Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Khutbah Idul Adlha: Resep Nabi Ibrahim Lulus

dari Ujian Allah


Selasa 21 Agustus 2018 8:30 WIB
Share:

Khutbah I

‫ هللاُ أ َ ْك َب ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬،‫هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬
‫ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن َل‬،‫ريم‬ ِ ‫ي ال َك‬ ّ ‫ َوأ َ ْف َه َمنَا ِبش َِر ْي َع ِة النَّ ِب‬،‫سالَ ِم‬ ّ ‫سبُ َل ال‬ُ ‫اْل َح ْمدُ هللِ اْل َح ْمدُ هللِ الّذي َهدَانَا‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ ّن‬،‫ ذُو اْل َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫اِلَهَ ِإ َّل هللا َو ْحدَهُ ل ش َِريك لَه‬
َ ‫س ِيّدَنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا‬
َ‫صحا ِب ِه َوالتَّا ِبعين‬ ْ ‫سيِّدِنا ُم َح ّم ٍد َو َعلَى ا ِله َوأ‬ َ ‫بار ْك َعلَى‬ ِ ‫س ِلّ ْم َو‬
َ ‫ص ِّل و‬ َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫َو َرسولُه‬
َ ‫ِي بِت َ ْق َوى هللاِ َو‬
‫طا َع ِت ِه‬ ْ ‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْفس‬ ُ ‫ ْأو‬،‫اإل ْخ َوان‬ ِ ‫ فَ َيايُّ َها‬:ُ ‫ أ َ َّما َب ْعد‬،‫سان إلَى َي ْو ِم الدِّين‬ِ ‫إح‬ ْ ‫ِب‬
‫ بِ ْس ِم‬،}‫الر ِجيْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫ط‬َ ‫ع ْوذ ُ بِاهللِ ِمنَ الَّش ْي‬ ُ َ ‫ أ‬:‫ان اْل َك ِري ْم‬ ِ ‫الى فِي اْلقُ ْر‬ َ َ‫ قَا َل هللاُ تَع‬،‫لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو ْن‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم‬
ْ ُ‫ ي‬،‫سدِيدًا‬ َ ‫ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْو ًل‬:‫الر ِح ْي ْم‬ َّ ‫ان‬ ِ ‫الر ْح َم‬ َّ ِ‫هللا‬
‫ع ِظي ًما وقال تعالى يَا‬ َ ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ ُ ‫أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ هللا َو َر‬
َ‫اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َولَ ت َ ُم ْوت ُ َّن ِإلَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون‬.
‫صدَقَ هللاُ ال َع ِظي ْم‬ َ
Kaum Muslimin-Muslimat jamaah Îd al-Adhâ yang berbahagia..!

Pertama marilah kita bertakwa kepada Allah ‫ﷻ‬, yaitu menjauhi segala larangan Allah dan
melaksanakan segala perintahnya. Hal tersebut kita lakukan karena takwa merupakan nilai
esensial dalam berkurban, Allah tidak akan menerima daging atau darah dari hewan kurban,
namun yang diterima Allah adalah ketakwaan dari orang yang berqurban. Takwa bagi generasi
muda juga bisa dimaknai dengan meningkatkan belajar, meraih prestasi, disiplin, unggul, rajin
shalat lima waktu dan beribadah kepada Allah ‫ﷻ‬. Sebaliknya menjauhi larangan Allah, seperti
menjauhi Narkoba, menghindari hoaks dan ujarna kebencian, menjauhi radikalisme dan
terorisme, menjauhi permusuhan demi membangun dan membela NKRI yang
bermartabat. Alhamdulillah, pagi hari ini kita semua berbahagia, karena kita dapat
melaksanakan shalat Idul Adha bersama-sama dan merayakan 'Îdul Adhâ dengan selamat dan
sejahtera. Karena itu, mari kita bersama merenungi makna dan hakikat yang terdalam dari Idul
Adha.

Kaum Muslimin-Muslimat jamaah Îd al-Adhâ yang berbahagia!

Apa makna dari Idul Adha? Secara bahasa, ‘îd memiliki makna hari raya, adhâ bermakna hewan
sembelihan, artinya pada hari ini kita diperintahkan Allah untuk berqurban dengan menyembelih
binatang qurban untuk mendekatkan diri kepada Allah ‫ﷻ‬, hari ini juga dapat dinamakan dengan
hari raya haji, karena sehari sebelumnya umat Muslim yang berhaji melaksanakan wukuf di
arafah. Hari raya Idul Adha juga dinamakan dengan hari raya besar, idul kabir, karena mengingat
peristiwa penting sejarah nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Pada hari raya Idul Adha ini, mari kita bersama-sama belajar dari kesuksesan Nabi Ibrahim AS.
Imam Nawawi bin Umar Al Bantani Al Jawi dalam Kitab Nashoihul Ibad, halaman 10
mengisahkan tentang Nabi Ibrahim ketika ditanya, apa alasan utama Allah ‫ ﷻ‬mengangkat Nabi
Ibrahim menjadi Kholilullah (kekasih Allah)? Nabi Ibrahim menjawab dengan tiga alasan,
pertama, Nabi Ibrahim selalu mendahulukan perintah Allah. Kedua, Nabi Ibrahim selalu
tawakkal kepada Allah. Dan Ketiga, Nabi Ibrahim adalah pribadi yang peduli terhadap orang
lain.

Rahasia pertama Nabi Ibrahim menjadi Khalilullah (kekasih Allah) adalah mendahulukan
perintah Allah. Hal tersebut mengingatkan kita tentang kisah Nabi Ibrahim AS ketika
diperintahkan Allah untuk menyembelih Nabi Ismail AS. Sebagaimana Firman Allah dalam
Surat as-Shaffat 102-111

‫ظ ْر َماذَا ت َ َرى قَا َل َيا‬ ُ ‫ي ِإ ِنّي أ َ َرى فِي ْال َمن َِام أ َ ِنّي أ َ ْذبَ ُح َك فَا ْن‬
َّ َ‫ي قَا َل يَا بُن‬ َّ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال‬
َ ‫س ْع‬
ُ‫ َونَادَ ْينَاه‬.‫ين‬ ِ ‫ فَلَ َّما أ َ ْسلَ َما َوتَلَّهُ ِل ْل َج ِب‬. َ‫صا ِب ِرين‬ َّ ‫ست َ ِجدُنِي ِإ ْن شَا َء‬
َّ ‫َّللاُ ِمنَ ال‬ َ ‫ت ا ْف َع ْل َما تُؤْ َم ُر‬ ِ َ‫أَب‬
.‫ ِإ َّن َهذَا لَ ُه َو ْال َب َال ُء ْال ُم ِبي ُن‬. َ‫الرؤْ َيا ِإنَّا َكذَ ِل َك ن َْج ِزي ْال ُم ْح ِسنِين‬ ُّ ‫ت‬ َ ‫صدَّ ْق‬َ ‫ قَ ْد‬.‫أ َ ْن َيا ِإب َْرا ِهي ُم‬
‫ َكذَ ِل َك ن َْج ِزي‬.‫يم‬ َ ‫س َال ٌم َعلَى إِب َْرا ِه‬ َ . َ‫ َوت َ َر ْكنَا َعلَ ْي ِه ِفي ْاْل ِخ ِرين‬.‫َوفَدَ ْينَاهُ بِ ِذبْحٍ َع ِظ ٍيم‬
َ‫ ِإنَّهُ ِم ْن ِع َبا ِدنَا ْال ُمؤْ ِم ِنين‬. َ‫ْال ُم ْح ِس ِنين‬
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar’. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: ‘Hai Ibrahim,
sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu’, sesungguhnya demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang
nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk
Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)
‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Syekh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Munir li Zuhaili juz 23 halaman 117 menjelaskan bahwa
ketika usia Nabi Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 tahun), pada
malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS bermimpi ada seruan, “Hai
Ibrahim! Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk menyembelih anakmu.” Pagi harinya,
beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu dari Allah ‫ﷻ‬
atau dari setan? Dari sinilah kemudian tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah yang
artinya, berpikir/merenung.
Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan sebelumnya. Pagi harinya,
beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari Allah ‫ﷻ‬. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah
disebut dengan hari ‘Arafah, yang artinya mengetahui, dan bertepatan pula waktu itu beliau
sedang berada di tanah Arafah. Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang
serupa. Maka, keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan penyembelihan Ismail.
Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun nahr). Nabi Ibrahim AS
berterus terang kepada putranya, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, aku
diperintahkan Allah untuk menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu “Ia (Ismail)
menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau, Insya Allah,
engkau mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Ahmad Ghalwas dalam kitab Da’watur Rusul halaman 112 menjelaskan, ketika Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail AS telah bersiap diri untuk penyembelihan, Nabi Ibrahim bertakbir dengan
menjalankan pisau pada tenggorokan Ismail, kemudian Allah ‫ ﷻ‬menyelamatkan Nabi Ismail AS.
Allah tidak memperkenankan pisau yang dibawa Nabi Ibrahim melukai sedikit pun Nabi Ismail
AS. Allah ‫ ﷻ‬memanggil Ibrahim bahwa Ibrahim telah lulus ujian dengan ketaatan Ibrahim dalam
mendahulukan perintah Allah ‫ﷻ‬. Ibrahim melihat di depannya seekor domba putih yang besar
yang dikirim Allah untuk mengganti Ismail sebagai sembelihan. Kemudian Ibrahim
menyembelih domba tersebut untuk melaksanakan perintah Allah ‫ﷻ‬.

Dari perjalanannya yang panjang, dengan rentetan perjuangan dan ujian demi ujian, pada
akhirnya Nabi Ibrâhim mendapatkan kemenangan, kelulusan, dan kesuksesan yang gemilang.
Lulus dari ujian yang berat dari Allah ‫ﷻ‬. Hingga kini peristiwa tersebut dikenang oleh Muslim
sedunia agar ajaran Nabi Ibrahim menjadi teladan dan diamalkan oleh generasi masa depan.

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar wa Li Allâh al-Hamd

Saudara-saudara sidang Idul Adha yang berbahagia..!

Rahasia kedua kesuksesan Nabi Ibrahim adalah, Nabi Ibrahim selalu bertawakkal kepada Allah
‫ﷻ‬. Maksudnya, Nabi Ibrahim adalah Nabi yang selalu berusaha keras, Nabi yang cerdas, Nabi
yang ikhlas, dan selalu mengerjakan perintah Allah dengan tuntas. Nabi Ibrahim selalu
berikhtiar dan berusaha dalam melaksanakan perintah Allah, berdoa kepada Allah, dan
menyerahkan segala urusan kepada Allah ‫ﷻ‬. Allah ‫ ﷻ‬berfirman dalam Surat Ar Ra’d, ayat 11:

‫َّللاَ َل يُغَ ِيّ ُر َما ِبقَ ْو ٍم َحت َّ ٰى يُغَ ِيّ ُروا َما ِبأ َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َّ ‫ِإ َّن‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

Dalam ajaran Islam, kita diperintahkan untuk selalu berusaha, berdoa, dan tawakkal kepada
Allah ‫ﷻ‬. Dalam konteks hari raya Idul Adha, Nabi Ibrahim selalu bekerja keras untuk
melaksanakan perintah Allah, Nabi Ibrahim bekerja cerdas dengan mengklarifikasi mimpi
hingga tiga kali, Nabi Ibrahim juga mendiskusikannya dengan Nabi Ismali AS. Nabi Ibrahim
juga menerima perintah Allah tersebut dan mengerjakannya dengan ikhlas, tujuannya hanya
kepada Allah ‫ ﷻ‬dan akhirnya perintah Allah beliau laksanakan dengan sukses dan tuntas. Nabi
Ibrahim adalah pribadi yang arif bijaksana, Nabi yang cerdas dan pintar, Ketika beliau
berdakwah pada masyarakat, beliau menguasai berbagai bahasa mereka, faham ajaran mereka,
beliau mengerti sosiologi, dialektika dan adat istiadat mereka. Sehingga masyarakat yang
didakwahi Nabi Ibrahim tidak dapat membantah hujjah dan dalil Nabi Ibrahim.

Keteladanan Nabi Ibrahim di atas penting untuk diamalkan generasi bangsa dengan selalu rajin
dan giat belajar dalam menguasai ilmu pengetahuan. Setiap Muslim wajib untuk mempelajari
berbagai ilmu yang menjadi kebutuhan hidupnya, seperti ilmu agama, ilmu kedirgantaraan,
militer, sosial, kedokteran, maupun ilmu yang menjadi kebutuhan masyarakat, agar tercipta
masyarakat yang sejahtera, maju, dan bermartabat. Barang siapa tekun, ia akan akan dapat,
barang siapa bersabar, ia akan dapat, siapa menanam, pasti menuai, di mana ada kemauan, di situ
pasti ada jalan. Pemuda harus bangkit dan bergerak demi meneladani perjuangan Nabi Ibrahim
AS.

Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar wa Li Allâh al-Hamd

Saudara-saudara sidang Idul Adha yang berbahagia..!

Rahasia kesuksesan Nabi Ibrahim yang ketiga adalah Nabi Ibrahim adalah sosok Nabi yang
dermawan dan peduli sosial. Nabi Ibrahim tidak pernah makan pagi dan makan sore, kecuali
disertai oleh kawan, walaupun beliau harus berjalan jauh untuk mencari kawan yang mau makan
bersama Nabi Ibrahim AS. Dalam konteks hari raya Idul Adha, kita diperintahkan Allah untuk
meneladani Nabi Ibrahim AS, jangankan harta, tenaga, maupun fikiran, bahkan putra yang sholih
pun akan beliau korbankan demi menjalankan perintah Allah ‫ﷻ‬. Kita tidak diperintahkan
menyembelih putra kita, namun kita hanya diperintahkan untuk menyembelih hewan Qurban
dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah ‫ﷻ‬.

Selain itu, kita juga diperintahkan Allah untuk menjadi seorang yang peduli sosial, membantu
sesama yang membutuhkan. Terutama bagi saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah
di Lombok NTB. Mari dalam rangkaian hari raya Idul Adha ini, kita menyisihkan sebagian harta
kita untuk membantu saudara-saudara kita di Lombok yang sedang tertimpa musibah. Semoga
mereka diberi ketabahan, kesabaran, dan kemudahan dalam menghadapi penderitaan. Serta
semakin menambah keimanan kita kepada Allah ‫ ﷻ‬agar musibah ini segera berakhir dengan baik.
Aamiin. Ya Allah Ya Rahman, Ampunilah umat Nabi-Mu, Nabi Muhammad SAW, kasihanilah
mereka, bimbinglah mereka, sayangilah mereka, sebagaimana Nabi Muhammad menyayangi
mereka. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

‫ َونَفَ َعنِي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ْال َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل‬،‫آن اْل َع ِظي ِْم‬
ِ ‫ار َك هللا ِلي َولَ ُك ْم فِى اْلقُ ْر‬ َ ‫َب‬
ُ‫ َوأَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا فَأ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ال َع ِظي َْم ِإنَّه‬،‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬
َّ ‫هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َوتَهُ َو ِإنَّهُ ُه َو ال‬
َّ ‫ُه َو الغَفُ ْو ُر‬
‫الر ِحيْم‬

Khutbah II
‫‪.‬اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْكبَ ُر اَهللُ أ َ ْك َب ُر‬
‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن لَ اِلَهَ إِلَّ هللاُ َوهللاُ‬ ‫ش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫سانِ ِه َوال ُّ‬ ‫لى إِ ْح َ‬ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ َع َ‬
‫إلى ِرض َْوانِ ِه‪ .‬الل ُه َّم‬ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى َ‬ ‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫س ِيّدَنَا ُم َح َّمدًا َ‬ ‫أن َ‬ ‫َو ْحدَهُ لَ ش َِري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ َّ‬
‫س ِلّ ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬
‫ص َحا ِب ِه َو َ‬ ‫س ِيّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى ا َ ِل ِه َوا َ ْ‬ ‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫َ‬
‫اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ أ َ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ‬ ‫أ َ َّما بَ ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ‬
‫لى النَّ ِبى يآ‬ ‫صلُّ ْونَ َع َ‬ ‫فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى ِب َمآل ئِ َكتِ ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬‫ص ِّل َعلَى َ‬ ‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َ‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن‬ ‫ار َ‬ ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِبيْنَ َو ْ‬ ‫س ِيّدِنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا َ ْنبِيآئِ َك َو ُر ُ‬ ‫س ِلّ ْم َو َعلَى آ ِل َ‬ ‫َو َ‬
‫ص َحا َب ِة َوالتَّا ِب ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي‬ ‫عثْ َمان َو َع ِلى َو َع ْن َب ِقيَّ ِة ال َّ‬ ‫ع َمر َو ُ‬ ‫الرا ِش ِديْنَ أ َ ِبى َب ْك ٍر َو ُ‬ ‫اء َّ‬ ‫اْل ُخلَفَ ِ‬
‫اح ِميْنَ‬ ‫الر ِ‬‫ض َعنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِ َك يَا ا َ ْر َح َم َّ‬ ‫ار َ‬ ‫ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِدّي ِْن َو ْ‬ ‫س ٍ‬ ‫التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم بِا ِْح َ‬
‫ت الل ُه َّم‬ ‫ت اَلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم َواْلَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫ص ْر‬‫ص ْر ِع َبادَ َك اْل ُم َو ِ ّح ِديَّةَ َوا ْن ُ‬ ‫ش ِْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ‬ ‫أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسالَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل ال ّ‬
‫اخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو دَ ِ ّم ْر أ َ ْعدَا َءال ِدّ ْي ِن َوا ْع ِل َك ِل َماتِ َك إِلَى يَ ْو َم‬ ‫ص َر ال ِدّيْنَ َو ْ‬ ‫َم ْن نَ َ‬
‫ظ َه َر‬ ‫س ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْ ِلم َحنَ َما َ‬ ‫الزلَ ِز َل َواْ ِلم َحنَ َو ُ‬ ‫ال ِدّي ِْن‪ .‬الل ُه َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا اْلبَالَ َء َواْ َلوبَا َء َو َّ‬
‫ان اْل ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمةً يَا َربَّ‬ ‫سائِ ِر اْلبُ ْلدَ ِ‬ ‫صةً َو َ‬ ‫طنَ َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ‬ ‫ِم ْن َها َو َما بَ َ‬
‫ظلَ ْمنَا‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫اب النَّ ِ‬‫سنَةً َوقِنَا َعذَ َ‬ ‫ْلخ َرةِ َح َ‬ ‫سنَةً َوفِى اْ ِ‬ ‫اْل َعالَ ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى الدُّ ْن َيا َح َ‬
‫سن ََاوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْنَ ‪ِ .‬ع َبادَهللاِ ! ِإ َّن هللاَ َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل‬ ‫ا َ ْنفُ َ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي يَ ِع ُ‬‫بى َو َي ْن َهى َع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإي ِ‬ ‫س ِ‬ ‫َواْ ِإل ْح َ‬
‫لى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ َ ْكبَ ْر‬ ‫تَذَ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروا هللاَ اْلعَ ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َع َ‬

You might also like