Professional Documents
Culture Documents
Efektifitas Senam Aerobic Low Impact Terhadap Penurunan Skor Halusinasi R Dwi Safra Yuli, Jumaini, Yesi Hasneli
Efektifitas Senam Aerobic Low Impact Terhadap Penurunan Skor Halusinasi R Dwi Safra Yuli, Jumaini, Yesi Hasneli
Abstract
The purpose of this research was to determine effectiveness of low impact aerobic exercise toward decrease score of
hallucination. The method of this research was quasy experiment with pretest-posttest design with control group. The
research was conducted in psychiatric hospital Tampan Riau Province with sample of 32 patients with risk of violence
behaviour which divided into 15 people as experimental group and 17 people as control group and the sampling
method was purposive sampling. Instruments of this research used score hallucinasion questionnaire which has tested
the validity and reliability. Experimental group was given low impact aerobic exercise for three times a week for 2
weeks, meanwhile control group were not. The analysis that used in this research were univariate and bivariate
analysis used wilcoxon test and mann-whitney. The result of the research showed that there was significant decrease
score of hallucination after given intervention low impact aerobic exercise between experimental group with p value
0,01 (p < 0,05), in conclusion low impact aerobic exercise is effective toward decrease score of hallucination. The
result of this research recommended to be applied for nursing intervention to patient’s hallucination.
Reference : 76 (2000-2014)
rangsangan internal (pikiran) dan ransangan sebagian besar area otak khusus menuju
eksternal (dunia luar) (Direja, 2011). radiks dorsalis medulla spinalis dan menuju
Halusinasi merupakan suatu gangguan atau hipotalamus (Guyton, 2008). Pelepasan
perubahan persepsi dimana pasien serotonin diarea nuclei anterior dan nuclei
mempersepsikan sesuatu yang tidak terjadi, ventromedial hipotalamus akan menimbulkan
suatu penghayatan yang dialami suatu perasaan senang, rasa puas dan suasana hati
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus orang yang melakukan olahraga ini menjadi
ekstern (persepsi palsu) (Maramis, 2005). baik, dan tubuh semakin berenergi, serta
Penyebab dari halusinasi salah satunya jumlah sel darah merah juga akan meningkat
adalah ketidakseimbangan neurotransmiter sehingga sistem pengangkutan oksigen ke
(Williams & Wilkins, 2005). Nerotransmiter seluruh tubuh menjadi lebih efektif (Heryati,
yang berperan dalam halusinasi salah satunya 2008).
adalah dopamin. Ketidakseimbangan dopamin Purnamasari, Made, Sukawana, Wayan,
pada jalur mesolimbik berkontribusi terhadap Suarnatha, dan Ketut (2013) melakukan
terjadinya halusinasi. Dopamin penting dalam penelitian tentang senam aerobic low impact
berespon terhadap stress dan banyak terhadap penurunan depresi pada narapidana
berhubungan dengan sistem limbik (Stuart & wanita didapatkan hasil senam aerobic low
Laraia, 2005). Beberapa penelitian telah impact dapat menurunkan tingkat depresi
dilakukan mengatasi masalah halusinasi tanpa pada narapidana wanita. Penelitian Akhmad,
menggunakan obat-obatan seperti terapi Hardoyo dan Setiono (2011) menunjukkan
aktivitas kelompok, terapi musik, untuk terdapat pengaruh yang signifikan terapi
menyeimbangkan neurotransmiter pada aerobic low impact self-control pada pasien
pasien halusinasi salah satu cara adalah dengan resiko perilaku kekerasan. Penelitian
dengan melakukan aktivitas fisik senam lain juga telah dilakukan oleh Kirana, Nauli,
aerobic low impact secara teratur dan Novayelinda (2014) tentang efektifitas
(Purnamasari, Made, Sukawana, Wayan, senam aerobic low impact terhadap
Suarnatha, & Ketut, 2013). aggression self-control pada pasien dengan
Aerobic low impact adalah gerakan resiko perilaku kekerasan di RSJ Tampan
aerobic yang dilakukan dengan intensitas Provinsi Riau, hasil penelitian menunjukan
rendah, antara lain dengan hentakan-hentakan adanya peningkatan aggression self-control
ringan, dalam posisi kaki tetap dilantai (Yuda, pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
2006). Senam aerobic low impact dapat Berdasarkan data laporan akuntabilitas
mempertahankan aliran darah keotak, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Provinsi
meningkatkan persendian nutrisi otak, Riau dari Januari sampai dengan Desember
memfasilitasi metabolisme neurotransmiter tahun 2013, didapatkan jumlah pasien yang
dan seluler yang mendukung dan menjaga rawat inap tahun 2013 sebanyak 4327 pasien.
fungsi otak (Kuntaraf, 2005). Williams dan Masalah keperawatan jiwa gangguan persepsi
Wilkins (2005) menyatakan neurotranmiter sensori: halusinasi 1764 pasien, resiko
berfungsi mengatur stres, ansietas, dan perilaku kekerasan 1343 pasien, defisit
beberapa gangguan terkait ansietas. perawatan diri 416 pasien, isolasi sosial 375
Neurotansmiter merupakan faktor kunci pasien, harga diri rendah 374 pasien, dan
dalam memahami berbagai area dari fungsi waham 55 pasien (RSJ Tampan, 2013).
otak dan intervensinya, seperti pada obat- Berdasarkan data diatas, halusinasi
obatan dan terapi lainnya yang mempengaruhi merupakan masalah keperawatan jiwa paling
aktivitas otak dan perilaku manusia. banyak.
Aktivitas fisik aerobic low impact juga Berdasarkan hasil studi pendahuluan
meningkatkan vaskularisasi otak, melalui metode wawancara singkat, dilakukan
meningkatkan faktor neutropik yang berperan pada tanggal 03 Desember 2014 di RSJ
sebagai neuroprotektif dan meningkatkan Tampan kepada 10 perawat yang berada di
level dopamin dan serotonin. Serotonin Ruang Siak, Sebanyang, Kampar, Kuantan
disekresikan oleh nukleus yang berasal dari dan Indragiri. Peneliti mendapatkan data, 10
medial batang otak dan berproyeksi di perawat mengatakan tindakan keperawatan
1354
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
dengan pemberian senam aerobic low kali seminggu (Daley, 2002). Dalam
impact selama 10 minggu dapat senam aerobic total waktu latihan yang
membantu mengurangi halusinasi dengar baik umumnya antara 30-60 menit dalam
dan meningkatkan pola tidur yang lebih satu sesi latihan (Suharno, 2009).
baik.
Penelitian Purnamasari, Made, PENUTUP
Sukawana, Wayan, Suarnatha, dan Ketut Kesimpulan
(2013) yang melakukan senam aerobic Hasil penelitian yang dilakukan pada 32
low impact dengan durasi 20 menit responden dengan kelompok eksperimen 15
dengan frekuensi 3 kali seminggu selama orang dan kelompok kontrol 17 orang, dapat
2 minggu menunjukan terjadi disimpulkan bahwa karakteristik responden
penurunakan tingkat depresi yang cukup adalah dewasa (33,16 tahun) sebagian besar
signifikan. Penelitian Akhmad, Handoyo, berjenis kelamin laki-laki (81,3%) dengan
dan Setiono (2011) yang melakukan mayoritas status pendidikan SMA (43,8%),
senam aerobic low impact dengan yang frekuensi dirawat mayoritas sebanyak 2
frekuensi 3 kali seminggu selama 2 kali atau lebih (81,3%). Rata-rata lama rawat
minggu berturut-turut terhadap pasien 247,81 hari dan lama sakit mayoritas <1 tahun
dengan resiko perilaku menunjukan (65,6%).
terjadi peningkatan skor aggression self Skor halusinasi sebelum dilakukan
control. Diperkuat dengan hasil penelitian senam aerobic low impact pada kelompok
Kirana, Nauli dan Novayelinda (2014) eksperimen dan kelompok kontrol adalah
yang melakukan senam aerobic low homogen dengan nilai median pada kelompok
impact 3 kali seminggu selama 2 minggu eksperimen 28 dan kelompok kontrol 30.
berturut-turut dengan durasi 30 menit, Setelah diberikan intervensi dengan senam
senam aerobic low impact efektif terhadap aerobic low impact dengan frekuensi tiga kali
peningkatan aggression self control pada dalam seminggu selama 2 minggu berturut-
pasien dengan resiko perilaku kekerasan. turut, terjadi penurunan nilai sehingga
Pada penelitian ini pemberian senam menunjukan adanya penurunan skor
aerobic low impact dilakukan sebanyak 6 halusinasi yang bermakna pada kelompok
kali selama 2 minggu berturut-turut eksperimen dengan hasil uji statistik p value
dengan durasi 35 menit. Menurut (0,01) < α (0,05) dan ada perbedaan yang
Tangkudung (2004) frekuensi latihan bermakana skor halusinasi sesudah diberikan
adalah berapa kali latihan intensif yang senam aerobic low impact antara kelompok
dilakukan oleh seseorang. Frekuensi eksperimen dengan kelompok kontrol dengan
latihan untuk senam aerobic low impact p value (0,03) < α (0,05). Hasil penelitian ini
dilakukan 3-4 kali seminggu. Apabila dapat disimpulkan bahwa senam aerobic low
frekuensi latihan kurang dari 3 kali maka impact efektif terhadap penurunan skor
tidak memenuhi takaran latihan, halusinasi di RSJ Tampan Provinsi Riau.
sedangkan kalau lebih dari 4 kali maka Saran
dikhawatirkan tubuh tidak cukup Bagi bidang ilmu keperawatan khususnya
beristirahat dan melakukan adaptasi keperawatan jiwa dapat dijadikan sumber
kembali ke keadaan normal sehingga informasi untuk mengembangkan ilmu
dapat menimbulkan sakit atau over pengetahuan mengenai manfaat senam
training. aerobic low impact terhadap pasien
Pemberian terapi senam sebanyak satu halusinasi.
kali dalam satu minggu tidak begitu Bagi pasien dengan diagnosa halusiansi
banyak membawa perubahan pada pasien hasil penelitian ini agar dapat diaplikasikan
gangguan jiwa, begitu pula dengan oleh responden secara berkelanjutan sehingga
intensitas senam aerobic sebanyak 4-7 dapat membantu mengurangi atau mengontrol
kali seminggu tidak membawa perubahan halusinasi sehingga dapat mempercepat
yang berarti dibandingkan dengan terapi proses penyembuhan.
senam aerobic yang dilakukan selama 2-3
1359
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1
R Dwi Safra Yuli: Mahasiswa Program Hidayati, E. (2011). Pengaruh terapi
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, kelompok supportif terhadap
Indonesia. kemampuan mengatasi perilaku
2
Jumaini: Dosen Bidang Keilmuan kekerasan pada klien skizofrenia di
Keperawatan Jiwa Program Studi Ilmu Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Gondhoutomo Semarang. Diperoleh
3
Yesi Hasneli: Dosen Bidang Keilmuan tanggal 01 Juli 2014 dari
Keperawatan Medikal Bedah Program Studi http://lontar.ui.ac.id/
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Kaplan, H. I., & Sadock, B. J. (2007). Kaplan
Indonesia. & sadock’s synopsis of psychiatry. (9th
DAFTAR PUSTAKA ed). Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins.
Akhmad, H. I., Handoyo, & Setiono. (2011). Kirana, N., Nauli, F.A., & Novayelinda, R.
Pengaruh terapi senam aerobic low (2014). Efektifitas senam aerobic low
impact terhadap skor agression self- impact terhadap aggression self-control
control pada pasien dengan risiko pada pasien dengan resiko perilaku
perilaku kekerasan di ruang Sakura kekerasan di RSJ Tampan Provinsi
RSUD Banyumas. Diperoleh tanggal 19 Riau. Diperoleh Tanggal 27 November
November 2014 dari 2014 dari http://jom.unri.ac.id/
http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/ Kuntaraf, J. (2005). Olahraga sumber
Daley, A. J. (2002). Exercise therapy and kesehatan. Bandung: Indonesia
mental health in clinical populations: is Publishing House.
exercise therapy a worthwhile Lelono, S. K (2011). Efektivitas cognitive
intervention? Advances in Psychiatric behabiviour theray dan rational emotive
Treatment. Vol. 8, pp. 262–270. behaviour theray terhadap klien
Diperoleh tanggal 01 Juni 2014 dari perilaku kekerasan, halusinasi dan
http://apt.rcpsych.org/ harga diri rendah di RSMM Bogor.
Damayanti, R (2014). Efektifitas musik klasik Diperoleh tanggal 12 maret 2015 dari
terhadap penurunan tingkat halusinasi http://lontar.ui.ac.id/
pada pasien halusinasi dengar di RSJ Nantingkaseh, A.L. (2007). Skizofrenia dan
Tampan Provinsi Riau. Skripsi PSIK gangguan psikotik lainnya. Diperoleh
UNRI. Tidak dipublikasikan. tanggal 01 Juni 2015 dari
Direja, A. H. S., (2011) Asuhan keperawatan http://www.idijakbar.co./prosiding/skizo
jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika. frenia.htm
Efendi, F., & Makhfudli. (2008). Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
Keperawatan kesehatan komunitas: & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Teori & Praktik dalam Keperawatan. Purba, T. M., Nauli, F. A., & Utami, S.
Jakarta: Salemba Medika. (2014). Pengaruh terapi aktivitas
Gordon, A. (2010). Growing gray matter. kelompok stimulasi persepsi terhadap
New York: Sussex Publisher. kemampuan pasien mengontrol
Guyton, A. (2008). Fisiologi manusia dan halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Tampan
mekanisme penyakit. Jakarta: EGC. Provinsi Riau. Skipsi PSIK UNRI.
Henderi, E., Wahyuni, S., & Novayelinda, R. Tidak dipublikasikan
(2010). Hubungan lama hari rawat Purnamasari, M., Made, N., Sukawana,
dengan resiko kekampbuhan pada klien Wayan, I., Suarnatha, & Ketut. (2013).
skizofrenia di RSJ Tampan Provinsi Pengaruh senam aerobik low impact
Riau. Skipsi PSIK Universitas Riau. terhadap penurunan tingkat depresi
Tidak dipublikasikan. pada narapidana wanita di Lembaga
Heryati. (2008). Patologi untuk mahasiswa Pemasyarakatan Denpasar. Diperoleh
keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. tanggal 25 November 2014 dari
http://ojs.unud.ac.id/
1360
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
1361