Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ISSN:2085-6989

PERBANDINGAN KINERJA KERAMIK DAN RESIN EPOKSI


SEBAGAI ISOLATOR TEGANGAN MENENGAH 20 KV
DI DAERAH BERIKLIM TROPIS
( Comparison of Ceramics and Epoxy Resin Performance
as 20 kV Outdoor Insulator in Tropical Environment )

Oleh :
Valdi Rizki Yandri
Politeknik Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang 25163
(+628122029256, valdi_rizki@yahoo.com)

ABSTRACT

Nowadays, ceramics and resin epoxy have been used in many sectors. In electrical engineering,
ceramics and resin epoxy can be used for insulation. In order to used optimizely, dielectrics and physics
characteristic of these materials must be stable although it has experienced aging. To know the
characteristics of these materials, some testing are done like electrical testing and physical testing.
Electrical characteristics which will be examined are forecast of flashover voltage and leakage current.
Physical characteristic which will be tested is hydrophobicity. Another phenomenon which will be tested
is the effect of dry band arcing to insulator performance. Dry band is formed at insulator surface because
of high pollution and environmental humidity. This incident can cause out of order of insulator. Beside
that, comparison of other parameters are done which are gotten from insulator company.
In this research, ceramics and epoxy resin will be tested their characteristics in a chamber which
its condition likes tropical climate. So, data about ceramics and epoxy resin will be gotten in all kinds of
pollution, humidity, and temperature in tropical environment. Contact angle of ceramics insulator before
leakage current measurement is 25 degree whereas for epoxy resin insulator is 88 degree. It means that
epoxy resin insulator is more hydrophobic than ceramics insulator. Leakage current of ceramics
insulator in clean condition at temperature 25 °C and humidity 70-80 % be concerned with 1.15 to 22.90
µA whereas leakage current of epoxy resin insulator be concerned with 1.08 to 21.80 µA. After
characteristics of these materials have been gotten, leakage current characteristics and forecast of
flashover voltage are compared. Based on data analysis which have been done, ceramics insulator is
suitably used in lowland and epoxy resin insulator is suitably used in upland.

Keyword : Ceramics, Epoxy Resin, Insulator, Hydrophobicity,

PENDAHULUAN Kelebihan tersebut adalah sifat mekanik


yang lebih baik, keretakan dan
Terdapat dua jenis material isolator yang kebocoran yang rendah, ketahanan
telah digunakan di Indonesia, yaitu terhadap busur listrik (arc) dan massa
keramik dan gelas. Jenis material lain jenis yang rendah.
yang dapat digunakan sebagai isolator
Lingkungan tropis ditandai dengan
adalah polimer. Salah satu polimer yang
kelembaban tinggi, curah hujan tinggi,
dapat digunakan sebagai isolator adalah
radiasi sinar matahari tinggi dan
resin epoksi. (Yandri Kahar, 1998)
frekuensi petir cukup tinggi
Resin epoksi dapat diaplikasikan untuk dibandingkan dengan iklim lain.
membuat isolator pasangan luar Misalnya, wilayah dataran rendah
(outdoor insulator) yang digunakan pada memiliki kisaran temperatur 30 – 35 °C
sistem tegangan menengah 20 kV di dan kelembaban 50 – 80 % sedangkan
lingkungan tropis (Yandri Kahar, 1998). wilayah dataran tinggi memiliki kisaran
Hal itu disebabkan oleh beberapa temperatur 20 – 25 °C dan kelembaban
kelebihan yang dimiliki resin epoksi 70 – 98 %. (Yandri Kahar, 1998). Hasil
dibandingkan keramik dan gelas. penelitian tentang komposisi resin

Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 45


ISSN:2085-6989

epoksi menunjukkan bahwa resin epoksi iklim tropis. Setelah didapat data-data
dengan nilai stokiometri (NS) sebesar tentang kedua isolator tersebut,
1,055 memberikan kinerja yang optimal dilakukan analisis untuk
sebagai isolasi tegangan tinggi di membandingkan kinerja material
lingkungan tropis (Yandri Kahar, 1998). keramik atau resin epoksi sebagai
isolator pasangan luar (outdoor
Material lainnya seperti keramik
insulator) pada sistem tegangan
memiliki kelebihan diantaranya adalah
menengah 20 kV di lingkungan tropis.
kekuatan mekanik yang lebih baik dan
tidak mudah mengalami degradasi.
Namun, material ini bersifat hidrofilik, Material Isolasi
memiliki massa jenis yang tinggi dan Secara umum, terdapat tiga jenis
mudah pecah. material sebagai bahan dasar isolator
pasangan luar dalam bidang
Kedua material tersebut memiliki
ketenagalistrikan. Ketiga jenis material
berbagai kelebihan dan kekurangan.
tersebut adalah keramik, gelas dan
Oleh karena itu, perlu dilakukan
polimer. Isolator jenis keramik dan gelas
penelitian untuk membandingkan kinerja
telah dipakai dalam jangka waktu yang
isolator keramik dan resin epoksi jika
lebih lama dibandingkan dengan jenis
digunakan di lingkungan tropis.
polimer.
Penelitian ini menggunakan isolator
pasangan luar (outdoor insulator) Seiring dengan perkembangan dalam
keramik dan resin epoksi tipe pin untuk teknologi material, isolator jenis polimer
Saluran Udara Tegangan Menengah mulai dapat menggantikan isolator jenis
(SUTM) 20 kV. Karateristik yang diteliti keramik dan gelas. Hal itu disebabkan
adalah karakteristik elektrik dan fisik. oleh beberapa keunggulan yang dimiliki
Besaran-besaran elektrik yang akan isolator jenis polimer, diantaranya adalah
diteliti adalah arus bocor dan tegangan sifat dielektriknya yang lebih baik dan
lewat denyar (flashover voltage). massa jenisnya yang lebih kecil
Besaran fisik yang akan diteliti adalah dibandingkan dengan isolator jenis
hidrofobisitas. keramik dan gelas.
Selain karakteristik tersebut, hal lain Pada sistem distribusi tegangan
yang akan diteliti adalah dampak menengah 20 kV, material isolasi tipe
fenomena pita kering (dry band) pin yang telah lazim digunakan adalah
terhadap kinerja resin epoksi. Pada keramik. Saat ini, polimer pun telah
kondisi lingkungan dengan polusi tinggi mulai digunakan sebagai isolator
dan kelembaban tinggi, lapisan polutan tegangan menengah karena memiliki
menempel pada permukaan terjadi beberapa kelebihan. Jenis polimer yang
pembasahan (wetting) sehingga arus digunakan adalah resin epoksi.
bocor yang mengalir dapat menyebabkan
pemanasan polutan pada lapisan. Keramik
Lapisan ini dapat membentuk pita kering Jenis keramik yang sering dipakai
(dry band) akibat dialiri arus bocor yang sebagai material isolasi dalam bidang
terus menerus. Hal ini dapat ketenagalistrikan adalah keramik
menyebabkan kerusakan pada isolator. (4K2O.Al2O3.3SiO2), steatit, quartz
(Suwarno, 2006) (SiO2) dan alumina (Al2O3). Keramik
Dalam penelitian ini, isolator keramik dan steatit tidak bereaksi terhadap
dan resin epoksi diuji karakteristiknya di polutan seperti asam dan alkali. Alumina
dalam suatu ruang uji (chamber) yang memiliki kekuatan mekanik dan sifat
diatur kondisinya sehingga menyerupai isolasi yang baik. Isolator tegangan

46 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010


ISSN:2085-6989

tinggi yang terbuat dari keramik terdiri Metaphenylene-diamine (MPDA).


dari 50 % tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O), Reaksi kimia pembentukan resin epoksi
25 % silika dan 25 % keramik ditunjukkan dalam Gambar 1. (Yandri
(4K2O.Al2O3.3SiO2). Isolator ini Kahar, 1998).
memiliki kekuatan dielektrik sebesar 2 –
Nilai n pada rantai seperti gambar 1 akan
12 kV/mm dan nilai konstanta dielektrik
bersesuaian dengan fasa material resin
sebesar 6. (Andang, 2006)
epoksi. Pada n = 0,1, resin epoksi
berfasa cair (liquid), sedangkan bila n >
Resin Epoksi 2, resin epoksi berwujud padat (solid).
Salah satu contoh polimer yang dapat Hal ini berkaitan dengan tingkat
digunakan sebagai bahan dasar isolator kepadatan molekular material resin
pasangan luar dalam bidang epoksi hasil cetakan. Berdasarkan gugus
ketenagalistrikan adalah resin epoksi. fungsinya, resin epoksi termasuk jenis
(Parlinggoman Parhusip, 2006). polieter. Pada gugus fungsi resin epoksi,
terdapat cincin epoksida yang terdiri dari
Resin epoksi termasuk jenis termoset. tiga komponen seperti ditunjukkan
Polimer ini memiliki beberapa sifat, dalam Gambar 2. (Sopyan, 2001). Jika
yaitu : tersambung dengan cincin epoksida
1. Dibentuk dengan pematangan lainnya, maka terbentuk senyawa
(curing), diepoksida seperti dalam Gambar 3
dimana R adalah senyawa Bisphenol-A.
2. Mengalami perubahan sifat jika (Masao, 1996)
dipanaskan pada suhu tinggi,
Untuk memperbaiki kekuatan mekanik
3. Tersusun dari ikatan kovalen yang material isolasi resin epoksi, maka
kokoh dan padat, dibentuk ikatan silang (crosslinking)
4. Memiliki sifat isolasi listrik dan antar cincin epoksida. Agar terbentuk
termal yang baik. ikatan silang antar cincin epoksida, maka
digunakan agen pematangan (curing
5. Memiliki hidrofobisitas yang tinggi. agent). Agen pematangan yang sering
Dalam pembuatannya, resin epoksi digunakan adalah senyawa diamina
dibentuk dengan mencampurkan dua (NH2R’NH2). Senyawa diamina
jenis bahan pada temperatur ruang (27 akan bereaksi dengan resin epoksi
°C) dan tekanan 1 atm sehingga sehingga cincin epoksida terbuka dan
dihasilkan produk berwarna bening terjadi penggabungan antara cincin
(Sopyan, 2001). Kedua jenis bahan epoksida dengan diamina. Setelah
tersebut adalah senyawa Diglycidil ether mengalami reaksi pematangan, resin
of bisphenol-A (DGEBA) dan epoksi menjadi memiliki ikatan silang
seperti dalam Gambar 2. (Sopyan, 2001).
CH3 O
O
CH2 CHCH2O C OCH2CH CH2 +

CH3

CH3
NaOH
CH2 O C O CH2 + n CH2 CHCH2Cl

CH3
O
n
Bisphenol-A

Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 47


ISSN:2085-6989

CH3 OH CH3
O O

CH2 CHCH2 O C OCH2CHCH2 O C OCH2CH CH2

CH3 CH3
n
Resin Epoksi
Gambar 1. Reaksi Kimia Pembentukan Resin Epoksi

OH OH

R CH CH2 CH2 CH R

N R' N
R CH CH2 CH2 CH R

OH OH
Gambar 2. Struktur Resin Epoksi setelah Pematangan

Resin epoksi mulai digunakan sebagai diantaranya adalah kondisi lingkungan.


isolator pada tahun 1960. Dalam Suatu keuntungan penggunaan resin epoksi
pembuatannya, resin epoksi dicampur adalah terdapatnya peluang untuk
dengan bahan isi (filler) untuk mengoptimasi kinerjanya melalui dosis
memperbaiki karakteristiknya. Oleh karena agen pematangan dan/atau bahan isi
itu, isolator ini sering disebut isolator (Latief, 2006).
komposit (campuran).
Bahan dasar isolator keramik dan resin
Kinerja resin epoksi ditentukan oleh dua epoksi memiliki kelebihan dan
hal, yaitu unsur-unsur di dalam bahan dan kekurangan. Dalam Tabel 1 berikut ini,
unsur-unsur di luar bahan. Unsur-unsur di dikemukakan perbandingan material
dalam bahan diantaranya adalah jenis dan isolasi keramik dan resin epoksi.
dosis agen pematangan serta jenis dan (Suwarno, 2006).
dosis bahan isi. Unsur-unsur di luar bahan

Tabel 1. Perbandingan Material Isolasi Keramik dan Resin Epoksi


Material Kelebihan Kekurangan
Keramik  Tahan terhadap berbagai  Memiliki massa jenis yang tinggi
kondisi lingkungan sehingga  Mudah pecah
tidak mudah mengalami
degradasi dan tahan lama  Sering muncul rongga udara pada
proses pembuatan
 Memiliki kekuatan dielektrik
dan mekanik yang baik  Memiliki bentuk geometri yang
kompleks
 Biaya pembuatan lebih murah
 Bersifat hidrofilik

48 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010


ISSN:2085-6989

Resin  Ringan sehingga dapat  Mudah mengalami proses penuaan


Epoksi menurunkan biaya instalasi (aging) dan degradasi pada permukaan
 Tahan polusi akibat adanya stress listrik dan termal.

 Bersifat hidrofobik  Proses pembuatan lebih mahal


dibandingkan dengan isolator keramik
 Membutuhkan waktu yang dan gelas
singkat dalam proses
 Memiliki kekuatan mekanik yang kurang
pembuatan
baik
 Memiliki kekuatan dielektrik
yang baik

Karakteristik Material 1. Tegangan lewat denyar bolak-balik


Setiap material memiliki karakteristik yang pada keadaan kering,
unik. Karakteristik material diantaranya 2. Tegangan lewat denyar bolak-balik
adalah karakteristik elektrik, dan fisik. pada keadaan basah,
Kdua jenis karakteristik suatu isolator
3. Karakteristik tegangan-waktu yang
tergantung pada konstruksi dan jenis bahan
diperoleh dari tegangan surja standar.
yang digunakan. Ketiga karakterisik ini
saling berkaitan. Sebagai contoh, Tegangan lewat denyar bolak-balik
karakteristik fisik seperti hidrofobisitas digunakan untuk memperkirakan kekuatan
dapat mempengaruhi karakteristik elektrik elektrik isolator jika memikul tegangan
suatu isolator. lebih internal. Karakteristik tegangan-
waktu digunakan untuk memperkirakan
kekuatan elektrik isolator jika memikul
Karakteristik Elektrik tegangan lebih surja akibat sambaran petir.
Seluruh isolator dirancang sedemikian agar Tegangan lewat denyar bolak-balik kering
tegangan tembusnya jauh lebih besar adalah karateristik utama dari isolator yang
daripada tegangan lewat denyarnya. dipasang pada ruangan tertutup. Tegangan
Tegangan tembus suatu sistem isolasi lewat denyar ditentukan pada keadaan
adalah nilai tegangan yang mengakibatkan permukaan isolator kering dan bersih.
bahan dielektrik kehilangan sifat isolasi Tegangan lewat denyar dinyatakan pada
untuk sementara atau selamanya melalui keadaan standar, yaitu pada saat
suatu proses peluahan (L. Tobing, 2003). temperatur udara 20 ºC dan tekanan udara
Dengan demikian, kekuatan dielektrik 760 mmHg.
suatu isolator ditentukan oleh tegangan
Tegangan lewat denyar kering di
lewat denyarnya.
sembarang temperatur dan tekanan udara
Tegangan lewat denyar adalah nilai dapat ditentukan dengan persamaan
tegangan yang mengakibatkan terjadinya berikut: (Latief, 2006)
lewat denyar (flashover) di permukaaan
V = δ Vs
isolator. Kekuatan dielektrik dan nilai
tegangan yang dapat dipikul isolator tanpa dengan :
terjadi lewat denyar dapat diperkirakan
dari tiga karakteristik dasar isolator (L. V = tegangan lewat denyar isolator pada
Tobing, 2003). Ketiga karakteristik sembarang keadaan udara
tersebut adalah : Vs = tegangan lewat denyar isolator pada
keadaan standar

Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 49


ISSN:2085-6989

δ = faktor koreksi udara ; Hidrofobisitas menyatakan mudah


tidaknya suatu isolator bereaksi dengan air.
0,386 b
δ = Untuk menyatakan suatu isolator bersifat
273 + ψ hidrofobik atau tidak hidrofobik
ψ = temperatur udara (ºC) (hidrofilik), maka dilakukan pengukuran
sudut kontak. Jika nilai sudut kontak lebih
b = tekanan udara (mmHg) besar dari 90º, maka dapat diartikan
isolator bersifat hidrofobik.
Tegangan lewat denyar bolak-balik basah Sudut
suatu isolator sangat penting untuk kontak
diketahui jika isolator akan dipasang di
ruang terbuka. Tegangan lewat denyar (a) Permukaan yang Bersifat Hidrofilik
bolak-balik suatu isolator merupakan
gambaran kekuatan dielektrik isolator
tersebut pada saat basah akibat air hujan. Sudut
Sifat air yang membasahi suatu isolator
dicirikan atas tiga hal, yaitu intensitas, arah
kontak
dan konduktivitas air yang membasahi (b) Permukaan yang Bersifat Hidrofobik
isolator perlu distandardisasi. Menurut
Standar IEC No. 60-1 , ciri-ciri air yang Gambar 3. Reaksi Permukaan Isolator
membasahi isolator saat pengujian adalah : dengan Air
1. Intensitas penyiraman 3 mm/menit,
2. Resistivitas air 104 Ω.cm,
3. Arah penyiraman air membentuk Fenomena Arus Bocor (Leakage
sudut 45º dengan sumbu tegak Current)
isolator. Timbulnya arus bocor diawali oleh adanya
Tegangan lewat denyar bolak-balik basah lapisan konduktif pada permukaan isolator
suatu isolator juga bergantung pada (Philips, 2002). Lapisan konduktif
kondisi udara. Tegangan lewat denyar terbentuk akibat adanya kontaminasi
basah di sembarang tekanan udara dapat polutan di permukaan isolator. Polutan
ditentukan dengan persamaan berikut : yang menempel di permukaan isolator ini
(Latief, 2006) dapat bersifat konduktif atau non
konduktif.
 b 
V = 0,5 Vs 1 +  Arus bocor yang mengalir pada permukaan
 760  isolator memiliki temperatur tinggi
dimana : sehingga menyebabkan penguapan
V = tegangan lewat denyar isolator pada sebagian pada permukaan isolator yang
sembarang keadaan udara basah dan dilalui arus bocor dengan
kerapatan tinggi. Penguapan sebagian pada
Vs = tegangan lewat denyar isolator pada permukaan isolator yang dilalui rapat arus
keadaan standar bocor ini dapat menyebabkan terbentuknya
b = tekanan udara (mmHg) pita kering (dry band).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,
arus bocor yang mengalir di permukaan
Karakteristik Fisik
isolator tidak berupa gelombang sinusoidal
Karakteristik fisik suatu isolator yang perlu murni (Kusumawan Ardianto, 2006).
diperhatikan adalah hidrofobisitas. Penelitian tersebut dilakukan pada sampel
50 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010
ISSN:2085-6989

isolator resin epoksi dengan tiga kondisi, Gambar 6. Isolator Resin Epoksi
yaitu kondisi bersih, kondisi terpolusi
lapisan kaolin serta kondisi terpolusi
lapisan kaolin dan garam. Gambar 4 Penelitian dimulai dengan pengukuran
memperlihatkan bentuk gelombang arus sudut kontak kemudian dilanjutkan
bocor pada isolator yang terpolusi. pengukuran arus bocor di berbagai kondisi
cuaca. Pengukuran arus bocor dilakukan
dalam ruang uji (chamber). Setelah itu,
dilakukan analisis data untuk
memperkirakan tegangan lewat denyar
dengan menggunakan metode regresi
linier. Urutan penelitian selengkapnya
dapat dilihat dalam Gambar 7. Rangkaian
pengukuran arus bocor dapat dilihat pada
gambar 8. (Vosloo, 2004). Skema
pengukuran sudut kontak dapat dilihat
pada gambar 9.
Mulai
Gambar 4. Bentuk Gelombang Arus
Bocor pada Isolator Terpolusi Pengukuran
Sudut Kontak

METODOLOGI PENELITIAN
Kabut Tidak
Kabut Garam
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Bersih

penelitian ini bertujuan untuk


Ya
membandingkan kinerja isolator keramik
dengan resin epoksi agar dapat digunakan Isolator Tidak Isolator
secara optimal sebagai isolator tegangan terkontaminasi Bersih
menengah 20 kV di lingkungan tropis
Ya
seperti ditunjukkan pada gambar 5 dan 6.
Pengaturan
Kelembaban dan Temperatur Chamber

Pengukuran
Arus Bocor

Pengambilan
Data Pengukuran

Tidak Data
Cukup ?

Gambar 5. Isolator Keramik Ya

Analisis Data

Penulisan
Laporan

Selesai

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian

Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 51


ISSN:2085-6989

Meja kontrol
Rpelindung Isolator pemisah (IU)
(375 Ω , 60 W)

I solat or uji
C = 100 pF
Sumber jala-jala Osiloskop
220 V AC Sela Bola
Kabel
Ruang Uji GPIB
(Chamber ) Rs hunt Kabel koaksial
Trafo tegangan Komputer
CF
220 V / 100 kV
Alat ukur
tegangan puncak
Arrester

Gambar 8. Rangkaian Pengukuran Arus Bocor

Gambar 9. Skema Peralatan Pengukuran Sudut Kontak

HASIL PENGUKURAN
Berdasarkan pengukuran dalam penelitian
ini, maka didapat hasil-hasil seperti
ditunjukkan pada tabel 2, 3, 4 dan 5

Tabel 2. Perbandingan Isolator Keramik dan Resin Epoksi


berdasarkan Tegangan Lewat Denyar per Jarak Rayap

Tegangan Lewat Denyar


Ketika Kelembaban Isolator
Konduktivitas Polutan
Tinggi (kV/mm) yang lebih baik
Keramik Resin Epoksi
bersih (tanpa polutan) 0,15 0,16 Resin Epoksi
terpolusi lapisan kaolin + NaCl
0,10 0,15 Resin Epoksi
(konduktivitas 24 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl 0,06 0,13 Resin Epoksi
(konduktivitas 36 mS/cm)
52 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010
ISSN:2085-6989

Tegangan Lewat Denyar


Ketika Kelembaban Isolator
Konduktivitas Polutan
Rendah (kV/mm) yang lebih baik
Keramik Resin Epoksi
bersih (tanpa polutan) 0,21 0,20 Keramik
terpolusi lapisan kaolin + NaCl 0,13 0,20 Resin Epoksi
(konduktivitas 24 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl
0,11 0,19 Resin Epoksi
(konduktivitas 36 mS/cm)

Tabel 3. Perbandingan Isolator Keramik dan Resin Epoksi berdasarkan Parameter Arus
Bocor
Isolator yang lebih baik
Konduktivitas Polutan
Kelembaban Tinggi Kelembaban Rendah
bersih (tanpa polutan) Resin Epoksi Keramik
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Keramik
(konduktivitas 6 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Keramik
(konduktivitas 12 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Keramik
(konduktivitas 24 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Keramik
(konduktivitas 36 mS/cm)
bersih di kamar kabut garam Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 6 mS/cm)
bersih di kamar kabut garam Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 12 mS/cm)
bersih di kamar kabut garam Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 24 mS/cm)
bersih di kamar kabut garam Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 36 mS/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi
garam (konduktivitas 6 ms/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi
garam (konduktivitas 12 ms/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi
garam (konduktivitas 24 ms/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi

Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 53


ISSN:2085-6989

garam (konduktivitas 36 ms/cm)

Tabel 4. Perbandingan Isolator Keramik dan Resin Epoksi berdasarkan Parameter THD

Isolator yang memiliki THD lebih tinggi


Konduktivitas Polutan
Kelembaban Tinggi Kelembaban Rendah
bersih (tanpa polutan) Resin Epoksi Keramik
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 6 mS/cm)
terpolusi lapisan kaolin + NaCl Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 12 mS/cm)
bersih di kamar kabut garam Resin Epoksi Resin Epoksi
(konduktivitas 6 mS/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi
garam (konduktivitas 6 ms/cm)
terpolusi kaolin di kamar kabut Resin Epoksi Resin Epoksi
garam (konduktivitas 12 ms/cm)

Tabel 5. Perbandingan Isolator Keramik dan Resin Epoksi berdasarkan Parameter


Lainnya

Parameter Isolator yang lebih baik


Hidrofobisitas Resin Epoksi
Berat isolator Resin Epoksi
Jarak rayap minimum Keramik
Diameter minimum Resin Epoksi

KESIMPULAN Berdasarkan data-data serangkaian


penelitian tersebut, dapat ditarik
Penelitian ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis. Pertama, pengukuran kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
arus bocor isolator dalam berbagai kondisi 1. Arus bocor isolator resin epoksi lebih
cuaca dan polutan. Kedua, pengukuran kecil daripada isolator keramik untuk
sudut kontak permukaan. Ketiga, analisis kondisi bersih dan terpolusi saat
tegangan lewat denyar isolator. kelembaban tinggi di kamar kabut
Tujuan penelitian ini sebagaimana telah bersih dan kamar kabut garam,
dijelaskan sebelumnya adalah untuk 2. Arus bocor di permukaan isolator
membandingkan kinerja isolator keramik keramik lebih kecil daripada isolator
dan resin epoksi di bawah pengaruh iklm resin epoksi untuk kondisi bersih dan
tropis. Isolator harus memiliki ketahanan terpolusi saat kelembaban rendah di
terhadap berbagai kondisi cuaca dan kamar kabut bersih,
polutan agar tetap berfungsi dengan baik.

54 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010


ISSN:2085-6989

3. Penurunan tegangan lewat denyar per Transformers. IEEE Transactions on


jarak rayap isolator keramik lebih Power Delivery : IEEE.
besar daripada isolator resin epoksi 3. Devendranath, D. 2002. Leakage
akibat adanya polutan, Current and Charge in RTV Coated
Insulators Under Pollution
4. Sudut kontak isolator keramik
Conditions. IEEE Transactions on
sebelum dan setelah pengukuran arus
Dielectrics and Electrical Insulation :
bocor adalah 25° dan 13° sedangkan
IEEE.
untuk isolator resin epoksi adalah
4. Doi, Masao. 1996. Introduction to
88° dan 81°,
Polymer Physics. Nagoya : Oxford.
5. Total Harmonic Distortion (THD) 5. El-Hag, Ayman H. 2003.
isolator keramik lebih kecil daripada Fundamental and Low Frequency
isolator resin epoksi untuk kondisi Harmonic Components of Leakage
terpolusi ringan (konduktivitas 6 Current as a Diagnostic Tool. IEEE
mS/cm) dan sedang (konduktivitas 12 Transactions on Dielectrics and
mS/cm) di kamar kabut bersih, Electrical Insulation : IEEE.
6. Total Harmonic Distortion (THD) 6. Gorur, R.S, Cherney, E.A, Burnham
isolator keramik lebih kecil daripada J.T. 1999. Outdoor Insulators.
isolator resin epoksi untuk kondisi Phoenix, Arizona, USA : Ravi S.
bersih, terpolusi ringan (konduktivitas Gorur Inc.
6 mS/cm) dan sedang (konduktivitas 7. Kusumawan Ardianto, Sigit. 2006.
Kinerja Material Isolasi Epoksi Resin
12 mS/cm) di kamar kabut garam,
sebagai Isolator Tegangan Tinggi
7. Dampak negatif fenomena pita kering pada Berbagai Kondisi Pengujian.
pada isolator keramik lebih besar Tugas Akhir : Institut Teknologi
daripada isolator resin epoksi karena Bandung.
penurunan tegangan lewat denyar 8. Latief, Melda. 2006. Unjuk Kerja
isolator keramik lebih besar daripada Isolator Pasangan Luar Polimer
isolator resin epoksi, Epoxy Resin 20 kV pada Berbagai
8. Berdasarkan parameter arus bocor, Kondisi Lingkungan. Tesis : Institut
tegangan lewat denyar, THD dan Teknologi Bandung.
sudut kontak, isolator resin epoksi 9. L. Tobing, Bonggas. 2003.
lebih cocok digunakan di daerah Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta :
dengan kelembaban tinggi dan PT. Gramedia Pustaka Utama.
terpolusi. Isolator keramik lebih cocok 10. Malik, N.H., Al-Atainy, A.A,
untuk digunakan di daerah dengan Qureshi, M.I. 1998. Electrical
kelembaban rendah. Insulation in Power Systems. Riyadh,
Saudi Arabia : Marcel Dekker Inc.
11. Otsubo, Masahisa. 2003. Evaluation
DAFTAR PUSTAKA of Insulation Performance of
Polymeric Surface using a Novel
1. Andang, Asep. 2006. Pengaruh Separation Technique of Leakage
Ketebalan dan Kekentalan Lapisan Current. IEEE Transactions on
Senyawa Silikon pada Unjuk Kerja Dielectrics and Electrical Insulation :
Isolator Keramik Post Pin 20 kV pada IEEE.
berbagai Kondisi Lingkungan. Tesis : 12. Park, Yong-Kwan. 2001. Leakage
Institut Teknologi Bandung. Current Monitoring and Outdoor
2. Chou, Chih-Ju. 2001. Distribution of Degradation of Silicone Rubber. IEEE
Earth Leakage Currents in Railway Transactions on Dielectrics and
Systems with Drain Auto- Electrical Insulation : IEEE.
Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010 | 55
ISSN:2085-6989

13. Parlinggoman Parhusip, Juniko.


2006. Kinerja Material Isolasi Epoksi
Resin Sebagai Isolator Tegangan
Tinggi pada Berbagai Kondisi
Pengujian. Tugas Akhir : Institut
Teknologi Bandung.
14. Permanasari, D. 2002. Karakteristik
Arus Bocor Pada Isolator Pasangan
Luar Polimer Ethylen Propylene
Monomer 20 kV pada Berbagai
Kondisi Lingkungan. Tugas Akhir :
Institut Teknologi Bandung.
15. Piah, M.A.M. 2004. Modeling
Leakage Current and Electric Field
Behavior of Wet Contaminated
Insulators. IEEE Transactions on
Power Delivery : IEEE.
16. Sopyan, Iis. 2001. Kimia Polimer.
Jakarta : Pradnya Pramita.
17. Suda, Tomotaka. 2005. Frequency
Characteristics of Leakage Current
Waveforms of a String of Suspension
Insulators. IEEE Transactions on
Power Delivery : IEEE.
18. Suwarno. 2006. Leakage Current
Waveforms of Outdoor Polymeric
Insulators and Possibility of
Application for Diagnostics of
Insulator Conditions. Journal of
Electrical Engineering & Technology,
Vol. 1, No. 1, pp. 114~119.
19. Vosloo, Wallace L. 2004. The
Practical Guide to Outdoor High
Voltage Insulators. London : Crown
Publications.
20. Yandri Kahar, Nes. 1998. Penelitian
tentang Epoksi Sikloalifatik Tuang
(EST) sebagai Bahan Isolasi Listrik
Tegangan Tinggi di Daerah Beriklim
Tropis. Disertasi : Institut Teknologi
Bandung.

56 | Elektron: Vol 2 No. 1, Edisi Juni 2010

You might also like