Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

KRITERIA DAN STRATEGI

PENANGANAN PERAMBAHAN HUTAN


(Studi Kasus : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone)

Oleh :
Nurul Rizki Sumanjaya1) , Tb. Unu Nitibaskara2) , Bambang Supriono3)

Nurul Rizki Sumanjaya, Tb. Unu Nitibaskara, Bambang Supriono, 2016.


Forest Enroachment Handling Strategy

ABSTRACT

Characteristics encroachment national parks are usually specific to each location because it is influenced
by various factors such as background of the area of social, economic and cultural as well as biophysical and
political situation. Encroachment will continue getting out of control if there is no follow-up strongly from the
Government as well as public awareness nearby the National Park . The purpose of this study was to determine
the encroachment with indicators typology encroachment and determine the level of vulnerability of
encroachment and reasoning based typology encroachment .
The research was conducted from June to July 2016 in Bogani Nani Wartabone National Park.
Collection of field data will be held in the two regions , North Sulawesi dan Gorontalo, extends from east to
west. Determination typology encroachment done using various aspects , like ecology, social-cultural.
With the establishment of this typology region will obtain an objective condition of the various cases of
encroachment happens on the field.
Based on the research that the priority handling of encroachment is about 40,78 that means included in
the category of vulnerable encroachment. The data is supported by the analysis of the typology of encroachment
that distinguished the four types of data are the data group biophysical , socio-cultural groups of data , economic
data group and data group authority area .

keywords : Bogani Nani Wartabone National Park, Enroachment, Analysis of Encroachment typology.

ABSTRAK

Karakteristik perambahan taman nasional biasanya spesifik untuk setiap lokasi karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti latar belakang kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta kondisi biofisik
wilayah dan situasi politik di daerah. Kasus perambahan akan terus semakin tidak terkendali jika tidak ada
tindak lanjut secara tegas dari Pemerintah maupun kesadaran masyarakat sekitar Taman Nasional. Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah mengetahui perambahan dengan kreteria dan indikator tipologi perambahan dan
mengetahui tingkat kerawanan perambahan dan alasannya berdasarkan tipologi perambahan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016 di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
Pengambilan data lapangan akan dilaksanakan di pada 2(dua) wilayah propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Utara
dan Propinsi Gorontalo, memanjang dari timur ke barat. Penetapan tipologi perambahan dilakukan dengan
menggunakan aspek-aspek yaitu Ekologi, sosial budaya, ekonomi kewenangan wilayah yang dimiliki. Dengan
penetapan wilayah tipologi ini akan diperoleh suatu kondisi objektif dari berbagai kasus perambahan yang
terjadi di lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai prioritas penanganan perambahan adalah 40,78 yang berarti
termasuk dalam katagori rawan perambahan. Data tersebut didukung oleh analisis tipologi perambahan yang
dibedakan atas empat jenis data yaitu kelompok data biofisik, kelompok data sosial budaya, kelompok data
ekonomi dan kelompok data kewenangan wilayah.

Kata kunci : Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Perambahan, Analisis Tipologi Perambahan.

1) Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa


2) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
3) Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
PENDAHULUAN Berdasarkan ketiga fungsi dimaksud, maka
seharusnya semua pihak sepakat dan memahami
bahwa upaya mempertahankan kelestarian
kawasan TNBNW merupakan sesuatu yang
A. Latar Belakang penting dan mendesak. Faktanya adalah kawasan
Sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi, ini terus mengalami tekanan dari masa ke masa.
banyak taman nasional mengalami tekanan akibat Tekanan atas kawasan TNBNW yang paling
perambahan. Karakteristik perambahan taman menonjol akhir-akhir ini antara lain pembalakan
nasional biasanya spesifik untuk setiap lokasi liar (Illegal Logging), perambahan
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kawasan/perladangan liar dan Penambangan Emas
latar belakang kondisi sosial, ekonomi dan budaya Tanpa Ijin (PETI).
masyarakat serta kondisi biofisik wilayah dan Beberapa kegiatan yang telah dilakukan
situasi politik di daerah. untuk menekan laju pertambahan kerusakan
Meskipun semua taman national mengalami kawasan TNBNW sejauh ini belum memberikan
perambahan, tetapi karakteristik perambahannya hasil yang optimal. Disamping kegiatan teknis
biasanya spesifik untuk setiap lokasi. Hal ini pengelolaan keanekaragaman hayati, berbagai
disebabkan oleh berbagai faktor, serta kondisi kegiatan pengamanan untuk meminimalisir
biofisik wilayah dan situasi politik di daerah. gangguan atas kawasan TNBNW juga telah
Secara umum Departemen Transmigrasi dan dilakukan antara lain patroli rutin, operasi
pemukiman perambahan hutan, mengatagorikan intelijen, operasi gabungan, operasi fungsional dan
perambahan hutan ke dalam tiga kelompok yaitu : operasi khusus. Namun demikian kegiatan-
kegiatan ini ternyata belum cukup untuk menekan
1. Perambah yang tidak mengetahui bahwa
terjadinya kerusakan kawasan taman nasional.
perbuatannya melanggar hukum.
Berdasarkan hal tersebut, maka selain kegiatan-
2. Perambah yang mengetahui bahwa
kegiatan pengamanan yang sudah dilaksanakan
perbuatannya meanggar hukum, tetapi
selama ini, diperlukan adanya kegiatan operasi
terpaksa melakukan perambahan karena
yang langsung menyentuh akar permasalahan yang
tidak mempunyai lahan garapan.
belum bisa diselesaikan dengan kegiatan
3. Perambahan hutan yang mengetahui
pengamanan yang sudah dilaksanakan secara
aturan/hokum, tetapi melakukan
reguler oleh Balai TNBNW.
perambahan untuk mencari keuntungan
pribadi. B. Rumusan Masalah
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sebagai indikator keberhasilan mengontrol
(TNBNW) merupakan kawasan konservasi darat kawasan hutan Taman Nasional Bogani Nani
terluas di pulau Sulawesi. Luas kawasan TNBNW Wartabone yang telah di rambah oleh masyarakat
adalah 282.575,008 Ha. Kawasan TNBNW sekitar hutan yang dapat dilihat dari empat aspek
ditunjuk menjadi taman nasional pada saat kongres yaitu ekonomi, sosial, ekologi/lingkungan dan
taman nasional sedunia di Bali tahun 1982 melalui kelembagaan. Dengan demikian secara umum
SK Menteri Pertanian Nomor 36/X/1982 dan permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan berikut :
nomor 724/KPTS-II/1993, tanggal 8 November 1. Apa penyebab perambahan dengan kreteria dan
1993. Secara administratif kawasan ini terletak di indikator tipologi perambahan?
Propinsi Sulut dan Propinsi Gorontalo. Sebagai 2. Bagaimana tingkat kerawanan perambahan dan
kawasan konservasi darat terluas, kawasan alasannya berdasarkan tipologi perambahan?
TNBNW diharapkan dapat mempertahankan
keterwakilan keanekaragaman hayati yang ada di
Sulawesi pada umumnya. C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana taman nasional pada
umumnya, kawasan TNBNW berfungsi majemuk Dalam penelitian ini tujuan yang ingin
diantaranya perlindungan alam dan lingkungan dicapai adalah sebagai berikut :
hidup, budaya dan sejarah, rekreasi, pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang 1. Mengetahui perambahan dengan kreteria
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi dan indikator tipologi perambahan.
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
kawasan TNBNW memiliki fungsi perlindungan 2. Mengetahui tingkat kerawanan perambahan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan alasannya berdasarkan tipologi
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya serta pemanfaatan secara lestari perambahan.
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
METODE PENELITIAN b. Data Skunder
Data skunder dari penelitian ini menyangkut
keadaan lingkungan fisik sosial ekonomi
masyarakat dan data lain yang berhubungan
A. Waktu dan Tempat dengan penelitian ini meliputi :
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
sampai Juli 2016 di Taman Nasional Bogani Nani 1) Data kondisi umum lokasi penelitian
Wartabone. Pengambilan data lapangan akan 2) Data tentang lahan hutan yang dirambah
dilaksanakan di pada 2(dua) wilayah propinsi
yaitu Propinsi Sulawesi Utara dan Propinsi 2. Metode pengambilan data
Gorontalo, memanjang dari timur ke barat. SPTN a. Kuisioner dengan wawancara
Wilayah I Suwawa secara administrative berada b.Studi kepustakaan
di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo, 3. Metode pemilihan responden
SPTN wilayah II Doloduo berada di Kabupaten 1) Populasi
Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Populasi adalah jumlah keseluruhan
Mongondow Selatan, sedangkan SPTN wilayah dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
III Maelang berada di Kabupaten Bolaang diduga (singarimbun, 1989 dalam
Mongondow dan Kabupaten Bolaang Pramesti TR, 2014).
Mongondow Utara. 2) Sample penelitian
Responden yang diambil sebanyak 18
B. Alat dan Bahan responden perambah. Responden ini
Alat yang digunakan adalah kamera, laptop, dipilih untuk mengetahui keefektifan
alat tulis, kuesioner, dan panduan wawancara. operasi represif yang dilakukan oleh
petugas Taman Nasional Bogani Nani
C. Metode Pengambilan Data Wartabone dan untuk masyarakat
Penelitian ini menggunakan metode terestris dipilih dengan adanya perjumpaan.
(survey lapangan) dan deskriptif kuantitatif dan
analitik (tipologi, standar dan pedoman lapangan) 4. Metode pengolahan data
menurut buku pedoman monitoring terpadu Hasil penelitian kemudian data dilakukan
penanganan perambahan di kawasan suaka alam/ tabulasi, sortasi dan validasi data dan
kawasan pelestarian alam. informasi sebagai bahan untuk menentukan
tipologi perambahan dalam (Lampiran 4).
1. Data
a. Data Primer Pengolaan data berdasarkan kelompoknya
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
dibagi dalam beberapa kelompok yang
disesuaikan dengan kebutuhan analisa a. Pengolahan data ekologi .
tipografi perambahan sebagai berikut : b. Pengolahan data sosial budaya
c. Pengolahan data ekonomi
1) Kelompok data biofisik perambahan antara d. Pengolahan data kewenangan wilayah
lain luas, letak lokasi perambahan
2) Kelompok data sosial budaya perambah, 5. Analisis tipologi perambahan
jumlah masyarakat perambah, sejarah atau Penetapan tipologi perambahan dilakukan
asal usul masyarakat perambah, faktor dengan menggunakan aspek-aspek yaitu
pendorong internal dan eksternal terhadap Ekologi, sosial budaya, ekonomi
kejadian perambahan kewenangan wilayah yang dimiliki. Dengan
3) Kelompok data ekonomi masyarakat penetapan wilayah tipologi ini akan
perambah meliputi mata pencaharian diperoleh suatu kondisi objektif dari
masyarakat perambah di lokasi perambahan berbagai kasus perambahan yang terjadi di
atau sumber pendapatan masyarakat perambah lapangan. Penyusunan tipologi perambahan
di luar kawasan, penguasaan lahan rambahan. berdasarkan prioritas penanganannya
4) Data kelompok kewenangan dijelaskan dengan formula Nilai Prioritas
wilayah meliputi. Letak Penanganan Perambahan (NPPP,
lokasi perambahan dalam (Kementerian Kehutanan 2012)) dengan
jangkauan wilayah rumus :
adminstrasi kabupaten dan
propinsi dan domisili
NPPP = 4 (BE+FE) + 3(TB+DB) + 2 (MEk +
perambah.
SEk) + 1(AK+WK)
Keterangan : Tabel 1. Kerangka penilaian kriteria dan indikator
tipologi perambahan.
NPPP = Nilai Prioritas Penanganan
Kriteria Bob Indikator Parameter Sk
Perambahan ot or
BE = indikator biologi Krit
eria
FE = indikator fisik
TB = indikator Tipe Masyarakat
Ekologi 4 Biologi (BE) Rawan Biologi (BR) 3
DB = indikator Dominasi Budaya
Sedang Biologi (BS) 2
MEk = indikator Motif Ekonomi
SEk = indikator Sifat Kegiatan Aman Biologi (BA) 1

AK = indikator Domisili Perambahan Fisik (FE) Rawan Fisik (FR) 3

WK = indicator areal perambahan Sedang Fisik (FS) 2


dalam jangka wilayah Aman Fisik (FA) 1

Sosial 3 Tipe Masyarakat Baru TB 3


Budaya (TB)
Berdasarkan rumus NPPP tersebut diatas Lama (TL) 2
dapat dikriteriakan penilaian dengan kriteria Asli (TA) 1
sebagai berikut : Dominasi Budaya Rendah (DR) 3
1) Kriteria aman nilai NPPP antara 0 sampai  20 (DB)
Sedang (DS) 2
Apabila nilai skor dari tiap indikator bernilai 1 Kuat (DK) 1

Ekonom 2 Motif Ekonomi Komersil (MK) 3


2) Kriteria sedang nilai NPPP antara < 20 s.d  40 i (MEk)
Komersil & Subsisten 2
Apabila nilai skor dari tiap indikator bernilai 2 (MKS)
Subsisten (MS) 1
3) Kriteria rawan nilai NPPP antara < 40 s.d 60 Sifat Kegiatan Tambahan (ST) 3
Apabila nilai skor dari tiap indikator bernilai 3 (SEk)
Utama (SU) 2

Tunggal (SS) 1
Pemberian skor dilakukan terhadap
Kewena 1 Domisili Dalam Kabupaten 3
parameter-parameter dari indikator setiap kriteria ngan Perambahan (AK) (AR)
yang disajikan pada Tabel 2. Wilayah Luas Kabupaten (AS) 2

Luar Propinsi (AT) 1

Areal Perambahan Satu Kabupaten (WR) 3


dalam jangakauan Lintas Kabupaten 2
(WS)
wilayah (WK ) Lintas Propinsi (WT) 1
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan aspek –aspek yaitu ekologi, sosial
budaya, ekonomi, dan kewarganegaraan (Pedoman
Monitoring Terpadu, Kementrian Kehutanan 2012).
Aspek tersebut dilakukan dengan penyebaran
Penentuan jumlah responden yang dilakukan kuesioner pada orang perambah untuk mengetahui
pada penelitian di Taman Nasional Bogani Nani keefektifan operasi represif yang dilakukan oleh
Wartabone menggunakan metode sensus dan petugas Taman Nasional.
diperoleh sebanyak 18 responden.
Bobot
1. Karakteristik Masyarakat Kriteria
Kriteria
Indikator Skor

Bagian dari karakteristik masyarakat adalah Ekologi 4 Biologi (BE) 2


jenis kelamin, usia, pendidikan, status, pekerjaan Fisik (FE) 3
dan pendapatan (perbulan). Jenis kelamin Sosial Budaya 3 Tipe Masyarakat (TB) 1,33
masyarakat terbanyak adalah laki-laki dengan 17- Dominasi Budaya (DB) 1
25 tahun dengan pendidikan rata-rata sekolah dasar Ekonomi 2 Motif Ekonomi (MEk) 2,06

(SD). Rata-rata perambah sudah menikah dan Sifat Kegiatan (SEk) 2,06
pendapatan terbesar diperoleh kurang dari Rp. Kewenangan 1 Domisili 2,78
Wilayah Perambahan(AK)
2.000.000. Areal Perambahan 2,78
2. Tingkat kerawanan perambahan dalam jangakauan
wilayah (WK )
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil
bahwa kategori-kategori yang mendukung NPPP
(Nilai Prioritas Penanganan Perambahan) disajikan
pada tabel KESIMPULAN
No Bobot Indikato Parame Sk Keterangan
Ktiteria r ter or
1. Hasil penilaian perambahan yang terjadi di
1. Ekologi Biologi Sedang 2 Lokasi perambahan dekat
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
(BE) Biologi dengan komponen habitat fauna yang telah dihitung menggunakan formula
dan flora penting. NPPP (Nilai Prioritas Penanganan
Fisik Fisik 3 Lokasi perambahan
(FE) Rawan bertampalan dengan daerah Perambahan) adalah sebesar 40,79 yang
rawan fisik lahan. berarti Taman Nasional Bogani Nani
Wartabone berada dalam zona rawan
2 Sosial Tipe Asli 1 Masyarakat yang sudah turun
Budaya Masyarak temurun berada di dalam perambahan.
at (TB) kawasan. 2. Kelompok yang melatarbelangi
Dominasi Budaya 1 Budaya masyarakat asli perambahan ada empat yaitu kelompok
Budaya Kuat dominan
(DB) data biofisik, kelompok data sosial budaya
, kelompok data ekonomi dan kelompok
3 Ekonom Motif Subsiste 2 Aktifitas pengusahaan lahan
i Ekonomi n dan untuk memenuhi kebutuhan data kewenangan wilayah.
(MEk) Komersi pokok keluarga dan 3. Kelompok yang melatarbelakangi dari
l diperdagangkan.
Sifat Utama 2 Kegiatan ekonomi di lokasi berbagai penilaian kriteria tentang
Kegiatan perambahan adalah kegiatan perambahan adalah domisili para
(SEk) ekonomi satu-satunya.
perambah yang berada dalam Kabupaten
Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dan
4 Kewena Domisili Satu 3 Asal perambah dari satu
ngan Perambah Kabupat kabupaten Kabupaten Boang Mongondow utara,
wilayah an (AK) en Provinsi Sulawesi Utara.
4. Kerawanan perambahan adalah
Jangkaua Satu 3 Lokasi perambahan dalam satu
n Kabupat Kabupaten masyarakat yang berada di sekitar
Wilayah en kawasan dan jangkauan areal perambahan
Administr
asi (WK)
masil dalam satu Kabupaten.

3. Hasil Analisis Tipologi

Analisis topologi dilakukan untuk


mengklarifikasi kondisi-kondisi perambahan ke
dalam kelompok - kelompok sebagai bahan untuk
menetapkan rekomendasi penanganannya. Tipologi
disusun dengan pendekatan yang sederhana,
penetapan tipologi perambahan dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA

Alam Setia Zain, 1996, Hukum Lingkungan


Konservasi Hutan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arief, A 1994, Huyan Hakekat dan Pengaruhnya
Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia Jakarta.
Djajono A., 2009 Persoalan Sosial Ekonomi
Seputar Kawasan Hutan “Perambahan
Kawasan”. Artikel.
www.concrn.net.Friday, 23 Januari 2009.
http://koperindang.karokab.go.id
http://risasmoko.blogspot.co.id
Kadri, W, dkk. 1992. Manual Kehutanan. Jakarta:
Departemen Kehutanan Republik
Indonesia.
Nazir, Moh, Metodologi Penelitian. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1999.
Ngadiono. 2004. Pengelolaan hutan Indonesia
Refleksi dan Prospek. Yayasan Adi
Sanggoro. Jakarta.
Nazir, Moh, Metodologi Penelitian. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1999.
Ngadiono. 2004. Pengelolaan hutan Indonesia
Refleksi dan Prospek. Yayasan Adi
Sanggoro. Jakarta.
Pedoman Monitoring Terpadu Peanganan
Perambahan di Kawasan Suaka
Alam/Kawasan Pelestarian Alam 2012.
PT Mustika Bawana Indah. 2007. Kajian Kebijakan
Pengelolaan kawasan hutan Multi Pihak
pada Taman Nasional. Jakarta.
Winarto, Bambang, 2006. Kamus Rimbawan.
Yayasan Bumi Indonesia Hijau. Jakarta
Winarto, Bambang, 2006. Kamus Rimbawan.
Yayasan Bumi Indonesia Hijau. Jakarta
Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi
Hutan Indonesia. Laboraturium Ekologi.
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor.
Spurr, Stephen H., 1973. Forest ecology. Ronald
Press Co.New York
Singarimbun, 1989. Populasi. Jakarta : Ghalia
Indonesia.

You might also like