Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Body Image Dan Sikap Terhadap Makanan Dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik
Hubungan Body Image Dan Sikap Terhadap Makanan Dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik
Hubungan Body Image Dan Sikap Terhadap Makanan Dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik
GIZI INDONESIA
Journal of The Indonesian Nutrition Association
p-ISSN: 0436-0265 e-ISSN: 2528-5874
http://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon
HUBUNGAN BODY IMAGE DAN SIKAP TERHADAP MAKANAN DENGAN POLA MAKAN
MAHASISWI JURUSAN GIZI POLITEKNIK
The Correlation of Body Image, Attitude toward Food with Food Pattern
Female Students of Nutrition Health Polytechnic
ABSTRACT
The body image of a nutritionist will have an impact on the quality of health services for nutritionists by
providing evidence and examples to patients. This study aims to find out the relationship between body
image, and attitude towards food with dietary pattern of the students of Banjarmasin Health Polytechnic
Department. This study design was cross-sectional. The study was conducted in April - May 2017 with a
sample of 132 female students at level 1, 2 and 3. The sampling method was stratified random sampling.
Data analysis used Spearman rank correlation test with α = 0.05. The results showed that 44.7 percent of
students had a positive body image and a negative body image of 55.3 percent of female students. 46.2
percent of students had positive attitudes towards food and 53.8 percent had negative ones. As many as
59 percent had a good diet and 41 percent had a poor one. There was no relationship between body image
and attitude towards food (p = 0.725), and there was a relationship between attitudes toward food and diet
(p = 0.016). The conclusion of this study was that most Nutrition Department students had a good diet,
negative attitudes toward food, and negative body image. The Nutrition Department was expected to be
able to provide knowledge and socialization about body image to students by increasing the intake of
vegetable, vegetable and fruit dishes per day as recommended, and applying a good diet.
ABSTRAK
Body image seorang ahli gizi akan berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan ahli gizi dengan
memberikan bukti dan contoh kepada pasien. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan body image, dan
sikap terhadap makanan dengan pola makan mahasiswi Politeknik Kesehatan Jurusan Gizi Banjarmasin.
Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April – Mei 2017 dengan sampel sebanyak 132 orang mahasiswi tingkat 1, 2 dan 3. Cara
pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi
rank Spearman dengan α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 44,7 persen mahasiswi memiliki
body image positif dan body image negatif sebanyak 55,3 persen mahasiswi. Sebesar 46,2 persen
mahasiswi memiliki sikap terhadap makanan positif dan 53,8 persen negatif. Sebanyak 59 persen memiliki
pola makan baik dan pola makan buruk 41 persen. Tidak terdapat hubungan antara body image dengan
sikap terhadap makanan (p=0,725), dan terdapat hubungan antara sikap terhadap makanan dengan pola
makan (p=0,016). Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswi Jurusan Gizi paling banyak mempunyai
pola makan yang baik, sikap terhadap makanan yang negatif, dan body image yang negatif. Jurusan Gizi
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sosialisasi mengenai body image pada mahasiswi
dengan meningkatkan asupan lauk nabati, sayur, dan buah per hari sesuai anjuran, serta menerapkan
pola makan yang baik.
117
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
P
ada tahun 2004 menurut Indonesian sebagian besar responden (60,6 persen)
Societyforthe Study of Obesity (ISSO) menilai bahwa bentuk tubuhnya tidak ideal
terjadi peningkatan prevalensi overweight (didasarkan pada pendapat pribadi). Sebagian
pada laki-laki sebesar 21,9 persen dan 49 besar menilai bentuk tubuh mereka saat ini
persen mengalami obesitas sedangkan pada kurus. Penelitian ini menyatakan tubuh ideal
perempuan sebesar 19,3 persen mengalami menurut mahasiswi adalah tinggi badan
overweight dan 38,8 persen mengalami sepadan dengan berat badan (83,8%), kurus
obesitas.1 Menurut Riset Kesehatan Nasional (13,4%), overweight (2,1%), dan obesitas
(Riskesnas) tahun 2016 menunjukkan (0,7%).7
penduduk dewasa berusia di atas 18 tahun Pada studi pendahuluan yang dilakukan
yang mengalami kegemukan atau obesitas pada mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik
sebesar 20,7 persen. Prevalensi obesitas di Kesehatan Banjarmasin, diketahui bahwa
Kalimantan Selatan sebesar 16,5 persen.2 sebanyak 60,3 persen mahasiswi memiliki pola
Salah satu kelompok usia dalam masa makanan yang kurang dan sisanya 39,7 persen
perkembangan adalah periode remaja dan memiliki pola makan yang baik. Pendapat body
dewasa muda. Mahasiswi dikategorikan pada image sebanyak 27,3 persen mahasiswi merasa
tahap perkembangan yang usianya 18-25 tidak puas dengan bentuk tubuhnya dan 72,7
tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa persen mahasiswi merasa sudah puas dengan
remaja akhir sampai dewasa awal yang dilihat bentuk tubuhnya (body image positif).
dari segi perkembangan, tugas perkembangan Mahasiswi yang merasa tidak puas dengan
pada usia mahasiswi ini ialah pemantapan bentuk tubuhnya berada dalam status gizi yang
pendirian hidup.3 baik, mereka merasa bentuk tubuh dimiliki tidak
Kekhawatiran menjadi gemuk telah sesuai dengan yang mereka inginkan.
memaksa remaja untuk mengurangi jumlah Peneliti tertarik mengambil subjek
pangan yang seharusnya disantap.4 Pada mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan,
penelitian yang dilakukan di Semarang, karena mahasiswi gizi telah dibekali ilmu
ditemukan sebanyak 40,3 persen sampel tentang gizi sehingga peneliti ingin mengetahui
merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya hubungan body image, sikap terhadap makanan
dan sebagian besar subjek (56,9%) belum dengan pola makan mahasiswa Jurusan Gizi
menjalankan perilaku makan yang baik.5 Politeknik Kesehatan. Bagaimana mahasiswi
Pembatasan dalam pola makan juga dapat menilai tubuhnya sendiri, sikapnya terhadap
dipengaruhi oleh bagaimana penilaian ataupun makanan, serta bagaimana pola makannya
pandangan subyektif seseorang terhadap berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah
tubuhnya sendiri (body image). Terdapat dimilikinya serta peneliti ingin mengetahui
banyak cara untuk memenuhi keinginan dalam hubungan body images, sikap terhadap
memiliki gambaran tubuh yang ideal, salah makanan, dengan pola makan mahasiswi
satunya kecenderungan untuk berdiet. Diet Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
merupakan salah satu perilaku dalam mengatur
asupan makan dan pola makan seseorang. Diet METODE PENELITIAN
dilakukan saat seseorang memiliki citra tubuh
negatif cenderung merasa cemas terhadap Penelitian ini merupakan penelitian
berat badannya.6 observasional analitik dan termasuk dalam
Penelitian yang dilakukan di Semarang lingkup gizi masyarakat. Penelitian dilakukan
menyatakan sebanyak 29 remaja (40,3%) dengan cara pengamatan kemudian
merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya menjelaskan adanya hubungan antara variabel
dan 43 remaja (59,7%) merasa puas terhadap melalui pengujian hipotesis dengan mencari
bentuk tubuhnya.5 Ketidakpuasan terhadap hubungan antara body image dan sikap
body image rata-rata terjadi pada remaja terhadap makanan dengan pola makan
dengan status gizi overweight dan obesitas. mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan.
Terdapat pula remaja yang memiliki status gizi Rancangan penelitian ini adalah cross-
normal namun merasa tidak puas dengan sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan
118
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
Gizi Politeknik Kesehatan pada bulan April - Mei Hasil penelitian menunjukkan sebanyak
2017. Populasi penelitian adalah seluruh 100 persen responden mengonsumsi jenis
mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan makanan pokok, sebanyak 1,5 persen
tingkat 1 dan 2 Prodi D III dan D IV serta responden tidak mengonsumsi lauk hewani,
tingkat 3 Prodi D IV, dengan jumlah populasi sebanyak 3,8 persen responden tidak
198 orang. Sampel untuk penelitian ini adalah mengonsumsi lauk nabati, 100 persen
mahasiswi Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan responden mengonsumsi sayuran, dan
dengan kriteria sehat jasmani dan rohani, sebanyak 3 persen tidak mengonsumsi buah.
bersedia menjadi responden, dan berada Seluruh mahasiswi mengonsumsi nasi
ditempat saat penelitian. Cara pengambilan sebagai makanan pokok utama yaitu sebanyak
sampel dengan cara stratified random sampling. lebih dari satu kali sehari. Sebanyak 100
Dari perhitungan sampel diperoleh 132 orang, responden (76%) mengonsumsi mi instan 4-6
masing-masing kelas sebanyak 27 siswa. kali sehari. Konsumsi makanan lain seperti roti,
Jenis data yang dikumpulkan yaitu, data singkong, jagung, dan sereal rata-rata
primer yang diperoleh secara langsung dari dikonsumsi 1-3 kali/minggu.
sampel yang meliputi: identitas responden, Responden rata-rata mengonsumsi lauk
status gizi dengan menggunakan Indeks Massa hewani 2-3 kali/ hari dengan jenis lauk hewani
Tubuh (IMT), body image, sikap terhadap yang paling sering dikonsumsi adalah telur
makanan dan pola makan responden. Body ayam (87%) dan daging ayam (86%). Lauk
Image adalah suatu penilaian mahasiswa nabati rata-rata dikonsumsi 1 kali sehari, tahu
mengenai ukuran tubuh dan penampilan (84,8%) dan tempe (90.9%) merupakan jenis
fisiknya yang diperoleh dengan penjumlahan lauk nabati yang paling sering dikonsumsi.
skor kemudian dirata-ratakan. Cara pengukuran Selain itu, buah rata-rata dikonsumsi 4-6
body image dengan kuesioner menggunakan kali/hari dengan jenis buah yang paling sering
skala Likert dengan pernyataan positif dan dikonsumsi adalah pepaya (61,3%), dan
negatif sehingga diperoleh body image negatif < sayuran 1-3 kali/hari, jenis sayuran yang paling
mean skor dan body image positif ≥ mean skor. banyak dikonsumsi adalah bayam (77,2%).
8 Data sikap terhadap makanan dengan Penilaian body image responden,
kuesioner bentuk pernyataan positif dan negatif menunjukkan bahwa body image responden
dengan dengan pemberian skor 1,2,3 dan 4 terbanyak adalah negatif sebanyak 73 orang
mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, (55,3%). Sikap terhadap makanan pada
setuju dan sangat setuju. Pola makan responden menunjukkan bahwa sikap terhadap
menggunakan formulir frekuensi makanan makanan responden terbanyak adalah negatif
dengan pemberian skor untuk jenis, jumlah sebanyak 71 orang (53,8%). Pola makan
bahan makanan dan frekuensi makanan responden menunjukkan bahwa pola makan
kemudian skoring dijumlahkan, kemudian responden terbanyak adalah baik sebanyak 79
dibuatkan pengkategorian menjadi pola makan orang (59%). Secara rinci dapat dilihat pada
baik, cukup dan kurang.9 Analisis data Tabel 1 berikut ini.
menggunakan uji korelasi rank Spearman
dengan α=0,05. Hubungan antara Body Image dengan Sikap
terhadap Makanan
HASIL Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
sebagian besar Mahasiswi Jurusan Gizi
Karakteristik responden Poltekkes Banjarmasin memiliki body image
Hasil analisis berdasarkan umur responden negatif dengan sikap terhadap makanan yang
menunjukkan bahwa usia responden terbanyak positif yaitu 56,5 persen dan body image negatif
adalah dalam rentang usia 18-20 tahun dengan sikap terhadap makanan yang negatif
sebanyak 117 orang (88,6%) terdiri mahasiswa adalah 54,3 persen. Tidak ada hubungan
semester 1, 2 dan 3. Lebih dari separuh bermakna antara body image dengan sikap
responden tinggal sendiri yaitu kost dan tinggal terhadap makanan. Hubungan body image
sendiri di rumah yaitu 95 orang (72%) dan dengan sikap terhadap makanan dapat dilihat
memiliki status gizi baik. pada Tabel 2.
119
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Body Image, Sikap terhadap Makanan dan Pola Makan
Variabel n=132 %
Body Image
Positif 61 46,2
Negatif 71 53,8
Sikap terhadap Makanan
Positif 61 46,2
Negatif 71 53,8
Pola Makan
Baik 79 59
Buruk 53 41
Tabel 2
Hubungan Body image dengan Sikap terhadap Makanan Mahasiswi Jurusan Gizi
Tabel 3
Hubungan Sikap terhadap Makanan dengan Pola Makan Mahasiswi Jurusan Gizi
Pola Makan
Jumlah
Sikap terhadap Makanan Baik Buruk
n=80 % n=52 % n=132 %
Positif 42 52,5 19 36,5 61 100
Negatif 38 47,5 33 63,5 71 100
p=0,016; α=0,05
Hubungan Sikap terhadap Makanan dengan hidup seseorang. Jika orang terluka, sakit, atau
Pola Makan cacat, body image mereka juga akan
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa untuk terpengaruh. Body image negatif pada
responden dengan sikap terhadap makan yang mahasiswi banyak terjadi pada mahasiswi
positif juga memiliki pola makan yang baik dengan status gizi normal berdasarkan IMT
(52,5%), sedangkan responden dengan sikap (42,4%). Hal ini disebabkan adanya pengaruh
negatif juga memiliki pola makan yang buruk kuat dari lingkungan (media massa) dan
yaitu 63,5 persen. Terdapat hubungan antara pendidikan responden yang mengubah persepsi
sikap terhadap makanan dengan pola makan. mahasiswi mengenai body image yang baik.10
Mereka yang mempunyai persepsi body
image negatif adalah mereka dengan IMT yang
BAHASAN berada di batas bawah IMT yaitu 18-19 kg/m2,
sehingga mereka menilai dirinya masih belum
Body Image mempunyai proporsi tubuh yang ideal. Faktor
Berdasarkan hasil penelitian diketahui lingkungan dan pengetahuan yang
bahwa sebagian besar responden memiliki body menyebabkan responden mempunyai body
image negatif. Body image juga dipengaruhi image negatif (42,4%) walaupun mereka
oleh proses penuaan alami dan pengalaman mempunyai status gizi baik, sedangkan
120
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
responden yang mempunyai body image positif berat badan yang dimiliki responden sudah
dengan status gizi normal lebih banyak yaitu normal maka responden boleh mengonsumsi
57,6 persen. energi secara berlebihan (51,5%), dan
Berdasarkan tanggapan responden pernyataan mengenai proses pembentukan
mengenai pernyataan yang telah disediakan di otot, dapat dilakukan dengan mengonsumsi
kuesioner menunjukkan bahwa body image telur sebanyak mungkin tanpa diselingi oleh
seseorang baik yang dilihat sendiri maupun oleh makanan lainnya (66,7%).
orang lain, dimana penilaian orang lain ataupun Pengetahuan gizi memberikan bekal pada
persepsi lingkungan sosial mengenai body remaja bagaimana memilih makanan yang
image yang ideal (trend) turut mempengaruhi sehat dan mengerti bahwa makanan
penilaian body image.1 berhubungan erat dengan gizi dan kesehatan.
Mahasiswi yang paling banyak memiliki Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada
body image negatif yaitu tingkat III, mereka saat dewasa sebenarnya bisa diperbaiki pada
merasa masih belum mempunyai berat badan saat remaja melalui pemberian pengetahuan
ideal, hal ini disebabkan karena mahasiswi dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan
tingkat III telah mendapatkan pengetahuan kebiasaan hidup yang sehat.20
selama kuliah baik dari mata kuliah umum dan Sikap positif seseorang terhadap makanan
mata kuliah khusus dan berpengaruh dengan dan gizi yang ada, akan terbentuk jika ia
persepsinya dengan body image sebagai mempunyai pengetahuan gizi yang cukup.
seorang ahli gizi. Mahasiswi yang telah Berbeda dengan orang yang kurang
mendapatkan pendidikan mengenai gizi dapat pengetahuan gizinya, bersikap masa bodoh dan
menilai tubuhnya berdasarkan ilmu curiga terhadap makanan tertentu yang dapat
pengetahuan yang telah didapatkannya menimbulkan kekurangan gizi walaupun bahan
sehingga mahasiswi Jurusan Gizi tingkat III makanan yang tersedia cukup.12
lebih khawatir akan perubahan bentuk tubuhnya Pengetahuan gizi memberikan bekal pada
dan berusaha membuat dirinya sesuai dengan remaja bagaimana memilih makanan yang
body image seorang ahli gizi yang dicita-citakan sehat dan mengerti bahwa makanan
oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa berhubungan erat dengan gizi dan kesehatan.
pengetahuan dan pendidikan gizi dapat Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada
mengubah pendapat dan tingkah laku dari saat dewasa sebenarnya bisa diperbaiki pada
mahasiswi gizi.1 saat remaja melalui pemberian pengetahuan
dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan
Sikap terhadap Makanan kebiasaan hidup yang sehat. Salah satu
Berdasarkan hasil penelitian diketahui penyebab timbulnya masalah gizi dan
mahasiswi memiliki sikap terhadap makanan perubahan kebiasaan makan pada mahasiswi
yang negatif. Hal tersebut disebabkan karena adalah kesadarannya terhadap gizi dan
mahasiswi kurang menerapkan ilmu yang makanan yang rendah. Mahasiswi yang
diberikan selama kuliah. Tingkat pendidikan memiliki kesadaran gizi yang baik akan lebih
sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan mampu memilih makanan sesuai dengan
makanan yang dikonsumsi. Semakin tinggi kebutuhannya.12
tingkat pendidikan, maka semakin positif sikap
seseorang terhadap gizi makanan.11 Pola Makan
Mahasiswi yang paling banyak memiliki Berdasarkan penelitian pola makan
sikap negatif terhadap makanan yaitu mahasiswi berada pada pola makan yang
mahasiswi tingkat I (24,4%), hal ini disebabkan baik.Selanjutnya, diketahui bahwa sebanyak
karena mahasiswi tingkat I belum banyak 18,1 persen responden tidak menerapkan pola
mendapatkan pengetahuan selama kuliah makan yang dianjurkan yaitu makan tiga kali
dibandingkan dengan mahasiswi tingkat III baik sehari dengan tiga kali makan utama dan dua
dari mata kuliah umum dan mata kuliah khusus kali selingan. Kehidupan mahasiswi
dan berpengaruh dengan sikapnya terhadap menyebabkan terjadi perubahan pola makan.8
makanan. Hal tersebut dapat terlihat dari Mereka terdiri dari mahasiswa tingkat 3 juga,
sebagian besar responden menyatakan sangat walaupun dalam keilmuannya sudah
setuju dengan pernyataan negatif yaitu apabila mengetahui penerapan pola makan yang baik.
121
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
Makanan pokok selain nasi yang sering Mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin.
dikonsumsi responden adalah mi instan. Pada Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 56
mahasiswi, mie instan masih menjadi salah satu responden (42,4 persen) dengan status gizi
jenis makanan yang dipertimbangkan untuk normal merasa tidak puas dengan bentuk
memenuhi rasa lapar selain itu, kecenderungan tubuhnya. Hasil tersebut sejalan dengan
mengonsumsi mi instan oleh responden penelitian yang menyatakan bahwa terdapat
sebagai sumber energi dalam melakukan 12,5persen remaja merasa gemuk namun
kegiatan atau aktivitas sehari-hari. memiliki status gizi yang normal.5 Hal ini
Berdasarkan jumlah yang dikonsumsi oleh memperlihatkan bahwa meskipun subjek telah
responden untuk jenis lauk nabati, buah, dan mempunyai tubuh ideal namun mereka
sayur tidak sesuai dengan jumlah konsumsi cenderung menilai ukuran tubuhnya lebih besar
bahan makanan menurut pedoman umum gizi atau kecil dari ukuran sebenarnya.
seimbang. Jumlah konsumsi lauk nabati masih Sebagian besar mahasiswi lebih
belum mencapai standar menurut Pedoman memperhatikan berat badan dan bentuk
Umum Gizi Seimbang (PUGS) yaitu lebih dari tubuhnya dibandingkan dengan makanan. Hal
100 gram/hari.9 ini berakibat pada pembatasan asupan
Hal ini disebabkan karena responden tidak makanan yang keliru. Pembatasan konsumsi
memperhatikan jumlah lauk nabati yang makanan yang tidak memperhatikan kaidah gizi
dikonsumsinya. Perubahan kehidupan sosial dan kesehatan untuk mendapatkan tubuh yang
dan kesibukan sebagai mahasiswi ideal (langsing), justru akan berdampak negatif
mempengaruhi pola makan mereka terutama pada status gizi remaja terlebih kepada
perubahan selera yang akan jauh dari konsep mahasiswi.5
seimbang yang berdampak pada kesehatan.8 Hasil penelitian ini sependapat dengan
Selain itu, kurangnya jumlah lauk nabati yang penelitian yang menyatakan tidak ada
dikonsumsi dikarenakan sebagian besar hubungan antara body image dengan sikap
responden tinggal sendiri (kos), sehingga terhadap makanan.13 Subjek penelitian yang
cenderung memilih membeli makanan daripada memiliki body image yang tinggi, maka
membuat makanan sendiri. kecenderungan pengambilan sikapnya terhadap
Rata-rata konsumsi sayur dan buah makanan yang dilakukan akan semakin rendah.
mahasiswi masih di bawah anjuran Pedoman Hal tersebut terlihat dari responden yang sudah
Gizi Seimbang yaitu > 200 -300 gram/hari. Hal memiliki status gizi normal masih menginginkan
ini dapat diketahui bahwa pola makan orang penurunan berat badan, dengan alasan merasa
dewasa saat ini cenderung kurang tidak puas dengan bentuk tubuhnya.13 Hal ini,
mengonsumsi buah dan sayur.8 Rata-rata menimbulkan persepsi yang salah mengenai
penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan untuk sikapnya dalam memilih makanan yang akan
kelompok umur remaja dan dewasa (13-18 dikonsumsi. Ketidakpuasan terhadap bentuk
tahun dan 19-55 tahun) mengonsumsi sayur tubuh pada remaja dengan menganggap
dan buah beserta olahannya hanya mencapai tubuhnya terlalu gemuk membuat remaja
31,4 gram per orang per hari yang merupakan melakukan upaya penurunan berat badan
jumlah yang sangat kecil. Faktor yang dengan cara yang salah. Hal ini mengakibatkan
menyebabkan tidak terpenuhnya pola makan banyak remaja yang mengontrol berat badan
berdasarkan PUGS kemungkinan besar akibat dengan melakukan diet dan berolahraga secara
budaya dan sosial dari masyarakat Indonesia. berlebihan untuk membentuk tubuh yang
Kurangnya porsi makanan yang seharusnya ideal.14
dipenuhi akan menyebabkan Variabel body image tidak sepenuhnya
ketidakseimbangannya asupan zat gizi yang mempengaruhi sikap terhadap makanan.
dibutuhkan oleh tubuh.10 Faktor-faktor lain yang dapat berdampak
terhadap sikap terhadap makanan, diantaranya
Hubungan Body Image dengan Sikap adalah jenis kelamin dan pendapatan. Jenis
terhadap Makanan kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui gizi bagi seseorang. Ketidakpuasan terhadap
bahwa tidak ada hubungan bermakna antara tubuh lebih banyak terjadi pada remaja
body image dengan sikap terhadap makanan perempuan dari pada remaja laki-laki. Laki-laki
122
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
lebih banyak membutuhkan zat tenaga dan yang meliputi jenis makanan, frekuensi, cara
protein daripada perempuan, karena laki-laki pengolahan, dan pemilihan makanan.16,20, 21, 22,23
memang diciptakan untuk tampil lebih aktif dan Hal ini, dapat disimpulkan bahwa sikap
lebih kuat dari pada perempuan.8, 15 Hal ini terhadap makanan merupakan suatu
dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang dilakukan ketersediaan untuk bertindak sedangkan pola
oleh laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih makan merupakan tindakan tersebut.
sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang Rendahnya sikap terhadap makanan pada
biasanya tidak bisa dilakukan perempuan. mahasiswi jurusan gizi dikarenakan kehidupan
Kegiatan perempuan pada umumnya lebih responden sebagai mahasiswi yang
banyak membutuhkan keterampilan tangan dan menyebabkan responden lebih memilih
kurang memerlukan tenaga.15,16,17 Perempuan makanan praktis yang membuat kenyang lebih
lebih banyak mempunyai pengetahuan tentang cepat contohnya seperti fast food atau mi instan
makanan dan gizi serta menunjukkan perhatian serta kurangnya kesadaran untuk memilih
yang lebih besar terhadap keamanan makanan, makanan yang baik berdasarkan kandungan
kesehatan, dan penurunan berat badan. gizi dari makanan tersebut. 22,23,24,25,
Pendapatan merupakan salah satu faktor Sikap dalam memilih makanan selain
yang ditengarai dapat mempengaruhi sikap terbentuk dari kesadaran individu dalam
seseorang terhadap makanan biasanya menentukan makanan yang akan dikonsumsi.
seseorang akan memilih makanan yang sesuai Selain itu sikap juga dipengaruhi oleh
dengan uang saku mereka, dengan uang saku kebudayaan dan lembaga pendidikan tempat
yang cukup besar biasanya seseorang akan seseorang itu bersekolah.17 Lembaga
sering memilih makanan-makanan yang modern pendidikan sebagai suatu sistem pembentukan
dengan pertimbangan prestice dan harapan sikap karena meletakkan dasar pengertian dan
akan diterima kalangannya.18,19,20 konsep kepada orang yang dididik terlebih
kepada mahasiswi gizi dengan pendidikan yang
Hubungan Sikap terhadap Makanan dengan lebih fokus pada gizi sehingga dapat
Pola Makan menerapkan pengetahuannya dalam
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kehidupannya sehari-hari. 21, 22, 25,
123
Gizi Indon 2018, 41(2):117-124 Hubungan body image dan sikap.... Rijanti A., dkk.
124