Jurnal Regina D. Darosty

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH KONSUMSI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS L.

MERR) TERHADAP PH SALIVA SETELAH MENGKONSUMSI


MINUMAN BERKARBONASI
Regina Dwindarti Darosty*, Ahmad Syauqy**, Erny Kusdiyah**
*
Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
**
Dosen Program Studi Kedokteran, Fakultas Kodokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi
Email : regina240796@gmail.com *

Abstract
Background: Foods containing carbohidrate can decrease the salivary pH that can lead to
carries dentist. One of technique to return salivary pH normally is consuming pineapple
(Ananas Comosus L. Merr). The pineapple contains amount of citric acid, bromelain enzyme,
fiber and water that can increase salivary pH. This study conducted to find the effect of
consuming pineapple to salivary pH after consumption of carbonated drink.
Methods: The study is experimental with randomized controlled group design and was done
in biomedical laboratory FKIK UNJA. The population used were the medical students of FKIK
UNJA year 2016, 2017, 2018. The sample taken by Dispropotionate Stratified Random
Sampling technique that got minimal sample were 42 persons. Samples were devided into two
groups that one group were consuming pineapple (experimental treatment) and the another
one weren’t consuming pineapple (control group). The methode to collecting saliva was
spitting methode and measured by Digital pen pH meter CT6020A. The saliva was taken two
times which were after consuming carbonated drink and after experimental treatment or
control group. Statistical test used is t paired and independent t test by SPSS 22 program.
Result: The result of t paired test showed significant difference among the salivary pH control
group and among the salivary pH experimental treatment group (p = 0,000). The result of
independent t test showed the difference between salivary pH control group and experimental
group (p = 0,000).
Conclusion: Consuming pineapple make significant difference changes salivary pH after
consuming carbonated drink.
Key word: Salivary pH, pineapple, carbonated drink

Abstrak
Latar belakang: Makanan yang mengandung karbohidrat dapat menurunkan pH saliva yang
mengakibatkan pembentukan karies gigi. Salah satu cara untuk mengembalikan pH saliva ke
kadar normal dengan mengkonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi pH saliva seperti
buah nanas (Ananas comosus L. Merr). Buah nanas kaya akan asam sitrat, enzim bromelin,
serat dan air yang dapat meningkatkan pH saliva. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek
yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi buah nanas terhadap pH saliva setelah mengkonsumsi
minuman berkarbonasi.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental dengan menggunakan randomized
controlled group design dan dilakukan di Laboratorium Biomedik FKIK UNJA. Populasi yang
digunakan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran FKIK UNJA angkatan 2016, 2017, 2018.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Dispropotionate Stratified Random Sampling
sebanyak 42 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok mengkonsumsi buah
nanas (perlakuan) dan tidak mengkonsumsi buah nanas (kontrol). Pengambilan saliva
dilakukan dengan metode Spitting Method dan diukur dengan Digital Pen pH Meter CT6020A.
Pengambilan saliva dilakukan sebanyak 2 kali yaitu setelah mengkonsumsi minuman
berkarbonasi dan setelah perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji t berpasangan dan
tidak berpasangan dengan menggunakan program SPSS 22.
Hasil: Hasil uji t berpasangan menunjukan ada perbedaan pH saliva yang bermakna diantara
kelompok kontrol dan diantara kelompok perlakuan (p = 0,000). Hasil uji t tidak berpasangan
menunjukan terdapat perbedaan pH saliva antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan (p=0,000).
Kesimpulan: Terdapat pengaruh konsumsi buah nanas terhadap pH saliva setelah
mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
Kata kunci: pH saliva, nanas, karbonasi

PENDAHULUAN
Nanas (Ananas comosus L. membantu membersihkan gigi dari sisa
Merr) merupakan tanaman buah yang makanan yang menempel pada gigi
berasal dari Amerika tropis yaitu serta dapat meningkatkan produksi
Brazil, Argentina dan Peru. Tanaman saliva (air liur) dan mempengaruhi
nanas (Ananas comosus L. Merr) telah tingkat keasaman suatu saliva.2
tersebar ke seluruh penjuru dunia,
pH (Potential of Hydrogen)
terutama di sekitar daerah khatulistiwa
saliva adalah satuan yang digunakan
yaitu antara 25 ºLU dan 25 ºLS. Di
untuk mengukur tingkat keasaman
Indonesia tanaman nanas tumbuh
suatu saliva. Produksi aliran saliva
subur dan sangat terkenal hingga
(laju aliran saliva), mikroorganisme
banyak dibudidayakan dari dataran
rongga mulut dan kapasitas buffer
rendah sampai ke dataran tinggi.3
saliva merupakan salah satu faktor
Buah nanas (Ananas comosus L. yang dapat mempengaruhi perubahan
Merr) memiliki segudang khasiat yang pH saliva. Normalnya pH saliva akan
sangat baik untuk kesehatan karena kembali normal dalam waktu 30-60
nanas memiliki kandungan 90% air dan menit dari konsumsi terakhir. Lamanya
kaya akan Kalium, Kalsium, lodium, waktu penetralan pH saliva
Sulfur, dan Khlor. Selain itu nanas meningkatkan resiko terbentuknya
(Ananas comosus L. Merr) juga kaya karies gigi.4
akan Biotin, Vitamin B12, Vitamin E
Menurut penelitian Cahyo
serta Enzim Bromelin yang memiliki
Nugroho tahun 2016, tentang pengaruh
efek bakteriostatik. Nanas (Ananas
mengkonsumsi buah nanas (Ananas
comosus L. Merr) yang kaya akan
comosus L. Merr) terhadap pH saliva
Asam Sitrat, serat dan air sangat
pada anak santriwati usia 12-16 tahun
Pesantren Perguruan Sukahideng dalam sehari akan mengakibatkan
Kabupaten Tasikmalaya, terdapat penurunan pH saliva dibawah normal
pengaruh laju aliran saliva terhadap karena minuman berkarbonasi
terhadap pH saliva dimana jika terjadi mengandung karbohidrat dan gula
peningkatan atau penurunan volume yang akan difermentasi menjadi asam
saliva maka akan diikuti dengan oleh mikroorganisme rongga mulut.7
peningkatan atau penurunan pH
Frekuensi konsumsi, lama
saliva.2 Kemudian pada penelitian Adi
konsumsi, cara konsumsi, kandungan
Putra Rakhmanda tahun 2008 tentang
minuman karbonasi dan perilaku
perbandingan efek antibakteri jus
setelah konsumsi minuman
nanas (Ananas comosus L. Merr) pada
berkarbonasi dapat mempengaruhi pH
berbagai konsentrasi terhadap
saliva sesuai dengan peneltian
Streptococcus mutans menjelaskan,
Aritonang tahun 2014 dimana terdapat
bakteri Streptococcus mutans
hubungan frekuensi minum softdrink
merupakan bakteri flora normal yang
terhadap pH saliva dimana semakin
paling banyak menyebabkan karies,
tinggi frekuensi mengkonsumsi
karena kemampuannya yang dapat
minuman softdrink maka semakin
memfermentasi karbohidrat (sukrosa,
rendah angka pH saliva.8
fruktosa dan glukosa) menjadi asam
yang mengakibatkan turunnya pH Berdasarkan uraian diatas, dapat
saliva.5 disimpulkan bahwa buah nanas
(Ananas comosus L. Merr) dan
Menurut penelitian Muthu dan
minuman berkarbonasi dapat
Sivakumar tahun 2009, jika penurunan
mempengaruhi pH saliva. Oleh sebab
pH saliva mencapai pH kritis
itu, peneliti tertarik untuk melakukan
demineralisasi gigi-geligi akan
penelitian tentang pengaruh konsumsi
meningkat, sedangkan pada kenaikan
buah nanas (Ananas comosus L. Merr)
pH saliva hingga melebihi batas
terhadap pH saliva setelah
normal dapat menyebabkan suasana
mengkonsumsi minuman
basa dan meningkatkan pembentukan
berkarbonasi. Dimana pada penelitian
karang gigi.6 Penelitian oleh
ini peneliti ingin melihat efek yang
Rahmawati tahun 2015 menyimpulkan
ditimbulkan buah nanas terhadap
bahwa mengkonsumsi minuman
perubahan pH saliva akibat
berkarbonasi yang terlalu banyak
mengkonsumsi minuman berkarbonasi
yang pada penelitian sebelumnya Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
terbukti dapat menurunkan pH pada bulan September 2018.
saliva.7,8
Kriteria Inklusi dalam penelitian
METODE PENELITIAN ini yaitu Mahasiswa Fakultas
Penelitian ini dilakukan dengan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
menggunakan metode penelitian Universitas Jambi angkatan 2016, 2017
experimental dengan menggunakan dan 2018 yang aktif menjalankan
rancangan randomized controlled perkuliahan. Mengisi dan menyetujui
group design.35,36 Dimana pengukuran informed consent dan lembar observasi
pertama dilakukan setelah skrining. Tidak makan dan minum
mengkonsumsi minuman berkarbonasi yang mengandung karbohidrat
dan kedua setelah dilakukannya (sukrosa, fruktosa dan glukosa) 60
perlakuan (mengkonsumsi nanas) dan menit sebelum dilakukannya
kontrol (tidak mengkonsumsi nanas). penelitian.38 Sedangkan kriteria ekslusi
Populasi yang digunakan dalam adalah sedang mengandung (hamil),
penelitian ini adalah mahasiswa terutama hamil muda37, penderita
Fakultas Kedokteran dan Ilmu gastritis (maag, tukak lambung)38,
Kesehatan Universitas Jambi angkatan alergi terhadap buah nanas38, alergi
2016, 2017 dan 2018. Besar sampel terhadap minuman berkarbonasi38
dihitung dengan rumus fereder dan ,sedang mengkonsumsi obat-obatan
didapatkan jumlah minimal setiap dapat meningkatkan absorbsi obat
kelompok perlakuan atau kontrol seperti paracetamol39 ,obat-obatan
adalah 16 orang. Sehingga jumlah yang bersifat antikolinergik seperti
minimal sampel pada penelitian ini antidepresan, anxiolitik, antihistamin,
adalah 32 orang yang terbagi kedalam anti hipertensi dan antipsikolitik15,
dua kelompok. Pada saat penelitian merokok16, puasa16 dan mengkonsumsi
berlangsung total sampel terdiri dari 42 alkohol16
orang yang dibagi menjadi menjadi 2 Cara pengambilan sampel dalam
kelompok yang masing-masing penelitian ini yaitu dengan metode
berjumlah 21 orang. Penelitian ini Disproportionte Stratified random
dilaksanakan di Laboratorium sampling, dengan memilih wakil dari
Biomedik Fakultas Kedokteran dan setiap kelompok (angkatan). Wakil
dari setiap angkatan akan dipilih secara
acak dengan cara menyabarkan 50 responden dapat dilihat dari tabel 4.1
informed consent, lalu mahasiswa yang dibawah ini.
menyetujui informed consent dan telah
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden
disaring berdasarkan kriteria ekslusi
Responden Jumlah Persentase
dan inklusi akan menjadi sampel dalam  Usia
penelitian. - 17 tahun 4 9,5 %
- 18 tahun 10 23,8 %
Cara pengumpulan data yang - 19 tahun 16 38 %
dilakukan dalam penelitian ini yaitu - 20 tahun 11 26,1 %
- 21 tahun 1 2,3 %
data diperoleh dengan menggunakan
 Jenis kelamin
data primer dimana peneliti secara - Perempuan 27 64,2 %
langsung mengecek hasil pengukuran, - Laki-laki 15 35,7 %
 Angkatan
yaitu pengukuran pertama dilakukan - 2016 17 40,4 %
setelah mengkonsumsi minuman - 2017 13 30,9 %
- 2018 12 28,5 %
berkarbonasi dan kedua setelah
dilakukannya perlakuan (mengkonsumsi
A. Gambaran hasil pH saliva responden
nanas) dan kontrol (tidak mengkonsumsi
nanas). Pengolahan data dilakukan Setelah dilakukan pengecekan pH
dengan cara editing, coding, data entry saliva pada sampel yang mengkonsumsi
atau processing, dan cleaning. Pada minuman berkarbonasi, mengkonsumsi
penelitian ini, akan dihitung frekuensi nanas dan tidak mengkonsumsi nanas
pada masing-masing kelompok dan diperoleh hasil rata-rata sebagai berikut:
kemudian disajikan dalam bentuk
1. Perbandingan hasil rata-rata pH
tabulasi dan diagram batang dengan
saliva kelompok karbonasi
menggunakan analisis bivariat.

Tabel 4.2 : Gambaran pH saliva


kelompok responden yang menjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN
kontrol karbonasi dan perlakuan
Karakteristik Responden
karbonasi setelah mendapatkan
Jumlah sampel yang di pakai
dalam penelitian ini adalah 42 orang minuman berkarbonasi

yang terdiri atas 27 sampel berjenis Kelompok Mean SD


kelamin perempuan dan 15 sampel
Kontrol Karbonasi 6,5652 0,23
berjenis kelamin laki-laki. Umur pada
Perlakuan Karbonasi 6,4138 0,32
sampel penelitian bervariasi antara 17
sampai 21 tahun. Distribusi karakteristik
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan rata-rata Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan rata-
pH saliva kelompok yang menjadi kontrol rata pH saliva kelompok yang menjadi
karbonasi adalah 6,5652 ± 0,23 dan rata- kontrol adalah 6,8252 ± 0,25 dan rata-
rata kelompok perlakuan karbonasi adalah rata kelompok perlakuan adalah 7,2505
6,4138 ± 0,32 dengan perbedaan (selisih) ± 0,26 dengan perbedaan (selisih) rata-
rata-rata kedua kelompok 0,1514. rata kedua kelompok 0,4253.

Rata-Rata pH Saliva Rata-Rata pH Saliva


6.6 7.3 Selisih = 0,4253 7.2505
6.5652 Selisih = 0,1514
6.55 7.2
7.1
6.5
7
6.45
6.4138 6.9 6.8252
6.4 6.8
6.35 6.7

6.3 6.6
Kontrol Karbonasi Perlakuan Karbonasi Kontrol Perlakuan
Rata-Rata pH Saliva
Rata-Rata pH Saliva

Grafik 4.2 : Perbedaan nilai rata-rata pH


Grafik 4.1 : Perbedaan nilai rata-rata pH
saliva kelompok kontrol dan kelompok
saliva kelompok kontrol karbonasi dan
perlakuan setelah mendapat perlakuan.
kelompok perlakuan karbonasi sebelum
mendapat perlakuan. B. Pengaruh mengkonsumsi buah nanas
(Ananas Comosus L. Merr) terhadap pH
2. Perbandingan hasil rata-rata pH saliva
saliva
kelompok perlakuan dan kontrol
Uji T berpasangan (Paired
Tabel 4.3 : Gambaran pH saliva kelompok
Samples T-Test) dilakukan untuk
responden kontrol dan perlakuan setelah
menguji hipotesis dalam penelitian ini.
mendapat perlakuan.
Uji T berpasangan di pakai untuk
Kelompok Mean SD mencari ada atau tidaknya perbedaan

Kontrol 6,8252 0,25 rata-rata pH saliva kelompok kontrol


karbonasi dengan kelompok kontrol dan
Perlakuan 7,2505 0,26
kelompok perlakuan karbonasi dengan
kelompok perlakuan. Kemudian
dilanjutkan dengan uji Independent
Sample T-Test untuk mencari perbedaan
rata-rata peningkatan (selisih) pH value 0,00) dengan selisih rata-rata 0,26
kelompok kontrol (kontrol karbonasi– dan pair 2 0,82762 ± 0,26567 (p-value
kontrol) dengan kelompok perlakuan 0,00) dengan selisih rata-rata 0,4253.
(perlakuan karbonasi – perlakuan). Jika nilai p – value ≤ 0,05 yang berarti
terdapat perbedaan antara variabel,
1. Uji Statistic Paired Samples T-Test
sedangkan jika nilai p – value bernilai >
Tabel 4.4 : Rata – rata hasil pH saliva 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan
antar variabel.
Pair 1 Pair 2
Rata - Kontrol Perlakuan Rata-rata pH saliva
Kontrol Perlakuan p – value = 0,000
rata Karbonasi Karbonasi
7.4 p – value = 0,000 7.2505
6.5652 6.8252 6.4138 7.2505 7.2
7 6.8252
6.8
6.5652
6.6 6.4138
Pada tabel 4.4 di dapatkan hasil nilai 6.4
6.2
rata-rata pH saliva kelompok kontrol
6
karbonasi adalah 6,56 sedangkan 5.8
Pair 1 Pair 2
kelompok kontrol adalah 6,82. Nilai
Karbonasi Kontrol / perlakuan
rata-rata pH saliva kelompok perlakuan
karbonasi adalah 6,41 sedangkan Grafik 4.3 : Perbedaan nilai rata-rata pH
saliva pair 1 dan pair 2
kelompok perlakuan 7,25.

Tabel 4.5 : Uji Statistic Paired Samples T- B. Uji Independent Sample T-Test

Test Tabel 4.6 : Uji Independent Sample T-Test


kelompok hasil N Mean Std. Deviation P - value
Std.
Kelompok Mean Selisih Deviatio p - value
n kelompok
21 0.2462 0.09292 0.000
kontrol
Selisih
Kontrol
Pair 1 Karbonasi - 0.24619 0.26 0.09292 0,000 pH kelompok
Kontrol 21 0.8276 0.26567 0.000
perlakuan
Perlakuan
Pair 2 Karbonasi - 0.82762 0.4253 0.26567 0,000
Perlakuan

Berdasarkan tabel 4.6 penentuan hipotesis


uji T berpasangan diterima jika nilai p-
Pada tabel 4.5 didapatkan nilai rata-rata
value ≤ 0,05 yang berarti terdapat
pair 1 adalah 0,24619 ± 0,09292 (p -
perbedaan antar kelompok kontrol dan
perlakuan namun, jika nilai p-value > 0,05 DAFTAR PUSTAKA
berarti tidak terdapat perbedaan antar 1. Statistik kementerian lingkungan
hidup dan kehutanan tahun 2015.
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Yogyakarta: 2015 (diakses 12
Tabel 4.5 menunjukan nilai p-value ≤ 0,05 maret 2018). Diunduh dari: URL:
www.menlhk.go.id/downlot.php?fi
dengan perbedaan rata-rata kedua
le=Statistik_KLHK_tahun_2015.pd
kelompok adalah 0,58143 (p-value = f
2. Nugroho, C. Pengaruh
0,000).
mengkonsumsi buah nanas terhadap
ph saliva pada anak santriwati usia
SELISIH RATA-RATA pH SALIVA 12-16 tahun pesantren perguruan
1 sukahideng kabupaten tasikmalaya.
p-value = 0,000 Jawa barat: Poltekkes Kemenkes
0.8 Tasikmalaya ; 2016.
0.82762
3. Rakhmat. F dan H. Fitri. Budidaya
pH Saliva

0.6
dan pasca panen nanas. Kalimantan
0.4 Timur: Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian; 2007. 21
0.2 4. Rakhmanda, A.P. Perbandingan
0.24619
efek antibakteri jus nanas (Ananas
0
KELOMPOK KONTROL KELOMPOK PERLAKUAN comosus (L) Merr.) Pada berbagai
konsentrasi terhadap Streptococcus
KELOMPOK KONTROL KELOMPOK PERLAKUAN
mutans. Semarang: Fakultas
Grafik 4.4 : Perbedaan nilai rata-rata pH Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2008
saliva kelompok kontrol dan kelompok 5. Rezky Lisna K., Juni H. Efek
perlakuan pengunyahan permen karet gula dan
xylitol terhadap status saliva.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
KESIMPULAN
Kesehatan Program Studi
Berdasarkan hasil penelitian yang kedokteran Gigi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dan
telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat
Bagian Biologi Mulut Fakultas
perbedaan nilai rata-rata pH saliva Kedokteran universitas Gajah
Mada; 2011.
responden yang mendapat perlakuan dan
6. Muthu M. S. dan Sivakumar N.
kontrol (grafik 4.1 dan 4.2). Terdapat Pediatric dentistry principles and
practice. New Delhi: Elsevier;
pengaruh konsumsi buah nanas (Ananas
2009. 198.
Comosus L. Merr) terhadap ph saliva 7. Ida Rahmawati. Fahmi said. dkk,.
2014. Perbedaan ph saliva antara
setelah mengkonsumsi minuman
sebelum dan sesudah
berkarbonasi, dengan perbedaan rata-rata mengkonsumsi minuman ringan.
Volume 6. Banjarbaru Kalimantan
kedua kelompok adalah 0,58143 (p-value =
Selatan: Jurnal Skala Kesehatan;
0,000) (tabel 4.6). 2014.
8. Aritonang, I. Hubungan frekuensi
minum soft drink terhadap ph saliva
dan angka dmf-t pada siswa/i kelas
xi ipa man 2 model jalan williem University Press; 2015. 6-8, 23-
iskandar no.7a kec. Medan 24,19-21
Tembung Tahun 2014. Medan: 17. Annisa Audies. Uji efektivitas
Jurnal Ilmiah PANNMED; 2014. 9 antibakteri ekstrak kulit nanas
9. Australian Goverment. The biology (ananas comosus. l) terhadap
of ananas comosus var. comosus pertumbuhan Streptococcus mutans
(Pineapple). version 2. Australian: penyebab karies gigi. Padang:
Departement of Health and Ageing Universitas Andalas; 2015.
Office of the Gene Tecnology 18. Snell, Richard. S. Anatomi klinis
Regulator Australian; 2008. 12-13 berdasarkan sistem. Dialih
10. Verheij, E.W.M. dan Coronel, R.E. bahasakan oleh Sugarto L. Jakarta:
Sumber daya hayati Asia Tenggara EGC; 2015. 53-54
2. Prosea. Jakarta: PT. Gramedia 19. George L. Adams, Lawrence R.
Pustaka Utama; 1997. Boies, Peter H. Higler. Boies buku
11. Riana, E. Keanekaragaman genetik ajar penyakit thtdialih bahasakan
nenas (Ananas comosus L.Merr.) di oleh Caroline Wijaya. Jakarta :
kabupaten Kampar Provinsi Riau EGC; 1997. 306
berdasarkan karakterisasi morfologi 20. Ida Rahmawati. Fahmi said. Dkk.
dan pola pita isozim peroksinase. Perbedaan pH saliva antara sebelum
Riau: Fakultas Matematika dan dan sesudah mengkonsumsi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam minuman ringan. Banjarbaru
Univesitas Negeri Riau; 2012. Kalimantan Selatan: Jurnal Skala
12. Hafid Puspa S. Pengaruh berkumur Kesehatan Vol. 6; 2014.
larutan ekstrak bonggol nanas 21. Guyton, A. C., Hall, J. E. Buku ajar
(ananas comosus (l .) merr.) fisiologi kedokteran. Edisi 12.
terhadap peningkatan ph saliva Jakarta : EGC; 2014. 839-40
rongga mulut. Makassar: Fakultas 22. Suwanto, Martini, Sayono.
Kedokteran Gigi Universitas Hubungan derajat keasaman saliva
Hasanuddin; 2016. dengan karies gigi pada siswa sd
13. Siti Maryam. Ekstrak enzim negeri jakenan kecamatan Jakenan
bromelin dari buah nanas (Ananas kabupaten Pati tahun 2005.
comosus L.Merr.) dan Semarang: Fakultas Kesehatan
pemanfaatannya pada isolasi DNA. Masyarakat Universitas
Semarang : Jurusan Biologi Muhammadiyah Semarang; 2005.
Fakultas Matematika dan Ilmu 23. Shandy Hidayat. Rosihan Adhani.
Pengetahuan Alam Universitas dkk. Perbedaan pH saliva
Negeri Semarang; 2009. menggosok gigi sebelum dan
14. Hossain MF, Akhtar S, Anwar M. sesudah mengkonsumsi makanan
Nutritional value and medicinal manis dan lengket. Banjarmasin:
benefits of pineapple. International Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Journal of Nutrition and Food Lambung; 2014.
Sciences (INJFS); 2015. 84-8. 24. Andian Ari A., M.Sc. Bahan ajar
15. Tecky Indriana. Perbedaan laju kimia dasar. Yogyakarta: Program
aliran saliva dan ph karena Studi Teknik Boga Fakultas Teknik
pengaruh stimulus kimiawi dan Universitas Negeri Yogyakarta;
mekanis. Jember: Jurnal 2008.
Kedokteran Meditek Universitas 25. Corning incorporated., Instruction
Jember Vol. 7; 2011. manual of 430 pH meter. New
16. Kusuma Nila. Fisiologi dan York: Science Products Division
patologi saliva. Padang: Andalas Corning New York USA; 1992. 10
(diakses 16 maret 2018). Diunduh Pontianak: Unnes Journal of Public
dari: URL: https://pim- Health Universitas Muhammadiyah
resources.coleparmer.com/instructi Pontianak; 2017.
on-manual/58905-00-05.pdf 33. Lapau, Buchari. Metode penelitian
26. Widyastuti A. Hardita. Perbedaan kesehatan edisi revisi. Jakarta:
jumlah flora normal rongga mulut Yayasan pustaka obor Indonesia;
pada usia lanjut dan dewasa yang 2013.
pernah menerima pengobatan 34. Budiarto, Eko. Metodologi
antibiotik di Bandar Lampung. penelitian kedokteran. Jakarta:
Lampung : Fakultas Kedokteran EGC; 2003.
Universitas Lampung; 2016. 35. Federer W. Statistics and society:
27. Brooks, G.F., Janet, S.B., Stephen Data collection and interpretation.
A.M. Jawetz, Melnick and 2nd ed. New York: Marcel Dekker;
Adelbergs, Mikrobiologi 1991.
kedokteran Edisi 23, Alih Bahasa 36. Rezky Lisna K., Juni H. Efek
oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Pengunyahan permen karet gula dan
Wasito, E.B., Mertaniasih, N.M., xylitol terhadap status
Harsono, S., dan Alimsardjono, L. saliva.Yogyakarta: Fakultas
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
EGC; 2007. 200 Program Studi kedokteran Gigi
28. Nur Fitrianti. Perilaku konsumsi Universitas muhammadiyah
minuman ringan (softdrink) dan pH Yogyakarta dan Bagian Biologi
saliva dengan kejadian karies gigi. Mulut Fakultas Kedokteran
Pontianak: Unnes Journal of Public universitas Gajah Mada; 2011.
Health Universitas Muhammadiyah 37. Irfan Silaban, Soraya Rahmanisa.
Pontianak; 2017. Pengaruh enzim bromelin buah
29. Rirattanapong, P. Effect of soft nanas ( ananas comosus L.)
drinks on the release of calcium terhadap awal kehamilan. Lampung
from enamel surfaces: Southeast : Bagian Biomedik Fakultas
Asian Journal Tropical Medicine Kedokteran Universitas Lampung;
Public Health, 44 (5); 2013. 27-30. 2016.
30. Prasetya Rendra C. Perbandingan 38. Sri Hartati. Dkk. Hubungan pola
jumlah koloni bakteri saliva pada makan dengan resiko gastritis pada
anak-anak karies dan non karies mahasiswa yang menjalani sistem
setelah mengkonsumsi minuman kbk. Riau: Fakultas Kedokteran
berkarbonasi: Indonesian Journal Universitas negeri Riau; 2014
of dentistry Fakultas Kedokteran 39. Yunanda Eka H.,Pengaruh jus buah
Gigi Universitas Jember; 2008;15 nanas (Ananas camosus (L.) Merr)
(1): 65-70 terhadap profil farmakokinetik
31. Alamsyah, Zefry, Sumarwan, paracetamol pada tikus putuh jantan
Ujang, Hartoyo, Yusuf Eva. (Rattus Norvegicus) galur Wistar.
Analisis faktor-faktor yang Pontianak: Fakultas Kedokteran
mempengaruhi pilihan jenis Program Studi Farmasi Universitas
minuman pada situasi konsumsi Tanjungpura Pontianak; 2013.
hang-out dan celebration. Jurnal
Manajemen dan Organisasi vol. I,
no. 1; 2010.
32. Nur Fitrianti. Perilaku konsumsi
minuman ringan (softdrink) dan pH
saliva dengan kejadian karies gigi.

You might also like