Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Kamelia Gantrisia et al.: Metode Scl Berbasis E-Learning...

METODE SCL BERBASIS E-LEARNING DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SEBAGAI BAHASA ASING

(SCL-METHODS BASED ON E-LEARNING IN GERMAN AS A FOREIGN


LANGUAGE)

Kamelia Gantrisia
Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung–Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363
Ponsel: 08382826565
Pos-el: k.gantrisia@unpad.ac.id

Dian Ekawati
Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung–Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363
Ponsel: 08382826565
Pos-el: k.gantrisia@unpad.ac.id

Genita Cansrina
Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung–Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang 45363
Ponsel: 08382826565
Pos-el: k.gantrisia@unpad.ac.id

Tanggal naskah masuk: 20 Januari 2018


Tanggal revisi terakhir: 28 Mei 2018

Abstract
With the rapid development of media technology in all areas including in education, the
learning process of foreign language has also changed permanently. Using of digital
media in teaching and learning activities inside and outside the classroom becomes very
important to do. This ongoing research conducted explorative and descriptive studies to
maximize the using of digital media in student-centered-learning methods (SCL). Various
learning materials obtained through digital media are integrated into the SCL learning
methods, with case studies in Netzwerk A1 textbooks. Based on the theories from Astleit-
ner (2000), Kron (2003, 2008), Asleitner and Steinberg (2005), Budka und Mader (2006)
and Hillen and Landis (2014) this research tries to make a map of the SCL-methods of
learning German as a foreign language by using e-learning techniques and materials
especially for the students at the University of Padjadjaran Indonesia and to implement
it in its learning process. The results of the mapping that has been done showed that the
materials obtained through digital media more emphasis on the speaking competence.
SCL method that strongly supports this competence through this e-learning training is
Role-Play & Simulation.
Keywords: e-learning, SCL, German, foreign language

Abstrak
Dengan pesatnya perkembangan teknologi media di semua bidang, termasuk di bi-
dang pendidikan, proses pembelajaran bahasa asing juga telah berubah secara per-
manen. Penggunaan media digital dalam pembelajaran di dalam dan di luar kelas
menjadi sangat penting untuk dilakukan. Penelitian yang sedang berlangsung ini
merupakan penelitian eksploratif dan deskriptif untuk memaksimalkan penggunaan
media digital dalam metode Student Centered Learning/SCL. Berbagai materi pem-

17
Metalingua, Vol. 16 No. 1, Juni 2018:17–26

belajaran yang diperoleh melalui media digital diintegrasikan ke dalam metode pem-
belajaran SCL, dengan studi kasus pada buku teks Netzwerk A1. Berdasarkan teori
dari Astleitner (2000), Kron (2003, 2008), Astleitner dan Steinberg (2005), Budka
and Mader (2006) dan Hillen dan Landis (2014), penelitian ini mencoba membuat
peta metode SCL pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing bagi pemula
dengan menggunakan teknik dan bahan e-learning, terutama untuk mahasiswa di
Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia dan untuk menerapkannya dalam pros-
es belajarnya. Hasil pemetaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data-data
yang diperoleh melalui media digital lebih menekankan pada kompetensi berbicara
(Sprechen). Metode SCL yang sangat mendukung capaian kompetensi berbicara me-
lalui latihan berbasis e-learning ini adalah Role-Play & Simulation.
Kata kunci: e-learning, SCL, bahasa Jerman, bahasa asing

1. Pendahuluan adalah e-learning. E-learning adalah kegiatan


belajar mengajar yang menggunakan media
Dunia pendidikan telah mengalami
online. Melalui e-learning dosen dan mahasiswa
perubahan yang sangat besar. Dalam Buku
memperoleh kesempatan untuk berkomunikasi,
Kurikulum Pendidikan Tinggi (Sailah, et al.
baik secara langsung maupun secara virtual.
1996:48) dinyatakan bahwa mengacu pada empat
Mengingat keterbatasan buku-buku berbahasa
pilar pendidikan yang telah dicanangkan oleh
Jerman yang tersedia di Indonesia, media
UNESCO pada tahun 1998, maka perubahan
digital menjadi salah satu alternatif yang dapat
paradigma pendidikan di lingkungan pendidikan
dimanfaatkan oleh pengajar bahasa Jerman
tinggi mengarah pada learning to know, learning
untuk memperoleh bahan ajar dan menjembatani
to do, learning to live together (with others),
jarak antara pembelajar bahasa asing dan bahasa
dan learning to be serta learning throughout
yang dipelajarinya serta memudahkan mereka
live. Empat pilar pendidikan tersebut merupakan
untuk mengakses berbagai informasi tentang
satu kesatuan utuh, artinya elemen kompetensi
berbagai hal yang berkaitan dengan bahasa yang
yang terkandung dalam learning to know tidak
dipelajarinya tersebut.
dapat dipisahkan dari elemen kompetensi yang
Sebagai staf pengajar tetap di Program Studi
terkandung dalam learning to do, learning to live
Sastra Jerman, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
together, dan learning to be. Dengan demikian,
Padjadjaran, kami sangat menyadari pentingnya
pemisahan antara materi pembelajaran hard
penerapan metode SCL berbasis e-learning dalam
skill dan soft skill sudah tidak berlaku lagi,
kegiatan belajar mengajar. Meskipun demikian,
tetapi diakomodasi dalam satu kesatuan proses
pengintegrasian metode SCL berbasis e-learning
pembelajaran yang berdimensi kognitif, afektif,
dalam proses pembelajaran di kelas tampaknya
dan psikomotorik. Dengan demikian, terjadilah
belum dapat berfungsi dengan baik. Dalam
perubahan metode pembelajaran di perguruan
proses pembelajaran pola pembelajaran TCL
tinggi dari Teacher Centered Learning
masih dipertahankan dan hanya dimanfaatkan
(selanjutnya disingkat TCL) ke arah Student
sebagai media tunggal berbentuk buku. Media
Centered Learning (selanjutnya disingkat SCL)
digital ini sudah digunakan oleh beberapa dosen
yang menekankan partisipasi aktif mahasiswa
dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi belum
dalam menemukan pengetahuan.
secara terstruktur. Di samping itu, keterbatasan
Dengan adanya perkembangan teknologi
sarana, prasarana, dan lingkungan pembelajaran
media yang sangat pesat di hampir semua bidang
seringkali menjadi kendala utama dalam proses
kehidupan masyarakat dan berbagai kemudahan
pembelajaran SCL berbasis e-learning ini.
untuk mengaksesnya, proses pendidikan di
Mengacu pada hal tersebut, masalah yang
lingkungan perguruan tinggi pun mengalami
diteliti dirumuskan sebagai berikut.
perubahan secara permanen. Baik dosen maupun
a. Konsep e-learning apa yang relevan dan
mahasiswa dituntut untuk dapat memanfaatkan
dapat diintegrasikan ke dalam buku ajar
media digital ini untuk mencapai capaian belajar
Netzwerk A1?
yang maksimal. Bentuk pembelajaran berbasis
b. Metode SCL apa yang dapat diterapkan
media digital yang banyak digunakan saat ini

18
Kamelia Gantrisia et al.: Metode Scl Berbasis E-Learning...

untuk setiap konsep e-learning yang telah bahwa siswa menjadi subjek yang aktif dan
diintegrasikan tersebut? mandiri serta bertanggung jawab penuh atas
Dalam penelitian yang sedang berlangsung apa yang dipelajarinya, sedangkan guru beralih
ini dilakukan studi eksploratif dan deskriptif fungsi menjadi fasilitator dan mitra siswa,
tentang cara-cara pemanfaatan e-learning bukan sebagai pengetahuan utama. Dalam
secara maksimal dan terstruktur dalam metode Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi (Sailah, et
pembelajaran SCL. Berbagai materi bahan al. 1996:58--65) disebutkan sembilan ragam
ajar yang diperoleh melalui media digital metode pembelajaran berbasis SCL berikut.
diintegrasikan dengan metode pembelajaran a. Small Group Discussion: mahasiswa
SCL dan akan diujicobakan pada mata kuliah membentuk kelompok yang terdiri
bahasa Jerman, yaitu Grundkurs Deutsch. dari 5--10 orang, memilih bahan
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan diskusi, mempresentasikan paper, dan
model penerapan SCL berbasis e-learning untuk mendiskusikannya di kelas, sedangkan
mata kuliah ini, khususnya dalam pembelajaran dosen membuat rancangan bahan dan aturan
bahasa Jerman sebagai bahasa asing. diskusi, menjadi moderator, dan mengulas
Dalam penelitian ini digunakan metode pada setiap akhir sesi diskusi mahasiswa.
kualitatif melalui studi kepustakaan dan action b. Role-Play & Simulation: mahasiswa
research. Metode ini dipilih dengan tujuan mempelajari dan menjalankan suatu
untuk menghimpun berbagai data yang dijaring peran yang ditugaskan kepadanya atau
melalui media elektronik untuk diterapkan mempraktikan berbagai model komputer
dalam mata kuliah Grundkurs Deutsch. Melalui yang telah disiapkan, sedangkan dosen
studi pustaka, berbagai data yang berhasil merancang situasi atau kegiatan yang
dikumpulkan akan menjadi data mentah yang mirip dengan sesungguhnya, dapat berupa
akan disusun, diolah, dan diklasifikasikan bermain peran, model komputer, atau
ke dalam konsep Student Centered Learning berbagai latihan simulasi, dan membahas
dan e-learning. Dalam action research, data kinerja mahasiswa.
mentah yang telah selesai disusun, diolah, dan c. Discovery Learning: mahasiswa mencari,
diklasifikasikan akan menjadi data utama/ mengumpulkan, dan menyusun berbagai
model yang akan diujicobakan dalam proses informasi yang ada untuk mendeskripsikan
pembelajaran mata kuliah Grundkurs Deutsch. suatu pengetahuan, sedangkan dosen
Untuk menjamin validitas dan reliabilitas data menyediakan data atau petunjuk untuk
yang dikumpulkan, dijaring sampel sumber data menelusuri suatu pengetahuan yang harus
mentah dari rujukan yang ada dalam buku ajar dipelajari oleh mahasiswa dan memeriksa
Netzwerk A1. Netzwerk adalah buku ajar yang serta memberi ulasan terhadap hasil belajar
akan digunakan di Program Studi Sastra Jerman mandiri mahasiswa.
mulai Tahun Ajaran 2017/2018. d. Self-Directed Learning: mahasiswa
merencanakan kegiatan belajar dan
melaksanakan serta menilai pengalaman
2. Kerangka Teori
belajarnya sendiri, sedangkan dosen
Konsep Student Centered Learning (SCL) berperan sebagai fasilitator yang memberi
merupakan konsep yang dikenal dan digunakan arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap
dalam ranah pengajaran dan pembelajaran. kemajuan belajar yang telah dilakukan oleh
Banyak istilah lain yang digunakan untuk mahasiswa.
konsep ini, seperti flexible learning (Taylor e. Cooperative Learning: mahasiswa
dalam O’Neill & Mc Mahon, 2005:27) atau membahas dan menyimpulkan masalah
experiential learning (Burnard dalam O’Neill & yang diberikan dosen secara berkelompok,
Mc Mahon, 2005:27). Menurut Rogers (dalam sedangkan dosen merancang suatu
O’Neill & Mc Mahon, 2005:27), konsep ini masalah atau kasus untuk diselesaikan
menggambarkan adanya pergeseran kekuasaan oleh mahasiswa secara berkelompok dan
dalam interaksi belajar mengajar, yaitu dari memonitor proses belajar serta hasil belajar
guru ke siswa. Ide dasar dari SCL adalah kelompok mahasiswa.
19
Metalingua, Vol. 16 No. 1, Juni 2018:17–26

f. Collaborative Learning: mahasiswa bekerja materi pembelajaran yang bersifat digital dan
sama dengan anggota kelompoknya dalam proses pembelajaran pun dapat dilakukan secara
mengerjakan tugas dan membuat rancangan digital, seperti moodle atau portal lain yang
proses serta bentuk penilaian berdasarkan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
konsensus kelompoknya, sedangkan dosen Metode pembelajaran seperti ini, terutama
merancang tugas yang bersifat open ended yang berbasis web, menurut Astleitner (2000:17)
dan berperan sebagai fasilitator serta dan Astleitner dan Steinberg (2005) memiliki
motivator. ciri-ciri sebagai berikut.
g. Contextual Instruction: mahasiswa a. Interaktif: pembelajar dapat berinteraksi
membahas konsep (teori) yang berkaitan satu sama lain, baik dengan pengajarnya/
dengan situasi nyata dan melakukan studi tutornya atau dengan internet.
lapangan/terjun ke dunia nyata untuk b. Multimedial: bahan ajar mengandung minimal
mempelajari kesesuaian teori, sedangkan dua media yang saling terkombinasi seperti
dosen menjelaskan bahan kajian yang teks, gambar, video, suara, atau animasi.
bersifat teori dan mengaitkannya dengan c. Struktur terbuka: pembelajar dapat meng­
situasi nyata dalam kehidupan sehari- guna­ kan informasi-informasi lain dari
hari, kerja profesional, manajerial, atau internet dan tidak hanya terikat dengan
entrepreneurial dan menyusun tugas untuk sumber atau bahan ajar yang disediakan
studi mahasiswa terjun ke lapangan. seperti CD-ROM.
h. Project Based Learning: mahasiswa d. Komunikasi berbasis komputer, sinkronis
mengerjakan tugas (berupa proyek) atau asinkronis; termasuk di dalamnya
yang telah dirancang secara sistematis e-mail, chat, forum, news-groups, dll..
dan menunjukkan kinerja serta e. Diatur oleh manusia atau komputer: proses
mempertanggungjawabkan hasilnya di pembelajaran diatur oleh pengajar (tutor)
forum, sedangkan dosen merancang suatu atau melalui program komputer yang telah
tugas (proyek) yang bersifat sistematis, dibuat sedemikian rupa untuk kepentingan
terstruktur, kompleks, dan merumuskan pembelajaran.
serta melakukan proses pembimbingan dan f. Tidak tergantung pada alat, tempat, dan
asesmen. waktu: pembelajar tidak tergantung pada
i. Problem Based Learning and Inquiry: perangkat keras khusus ataupun pada
mahasiswa menggali berbagai informasi tempat dan waktu tertentu yang ditentukan.
serta memanfaatkannya untuk memecahkan Metode ini seolah-olah dapat menggantikan
masalah faktual yang dirancang oleh dosen, kehadiran pengajar untuk bertatap muka
sedangkan dosen merancang tugas untuk langsung dengan siswanya. Meskipun demikian,
mencapai kompetensi tertentu dan membuat kehadiran pengajar tidak dapat digantikan penuh
petunjuk (metode) untuk mahasiswa dalam secara virtual. Hal ini sejalan dengan perspektif
mencari pemecahan masalah yang dipilih dari teori Hillen dan Landis yang menyebutkan
oleh mahasiswa atau yang ditetapkan oleh bahwa “(...) the reflective teacher has to make
dosen. meaning out of the subject matter for the benefit
Konsep e-learning merupakan bentuk of the students’ learning and development”
pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan (Hillen and Landis, 2014:209). Secara singkat,
media online sebagai pendukungnya, yang pendapat Hillen dan Landis (2014) tentang
disampaikan, baik melalui tatap muka langsung relasi pengajar, pembelajar, dan materi ajar ini
maupun secara virtual, dengan bantuan media digambarkan dalam segitiga berikut.
komputer (Seufert et al., 2001:13). Konsep
ini berkembang luas di awal tahun 2000-an.
Melalui pemanfaatan koneksi internet, bahan-
bahan perkuliahan dapat diunggah dan diunduh
kapan pun oleh pengajar dan siswanya, dalam
portal-portal yang dapat menampung berbagai

20
Kamelia Gantrisia et al.: Metode Scl Berbasis E-Learning...

Dari segitiga di atas terlihat bahwa kehadiran


pengajar tetap diperlukan untuk menyampaikan
materi ajar kepada pembelajar. Kron (2003,
2008), menyatakan bahwa e-learning dapat
membangun komunitas online (daring) yang
memiliki relasi dengan aktivitas offline (luar
jaringan) yang bersifat tatap muka, seperti kerja
kelompok karena--seperti yang diungkapkan
oleh Budka, Mader (2006:6)--hanya dengan
cara seperti inilah pengajar dan pembelajar,
khususnya dalam bidang sosial humaniora
dan budaya, dapat menerima dan menikmati
teknologi media online dalam jangka panjang.
1) Role-Play & Simulation
3. Hasil dan Pembahasan Dengan bantuan penjelasan ini mahasiswa
Mengacu pada metode yang telah dipaparkan memainkan peran antarteman yang sedang
di atas, dilakukan proses pengumpulan berbagai merencanakan kegiatan belanja dengan pola
data e-learning yang relevan dan dapat percakapan sebagai berikut.
diintegrasikan ke dalam buku ajar Netzwerk Wir machen den Salat und kaufen die
A1. Data e-learning yang berhasil dikumpulkan Getränke und Katrin und Lukas kaufen das
berjumlah 18 data. Proses pengumpulan data Fleisch und die Würstchen.
ini dilanjutkan dengan proses pengolahan data, Okay, was brauchen wir denn noch für den
serta berupa perumusan langkah kerja dan Salat? Haben wir alles?
cara pengoperasian setiap data e-learning yang Moment ... Karotten, Salz, Essig haben wir.
terkumpul. Data yang telah diolah ini selanjutnya Wir brauchen Tomaten, Oliven, Öl, eine
dipetakan ke dalam metode SCL yang sesuai. Gurke und Getränke. Ach, und ein Stück
Berikut adalah ilustrasi hasil analisis yang Käse! Wir haben keinen Käse mehr.
dilakukan terhadap empat data e-learning yang Gut. Ich gehe zum Markt und kaufe das Öl,
telah diolah dan dipetakan. Keempat data ini dipilih die Tomaten, die Gurke und die Oliven. Und
sebagai model yang paling banyak ditemukan ein Brot nehme ich auch mit.
untuk data-data e-learning yang telah terkumpul. Prima. Ich kaufe den Käse und die Getränke
im Supermarkt.
3.1. Contextual Instruction–Role-Play & Dosen memonitor latihan yang dilakukan
Simulation–Role-Play & Simulation oleh mahasiswa dan mengevaluasinya di akhir
latihan.
Dari 18 data e-learning terdapat 5 data yang
Selanjutnya, pada latihan ini diintegrasikan
dipetakan berdasarkan urutan model-model SCL
data e-learning berikut.
ini. Salah satu acuan yang digunakan untuk urutan
model-model SCL ini adalah buku Netzwerk A1,
latihan 6b, halaman 45. Pada latihan ini, mahasiswa
berlatih percakapan tentang kegiatan belanja.

A. Contextual Instruction
Dosen menyampaikan materi tentang verba
dengan objek akusatif, sebagai berikut.

(Sumber: Lösche, 2017, Kapitel 4, Tafel 2)

21
Metalingua, Vol. 16 No. 1, Juni 2018:17–26

2) Role-Play & Simulation


Mahasiswa mendalami peran antarteman
yang sedang merencanakan kegiatan belanja
untuk sebuah pesta di akhir pekan. Mahasiswa
berperan sebagai tuan rumah yang akan
berbelanja untuk kebutuhan pesta tersebut
dan mencatat bahan makanan yang diperlukan
dengan cara pengoperasian program sebagai
berikut.
a. Dengan menekan tombol (tanda tanya),
muncul tampilan pola percakapan.
b. Mahasiswa memilih gambar bahan makanan
yang dibutuhkan dengan cara menekannya.
c. Gambar bahan makanan yang telah dipilih
B. Role-Play & Simulation
digeser ke bidang kosong di tengah layar.
d. Jika semua bahan makanan yang Dengan bantuan penjelasan ini mahasiswa
dibutuhkan telah selesai dipilih, mahasiswa memainkan peran antarpersonal yang saling
dapat memainkan percakapan dengan pola menjelaskan nama sebuah objek dengan pola
percakapan berikut. percakapan sederhana berikut.
Ich kaufe den Käse, die Wurst, ... Und Ist das ein Hotel?
du? Ja, das Hotel heißt Wagner.
Ich kaufe ...
Dosen memonitor latihan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan mengevaluasinya di akhir Dosen memonitor latihan yang dilakukan
latihan. Kompetensi bahasa yang diharapkan oleh mahasiswa dan mengevaluasinya di akhir
tercapai melalui latihan ini adalah penguasaan latihan.
struktur gramatika dan kosakata (Strukturen Selanjutnya, pada latihan ini diintegrasikan
und Wortschatz) serta kemampuan berbicara data e-learning berikut.
(Sprechen).

3.2. Contextual Instruction–Role-Play


& Simulation–Discovery Learning–
Cooperative Learning
Dari 18 data e-learning terdapat 2 data yang
dipetakan berdasarkan urutan model-model SCL
ini. Salah satu acuan yang digunakan untuk
urutan model-model SCL ini adalah buku teks
Netzwerk A1, latihan 4b, halaman 31. Pada (Sumber: Lösche, 2017, Kapitel 3, Tafel 1)
latihan ini mahasiswa berlatih penggunaan
artikel tentu dan tak tentu dengan cara membuat C. Discovery Learning
kalimat yang menjelaskan nama sebuah objek. Pada latihan berbasis e-learning ini
A. Contextual Instruction mahasiswa menebak nama objek yang muncul
Dosen menyampaikan materi tentang artikel pada gambar. Dosen memberikan petunjuk
dalam bahasa Jerman dan jenis-jenisnya, tentang cara mencari informasi yang dibutuhkan,
yaitu artikel tentu dan tak tentu beserta yaitu dengan bantuan kamus atau penelusuran di
contoh penggunaannya sebagai berikut. internet.

22
Kamelia Gantrisia et al.: Metode Scl Berbasis E-Learning...

D. Cooperative Learning A. Contextual Instruction


Dengan bantuan petunjuk dari dosen ini Dosen mengulang kembali materi
mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk tentang jenis-jenis pronomina personal dan
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. memfokuskan pembahasan pada bentuk
Dalam hal ini dosen berperan sebagai fasilitator pronomina personal untuk orang ke-3 tunggal
yang membantu mahasiswa yang mengalami dan jamak beserta konjugasi kata kerjanya.
kesulitan saat penelusuran informasi. Setelah
proses penelusuran informasi selesai dilakukan,
mahasiswa berlatih secara berkelompok
menjelaskan dalam sebuah kalimat, nama objek
yang dimaksud, dengan cara pengoperasian
program sebagai berikut.
a. Dengan menekan tombol (tanda tanya),
muncul tampilan pola percakapan. Dengan bantuan penjelasan ini mahasiswa
b. Dengan menekan tombol (merah), muncul berlatih mendeskripsikan satu orang atau lebih,
gambar sebuah objek. Mahasiswa terlebih seperti nama, alamat, tanggal lahir, dst. dengan
dahulu menggunakan artikel tak tentu sesuai mengacu pada informasi yang ada pada formulir.
dengan genus bendanya, kemudian benda Contoh:
yang dimaksud dinyatakan secara lebih
spesifik dengan menggunakan artikel tentu. Vorname: Monika
Contoh: Nachname: Müller
Das ist eine Autobahn. Die Autobahn ist bei Wohnort: Frankfurt
Kassel. Sie heißt Monika Müller. Sie wohnt in
c. Perpindahan dari gambar yang satu ke Frankfurt.
gambar lainnya dilakukan dengan cara Selanjutnya, pada latihan ini diintegrasikan
menekan tombol (tanda silang) di pojok data e-learning berikut.
atas kanan gambar.
Dosen memonitor latihan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan mengevaluasinya di akhir
latihan. Kompetensi bahasa yang diharapkan
tercapai melalui latihan ini adalah penguasaan
struktur gramatika (Strukturen) dan kemampuan
berbicara (Sprechen).

3.3 Contextual Instruction –Cooperative


(Sumber: Lösche, 2017, Kapitel 2, Tafel 3)
Learning
Dari 18 data e-learning terdapat 2 data yang B. Cooperative Learning
dipetakan berdasarkan urutan model-model Pada latihan berbasis e-learning ini
SCL ini. Salah satu acuan yang digunakan mahasiswa berlatih secara berkelompok
untuk urutan model-model SCL ini adalah buku mendeskripsikan satu orang atau lebih dalam
Netzwerk A1, latihan 12b, halaman 25. Pada bentuk orang ke-3 tunggal atau jamak dengan
latihan ini mahasiswa berlatih mengisi data pada bantuan informasi dari sebuah laman internet
sebuah formulir di internet dan mendeskripsikan (jejaring sosial seperti Facebook) dengan cara
secara lisan satu orang atau lebih dalam bentuk pengoperasian program berikut.
orang ke-3 tunggal atau jamak. Karena angka - Dengan menekan tombol (tanda tanya)
dalam format urut (Ordnungszahlen) dan tahun di layar paling bawah, muncul tampilan
(Jahreszahlen) belum diperkenalkan, mahasiswa pola-pola kalimat yang digunakan untuk
dapat menyebutkan usia dan bulan kelahiran mendeskripsikan orang lain.
sebagai pengganti tanggal lahir. - Tombol (kartu) memperbesar setiap kartu.

23
Metalingua, Vol. 16 No. 1, Juni 2018:17–26

- Kartu paling bawah kosong dan dapat teks.


diisi dengan cara menekan tombol (T ) atau Contoh:
(spidol). neunhundertzwanzig 920 – Hier arbeiten
- Kartu yang telah diisi dapat dihapus dengan 920 Ärzte ...
cara menekan tombol (penghapus karet) Selanjutnya, pada latihan ini diintegrasikan
atau (penghapus papan tulis). data e-learning berikut.
Dosen memonitor latihan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan mengevaluasinya di akhir
latihan. Kompetensi bahasa yang diharapkan
tercapai melalui latihan ini adalah penguasaan
struktur gramatika (Strukturen) dan kemampuan
berbicara (Sprechen).

3.4. Contextual Instruction–Cooperative


Learning–Discovery Learning–
Cooperative/Collaborative Learning
Dari 18 data e-learning terdapat masing-
C. Discovery Learning
masing 1 data yang dipetakan berdasarkan urutan
model-model SCL ini. Pada prinsipnya urutan Pada latihan berbasis e-learning ini
model-model SCL-nya memiliki kesamaan, yaitu mahasiswa menebak nama-nama kota di negara
Contextual Instruction, Cooperative Learning, Jerman, Swiss, dan Austria yang dimunculkan
dan Discovery Learning. Perbedaannya di peta beserta jumlah penduduknya. Dosen
hanya pada urutan model SCL terakhir, yaitu memberikan petunjuk tentang cara mencari
Cooperative Learning atau Collaborative informasi yang dibutuhkan, misalnya dengan
Learning. Perbedaannya hanya pada cara bantuan penelusuran di internet.
mahasiswa mengevaluasi hasil latihannya. Pada
Cooperative Learning mahasiswa mengevaluasi D. Collaborative Learning
hasil latihan bersama dosen, sedangkan pada Dengan bantuan petunjuk dari dosen ini
Collaborative Learning mahasiswa dapat mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk
mengevaluasi hasil latihannya secara mandiri. melengkapi informasi pada peta dengan nama-
Salah satu acuan yang digunakan untuk urutan nama kota dan jumlah penduduknya. Dosen
model-model SCL ini adalah buku Netzwerk berperan sebagai fasilitator yang membantu
A1, latihan 7b, halaman 22. Pada latihan ini mahasiswa saat penelusuran informasi. Setelah
mahasiswa berlatih menyebutkan angka-angka proses penelusuran informasi selesai dilakukan,
dalam jumlah besar. mahasiswa mengevaluasi secara mandiri hasil
pekerjaannya melalui cara pengoperasian
A. Contextual Instruction program berikut.
Dosen menyampaikan materi tentang angka - Dengan menekan tombol (tanda tanya) di
sebagai berikut. layar paling bawah, mahasiswa melihat
tampilan penulisan angka dalam jumlah
besar.
- Tombol (tanda tanya) di kiri atas
memunculkan dua abjad pertama dari
nama-nama kota yang muncul di peta.
- Setelah menekan tombol (merah), muncul
jumlah penduduk.
B. Cooperaive Learning Kompetensi bahasa yang diharapkan
Dengan bantuan penjelasan ini mahasiswa tercapai melalui latihan ini adalah penguasaan
mencocokkan angka dengan informasi dalam kosakata dan geografi terapan (Wortschatz

24
Kamelia Gantrisia et al.: Metode Scl Berbasis E-Learning...

und Landeskunde) serta kemampuan berbicara data yang diperoleh melalui media digital
(Sprechen). lebih menekankan pada kompetensi berbicara
Selain urutan model-model SCL yang (Sprechen). Meskipun demikian, kompetensi
telah dipaparkan di atas 7 data e-learning ini dapat dicapai jika kemampuan lainnya sudah
lainnya dipetakan berdasarkan urutan model- dikuasai, terutama penguasaan struktur dan
model SCL berikut: Contextual Instruction gramatika (Strukturen und Wortschatz). Tidak
– Role-Play & Simulation – Self-Directed semua metode SCL dapat diterapkan pada
Learning, Contextual Instruction – Role-Play & setiap data e-learning ini. Beberapa metode
Simulation – Cooperative Learning, Discovery yang dapat mendukung capaian kompetensi
Learning – Self-Directed Learning, Cooperative adalah Contextual Instruction dan Cooperative
Learning – Discovery Learning – Cooperative Learning. Akan tetapi, metode SCL yang sangat
Learning, Contextual Instruction – Cooperative mendukung capaian kompetensi berbicara
Learning – Cooperative Learning, Role-Play melalui latihan berbasis e-learning ini adalah
& Simulation – Role-Play & Simulation, dan Role-Play & Simulation. Metode lainnya yang
Contextual Instruction – Role-Play & Simulation juga dapat diintegrasikan adalah Discovery
– Discovery Learning – Collaborative Learning. Learning dan Collaborative Learning.

4.2. Saran
4. Penutup Penerapan metode SCL berbasis e-learning
4.1. Simpulan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman ini
Berdasarkan hasil pengumpulan, dapat juga mulai diterapkan untuk mata-mata
pengolahan, dan pemetaan terhadap 18 data kuliah lainnya. Dengan demikian, kompetensi
e-learning, dapat disimpulkan bahwa data- kebahasaan mahasiswa diharapkan dapat
tercapai secara maksimal.

Daftar Pustaka
Astleitner, Hermann. 2000. “The FEASP-approach”. Instructional Science Vol. 28 No. 3.
Astleitner, H., Steinberg. 2005. “Are there gender difference in web-based learning?” An integrated
model and related effect sizes. AACE Journal. International Forum on Information
Technology and Education 13.
Budka, P., Mader, E. 2006. “E-learning in the social sciences: experiences with creating communities,
networks and strategies”. Paper presented at Conference Learning Communities: Der
Cyberspace als neuer Lern- und Wissensraum, Klagenfürt, Austria, 9--11 November 2006.
Dengler, et al. 2017. Netzwerk A1 Deutsch als Fremdsprache. Kursbuch. Stuttgart: Ernst Klett Verlag
GmbH.
Dengler, et al.2017. Netzwerk A1 Deutsch als Fremdsprache. Arbeitsbuch. Stuttgart: Ernst Klett
Verlag GmbH.
Dengler, et al.2017. “Netzwerk A1 Deutsch als Fremdsprache. Interaktive Tafelbilder - Hinweise”.
Stuttgart: Ernst Klett Verlag GmbH. https://www.klett-sprachen.de/download/4055/Netzwe
rkA1%5FTafel%5FHinweise%5Fend1.pdf diunduh pada tanggal 22 Mei 2017, Pukul 4.51
WIB.
Dengler, et al. 2017. “Netzwerk A1 Deutsch als Fremdsprache. Interaktive Tafelbilder - Hinweise”.
Stuttgart: Ernst Klett Verlag GmbH. https://www.klett-sprachen.de/download/1671/Netzw
erk%5FLehrerhandreichungen%5FTafelbilder%5FA1.pdf diunduh pada tanggal 22 Mei
2017, Pukul 4.53 WIB.
Hillen, S.A., Landis, M. 2014. “Two Perspectives on E-Learning Design: A Synopsis of a U.S.
and a European Analysis”. The International Review of Research in Open and Distributed
Learning Vol. 15 No. 4.

25
Metalingua, Vol. 16 No. 1, Juni 2018:17–26

Kron, F.W., Sofos, A. 2003. Mediendidaktik. Neue Medien in Lehr- und Lernprozessen. München:
Ernst Reinhardt.
Kron, F.W. 2008. Grundwissen der Didaktik. 5th ed. München, Basel: Reinhardt.
Lösche, Ralf-Peter. 2017. Netzwerk A1 Deutsch als Fremdsprache. 40 Interaktive Tafelbilder zum
Download. Stuttgart: Ernst Klett Verlah GmbH & Langenscheidt bei Klett.
O’Neill, G., McMahon. 2005. “What Does It Mean for Students and Lecturers”. http://www.jfn.ac.lk/
OBESCL/MOHE/SCL-articles/Academic-articles/14.SCL-2.pdf diunduh pada tanggal 24
Januari 2017, Pukul 4.53
Seufert, et al. 2001. “Leitfaden zum Einsatz von E-Learning zur Unterstützung der Lehre”. Dalam:
http://www.unibielefeld.de/erziehungswissenschaft//scs/ pdf/leitfaden/lehrende/elearning.
pdf diunduh pada tanggal 27 Februari 2017, Pukul 11.21
Sailah, et al. 1996. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan &
Kebudayaan.

26

You might also like