Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 41

Laporan Box 25 Juni 2019 Kepada Yth

Periode Januari-Maret 2019

NEFROLOGI

Oleh:
dr. Arif Budiman
dr. Septian Tri Muhari
dr. Marselya Ulfa
dr. Rizki Nandasari Sulbahri
dr. Rahman Setiawan
dr. Myrna Justina
dr. Fitriana Lastari
dr. Febrialita
dr. Teti Hendrayani

Pembimbing :
Dr. Hertanti Indah Lestari, SpA(K)
Dr. Eka Intan Fitriana, Sp.A (K), M.Kes

DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK


FK UNSRI/ RSUP MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
2019

1
LAPORAN BOKS NEFROLOGI

PENDAHULUAN
Laporan ini merupakan hasil kegiatan di Boks Nefrologi selama periode Janurai-Maret 2019.
Pada periode ini bertugas 7 orang residen :

Residen Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019


bertugas
Junior dr. Septian Tri M dr. Arif Budiman -
Madya dr. Fitriani Lastari dr. Rahman dr. Marselya Ulfa
Setiawan dr. Rizki Nandasari
dr. Myrna Justina Sulbahri

Senior dr. Teti Hendrayani dr. Teti Hendrayani dr. Teti Hendrayani
dr. Febrialita dr. Febrialita dr. Febrialita

Kegiatan yang dilaksanakan di Boks Nefrologi meliputi :


1. Merawat penderita di bangsal
2. Journal reading
3. Membimbing mahasiswa
4. Kegiatan di poliklinik khusus

Dalam melaksanakan kegiatan di Boks Nefrologi, kami mendapat bimbingan langsung dari
Supervisor Boks Nefrologi.
Pada waktu memulai tugas, kami menerima 6 penderita yang belum selesai dirawat oleh
dokter sebelumnya:

1. GNAPS + Encefalopati hipertensi + AKI stadium failure : 1 penderita


2. Nefritis Lupus ec Neuropsikiatri SLE + Hipertensi grade 2 + : 1 penderita
AIHA + Gangguan Mental Organik
3. Nefritis lupus + SLE + Hipertensi grade 2 : 1 penderita
4. Sistitis + kolik abdomen : 1 penderita
5. CKD stage 5 + hipertensi terkontrol + pro aff CDL : 1 penderita
6. Pielonefritis akut + Kolelitiasis + AIHA : 1 penderita

2
Selama bertugas di boks Nefrologi, kami menerima 73 orang pasien baru. Kasus terbanyak
yaitu sindrom nefrotik sebanyak 23 pasien (31%). Distribusi jumlah pasien baru dapat dilihat
pada tabel.1

Tabel 1. Distribusi Pasien baru yang dirawat


Jumlah
No Diagnosis
Penderita
1. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik inisial 3
Sindrom nefrotik resisten steroid 9
Sindrom nefrotik dependent steroid 1
Sindrom nefrotik relaps sering 2
Sindrom nefrotik relaps jarang 4
2. Glomerulonefritis akut post streptokokus 4
3. Nefritis lupus
Nefritis Lupus 6
Nefritis Lupus ec Neuropsikiatri SLE + Hipertensi grade 2 + AIHA +
1
Gangguan Mental Organik
Nefritis Henoch Schonlein 1
4. Shunt Nefritis 1
5. Chronic kidney disease stage V
Chronic kidney disease stage V on HD 2
Chronic kidney disease stage V ec sindrom nefrotik 3
Chronic kidney disease Stage V ec sindrom nefrotik resisten steroid 1
Chronic kidney disease stage V ec hidronefrosis bilateral 2
Chronic kidney disease stage V ec sindrom nefrotik + Hipertensi
1
urgensi
Chronic kidney disease stage V ec sindrom nefrotik + Hipertensi
1
urgensi + Kardiomiopati dilatasi
Chronic kidney disease stage V ec sindrom nefrotik + Hipertensi
1
urgensi + CDL terinfeksi
Chronic kidney disease Stage V ec sindrom nefrotik resisten steroid +
1
anemia renal disease + Hipertensi st 2 terkontrol
CKD stage V on CAPD + anemia + edema anasarka + hipertensi stage II
1
+ Distress napas ec edema paru
6. AKI

3
AKI stadium injury e.c pra renal 2
AKI stadium failure e.c pra renal + imbalans elektrolit 2
AKI stadium failure e.c post renal ec obstruksi 1
AKI stadium failure + peningkatan liver enzim 1
AKI on chronic kidney disease e.c glomerulonephritis kronik 1
7. Cystitis 2
8. Ensefalopati hipertensi 1
9. Hipokalemia e.c asidosis tubular renal 3
10. Neurogenic bladder` 1
11. Hidronefrosis grade IV sinistra e.c abses renal sinistra 1
12. Imbalans elektrolit e.c polyuria 2
13. Susp. Massa retroperitoneal pro CT Scan Abdomen dengan kontras 1
14. Pyelonefritis akut 3
15. TISK 3
16. Hipertensi stage II 1
17. Hipokalemia ec marasmus kondisi V 1
18. ISK 2
Total 73

Selama bertugas di Boks Nefrologi telah merawat 73 penderita dengan hasil perawatan
sebagai berikut :
1. Pulang kontrol : 63 penderita
2. Pulang paksa : 1 penderita
3. Meninggal : 2 penderita
4. Pindah rawat : 2 penderita
5. Masih rawat : 5 penderita

Selama periode bulan Januari-Maret 2019 kami telah selesai merawat 73 penderita. 63 pasien
pulang kontrol, 2 pasien meninggal dan 2 pasien pindah ke PICU. Terbanyak adalah pasien
sindrom nefrotik (31%), Distribusi jumlah pasien selesai rawat dapat dilihat pada tabel.2

4
Tabel 2. Distribusi penyakit yang telah selesai dirawat (n= 73)
UMUR (tahun) / JENIS
HASIL RAWAT
KELAMIN
No
DIAGNOSIS 6-≤ ∑ %
<1 1-≤6 >12
12 PK PP PR M
L P L P L P L P
I. Sindrom Nefrotik (SN)
SN inisial - - - - 3 - - - 2 1 - - 3 4.1%
SN relaps sering - - - - 1 1 - - 2 - - - 2 2.7%
SN relaps jarang - - 1 - - 1 2 - 4 - - - 4 5.4%
Sindrom nefrotik
- - - - 1 - - - 1 - - - 1 1.3%
dependent steroid
SN resisten steroid - - 1 1 - 1 3 2 8 - - - 8 10.9%
SN remisi parsial - 1 - - - - - - 1 - - - 1 1.3%
II. GNAPS - - 2 - 2 - - - 4 - - - 4 5.4%
III Nefritis lupus - - 1 - - 2 1 3 7 - - - 7 9.5%
IV Shunt nefritis - 1 - - - - - - 1 - - - 1 1.3%
Nefritis Henoch
- - - - 1 - - - 1 - - - 1 1.3%
Schonlein
V Chronic Kidney
diseases
CKD stage V - - - - - - 1 2 2 - 1 - 3 4.1%
Chronic kidney
disease stage V on - - - - 1 - - 1 2 - - - 2 2.7%
HD
Chronic kidney
disease stage V ec - - - - 1 - - 2 2 - - 1 3 4.1%
sindrom nefrotik
Chronic kidney
disease Stage V ec - - - - 1 - - - 1 - - - 1 1.3%
sindrom nefrotik
resisten steroid
Chronic kidney
disease stage V ec 1 - - - 1 - - - 2 - - - 2 2.7%
hidronefrosis bilateral

5
Pyelonefritis Akut - - - - - - 1 2 3 - - - 3 4.1%
Susp. Massa
retroperitoneal pro CT - - - 1 - - - - 1 - - - 1 1.3%
Scan Abdomen
dengan kontras
VI Acute kidney injury
AKI stadium injury e.c 1 1 - - - - - - 2 - - - 2 2.7%
pra renal
AKI stadium failure
e.c pra renal + - 1 - 1 - - - - 2 - - - 2 2.7%
imbalans elektrolit
AKI stadium failure
e.c post renal ec - 1 - - - - - - 1 - - - 1 1.3%
obstruksi
AKI stadium failure +
peningkatan liver - - - - - - - 1 1 - - - 1 1.3%
enzim
AKI on chronic kidney
disease e.c - - - - 1 - - - - - 1 - 1 1.3%
glomerulonephritis
kronik
VII Cystitis - - - - 1 1 - - 2 - - - 2 2.7%
VIII Ensefalopati - - - - - 1 - - - - - 1 1 1.3%
hipertensi
IX. Hipokalemia e.c - - - - 1 1 1 - 3 - - - 3 4.1%
asidosis tubular renal
X. Neurogenic - 1 - - - - - - 1 - - - 1 1.3%
bladder`
XI Hidronefrosis grade
IV sinistra e.c abses - - 1 - - - - - 1 - - - 1 1.3%
renal sinistra
XII Imbalans elektrolit - - - - - - - 2 2 - - - 2 2.7%
e.c polyuria
XIII TISK - 1 - - 1 - - 1 3 - - - 3 4.1%
XIV Hipertensi stage II - - - 1 - - - - 1 - - - 1 1.3%
XV Hipokalemia ec
marasmus kondisi - - 1 - - - - - 1 - - - 1 1.3%
V
XVI ISK - - - 1 1 - - - 2 - - - 2 2.7%
Total 2 7 7 5 17 8 9 16 63 1 2 2 73 100
%

6
SINDROM NEFROTIK
Terdapat 19 penderita sindrom nefrotik yang dirawat, gejala yang tersering adalah edema
kelopak mata yaitu 10 penderita dan hipertensi stage I pada 14 penderita. Gambaran
laboratorium terbanyak adalah hipoalbuminemia yaitu 9 penderita.
Tabel 3. Gambaran klinik penderita sindrom nefrotik (n=19)
Gambaran Klinik Awal Masuk Rumah Sakit Jumlah
Edema
Edema kelopak mata 10
Edema Tungkai 8
Edema skrotum/ vulva vagina 4
Ascites 2
Terdapat 2 atau 3 bagian tubuh yang edema 8
Edema Anasarka 8
Tidak ada Edema 6
Hipertensi
Tidak Hipertensi 8
Hipertensi stadium 1 14
Hipertensi stadium 2 0
Pada satu penderita dapat terjadi lebih dari satu gejala klinik

Tabel 4. Gambaran laboratorium penderita sindrom nefrotik (n=19)


Gambaran laboratorium Awal Masuk Rumah Jumlah
Sakit
Hipoproteinemia (<5.5 g/dL) 7
Hipoalbumin (< 2.5g/dL) 9
Hiperkolesterolemia (> 200mg/dL) 5
Hb < 12 g/dL 0
Leukosit > 10000 g/dL 4
LED > 10 mm/jam 2
Penurunan fungsi LFG ( > 25% ) 0
Proteinuria masif ( ≥ +3) 2
Hematuria mikroskopis 0
Lekosituria ( ≥ 5/lpb) 0
Natrium
Hiponatremia (<135 mmol/L) 0
Normal (135-155 mmol/L) 17
Hipernatremia ( > 155 mmol/L) 0
Kalium
Hipokalemi ( <3.5 mmol/L) 1
Normal (3.5-5.5 mmol/L) 16
Hiperkalemia (>5.5 mmol/L) 0
Calsium
Hipocalsemia ( < 8.8 mmol/L) 0
Normal (8.8-10.2 mmol/L) 17
Hipercalsemia ( > 10.2 mmol/L) 0

7
KEMOTERAPI SIKLOFOSFAMID (CPA)
Terdapat 12 penderita yang menjalani kemoterapi siklofosfamid (CPA) dengan rentang usia
1-15 tahun yang terdiri dari 10 penderita sindrom nefrotik resisten steroid dan 2 penderita
nefritis lupus. Terdapat 4 penderita yang mengalami remisi. Lama rawat berkisar antara 2-4
hari.

Tabel 5. Penderita yang menjalani kemoterapi siklofosfamid (CPA)


Identitas/
Lama
No Umur/ Jenis Diagnosis Terapi Terapi lain
rawat Status
kelamin
1 Fadillah SN relaps sering CPA  Ondsncentron 6 2 hari Remisi
sherin/ Pr / + PGK st 1 siklus ke 2 mg/12 jam iv
8 ahun4  Lisinopril 1x5 mg
bulan po
 CPA 450 mg  Losartan 1x40 mg
 prednisone 1x30 mg
2 Afifah SN resisten CPA  Ondsncentron 8 2 hari Belum
desti/ pr / 7 steroid + PGK siklus ke 7 mg/12 jam iv Remisi
tahun stage I  Lisinopril 1x2.5 mg
8bulan  CPA 560 mg po
 Kalk 1x1 tab po
3 Sandi SN resisten CPA siklus 3 Albmin 1 4 hari Belum
Renaldi / lk steroid + gr/kgBB/hari Remisi
/ 16 th 9 hipoalbuminemi CPA 600 mg Furosemid 2 x 40
bulan a + PGK stage 1 mg iv
Spironolakton 2 x
25 mg po
Metil prednison
4 Fanny Nefritis lupus + CPA siklus ke  Metil prednison 2 hari Belum
Ramadini/ PGK stage 1 3 16mg – 16 mg – Remisi
Pr/ 15 tahun 8mg
10 bl CPA 800 mg  Antasida 3x1cth po
5. Dian Nefritis Lupus + CPA siklus ke  Ondsncentron 8 2 hari Belum
Meiliassari/P PGK stadium 1+ 6 mg/12 jam iv Remisi
r/11 tahun hipertensi stage 1  Metilprednisolon
CPA 580 mg 1x16 mg
 Lisinopril 1x2.5 mg
po
 Amlodipin 1x5 mg
 Kalk 1x1 tab po
 asam folat 1x5 mg
6. Afrido SN resisten CPA  Albumin 25% 60 cc 3 hari Belum
Yome / lk/5 steroid + siklus ke 6  KSR 1x1 tab Remisi
th 9 bl hipoalbuminemi  Lisinopril 1x2.5 mg
a po
CPA 500 mg  Losartan 1x25 mg
po
 Metil prednison
1x16 mg (AD) po
syr 2x 2cth
7. Lutfiah / pr / SN Resisten CPA Siklus 1  Furosemide 3 hari Belum
17 th 2 bl Steroid 2x20mg iv remisi

8
Identitas/
Lama
No Umur/ Jenis Diagnosis Terapi Terapi lain
rawat Status
kelamin
CPA 500 mg  Metil prednison
1x32 mg po
9. Fadillah Al- SN resisten steroid CPA siklus ke Methilprednisolon 1 3 hari Remisi
muizz 7 x 12 mg (AD)
/pr/ 5 tahun 4
bl CPA 400 mg
10. Della SN Resisten CPA siklus Metilprednisolone 2 hari remisi
Paramita/Pr steroid + ke 6 1x5tab (AD)
/ 16 tahun 1 hipertensi stage I Captopril 2 x 12.5 mg
bl Furosemide 2x1tab
CPA 800 mg Spironolakton
2x25mg
Kalk 1x1 tab
Calcitrol 0.25mcg
11. Ardi busriani SN resisten steroid CPA siklus ke Methilprednisolon 1 3 hari Belum
/ Lk/ 15 + hipertensi stage I 6 x 5 mg (AD) Remisi
tahun 4 bl Kalk 1 x ½ tab
CPA 600 mg
12. Fadillah Al- SN resisten steroid CPA siklus ke Methilprednisolon 1 3 hari Remisi
muizz 7 x 12 mg (AD)
/pr/ 5 tahun 4
bl CPA 400 mg

DIALISIS CITO
Selama periode Januari-Maret 2019 kami tidak melakukan dialisis CITO.
Tabel 6. Tabel dialisis Cito
NO Indetitas Gambaran Klinik Awal Masuk Rumah Modalitas Jumlah
Sakit Penderita
1 Ahmad Taufik Andika Sesak nafas, edema anasarka Double lumen 1
-

BIOPSI GINJAL
Selama periode Januari-Maret 2019 kami tidak melakukan biposi ginjal

9
URAIAN HASIL PERAWATAN

JANUARI 2019
An. RN/Lk/9 tahun/ 12 tahun 6 bulan/40 Kg/140 cm/Gizi baik/MRS 3 januari 2019
Keluhan utama : sesak napas
Keluhan tambahan : lemas, pucat
Riwayat perjalanan penyakit :
Kurang lebih 1 hari SMRS pasien mengeluh sesak napas, sesak tidak dipengaruhi
aktivitas, cuaca, namun jika tidur terlentang bertambah sesak. Pasien lebih nyaman tidur
dengan kepala yang ditinggikan. Pasien juga mengeluh demam, demam tidak terlalu tinggi,
suhu tidak diukur, batuk tidak ada, nyeri dada tidak ada. BAB dalam batas normal, urine hanya
sedikit, 1-2 sendok makan per hari. Anak lalu dibawa ke IGD RSMH.

Riwayat penyakit dahulu

 Pasien telah terdiagnosis CKD Stage V karena Sindrom Nefrotik sejak 3 tahun yang
lalu, dan sejak 3 bulan pasien melakukan dialisa dengan CAPD dirumah.
 Sejak 6 bulan yang lalu pasien dilakukan ekokardiografi, didapatkan hasil
kardiomiopati dilatasi, dan rutin mendapatkan digoksin.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum:
Sensorium: compos mentis, Tekanan darah: 120/90 mmHg (persentil 50th s/d 95th),
Nadi: 94x/m (i/t cukup), RR: 26 x/m, Temperature 36,9o C
Keadaan spesifik:
Kepala : moon face (+), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-), napas cuping
hidung (+), edema palpebra (+/+).
Thoraks : simetris, retraksi (+) intercostae
Cor : Bunyi jantung I dan II normal, bising (-),
Pulmo : vesikuler (+) normal, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien dalam batas normal, bising usus (+) normal,.
Extremitas : akral hangat, edema pretibial (+/+), capilarry refill time <3detik

10
Laboratorium:
Hb 6.2 g/dl Leukosit 10.330/mm3 Ht 19 trombosit 211.000 /mm3 LED 34 mm/jam DC
0/0/83/13/4 Albumin 1.5 Ureum 208 Creatinin 14.06 Ca 8 Natrium 134 Kalium 5.4 Cl
120 CRP 64
Urinalisa : Warna kuning, pH 5 protein (-), darah (-), keton (-) lekosit esterase (-),
leukosit 0-1/LPB, eritrosit 0-1/LPB, silinder granular (-), kristal (-)

Diagnosis Awal : Distres Napas ec susp Edema Pulmo ec Hipoalbuminemia + CKD Stage V
ec Sindroma Nefrotik + Anemia renal disease

Terapi:
Penderita dilakukan rontgen thoraks didapatkan kesan edema paru. Pasien mendapat terapi
Oksigen nasal 2 liter permenit, tercapai SpO2 99%, IVFD NaCl 0,9% kec 5 cc perjam,
nifedipine 3 x 5 mg po, kalk 3 x 1 tablet po, Calcitriol 1 x 0,5 mcg po, lisinopril 1 x 2 ,5 mg
po. Vitamin B kompleks 1 x 1 tab po, asam folat 1 x 5 mg po, mecobalamin 1 x 1 tab po,
transfusi albumin 25% 120 cc. Pada perawatan hari kedua pasien bertambah sesak, keluhan
bengkak berkurang, pasien mengeluh nyeri dada, HR 180x/menit, RR 42 x/menit, SpO2
dengan O2 NRM 80-84%, Nadi 130 x/menit, isi dan tegangan kurang, TD 90/palpasi,
dilakukan drip dopamin dimulai dosis 5 mcg/kgBB/menit, CAPD tiap 1 jam, pasien
dikonsulkan ke divisi PICU untuk distres napas berat mengancam gagal napas ec edema paru
akut + CKD Stage V on CAPD ec Sindrom Nefrotik + Anemia renal disease.
Pasien meninggal setelah perawatan 8 hari di PICU.

Diagnosis Akhir: Ensefalopati Uremikum + CKD Stage V on CAPD ec Sindrom Nefrotik +


Edema Paru + Efusi Pleura kanan + Asidosis metabolik + Anemia renal disease +
Kardiomiopati Dilatasi

An. MZ/Lk/9 tahun/ 9 bulan/29 Kg/132 cm/Gizi baik/MRS 18 januari 2019


Keluhan utama : Bengkak
Keluhan tambahan : Muntah
Riwayat perjalanan penyakit :

11
Kurang lebih 5 hari SMRS pasien mengeluh bengkak di kedua kelopak mata. Muntah 6
kali sehari, banyaknya ½ gelas, isi apa yang diminum, mual disangkal, demam, peak 380C,
pasien langsung di bawa ke RS Cab Charitas, diberi obat untuk muntah dan demam, nama obat
ibu pasien tidak tahu, untuk di bengkak dikatakan ada kelaianan ginjaldan dirujuk ke RS Pusri.
Kurang lebih 3 hari SMRS pasien mengeluh bengkak di kedua kelopak mata masih ada,
bengkak dikedua kaki dan dikedua scrotum, frekuensi muntah berkurang, kira-kira 2-3 kali
sehari, banyaknya ½ gelas, isi apa yang diminum, demam disangkal dirujuk ke RS Pusri, sesak
disangkal Pasien dikatakan kemungkinan ada kelainan ginjal, dan di rujuk ke RS Charitas
pusat, dirujuk ke poli anak RSMH
Saat dipoliklinik anak divisi nefrologi, pasien masih bengkak dikedua kelopak mata,
kedua tungkai bawah, dan kedua scrotum, muntah lebih sering hingga 10 kali permenit, sesak
tidak ada, lalu pasien disarankan untuk rawat inap.

Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat bengkak sebelumnya disangkal


 Riwayat sakit koreng disangkal
 riwayat sakit batuk dan pilek disangkal
 Riwayat nyeri menelan ada yang disertai demam ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Adik kandung pasien memiliki keluhan yang sama, bengkak dimata, kaki, kemaluan selama 4
hari, riwayat sakit koreng ada, pasien batuk dan sesak dibawa ke IGD klinik, adik pasien
meninggal.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum:
Sensorium: compos mentis, Tekanan darah: 100/70 mmHg (persentil 50th s/d 95th),
Nadi: 84x/m (i/t cukup), RR: 22x/m, Temperature 36,9o C
Keadaan spesifik:
Kepala : moon face (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), napas cuping hidung
(+), edema palpebra (+/+).
Thoraks : simetris, retraksi (-),
Cor : Bunyi jantung I dan II normal, bising (-),

12
Pulmo : vesikuler (+) normal, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien dalam batas normal, bising usus (+) normal,.
Extremitas : akral hangat, edema pretibial (+/+), capilarry refill time <3detik

Laboratorium:
Hb 11.1 g/dl Leukosit 15.570/mm3 Ht 33 trombosit 681.000 /mm3 LED 67 mm/jam DC
0/1/69/20/6 Albumin 2.9 Kolesterol total 192 Ureum 32 Creatinin 0.74 Ca 8 Natrium
146 Kalium 4.4 Cl 117 Phospor 4.9 Magnesium 4.9 C3 15 CRP 6 ASTO reaktif
Urinalisa : Warna kuning, pH 5 protein +1, darah +3, keton (-) lekosit esterase +2,
leukosit 10-15 /LPB, eritrosit 150-175/LPB, silinder granular +2, kristal (-)

Diagnosis Awal: Sindroma Nefritik Akut ec GNAPS+ muntah profuse + AKI ST Failure

Terapi:
Penderita mendapat terapi antibiotika Inj. Ceftriaxone 1x1.6 gram dan furosemid 2 x 20 mg
(iv), ondancentron 2 x 4 mg intravena, dan IVFD NaCl 0,9% 5 cc/jam. 10 jam sealama
perawtan pasien masih muntah >10 kali/menit, anak sesak, kaki dan tangan dingin, pasien
diberikan loading cairan RL 580 cc diberikan secepatnya, syok tidak teratasi dibeikan kembali
loading cairan RL 290 cc, syok tertasi, tetapi pasien makin sesak, diberikan Oksigen dengan
NRM tetapi pasien masih sesak, SpO2 90%, pasien dikonsulkan ke PICU untuk tatalaksana
lebih lanjut. DI PICU pasien diberikan bantuan oksigen dengan NIV PIP 16 PEEP 5 FiO2 50%,
sesak berkurang, tercapai SpO2 98-99%, dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
FiO2 80 pH 7.343 (N 7.35-7.45) pCO2 30.8 mmHg (N35-45) pO2 74.2 mmHg (N 83-108)
HCO3 16.9 mmol/L (N 22-29) BeB -7.1 Ureum 49 Creatinin 1.09 Ca 8 mg/dL Natrium 142
mEq/L Kalium 5.8 mEq/L Diuresis 2.94 cc/kg/jam Balance -1309 cc/24 jam. Urinalisa
:Kuning, keruh BJ 1.025 protein (+) as bikarbonta (-) glukosa (-) keton (-) darah (+3) lekosit
esterase (+2) epitel (-) lekosit 10-15 eritrosit 150-175. Dilakukan rontgen thoraks didapatkan
edema paru. Paisen mendapat terapi Inj furosemid 4 x 40 mg iv, Inj ceftriaxone 1 x 1.6 gram
intravena, Inj ondancentron 2 x 8 mg iv, Ca gluconas 15 mg dalam D5 60 cc tiap 8 jam, D5 ½
NS + Bicnat 25 meq kec 40 cc/jam, Bicnat 25 meq dalam D5% 100 cc habis dalam 30 menit,
Drip dobutamin 450 mg dalam NS 0.9% kec mcg/kgBB/menit, Diet : 1400 kkal dengan protein
28 gram. Pasien dirawat di PICU 2 hari, sesak berkurang, muntah tidak ada lagi, dan dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 12.4 gr/dL Leukosit 9.050 /mm3 trombosit
13
483.000/mm3 Alb 3.0 Ureum 28 Creatinin 0.63 Ca 9 mg/dL Na 144 mEq/L Kalium 3.7 mEq/L,
urinalisa : Protein (+) keton (-) darah (+3) lekosit esterase (-) lekosit 7-10 eritrosit 300 -350.
Pasien pindah ke bangsal. Pasien dikonsulkan ke divisi kardiologi, didapatkan hasil
ekokardiografi Fungsi sistolik EF 35.5% dan FS 17%, Fungsi diastolik MVEA 1.87, Fungsi
sistolik RV 22.9, tidak tampak efusi perikardial. Kesan Kardiomiopati dilatasi. Saran : digoxin
2 x 0.125 mg PO, ekokardiografi ulang setelah 2 minggu. Pasien pulang kontrol setelah 7 hari
perawatan.
Diagnosis Akhir: Sindroma nefritik ec GNAPS + Kardiomiopati Dilatasi

MN/Lk/ 10 tahun 5 bl/BB 51 kg/ TB 151 cm/Overweight/ MRS : 12 Januari 2019


Anamnesis
Keluhan Utama : nyeri perut
Keluhan Tambahan : urin seperti cola
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Kurang lebih 2 minggu SMRS pasien mengeluh timbul bercak-bercak merah
kecoklatan di kaki, dan bokong, nyeri perut, nyeri perut hilang timbul, nyeri dan bengkak pada
sendi kaki, BAK biasa, BAB biasa, tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya,
dilakukan pemeriksaan darah, urin, dan feses, dengan hasil tidak ada darah samar pada feses,
tidak ada darah atau protein di urin. Pasien dibawa berobat ke RS dan dirawat, pasien
didiagnosis Henoch schonlein purpura. Pasien telah mendapatkan terapi metilprednison
(1mg/kgBB/hari) selama 5 hari dan sedang tapering off metilprednison, namun obat
metilprednison diberhentikan sendiri dalam 3 hari terakhir karena merasa sudah sembuh, dan
tidak ada lagi keluhan seperti bercak-bercak merah di kaki dan bokong, nyeri perut, nyeri perut
hilang timbul, nyeri dan bengkak pada kaki. Penderita tidak kontrol.
1 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh BAK merah kecoklatan, bercak2
merah kecoklatan di kaki, dan bokong, nyeri perut, nyeri dan bengkak pada sendi kaki, BAB
biasa. Pasien lalu dibawa berobat ke RSMH.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum: Sensorium compos mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg (diatas persentil
95th), Nadi 80x/menit (i/t cukup), RR 20x/menit, Temperatur 37,1o C
Keadaan spesifik:
kepala: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), napas cuping hidung (-), kelopak mata tampak
edema (+). Thoraks: simetris, retraksi (-), Cor : bunyi jantung I dan II Normal, bising (-), Pulmo

14
: vesikuler (+) normal, Ronkhi (-/-), wheezing (-/-), Abdomen:datar, lemas, hepar dan lien tidak
teraba, BU (+) normal, nyeri tekan suprapubik (-) Extremitas: akral hangat, capilary refill time
< 3detik, edema (-)
Kulit : palpable purpura pada kaki kanan dan kiri, bokong

Laboratorium:
Hb 12,0 g/dL, Leukosit 25.530/mm3, Hematokrit 35%, RDW 12,20%, trombosit
426.000/mm3, hitung jenis
0/1/76/15/8, albumin 2,4 mg/dl, Ureum 15 mg/dL, Creatinin 0,54 mg/dL, C3 149 mg/dL,
ASTO non reaktif. Feses rutin tidak ditemukan adanya darah sama.
Urinalisis : warna kuning, keruh BJ 1,010 pH 5,0 Protein (+) Ascorbic acid (-) glukosa (-)
keton (-) darah (++) Bilirubin (-) Urobilinogen 1 nitrit (-) leukosit esterase (-) Sedimen : epitel:
(+) Leukosit 3-5/lpb Eritrosit 50-56/lpb silinder (-), Kristal (-), bakteri (-), mucus (-), jamur (-)

Diagnosis Awal: Susp nefrosis henoch schonlein

Terapi:
Penderita mendapatkan terapi metilprednison dosis 1mg/kgBB/hari : 2x 25 mg (iv),
captopril 2x25 mg (iv), dan furosemide 2x40 mg (iv) dengan hasil rawat pulang kontrol pada
hari perawatan ketujuh. Penderita direncanakan untuk kontrol 1 minggu sekali untuk
pemeriksaan urinalisa.
Diagnosa akhir: nefrosis henoch schonlein

FEBRUARI 2019
AR/LK/4 thn 11 bulan/BB 10 kg/PB 95 cm/Gizi buruk/MRS 1 Februari 2019
Keluhan utama : BAB hitam campur darah
Keluhan tambahan : Pucat, kurus, bak banyak

Riwayat perjalanan penyakit:


1,5 bulan SMRS penderita muntah muntah, muntah setiap makan dan minum, frekuensi > 10
kali per hari, isi apa yang dimakan dan diminum. Demam, suhu tidak diukur, demam tidak
tinggi, bintik bintik merah di kulit (-) diberi parasetamol syrup selama 3 hari, demam agak
berkurang. Batuk dan pilek tidak ada, sering berkeringat malam hari disangkal. BAB agak
15
mencret, frekuensi 3- 4 kali sehari, warna kuning kecoklatan, darah dan lendir tidak ada, sakit
perut kadang kadang. Penderita kemudian dobawa ke puskesmas dan diberi obat 2 macam (?).
Penderita masih mengeluh diare dan sakit perut bertambah sering, sakit perut hilang timbul
terutama muncul saat penderita setelah makan atau minum, kembung (+), batuk (+) sekali
sekali, sesak (-) Penderita dirawat selama 3 hari di pusksmas dan dikatakan sakit Tipes. Karena
tampak tidak banyak perubahan, penderita kemudian disarankan untuk berobat ke RSUD
Martapura. Saat di RSUD Martapura, dilakukan rontgen toraks dan abdomen. Dari hasil
rontgen toraks, dikatakan bila paru paru penderita kotor (?) kemudian dilakukan nebulisasi
sehingga keluhan batuk agak berkurang. Hasil rontgen perut hanya dikatakan perutnya
kembung saja (?).Penderita dirawat selama enam hari, tidak ada lagi keluhan diare, namun
keluhan demam yang naik turun, sakit perut dan agak kembung masih ada. Penderita kemudian
dibawa keluarga ke RSUD Baturaja
2 minggu SMRS, penderita kembali ada keluhan BAB hitam, frekuensi 1-2 kali perhari.
konsistensi lembek, darah segar (+) kadang kadang, lendir (-) anak tampak pucat dan lemas,
bintik bintik merah dikulit (-) mimisan (-) , lalu dibawa ke SpA(K) di RSMH. Penderita
kemudian dirawat, dilakukan pemeriksaan darah Hb 7,8 gr/dl, eritrosit 2.910.000/mm3 leukosit
14.250/mm3 hematokrit 22% trombosit 104.000/uL DC 0/0/0/74/22/4 LED 8 faal hemostasis
dan fungsi hati normal, Albumin 1,9 gr/dl GDS 79 gr/dl Ca 7.0 meq Albumin 1,9 meq CRP 42
Phospat 2,2 Na 127 mEq K 2,1 mEq Cl 89 .Feses darah samar (+) amuba (-) telur cacing 9-)
Penderita diberikan transfusi PRC, albumin, urdafalk 3x45 mg po, metronidazole 3x150 mg
iv, cefotaksim 3x250 mg iv dan drip ca glukonas. Dilakukan pemeriksaan BNO dikarenakan
perut penderita tampak kembung dengan kesan meteorismus. Dilakukan USG dengan kesan
hepatomegali, penderita. Selama perawatan, penderita masih ada BAB hitam bercampur darah
dengan frekuensi 3x. Penderita juga diberikan transfusi albumin dan antibiotik. Penderita
dirawat selama 9 hari kemudian pulang atas permintaan keluarga karena alasan biaya dengan
diagnosis perdarahan saluran cerna bawah . Penderita direncanakan akan menjalani
kolonoskopi setelah BPJS aktif. Saat 3 hari di rumah, penderita kembali BAB darah, bergumpal
berwarna merah kehitaman. Penderita tampak pucat dan lemas. Demam (-) muntah (-) nafsu
makan (-) perut terasa sakit (+) sesak (-) mimisan (-) bintik merah di kulit (-). Penderita dibawa
kembali ke RSMH dan dirawat . selama perawatan pasien mengeluh BAK sering dan banyak,
pasien dikonsulkan ke divisi nefrologi untuk evaluasi dan rawat bersama dengan divisi
nefrologi

16
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita pernah dirawat di puskesmas selama 3 hari saat usia 2 tahun 8 bulan dengan diagnosi
Tipes

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum:
Kesadaran : Composmentis (E4V6M5)
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100 kali/menit (isi dan tekanan cukup)
Frekuensi nafas : 24 kali/menit (teratur)
Suhu : 37,3 C
Berat badan : 10 kg
Panjang badan : 95 cm
LILA : 8.15 cm (< p5)
IMT : < -3 SD
Status gizi : BB/U: Z < -3 SD (severly underweight)
: TB/U : -2 < Z < -1 SD (normal)
: BB/TB: < -3 SD (severly wasted)
Kesan : :Gizi buruk

Keadaan spesifik:
Kepala Wajah seperti orang tua (+) edema palpebra (-), konjungtiva anemis (+),
sklera ikterik (-), pupil bulat isokor  3mm, refleks cahaya (+) normal, napas
cuping hidung (-), mukosa bibir kering (-)
Leher KGB (+) di colli sinistra 1 buah, ukuran 1cmx1,2cmx0,5cm, terfixir, nyeri (-
) warna sama dengan kulit sekitar.
Thoraks Simetris, retraksi (-) iga gambang (+)
Cor Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo Vesikuler normal, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

17
Abdomen datar, lemas, hepar teraba 4cm bawah arcus cost add massa di hipokondrium
kanan, konsistensi padat dan keras, terfixir, ukuran seperti buah duku. dan lien
tidak teraba bising usus (+) normal, cubitan kulit perut kembali cepat, shifting
dullness (-) darm steifung (-) darm contour (-)
Extremitas sianosis (-) deformitas (-), anemis (+) pitting edema (-)
Genitalia dalam batas normal
Baggy pants (+)
Status pubertas G1P1
Status neurologis
Motorik Dalam batas normal
Sensorik Dalam batas normal

Hasil USG
Hepatomegali. pembuluh darah lebar. Rencana USG radiologi
(konfirmasi SpRad: saran CT scan abdomen dengan kontras tanggal 18 February 2019)

Hasil Pemeriksaan darah


Hb 14 gr/dl eritrosit 4.750.000/mm3 leukosit 4.940/mm3 Ht 40% Trombosit 40.000/ul DC
0/0/63/33/4 MCV 84,4 fl MCH 30 pg MCHC 35 g/dl LED 2
PT 17,7 (13,6) dtk INR 1,40 APTT 24,8 (31,5) dtk Albumin 2,7 g/dL Ca 8.0 mg/dl Na 133
mEq/L K 2,4 mEq/L Cl 102 (96-106) mmol/L CRP 22
Kesan: Trombositopeni, Hipoalbuminemia, hipokalsemia, Hiponatremia , Peningkatan CRP

Gambaran Darah Tepi


Eritrosit: normokrom, normositik. Leukosit: jumlah cukup, bentuk normal. Trombosit:
jumlah menurun, bentuk normal.
Kesan: observasi trombositopenia .Saran: monitor CBC

Elektrolit Urine
Ca 8,3 Na 16 K 8,4 Cl 61
Kesan : elektrolit urin dalam batas normal
Hasil Pemeriksaan AGD
Ph 7.485 PCO2 22.1 PO2 145,4 HCO3 16,8 BEecf -6,9 BEb -4,2

18
Kesan AGD masih dalam batas normal

Fe 64 ug/dl TIBC 89 ug/dl Ferritin 969.70 ng/Ml Beta Hcg darah 1.2 mlU/ml AFP 15.11
(0.89-8,78) ng/ml CEA 5.02 (< 5 ) ng/mL
Kesan : Peningkatan Ferritin, AFP dan CEA
Kultur darah : steril

Kultur urin :
Enterococcus faecalis . gram (+) coccus(+). Jumlah koloni > 100.000/ml
Sensitif:
Ampisilin (<2) Benzylpenisilin(8) Linezolid (2) Vankomisin(1) Nitrofurantoin (<16)
Tigesiklin (<0.12)
Resisten :
Ciprofloksasin (>8) Eritromisin (>8) Gentamisin high level SYN-R Levoloksasin (>8)
Streptomisin (SYN-R) Quiniprustin (8) Tetraskilkin (>16)

Hasil Penelusuran TB:


Tuberkulin test negative,
BTA negative dan TCM MTB not detected (sample cairan lambung )

Konsul Hemato-onkologi:
Kesan : Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan akut. Trombositopenia dapat disebabkan
karena sepsis
Saran : bila akan dilakukan kolonoskopi atau endeoskopi, transfusi TC 3x5 unit.

Diagnosa Awal
Anemia ec perdarahan saluran cerna bawah ec susp colitis ulseratif dd keganasan +
marasmus kwashiorkor + susp Refeeding syndrome + Terduga TB+ Peningkatan CRP +
Poliuri ec susp tubulopati + efusi pericardial + kardiomiopati dilatasi

Tatalaksana
Pasien mendapat terapi IVFD D7.5% 800 cc + NS 3% 36 cc + KCl 9 mEq kec 33,3 cc jam
Aminofusin PAED 5% 200 cc / 24 jam kecepatan 8,3 cc/jam(total kalori 260 kkal), Omeprazole
19
1x10 mg iv Ceftriaxon 1x800 mg iv (80 mg/kgbb/hari), Metronidazole 3x150 mg iv (15
mg/kgbb/hari), Albumin 25% 40 cc selama 3 hari berturut turut. Transfusi TC 3 unit selesai
120 mg po bila T > 38,5C, Digoksin 2x0.05 mg po jika hb > 8 gr/dl. KSR tablet 1x600 mg po.
Pada pasien ditemukan adanya poliuria dan hipokalemi. Pasien disarankan untuk dilakukan
USG TUG (batal karna telah dijadwalkan untuk CT Scan abdomen kontras). Intake cairan
dengan balans nol. Selama perawatan pasien masih polyuria dengan diuresis antara 3-4
ml/kg/jam dan adanya hypokalemia berulang pada pasien. Pada pasien dilakukan pemeriksaan
AGD dengan hasil Ph 7.485 PCO2 22.1 PO2 145,4 HCO3 16,8 BEecf -6,9 BEb -4,2
didapatkan kesan AGD masih dalam batas normal, pasien juga diperiksa elektrolit urin per 24
jam dengan hasil Ca 8,3 Na 16 K 8,4 Cl 61 didapatkan hasil elektrolit urin dalam batas
normal sehingga polyuria dan hypokalemia akibat factor renal loss dapat disingkirkan.
Hypokalemia pada pasien dikoreksi dengan pemberian tablet KSR 1x600 mg, setelah 5 hari
pasien mengalami perbaikan.

Diagnosa Awal
Anemia ec perdarahan saluran cerna bawah ec colitis ulseratif + Poliuri + hipokalsemia ec
marasmus kwashiorkor ec refeeding syndrome + efusi pericardial + kardiomiopati dilatasi

By.YM/24 hari/3.3kg/PB 51 cm/MRS 06 Februari 2019


Anamnesis (Alloanamnesis dari ibu kandung)
 Keluhan utama : Bengkak seluruh tubuh
 Keluhan tambahan : Sesak nafas
 Riwayat perjalanan penyakit:
Sejak ± 1 minggu SMRS, bayi tampak bengkak di seputar mata, wajah dan
tungkai. Semakin lama pasien tampak bengkak diperut dan seluruh tubuh. Bayi juga
tampak sesak sejak lahir. Pasien dirawat di RSUD selama 2-3 hari. Selama
perawatan pasien masih diganti pampers 6-7x/hari. Menurut ibunya, tiap ganti
pampers selalu terdapat BAB yang bercampur dengan cairan. Ibu tidak
memperhatikan apakah cairan tersebut adalah berasal dari BAK pasien. Sewaktu
dirawat di RSUD Kayu Agung, pasien mendapat terapi IVFD D10%, pemakaian
O2 Headbox, Meropenem 3x55mg, Ferris drop, transfusi PRC 1x dan diberi minum
susu formula 8x30cc. Hasil laboratorium di RSUD tersebut adalah Hb 9.4 g/dL

20
(post transfusi Hb 15.8 g/dL) Ht 27%, WBC 13.300x103/mm3 , Differential count:
basofil 0/eosinofil 1/netrofil 54/limfosit 42/monosit 3Plt 525x103/uL, Albumin 2.5,
BSS 86. Gambaran darah tepi menyokong adanya proses infeksi.Bayi lahir secara
spontaneous per vaginam dari ibu G2P1A0, umur kehamilan 37 minggu. Bayi lahir
tidak langsung menangis, A/S 4/6/8, presentasi kaki. Sejak lahir tangis bayi
merintih dan nafas tampak cepat. Tidak ada riwayat ibu demam selama melahirkan.
Tidak ada riwayat ketuban pecah dini maupun tidak ada ketuban berwarna hijau
berbau.

 Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada


 Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah dirawat di RS Kayu Agung selama 23 hari dirawat di RSUD Kayu
Agung, pasien mendapat terapi IVFD D10%, pemakaian O2 Headbox, Meropenem
3x55mg, transfusi PRC 1x dan diberi minum susu formula 8x30cc.
 Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit ginjal dan saluran kencing.
Tidak ada riwayat keluarga dengan hipertensi
Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit tiroid

 Riwayat Imunisasi : Belum pernah diimunisasi

Pemeriksaan Fisik (Saat Masuk RS)


Keadaan Umum: sensorium : Compos Mentis, RR 80x/m, Nadi 148 x/m, Temp 37° C,
SpO297% (nafas spontan)
Keadaan Spesifik:
Keadaan Umum : Aktivitas sedang, tangis sedang, reflex hisap sedang, tonus baik
Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-), Dyspnoea (+)
Kepala : Napas cuping hidung (+), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
pupil isokor, Ø3mm-3mm, refleks cahaya (+/+), edema palpebral
bilateral, edema anasarka.
Thorax : Simetris, retraksi intercostals (+), substernal (+)
Paru: vesikuler kanan dan kiri normal, ronkhi (-), wheezing (-/-)

21
Jantung: Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (
Abdomen : Distensi, bising usus (+) normal, bulging suprapubic, full blast, hepar
dan spleen sulit dinilai.
Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT< 3 detik, edema pretibia (+/+).
Genitalia ext : Perempuan, labia mayora edema, hipospadia
Anal : Anus (+)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah rutin (6/2/2019)


Hb 12.8g/dL,RBC 4.20x106/mm3, WBC 11.750/mm3 , Hct 33%, PLT 394.000/µL, LED 2
mm/jam, GDS mg/dl, Albumin 2.4 mg/dl, Ureum 146 mg/dl, Creatinin 3.57 mg/dl, Ca 8 mg/dl,
Na 101 meq/L, K 6.6 meq/L, Cl 78 meq/L, CRP <5 mg/dl, SGOT 34 U/L, SGPT 11 U/L,
GDS 68.

Diagnosis Awal : NCB-KMK + Respiratory distress ec bronchopneumonia, Edema anasarka


ec hipoalbuminemia + AKI Stadium Injury

Terapi :
Dextrose 10 1/5NS 7cc/jam, ASI/PASI 8x30cc, O2 nasal 1 lpm, Ampicillin 3x50mg (IV),
Gentamycin 3x5mg (IV). Koreksi Albumin 25% 1x13cc, selama 3 hari berturut-turut. Pasien
dikonsulkan ke Bedah Anak dan dilakukan pungsi suprapubik. Perawatan hari ke2, suprapubik
pasien kembali bulging, sehingga dipasang kateter urin. USG Abdomen memperlihatkan
vesika urinaria tampak penuh dengan hidronefrosis bilateral (dextra: grade 2 dan sinistra: grade
1-2). Pasien juga dikonsulkan ke divisi Endokrinologi dengan hasil : genitalia externa: labia
mayora,clitoris dan vagina dalam batas normal. Ostium urethra external dalam batas normal.
Perawatan hari ke 5 pasien menjadi polyuria ec post retensio urine dengan UO 8 cc/kg/jam,
BB saat ini 2.700 gram. Pemeriksaan darah rutin diulang dengan hasil Hb 13.3g/dL,RBC
4.36x106mm3, WBC 9.920/mm3, Hct 36% PLT 275.000/µL Differential Count 0/0/72/17/11,
Albumin 3.4 mg/dl, Ureum 21 mg/dl, Creatinin 0.28 mg/dl, Asam urat 2.1 mg/dL, Ca 10 mg/dl,
Na 134 mEq/L, K 4.5 mEq/L, Cl 101 meq/L. LFG 60.1 (normal). Hasil USG TUG
memperlihatkan ginjal kanan dan kiri baik, disertai penebalan dinding vesica urinaria.

22
Perawatan hari ke 6, pasien bisa BAK lancar tanpa kateter urin, tidak ada edema anasarka (-).
pasien juga tidak sesak maupun demam.
Perawatan hari ke 8 pasien hipoaktif, tangis merintih, sesak, refleks hisap lemah, HR
150x/menit, RR 70x/menit, temperatur 39 C, SpO2 95% (dengan O2 BIPAP FiO2 40% PEEP
7). Pasien dipindah ke perawatan NICU. Rontgen Thorax: Bronkopneumonia. Kultur Urine :
Steril. Kultur Darah : Serratia marcescens. Tersangka koloni : gram (-), bacil (+). Sensitif:
Ciprofloxacin, Gentamicin, Trimethroprim/Sulfamethoxazole, Tigecycline, Amikacin,
Ertapenem, Meropenem, Piperacillin/Tazobactam. Antibiotik diganti menjadi Meropenem
3x70 mg sesuai hasil kultur.
Cystoscopy (15/02/2019): Neurogenic Bladder. Perawatan hari ke 14, pasien perbaikan dan
pindah ke ruang neonatus.

Diagnosis Akhir :
NCB-KMK + Sepsis + Respiratory Distress ec Bronchopneumonia + AKI stadium failure,
Edema anasarca ec hipoalbuminemia + Polyuria ec post retensio urine ec neurogenic bladder.

MARET 2019

AJ/ Lk/ 13 tahun 10 bulan/ BB: 35 kg/TB: 150 cm / Gizi kurang/MRS: 2 Maret 2019

Anamnesis
Keluhan utama : demam
Keluhan tambahan : BAK kemerahan
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak ± 4 hari SMRS, pasien mengeluh demam tinggi terus menerus, timbul mendadak,
keluhan batuk, pilek, dan sakit tenggorokan disangkal. Pasien mengeluh nyeri pada sendi
terutama sendi lutut. Keluhan mimisan (-), gusi berdarah (-), muntah (-), BAB hitam (-).
Keluhan mual (+), muntah (-). BAK frekuensi 3-4x sehari, banyaknya sekitar @1-2 cangkir
aqua, warna biasa.

Sejak ± 2 hari SMRS, demam anak turun tetapi badan penderita lemas. Keluhan BAK
mulai warna kemerahan Keluhan mimisan, gusi berdarah, BAB kehitaman ataupun perdarahan
lain disangkal. Pasien lalu dibawa berobat ke RSUD OI dirawat selama 1 hari, telah habis 1

23
kolf lalu dilakukan pemeriksaan darah dengan Hb 19.8 g/dl, Ht 55%, trombosit 25000 /mm3,
leukosit 3900 /mm3 lalu pasien dirujuk ke RSMH Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat batuk dan pilek sebelumnya tidak ada


Riwayat demam sebelumnya tidak ada
Riwayat sakit tenggorokan sebelumnya tidak ada
Riwayat BAK merah sebelumnya tidak ada
Riwayat timbul luka seperti koreng pada kulit tidak ada.
Riwayat sakit jantung dikatakan sudah tahu sejak umur 1 tahun
Pasien pernah dilakukan pemeriksaan echocardiography dengan kesan atresia pulmonal + ASD
sekundum besar

Riwayat Penyakit dalam keluarga


Riwayat lingkungan sekitar menderita DBD disangkal

Riwayat Pengobatan
Riwayat minum obat-obatan rutin disangkal

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sens : compos mentis, TD 110/70 mmHg, RR 22 x/mnt, Nadi 90 x/mnt, T
37.7C
Keadaan spesifik :
Kepala : Nafas cuping hidung (-), conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-)
Cor : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler normal, ronki (-/-) wheezing (-/-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat CRT<2”

Laboratorium:
Hb 21 g/dl, Eritrosit 6.690/mm3 leukosit 4420/mm3, Ht 58% trombosit 220000/ul RDW CV
14.50 DC 0/1/54/32/13 Dengue NS 1Ag reaktif

24
Diagnosis Awal: tersangka demam berdarah dengue grade II + atresia pulmonal + ASD
sekundum besar + gizi kurang

Terapi
Pasien mendapat terapi IVFD RL 120cc/jam, dengan pertahankan keadaan umum dan
tanda vital bila stabil dilakukan titrasi cairan. Pasien dilakukan pemeriksaan echocardiography
dengan kesan atresia pulmonal dengan septum ventrikel yang intak, ASD sekundum besar dan
MAPCAs, pasien mendapatkan terapi digoxin 2x0.125mg. Pasien awalnya mengeluh sulit
BAK dan teraba penuh pada daerah suprapubik dan akhirnya dilakukan pemasangan kateter,
didapatkan urin berwarna coklat gelap. Keluhan BAK merah kecoklatan dirasakan sudah
sekitar 8 hari. Pasien dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal diperoleh hasil ureum 167, kreatinin
3.2 dengan hasil penurunan LFG 65.6%. Pasien kemudian dikonsulkan ke divisi nefrologi
dengan masalah BAK kemerahan dan AKI stadium injury.
Pasien kami assesst sebagai AKI stadium injury et causa pra renal + hematuria e.c
suspek glomerulonephritis akut. Hasil pemeriksaan urinalisa awal warna kuning pekat keruh
BJ 1015, ph 5 protein (–), asam ascorbat (–), glukosa (–), keton (–), darah (–), bilirubin (–),
urobilin 4, nitrit (–), lekosit esterase (–), lekosit 30-40, eritrosit 0-2, Silinder (-), kristal (-),
bakteri (+++), mucus (-), jamur (-). Diperoleh kesan infeksi saluran kemih, kami berikan terapi
tambahan antibiotik ceftriaxone 1x1.75gram iv, dosis penyesuaian untuk AKI.
Pasien dilakukan pemeriksaan urinalisa ulang diperoleh hasil urin kemerahan, agak
keruh, bj 1.005 Ph 6.0 Protein (++), asam askorbic (-), glukosa (-), keton (-), darah (+++),
bilirubin (-), urobilinogen 4, nitrit (-), lekosit esterase (-), epitel (+), lekosit 0-1, eritrosit 0-1,
Silinder (-), kristal(-) , bakteri (+) mucus(-) jamur (+). Pemeriksaan komplemen C3 64 (80-
170) C4 15.3 (14.0-44.0) ASTO reaktif. Pasien kami lakukan juga pemeriksaan Hb urin pada
laboratorium RSMH didapatkan kesan darah (+++). Dari hasil pemeriksaan coomb test juga
diperoleh hasil direk (+) dan indirek (-) untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab
hematuria karena proses hemolitik. Pasien kami lakukan pemeriksaan usg TUG dan diperoleh
hasil ginjal kanan dan ginjal kiri bentuk dan ukuran normal, batas korteks dan medulla jelas,
tak tampak batu/nodul/kista, sistem pelviokaliseal tidak melebar. Pasien lalu alih rawat ke
divisi nefrologi pada hari perawatan ke-7. Pada saat perawatan ke 9 keluhan BAK kemerahan
sudah mulai berkurang dan pada hari perawatan ke 11 warna BAK sudah mulai jernih dan
bebas demam 5 hari. Pasien lalu pulang kontrol.
25
Diagnosis Akhir: glomerulonephritis akut pasca streptococcus (GNAPS) + AKI stadium
injury (perbaikan) + Infeksi saluran kemih + demam dengue + atresia pulmonal + ASD
sekundum besar

AT/ Lk/ 8 tahun 6 bulan/ BB: 25 kg/TB: 127 cm / Gizi baik/MRS: 21 Maret 2019

Anamnesis
Keluhan utama : bengkak di seluruh tubuh
Keluhan tambahan : nyeri perut, sesak nafas
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak ± 10 hari SMRS, pasien bengkak mulai dari kelopak mata menjalar ke perut dan
tungkai. keluhan sesak nafas (-), mual (-), muntah (-). Keluhan BAK masih banyak, BAB cair
disangkal. Sejak ± 7 hari SMRS, penderita mengeluh nyeri perut (+), mual (+), muntah (+)
frekuensi 3 kali perhari, isi apa yang dimakan. Penderita juga mengeluh sesak nafas (+), sesak
dipengaruhi posisi, tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas. Keluhan bengkak di seluruh tubuh.
Perut dirasakan tidak nyaman, kleuhan ini sering muncul. Keluhan BAK dirasakan sedikit dari
biasanya.
Sejak ± 1 hari SMRS, penderita mengeluh sesak nafas. Keluhan perut membesar, dan
disertai rasa tidak nyaman. Badan dan tungkai tampak semakin bengkak. Keluhan BAK
dirasakan makin sedikit, pasien lalu dibawa berobat ke igd RMSH Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu


Sekitar 9 bulan sebelumnya, pasien pernah dirawat di RS muhammadiyah selama 9 hari
dikatakan sakit ginjal, pasien lalu dirujuk ke RSMH dn dirawat selama kurang lebih 25 hari
dengan diagnosis radang ginjal (Riwayat GNAPS sejak 9 bulan yang lalu)
Riwayat hipertensi dan anemia penyakit kronis

Riwayat Pengobatan
Pasien hanya kontrol terakhir bulan oktober 2018 di RSMH, selanjutnya pasien rutin kontrol
ke RS Muhammadiyah, terakhir bulan Februari.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sens : compos mentis, TD 120/80 mmHg (diatas persentil 99), RR 26 x/mnt,
Nadi 114 x/mnt, T 36.9C
26
Keadaan spesifik :
Kepala : Nafas cuping hidung (-), conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-),
Cor : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : vesikuler normal, ronki (+/+) wheezing (-/-)
Abdomen : cembung, lemas, undulasi (+), shifting dullness (+), hepar dan lien sulit dinilai,
bising usus (+) normal
genitalia : edema skrotum (-)
Ekstremitas : akral hangat CRT<3” edema pretibial (+/+)
Laboratorium:
Hb 7.3 g/dl, eritrosit 2.820/mm3 leukosit 14.43/mm3, Ht 21% trombosit 287000/uL, MCV 72.7
fL MCH 26 pg, MCHC 36 g/dL, rdw cv 17.00 SGOT 9 u/L SGPT 6 u/L Pro total 4.4 Albumin
1.7 g/dL Ureum 272 mg/dL asam urat 17.4 mg/dL, kreatinin 5.64 mg/dL, Calsium 7.0 mg/dL,
Natrium 138 mEq/L, Kalium 6.4 mEq/L, Clorida 119 mmol/L Hbs Ag non reaktif anti HCV
non reaktif ANTI hiv non reaktif CRP <5
Gambaran darah tepi :
Eri : mikrositik hipokrom,anisopoikilositosis (bur cell, fragmentosis, mikrosit, cigar shape)
Leu : jumlah meningkat, granula toksik (+)
Trombosit : jumlah cukup, morfologi normal, penyebraran merata
Kesan : anemia mikrositik hipokrom ec suspek defisiensi besi disertai proses infeksi/ inflamasi
Saran : status besi, CRP, kultur darah, follow up fungsi ginjal

Diagnosis Awal: AKI failure on CKD e.c Glomerulonephritis Kronik + Hipertensi stage
I + anuria + Hipoalbuminemia + Hiperkalemia + Hipokalsemia + Hiperurisemia +
Anemia penyakit kronik

Terapi
Saat masuk BAK pasien sedikit, pasien mendapat terapi awal hidrasi cairan dari
emergensi dengan challenge RL 250 cc habis dalam 30 menit. setelah dilakukan perhitungan
balans cairan dalam 5 jam diperoleh +142 cc dan diuresis 0.6cc/kgbb/jam. Dilanjutkan
pemberian IVFD D51/2 NS 15 tpm (makro), drip albumin 25% 100cc habis dalam 4 jam,
injeksi furosemide 2x20 mg.

27
Pasien di bangsal tampak makin sesak nafas, dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
diperoleh kesan asidosis metabolik. Pasien kami terapi dengan pemberian koreksi natrium
bicarbonate melalui drip intravena. Hiperkalemia kami koreksi dengan nebulisasi ventolin + ns
3cc / 8jam, kalitake 3x5 g. Terapi lain kami berikan injeksi furosemide 3x50 mg iv, allopurinol
1x200 mg, dan lisinopril 1x1.25 mg, kalk 1x1 tab, calcitriol 1x0.25 mcg po, evaluasi balans
dan diuresis. Pasien juga kami lakukan pembatasan cairan dengan pertimbangan produksi urine
dengan diuresis <1cc/kgbb dengan input setara dengan output+IWL, target balans 0.
Pasien kami rencanakan untuk dilakukan hemodialisa cito. Pasien dikonsulkan ke
bagian bedah vaskular untuk pemasangan double lumen atas indikasi ureum yang tinggi dengan
kondisi diuresis <1cc/kgbb/jam yakni balans selama 24 jam +54cc dan diuresis
0.23cc/kgbb/jam. Pasien menjalani hemodialisa cito dengan PRC 200cc on HD. Pada
pemeriksaan hasil laboratorium post hemodialisa pertama diperoleh hasil Hb 9.5g/dl, leukosit
7.021/mm3, Ht 26%, trombosit 145.000/mm3, DC 0/2/64/25/9, SGOT 16U/L, SGPT 8 U/L,
Protein total 4.6 g/dl, Albumin 2.0 g/dl, ureum 193mg/dl, Asam urat 11.7 mg/dl, Creatinin 3.63
mg/dl, Ca 6.0 mg/dl, Na 137meq/L, K 4.6 meq/L, Cl 106 mmol/L. Pasien direncakan
hemodialisa kembali hari senin, dan total cairan masuk sekitar 400-500ml per 24 jam. Pasien
dikoreksi elektrolit dan diberikan albumin 50cc dan injeksi furosemide post albumin. Pasien
dikonsulkan ke bagian gizi untuk pengaturan kalori yang dianjurkan selama perawatan , dengan
cairan yang direstriksi. Balans dan diuresis pasien pada hari perawatan keempat masih
diperoleh diuresis<1 cc/kgbb/24 jam yakni diuresis 24 jam didapatkan 0.34cc/kgbb/jam.
Pada pemeriksaan hasil laboratorium post hemodialisa kedua diperoleh hasil Hb
9.0g/dl, rbc 3.230.000/mm3 leukosit 6090/mm3, Ht 24%, trombosit 42.000/mm3, rdw cv
15.90%, DC 0/1/58/30/11, SGOT 14U/L, SGPT 7 U/L, Protein total 5.0g/dl, Albumin 2.2g/dl,
ureum 158mg/dl, Asam urat 8.6 mg/dl, Creatinin 3.80 mg/dl, Ca 7.0 mg/dl, Na 138meq/L, K
4.3meq/L, Cl 107mmol/L. Pada hari perawatan kelima, pasien sempat mengalami kejang,
pasien dikonsulkan ke bagian neuropediatrik dengan kesan PRES syndrome, disarankan atasi
hipertensi dan tatalaksana kejang dengan pemberian fenitoin loading 20mg/kgbb habis dalam
30 menit dan maintenance 5-7 mg/kgbb/hari setiap 12 jam. Kejang berhenti, kami lakukan
pemantauan tekanan darah dan diberikan drip klonidin untuk mengatasi kondisi hipertensi pada
pasien. Kami rencanakan pindah ke ruang rawat HCU namun penuh. Pada perawatan hari
keenam pasien menjalani hemodialisa ketiga dengan transfusi albumin on HD dan free heparin,
rencana tranfusi TC on HD tapi belum tersedia dengan setting lama HD 2 jam dan uf goal
700cc. Pasien mengalami gagal napas saat menjelang akhir hemodialisa. Dilakukan tindakan
28
ventilasi tekanan positif namun nafas spontan tidak adekuat. Pasien dilakukan intubasi, lalu
dikonsulkan ke picu untuk perawatan intensif.

Diagnosis Akhir: gagal napas e.c suspek edema cerebri e.c ensefalopati uremikum e.c
AKI stadium failure on CKD e.c Glomerulonefritis Kronik + PRES syndrome + asidosis
metabolik + efusi pericardial + hipoalbuminemia + anemia penyakit kronik +
trombositopenia

KONSUL ANTAR BAGIAN

Selama periode Januari - Maret 2019, kami menerima 27 komsul. Konsul terbanyak
berasal dari divisi hemato-onkologi. Masalah terbanyak terkait hipertensi (50%). Distribusi
jumlah pasien konsul menurut asal divisinya dapat dilihat pada gambar 1 dan distribusi masalah
makannya dapat dilihat pada tabel.7

Series 1
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Series 1

Gambar 1. Distribusi jumlah pasien menurut divisi yang mengonsulkan

Tabel 7. Pemasalahan Pada Pasien Konsul

29
No. Daftar Masalah Konsul Jumlah %
1. ISK 12 28.5%
2. Hipertensi 9 21.8%
3. Retensio urine 4 9.5%
4. Gangguan keseimbangan elektrolit 4 9.5%
5. Edema 2 4.7%
6. AKI 8 19%
7. Hidronefrosis 2 4.7%
8. Kista ginjal 1 2.3%
TOTAL 42 100%

30
KONSUL BAGIAN NEFROLOGI

JANUARI 2019
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
1 AN Lk 11 tahun Alergi dan NPSLE + hipertensi stage Sakit kepala, tekanan darah Kesan : hipertensi stage II belum terkontrol
Imunologi II + tinea ungueum pedis 140/80 (> p99), pasien Saran : captopril 3 x 25 mg. Pemberian
sudah mendapatkan terapi amlodipin 1x10 mg po. Pantau tekanan darah dan
captopril 2x25 mg selama 3 pengaturan diet rendah garam.
hari

2 SR Pr 8 tahun Hematoonkolo SLE + Hipertensi st 2 + tekanan darah 120/80 (> Kesan : hipertensi stage II belum terkontrol
gi oral monoliasis + p99), pasien sudah Saran : captopril stop. Pemberian amlodipin
limfadenitis Tb + Sindrom mendapatkan terapi 1x2,5 mg po, lisinopril 1 x 2,5 . Pantau tekanan
Metabolik captopril 2x25 mg selama darah dan pengaturan dosis steroid. Saran
2 hari pemberian calicept jika tidak ada kontraindikasi.

3 RA Pr 16 tahun Alergi dan Mucositis + atralgia + AKI Injury Ureum 96 Kesan : AKI Injury masih bisa disebabkan pre-
Imunologi vasculitis ec susp. SLE + Kreatini 1.81 LFG 46.4 renal ec susp dehidrasi
AKI std Injury + Diare (Penurunan LFG 51.9%) Saran : lanjutkan rehidrasi, evalusi ulang fungsi
akut dengan dehidrasi ginjal setelah direhidrasi
ringan-sedang

4 CK Pr 7 tahun Alergi dan SLE + nefritis lupus + sesak, bengkak di kedua Kesan : Nefritis lupus
Imunologi hipoalbuminemia + kaki, hasil urinalisa protein Saran : transfusi albumin, Furosemide 2x20 mg po,
hipertensi stage I (+2) Spironolaktone 2x12.5 mg po

5 ES Pr 15 tahun Alergi dan SLE + nefritis lupus + tekanan darah 120/80 (> Kesan : hipertensi stage II belum terkontrol
Imunologi hipertensi stage II p99), pasien sudah Saran : lanjutkan terapi captopril. Pantau
mendapatkan terapi tekanan darah
captopril 2x25 mg selama
1 hari
6 KN Lk 1 tahun Alergi dan Post op meningocele + Hipokalemia Kesan : Imbalance elektrolit dapat disebabkan
Imunologi AKI stadium Failure + sepsis
hipokalemia berat + BP Saran : atasi hipokalemia dan sepsis.

31
FEBRUARI 2019
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
1 MD Lk 6 ttahun Hematoonkolo T cell Leukemia + Demam nyeri berkemih, BAK Kesan : Tersangka infeksi saluran kemih Saran
gi Neutropenia OMA-H + sedikit-sedikit. HAsil : Lanjutkan terapi s/d 3 hari demam (-),
Thrombositopenia + ISK urinalisa leukosit (15-30), Antibiotik sesuaikan dengan fokus infeksi lain
Bakteri (+2), eritrosit (0-1) juga, jika demam lagi cek ulang UL dan kultur
urine

2 MD Lk 6 tahun Hematoonkolo T cell Leukemia + demam 3 hari, urinalisa Kesan : Tersangka infeksi saluran kemih
gi Demam Neutropenia didapatkan leukosit 10-12, Saran : demam masih dapat disebabkan oleh
(bebas demam hari ke-3) leukosit esterase (+), OMA / ISK, cek ulang UL (mid stream), ampicilin
+ OMA-H + ISK + pre bakteri (+1) dan ceftazidim s/d 10 hari, monitoring tensi,
HT menunggu jawaban konsul THT.

3 HU Pr 2 tahun Hematoonkolo Inflammatory Myofibrob Nyeri BAK, hasil urinalisa Kesan : ISK
gi tumor di intraabdomen + didapatkan leukosit 5-7 Saran : Pro USG-TUG, kultur urin, Ampicilin dan
ISK + gizi buruk bakteri (+1), gentamicin

4 MA Pr 5 tahun Hematoonkolo ALL HR fase intensifikasi Kosultasi dan tatalaksanan Kesan : Hipertensi gr I (Tekanan darah: 120/70,
gi + HT grade II Hipertensi persentil P95-P99)
Saran :lisinopril 1x5 mg, pantau tensi secara
berkala tiap 6 jam.
5 RT Lk 7 tahun Hematoonkolo AML + Anemia + Nyeri BAK, hasil urinalisa Kesan : TISK
gi Trombositopenia + T. ISK didapatkan leukosit 6-8 Saran :Amoxycilin 3x250mg po,
bakteri (+1), menunggu hasil kultur urin, intake cairan
1500ml/24 jam, USG-TUG

6 AA Pr 5 tahun Hematoonkolo Rhabdomyosarcoma + Tekanan darah: 120/70, Kesan :Pre hipertensi


gi cancer pain + HT grade I + persentil P90 Saran :saat ini belum ada tatalaksana khusus,
Thrombositosis monitor tensi berkala tiap 6 jam.

7. IS Pr Hematoonkolo Tumor wilms + ISK Urinalisa  leukosit 40- Kesan :Bakteriuria


gi 45, bakteri (+++) Saran :Amoxicilin 3x500mg selama 14 hari,
menunggu hasil kultur urin

32
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
8. MD Lk 5 tahun Hematoonkolo T cell leukemia + ileus Tekanan darah: 130/80, Kesan :Hipertensi grade II
gi obstruksi + HT stage II persentil P99 Saran :Captopril 2x25mg

9. A Pr 12 tahun Hematoonkolo Anemia Aplastik + gum USG TUG Kesan : hidronefrosis kanan ringan
gi bleeding + trombositopenia Hidronefrosis kanan ringan Saran :kultur urin, edukasi agar banyak minum
+ hidronefrosis kanan dan tidak menahan BAK, saat ini tidak ada
ringan tatalaksana khusus dari divisi nefrologi

10. MA Lk 6 hari Neonatus MAR dengan fistula pro USG ginjal : kista ginjal Kesan : AKI stadium Injury
PSA + klinis sepsis + AKI kanan, ukuran ginjal kanan Saran : Periksa UL. USG TUG. Monitoring
st Injury mengecil tensi, BB. Bila diuresis baik rencana TF 1 ½ M.

11. ZN Pr 12 tahun Respirologi Efusi pleura dextra et kultur urin yeast cell (+), Kesan :ISK + hidroureter + hidronefrosis sinistra
sinistra ec TB + BP dextra jumlah koloni > 100.000. suspek stenosis stg L3 sinistra
+ Hidronefrosis sinistra CT-scan abdomen terdaoat Saran : atasi infeksi sampai selesai, saran
hidroureter, hindronefrosis pemberian fluconazole 1x250mg po
kiri ec susek stenosis (6mg/kgbb/hari).
setinggi L3 sinistra
12 DW Lk 15 tahun Kardiologi Decomp cordis FN IV ec AKI stadium injury Kesan : AKI stadium injury + oliguria ec
PJK + infected endocarditis prerenal ec decomp cordis
+ gizi kurang Saran : Furosemide 1x40mg. Balance diuresis/6
jam.
13 RS Lk 11 tahun Alergi SLE + Acute Bronchitis + hasil urinalisa eritrosit (10- Kesan : TISK + Nefritis lupus
Imunologi suspek nefritis 12), leukosit (7-15), Saran : Amoxycilin 3x500mg po, menunggu
bakteri (+2), protein (+2) hasil kultur urine

14 AZ Pr Alergi SLE + Hipertensi grade II Konsul hipertensi Kesan : Hipertensi grade II


Imunologi (Tekanan darah: 130/80, Saran : Captopril 2x25mg.
persentil P99)
15 By. PK 14 hari NICU NKB-SMK + BBLR + Sesak nafas Kesan :AKI masih memungkinkan ec prerenal
kembar siam diensefalik ec decop cordis dd/ renal karena kelainan anatomi
parapagus + DORV + VSD Saran :Feses untuk darah samar. USG abdomen.
+ TGA Ukur TD berkala. TF maintenance (jika jantung
dan bedah syaraf acc). Penyesuaian dengan

33
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
antibiotik (ceftazidime 150 mg dan ampicilin
100mg).

16 By. Y Pr NICU NCB-SMK + RD ec BP + - Sesak nafas Kesan : AKI st failure ec post renal dd/ obstruksi
Klinis sepsis + Retensi Saran : Ulang pemeriksaan fungsi ginjal post
Urine + Hidronefrosis catheterisasi. Tatalaksana disesuaikan dengan hasil
bilateral + suspek female terbaru.
hiporpadis
17 By. RA Lk 17 hari NICU NKB-SMK + BBLR + Nafas cepat Kesan : AKI st Failure
HMD gr II + meningitis + Saran : Cek elektrolit, UL dan Albumin ulang.
Anemia + Trombositopenia Furo 3x4 mg IV. TF 150ml/kg/hari. USG Ginjal
+ Prarenal (penurunanan TUG. Penyesuaian dosis meropenem. Amikasin
albuminemia, anemia resp stop.
distress)
18 KK Pr 3 bulan 2 PICU HIE + Hydrocephalus + BAK sedikit Saran : Furosemid 3x10mg. Spironolakton
minggu meningitis + Oedema 2x12.5mg. cek ulang albumin, Ur/Cr, cholesterol.
anasarca + Anuria > 12 jam Cek UL, AGD. Pro USG-TUG. Pemasangan PD
akut.

19 RA Pr 3 tahun Endokrin KAD ec DM tipe I + AKI Hyperkalemia Kesan :AKI stadium failure ec dehydration (post
st failure + Hyperkalemia rehidrasi) + hiperkalemia
Saran :EKG. Kalitake 3x1g. Cek ulang K.

20 MDP Pr 8 tahun Infeksi Ensefalopati dengue + Hasil urinalisa kesan Kesan :ISK
DBD gr I + Prolong fever infeksi saluran kemih Saran :Teruskan terapi amikasin selama 3 hari.
ec ISK + Hidronefrosis Cek urinalisa. Montrol ulang poli nefrologi.
bilateral.
21 RA Lk Infeksi Demam lama ec cystiitis demam lama Kesan :ISK ec sistitis
Saran :Amoxicilin 3x500mg selama 14 hari.
Kontrol ke poli nefrologi

34
MARET 2019

No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
1 MJ Pr 9Ttahun Hematoonkolo Demam neutropenia + Sering merasa sakit kepala Kesan : hipertensi stage I karena pemberian
gi Bronkopenumonia+hipert steroid
ensi stage 1 + suspek Saran : observasi tensi/6jam., Lisinopril 1x2.5
metastase ke SSP + mg po, acc rawat bersama
trombositopenia

2 SB Pr 2 tahun GEH Hirschprung diseases + Demam hari ke-8, Kesan : Hirschprung diseases + enterocolitis
enterocolitis associated + kembung (+) associated + anemia + ISK
anemia + ISK Saran : pemberian cefotaxime 3x200 mg iv ,
metronidazole 3x60 mg sebaikanya tetap
diteruskan sehubungan dengan perbaikan klinis

3 KN Pr 5 tahub Neurologi Sindrom barter+ epilepsy Sesak napas dan batuk 3 Kesan : suspek hypokalemia ec defisiensi K
+ pneumonia ortostatik hari, pasien sudah Saran : cek peemriksaan AGD, acc rawat bersama
terdiagnosis sindrom bsrter

4 AH Lk 10 tahun Hematoonkolo Embryonal sarcoma hepar Pucat (+), demam (-), BAK Kesan : hypokalemia e.c suspek intake yang
3 bulan gi + anemia + hipokalemia banyak kurang, poliuria
Saran : pemeriksaan AGD, cekelektrolit 24 jam,
balans diuresis/24 jam, epmberian Kcl 3x2 tab
tetap dilanjutkan

5 By Ny Pr 9 hari NICU Ncb smk + post ileostomy Post operasi hari 1, muntah Kesan : AKI failure non oligouria,
NF h1 a.i atresia (-), kejang 3kali kemungkinan karena dehidrasi dd/hypovolemia
jejunoileal+AKI stadium dd/sepsis
failure Saran : hidrasi cairan 1 ½ maintenance,
lanjutkan furosemide 2x2 mg, atasi infeksi sesuai
TS, cek ulang fungsi ginjal setelah 24 jam

6 AR Pr 1 tahun 8 Respirologi Bronkopneumonia + post BAK tidak lancer, pasien Kesan : T. ISK
bulan ensefalopati metabolic e.c post perawtaan di picu Saran : periksa urinalisa, terapi saat in isesuai
diare akut e.c dehidrasi selama 3 hari, sejak 4 hari TS
yang lalu, kateter di aff,
35
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
berat (selesai) + retensio semenjak itu BAK tidak
urin + T. ISK lancer
7. NA Pr 11 hari NICU Distres nafas + asidosis Sesak nafas, BAK sedikit Kesan :distress nafas e.c asidosis
+stenosis metabolic+AKI stadium injury e.c renal e.c sepsis
dd./ prarenal e.c dehidrasi + imbalasn elektrolit
(hypokalemia + hiponatremia
Saran : pantau balans diuresis/6 jam, resitriksi
cairan ¾ maintenance, koreksi elektrolit,
penyesuaian dosis meropenem, attalaksana
asidosis

8. NR Pr 21 hari Neonates Ncb smk+bblr+HMD grade Demam (-), sesak (+), Kesan : AKI stadium failure disebabkan oleh
II+imbalans elektrolit riwayat muntah sekitar 4 prarenal karena intake yang kurang, kemungkinan
hari frek 4-6 kali/hari imbalans elektrolit disebabkan ekstrarenal yang
mungkin berkaitan dengan riwayat muntah
Saran : pemberian AB dosis penyesuaian,
pemeriksaan AGD untuk menyingkirkan penyebab
renalm evaluasi balasn diuresis/6jam, koreksi
elektrolit, periksa elektrolit urine 24 jam, acc rawat
bersama

9. AN Pr 16 tahun Alergi Npsle dengan flare berat + Demam (-), sakit kepala Kesan : Hipertensi
imunologi hipertensi terkontrol + Saran : captopril 2x12.5 mg , amlodipine 1x5
suspek erupsi obat mg, furosemide stop dan pantau tensi berkala

10. DAS Pr 15 tahun Hematoonkolo Adenocarcinoma recti pro Demam Kesan : Hipokalemia berulang e.c external
gi kemoterapi + gizi buruk + potassium loss e.c chronic diarrhea e.c ca recti
T. ISK +anemia+ulkus dd/gizi buruk
decubitus+ulkus pedis Saran : koreksi kebutuhan natrium dan kalium,
bilateral+GE periksa AGD, periksa elektrolit, balasn
tanpadehidrasi+hiponatrem diuresis/6jam, periksa elektrolit per 24-48jam, usg
ia +hipokalemia TUG, elektrolit urin 24 jam

36
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
11. ASA Lk 13 tahun Infeksi dan TDBD grade II + Atresia BAK coklat sejak ± 8 Kesan : AKI stadium Injury ec prerenal
Penyakit Tropis duodenum+ ASD + gizi tahun yang lalu, selama 1 dd/GNAPS + susp gangguan obstruksi pada ginjal
kurang +ISK+ AKI hari perawatan os + Hematuria ec GNA
stadium Injury mengeluh susah BAK, Saran: Cek ulang urinalisis, cek penanda ASTO,
teraba penuh diatas pubis C3, C4, USG TUG untuk explore struktur ginjal,
RB jika TS setuju
12 AR Lk 4 tahun Gastrohepatolo Muntah Profuse dehidrasi Bengkak pada penis post Kesan : tidak ada tanda-tanda peradangan
gi ringan sedang (perbaikan) pemasangan kateter Saran : tidak ada tatalaksana khusus dari bidang
ec low intake + gizi buruk nefro, konsul TS bedah urologi untuk konfirmasi
+.....
13 ND Pr 9 tahun PICU Distres napas berat ec BAK sedikit ,sesak napas Kesan : Oliguria dikarenakan hemodinamik tidak
decomp cordis NYHA IV + adekuat ec syok berulang + hipotensi
Oliguria Saran : resusitasi cairan sesuai output dan pantau
per 24 jam
14 SA Pr 9 bulan PICU Gagal Napas ec BP + Syok Sesak napas (+) Kesan : AKI stadium failure dengan oliguria
Sepsis ec sepsis + AKI Edema (+) dengan kondisi syok septik
Risk+ Oliguria BAK Sedikit (+) Saran : koreksi albumin 25x320 cc, retriksi cairan
¾ maintanance, Furosemid stop sementara,
Penyesuaian dosis antibiotik
RB jika perlu, target balance negatif
15 AP Lk 8 tahun Hemato- Susp Leukimia akut ALL Sesak napas (+) Saran : AKI Risk ec anemia + dyspnea (prerenal:
Onkologi dd/AML + demam Demam Naik turun hemodinamik tidak stabil)+ poliuria
neutropenia H-1 Kesan : Pemberian ceftazidim dengan penyesuaian
+Hematemesis + dyspnea dosis  3x300 mg (IV), cek ulang fungsi ginjal
ec Susp Pneumoniae pasien, tranfusi PRC, Intake cairan maintanance,
balance cairan ulang, Bila masih poliuria akan
dilakukan pemeriksaan lanjut.
16 AN Pr 13 tahun Gastrohepatolo Muntah Profuse Hipokalemi berulang, Saran : hipokalemia berulang disebabkan oleh
gi +Hipokalemi berat muntah (-) penyebab prerenal berkaitan dengan muntah
Kedua kai tampak lemah profuse+poliuria
Kesan : Kebutuhan kalium 96 mEq/hari  IVFD
KDN-2, cek osmolalitas, rencana USG TUG,
Rawat bersama jika TS setuju, KSR 2x1 tablet

37
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
17 AI Lk 9 tahun Hemato- ALL HR fase induksi Anak banyak minum, BAK Kesan : Penyebab poliuria belum dapat dinilai
Onkologi +anemia+ banyak, tanda-tanda Saran : Pelaksanaan Uji haus
trombositopenia+ BP+ dehidrasi
Poliuria
18 RA Lk 1 tahun 6 Hemato- ISK+ ALL HR+ Anemia+ Bebas demam 4 hari Kesan : Infeksi jamur berat dengan perbaikan
bulan Onkologi demam neutropena klinis
Saran : Boleh pulang, terapi antibiotik menjadi oral
dengan Amoxicilin 3x180 mg (3x1 ½ cth), kontrol
ulang ke poli nefrologi dan periksa urinalisa
19 MRH Lk 1 tahun 4 Hemato- ALL HR+ pneumonia Demam (+), mual (+) Kesan : ISK dengan hasil kultur urin yang
bulan Onkologi +diare+ISK+ mendukung
enterobacteria +diare mix+ Saran : Berhubung dengan hasil kultur Sensitiv
Demam+ Perawakan Amikasin sehingga dapat diberikan amikasin
sangat pendek + feeding 3x150 mg IV
problem
20 NS Lk 4 tahun 7 Respirologi ISK+ hidronefrosis ringan+ Demam 2 minggu, nyeri Kesan : Infeksi saluran kemih
bulan tersangka TB paru+ efusi perut Saran : Gentamicin 2x 40 mg IV, Hasil USG : tidak
pleura dextra minimal ada tatalaksana khusus.
21 AM Lk 5 tahun Neurologi Tuberosklerosis kompleks Evaluasi pengobatan Kesan : Tidak ada permasalahan dari bagian
tuberosklerosis kompleks nefrourologi
pada renal Saran : Cek Pemeriksaan urinalisa, AGD,
mikroalbunemia, dan Rencana USG TUG,
proteinuria 24 jam dengan pemasangan kateter 24
jam , jika ada hasil USG TUG dan menemukan
kelainan  lapor
22 RA Pr 16 tahun PICU Post drainase abses Sesak nafas Kesan : AKI stadium Injury ec prerenal ec Infeksi
retrofaring+ SLE + Sepsis+ susp sepsis +hematuria
AKI Stadium Injury+ Susp Saran: Tidak ada kontraindikasi pemberian
Edema Paru+ Efusi pleura albumin untuk saat ini
bilateral +hipoalbuminemia
23 L Lk 1 bulan Gastrohepatolo Kolesistitis Intrahepatic ec Kuning diseluruh tubuh, Kesan : Infeksi Saluran kemih
gi ISK BAK Normal Saran : Teruskan pemberian Antibiotik amikasin,
rencanakan pemeriksaan fungsi ginjal
24 TM Pr 4 tahun 8 Hemato- AKI Stadium Failure Sesak napas Kesan : AKI Stadium Failure ec prerenal
bulan Onkologi +Anemia+ Tumor Wilms + (Anemia+ distress napas)

38
No Nama Sex Usia Asal Konsul Diagnosis Hasil pemeriksaan Kesan & Saran
(tahun laboratorium dan
bulan) permasalahan
distress napas ec susp Saran : pemberian antibiotik ampisilin 4x25 mg
desakan massa
intraabdomen

39
POLIKLINIK KHUSUS NEFROLOGI

Kegiatan yang dilakukan di poliklinik khusus ginjal:


1. Melanjutkan pengelolaan penderita yang selesai dirawat di bangsal IKA
2. Mengikuti perjalanan penyakit, memberikan pengobatan dan mengawasi efek samping
obat pada penderita yang memerlukan pengobatan jangka panjang
Selama periode Januari-Maret 2019 telah berkunjung penderita ke poliklinik khusus ginjal
dengan jumlah keseluruhan 76 kunjungan, dengan sindrom nefrotik sebagai kasus terbanyak.
Distribusi penyakit terbanyak poliklinik nefrologi dapat dilihat pada gambar 2 dan daftar
penyakit pada kunjungan poliklinik nefrologi dapat dilihat pada tabel 8.

45

40

35

30

25

20

15

10

0
SN CKD St V Nefritis Lupus Barter sindrom GNAPS ATR

Series 1

Gambar 2. Penyakit terbanyak poliklinik nefrologi

Tabel 8. Daftar penyakit pada kunjungan poliklinik nefrologi


No. Diagnosis Jumlah
A Sindrom nefrotik
1 Sindrom nefrotik dependent steroid 13
2 Sindrom nefrotik dependent steroid post CPA 8
3 Sindrom nefrotik inisial 9
4 Sindrom nefrotik inisial + Hipertensi stage 1 2
5 Sindrom nefrotik remisi 3
6 Sindrom nefrotik remisi post CPA 1
7 Sindrom nefrotik relaps sering 5
8 Sindrom nefrotik relaps sering pro CPA 3

40
No. Diagnosis Jumlah
9 Sindrom nefrotik relaps jarang 6
10 Sindrom nefrotik resisten steroid 7
11 Sindrom nefrotik intermittent 5
B Sindrom nefritik akut
1 Sindrom nefritik akut ec GNAPS 5
2 Sindrom nefritik akut ec GNAPS + AKI std Injury 7
C CKD stage II-IV
1 CKD stage III 1
D CKD stage V
1 CKD stage V ec SNRS 1
2 CKD Stage V on CAPD 8
3 CKD Stage V on HD 8
4 CKD Stage V + Hipertensi stage 2 10
E Nefritis autoimun
1 Nefritis lupus 7
2 Nefritis HSP (IgA nefropati) 3
F ISK
1 Sistitis 2
G Hipokalemia 1
H Enuresis 2
I ATR 5
J Hipertensi
1 Hipertensi esensial 5
2 Hipertensi stage 1 3
3 Hipertensi stage 2 4
Total 134

PENUTUP

Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Bagian IKA, Ketua Program Studi IKA
dan terutama kepada Supervisor Nefrologi Anak, yang telah memberikan kesempatan dan
bimbingan kepada kami untuk bekerja dan belajar di boks Nefrologi.

41

You might also like