Professional Documents
Culture Documents
Laporan L-6 Fixxxxx
Laporan L-6 Fixxxxx
2016 B
LAPORAN PRAKTIKUM
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN
L6 – TRANSFORMATOR
KELOMPOK 3
Anggy Avista Putri 16030654018
Dadang Hafidzulloh 16030654023
Vena Ayu Kartika Dewi 16030654047
Lafilatul Anisa 16030654076
Abstrak
ii
iii
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................i
ABSTRAK ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................. 14
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan transformator dalam kehidupan sehari-hari sangatlah
penting, transformator sudah digunakan secara luas dalam bidang tenaga listrik
ataupun elektronika. Penggunaanya dalam sistem tenaga memungkinkan
dipilihnya tegangan yang sesuai dengan ekonomis untuk tiap-tip keperluan
misalnya kebutuhan akan akan tegangan tinggi dalam pengiriman listrik jarak
jauh.
Transformator digunakan sebagai penaik tegangan step-up dan
digunakan sebagai penurun tegangan pula step-down.transformator biasanya
daya yang keluar tidak selalu 100% karena terdapat rugi-rugi pada saat
penyaluran ke bebean, baik rugi yang disebabkan arus yang mengalir pada
kawat tembaga, atau rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi .
Oleh karena itu dilakukan praktikum transformtor bertujuan untuk melihat
pengaruh jumlah lilitan terhadapat rugi teras dan efisiensi pada suatu
transformator.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jumlah lilitan (N1 dan N2) terhadap rugi teras (care
losses) suatu transformator?
C. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan (N1 dan N2) terhadap rugi teras
(care losses) suatu transformator.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah lilitan (N1 dan N2) terhadap efisiensi
transformator.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Transformator
Transformator merupakan sebuah alat untuk menaikkan dan menurunkan
tegangan arus balak-balik. Biasanya transformator sering disebut pula trafo,
dimana transformator terdiri atas sebuah inti besi. Inti besi digulung dua buah
lilitan yang dimana disebut kumparan primer dan kumparan sekunder. (Tim
Fisika Dasar. 2013)
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaantransformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-
tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalampengiriman
daya listrik jarak jauh.
Vs/Vp = Is/Ip=Ns/Np
B. Macam-macam Transformator
1. Transformator Ideal
Sebuah transformator dikatakan ideal, apabila dalam perhitungan
dianggap tidak ada kerugian-kerugian yang terjadi pada transformator
tersebut, seperti rugi akibat resistansi, induktansi, arus magnetisasi,
maupun akibat fluks bocor. Jika sebuah transformator tanpa beban
2
3
3
4
phasor:
V2
I2 = = |I2 | ∠-φ
Z
Dimana
𝑉2
|I2 | = | | dan Z = |Z| ∠φ
𝑍
V2 V2
I2 = √2 . K
sin ωt, efektifnya V1 = K
sedangkan untuk arus :
4
5
5
6
Sebuah kawat apabila dialiri listrik, maka di sekitar kawat berarus tersebut
akan timbul medan magnit. Jika kawat dibentuk melingkar atau segi empat,
maka kuat medan magnet yangpaling besar berad pada tengah lingkaran atau
segi empat tersebut.
Kuat medan magnet akan lebih besar lagi jika lilitan dibbuat berlapis lapis
membentuk kumparan. Medan magnet akan lebih besar ketika di dala sebuah
lilitan diberikn inti besi. Apabila pada inti besi tersebut diberi kumparan yang
lain dan kumparan pertama diberi arus bolak-balik, maka pada ujung kumparan
kedua timbul tegangan bolak-balik pula. Besar tegangan yang terjadi
tergantung jumlah lilitan pada kumparan. (Tim Fisika Dasar, 2013: 27). Fungsi
inti besi ialah untuk meningkatkan medan magnet pada arus yang diketahui dan
6
7
untuk mengarahkan medan magnet agar seluruh fluks magnet yang melalui
satu kumparan masuk melalui kumparan yang lain. Inti besi diberi lapisan untuk
mengurangi kerugian arus pusar. Kerugian daya yng timbul karena pemanasan
joule dalam tahanan yang kecil dalam kedua kumparan dan histeris dalam inti
besi. (Paul A. Tipler dalam Hendra Oktavian, 2014:2).
∆∅𝐵
Vs- Ns ∆𝑡
∆∅𝐵
Dimana Ns= jumlah lilitan pada kumparan sekunder dan merupakan
∆𝑡
∆∅𝐵
Vp- Np ∆𝑡
P= V.I
Sehingga Vp. Ip = Vs. Is. (Douglas Giancoli. Fisika jilid 2: edisi kelima: 138)
Rugi-rugi transformator ada 2 macam, yaitu rugi tembaga (Pcu) dan rugi
besi (Pi). Dimana rugi sendiri terdiri atas rugi histerisis dan rugi arus eddy.
Dalam kenyataannya selalu P1 lebih besar dari P2. Hal ini disebabkan adanya
kerugian atau hilangnya tenaga bentuk panas baik pada teras maupun pada
kumparan. Kebocoran pada teras (core losses) disebabkan oleh adanya
hysterisis dan arus Edy. Kerugian kumparan atau tembaga, disebabkan oleh
adanya tahanan murni dari kawat tembaga dan adanya skin efect, yaitu adanya
kecenderungan arus hanya lewat pada bagian tepi dari penampang kawat.
7
8
P = P1 – P2
= P/P1 x 100%
= P2/P1 x 100 %
E. Hipotesis
1. Jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak, maka rugi terasnya (core
losses) akan semakin kecil.
8
9
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Metode Percobaan
Praktikum dengan judul transfomator menggunakan metode percobaan,
karena pada praktikum ini terdapat variable manipulasi, kontrol dan respon.
B. Waktu dan tempat Percobaan
Pada praktikum transfomator dilakukan pada hari Senin, 22 Oktober 2018
di Ruang Laboratorium IPA lantai 2 gedung C12 Jurusan IPA FMIPA Unesa.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Trafo 1000 lilitan 1 buah
b. Trafo 500 lilitan 1 buah
c. Trafo 250 lilitan 1 buah
d. Trafo regulator 1 buah
e. Kabel penghubung 7 buah
f. Multimeter 1 buah
g. Power supply 1 buah
h. Papan rakit 1 buah
i. Lampu 1 buah
9
10
N1 N2
A1 A2
~ V1 V2 X
G. Alur Percobaan
ALAT
RANGKAIAN ALAT
HASIL
10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pengaruh Jumlah lilitan (N1 dan N2) Terhadap
Rugi Teras
N1 N2 V1(V) I1(A) P1(Watt) V2(V) I2(A) P2(Watt) Rugi Teras
500 250 6,00 0,22 1320X10-6 0,003 0,15 0,45 X10-6 1319,55 X10-6
250 500 6,04 0,39 2360 X10-6 0,003 0,17 0,51 X10-6 2359,49 X10-6
1000 500 6,06 0,14 850 X10-6 0,003 0,26 0,78 X10-6 849,22 X10-6
500 1000 6,03 0,22 1320 X10-6 0,003 0,20 0,66 X10-6 1319,34 X10-6
1000 250 6,03 0,33 1990 X10-6 0,003 0,22 0,66 X10-6 1989,34 X10-6
250 1000 5,95 0,22 1309 X10-6 0,003 0,17 0,51 X10-6 1308,49 X10-6
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Pengaruh Jumlah lilitan (N1 dan N2) Terhadap
Efesiensi Trafo
500 250 6,00 0,22 1320X10-6 0,003 0,15 0,45 X10-6 1319,55 X10-6 0,03%
250 500 6,04 0,39 2360 X10-6 0,003 0,17 0,51 X10-6 2359,49 X10-6 0,02%
1000 500 6,06 0,14 850 X10-6 0,003 0,26 0,78 X10-6 849,22 X10-6 0,09%
500 1000 6,03 0,22 1320 X10-6 0,003 0,20 0,66 X10-6 1319,34 X10-6 0,05%
1000 250 6,03 0,33 1990 X10-6 0,003 0,22 0,66 X10-6 1989,34 X10-6 0,03%
250 1000 5,95 0,22 1309 X10-6 0,003 0,17 0,51 X10-6 1308,49 X10-6 0,04%
Keterangan :
N1 : Jumlah Lilitan Primer
N2 : Jumlah Lilitan Sekunder
V1 : Tegangan 1 (volt)
11
12
V2 : Tegangan 2 (volt)
I1 : Besar Arus 1 (ampere)
I2 : Besar Arus 2 (ampere)
P1 : Daya 1 (watt)
P2 : Daya 2 (watt)
ᶮ : Besar Efesiensi Trafo (%)
Pada percobaan transformator ini memanipulasi N1 dan N2
sebagai N primer dan N sekunder sebanyak 6 kali lalu mengukur dengan
menggunakan multimeter digital untuk mengetahui nilai V1, V2, I1 dan I2.
Pada percobaan ke 1 menggunakan N1 dan N2 sebesar 500 dan 250. Nilai
V1, V2, I1 dan I2 berturut-turut sebesar 6,00 V, 0,003 V, 0,22 A, 0,15 A.
Untuk nilai P1, P2, ΔP dan ᶮ berturut-turut sebesar 1320X10-6 , 0,45 X10-6 ,
1319,55 X10-6 dan 0,03%. Pada percobaan ke 2 menggunakan N1 dan N2
sebesar 250 dan 500. Nilai V1, V2, I1 dan I2 berturut-turut sebesar 6,04 V,
0,003 V, 0,39 A, 0,17 A. Untuk nilai P1, P2, ΔP dan ᶮ berturut-turut sebesar
2360 X10-6 , 0,51 X10-6 , 2359,49 X10-6 dan 0,02%. Pada percobaan ke 3
menggunakan N1 dan N2 sebesar 1000 dan 500. Nilai V1, V2, I1 dan I2
berturut-turut sebesar 6,06 V, 0,003 V, 0,14 A, 0,26 A. Untuk nilai P1, P2,
ΔP dan ᶮi berturut-turut sebesar 850 X10-6 , 0,78 X10-6, 849,22 X10-6 dan
0,09%. Pada percobaan ke 4 menggunakan N1 dan N2 sebesar 500 dan
1000. Nilai V1, V2, I1 dan I2 berturut-turut sebesar 6,03 V, 0,003 V, 0,22
A, 0,20 A. Untuk nilai P1, P2, ΔP dan ᶮi berturut-turut sebesar 1320 X10-6,
0,66 X10-6, 1319,34 X10-6 dan 0,05%. Pada percobaan ke 5 menggunakan
N1 dan N2 sebesar 1000 dan 250. Nilai V1, V2, I1 dan I2 berturut-turut
sebesar 6,03 V, 0,003 V, 0,33 A, 0,22A. Untuk nilai P1, P2, ΔP dan ᶮ
berturut-turut sebesar 1990 X10-6, 0,66 X10-6, 1989,34 X10-6 dan 0,03%.
Pada percobaan ke 6 menggunakan N1 dan N2 sebesar 250 dan 1000.
Nilai V1, V2, I1 dan I2 berturut-turut sebesar 5,95 V, 0,003 V, 0,22 A, 0,17
A. Untuk nilai P1, P2, ΔP dan ᶮ berturut-turut sebesar 1309 X10-6 , 0,51
X10-6, 1308,49 X10-6 dan 0,04%. Adapun hasil data yang tidak sesuai
dengan teori yaitu nilai rugi teras, dan untuk hasil data nilai efisiensi sudah
sesuai dengan teori.
B. Pembahasan
Menurut hipotesis yang ada jumlah lilitan sekunder lebih banyak maka
rugi teras yang dihasilkan semakin kecil. Terdapat beberapa data yang tidak
12
13
sesuai dengan teori, seperti pada N1 sebesar 500 dan N2 sebesar 250
dihasilkan rugi teras sebesar 1319,55 X10-6 sedangkan pada N1 sebesar 500
dan N2 sebesar 1000 dihasilkan rugi teras sebesar 1319,34 X10-6 . Pada N1
sebesar 250 dan N2 sebesar 500 dihasilkan rugi teras sebesar 2359,49 X10-
6
sedangkan pada N1 sebesar 250 dan N2 sebesar 1000 dihasilkan rugi teras
sebesar 1308,49 X10-6 . Dan pada N1 sebesar 1000 dan N2 sebesar 250
dihasilkan rugi teras sebesar 1989,34 X10-6 sedangkan pada N1 sebesar 1000
dan N2 sebesar 500 dihasilkan rugi teras sebesar 849,22 X10-6 . Hal ini dapat
disebabkan karena adanya hysterisis dan arus Edy. Kerugian kumparan atau
tembaga, disebabkan oleh adanya tahanan murni dari kawat tembaga dan
adanya skin efect, yaitu adanya kecenderungan arus hanya lewat pada bagian
tepi dari penampang kawat dan juga kurangnya keefektifan dalam
penggunaan multimeter karena sulit menentukan angka yang konstan
(Giancoli, 2001).
Pada teori yang menyebutkan Jika jumlah lilitan sekunder lebih banyak,
maka efisiensinya akan semakin besar. Pada hasil data yang kami dapat
sudah sesuai dengan teori. Seperti data pada N1 sebesar 500 dan N2
sebesar 250 dihasilkan efisiensi sebesar 0,03% sedangkan pada N1 sebesar
500 dan N2 sebesar 1000 dihasilkan efisiensi sebesar 0,05%. pada N1
sebesar 250 dan N2 sebesar 500 dihasilkan efisiensi sebesar 0,02%
sedangkan pada N1 sebesar 250 dan N2 sebesar 1000 dihasilkan efisiensi
sebesar 0,04%. Dan pada N1 sebesar 1000 dan N2 sebesar 250 dihasilkan
efisiensi sebesar 0,03% sedangkan pada N1 sebesar 1000 dan N2 sebesar
500 dihasilkan efisiensi sebesar 0,09%. Karena adanya kerugian pada
transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%.
Transformator yang dirancang dengan baik dapat memiliki efisiensi lebih dari
99%, sehingga sedikit sekali energi yang hilang menjadi panas (Giancoli,
2001).
13
14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jumlah lilitan (N1 dan N2) sangat berpengaruh terhadap rugi teras (care
loses) suatu transformator, hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah
lilitan maka rugi teras (care loses) yang diperoleh akan semakin kecil
begitu juga sebaliknya. Pada hasil percobaan, hasil data yang
diperoleh tidak sesuai teori karena adanya hysterisis dan arus Edy
pada rangkaian yang disebabkan oleh adanya tahanan murni dari
kawat tembaga dan adanya skin effect.
2. Jumlah lilitan (N1 dan N2) sangat berpengaruh terhadap efisiensi
transformator, hal ini dikarenakan semakin banyak jumlah lilitan maka
efisiensinya akan semakin besar pula. Pada hasil percobaan, hasil data
yang diperoleh telah sesuai teori.
B. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum praktikan harus memahami terlebih
dahulu praktikum yang akan dilakukan.
2. Memahami teori yang terkait dengan mencari referensi yang relevan.
3. Saat melakukan praktikum alangkah baiknya alat dan bahan yang akan
digunakan di tes terlebih dahulu kelayakannya, dan melakukan
praktikum secara cermat dan teliti.
14
15
Daftar Pustaka
Giancoli, douglas C. 2001. Fisiska Jilid 2 Edisi kelima Jakarta: Penerbit Erlangga
15
16
LAMPIRAN
A. Lampiran Perhitungan
N1 N2 V1 I1 V2 I2
500 250 6,00 0,22 0,003 0,15
250 500 6,04 0,39 0,003 0,17
1000 500 6,06 0,14 0,003 0,26
500 1000 6,03 0,22 0,003 0,20
1000 250 6,03 0,33 0,003 0,22
250 1000 5,95 0,22 0,003 0,17
1. Menghitung Nilai P1 dan P2
a. P1 = V1 . I1
= 6 . 0,22 x 10-3
= 1,32 x 10-3
= 1320 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,15 x 10-3
= 0,45 x 10-6
b. P1 = V1 . I1
= 6,04 . 0,39 x 10-3
= 2,36 x 10-3
= 2360 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,17 x 10-3
= 0,51 x 10-6
c. P1 = V1 . I1
= 6,06 . 0,14 x 10-3
= 0,85 x 10-3
= 850 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,26 x 10-3
= 0,78 x 10-6
d. P1 = V1 . I1
= 6,03 . 0,22 x 10-3
16
17
= 1,32 x 10-3
= 1320 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,20 x 10-3
= 0,66 x 10-6\
e. P1 = V1 . I1
= 6,03 . 0,33 x 10-3
= 1,99 x 10-3
= 1990 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,22 x 10-3
= 0,66 x 10-6
f. P1 = V1 . I1
= 5,95 . 0,22 x 10-3
= 1,309 x 10-3
= 1309 x 10-6
P2 = V2 . I2
= 0,003 . 0,17 x 10-3
= 0,51 x 10-6
2. Menghitung Nilai ∆P (Rugi Teras)
a. ∆P = P1 - P2
= (1320 – 0,45) x 10-6
= 1319,55 x 10-6
b. ∆P = P1 - P2
= (2360 – 0,51) x 10-6
= 2359,49 x 10-6
c. ∆P = P1 - P2
= (1320 – 0,45) x 10-6
= 1319,55 x 10-6
d. ∆P = P1 - P2
= (850 – 0,0,78) x 10-6
= 849,22 x 10-6
e. ∆P = P1 - P2
= (1320 – 0,66) x 10-6
17
18
= 1319,34 x 10-6
f. ∆P = P1 - P2
= (1309 – 9,51) x 10-6
= 1308,49 x 10-6
3. Menghitung Nilai Ꞃ
P2
a. Ꞃ = P1
𝑋 100%
0,45
= 1320
𝑋 100%
= 0,03 %
P2
b. Ꞃ = P1
𝑋 100%
0,51
= 2360
𝑋 100%
= 0,02 %
P2
c. Ꞃ = P1
𝑋 100%
0,78
= 850
𝑋 100%
= 0,09 %
P2
d. Ꞃ = 𝑋 100%
P1
0,66
= 1320
𝑋 100%
= 0,05 %
P2
e. Ꞃ = P1
𝑋 100%
0,66
= 1990
𝑋 100%
= 0,03 %
P2
f. Ꞃ = P1
𝑋 100%
0,51
= 1309
𝑋 100%
= 0,04 %
18
19
B. Lampiran Pertanyaan
1. Terangkan cara yang dapat digunakan untuk memperkecil kerugian
tembaga, hysterisis, arus Edy dan kebocoran fluks.
Penyelesaian :
Kerugian tembaga (copper losses)
Kerugian tembaga terjad dikedua kumparan. Kumparan
primer atau sekunder dibuat dari gulungan kawat tembaga
yang dilapisi oleh isolator tipis yang disebut enamel. Umumnya
kumparan dibuat dari gulungan kawat yang cukup panjang.
Gulungan kawat yang panjang ini akan meningkatkan
hambatan dalam kumparan. Mutu kawat yang bagus dnegan
nilai hambatan jenis yang kecil dapat mengurangi kerugian
tembaga (copper losses).
Hysterisis losses
Kerugian hysteresis disebabkan oleh gesekan molekul yang
melawan aliran gaya magnet didalam inti besi. Gesekan
molekul dalam inti besi ini menimbulkan panas. Panas yang
timbul ini menunjukkan kerugian energy, karena sebagian kecil
energy listrik tidak dipindahkan, tetapi diubah bentuk menjadi
energy panas. Sebuah trafo didesain untuk bekerja pada
rentang frekuensi tertentu. Menurunnya frekuensi arus listrik
dapat menyebabkan meninkatnya kerugian hysteresis dan
menurunkan kapasitas (VA) trafo.
Kerugian arus Edy
Kerugian arus Edy disebabkan oleh aliran sirkulasi arus
yang menginduksi logam. Ini disebabkan oleh aliran fluk
magnetic disekitar inti besi, karena inti besi trafo terbuat dari
konduktor (umumnya besi lunak), maka arus Edy yang
menginduksi inti besi akan semakin besar. Dan kerugian yang
terjadi ketika sejumlah energy listrik akan diubah menjadi
panas. Untuk mengurangi hal tersebut, maka inti besi trafo
dibuat berlapis-lapis, tujuannya untuk memecah induksi arus
Edy yang terbentuk didalam inti besi.
Kebocoran Fluks
19
20
+ 6V DC
- 6V DC
20
21
travo adaptor. Untuk output tegangan AC 220 Volt – 300 Watt apabila
ingin meningkatkan volt dan watt, maka dapat ditambah transistor
serta gunakan trafo yang ampernya lebih besar.
21
22
b. Lampiran Dokumentasi
22
23
23