Meningkatkan Hasil Belajar Ipa, Sikap Tanggung Jawab Dan Kerjasama Melalui Model Problem Based Learning

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Meningkatkan Hasil Belajar .... (Sari Murni) 2.

781

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA, SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN


KERJASAMA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPROVING SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT, RESPONSIBILITY, AND


COOPERATION THROUGH PROBLEM BASED LEARNING

Oleh: Sari Murni, Universitas Negeri Yogyakarta, sarimt.brugayo@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA, sikap tanggung jawab dan
kerjasama melalui problem based learning pada siswa kelas V B SD Negeri, Sewon, Bantul, D.I
Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V B
berjumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil belajar IPA pada pra
tindakan diperoleh rata-rata skor 69,08 setelah menerapkan model problem based learning meningkat
menjadi 74,00 pada siklus I dan setelah dilakukan perbaikan proses pembelajaran menjadi 82,40 pada
siklus II. Sikap tanggung jawab rata-rata pada siklus I 69,08 menjadi 76,08 pada siklus II. Sikap
kerjasama pada siklus I 68,5 menjadi 79,25 pada siklus II. Penerapan model problem based learning
sudah diterapkan berdasarkan langkah-langkahnya. Siklus II dihentikan karena sudah memenuhi kriteria
keberhasilan.
Kata kunci: hasil belajar siswa, sikap tanggung jawab dan kerjasama, model problem based learning.
abstract
This study aims at improving sciense learning achievement, responsibility, and cooperation
through problem-based learning among Grade V B students of SD, Sewon, Bantul, Yogyakarta spesial
region. This was classroom action research study. The research subjects were Grade V B students with
total to 25 students. The data collecting techniques were tests dan observations. The data analysis method
was the quantitative descriptive. The science learning acievement in the pre-actions was indicate by a
mean score of 69.08 after the application of problem-based learning model improves to 74.00 in cycle I
and after revise learning prosess it improves to 82.40 in cycle II. Responsibility attainned a mean score of
69.08 in cycle 76.08 in cycle II. Cooperation attained a mean score of 68.5 in cycle I and it improved to
79.25 in cycle II. The problem-based learning model is applied based on the steps. Cycle II was ended
because the success criteria ware satified.
Keywords: student learning achievment, responsibility and cooperation, problem-based learning models.
2.782 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016

PENDAHULUAN pengalaman langsung untuk

Kegiatan pembelajaran merupakan mengembangkan kompetensi sehingga guru


harus mampu mengembangkan suatu
kegiatan yang berlangsung di sekolah
merupakan kegiatan bersifat formal dan strategi pembelajaran yang dapat diciptakan

berkelanjutan. Kegiatan tersebut dikatakan situasi pembelajaran yang menyenangkan,

efektif apabila dilihat dari tujuan yang mengaktifkan siswa, menumbuhkan rasa

dirancang dapat tercapai sesuai yang ingin tahu siswa, mendidik siswa berpikir

diharapkan. Oleh sebab itu, selama proses logis dan kritis serta mengembangkan

pembelajaran siswa harusnya ikut terlibat kreativitas siswa. Akan tetapi pada

secara langsung agar siswa memproleh kenyataannya sering dijumpai pada saat

pengalaman dari proses pembelajaran. Oleh proses pembelajaran di kelas menoton dan

sebab itu, selama proses pembelajaran siswa sikap dalam proses pembelajaran belum

harusnya ikut terlibat secara langsung agar ditampakan. Hal tersebut dikarenakan guru
menggunakan model pembelajaran kurang
siswa memproleh pengalaman dari proses
pembelajaran. Belajar akan bermakna jika bervariasi, sehingga siswa cendrung pasif
dan kurang berani untuk menyatakan
siswa mengalami apa yang dipelajarinya,
bukan hanya mengetahuinya, siswa yang gagasannya. Di samping itu, pengalaman
belajar siswa tidak dapat mengembangkan
mengetahui belum tentu mengalaminya,
sebaliknya siswa yang mengalami bisa proses yang dimiliki, dampak yang terjadi

dipastikan sudah mengetahui. dari hal tersebut hasil belajar siswa rendah
beberapa siswa yang belum tuntas mencapai
Menurut Sri Sulistyorini, (2007:39)
standar Kriteria Ketuntasan Minimal
IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
(KKM) yang ditetapkan. Hal ini di tunjukan
berhubungan dengan cara mencari tahu
pada data awal dari dokumen nilai hasil
tentang alam secara sistematis, sehingga
belajar siswa SD Negeri Jageran khususnya
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pada mata pelajaran IPA kelas V B bahwa
pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-
dari 25 siswa kelas V B hanya 9 siswa yang
konsep atau prinsip-prinsip, penemuan saja
mencapai KKM sedangkan 16 siswa belum
tetapi juga merupakan proses siswa
memenuhi KKM (75≥) dengan nilai rata-
memecahkan masalah secara rasional
rata 36. Pembelajaran bisa efektif jika guru
sehingga dapat membantu siswa
menggunakan model yang bervariasi.
memperoleh pengalaman langsung dan
Unsur penting pada saat
pemahaman untuk mengembangkan
pembelajaran yaitu metode dan model
kompetensinya agar siswa dapat menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah. pembelajaran yang tepat. Seorang guru
harus bisa mendesain pembelajaran yang
Mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar
mudah dipahami dan diserap oleh siswa,
(SD) menekankan pada pemberian
Meningkatkan Hasil Belajar .... (Sari Murni) 2.783
selain itu guru juga dituntut untuk 2013: 217). Menurut Wina Sanjaya (2008:
menjelaskan materi dalam waktu yang 220) Problem based learning mempunyai
efektif tanpa mengurangi bobot materi yang keunggulan sebagai berikut: 1) problem
disampaikan. based learning merupakan teknik cukup
Dari hasil wawancara dengan siswa bagus untuk lebih memahami isi pelajaran,
kelas V B dan observasi di lapangan pada 2) problem based learning dapat menantang
saat proses pembelajaran IPA ditemukan kemampuan serta siswa memberikan
beberapa permaalahan dalam pembelajaran kepuasan untuk menemukan pengetahuan
IPA yaitu: (1) Pelajaran IPA merupakan baru bagi siswa, 3) problem based learning
pelajaran yang sulit yang dirasakan oleh dapat membantu siswa untuk
siswa (2) siswa kurang termotivasi untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
belajar IPA (3) siswa kurang terlibat bertanggungjawab dalam pembelajarannya
langsung dalam menerima informasi, yang mereka lakukan, 4) Melalui problem
pengetahuan dan keterampilan (4) hasil based learning bisa memperlihatkan kepada
belajar siswa rendah karena kurangnnya siswa bahwa setiap mata pelajaran pada
pemakaian variasi model pembelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan
pelajaran IPA (5) sikap tanggung jawab dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa
kerjasama dalam pembelajaran belum bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
dilatihkan. Model pembelajaran yang biasa dari buku-buku saja, 5) problem based
digunakan guru adalah ceramah, diskusi dan learning dapat mengembangkan
penugasan. kemampuan siswa untuk berpikir kritis, dan
Melihat permasalahan di atas, untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk
meningkatkan hasil belajar IPA, g uru menyesuaikan dengan pengetahuan baru, 6)
dituntut dapat memilih model pembelajaran problem based learning dapat
yang dapat memcacu semangat aktif ikut mengembangkan minat siswa untuk secara
terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah terus menerus belajar sekalipun belajar pada
satu alternatif model pembelajaran yang pendidikan formal telah berakhir.
memungkinkan dikembangkannya Berdasarkan uraian di atas maka
keterampilan berpikir siswa (penalaran, peneliti tertarik melakukan penelitian
komunikasi dan koneksi) dalam dengan judul peningkatan hasil belajar IPA,
memecahkan masalah yaitu problem based sikap tanggung jawab dan kerjasama
learning. melalui model problem based learning pada
Problem based learning merupakan siswa kelas v b sekolah dasar Negeri
sebagai pembelajaran yang diperoleh Jageran, Sewon, Bantul, D.I Yogyakarta.
melalui proses menuju pemahaman akan
resolusi masalah. Borrow (Miftahul Huda
2.784 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016

METODE PENELITIAN 3. Dokumentasi


Untuk memperoleh data dokumentasi,
Jenis Penelitian
peneliti menggunakan dokumen foto, seperti
Jenis penelitian yang digunakan adalah
foto kegiatan siswa dan guru dalam proses
penelitian tindakan kelas.
belajar mengajar.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik
SD N Jageran tahun ajaran 2015/2016, yang
analisis deskripsi kualitatif.
akan berlangsung selama dua bulan yaitu bulan
Maret-Mei dalam mata pelajaran IPA. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Subjek Penelitian 1. Hasil Penelitian


Dalam penelitian ini subyek penelitian Berdasarkan analisis data yan
adalah seluruh siswa kelas V B SD Negeri telah dilaksanakan maka dapat dilihat
Jageran, yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri perkembangan yang terjadi pada hasil
dari 16 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki. belajar siswa dari pra siklus, siklus I
Teknik Pengumpulan Data dan dansiklus II berikut penjelasannya.

Instrumen 1. Hasil belajar siswa


Hasil belajar siswa kelas V B
Penelitian ini menggunakan teknik
pada SD Negeri Jageran mengalami
penelitian sebagai berikut.
peningkatan nilai rata-rata dan
1. Observasi
persentase ketuntasan klasikal. Bila
Dalam proses pelaksanaan
dibandingkan antara pra tindakan,
pengumpulan data peneliti menggunakan
siklus I dan siklus II terdapat
observasi kegiatan ini dilakukan untuk
peningkatan hasil belajar siswa.
mengamati semua yang terjadi di dalam
Pada pra tindakan guru dalam
kelas saat terjadi tindakan dengan mencatat
pembelajaran menggunakan ceramah
hal-hal yang terjadi secara teliti mulai dari
bervariasi dan penugasan sehingga
hal yang kecil. Observasi dilakukan dengan
siswa cendrung pasif dan kurang
menggunakan lembar observasi guru dan
berani untuk menyatakan gagasannya.
siswa.
Sehingga hasil belajar siswa masih
2. Tes
banyak yang belum mencapai KKM.
Dalam penelitian ini peneliti
Pada siklus I ada peningkatan
menggunakan tes untuk mengukur sejauh
hasil belajar siswa dari pra tindakan
mana siswa mengalami perubahan hasil
yaitu dari 69,08 menjadi 74,00 karena
belajar sebelum dan sesudah mengambil
dalam pembelajaran menerapkan
tindakan.
model problem based learning dalam
problem based learning siswa belajar
Meningkatkan Hasil Belajar .... (Sari Murni) 2.785
aktif, dilatihkan untuk berpikir kritis,
Berdasarkan tabel 1 menunjukan dari
siswa dihadapkan dengan masalah
hasil tes siklus II dari 25 siswa yang mencapai
yang harus dipecahkan. Wina Sanjaya
KKM ada 19 siswa dan yang belum mencapai
(2008: 220-221) menyatakan bahwa
KKM 6 Orang siswa. Nilai rata-rata kelas
model problem based learning
mencapai 82,40. Persentase siswa yang
memiliki keunggulan memecahkan
mencapai KKM adalah 76%. Untuk memperjelas
masalah dalam kehidupan nyata,
pemaparan tabel tersebut, dapat dilihat dalam
melatih berpikir kritis dan selanjutnya
diagram berikut ini:
siswa dapat mengaplikasikan dalam
dunia nyata. Pada siklus I
peningkatan hasil belajar siswa belum 90
80
mencapai kriteria keberhasilan maka 70
60
dilanjutkan ke siklus II. 50
40 tuntas
Pada siklus II pembelajaran30
belum tuntas
20
masih menggunakan model problem rata-rata
10
based learning ada beberapa 0

perbaikan antara lain guru


memperjelas tugas yang harus
Gambar 1. Diagram Peningkatan Hasil
dikerjakan siswa sesuai kompetensi
Belajar Pra tindakan, Siklus I dan Siklus
dasar dan indikator, guru menjelaskan II.
Hasil belajar tersebut sudah
penyususnan laporan menggunakan
contoh format laporan dan masing- memenuhi kriteria keberhasilan yaitu

masing anggota kelomok keberhasilan 75% siswa telah


mencapai KKM maka penelitian pada
mendapatkan untuk andil
siklus II dihentikan.
mengerjakan di dalam kelompok.
Sehingga hasil meningkat menjadi 2. Sikap tanggung jawab

82,40. Untuk memperjelas pemaparan Berdasarkan analisis data

dapat dilihat dalam diagram berikut yang telah dilakukan maka hasil

ini: pengamatan terhadap sikap tanggung

Tabel. 1 jawab diperoleh rata-rata kelas, dari


Hasil tes IPA siswa pra tindakan, siklus I dan siklus I 69,08 meningkat menjadi
siklus II
76,08 pada siklus II. Untuk
Ketuntasan Rata-rata Skor
Pra Siklus Siklus Pra Siklus Siklus memperjelas pemaparan dapat dilihat
Siklus I II Siklus I II dalam diagram berikut ini:
T B T B T B
T T T
9 16 1 13 1 6 69,08 74,00 82,407
2 9
2.786 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016

Tabel. 2 siklus adalah 76,08 dan berada pada


Hasil pengamatan aspek kategori baik.
sikap tanggung jawab siklus II Hal ini dikarenakan dalam
No butir aspek tanggung Siklus problem based learning siswa dalam
jawab II(%)
1 Siswa mengikuti 75 mengerjakan tugas secara
pembelajaran berkelompok, siswa dilatih untuk
2 Siswa melaksanakan 75
tugas yang berikan bertanggung jawab dalam
guru
memecahkan masalah dan
3 kesiapan menerima 76,5
resiko dari tindakan menyelesaikan tugas sampai selesai.
yang dilakukan siswa
4 Siswa tidak 9 Di samping itu secara individu siswa
7 bertanggung jawab untuk untuk
menyalahkan atau
menuduh temannya mengikuti pembelajaran dengan baik
tanpa bukti yang tepat
menyelesaikan masalah sehingga siswa mampu memahami
5 dalam
Siswa kelompok
mengembalikan 75,5 materi yang dipelajari. (Wina
barang yang dipinjam
6 Siswa melakukan 75,5 Sanjaya, 2008: 221). Problem based
kesalahan dan learning dapat membantu dapat
meminta maaf atas
kesalahan yang membantu siswa untuk
dilakukan
∑ 951,04 mengembangkan pengetahuan
Rata-rata 76 ,08 barunya dan bertanggungjawab dalam
pembelajarannya yang mereka
Untuk lebih jelasnya disajikan pada
lakukan. Menambahkan bahwa
gambar 7 berikut.
menurut Retno Listyarti (2012: 8)
Tanggungjawab merupakan sikap
yang harus dimiliki siswa dalam
mengerjakan tugas individu maupun
80
79 tugas di dalam kelompok dan juga
butir 1
78 bertanggung jawab terhadap
butir 2
77 lingkungan sekitar.
butir 3
76 3. Sikap kerjasama
butir 4
75 Berdasarkan analisis data
butir 5
74 yang telah dilakukan maka hasil
butir 6
73
pengamatan terhadap sikap kerjasama
sikap
tanggung diperoleh rata-rata kelas dari siklus I
jawab
adalah 68,25 meningkat menjadi
Berdasarkan tabel tersebut hasil 77,42 pada siklus II. Untuk
analisis pengamatan hasil belajar siswa
diperoleh persentase rata-rata kelas di
Meningkatkan Hasil Belajar .... (Sari Murni) 2.787
memperjelas pemaparan dapat dilihat Berdasarkan tabel tersebut hasil
dalam tabel berikut ini: analisis pengamatan hasil belajar siswa
Tabel. 2 Hasil pengamatan sikap diperoleh persentase rata-rata kelas di
kerjasama siklus II siklus II adalah 79,25 dan berada pada
No butir aspek tanggung Siklus kategori baik.
jawab II( %)
1 Siswa berkerjasama 90 Hal ini karena di dalam model
dalam mengerjakan tugas problem based learning melatih siswa
bersama teman
kelompok bekerjasama dalam tim yang sistematis,
2 Siswa memberikan 75
sehingga siswa memberdayakan,
pendapat di dalam
kelompok melalui mengasah, menguji dan mengembangkan
musyawarah dan
mufakat kemampuan berpikirnya secara
3 Siswa kompak dengan 78,5 kesinambungan. Menurut Tan (Rusman
teman kelompoknya
dalam memberikan 2010: 229). Kerjasama merupakan situasi
pendapat atau saran
4 Siswa memberi 79
dimana kelompok bekerja secara bersama
pendapat maupun saran untuk mendapatkan tujuan yang sama
dalam kelompok
5 Siswa menghargai 76,5 yaitu dapat menyelesaikan masalah
pendapat temannya yang
secara bersama-sama. Pernyataan ini
sedang berbicara dalam
kelompok dikuatkan lagi dengan teori Vygotsky
6 Siswa mengikuti teman- 77
teman yang sedang (David W. dkk 2012: 91) menyatakan
mempresentasikan hasil bahwa kerjasama dalam kelompok yang
diskusinya
∑ 476 dibangun secara kooperatif dapat
Rata-rata 79 ,25
menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Untuk lebih jelasnya disajikan
KESIMPULAN DAN SARAN
pada gambar 3 berikut.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan dapat disimpulkan
95

butir 1
bahwa penerapan model Problem
90
butir 2 Based Learning dapat meningkatkan
85 butir 3
hasil belajar IPA, sikap tanggung
80 butir 4
butir 5 jawab dan kerjasama pada siswa
75 butir 6 kelas V B SD Negeri Jageran Sewon
70 Bantul D.I Yogyakarta. Hal ini
65 dibuktikan dengan kenaikan rata-rata
sikap kerjasama
dari pra tindakan, siklus I dan siklus
Gambar 3
II. Hasil belajar siswa pada rata-rata
Diagram Pencapaian sikap kerjasama
2.788 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 29 Tahun ke-5 2016

di pra tindakan yaitu 69,08 setelah mengorganisasikan siswa untuk


menerapkan model problem based meneliti, 3) membantu investisigasi
learning meningkat menjadi 74,00 di mandiri dan kelompok, 4)
siklus I dan setelah dilakukan mengembangkan dan
perbaikan proses pembelajaran yaitu memperesentasikan hasil, 5)
memperjelas tugas yang harus menganalisis dan mengevaluasi
dikerjakan siswa sesuai kompetensi proses mengatasi masalah.
dasar dan indikator, menjelaskan B. Saran
penyususnan laporan menggunakan Berdasarkan hasil
contoh format laporan, masing- penelitian, peneliti
masing siswa mendapatkan tugas di menyampaikan saran sebagai
dalam kelompok meningkat menjadi berikut:
82,40 pada siklus II. Hasil belajar 1. Bagi Guru
tersebut sudah memenuhi kriteria Guru diharapkan
keberhasilan yaitu keberhasilan ≥75% mampu menerapkan model
siswa telah mencapai KKM maka problem based learning pada
penelitian pada siklus II dihentikan. pembelajaran IPA pada materi
Berdasarkan analisis data yang berbeda sehingga siswa
yang telah dilakukan maka hasil tidak merasa jenuh dan bosan
pengamatan terhadap sikap tanggung dalam mengikuti pelajaran.
jawab diperoleh rata-rata kelas, dari 2. Bagi Siswa
siklus I 69,08 meningkat menjadi Siswa diharapkan
76,08 pada siklus II. Sedangkan lebih aktif, melibatkan diri
berdasarkan analisis data yang telah dalam mengikuti proses
dilakukan maka hasil pengamatan pembelajaran, dapat
terhadap sikap kerjasama diperoleh bertanggung jawab dan
rata-rata kelas dari siklus I adalah berkerjasama dengan baik saat
68,25 meningkat menjadi 77,42 pada mengikuti proses pemblajaran
siklus II. menggunakan model problem
Pelaksanaan pembelajaran based learning.
dengan menggunakan model problem 3. Bagi peneliti lain
based learning dalam penelitian ini Peneliti berikutnya
dilakukan berdasarkan langkah- diharapkan dapat mendesain
langkah sebagai berikut: 1) pembelajaran yang
memberikan orientasi tentang menggunakan model problem
permasalahannya kepada siswa, 2)
Meningkatkan Hasil Belajar .... (Sari Murni) 2.789
based learning untuk mata
pelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

David W. Johnson dan Frank P. Johnson. 2012.


Dinamika Kelompok Teori dan
Keterampilan. Jakarta Barat: Indeks
Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran
dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Retno Listyarti. 2012. Pendidikan Karakter
Dalam Metode Aktif, Inovatif, dan
Kreatif. Jakarta: Esensi Erlangga Grup
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sri Sulistiyorini. 2007. Pembelajaran IPA
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Wacana
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Staandar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Group

You might also like