Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

JURNAL ILMIAH GO INFOTECH

Volume 22 No. 2, Desember 2016 ISSN : 1693-590x

SISTIM PENDINGIN TERHADAP EFISIENSI BAHAN BAKAR


DAN PANAS MESIN PADA DIESEL STASIONER

Agus Nugroho
AT AUB Surakarta

ABSTRACT
Now adays the need for saving fuel consumption has been a central issue in the field of energy , as well as in
the field of automotive demand for exterior and interior design of the aerodynamics , compact dimensions
and fuel consumption saving in addition to the purchase price and convenience in terms of the provision of
spare parts and service to one 's own consideration for consumers in the purchase of automotive products .
Moreover, the government is now going to implement the restrictions on the use of fuel as a result of price
increases . So that the condition of the vehicle must remain vibrant and efficient in fuel consumption ,
especially the components associated with the fuel . In terms of the dimensions of a compact and efficient fuel
consumption in an engine , these two can not be separated from the engine cooling performance because if
the engine cooling performance is good then there will be savings in terms of power and fuel consumption
required for cooling process . In the engine cooling process , the role of the dimensions of the cooling pump ,
cooling fan dimension , the rate of cooling and the shape of the radiator into the determinants of
performance of cooling machines , for stationary diesel engines used primarily public , engine cooling is not
so considered by the owner , relation to fuel consumption . From some of the above , in general, people are
much wear ; anyone wear hopper / barrel , which would be the radiator , which would be the drum / tub of
water with forced circulation and natural circulation . Judging from the results of the data showed that when
the diesel engine is loaded : If using the cooling system of the type hopper / barrel average engine
temperature 950 C and the fuel consumption is 490 cc. If the cooling system uses radiator -type engine
temperature average of 66 0C and the fuel consumption is 510 cc. Here it can be concluded that if the
temperature is low the engine more fuel consumption / wasteful . With a low coolant temperature will affect
the temperature of the combustion chamber which will result in maximum no burning or combustion process
is not perfect , so the more wasteful of fuel

Keywords : Cooling , fuel , diesel engines

I. PENDAHULUAN maka akan terdapat penghematan dalam hal


Dewasa ini kebutuhan akan konsumsi daya dan bahan bakar yang
penghematan konsumsi bahan bakar telah diperlukan untuk proses pendinginan.
menjadi isu sentral dalam bidang energi, Pada proses pendinginan mesin,
demikian juga dalam bidang otomotif tuntutan peranan dimensi pompa pendinginan, dimensi
akan desain eksterior dan interior yang fan pendingin, kecepatan pendinginan dan
aerodinamis, dimensi yang kompak dan bentuk radiator menjadi faktor-faktor penentu
konsumsi bahan bakar yang hemat disamping kinerja pendinginan mesin, untuk mesin disel
harga beli dan kemudahan dalam hal stasioner terutama yang digunakan
penyediaan spare parts dan service menjadi masyarakat, pendinginan mesin tidak begitu
satu pertimbangan sendiri bagi konsumen diperhatikan oleh pemiliknya, kaitanya
dalam membeli produk otomotif. Apalagi dengan komsumsi bahan bakar. Macam-
pemerintah sekarang akan menerapkan tentang macam pendinginan yang biasa dipakai adalah
adanya pembatasan pemakaian bahan bakar a. Tipe gentong/hopper yang harus selalu
akibat dari kenaikan harga. Sehingga kondisi ditambah air pada saat tertentu
kendaraan harus tetap prima dan hemat dalam b. Tipe radiator
pemakaian bahan bakar terutama komponen- c. Tipe bak/drum air dengan sirkulasi alam
komponen yang berhubungan dengan bahan d. Tipe bak/drum air dengan sirkulasi paksa
bakar. Dalam hal dimensi yang kompak dan Dari beberapa hal tersebut di atas,
konsumsi bahan bakar yang hemat dalam penelitian mengenai pengaruh tipe sistim
sebuah mesin, kedua hal tersebut tidak terlepas pendinginan terhadap komsumsi bahan bakar
dari unjuk kerja pendinginan mesin karena pada mesin disel stasioner, masyarakat masih
apabila unjuk kerja pendinginan mesin bagus banyak memakai; ada yang memakai

Halaman-49
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 22 No. 2, Desember 2016 ISSN : 1693-590x

hopper/gentong, ada yang memakai radiator, kemudian dilakukan pula pengamatan


ada yang memakai drum/bak air dengan mengenai komsumsi bahan bakar melalui
sirkulasi paksa maupun dengan sirkulasi alam. meter gelas penduga . Selanjutnya ada;lah
pengolahan data dan analisa lalu dievaluasi .
II. METODE PENELITIAN Langkah kedua adalah sama dengan langkah
Adapun langkah-langkah penelitian yang pertama tetapi dengan pembebanan.
direncanakan secara garis besar dapat
diterangkan sebagai berikut :
2.1. Langkah Pertama

Gambar 1. Alur Pengujian Tanpa Beban Gambar 2. Alur Pengujian Dengan Beban

Keterangan : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Pendingin tipe 1 adalah tipe hopper / 4.1. Hasil Penelitian
gentong
b. Pendingin tipe 2 adalah tipe radiator
c. Pendingin tipe 3 adalah dengan
penambahan drum / bak air di luar mesin
dengan sirkulasi alam.
d. Pendingin tipe 4 adalah dengan
penambahan drum / bak air di luar mesin
dengan sirkulasi paksa.
Untuk menentukan RPM yaitu dengan cara
menggeser tuas gas dalam dua titik , titik
pertama dengan asumsi Rpm menengah ,
kemudian titik kedua dengan asumsi Rpm
tinggi. Sehingga ketentuan Rpm bisa
dipastikan sama dengan metode penempatan
tuas gas dalam dua titik .
2.2. Langkah Kedua
Untuk meyakinkan agar Rpm pada semua
tahapan pengujian tidak berbeda maka pada
tuas gas diberi tanda Khusus ,seperti gambar
2. Baik langkah pertama maupun langkah
kedua , tahapan pelaksanaan penelitian adalah
Gambar 3. Mesin Diesel
sesuai bagan di gambar 2 :
Langkah pertama adalah uji tanpa beban ,
dimana setiap tipe pendingin baik pada Rpm
sedang maupun Rpm tinggi kita lakukan
pengamatan suhu maksimal yang dihasilkan,

Halaman-50
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 22 No. 2, Desember 2016 ISSN : 1693-590x

Kesimpulan sementara :
4.4. Penelitian ketiga dengan pendingin tipe
drum sirkulasi alam.
Pengambilan data tipe 3
Data hasil penelitian dengan menggunakan
pendingin tipe drum sirkulasi alam

Gambar 4. Mesin Diesel Data hasil penelitian dengan menggunakan


pendingin tipe drum sirkulasi paksa.
4.2 Penelitian pertama dengan Pendingin
tipe hopper/gentong
Data hasil penelitian dengan menggunakan
pendingin tipe hopper/gentong.

V. KESIMPULAN
Dilihat dari data hasil penelitian menunjukan
4.3 Penelitian kedua dengan Pendingin tipe bahwa saat mesin disel diberi beban:
radiator a. Jika memakai sistem pendingin tipe
Data hasil penelitian dengan menggunakan hopper/gentong suhu mesin rata-rata 95 0C
pendingin tipe radiator dan komsumsi BBM adalah 490 cc
b. Jika memakai sistem pendingin tipe
radiator suhu mesin rata-rata 66 0C dan
komsumsi BBM adalah 510 cc
Disini dapat disimpulkan bahwa jika
suhu mesin rendah komsumsi bahan bakar
lebih banyak / boros. Dengan suhu pendingin
rendah akan mempengaruhi suhu ruang bakar
yang akan berakibat pada tidak maksimalnya
proses pembakaran atau pembakaran tidak
sempurna, sehingga bahan bakar lebih boros.

Halaman-51
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 22 No. 2, Desember 2016 ISSN : 1693-590x

Untuk lebih mendapatkan hasil penelitian


yang akurat kedepan perlu diadakan penelitian
serupa dengan memanfaatkan peralatan
pendukung dan pencatat data yang lebih
lengkap, misalnya pemakaian alat pendeteksi
rpm agar dapat mengetahui rpm tinggi dan
rendah lebih kontinue.

DAFTAR PUSTAKA

ANSI/AMCA Standard, 1996, Standard for


Fans and Blowers, Air- Conditioning
and Refrigeration Institute, Virginia.

Anonim, 2001, Air Velocity Measurement and


Fan Characteristics, MMPE 402
Laboratory.

AMCA Standard, 2010, Guideline for


Mechanical Balance of Fans and
Blowers, Air- Conditioning and
Refrigeration Institute, Virginia.

Saputro, A, I., 2010, Studi Eksperimental


Pengaruh Variasi Opened-Closed
ImpelerTerhadap Unjuk Kerja Pompa
Sentrifugal, Tugas Akhir Sarjana,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Halaman-52

You might also like