memperoleh
pembelajaran di kelas adalah tanggung
pendidikan sesuai dengan kemampuan
jawab guru, bahkan sebagai
yang dimiliki. Meskipun demikian,
penyelenggara pendidikan di sekolah.
potensi sekolah juga tidak boleh
Menurut Cruickshank (1990: 5), kinerja
dikesampingkan demi perkembangan
guru mempunyai pengaruh secara
anak, baik perkembangan sosial mereka,
langsung terhadap proses pembelajaran
maupun perkembangan dalam proses
adalah kinerja guru dalam kelas atau
belajar itu sendiri. Menurut Tu’u (2004:
teacher classrroom performance. Dari
1) lingkungan sekolah dipahami sebagai
berbagai opini di atas, maka indikator
lembaga pendidikan formal, dimana di
yang dapat dijadikan sebagai acuan guna
tempat inilah kegiatan belajar mengajar
mengukur kinerja guru adalah uraian dari

Informatics and Business Institute Darmajaya 163


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan Hubungan yang baik antar siswa


dan dikembangkan kepada anak didik. merupakan hal yang penting, karena
Dengan demikian dapat dikemukakan dapat memberikan pengaruh belajar
bahwa lingkungan sekolah adalah sebuah siswa. Siswa yang mempunyai hubungan
lingkungan yang turut serta dalam yang kurang baik dengan teman yang
meningkatkan perkembangan pendidikan lainnya akan merasa diasingkan dari
bagi para siswanya. Sebab, lingkungan kelompoknya. Akibatnya hal tersebut
sekolah dapat menciptakan sebuah iklim dapat mengganggu
kehidupan sekolah bagi perkembangan konsentrasi belajarnya. Maka, hubungan
sosial siswa maupun perkembangan antar teman seharusnya juga dijaga
proses belajar siswa itu sendiri. dengan baik.
c. Alat belajar
Menurut Abdul Kadir (2012: 163)
Alat belajar merupakan sarana untuk
Pendidikan di sekolah, biasanya disebut
belajar. Alat pelajaran yang kurang
sebagai pendidikan formal karena
lengkap membuat penyajian materi
memiliki dasar, tujuan, isi, metode, dan
pelajaran yang tidak baik. Misalnya
alat-alat yang disusun secara eksplisit,
dalam mata pelajaran praktikum,
sistematis dan distandarisasikan. Faktor-
kekurangan alat pelajaran akan
faktor yang dapat mempengaruhi keadaan
menimbulkan kesulitan belajar bagi anak.
lingkungan sekolah antara lain:
d. Kurikulum
a. Hubungan antara guru dengan siswa
Kurikulum merupakan sejumlah kegiatan
Proses belajar-mengajar terjadi antara
yang diberikan kepada siswa. Kegiatan
guru dan siswa. Jika hubungan antar guru
ini menyajikan pelajaran agar siswa
dengan siswa dapat terjalin dengan baik,
menerima, menguasai dan
maka siswa akan memperhatkan materi
mengembangkan bahan pelajaran. Jelas
yang diajarkan guru, sehingga ia akan
bahwa kurikulum mempengaruhi belajar
mempelajari dengan sebaik-baiknya.
siswa.
Sebaliknya, jika hubungan antara guru
e. Disiplin sekolah
dan siswa kurang baik, akan
Kedisiplinan erat kaitannya dengan
menyebabkan proses belajar-mengajar
ketertiban siswa dalam mengikuti
menjadi kurang lancar.
kegiatan belajar di kelas. Kedisiplinan di
b. Hubungan antara siswa dengan siswa
sekolah menyangkut kedisiplinan para
yang lain
guru dalam mengajar maupun disiplin

164 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

siswa dalam sekolah terutama dalam Motivasi berasal dari dalam diri
proses belajar-mengajar untuk seseorang dan memiliki dua unsur dasar.
mengembangkan motivasi yang kuat. Unsur pertama berupa daya dorong untuk
f. Kondisi gedung berbuat, unsur kedua ialah sasaran atau
Kondisi gedung ini terutama ditujukan tujuan. Dua unsur dalam motif inilah
pada ruang kelas atau ruang tempat yang akan membuat seseorang mau
belajar. Ruang kelas harus memenuhi melakukan kegiatan dan sekaligus
syarat-syarat kebersihan, cukup cahaya mencapai apa yang dikehendaki melalui
dan udara, keadaan gedung jauh dari kegiatan tersebut. Kedua unsur tersebut
keramaian. Apabila syarat- syarat tidak dapat dipisahkan, karena apabila
tersebut tidak terpenuhi, maka akan salah satu unsur tidak ada, maka tidak
berpengaruh pada tingkat keberhasilan akan timbul suatu kegiatan. Sedangkan
belajar siswa. Guru merupakan salah satu motivasi yang berasal dari luar adalah
motivator belajar siswa. Motivator adalah rangsangan dari luar dalam bentuk benda
hal-hal yang merangsang seseorang untuk atau bukan benda yang dapat
berprestasi. Jika motivasi itu menumbuhkan dorongan pada orang
mencerminkan keinginan, maka untuk memiliki, menikmati, menguasai
motivator itu merupakan imbalan atau atau mencapai benda atau bukan benda
insentif yang telah diidentifikasi, yang tersebut. Menurut Jere Brophy (2004:
meningkatkan dorongan untuk 122), terdapat 5 faktor utama yang dapat
memuaskan keinginan tersebut. Maka, mempengaruhi motivasi belajar siswa,
akan timbul kecenderungan berprilaku yaitu:
untuk mengikuti harapan dan keinginan 1. Harapan Guru
tersebut. Motivasi pada prinsipnya Harapan guru berkaitan dengan
merupakan kemudi yang kuat dalam memperjelas tujuan belajar. Peran
membawa seseorang untuk mewujudkan motivasi dalam memperjelas tujuan
keinginannya yang biasanya tumpah belajar erat kaitannya dengan kemaknaan
dalam bentuk penilaian yang antusias, belajar.
berorientasi pada tujuan, dan memiliki 2. Instruktur langsung/ perintah langsung
target yang jelas baik secara individual Instruktur langsung berkaitan dengan
maupun kelompok. perintah guru bagi peserta didik dalam
mengerjakan sesuatu selama kegiatan
belajar berlangsung.

Informatics and Business Institute Darmajaya 165


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

3. Umpan balik (feedback) yang tepat 2. Lingkungan Sekolah (X2) secara parsial
Mutu hasil belajar akan meningkat bila berpengaruh signifikan terhadap
terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian motivasi belajar siswa (Y).
umpan balik dari mengajar kepada warga 3. Kinerja Guru (X1) dan Lingkungan
belajar merupakan salah satu bentuk Sekolah (X2) berpengaruh signifikan
interaksi antara guru dan siswa. Umpan terhadap motivasi belajar siswa (Y).
balik hendaknya lebih mengungkap
kekuatan dari pada kelemahan. Selain itu, III. METODOLOGI PENELITIAN
cara memberikan umpan balik pun harus
Metode penelitian ini menggunakan jenis
secara santun.
penelitian kuantitatif. Pengumpulan data
4. Penguatan atau hadiah
menggunakan instrumen penelitian,
Motivasi dapat berperan dalam penguatan
analisis data bersifat kuantitatif/stastistik,
belajar apabila seseorang yang belajar
dengan tujuan untuk menguji hipotesis
dihadapkan pada suatu masalah yang
yang telah ditetapkan. Penelitian ini
memerlukan pemecahannya dan hanya
dilakukan di SDK Penabur
dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal
Bandarlampung yang beralamat di Jalan
yang pernah dilaluinya.
D. I. Panjaitan No. 18, Kecamatan
5. Hukuman.
Tanjung Karang Pusat Kota
Seseorang akan termotivasi untuk belajar
Bandarlampung. Waktu pelaksanaan
untuk menghindari sebuah hukuman
penelitian berlangsung selama 6 bulan,
misalnya jika mendapatkan nilai yang
yaitu selama tahun pelajaran 2015/2016
rendah. Jika siswa mendapatkan nilai
semester genap. Populasi dalam
yang rendah dalam ulangan hariannya,
penelitian ini adalah seluruh siswa SDK
maka akan mendapatkan sanksi berupa
Penabur Bandar Lampung sejumlah 303
ulangan perbaikan.
orang. Dalam hal ini dikarenakan jumlah
siswa yang dijadikan populasi adalah 303
Adapun hipotesis dalam penelitian ini
orang, maka penulis melakukan teknik
adalah:
secara sampel, menggunakan perhitungan
1. Kinerja Guru (X1) secara parsial
statistik Slovin. Rumus Slovin yang
berpengaruh signifikan terhadap
digunakan untuk menentukan ukuran
motivasi belajar siswa (Y).
sampel dari populasi yang telah diketahui
jumlah siswa sebanyak 303 orang. Untuk
tingkat presisi yang ditetapkan dalam

166 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

penentuan sampel adalah 10%. Sampel berganda. Adapun persamaan umum


dipilih secara proportional random regresi berganda yang digunakan adalah
sampling (sampel acak berimbang), Y = a + bx1+ bx2 + e. Hipotesis Statistik
dipilih secara acak dari kelas I sampai dalam
kelas VI dengan memperhatikan jumlah penelitian ini menggunakan uji t dan uji
populasi dari tiap kelasnya. Sampel F.
diambil sebanyak 76 orang siswa dari
populasi yang ada. Pengumpulan data IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menggunakan sumber data primer dan
Untuk menguji ada atau tidaknya
sumber sekunder. Sumber data primer
pengaruh variabel X, yaitu kinerja guru
dalam penelitian ini adalah dengan
dan lingkungan sekolah terhadap variabel
menggunakan teknik kuesioner. Sumber
Y yaitu motivasi belajar siswa SDK
data sekunder dalam penelitian ini adalah
Penabur Bandarlampung, maka
dokumen sekolah, data sekolah, dan juga
digunakan analisis regresi linear
melalui tinjauan pustaka yaitu teknik
berganda untuk menguji hasil analisi
pengumpulan data dengan cara membaca,
data, sedangkan hasil pengujian hipotesis
mengumpulkan teori dan pendapat orang
menggunakan uji t dan uji f.
dari beberapa buku, mengutip, mencari
informasi, serta mempelajari referensi Melalui hasil uji regresi linear berganda
dokumen dan catatan lain yang dengan bantuan program SPSS 20.00,
membantu proses penelitian. didapat bahwa konstanta a= 8,268 dan
koefisien b1 = 0,144 dan b2 = 0,262,
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya
sehingga persamaan regresinya menjadi:
adalah kinerja guru (X1) dan lingkungan
Y = 8,268 + 0,144 (X1) + 0,262 (X2)
sekolah (X2). Sementara itu variabel
a. Konstanta a sebesar 8,268 menyatakan
terikatnya adalah motivasi belajar siswa
bahwa jika skor kinerja guru dan
(Y). Instrumen penelitian yang digunakan
lingkungan sekolah = 0, maka skor
adalah uji validitas data, uji reliabilitas
motivasi belajar siswa adalah sebesar
data, uji normalitas, uji linearitas, uji
8,268 satuan.
homogenitas, uji asumsi klasik seperti uji
b. Koefisien regresi untuk X1 (Kinerja
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
Guru) sebesar 0,144 menyatakan bahwa
dan uji autokorelasi. Teknik analisis
setiap penambahan 1 satuan X1 (Kinerja
ganda menggunakan analisis regresi
Guru), maka akan meningkatkan motivasi

Informatics and Business Institute Darmajaya 167


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

belajar siswa di SDK Penabur 653) atau 65,3 % dipengaruhi oleh


Bandarlampung sebesar 8,268 satuan. variabel lain yang diteliti.
c. Koefisien regresi untuk X2 (Lingkungan
Berdasarkan uji t dan uji F yang
Sekolah) sebesar 0,262 menyatakan
dilakukan, hasil analisis data adalah:
bahwa setiap penambahan 1 satuan X2
1. Pengaruh Kinerja Guru (X1)
(Lingkungan Sekolah), maka akan
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
meningkatkan motivasi belajar siswa di
Uji t (uji parsial) digunakan untuk
SDK Penabur Bandarlampung sebesar
mengetahui pengaruh masing-masing
8,268 satuan.
variabel independen terhadap variabel
Dari hasil pengolahan melalui program dependen secara individual atau dengan
SPSS 20.00, diperoleh data sebagai kata lain menunjukkan seberapa jauh
berikut: pengaruh variabel bebas secara parsial
Tabel 1 Hasil R Square dalam menerangkan variabel berikut.
Model Summary H0: Tidak ada pengaruh antara kinerja
Model R R square Adjusted R Std. Error of guru (X) terhadap motivasi belajar siswa
Square the Estimate
(Y) di SDK Penabur Bandarlampung.
1 0,604 0,364 0,347 1,470 H1: Ada pengaruh antara kinerja guru (X)
Predictors : (constant), Lingkungan Sekolah,
terhadap motivasi belajar siswa (Y) di
Kinerja Guru
Dependent Variable : Motivasi Belajar Siswa SDK Penabur Bandarlampung.
Sumber : Olah data tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas, terlihat nilai R, Kriteria pengujian dilakukan dengan:
R , adjusted R dan Std. Error. Nilai
2 2
a. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0
koefisien korelasi (R) yang menunjukkan ditolak.
tingkat hubungan antara variabel sebesar b. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0
0,604. Sementara itu, koefisien diterima.
determinasi (R ) 2
yang menujukkan
tingkat pengaruh sebesar 0,364. Hal ini Uji perhitungan diperoleh t hitung untuk
menjelaskan bahwa variabel motivasi variabel Kinerja Guru (X1) adalah
belajar siswa (Y), dipengaruhi oleh sebesar 3,142 sedangkan untuk t tabel (dk =
variabel kinerja guru (X1) dan n – k = 76 – 3 = 73) adalah sebesar 1,992.
lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,347 Jadi t hitung 3,142 > t tabel 1,992, artinya H0
atau 34,7 % dan sisanya (1 – 0,347 = 0, ditolak dan H1 diterima, kesimpulannya
terdapat pengaruh antara kinerja guru

168 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

terhadap motivasi belajar siswa. Dari uji t ini juga menunjukkan bahwa ada
kuesioner yang disebarkan kepada siswa pengaruh atau sumbangan kinerja guru
SDK Penabur Bandarlampung yang terhadap motivasi belajar siswa sangat
mengisi kuesioner dalam penelitian ini, signifikan (bermakna). Dengan kata lain
maka didapatkan kenyataan yang ditemui variabel kinerja guru memberikan
di lapangan bahwa kinerja guru memiliki sumbangan positif yang sangat berarti
sumbangan yang berarti terhadap terhadap motivasi belajar siswa SDK
motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan Penabur Bandarlampung. Semakin baik
dari hasil regresi linear antara variabel tingkat kinerja guru akan diikuti naiknya
kinerja guru (X1) dengan motivasi belajar motivasi belajar siswa.
siswa (Y) ditemukan koefisien
2. Pengaruh Lingkungan Sekolah (X2)
determinan (R2) sebesar 0,347 yang
terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y)
berarti bahwa sekitar 34,7% perubahan-
H0: Tidak ada pengaruh antara
perubahan pada variabel motivasi belajar
lingkungan sekolah (X) terhadap
siswa dapat dijelaskan oleh kinerja guru
motivasi belajar siswa (Y) di SDK
dalam kelas yang meliputi aspek:
Penabur Bandarlampung.
menguasai bahan yang akan diajarkan,
H1: Ada pengaruh antara lingkungan
mengelola program belajar mengajar,
sekolah (X) terhadap motivasi belajar
mengelola kelas, menggunakan
siswa (Y) di SDK Penabur
media/sumber pelajaran, menguasai
Bandarlampung.
landasan-landasan kependidikan,
mengelola interaksi belajar mengajar,
Kriteria pengujian dilakukan dengan:
menilai prestasi siswa, mengenal fungsi
a. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0
dan program bimbingan dan penyuluhan,
ditolak.
mengenal dan menyelenggarakan
b. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0
administrasi sekolah, dan memahami
diterima.
prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-
hasil penelitian. Uji perhitungan diperoleh t hitung untuk
variabel lingkungan sekolah (X2) adalah
Hasil uji t diperoleh bahwa t hitung lebih
sebesar 4,312 sedangkan untuk t tabel (dk =
besar dari t tabel (t hitung3,142 > t tabel 1,992)
n – k = 76 – 3 = 73) adalah sebesar 1,992.
dan sig. lebih kecil dari pada alpha yang
Jadi t hitung4,312 >t tabel 1,992, artinya H0
ditentukan (0,002 < 0,05). Dari hasil dari
ditolak dan H1 diterima, kesimpulannya

Informatics and Business Institute Darmajaya 169


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

terdapat pengaruh antara lingkungan terhadap motivasi belajar siswa SDK


sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Penabur Bandar Lampung. Semakin baik
Dari kuesioner yang disebarkan kepada lingkungan sekolahnya akan diikuti
siswa SDK Penabur Bandar Lampung naiknya motivasi belajar siswa.
yang mengisi kuesioner dalam penelitian 3. Pengaruh Kinerja Guru dan
ini, maka didapatkan kenyataan yang Lingkungan Sekolah Secara Bersama-
ditemui di lapangan bahwa kinerja guru sama terhadap Motivasi Belajar Siswa
memiliki sumbangan yang berarti Berdasarkan uji F yang dilakukan, hasil
terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini analisis data menunjukkan bahwa nilai F
dibuktikan dari hasil regresi linear antara pada tabel Anova (F hitung) diperoleh
variabel lingkungan sekolah (X2) dengan 20,917 sedangkan nilai F tabel (a 0,025)
motivasi belajar siswa (Y) ditemukan dengan (k – 1 = 3 – 1 = 2, n – k = 76 – 3
koefisien determinan (R2) sebesar 0,347 = 73) adalah 3,881. Ternyata nilai F hitung

yang berarti bahwa sekitar 34,7% 20,917> F tabel 3,881. Artinya, H0 ditolak
perubahan-perubahan pada variabel dan Ha diterima. Dapat disimpulkan
motivasi belajar siswa dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh signifikan
oleh lingkungan sekolah yang meliputi antara Kinerja Guru (X1) dan
aspek: hubungan antara guru dan siswa, Lingkungan Sekolah (X2) terhadap
hubungan antara siswa dengan siswa Motivasi Belajas Siswa SDK Penabur
yang lain, alat belajar, kurikulum, disiplin Bandar Lampung.
sekolah, dan kondisi gedung.
Hasil analisis data dan pembahasan hasil
Hasil uji t diperoleh bahwa t hitung lebih penelitian dapat dibuktikan bahwa secara
besar dari t tabel (t hitung 4,312 > t tabel bersama-sama kinerja guru dan
1,992) dan sig. lebih kecil dari pada alpha lingkungan sekolah mempunyai
yang ditentukan (0,000< 0,05). Dari hasil sumbangan yang berarti terhadap
dari uji t ini juga menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa. Hal ini dapat
ada pengaruh atau sumbangan dilihat dari hasil analisis regresi linear
lingkungan sekolah terhadap motivasi antara variabel kinerja guru (X1),
belajar siswa sangat signifikan lingkungan sekolah (X2), dan motivasi
(bermakna). Dengan kata lain variabel belajar siswa (Y), ditemukan koefisien
lingkungan sekolah memberikan korelasi sebesar 0,604, dan koefisien
sumbangan positif yang sangat berarti determinan (R2) sebesar 0,347 yang

170 Informatics and Business Institute Darmajaya


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

berarti bahwa sekitar 34,7% perubahan- Lampung, maka ditarik kesimpulan


perubahan pada variabel motivasi belajar bahwa penelitian mendukung hipotesis
siswa dapat dijelaskan oleh kinerja guru yang diajukan, yaitu:
dan lingkungan sekolah, dimana aspek 1. Kinerja guru secara parsial berpengaruh
motivasi meliputi: harapan guru, signifikan terhadap motivasi belajar
instruktur langsung / perintah langsung, siswa SDK Penabur Bandar Lampung.
umpan balik (feedback) yang tepat, 2. Lingkungan sekolah secara parsial
penguatan atau hadiah, dan hukuman. berpengaruh signifikan terhadap motivasi
Selain itu hasil Uji F diperoleh nilai F belajar siswa SDK Penabur Bandar
hitung 20,917> F tabel 3,881 dan sig. lebih Lampung.
kecil dari pada alpha yang ditentukan 3. Kinerja guru dan lingkungan sekolah
(0,000 < 0,05). Hasil uji F ini secara bersama-sama berpengaruh
menunjukkan bahwa pengaruh atau signifikan terhadap motivasi belajar
sumbangan kinerja guru dan lingkungan siswa SDK Penabur Bandar Lampung.
sekolah terhadap motivasi kuat
Saran
(signifikan). Dengan kata lain variabel
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian
kinerja guru dan lingkungan sekolah
ini, maka dapat dikemukakan beberapa
secara bersama-sama memberikan
saran yang kiranya dapat bermafaat bagi
sumbangan positif yang sangat berarti
SDK Penabur Bandarlampung,
terhadap motivasi belajar siswa SDK
khususnya yang menyangkut dengan
Penabur Bandar Lampung. Semakin baik
kinerja guru, lingkungan sekolah, dan
kinerja guru dan lingkungan sekolahnya
motivasi belajar siswa, yang akan
akan diikuti naiknya motivasi belajar
dijabarkan sebagai berikut:
siswa.
1. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, data
V. SIMPULAN DAN SARAN yang diperoleh pada variabel kinerja guru
menujukkan bahwa pernyataan terendah
Simpulan
hasil dari responden adalah pernyataan
Berdasarkan hasil pengolahan data,
bahwa materi yang diberikan guru dapat
analisis data, pengujian hipotesis, analisis
dimengerti siswa. Hal ini menunjukkan
dan pembahasan hasil dari penelitian
bahwa masih ada siswa yang belum
tentang pengaruh kinerja guru dan
mengerti penjelasan guru. Untuk
lingkungan sekolah terhadap motivasi
meningkatkan kinerja guru di SDK
belajar siswa di SDK Penabur Bandar

Informatics and Business Institute Darmajaya 171


Nita Tifani Manullang Jurnal Manajemen Magister, Vol. 02. No.02, Juli 2016

Penabur, sebaiknya guru membuat ide siswa. Siswa akan merasa lebih
persiapan yang matang sebelum kegiatan termotivasi ketika gurunya menerima
belajar mengajar berlangsung. Guru masukan mengenai kesulitan siswa. Dan
hendaknya harus lebih memahami sebaiknya guru selalu memberikan jalan
metode atau cara mengajar yang sesuai keluar dari setiap kesulitan siswa.
dengan siswa,sehingga materi yang
DAFTAR PUSTAKA
diajarkan menjadi mudah dimengerti oleh
siswa. Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
2. Data yang didapatkan pada variabel
Jakarta: Rineka Cipta.
lingkungan sekolah menujukkan bahwa
A.Tabrani R. (1994). Pendekatan dalam
pernyataan terendah hasil dari responden
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
adalah pernyataan bahwa guru dan siswa Remaja Rosda Karya.
menaati semua peraturan yang ditetapkan
Brophy, J. (2004). Motivating Student to
di sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa Learn (2nded). London : Lawrence
Erlbaum Associates Publishers.
masih adanya pelanggaran yang terjadi di
sekolah. Untuk menegakkan peraturan Cruickshank, D.R. (1990). Research that
informs teachers and teacher educators.
yang berlaku, hendaknya baik guru
Bloomington: Phi Delta Kappa
maupun siswa diberi sanksi yang tegas. Educational Foundation.
Hal ini terutama bagi para siswa yang
Kadir, Abdul dkk. (2012). Dasar-Dasar
sering melanggar peraturan hendaknya Pendidikan. Jakarta: Kencana
PrenadaMedia Grup.
tetap diberikan sanksi sehingga tidak ada
unsur pembiaran. Sudjana, Nana., dkk. (2004). Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
3. Data yang diperoleh
Sinar Baru Algensindo.
pada variabel motivasi belajar siswa
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada
menunjukkan bahwa pernyataan terendah
Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
hasil dari responden adalah pernyataan Gramedia Widiasarana Indonesia.
bahwa saran dan ide siswa ditanggapi
Utami, Neni. (2003). Kualitas dan
oleh guru. Hal ini menunjukkan masih Profesionalisme Guru. Artikel diambil
dari http://www.pikiran-
adanya guru yang tidak dapat menerima
rakyat.com/cetak/102/15/0802/htm.
masukan dari peserta didik. Untuk dapat Diunduh 12 Januari 2016.
memotivasi belajar siswa, baik guru kelas
W.S. Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran.
maupun guru bidang studi harus Jakarta: Grasindo.
mendengarkan dan menanggapi saran dan

172 Informatics and Business Institute Darmajaya

You might also like